Anda di halaman 1dari 4

BAB 1.

Pengertian sistem ekonomi : suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia denga
seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia sebagai
subjek; barang-barang ekonomi sebagai objek serta perangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalin dalam kegiatan
berekonomian. (Dumairy). “Economic system refers to the way people perform economic acticities in their for personal
happiness. Sistim ekonomi adalah cara manusia melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan
kepuasan pribadinya (Sheridan, 1998).Dengan demikian, sistem ekonomi dapat diartikan sebagai susunan organisasi ekonomi
yang mantap dan teratur. Dalam sistem ekonomi, dibahas pula mengenai persoalan pengambilan keputusan dalam tata
susunan organisasi ekonomi untuk menjawab persoalan-persoalan ekonomi masyarakat dalam mewujudkan tujuan nasional.
SISTEM-SISTEM EKONOMI
1.) Sistim Ekonomi Kapitalis : Sistim ekonomi kapitalis / liberal / pasar. Sistim ekonomi dimana ekonomi diatur oleh kekuatan
pasar (permintaan dan penawaran) Sistim ekonomi kapitalis menghendaki adanya kebebasan individu melakukan kegiatan
ekonomi.
Ciri-ciri : -Menerapkan sistem persaingan bebas
-Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi, -Peranan pemerintah dibatasi, -Peranan modal sangat penting
Kelebihannya :-Setiap individu bebas memiliki alat produksi sendiri, -Kegiatan ekonomi lebih cepat maju karena adanya
persaingan, -Produksi didasarkan kebutuhan masyarakat, -Kualitas barang lebih terjamin
Kekurangan :-Sulit terjadi pemerataan pendapatan, -Rentan terhadap krisis ekonomi, -Menimbulkan monopoli
-Adanya eksploitasi
2.) Sistim Ekonomi Sosialis : Sistim ekonomi sosialis / komando / terpusat. Sistim ekonomi dimana ekonomi diatur oleh negara.
Dalam sistim ini, jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawan negara atau pemerintah pusat.
Ciri-ciri :-Hak milik individu tidak diakui, -Seluruh sumber daya dikuasai Negara, -Semua masyarakat adalah karyawan bagi
Negara, -Kebijakan perekonomian disusun dan dilaksanakan pemerintah.
Kelebihan :-Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga, -Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara
merata, -Pelaksanaan pembangunan lebih cepat, -Pemerintah bebas menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat.
Kekurangan :-Individu tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha, -Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya.
-Potensi dan kreativitas masyarakat tidak berkembang.
3.) Sistim Ekonomi Campuran : Sistim ekonomi campuran merupakan penggabungan antara sistim ekonomi kapitalis dan
sistim ekonomi sosialis. Dalam sistim ini, pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta dalam menjalankan kegiatan
perekonomian.
Ciri-ciri :-Jenis dan jumlah barang diproduksi ditentukan oleh mekanisme pasar.
-Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak merugikan kepentingan umum.
-Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan pendapatan.
-Ada persaingan, tetapi masih ada kontrol pemerintah
Kelebihan :-Kestabilan ekonomi terjamin
-Pemerintah dapat memfokuskan perhatian untuk memajukan sektor usaha menengah dan kecil
-Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong kreativitas individu
Kekurangan :-Sulit menentukan batas antara kegiatan ekonomi yang seharusnya dilakukan pemerintah dan swasta
-Sulit menentukan batas antara sumber produksi yang dapat dikuasai oleh pemerintah dan swasta

Sistim ekonomi apa yang diterapkan di Indonesia, kapitalisme, sosialisme, atau gabungan dari kedua sistim tersebut.
Dumairy (1996) menegaskan. “Ditinjau berdasarkan sistim pemilikan sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi, tak
terdapat alasan untuk menyatakan bahwa sistim ekonomi kita adalah kapitalis. Sama halnya, tak pula cukup argumentasi
untuk mengatakan, bahwa sistim ekonomi kita menganut sistim ekonomi sosialis. Indonesia mengakui kepemilikan individu
atas faktor-faktor produksi, kecuali untuk sumber daya - sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak, dikuasai
negara. Hal ini diatur tegas oleh Pasal 33 UUD 1945. Jadi secara konstitutional, sistim ekonomi Indonesia bukan kapitalisme
dan bukan pula sosialisme”.

BAB 2. Pendapatan Nasional : Setiap kegiatan ekonomi dalam suatu negara pasti berkaitan dengan pendapatan nasional.
Pendapatan nasional adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam periode
tertentu yang dihitung berdasarkan nilai pasar atau harga berlaku. Setiap negara memiliki suatu sistim perhitungan
pendapatan nasional. Sistim tersebut merupakan suatu cara mengumpulkan infromasi perhitungan terhadap hal-hal
sebagai berikut: -Nilai berbagai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negera,
-Nilai berbagai jenis pengeluaran atas produk nasional, dan
-Jumlah pendapatan yang diterima oleh berbagai faktor produksi yang digunakan untuk menciptakan produk nasional
tersebut.
Konsep Pendapatan Nasional
1.) PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) / GROSS DOMESTIC PRODUCK (GDP). Dapat diartikan sebagai nilai barang-barang dan
jasa-jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara negara tersebut dan negara asing dalam kurun
waktu tertentu.
2.) PRODUK NASIONAL BRUTO (PNB) / GROSS NASIONAL PRODUCK (GNP). Dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa
yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang
dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya dihitung dalam kurun waktu tertentu.
Menghitung Pendapatan Nasional : PDB dapat diukur dengan tiga cara pendekatan yaitu pendekatan produksi,
pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Dua pendekatan pertama tersebut adalah pendekatan dari sisi
penawaran agregat, sedangkan pendekatan pengeluaran adalah penghitungan PDB dari sisi permintaan agregat.
1.) Pendekatan Produksi (Production Approach) :Cara penghitungan menurut pendekatan produksi, PDB adalah jumlah
Nilai Output (NO) dari semua sektor ekonomi atau lapangan usaha. Biro Pusat Statistik (BPS) membagi ekonomi nasional ke
dalam 9 sektor yaitu :
-Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
-Pertambangan dan Penggalian,
-Industri Pengolahan
-Listrik, Gas, dan Air Bersih
-Bangunan
-Perdagangan, Hotel dan Restoran,
-Pengangkutan dan Komunikasi,
-Keuangan, Sewa, dan Jasa Perusahaan
-Jasa-Jasa Lain (Termasuk Pemerintah)
Jadi PDB adalah jumlah NO dari kesembilan sektor tersebut :
PDB = Σ NOi
i = 1,2,3, .....9
2.) Pendekatan Pendapatan (Income Approach) : Penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan ini
diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang terlibat dalam
proses produksi /perekonomian atau dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi,
yaitu : -Tanah dan harta tetap → Sewa/rent (r)
-Tenaga Kerja → Gaji dan Upah/wages (w)
-Modal → Bunga/interest (i)
-Keahlian Keusahawanan → Keuntungan/profit (π)
Balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi tersebut semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak
langsung lainnya. Selain itu juga dalam pendekatan ini akan dihitung penyusutan dan pajak pajak tidak langsung neto
(pajak tak langsung dikurangi subsidi). Sayangnya, data BPS tidak menyajikan data perhitungan PDB dengan pendekatan
pendapatan.
Secara matematis penghitungan Pendapatan Nasional (National Income) dengan pendekatan pendapatan dapat ditulis
notasinya sebagai berikut :
Y=w+i+r+π
3.) Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
Cara penghitungan menurut pendekatan pengeluaran,
PDB adalah jumlah dari semua komponen dari permintaan akhir
yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta
yang tidak berorientasi profit/nirlaba (C), pembentukan
modal tetap domestik bruto, termasuk perubahan stok (I),
pengeluaran konsumsi pemerintah (G), ekspor (X),
dan impor (M) : PDB = C + I + G + (X – M)
Komponen Pengeluaran Agregat dalam Perekonomian :
Manfaat Menghitung Pendapatan Nasional
Salah satu kegunaan penting dari data pendapatan nasional adalah untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
dicapai sesuatu negera dari tahun ke tahun. Dengan mengamati tingkat pertumbuhan yang tercapai dari tahun ke tahun
dapatlah dinilai prestasi dan kesuksesan negara tersebut dalam mengendalikan kegiatan ekonom dalam jangka pendek dan
usaha mengembangkan perekonomiannya dalam jangka panjang.
1.) MENGETAHUI DAN MENELAAH KONDISI ATAU STRUKTUR PEREKONOMIAN. Dari perhitungan pendapatan nasional
kita dapat menggolongkan suatu negara sebagai negara pertanian, industri atau jasa. Dapat ditentukan pula besarnya
sektor-sektor industri.
2.) MEMBANDINGKAN KEMAJUAN PEREKONOMIAN DARI WAKTU-KEWAKTU. Data mengenai pendapatan nasional dibuat
setiap tahun, maka kita dapat membandingkan besarnya pendapatan nasional suatu negara dari tahun ke tahun.
Perbandingan tersebut diharapkann dapat memberikan informasi : (i) Ada tidaknya kenaikan atau penurunan
perekonomian, (ii) Ada tidaknya perubahan struktur ekonomi, (iii) Pertambahan dan pengurangan kemakmuran materiil,
(iv) Kenaikan atau penurunan pendapatan per-kapita berdasarkan jumlah penduduknya.
3.) MEMBANDINGKAN PEREKONOMIAN ANTARBANGSA ATAU ANTARDAERAH. Data perhitungan pendapatan nasional
juga dapat digunakan untuk membandingkan perekonomian suatu negara dengan negara lain dan antar satu daerah
dengan daerah lain. Kita dapat membandingkan pendapatan per kapita antara Malaysia dengan Indonesia dan antara Jawa
Timur dan Sumatera Utara. Perbandingan ini berguna untuk menilai seberapa jauh kita tertinggal atau lebih maju
dibandingkan dengan negara lain yang lebih maju atau lebih terbelakang dari kita.
4.) MERUMUSKAN KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH. Perhitungan pendapatan nasional berguna pula untuk membantu
merumuskan kebijakan pemerintah. Seandainya kita menginginkan pertumbuhan PDB setinggi 8% maka perhitungan
pendapatan nasional inilah yang kita lihat.
Pertumbuhan Ekonomi
Proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Dalam pengertian itu terdapat tiga aspek yang perlu digaris
bawahi, yaitu proses, output per kapita, dan jangka panjang. Pertumbuhan sebagai proses, berarti bahwa pertumbuhan
ekonomi bukan gambaran perekonomian pada suatu saat. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan output per kapita,
berarti harus memperhatikan dua hal, yaitu output total (GDP) dan jumlah penduduk, karena output per kapita adalah
output total dibagi dengan jumlah penduduk. Aspek jangka panjang, mengandung arti bahwa kenaikan output per kapita
harus dilihat dalam kurun waktu yang cukup lama (10 – 50 tahun bahkan lebih). Kenaikan output per kapita dalam satu
atau dua tahun kemudian diikuti penurunan bukan pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan
pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Jumlah penduduk bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan
penambahan pendapatan setiap tahun.
Selain dari sisi permintaan/konsumsi, dari sisi penawaran, pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan
kesempatan kerja/sumber pendapatan. Pertumbuhan ekonomi tanpa disertai dengan penambahan kesempatan kerja akan
mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari penambahan pendapatan tersebut, yang selanjutnya akan
menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan. Pemenuhan kebutuhan konsumsi dan
kesempatan kerja itu sendiri hanya bisa dicapai dengan peningkatan output agregat/barang dan jasa atau PDB yang terus
menerus. Dalam pemahaman ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDB, yang berarti peningkatan
PN.
Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan permintaan agregat atau pertumbuhan penawaran agregat. Dari
sisi permintaan agregat, peningkatan di dalam ekonomi bisa terjadi karena PN, yang terdiri atas permintaan
masyarakat/konsumen, perusahaan, dan pemerintah, meningkat. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, sisi permintaan
agregat/penggunaan PDB terdiri atas empat komponen konsumsi rumah tangga, investasi/termasuk perubahan stok,
konsumsi/pengeluaran pemerintah, dan ekspor netto. Sisi permintaan agregat di dalam suatu ekonomi bisa digambarkan
dalam suatu model ekonomi makro, yaitu :
1.) Y = C + I + G + (X-M), Yaitu Menggambarkan keseimbangan antara penawaran agregat (total output/PDB) dan
permintaan agregat yang terdiri atas empat komponen tersebut.
2.) C = c, Yaitu Menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan faktor
otonom/tidak tergantung pada tingkat perubahan pendapatan. ‘c’ adalah koofisien konsumsi/MPC dengan nilai positif
antara 0 – 1, yang artinya semakin tinggi pendapatan semakin besar pengeluaran konsumsi rumah tangga.
3.) I = -ir + Ia, yaitu Menggambarkan nilai atau jumlah investasi yang sangat ditentukan oleh tingakat suku bunga (i) di dalam
negeri, selain itu sejumlah faktor lain yang bersifat otonom (I a). Semakin tinggi (i), dengan asumsi faktor–faktor lain
tetap/tidak berubah, semakin mahal biaya alternatif dari investasi, semakin kecil jumlah investasi di dalam ekonomi yang
dicerminkan oleh tanda negatif di depan koofisien ‘r”
4.) G = Go , yaitu Menggambarkan pengeluaran pemerintah yang sifatnya otonom, besar-kecilnya pengeluaran pemerintah
ditentukan oleh faktor-faktor lain/di antaranya faktor politik di luar model.
5.) X = Xo , yaitu Menggambarkan pertumbuhan ekspor Indonesia yang ditentukan oleh faktor-faktor eksternal diluar
pengaruh Indonesia, seperti permintaan di negara-negara tujuan ekspor.
6.) M = mY + Mo, yaitu Menggambarkan bahwa impor ditentukan oleh tingkat pendapatan di dalam negeri, selain juga oleh
faktor otonom. Semakin tinggi pendapatan masyarakat di Indonesia semakin besar permintaan pasar dalam negeri
terhadap impor, yang terdiri dari barang dan jasa untk keperluan konsumsi dan kegiatan proses produksi di dalam negeri.
Dari sisi penawaran agregat, pertumbuhan output bisa disebabkan oleh peningkatan volume dari faktor-faktor produksi
yang digunakan. Pertumbuhan output juga bisa didorong oleh peningkatan produktivitas dari faktor-faktor tersebut. Jadi,
relasi antara output dengan faktor-faktor produksi dapat ditulis dalam asumsi fungsi sederhana, yaitu :
Q = f(X1, X2, X3, ...Xn)
+ + + +
7.) Q mewakili volume output dan X1, X2, X3 ... Xn adalah volume dari faktor-faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan output tersebut. Tanda-tanda positif di bawah setiap X, menandakan hubungan antara setiap faktor prouksi
tersebut dengan output adalah positif, jika jumlah X 1 meningkat, output juga meningkat.
Pertumbuhan PDB dari Sisi Pengeluaran Pertumbuhan PDB dari Sisi Sektoral

Perubahan Struktur Ekonomi


Pembangunan ekonomi jangka panjang dengan pertumbuhan PDB akan membawa suatu perubahan mendasar dalam
struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi
oleh sektor-sektor non-primer, khususnya industri manufaktur dengan increasing return to scale (relasi positif antara
pertumbuhan output dan pertumbuhan produkstivitas) yang dinamis sebagai motor utama penggerak pertumbuhan
ekonomi. Ada kecenderungan bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi yang membuat semakin tinggi pendapatan
masyarakat per kapita, maka semakin cepat perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi faktor-faktor penentu lain yang
mendukung proses tersebut, seperti manusia/tenaga kerja, bahan baku dan teknologi tersedia.
Meminjam istilah Kuznets, perubahan struktur ekonomi, pada umumnya disebut transformasi struktural, dan dapat
didefinisikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam komposisi permintaan
agregat, perdagangan luar negeri/ekspor dan impor, penawaran agregat/produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi
yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Chenery, 1979).

Anda mungkin juga menyukai