Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENDAPATAN NASIONAL

OLEH :
AZKIA NIM : 2205903030028
ANDRIYANSAH NIM : 2205903030030
DIAN APRILIANSYAH. NIM :2205903030026
MIZAL SAPUTRA NIM : 2205903030029
TEGUH :

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap negara di dunia ini mempunyai konsepsinya sendiri-sendiri mengenai arah perkembangan
perekonomiannya. Untuk itu, mereka pun telah memilih corak atau sistem perekonomian yang
dirasa cocok dengan keadaannya masing-masing. Semua sistem perekonomian yang dewasa ini
terdapat di dunia, niscaya ada penganutnya. Suatu negara menganut sistem ekonomi Kapitalisme,
sedang yang lain memandang bahwa sistem Fasismelah yang terbaik sementara ada pula yang
memilih sistem ekonomi Sosialisme atau bahkan Komunisme. Hingga saat ini yang mulai banyak
dilirik adalah sistem ekonomi Islam, yang sebenarnya telah ada sejak Islam ada.

Di dalam teori ekonomi, pendapatan nasionl merupakan salah satu bagian yang menarik perhatian
untuk dibicarakan. Pendapatan nasional sampai saat ini masih tetap dianggap orang sebagai pilar
utama penyangga politik ekonomi. Artinya, ke arah peningkatan pendapatan nasional itulah
hampir semua kebijaksanaan di bidang perekonomian difokuskan.1
Setiap kegiatan ekonomi dalam suatu negara pasti berkaitan dengan pendapatan nasional.
Tingkat perkembangan ekonomi suatu negara juga dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya.
Usaha-usaha pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh setiap negara pasti diarahkan untuk
meningkatkan kestabilan pendapatan nasional.

Maka dari itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian pendapatan nasional,
ruang lingkup pendapatan nasional, metode perhitungannya, serta pandangan ekonomi Islam
terhadap pendapatan nasional itu sendiri.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PENDAPATAN NASIONAL

Secara sederhana pendapatan nasional dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan suatu negara pada periode tertentu biasanya satu tahun. Istilah yang terkait dengan
pendapatan nasional beragam antara lain; produk domestic bruto (gross domestic product/GDP),
produk nasional bruto (gross national product/GNP), serta produk nasional neto
(net national product/NNP).2
Perhitungan pendapatan nasional akan memberikan perkiraan GDP secara teratur yang merupakan
ukuran dasar dari performansi perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Selain itu
perhitungan pendapatan nasional juga berguna untuk menerangkan kerangka kerja hubungan
antara variabel makroekonomi, yaitu; output, pendapatan, dan pengeluaran.
Gambar diatas menjelaskan tentang adanya dua arus (flow), yaitu barang dan uang

1. Arus barang berupa penyerahan faktor produksi dari rumah tangga konsumen ke rumah
tangga produsen (1) dan penyerahan barang-barang dan jasa dari rumah tangga produsen
ke rumah tangga konsumen(4)
2. Sedangkan arus (flow) uang terjadi penerimaan pendapatan yang diperoleh rumah tangga
konsumen dari rumah tangga produsen (2) pengeluaran yang dilakukan rumah tangga
konsumen pada rumah tangga produsen (3)

Beberapa istilah mengenai pendapatan nasional:

 Produk Domestik Bruto (PDB) : Nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang
diproduksikan oleh faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara asing.
 Produk Nasional Bruto (PNB) : Nilai barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan
nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang
dimiliki oleh warga negara itu sendiri.
 Pendapatan Nasional Harga Berlaku : Pendapatan nasional yang dihitung dengan harga
berlaku, yakni nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan dari suatu negara dalam
satu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut.

 Pendapatan Nasional Harga Tetap (Riil) : Pendapatan nasional yang dihitung dengan Harga
tetap, yakni harga barang-barang dan jasa-jasa yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang
seterusnya digunakan (sebagai patokan) untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan
pada tahun-tahun berikutnya.
 Pendapatan Nasional Harga Pasar : Pendapatan nasional yang dihitung dengan harga pasar,
yakni apabila perhitungan nilai barang itu menggunakan harga yang dibayar oleh pembeli.
 Pendapatan Nasional Harga Faktor : Pendapatan nasional yang dihitung bergantung pada
jumlah pendapatan faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang tersebut.
B. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan nasional yang merupakan ukuran terhadap aliran uang dan barang dalam
perekonomian dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu:

1. Pendekatan produksi
2. Pendekatan pendapatan
3. Pendekatan pengeluaran

Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Produksi (GDP)


Pendapatan nasional dengan pendekatan produksi merupakan penjumlahan dari seluruh nilai
barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi masyarakat dalam periode tertentu.
Dengan pendekatan produksi, penghitungan pendapatan nasional dilakukan dengan cara
mengumpulkan data tentang hasil akhir barang-barang dan jasa-jasa untuk suatu periode tertentu
dari semua unit produksi yang menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa tersebut.
Jadi pendapatan nasional menurut pendekatan produksi adalah jumlah nilai tambah semua
barang dan jasa selama satu tahun. Barang dan jasa yang dimaksud adalah barang akhir (final
goods) atau barang jadi (finished goods), artinya barang yang langsung dapat diterima konsumen.
Cara menghitung pendapatan nasional dengan cara ini berarti menghitung nilai tambah yang
diwujudkan oleh perusahaan-perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian.

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi di Indonesia dilakukan dengan


menjumlahkan semua sektor industri yang ada, sektor industri tersebut dikelompokan menjadi 11
sektor atas dasar ISIC (International Industrial Classification) yang meliputi;

1. Sektor produksi pertanian


2. Sektor produksi pertambangan dan penggalian
3. Sektor industri manufaktur
4. Sektor produksi listrik,gas, dan air minum
5. Sektor produksi bangunan
6. Sektor produksi perdagangan, hotel dan restoran
7. Sektor produksi transportasi dan komunikasi
8. Sektor produksi bank dan lembaga keuangan lainnya
9. Sektor produksi sewa rumah
10. Sektor produksi pemerintah dan pertahanan
11. Sektor produksi jasa lain

Dalam perkembangan selanjutnya perhitungan dengan pendekatan produksi di Indonesia


menggunakan 9 sektor.

Rumus perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi sebagai berikut:


Y = ( Q 1 X P1 ) + ( Q 2 X P2 ) + ( Q 3 X P3 ) + ( Q n X Pn )

Keterangan : Y = Pendapatan nasional Q2 = Jenis barang ke 2


Q1 = Jenis barang ke 1 P2 = Harga barang ke 2
P1 = Harga barang ke 1 Pn = Harga barang ke n

Qn = Jumlah barang ke n
Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pengeluaran (GNP)
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan
menjumlahkan nilai pengeluaran yang dilakukan oleh empat pengguna barang dan jasa atau sering
disebut dengan komponen-komponen pengeluaran agregat, yaitu:

1. Rumah tangga berupa konsumsi (C)


Nilai pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis
kebutuhannya dalam satu tahun tertentu.
2. Perusahaan berupa investasi (I)
Pengeluaran untuk membeli barang modal yang dapat menaikkan produksi barang dan jasa
di masa yang akan datang.
3. Pengeluaran pemerintah (G)
Pengeluaran yang dilakukan pemerintah untuk menyediakan fasilitas bagi kepentingan
masyarakat.
4. Pengeluaran ekspor dan impor (X – M)
Nilai Ekspor yang dilakukan suatu negara dalam satu tahun tertentu dikurangi dengan nilai
impornya dalam periode waktu yang sama

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan ini sebagai berikut:

Y=C+I+G+(X–M)
Keterangan : Y = Pendapatan Nasional G = Pengeluaran Pemerintah
C = Pengeluaran konsumsi X = Eksport

I = Pengeluaran Investasi M = Import


Dengan dua pendekatan yang telah disampaikan muncul suatu pertanyaan apakah sama
antara GDP dengan GNP atau adakah perbedaan antara GDP dengan GNP? Secara sederhana dapat
dinyatakan GDP adalah nilai barang jadi yang diproduksi di dalam negeri. Sedangkan di dalam
GNP ada bagian barang atau jasa yang diperoleh dari luar negeri. Misalnya, pendapatan dari
seorang warga negara Indonesia yang bekerja di Amerika adalah bagian dari GNP indonesia tetapi
bukan bagian dari GDP Indonesia karena pendapatan itu tidak dihasilkan di Indonesia.

Dari penjelasan perbedaan GDP dengan GNP di atas, maka ada tiga kondisi yang mungkin
terjadi pada suatu negara:

1. Nilai GDP lebih besar dari GNP (GDP > GNP)


Hal ini berarti penghasilan penduduk suatu negara yang bekerja di luar negeri akan lebih
sedikit bila dibandingkan dengan penghasilan orang asing di negara itu
2. Nilai GDP lebih dari kecil dari GNP (GDP < GNP)
Hal ini berarti penghasilan penduduk suatu negara yang bekerja di luar negeri akan lebih
besar bila dibandingkan dengan penghasilan orang asing di negara itu
3. Nilai GDP sama dengan GNP (GDP = GNP)

Hal ini berarti penghasilan penduduk suatu negara yang bekerja di luar negeri akan sama
besar bila dibandingkan dengan penghasilan orang asing di negara itu.

Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pendapatan NNP

Berbeda dengan GNP, maka NNP merupakan GNP dikurangi penyusutan dari stok modal
yang ada selama periode tertentu. Penyusutan merupakan ukuran dari bagian GNP yang baru di
sisihkan untuk menjaga kapasitas produksi dari perekonomian. Biasanya data GNP lebih banyak
digunakan dibandingkan dengan NNP karena persoalan estimasi penyusutan mungkin tidak teliti
dan juga tidak tersedia dengan cepat sedangkan perkiraan GNP tersedia dalam bentuk sementara.

Pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan merupakan hasil penjumlahan dari


seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam
suatu negara selama satu periode. Ditinjau dari pendekatan pendapatan, penghitungan pendapatan
nasional dilakukan dengan cara mengumpulkan data pendapatan yang diperoleh oleh rumah tangga
keluarga. Atau dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi
dalam suatu masyarakat selama satu tahun. Pendapatan ini berupa sewa, upah dan gaji, bunga, dan
laba usaha.

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan Pendapatan dapat menggunakan


rumus berikut:
Y=R+W+I+P

Keterangan : Y = Pendapatan Nasional W = Wages (Upah)


R = Rent (sewa) I = Interest (Bunga)
P = Profit (Laba)
Penggunaan Produk Domestik dan Produk Nasional Bruto

Pendapatan nasional dapat dihitung menurut harga yang berlaku dan menurut harga tetap.
Penghitungan menurut harga tetap yang dilakukan di Indonesia pada masa ini menggunakan harga-
harga pada tahun 1993. Kedua cara penghitungan itu menurut harga tetap dan harga yang berlaku
akan ditujukan dalam tabel berikut. Data yang dikemukakan adalah data pendapatan domestik
bruto, pendaptan nasional bruto, dan data pendapatan nasional (yaitu pendapatan nasional
bersih/neto pada harga faktor).

Berdasarkan kepada harga yang berlaku, PDB Indonesia pada tahun 2002 mencapai Rp 1.610
triliun. Pendapatan neto faktor-faktor produksi bernialai negatif, yaitu sebesar Rp-77,8 triliun, yang
berarti Indonesia lebih banyak membayar ke luar dibandingkan dengan penerimaan dari luar negri.
Sebagai akibatnya nilai Produk Nasional Bruto lebih kecil dari Produk Domestik Bruto yaitu hanya
mecapai Rp 1.532,2 triliun.

Contoh Penghitungan Pendapatan Nasional Indonesia, 2002 (triliun rupiah)


Menurut Harga Berlaku Menurut Harga
Jenis Pengeluaran Tetap 1993
Nilai Persentasi
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga 1.138,3 70,7 302,1

2. Pengeluaran konsumsi pemerintah 132,1 8,2 35,3

3. Pembentukan modal domestik bruto 325,3 26,2 96,1

4. Perubahan stok -96,0 -6,0 -25,7


5. Ekspor barang dan jasa 569,9 35,4 116,9

6. Dikurangi : Barang dan Jasa 459,6 28,5 98,0


PDB atau GDP 1.610,0 100 426,7

7. Pendapatan neto faktor dari luar negri -77,8 -4,8 -22,2

PNB atau GNP 1.532,2 95,2 404,5

Dikurangi : Pajak tak langsung Dikurangi 71,2 4,4 18,9


: Depresiasi 80,5 5,0 21,3

PENDAPATAN NASIONAL 1.380,5 85,8 364,3

NNP menurut harga faktor adalah pendapatan negara. Di berbagai negara, hubungan
diantara Produk Nasional Bruto (PNB) dan Pendapatan Nasional (PN) dapat dinyatakan dengan
persamaan:

PN = PNB – Pajak tak langsung + Subsidi – Depresiasi

Akan tetapi dalam penghitungan di Indonesia Subsidi tidak dihitung. Oleh sebab itu
diantara PNB dan PN terdapat hubungan sebagai berikut :

PN = PNB – Pajak tak langsung – Depresiasi

BAB III PENUTUP

Kegiatan ekonomi suatu negara dimulai saat perusahaan melakukan kegiatan produksi yang
menghasilkan output berupa barang dan jasa. Jumlah seluruh barang dan jasa yang diproduksi
perusahaan di suatu negara dalam jangka waktu satu tahun disebut output nasional atau produk
nasional. Selanjutnya perusahaan akan menjual barang dan jasa kepada rumah tangga. Untuk
membeli barang dan jasa tersebut, rumah tangga harus melakukan pengeluaran. Jumlah seluruh
pengeluaran yang dilakukan rumah tangga suatu negara untuk membeli barang dan jasa dalam
jangka waktu satu tahun disebut pengeluaran nasional.
Dari hasil penjualan barang dan jasa perusahaan harus membayar pada rumah tangga
sebagai balas jasa terhadap faktor-faktor produksi yang sudah digunakan dalam proses produksi.
Dengan demikian rumah tangga akan menerima pendapatan. Jumlah seluruh pendapatan yang
diterima rumah tangga sebagai balas jasa faktor-faktor produksi dalam jangka waktu satu tahun
inilah yang disebut pendapatan nasional.

Setiap negara akan selalu menghitung pendapatan nasionalnya. Tidak ada satu negara pun
di dunia ini yang tidak memandang penting masalah pendapatan nasional ini. Data pendapatan
nasional dapat memberikan informasi yang berguna mengenai berbagai aspek dari kegiatan
ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Huda, Nurul, dkk., Ekonomi Makro Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009

Rosyidi, Suherman, Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi


Mikro&Makro, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006

Sukirno, Sadoni, Makroekonomi: Teori Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003

Anda mungkin juga menyukai