Anda di halaman 1dari 9

RESUME EKONOMI POLITIK

KELOMPOK 2
Daffa Salsabilla 223401084
Meri Mardiyani 223401085
Silvi Nadia Awaliah 223401101
Zahra Nazwa Fakhira 223401111

SISTEM EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI ISLAM

Pengertian Sistem Ekonomi


Pengertian sistem ekonomi adalah cara negara dan pemerintah mendistribusikan sumber daya,
memproduksi dan memperdagangkan barang dan jasa. sedangkan pengertian sitem ekonomi menurut
para ahli:
● Menurut Adam Smith, sistem ekonomi adalah upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidup dengan meningkatkan kesejahteraan.
● Menurut Suroso (1997), sistem ekonomi adalah upaya untuk mengatur pertukaran barang dan
jasa dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
● Menurut Dumairy, sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur hubungan ekonomi
antar manusia melalui lembaga-lembaga dalam kerangka kehidupan sosial.
● Menurut Gregory Grossman dan M. Manu, sistem ekonomi melibatkan unsur-unsur seperti
unit-unit ekonomi, agen-agen ekonomi, dan lembaga-lembaga ekonomi yang berinteraksi,
memengaruhi, dan mendukung satu sama
Pembagian Sistem Ekonomi:
1. Sistem Ekonomi Pasar Bebas/Liberal
Sistem ekonomi di mana keputusan ekonomi dibuat oleh pasar dan kekuatan permintaan dan
penawaran. Dalam sistem ini, harga barang dan jasa ditentukan oleh pasar dan tidak ada
campur tangan pemerintah dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Ciri-ciri utama ekonomi pasar bebas/liberal:
● Kepemilikan: Perusahaan swasta memiliki dan mengendalikan sebagian besar faktor
produksi, seperti sumber daya alam, industri, dan infrastruktur.
● Persaingan: Pasar bebas dari campur tangan pemerintah. Perusahaan bersaing satu
sama lain untuk mendapatkan pelanggan.
● Harga: Harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
● Peran pemerintah: Pemerintah memiliki peran kecil dalam ekonomi pasar
bebas/liberal.
● Contoh negara yang menganut ekonomi pasar bebas/liberal: Amerika Serikat, Inggris,
Singapura.
Kelebihan sistem ekonomi liberal:
● Kebebasan untuk berusaha dan bersaing
● Harga akan dibentuk oleh pasar bebas
● Pemerintah memiliki keterbatasan dalam mencampuri transaksi ekonomi
● Pengusaha dapat mengutamakan pencarian keuntungan
● Pendapatan perkapita tinggi dan kesejahteraan masyarakat
● Inovasi dan kemajuan serta cepatnya dalam pengembangan bisnis
Kekurangan sistem ekonomi liberal:
● Rentan terhadap ketidakstabilan pasar
● Kurangnya perlindungan terhadap lingkungan
● Kemungkinan adanya inflasi dan kemiskinan ekstrem
● Pemerintah memiliki keterbatasan dalam mencapai tujuan ekonomi yang lain, seperti
pemerataan pendapatan
● Pendapatan perkapita tinggi tidak merata di seluruh masyarakat
● Kemungkinan adanya kekurangan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
2. Sistem Ekonomi Sosialis/Komando/Etatisme
Sistem ekonomi di mana keputusan ekonomi dibuat oleh pemerintah. Dalam sistem ini,
pemerintah memiliki kendali penuh atas produksi, distribusi, dan harga barang dan jasa.
Ciri-ciri utama ekonomi sosialis/komando/etatisme:
● Kepemilikan: Pemerintah memiliki dan mengendalikan sebagian besar faktor
produksi, seperti sumber daya alam, industri, dan infrastruktur.
● Perencanaan: Pemerintah pusat merencanakan dan mengarahkan kegiatan ekonomi.
Hal ini termasuk menentukan apa yang diproduksi, berapa banyak yang diproduksi,
dan bagaimana barang dan jasa didistribusikan.
● Harga: Pemerintah menentukan harga untuk barang dan jasa.
Peran pasar: Pasar memainkan peran kecil dalam ekonomi sosialis/komando/etatisme.
● Contoh negara yang menganut ekonomi sosialis/komando/etatisme: Korea Utara,
Kuba, Venezuela.
Kelebihan sistem ekonomi sosialis/komando/etatisme:
● Pemerataan: Sistem ini dapat membantu menyama ratakan kekayaan dan kesempatan
bagi semua orang.
● Stabilitas: Pemerintah dapat menstabilkan ekonomi dengan mengendalikan inflasi dan
pengangguran.
● Efisiensi: Pemerintah dapat mengarahkan sumber daya ke sektor-sektor yang
dianggap paling penting.
Kekurangan ekonomi sosialis/komando/etatisme:
● Kurangnya insentif: Kurangnya insentif bagi individu dan perusahaan untuk bekerja
keras dan berinovasi.
● Ketidakefisienan: Pemerintah mungkin tidak selalu efektif dalam mengalokasikan
sumber daya.
● kehilangan kebebasan: Individu memiliki kebebasan yang lebih sedikit dalam
membuat keputusan ekonomi.
3. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi di mana keputusan ekonomi dibuat oleh pasar dan pemerintah. Dalam sistem
ini, pemerintah memiliki peran dalam mengatur pasar dan mengambil keputusan ekonomi
yang penting, seperti kebijakan fiskal dan moneter.
Ciri-ciri utama ekonomi campuran:
● Kepemilikan: Faktor produksi dapat dimiliki oleh swasta dan pemerintah, tergantung
pada sektornya.
● Peran pasar: Pasar memainkan peran penting dalam mengalokasikan sumber daya,
tetapi diawasi dan diatur oleh pemerintah.
● Peran pemerintah: Pemerintah terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti menyediakan
infrastruktur, menetapkan kebijakan fiskal dan moneter, mengurangi monopoli, dan
mendistribusikan bantuan sosial.
● Harga: Beberapa harga ditentukan oleh pasar, sementara yang lainnya ditetapkan oleh
pemerintah.
● Contoh negara yang menganut ekonomi campuran: Indonesia, Jerman, Jepang,
Prancis.
Kelebihan ekonomi campuran:
● Efisiensi: Pasaran dapat mengalokasikan sumber daya secara efisien, sementara
pemerintah dapat campur tangan untuk memperbaiki kegagalan pasar.
● Keadilan: Pemerintah dapat menggunakan kebijakannya untuk mengurangi
ketimpangan dan distribusikan pendapatan secara lebih adil.
● Stabilitas: Pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal dan moneter untuk
menjaga stabilitas ekonomi.
● Kebebasan: Individu memiliki kebebasan ekonomi yang lebih besar dibandingkan
dengan ekonomi komando, tetapi tidak sebebas dalam ekonomi pasar bebas.
Kekurangan ekonomi campuran:
● Kompleksitas: Sistem ini lebih kompleks dibandingkan dengan sistem ekonomi
lainnya, sehingga membutuhkan birokrasi yang efektif.
● Potensi penyalahgunaan kekuasaan: Jika tidak dikelola dengan baik, pemerintah dapat
menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan tertentu.
● Debat mengenai intervensi pemerintah: Terdapat perdebatan mengenai sejauh mana
pemerintah harus campur tangan dalam kegiatan ekonomi.
4. Sistem Ekonomi Yang Dianut Oleh Indonesia
Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila (SEP). Pada laman Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila (BPIP) dijelaskan bahwa SEP merupakan sistem ekonomi yang sesuai dengan nilai
kebangsaan seperti gotong royong dan saling menguatkan. Sistem ekonomi Pancasila telah
tercantum dalam UUD 1945 pasal 33. Dalam pasal tersebut dijelaskan terkait susunan
perekonomian dan wewenang negara mengatur kegiatan ekonomi. Dasar dari sistem ekonomi
Pancasila sendiri adalah mengedepankan gotong royong, kebersamaan, kemanusiaan, dan
kekeluargaan.
Gagasan tentang ekonomi Pancasila muncul sebagai wujud diterimanya ideologi Pancasila
sebagai dasar negara dan falsafah hidup berbangsa dan bernegara. Karena ekonomi Pancasila
adalah ekonomi pasar yang mengacu, sejalan, sesuai, dan setia pada nilai-nilai ideologi
Pancasila. Konstitusi ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi Pancasila dengan arah
kebijakan ekonomi yang mengutamakan kemakmuran masyarakat daripada kemakmuran
individu. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi bukan hanya tertuju pada
individu atau golongan tertentu, tetap secara merata.
Nilai-nilai Dasar Sistem Ekonomi Indonesia:
a. Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan menjadi satu hal yang penting dalam penyelenggaraan kegiatan
ekonomi di Indonesia. Kegiatan ekonomi harus berlandaskan sesuai dengan sifat-sifat
Tuhan, seperti kejujuran dan keadilan.
b. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan dimaksudkan untuk menempatkan manusia sesuai dengan derajat
kemanusiaannya. Dalam kaitannya, manusia adalah makhluk yang berakal, merdeka,
dan memiliki derajat sama di hadapan Tuhan dan makhluk sosial lainnya. Jadi, sistem
ekonomi di Indonesia harus menempatkan manusia di posisi yang paling tinggi dari
pada faktor produksi, modal, dan lain-lainnya.
c. Nilai Persatuan
Sistem ekonomi Indonesia harus dibangun berdasarkan pondasi persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia. Kegiatan ekonomi harus dilandasi oleh semangat
persatuan dan kesatuan para pelaku ekonomi.
d. Nilai Kerakyatan
Pada nilai kerakyatan ditunjukkan dengan tegaknya demokrasi ekonomi. Berarti,
bentuk sistem ekonomi di Indonesia harus berdasarkan pada kedaulatan rakyat. Inti
ekonomi yang berkedaulatan rakyat, adalah ekonomi yang bersumber dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jadi, sistem ekonomi dapat terlaksana setelah mendapat
mandat dari rakyat.
5. Sistem Ekonomi Pancasila
Sistem yang memadukan ideologi konstitusional Bangsa Indonesia dengan sistem ekonomi
campuran yang diwujudkan melalui kerangka ekonomi demokrasi serta langkah-langkah
ekonomi yang memihak dan memberdayakan seluruh masyarakat.yang ditujukan untuk
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Ekonomi Pancasila menajwab berbagai
permasalahan yang ada pada Bangsa Indonesia. Emil Salim memberikan ciri-ciri ekonomi
Pancasila dalam perannya sebagai pembangunan ekonomi:
● Usaha negara maupun swasta tumbuh berdampingan tanpa dominasi salah satu untuk
menghindarkan monopoli atau oligopoli dan perekonomian tumbuh dengan sehat.
● Sistem ekonomi Pancasila didasarkan pada asas kekeluargaan tidak berdasarkan
dominasi modal atau dominasi buruh.
● Masyarakat menjadi pemegang peranan sentral tidak lagi individual, tekanan individu
harus serasi dengan kepentingan masyarakat.
● Negara memiliki hak menguasai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
dalam negara tersebut akan tetapi harus berdasarkan konteks pelaksanaan hak dan
kewajiban negara sebagai pemilik, pengatur, perencana, pelaksana dan pengawas.
6. Sistem Ekonomi Islam
Sistem ekonomi islam adalah suatu sistem ekonomi yang berlandaskan atas syariat atau
norma-norma yang telah diajarkan di agama islam. Sistem perekonomian islam diterapkan
dengan tujuan untuk membuat umat islam terhindar dari aktivitas perekonomian yang
dilarang.
Asas Filsafat:
● Tauhid: Keyakinan akan keesaan Allah, yang menjadi asas utama dalam seluruh
aspek kehidupan, termasuk ekonomi.
● Keadilan: Prinsip keadilan menjadi landasan utama dalam ekonomi Islam, yang
mencakup distribusi yang adil dan perlakuan yang sama bagi semua individu.
● Kemakhlukan Manusia: Manusia dipandang sebagai khalifah di bumi yang
bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya alam dan kekayaan secara
bertanggung jawab.
Nilai Dasar:
● Tauhid: Keesaan Allah sebagai nilai dasar tertinggi yang memengaruhi seluruh
aspek kehidupan, termasuk ekonomi.
● Keadilan: Prinsip keadilan dalam distribusi kekayaan dan akses terhadap sumber
daya ekonomi.
● Kemurahan Hati dan Kepedulian Sosial: Mendorong untuk berbagi dan peduli
terhadap kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
● Ketidak-kekayaan Mutlak: Kesadaran bahwa kekayaan dan harta benda hanyalah
titipan yang harus dikelola dengan baik sesuai dengan ajaran agama.
Nilai Instrumental:
● Amal Shalih: Tindakan-tindakan baik yang diperintahkan dalam Islam, yang
mencakup praktik ekonomi yang halal dan bermanfaat bagi masyarakat.
● Ihsan: Konsep melakukan sesuatu dengan kesempurnaan dan kebaikan, termasuk
dalam transaksi ekonomi.
Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam:
Ekonomi islam sebenarnya memegang prinsip-prinsip yang berkaitan dengan larangan dalam
islam Jadi, ada beberapa prinsip dan praktik ekonomi islam yang diterapkan, di antaranya
adalah:
● Larangan Maisir
Larangan maisir artinya tidak mengizinkan adanya aktivitas yang berbentuk seperti
perjudian dalam aktivitas perekonomian.
● Larangan Gharar
Larangan gharar pada dasarnya adalah larangan untuk melakukan penipuan. Artinya
setiap kegiatan ekonomi tidak diizinkan untuk menipu orang lain demi keuntungan
diri sendiri dan merugikan orang lain.
● Larangan Barang Haram
Artinya adalah dalam sistem ekonomi islam tidak mengizinkan untuk melakukan
transaksi atau mendapatkan barang dengan cara yang tidak baik atau dilarang dalam
islam.
● Larangan Dzalim
Larangan dzalim berarti segala macam kegiatan ekonomi tidak mengizinkan adanya
hal-hal yang dengan sengaja dilakukan untuk merugikan orang lain. Oleh karena itu,
dalam transaksi yang menerapkan ekonomi islam sebaiknya dilakukan dengan cara
bagi hasil agar suatu keuntungan dapat terbagi secara adil tanpa merugikan satu
pihak.
● Larangan Ikhtikar
Larangan ikhtikar artinya dalam ekonomi islam tidak diizinkan untuk melakukan
penimbunan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat untuk menguntungkan diri
sendiri dan merugikan orang lain.
● Larangan Riba
Larangan riba berarti dalam setiap transaksi perekonomian tidak diizinkan untuk
menerapkan biaya-biaya.
Faktor-faktor Ekonomi:
● Distribusi Kekayaan yang Adil: Mendorong distribusi kekayaan yang adil dan
menghindari ketimpangan ekonomi yang merugikan.
● Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan: Menekankan pentingnya pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan tanpa merugikan lingkungan atau kepentingan
masyarakat.
● Keadilan dalam Kontrak dan Transaksi: Semua transaksi harus didasarkan pada
prinsip keadilan dan kesepakatan yang saling menguntungkan.
● Penghindaran Perjudian dan Spekulasi: Mencegah praktik perjudian dan spekulasi
yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
7. Hubungan Manusia Dengan Benda
Merupakan aspek penting dalam konteks filosofi, sosiologi, dan psikologi manusia.
Hubungan ini mencakup berbagai dimensi, termasuk hubungan fungsional, emosional,
spiritual, dan budaya. Berikut adalah beberapa aspek dari hubungan manusia dengan benda:
● Fungsional: Manusia menggunakan benda untuk memenuhi kebutuhan fisik, seperti
makanan, pakaian, tempat tinggal, dan transportasi. Benda-benda ini menjadi alat atau
sarana yang membantu manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
● Emosional: Manusia dapat mengembangkan ikatan emosional dengan benda-benda
tertentu, baik karena nilai sentimental, kenangan, atau hubungan yang kuat dengan
benda tersebut. Misalnya, benda-benda warisan keluarga atau barang-barang yang
memiliki nilai simbolis bagi individu.
● Spiritual: Beberapa budaya atau agama mungkin mengaitkan nilai spiritual dengan
benda-benda tertentu. Contohnya, dalam beberapa tradisi agama, objek-objek suci
atau artefak memiliki makna spiritual yang mendalam dan dianggap sebagai wakil
dari hal-hal yang suci.
● Budaya: Benda-benda dapat mencerminkan identitas budaya atau nilai-nilai suatu
masyarakat. Pakaian tradisional, senjata, atau peralatan rumah tangga sering kali
menjadi bagian penting dari warisan budaya suatu kelompok atau komunitas.
● Konsumerisme: Dalam masyarakat modern, hubungan manusia dengan benda sering
kali dipengaruhi oleh konsumerisme, di mana kebutuhan dan keinginan manusia
secara luas dipenuhi melalui konsumsi barang dan jasa. Hal ini dapat membentuk
identitas sosial dan status ekonomi seseorang.
● Pengelolaan Lingkungan: Hubungan manusia dengan benda juga mencakup
bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan fisik dan alam. Pemanfaatan
sumber daya alam dan dampaknya terhadap lingkungan merupakan bagian penting
dari hubungan ini.
8. Hak milik
Merupakan konsep hukum yang memberikan seseorang atau entitas legal kekuasaan eksklusif
atas suatu properti atau aset. Memperoleh, memanfaatkan, dan menggunakan hak milik
melibatkan serangkaian proses dan tindakan yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Memperoleh Hak Milik:
● Pembelian: Salah satu cara yang paling umum untuk memperoleh hak milik adalah
dengan membeli properti atau aset tersebut dari pemilik sebelumnya.
● Pemberian atau Warisan: Hak milik juga dapat diperoleh melalui pemberian atau
warisan dari pemilik sebelumnya.
● Hibah: Pihak yang memiliki hak milik dapat memberikannya sebagai hibah kepada
individu atau entitas tertentu.
● Pemilikan Asli: Dalam beberapa kasus, hak milik dapat diperoleh melalui
tindakan-tindakan seperti penemuan atau penciptaan aset baru.
Memanfaatkan Hak Milik:
● Penggunaan Pribadi: Pemilik memiliki hak untuk menggunakan properti atau aset
tersebut untuk kepentingan pribadi mereka sendiri, seperti tempat tinggal,
penggunaan pribadi, atau penggunaan bisnis.
● Penggunaan Komersial: Hak milik juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
komersial, seperti menyewakan properti kepada pihak lain atau menggunakan aset
untuk keperluan bisnis.
Fungsi Hak Milik:
● Kontrol: Hak milik memberikan pemilik kontrol eksklusif atas properti atau aset
tersebut, memungkinkan mereka untuk menentukan bagaimana aset tersebut
digunakan dan dikelola.
● Keamanan Hukum: Hak milik memberikan perlindungan hukum terhadap klaim
atau gangguan dari pihak lain yang mungkin mencoba untuk mengambil alih atau
merampas properti tersebut.
● Ekonomi: Hak milik memungkinkan pemilik untuk mengambil manfaat ekonomi
dari properti atau aset tersebut, baik melalui penggunaan langsung maupun melalui
transaksi seperti penjualan, penyewaan, atau pemberian pinjaman.
● Investasi: Properti atau aset yang dimiliki dapat dijadikan sebagai investasi,
dengan harapan dapat menghasilkan pengembalian finansial atau keuntungan di
masa depan.
9. Ekonomi Islam Mencerminkan Nilai-Nilai Agama dan Berfokus Pada Kepentingan
Masyarakat.
Beberapa prinsip penting dalam Ekonomi Islam termasuk Zakat, Pelarangan Riba, Kerjasama
Ekonomi, Jaminan Sosial, dan Peranan Negara.
a. Zakat adalah upah yang harus dibayarkan oleh pemilik sumber daya yang berdekatan
dengan kapitalisme. Sebagai bagian dari prinsip Ekonomi Islam, zakat bertujuan
untuk mengurangi kemiskinan, memperbaiki kesejahteraan masyarakat, dan menjaga
keseimbangan ekonomi.
b. Pelarangan Riba: Riba dalam konteks ekonomi adalah keuntungan yang diperoleh
dari peminjaman dan pinjaman secara berlebihan. Dalam Ekonomi Islam, riba
diangkat sebagai kecurangan dan diarahkan untuk dihindari. Alternatif yang
disarankan adalah modal bersama (Mudharabah) atau modal berjiwa (Qard Hasanah),
yang memperhatikan nilai-nilai adil dan bertujuan untuk memperbaiki keseimbangan
ekonomi.
c. Kerjasama Ekonomi: Kerjasama Ekonomi atau Muamalat adalah prinsip yang
memperhatikan hubungan antara pihak-pihak dalam transaksi ekonomi. Hal ini
memperingatkan pemahaman bahwa setiap transaksi harus dijalankan dengan adil dan
bertujuan untuk memperbaiki keseimbangan ekonomi bagi seluruh masyarakat.
d. Jaminan Sosial: Jaminan Sosial atau Solidaritas Ekonomi adalah upaya untuk
membantu masyarakat yang kurang berdaya saing. Dalam Ekonomi Islam, jaminan
sosial diangkat sebagai tanggung jawab yang berat bagi masyarakat dan pemerintah
untuk memperbaiki kesejahteraan sosial dan mencegah kemiskinan.
e. Peranan Negara: Negara memiliki peran penting dalam pengaturan Ekonomi Islam.
Pemerintah harus menjaga keseimbangan ekonomi, memastikan keadilan dalam
pembagian hasil, dan mengawasi sektor ekonomi untuk memastikan bahwa nilai-nilai
Islam tetap dihargai.
10. Prinsip Ekonomi Islam (PEI)
Sistem pengelolaan keuangan yang bertujuan untuk mencerminkan nilai-nilai Islam dalam
pengembangan dan pengelolaan ekonomi. PEI mengacu pada beberapa konsep utama yaitu
Ketuhanan, Akhlak, Kemanusiaan, dan Keseimbangan.
1. Ketuhanan (Tawakkul): Konsep Ketuhanan dalam PEI memperingatkan pemahaman
bahwa segala keputusan dan kebijakan ekonomi akhirnya diutamakan kepada
kebijakan Tuhan. Hal ini memerlukan masyarakat dan pemerintah untuk bersikap
berterima kasih dan menghargai kebijakan Tuhan dalam segala keputusan yang
diambil.
2. Akhlak (Akhlaq): Akhlak adalah bagian yang sangat penting dalam PEI. Nilai-nilai
akhlak seperti adalah kemiskinan yang menyebabkan kekerasan, kepedulian terhadap
masyarakat yang kurang berdaya saing, dan perhatian terhadap lingkungan hidup
harus diambil dalam pengambilan keputusan ekonomi.
3. Kemanusiaan (Insaniyah): PEI mendorong pengembangan ekonomi yang
memperhatikan kebutuhan semua masyarakat, termasuk masyarakat yang kurang
berdaya saing. Konsep Kemanusiaan memperingatkan bahwa semua individu
memiliki hak untuk mendapatkan kepentingan yang seimbang dalam kehidupan
ekonomi.
4. Keseimbangan (Mizan): Keseimbangan adalah konsep yang sangat vital dalam PEI.
Hal ini memerlukan pengelolaan ekonomi yang adil dan bertujuan untuk menjaga
keseimbangan antara kebutuhan, kemampuan, dan sumber daya. Dalam konteks PEI,
keseimbangan ekonomi dapat diwujudkan melalui pengelolaan sumber daya,
pembagian hasil, dan pengaturan harga yang adil.
Dalam prinsip ekonomi yang bertujuan untuk mencerminkan nilai-nilai Islam, konsep-konsep
ini harus dikombinasikan dan diambil dalam pemikiran dan aksi pengelola ekonomi. Hal ini
akan membawa kepada ekonomi yang lebih adil, bertambah, dan memperbaiki kualitas hidup
bagi masyarakat.
11. Faktor Ekonomi Islam
Sistem ekonomi yang mencerminkan nilai-nilai Islam dalam pengelolaan keuangan dan
sosial. Dalam konteks ini, produksi, konsumsi, sirkulasi, dan distribusi adalah beberapa
komponen penting dari sebuah ekonomi.
1. Produksi: Produksi merupakan proses pembuatan barang atau jasa oleh individu atau
perusahaan. Dalam konteks ekonomi Islam, produksi harus bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat dengan menjauhi
kelebihan dan penggunaan sumber daya yang tidak berwawasan lingkungan.
2. Konsumsi: Konsumsi adalah proses penggunaan barang atau jasa oleh individu atau
masyarakat. Dalam konteks ekonomi Islam, konsumsi harus berorientasi pada
kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan, dengan memperhatikan nilai-nilai
seperti adalah menjaga hubungan yang sehat antara konsumen dan produsen, serta
menjaga kelancaran serta kualitas produk yang dihasilkan.
3. Sirkulasi: Sirkulasi adalah proses penggunaan uang dalam ekonomi, dimana uang
mengalir dari pemilik uang ke pemilik barang atau jasa. Dalam konteks ekonomi
Islam, sirkulasi harus dijalankan dengan cara yang bersih, transparan, dan bertujuan
untuk memperbaiki kondisi masyarakat.
4. Distribusi: Distribusi adalah proses pengiriman barang atau jasa dari produsen kepada
konsumen. Dalam konteks ekonomi Islam, distribusi harus dilakukan dengan cara
yang adil dan memperhatikan kebutuhan masyarakat, termasuk pengelolaan harga
yang bersama dan menghindari monopoli.
Dalam pengaturan ekonomi Islam, semua komponen tersebut harus dikaitkan dengan
nilai-nilai etis dan adil, sehingga mampu menghasilkan kemajuan ekonomi yang bersih,
bertambah, dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai