KELOMPOK 2 Daffa Salsabilla 223401084 Meri Mardiyani 223401085 Silvi Nadia Awaliah 223401101 Zahra Nazwa Fakhira 223401111
SISTEM EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI ISLAM
Pengertian Sistem Ekonomi
Pengertian sistem ekonomi adalah cara negara dan pemerintah mendistribusikan sumber daya, memproduksi dan memperdagangkan barang dan jasa. sedangkan pengertian sitem ekonomi menurut para ahli: ● Menurut Adam Smith, sistem ekonomi adalah upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan meningkatkan kesejahteraan. ● Menurut Suroso (1997), sistem ekonomi adalah upaya untuk mengatur pertukaran barang dan jasa dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. ● Menurut Dumairy, sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur hubungan ekonomi antar manusia melalui lembaga-lembaga dalam kerangka kehidupan sosial. ● Menurut Gregory Grossman dan M. Manu, sistem ekonomi melibatkan unsur-unsur seperti unit-unit ekonomi, agen-agen ekonomi, dan lembaga-lembaga ekonomi yang berinteraksi, memengaruhi, dan mendukung satu sama Pembagian Sistem Ekonomi: 1. Sistem Ekonomi Pasar Bebas/Liberal Sistem ekonomi di mana keputusan ekonomi dibuat oleh pasar dan kekuatan permintaan dan penawaran. Dalam sistem ini, harga barang dan jasa ditentukan oleh pasar dan tidak ada campur tangan pemerintah dalam pengambilan keputusan ekonomi. Ciri-ciri utama ekonomi pasar bebas/liberal: ● Kepemilikan: Perusahaan swasta memiliki dan mengendalikan sebagian besar faktor produksi, seperti sumber daya alam, industri, dan infrastruktur. ● Persaingan: Pasar bebas dari campur tangan pemerintah. Perusahaan bersaing satu sama lain untuk mendapatkan pelanggan. ● Harga: Harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran. ● Peran pemerintah: Pemerintah memiliki peran kecil dalam ekonomi pasar bebas/liberal. ● Contoh negara yang menganut ekonomi pasar bebas/liberal: Amerika Serikat, Inggris, Singapura. Kelebihan sistem ekonomi liberal: ● Kebebasan untuk berusaha dan bersaing ● Harga akan dibentuk oleh pasar bebas ● Pemerintah memiliki keterbatasan dalam mencampuri transaksi ekonomi ● Pengusaha dapat mengutamakan pencarian keuntungan ● Pendapatan perkapita tinggi dan kesejahteraan masyarakat ● Inovasi dan kemajuan serta cepatnya dalam pengembangan bisnis Kekurangan sistem ekonomi liberal: ● Rentan terhadap ketidakstabilan pasar ● Kurangnya perlindungan terhadap lingkungan ● Kemungkinan adanya inflasi dan kemiskinan ekstrem ● Pemerintah memiliki keterbatasan dalam mencapai tujuan ekonomi yang lain, seperti pemerataan pendapatan ● Pendapatan perkapita tinggi tidak merata di seluruh masyarakat ● Kemungkinan adanya kekurangan sosial dan kesejahteraan masyarakat. 2. Sistem Ekonomi Sosialis/Komando/Etatisme Sistem ekonomi di mana keputusan ekonomi dibuat oleh pemerintah. Dalam sistem ini, pemerintah memiliki kendali penuh atas produksi, distribusi, dan harga barang dan jasa. Ciri-ciri utama ekonomi sosialis/komando/etatisme: ● Kepemilikan: Pemerintah memiliki dan mengendalikan sebagian besar faktor produksi, seperti sumber daya alam, industri, dan infrastruktur. ● Perencanaan: Pemerintah pusat merencanakan dan mengarahkan kegiatan ekonomi. Hal ini termasuk menentukan apa yang diproduksi, berapa banyak yang diproduksi, dan bagaimana barang dan jasa didistribusikan. ● Harga: Pemerintah menentukan harga untuk barang dan jasa. Peran pasar: Pasar memainkan peran kecil dalam ekonomi sosialis/komando/etatisme. ● Contoh negara yang menganut ekonomi sosialis/komando/etatisme: Korea Utara, Kuba, Venezuela. Kelebihan sistem ekonomi sosialis/komando/etatisme: ● Pemerataan: Sistem ini dapat membantu menyama ratakan kekayaan dan kesempatan bagi semua orang. ● Stabilitas: Pemerintah dapat menstabilkan ekonomi dengan mengendalikan inflasi dan pengangguran. ● Efisiensi: Pemerintah dapat mengarahkan sumber daya ke sektor-sektor yang dianggap paling penting. Kekurangan ekonomi sosialis/komando/etatisme: ● Kurangnya insentif: Kurangnya insentif bagi individu dan perusahaan untuk bekerja keras dan berinovasi. ● Ketidakefisienan: Pemerintah mungkin tidak selalu efektif dalam mengalokasikan sumber daya. ● kehilangan kebebasan: Individu memiliki kebebasan yang lebih sedikit dalam membuat keputusan ekonomi. 3. Sistem Ekonomi Campuran Sistem ekonomi di mana keputusan ekonomi dibuat oleh pasar dan pemerintah. Dalam sistem ini, pemerintah memiliki peran dalam mengatur pasar dan mengambil keputusan ekonomi yang penting, seperti kebijakan fiskal dan moneter. Ciri-ciri utama ekonomi campuran: ● Kepemilikan: Faktor produksi dapat dimiliki oleh swasta dan pemerintah, tergantung pada sektornya. ● Peran pasar: Pasar memainkan peran penting dalam mengalokasikan sumber daya, tetapi diawasi dan diatur oleh pemerintah. ● Peran pemerintah: Pemerintah terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti menyediakan infrastruktur, menetapkan kebijakan fiskal dan moneter, mengurangi monopoli, dan mendistribusikan bantuan sosial. ● Harga: Beberapa harga ditentukan oleh pasar, sementara yang lainnya ditetapkan oleh pemerintah. ● Contoh negara yang menganut ekonomi campuran: Indonesia, Jerman, Jepang, Prancis. Kelebihan ekonomi campuran: ● Efisiensi: Pasaran dapat mengalokasikan sumber daya secara efisien, sementara pemerintah dapat campur tangan untuk memperbaiki kegagalan pasar. ● Keadilan: Pemerintah dapat menggunakan kebijakannya untuk mengurangi ketimpangan dan distribusikan pendapatan secara lebih adil. ● Stabilitas: Pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi. ● Kebebasan: Individu memiliki kebebasan ekonomi yang lebih besar dibandingkan dengan ekonomi komando, tetapi tidak sebebas dalam ekonomi pasar bebas. Kekurangan ekonomi campuran: ● Kompleksitas: Sistem ini lebih kompleks dibandingkan dengan sistem ekonomi lainnya, sehingga membutuhkan birokrasi yang efektif. ● Potensi penyalahgunaan kekuasaan: Jika tidak dikelola dengan baik, pemerintah dapat menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan tertentu. ● Debat mengenai intervensi pemerintah: Terdapat perdebatan mengenai sejauh mana pemerintah harus campur tangan dalam kegiatan ekonomi. 4. Sistem Ekonomi Yang Dianut Oleh Indonesia Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila (SEP). Pada laman Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dijelaskan bahwa SEP merupakan sistem ekonomi yang sesuai dengan nilai kebangsaan seperti gotong royong dan saling menguatkan. Sistem ekonomi Pancasila telah tercantum dalam UUD 1945 pasal 33. Dalam pasal tersebut dijelaskan terkait susunan perekonomian dan wewenang negara mengatur kegiatan ekonomi. Dasar dari sistem ekonomi Pancasila sendiri adalah mengedepankan gotong royong, kebersamaan, kemanusiaan, dan kekeluargaan. Gagasan tentang ekonomi Pancasila muncul sebagai wujud diterimanya ideologi Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup berbangsa dan bernegara. Karena ekonomi Pancasila adalah ekonomi pasar yang mengacu, sejalan, sesuai, dan setia pada nilai-nilai ideologi Pancasila. Konstitusi ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi Pancasila dengan arah kebijakan ekonomi yang mengutamakan kemakmuran masyarakat daripada kemakmuran individu. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi bukan hanya tertuju pada individu atau golongan tertentu, tetap secara merata. Nilai-nilai Dasar Sistem Ekonomi Indonesia: a. Nilai Ketuhanan Nilai ketuhanan menjadi satu hal yang penting dalam penyelenggaraan kegiatan ekonomi di Indonesia. Kegiatan ekonomi harus berlandaskan sesuai dengan sifat-sifat Tuhan, seperti kejujuran dan keadilan. b. Nilai Kemanusiaan Nilai kemanusiaan dimaksudkan untuk menempatkan manusia sesuai dengan derajat kemanusiaannya. Dalam kaitannya, manusia adalah makhluk yang berakal, merdeka, dan memiliki derajat sama di hadapan Tuhan dan makhluk sosial lainnya. Jadi, sistem ekonomi di Indonesia harus menempatkan manusia di posisi yang paling tinggi dari pada faktor produksi, modal, dan lain-lainnya. c. Nilai Persatuan Sistem ekonomi Indonesia harus dibangun berdasarkan pondasi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Kegiatan ekonomi harus dilandasi oleh semangat persatuan dan kesatuan para pelaku ekonomi. d. Nilai Kerakyatan Pada nilai kerakyatan ditunjukkan dengan tegaknya demokrasi ekonomi. Berarti, bentuk sistem ekonomi di Indonesia harus berdasarkan pada kedaulatan rakyat. Inti ekonomi yang berkedaulatan rakyat, adalah ekonomi yang bersumber dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jadi, sistem ekonomi dapat terlaksana setelah mendapat mandat dari rakyat. 5. Sistem Ekonomi Pancasila Sistem yang memadukan ideologi konstitusional Bangsa Indonesia dengan sistem ekonomi campuran yang diwujudkan melalui kerangka ekonomi demokrasi serta langkah-langkah ekonomi yang memihak dan memberdayakan seluruh masyarakat.yang ditujukan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Ekonomi Pancasila menajwab berbagai permasalahan yang ada pada Bangsa Indonesia. Emil Salim memberikan ciri-ciri ekonomi Pancasila dalam perannya sebagai pembangunan ekonomi: ● Usaha negara maupun swasta tumbuh berdampingan tanpa dominasi salah satu untuk menghindarkan monopoli atau oligopoli dan perekonomian tumbuh dengan sehat. ● Sistem ekonomi Pancasila didasarkan pada asas kekeluargaan tidak berdasarkan dominasi modal atau dominasi buruh. ● Masyarakat menjadi pemegang peranan sentral tidak lagi individual, tekanan individu harus serasi dengan kepentingan masyarakat. ● Negara memiliki hak menguasai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung dalam negara tersebut akan tetapi harus berdasarkan konteks pelaksanaan hak dan kewajiban negara sebagai pemilik, pengatur, perencana, pelaksana dan pengawas. 6. Sistem Ekonomi Islam Sistem ekonomi islam adalah suatu sistem ekonomi yang berlandaskan atas syariat atau norma-norma yang telah diajarkan di agama islam. Sistem perekonomian islam diterapkan dengan tujuan untuk membuat umat islam terhindar dari aktivitas perekonomian yang dilarang. Asas Filsafat: ● Tauhid: Keyakinan akan keesaan Allah, yang menjadi asas utama dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk ekonomi. ● Keadilan: Prinsip keadilan menjadi landasan utama dalam ekonomi Islam, yang mencakup distribusi yang adil dan perlakuan yang sama bagi semua individu. ● Kemakhlukan Manusia: Manusia dipandang sebagai khalifah di bumi yang bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya alam dan kekayaan secara bertanggung jawab. Nilai Dasar: ● Tauhid: Keesaan Allah sebagai nilai dasar tertinggi yang memengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk ekonomi. ● Keadilan: Prinsip keadilan dalam distribusi kekayaan dan akses terhadap sumber daya ekonomi. ● Kemurahan Hati dan Kepedulian Sosial: Mendorong untuk berbagi dan peduli terhadap kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. ● Ketidak-kekayaan Mutlak: Kesadaran bahwa kekayaan dan harta benda hanyalah titipan yang harus dikelola dengan baik sesuai dengan ajaran agama. Nilai Instrumental: ● Amal Shalih: Tindakan-tindakan baik yang diperintahkan dalam Islam, yang mencakup praktik ekonomi yang halal dan bermanfaat bagi masyarakat. ● Ihsan: Konsep melakukan sesuatu dengan kesempurnaan dan kebaikan, termasuk dalam transaksi ekonomi. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam: Ekonomi islam sebenarnya memegang prinsip-prinsip yang berkaitan dengan larangan dalam islam Jadi, ada beberapa prinsip dan praktik ekonomi islam yang diterapkan, di antaranya adalah: ● Larangan Maisir Larangan maisir artinya tidak mengizinkan adanya aktivitas yang berbentuk seperti perjudian dalam aktivitas perekonomian. ● Larangan Gharar Larangan gharar pada dasarnya adalah larangan untuk melakukan penipuan. Artinya setiap kegiatan ekonomi tidak diizinkan untuk menipu orang lain demi keuntungan diri sendiri dan merugikan orang lain. ● Larangan Barang Haram Artinya adalah dalam sistem ekonomi islam tidak mengizinkan untuk melakukan transaksi atau mendapatkan barang dengan cara yang tidak baik atau dilarang dalam islam. ● Larangan Dzalim Larangan dzalim berarti segala macam kegiatan ekonomi tidak mengizinkan adanya hal-hal yang dengan sengaja dilakukan untuk merugikan orang lain. Oleh karena itu, dalam transaksi yang menerapkan ekonomi islam sebaiknya dilakukan dengan cara bagi hasil agar suatu keuntungan dapat terbagi secara adil tanpa merugikan satu pihak. ● Larangan Ikhtikar Larangan ikhtikar artinya dalam ekonomi islam tidak diizinkan untuk melakukan penimbunan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat untuk menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain. ● Larangan Riba Larangan riba berarti dalam setiap transaksi perekonomian tidak diizinkan untuk menerapkan biaya-biaya. Faktor-faktor Ekonomi: ● Distribusi Kekayaan yang Adil: Mendorong distribusi kekayaan yang adil dan menghindari ketimpangan ekonomi yang merugikan. ● Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan: Menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tanpa merugikan lingkungan atau kepentingan masyarakat. ● Keadilan dalam Kontrak dan Transaksi: Semua transaksi harus didasarkan pada prinsip keadilan dan kesepakatan yang saling menguntungkan. ● Penghindaran Perjudian dan Spekulasi: Mencegah praktik perjudian dan spekulasi yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. 7. Hubungan Manusia Dengan Benda Merupakan aspek penting dalam konteks filosofi, sosiologi, dan psikologi manusia. Hubungan ini mencakup berbagai dimensi, termasuk hubungan fungsional, emosional, spiritual, dan budaya. Berikut adalah beberapa aspek dari hubungan manusia dengan benda: ● Fungsional: Manusia menggunakan benda untuk memenuhi kebutuhan fisik, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan transportasi. Benda-benda ini menjadi alat atau sarana yang membantu manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. ● Emosional: Manusia dapat mengembangkan ikatan emosional dengan benda-benda tertentu, baik karena nilai sentimental, kenangan, atau hubungan yang kuat dengan benda tersebut. Misalnya, benda-benda warisan keluarga atau barang-barang yang memiliki nilai simbolis bagi individu. ● Spiritual: Beberapa budaya atau agama mungkin mengaitkan nilai spiritual dengan benda-benda tertentu. Contohnya, dalam beberapa tradisi agama, objek-objek suci atau artefak memiliki makna spiritual yang mendalam dan dianggap sebagai wakil dari hal-hal yang suci. ● Budaya: Benda-benda dapat mencerminkan identitas budaya atau nilai-nilai suatu masyarakat. Pakaian tradisional, senjata, atau peralatan rumah tangga sering kali menjadi bagian penting dari warisan budaya suatu kelompok atau komunitas. ● Konsumerisme: Dalam masyarakat modern, hubungan manusia dengan benda sering kali dipengaruhi oleh konsumerisme, di mana kebutuhan dan keinginan manusia secara luas dipenuhi melalui konsumsi barang dan jasa. Hal ini dapat membentuk identitas sosial dan status ekonomi seseorang. ● Pengelolaan Lingkungan: Hubungan manusia dengan benda juga mencakup bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan fisik dan alam. Pemanfaatan sumber daya alam dan dampaknya terhadap lingkungan merupakan bagian penting dari hubungan ini. 8. Hak milik Merupakan konsep hukum yang memberikan seseorang atau entitas legal kekuasaan eksklusif atas suatu properti atau aset. Memperoleh, memanfaatkan, dan menggunakan hak milik melibatkan serangkaian proses dan tindakan yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Memperoleh Hak Milik: ● Pembelian: Salah satu cara yang paling umum untuk memperoleh hak milik adalah dengan membeli properti atau aset tersebut dari pemilik sebelumnya. ● Pemberian atau Warisan: Hak milik juga dapat diperoleh melalui pemberian atau warisan dari pemilik sebelumnya. ● Hibah: Pihak yang memiliki hak milik dapat memberikannya sebagai hibah kepada individu atau entitas tertentu. ● Pemilikan Asli: Dalam beberapa kasus, hak milik dapat diperoleh melalui tindakan-tindakan seperti penemuan atau penciptaan aset baru. Memanfaatkan Hak Milik: ● Penggunaan Pribadi: Pemilik memiliki hak untuk menggunakan properti atau aset tersebut untuk kepentingan pribadi mereka sendiri, seperti tempat tinggal, penggunaan pribadi, atau penggunaan bisnis. ● Penggunaan Komersial: Hak milik juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan komersial, seperti menyewakan properti kepada pihak lain atau menggunakan aset untuk keperluan bisnis. Fungsi Hak Milik: ● Kontrol: Hak milik memberikan pemilik kontrol eksklusif atas properti atau aset tersebut, memungkinkan mereka untuk menentukan bagaimana aset tersebut digunakan dan dikelola. ● Keamanan Hukum: Hak milik memberikan perlindungan hukum terhadap klaim atau gangguan dari pihak lain yang mungkin mencoba untuk mengambil alih atau merampas properti tersebut. ● Ekonomi: Hak milik memungkinkan pemilik untuk mengambil manfaat ekonomi dari properti atau aset tersebut, baik melalui penggunaan langsung maupun melalui transaksi seperti penjualan, penyewaan, atau pemberian pinjaman. ● Investasi: Properti atau aset yang dimiliki dapat dijadikan sebagai investasi, dengan harapan dapat menghasilkan pengembalian finansial atau keuntungan di masa depan. 9. Ekonomi Islam Mencerminkan Nilai-Nilai Agama dan Berfokus Pada Kepentingan Masyarakat. Beberapa prinsip penting dalam Ekonomi Islam termasuk Zakat, Pelarangan Riba, Kerjasama Ekonomi, Jaminan Sosial, dan Peranan Negara. a. Zakat adalah upah yang harus dibayarkan oleh pemilik sumber daya yang berdekatan dengan kapitalisme. Sebagai bagian dari prinsip Ekonomi Islam, zakat bertujuan untuk mengurangi kemiskinan, memperbaiki kesejahteraan masyarakat, dan menjaga keseimbangan ekonomi. b. Pelarangan Riba: Riba dalam konteks ekonomi adalah keuntungan yang diperoleh dari peminjaman dan pinjaman secara berlebihan. Dalam Ekonomi Islam, riba diangkat sebagai kecurangan dan diarahkan untuk dihindari. Alternatif yang disarankan adalah modal bersama (Mudharabah) atau modal berjiwa (Qard Hasanah), yang memperhatikan nilai-nilai adil dan bertujuan untuk memperbaiki keseimbangan ekonomi. c. Kerjasama Ekonomi: Kerjasama Ekonomi atau Muamalat adalah prinsip yang memperhatikan hubungan antara pihak-pihak dalam transaksi ekonomi. Hal ini memperingatkan pemahaman bahwa setiap transaksi harus dijalankan dengan adil dan bertujuan untuk memperbaiki keseimbangan ekonomi bagi seluruh masyarakat. d. Jaminan Sosial: Jaminan Sosial atau Solidaritas Ekonomi adalah upaya untuk membantu masyarakat yang kurang berdaya saing. Dalam Ekonomi Islam, jaminan sosial diangkat sebagai tanggung jawab yang berat bagi masyarakat dan pemerintah untuk memperbaiki kesejahteraan sosial dan mencegah kemiskinan. e. Peranan Negara: Negara memiliki peran penting dalam pengaturan Ekonomi Islam. Pemerintah harus menjaga keseimbangan ekonomi, memastikan keadilan dalam pembagian hasil, dan mengawasi sektor ekonomi untuk memastikan bahwa nilai-nilai Islam tetap dihargai. 10. Prinsip Ekonomi Islam (PEI) Sistem pengelolaan keuangan yang bertujuan untuk mencerminkan nilai-nilai Islam dalam pengembangan dan pengelolaan ekonomi. PEI mengacu pada beberapa konsep utama yaitu Ketuhanan, Akhlak, Kemanusiaan, dan Keseimbangan. 1. Ketuhanan (Tawakkul): Konsep Ketuhanan dalam PEI memperingatkan pemahaman bahwa segala keputusan dan kebijakan ekonomi akhirnya diutamakan kepada kebijakan Tuhan. Hal ini memerlukan masyarakat dan pemerintah untuk bersikap berterima kasih dan menghargai kebijakan Tuhan dalam segala keputusan yang diambil. 2. Akhlak (Akhlaq): Akhlak adalah bagian yang sangat penting dalam PEI. Nilai-nilai akhlak seperti adalah kemiskinan yang menyebabkan kekerasan, kepedulian terhadap masyarakat yang kurang berdaya saing, dan perhatian terhadap lingkungan hidup harus diambil dalam pengambilan keputusan ekonomi. 3. Kemanusiaan (Insaniyah): PEI mendorong pengembangan ekonomi yang memperhatikan kebutuhan semua masyarakat, termasuk masyarakat yang kurang berdaya saing. Konsep Kemanusiaan memperingatkan bahwa semua individu memiliki hak untuk mendapatkan kepentingan yang seimbang dalam kehidupan ekonomi. 4. Keseimbangan (Mizan): Keseimbangan adalah konsep yang sangat vital dalam PEI. Hal ini memerlukan pengelolaan ekonomi yang adil dan bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan, kemampuan, dan sumber daya. Dalam konteks PEI, keseimbangan ekonomi dapat diwujudkan melalui pengelolaan sumber daya, pembagian hasil, dan pengaturan harga yang adil. Dalam prinsip ekonomi yang bertujuan untuk mencerminkan nilai-nilai Islam, konsep-konsep ini harus dikombinasikan dan diambil dalam pemikiran dan aksi pengelola ekonomi. Hal ini akan membawa kepada ekonomi yang lebih adil, bertambah, dan memperbaiki kualitas hidup bagi masyarakat. 11. Faktor Ekonomi Islam Sistem ekonomi yang mencerminkan nilai-nilai Islam dalam pengelolaan keuangan dan sosial. Dalam konteks ini, produksi, konsumsi, sirkulasi, dan distribusi adalah beberapa komponen penting dari sebuah ekonomi. 1. Produksi: Produksi merupakan proses pembuatan barang atau jasa oleh individu atau perusahaan. Dalam konteks ekonomi Islam, produksi harus bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat dengan menjauhi kelebihan dan penggunaan sumber daya yang tidak berwawasan lingkungan. 2. Konsumsi: Konsumsi adalah proses penggunaan barang atau jasa oleh individu atau masyarakat. Dalam konteks ekonomi Islam, konsumsi harus berorientasi pada kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan, dengan memperhatikan nilai-nilai seperti adalah menjaga hubungan yang sehat antara konsumen dan produsen, serta menjaga kelancaran serta kualitas produk yang dihasilkan. 3. Sirkulasi: Sirkulasi adalah proses penggunaan uang dalam ekonomi, dimana uang mengalir dari pemilik uang ke pemilik barang atau jasa. Dalam konteks ekonomi Islam, sirkulasi harus dijalankan dengan cara yang bersih, transparan, dan bertujuan untuk memperbaiki kondisi masyarakat. 4. Distribusi: Distribusi adalah proses pengiriman barang atau jasa dari produsen kepada konsumen. Dalam konteks ekonomi Islam, distribusi harus dilakukan dengan cara yang adil dan memperhatikan kebutuhan masyarakat, termasuk pengelolaan harga yang bersama dan menghindari monopoli. Dalam pengaturan ekonomi Islam, semua komponen tersebut harus dikaitkan dengan nilai-nilai etis dan adil, sehingga mampu menghasilkan kemajuan ekonomi yang bersih, bertambah, dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro