Anda di halaman 1dari 25

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

Oleh
Hadi Alamdhien, S.Pd, M.Pd
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, maka berkembang pula
perilaku ekonomi masyarakat. Perilaku ekonomi masyarakat yang bermacam-macam memicu
munculnya sistem ekonomi yang beragam pula. Sistem ekonomi diarahkan untuk dapat memenuhi
kebutuhan manusia pada berbagai jenis barang terutama barang kebutuhan pokok.
Sistem perekonomian adalah sistem yang dipakai oleh sebuah negara untuk mengalokasikan
sumber daya yang dikuasainya baik untuk perorangan ataupun instansi di negara itu. Perbedaan utama
antara satu sistem ekonomi dengan sistem ekonomi yang lain yaitu bagaimana cara sistem itu
mengelola faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu diizinkan memiliki seluruh
faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut dikuasai oleh pemerintah.
Sistem perekonomian yang diterapkan oleh negara Indonesia adalah Sistem perekonomian
Pancasila. Ini artinya sistem perekonomian yang dijalankan di Indonesia harus berpedoman pada
Pancasila. Sehingga secara normatif Pancasila dan UUD 1945 adalah landasaan idiil sistem
perekonomian di Indonesia.
Akat tetapi jika kita melihat dari sejarah Indonesia, indonesia tidak henya menganut satu
sistem perekonomian saja selama pergantian pemerintahan, akan tetapi telah beberapa kali sistem
perekonomian Indonesia berganti. Dan jika kita telisik lagi dari sistem perekonomian dunia ada
berbagai macam sistem perekonomian yang diterapkan dinegara masing-masing sesuai dengan
kepribadian setiap negara mulai dari sistem kapitalis yang memberi kebebasan kepada setiap individu
dalam berusaha kemudian sistem sosialis yang tidak memberikan kebebasan atau hak setiap individu
atas harta, kekayaan dan penggunaannya dan yang terakhir sistem ekonomi campuran yang
menggabungkan lebih dari satu aspek sistem ekonomi. Sehingga kita perlu memahami setiap jenis
sistem perekonomian tersebut agar kita dapat mengetahui lebih mendalam bagaimana penerapan serta
bagaimana kelebihan dan kekurangan dari setiap system tersebut.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari sistem perekonomian kapitalis?
2. Apa pengertian dari sistem perekonomian sosialis?
3. Apa pengertian dari sistem perekonomian campuran?
4. Apa pengertian dari sistem perekonomian indonesia

TUJUAN MASALAH
Berdasarkan pada masalah-masalah yang dirumuskan di atas maka dengan dibuatnya makalah
ini diharapkan dapat memberikan pemahaman akan hal-hal sebagai berikut:
1. Memahami apa yang dimaksud dengan sistem perekonomian kapitalis;
2. Memahami apa itu perekonomian sosialis;
3. Mengetahui apa itu perekonomian campuran;
4. Mengetahui sistem perekonomian indonesia
5.
PEMBAHASAN

Pengertian Sistem ekonomi


Sistem ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi yang membahas persoalan pengambilan
keputusan dalam tata susunan organisasi ekonomi untuk menjawab persoalan-persoalan ekonomi
untuk mewujudkan tujuan nasional suatu negara. Sistem ekonomi adalah sistem yang digunakan oleh
suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun
organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem
ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa
sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya,
semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di
antara dua sistem ekstrim tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut
mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan
hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara
pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan
alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.

Macam-macam Sistem Ekonomi


Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat
tradisional secara turun temurun dengan hanya mengandalkan alam dan tenaga kerja.
Ciri dari sistem ekonomi tradisional adalah :
1. Teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana.
2. Hanya sedikit menggunakan modal.
3. Pertukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan barang).
4. Belum mengenal pembagian kerja.
5. Masih terikat tradisi.
6. Tanah sebagai tumpuan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran.
Sistem ekonomi tradisional memiliki kelebihan sebagai berikut :
1. Tidak terdapat persaingan yang tidak sehat, hubungan antar individu sangat erat.
2. Masyarakat merasa sangat aman, karena tidak ada beban berat yang harus dipikul.
3. Tidak individualistis.
Kelemahan dari sistem ekonomi tradisional adalah :
1. Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, sehingga produktivitas rendah.
2. Mutu barang hasil produksi masih rendah.
Saat ini sudah tidak ada lagi negara yang menganut sistem ekonomi tradisional, namun di
beberapa daerah pelosok, seperti suku badui dalam, sistem ini masih digunakan dalam kehidupan
sehari – hari

Sistem Ekonomi Pasar (Liberal/Bebas)


Sistem ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi mulai
dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Sistem ini
sesuai dengan ajaran dari Adam Smith, dalam bukunya An Inquiry Into the Nature and Causes of the
Wealth of Nations.
Ciri dari sistem ekonomi pasar adalah :
1. Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal.
2. Setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya.
3. Aktivitas ekonomi ditujukan untuk memperoleh laba.
4. Semua aktivitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat (Swasta).
5. Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar.
6. Persaingan dilakukan secara bebas.
7. Peranan modal sangat vital.
Kebaikan dari sistem ekonomi antara lain:
1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi.
2. Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi.
3. Munculnya persaingan untuk maju.
4. Barang yang dihasilkan bermutu tinggi, karena barang yang tidak bermutu tidak akan
laku dipasar.
5. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif
mencari laba.
Kelemahan dari sistem ekonomi antara lain:
1. Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan.
2. Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal.
3. Munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat.
4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasisumber daya oleh
individu.

Sistem Ekonomi Komando (Terpusat)


Sistem ekonomi komando adalah sistem ekonomi dimana peran pemerintah sangat dominan
dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian. Pada sistem ini pemerintah menentukan
barang dan jasa apa yang akan diproduksi, dengan cara atau metode bagaimana barang tersebut
diproduksi, serta untuk siapa barang tersebut diproduksi.
Ciri dari sistem ekonomi pasar adalah :
1. Semua alat dan sumber-sumber daya dikuasai pemerintah.
2. Hak milik perorangan tidak diakui.
3. Tidak ada individu atau kelompok yang dapat berusaha dengan bebas dalam kegiatan
perekonomian.
4. Kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah.
Kebaikan dari sistem ekonomi terpusat adalah:
1. Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi
lainnya.
2. Pasar barang dalam negeri berjalan lancar.
3. Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga.
4. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
5. Jarang terjadi krisis ekonomi.
Kelemahan dari sistem ekonomi terpusat adalah :
1. Mematikan inisiatif individu untuk maju
2. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
3. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya
4. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran merupakan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat, dimana
pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi.
Ciri dari sistem ekonomi campuran adalah :
1. Merupakan gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat.
2. Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah.
3. Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan, menetapkan
kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta.
4. Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang.
Penerapan sistem ekonomi campuran akan mengurangi berbagai kelemahan dari sistem
ekonomi pasar dan komando dan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Secara umum saat ini hampir tidak ada negara yang murni melaksanakan sistem ekonomi
terpusat maupun pasar, yang ada adalah kecenderungan terhadap ekonomi pasar seperti Amerika,
Hongkong, dan negara–negara eropa barat yang berpaham liberal, sementara negara yang pernah
menerapkan ekonomi terpusat adalah Kuba, Polandia dan Rusia yang berideologi sosialis atau
komunis. Kebanyakan negara-negara menerapkan sistem ekonomi campuran seperti Perancis,
Malaysia dan Indonesia.
Namun perubahan politik dunia juga mempengaruhi sistem ekonomi, seperti halnya yang
dialami Uni Soviet pada masa pemerintahan Boris Yeltsin, kehancuran komunisme juga
mempengaruhi sistem ekonomi soviet, dari sistem ekonomi terpusat (komando) mulai beralih ke arah
ekonomi liberal dan mengalami berbagai perubahan positif.

Sistem Ekonomi Kerakyatan


Sistem Ekonomi Kerakyatan adalah Sistem Ekonomi Nasional Indonesia yang berasas
kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, bermoral Pancasila, dan menunjukkan pemihakan sungguh-
sungguh pada ekonomi rakyat.
Syarat mutlak berjalannya sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan sosial :
1. Berdaulat di bidang politik
2. Mandiri di bidang ekonomi
3. Berkepribadian di bidang budaya
Yang mendasari paradigma pembangunan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan sosial :
1. Penyegaran nasionalisme ekonomi melawan segala bentuk ketidakadilan sistem dan
kebijakan ekonomi
2. Pendekatan pembangunan berkelanjutan yang multidisipliner dan multicultural
3. Pengkajian ulang pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu ekonomi dan sosial di
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi

Sistem Perekonomian Kapitalis


Kapitalisme atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat
produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam ekonomi pasar.
Pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip
tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi
intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi.
Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa
diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai
berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan
komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu
badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama
barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi.
Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin
dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan baku
tersebut.
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang
dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal
kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang
menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya pengubahan
menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.
Istilah kapitalisme, dalam arti modern, sering dikaitkan dengan Karl Marx. Dalam magnum
opus Das Kapital, Marx menulis tentang "cara produksi kapitalis" dengan menggunakan metode
pemahaman yang sekarang dikenal sebagai Marxisme. Namun, sementara Marx jarang menggunakan
istilah "kapitalisme", namun digunakan dua kali dalam interpretasi karyanya yang lebih politik,
terutama ditulis oleh kolaborator Friedrich Engels. Pada abad ke-20 pembela sistem kapitalis sering
menggantikan kapitalisme jangka panjang dengan frase seperti perusahaan bebas dan perusahaan
swasta dan diganti dengan kapitalis rente dan investor sebagai reaksi terhadap konotasi negatif yang
terkait dengan kapitalisme.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa sistem perekonomian Kapitalisme adalah
sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk
mengadakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan
barang dan lain sebagainya. Pada sistem ekonomi kapitalisme pemerintah tidak ikut campur dalam
kegiatan ekonomi.
Setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua bebas
bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar- besarnya. Semua orang bebas melakukan
kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara. Lembaga hak milik swasta
merupakan Elemen paling pokok dari kapitalisme. Pemberian hak pemilikan atas harta kekayaan,
memenuhi tiga macam fungsi ekonomi penting; Pertama, para individu memperoleh perangsang agar
aktifitas mereka dimanfaatkan seproduktif mungkin. Kedua, hal tersebut sangat mempengaruhi
distribusi kekayaan serta pendapatan karena individu-individu diperkenankan untuk menghimpun
aktiva dan memberikan kepada ahli waris secara mutlak apabila mereka meninggal dunia. Ketiga, ia
memungkinkan laju pertukaran yang tinggi oleh Karena orang memiliki hak pemilikan atas barang-
barang sebelum hak tersebut dapat dialihkan pada pihak lain. Dalam sistem ekonomi kapitalis berlaku
“free fight liberalism”. Siapa yang memiliki dan mampu menggunakan kekuatan modal secara efektif
dan efisien akan dapat memenangkan pertarungan dalam bisnis.

Ciri-Ciri, Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Ekonomi Kapitalis


Ciri-ciri sistem ekonomi Kapitalisme :
1. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
2. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
3. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar
kepentingann (keuntungan) sendiri
4. Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut
hedonisme)
Kelebihan sistem ekonomi kapitalis adalah sebagai berikut:
1. Adanya persaingan sehingga mendorong kemajuan usaha.
2. Campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi kecil sehingga mendorong
kesempatan lebih luas bagi pihak swasta.
3. Produksi didasarkan pada permintaan pasar atau kebutuhan masyarakat.
4. Pengakuan hak milik oleh negara mendorong semangat usaha masyarakat.
Adapun kekurangan dari sistem ekonomi kapitalis adalah:
1. Adanya praktik persaingan tidak sehat, yaitu penindasan pihak yang lemah.
2. Persaingan tidak sehat dapat menimbulkan monopoli yang merugikan masyarakat.
3. Timbulnya praktik yang tidak jujur yang didasari mengejar keuntungan yang sebesar-
besarnya, sehingga kepentingan umum dikesampingkan.

Sistem Perekonomian Sosialis


Sosialisme adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah.
Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta
jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air,
listrik, telekomunikasi, gas, dan lain sebagainya.
Sistem ekonomi sosialisme adalah suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau teori yang
bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratisasi
terpusat dan kepadanya perolehan produksi kekayaan yang lebih baik daripada yang kini berlaku
sebagaimana yang diharapkan.
Sistem Sosialis (Socialist Economy) berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya
mungkin tercapai bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan
individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan kepemilikan
sosial. Uni Soviet dan banyak negara Eropa Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini hingga
akhir abad ke-20. Namun saat ini, hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC yang menggunakan
sistem ini. Negara-negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai
melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor produksinya
sendiri.

Prinsip dan ciri-ciri sistem ekonomi sosialis


Prinsip Dasar Ekonomi Sosialisme adalah sebagai berikut:
1. Pemilikan harta oleh negara
2. Kesamaan ekonomi
3. Disiplin Politik
Ciri-ciri Ekonomi Sosialisme adalah:
1. Semua sumber daya ekonomi dimiliki dan dikuasai oleh negara.
2. Seluruh kegiatan ekonomi harus diusahakan bersama. Semua perusahaan milik negara
sehingga tidak ada perusahaan swasta.
3. Segala keputusan mengenai jumlah dan jenis barang ditentukan oleh pemerintah.
4. Harga-harga dan penyaluran barang dikendalikan oleh negara.
5. Semua warga masyarakat adalah karyawan bagi negara.

Kelebihan dan kekurangan sistem sosialisme


Kelebihan dari Sistem Ekonomi Sosialis adalah :
1. Disediakannya kebutuhan pokok Setiap warga Negara disediakan kebutuhan
pokoknya, termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas
kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan
orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada dalam pengawasan
Negara.
2. Didasarkan perencanaan Negara Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan
perencanaan Negara Yang sempurna, di antara produksi dengan penggunaannya.
Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang
berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.
3. Produksi dikelola oleh Negara Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh
Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-
kepentingan Negara.
Adapun kekurangan dari sistem sosialis adalah:
1. Sulit melakukan transaksi Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang
terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi
hanya untuk mendapatkan makanan sebanyak dua kali. Jual beli sangat terbatas,
demikian pula masalah harga juga ditentukan oleh pemerintah, oleh karena itu
stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih disebabkan tingkat harga ditentukan
oleh Negara, bukan ditentukan oleh mekanisme pasar.
2. Membatasi kebebasan System tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri
sendiri, kewibawaan individu yang menghambatnya dalam memperoleh kebebasan
berfikir serta bertindak, ini menunjukkan secara tidak langsung system ini terikat
kepada system ekonomi dictator. Buruh dijadikan budak masyarakat yang
memaksanya bekerja seperti mesin.
3. Mengabaikan pendidikan moral Dalam system ini semua kegiatan diambil alih untuk
mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral individu diabaikan. Dengan
demikian, apabila pencapaian kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan nlai-
nilai moral tidak diperhatikan lagi
Sistem Perekonomian Campuran
Di samping kedua ekstrim sistem ekonomi tersebut, terdapat sebuah sistem yang lain yang
merupakan campuran antara keduanya, dengan berbagai fariasi kadar donasinya, dengan berbagai
fariasi nama dan oleh istilahnya. Sistem ekonomi campuran pada umumnya diterapkan oleh negara-
negara berkembang. Beberapa negara di antaranya cukup konsisten dalam meramu sistem ekonomi
campuran, dalam arti kadar kapitalisnya selalu lebih tinggi (contoh Filipina) atau bobot sosialismenya
lebih besar (contoh India). Namun banyak pula yang goyah dalam meramu campuran kedua sistem
ini, kadang-kadang condong kapitalistik.
Pada dasarnya sistem ekonomi campuran atau sistem ekonomi kerakyatan dengan persaingan
terkendali, merupakan sistem ekonomi yang paling cocok untuk mengelola perekonomian di
Indonesia, namun demikian akhir-akhir ini sistem ekonomi Indonesia semakin condong ke ekonomi
liberal dan kapitalis hal ini ditandai dengan derasnya modal asing yang masuk ke Indonesia dan
banyaknya BUMN dan BUMD yang telah diprivatisasi. Kecenderungan tersebut dipacu derasnya arus
globalisasi dan bubarnya sejumlah negara komunis di Eropa Timur yang bersistem ekonomi
sosialisme-komunistik.
Sistem ekonomi campuran merupakan satu sistem ekonomi hasil daripada campuran diantara
sistem kapitalis dan sistem sosialis. Melalui sistem ini, kerajaan dan swasta bekerjasama untuk
membentuk satu pasaran yang lebih adil. Dasar-dasar kerajaan/negara diubah secara menyeluruh dan
menggabungkan semua pihak termasuk pihak swasta. Kerajaan/negara sebagai penguasa meski
bagaimanapun boleh campur tangan dalam pasaran serta urusan ekonomi dan keuangan sesuai
keadaan.
Hak milik kerajaan/Negara dan swasta akan dikelola untuk kebaikan rakyat. Walaupun
kerajaan/Negara menjadi pemilik kepada badan-badan utiliti tertentu namun pihak swasta juga
dibenarkan terlibat dalam kegiatan-kegiatan perniagaan yang besar serta menjadi pemilik kepada
industri-industri gergasi yang penting di negara ini bahkan berbagai insentif diberikan untuk
menggerakkan kegiatan sektor swasta. Malaysia adalah di antara negara yang menganut sistem
ekonomi campuran.
Sistem ekonomi campuran merupakan campuran dari sistem ekonomi kapitalis dan sosialis,
dimana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi.
Ciri dari sistem ekonomi campuran adalah :
1. Merupakan gabungan dari sistem ekonomi kapitalis dan sosialis
2. Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah
3. Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan, menetapkan
kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta.
4. Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang Penerapan sistem ekonomi campuran
akan mengurangi berbagai kelemahan dari sistem ekonomi pasar dan komando dan
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kelebihan sistem ekonomi campuran adalah sebagai berikut:
1. Kestabilan ekonomi terjamin
2. Pemerintah dapat memfokuskan perhatian untuk memajukan sektor usaha menengah
dan kecil
3. Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong kreativitas individu
Sedangkan Kekurangan sistem ekonomi campuran adalah sebagai berikut:
1. Sulit menentukan batas antara kegiatan ekonomi yang seharusnya dilakukan
pemerintah dan swasta
2. Sulit menentukan batas antara sumber produksi yang dapat dikuasai oleh pemerintah
dan swasta

Sekilas tentang Sistem Ekonomi Kerakyatan


Bung Hatta dalam Daulat Rakyat (1931) menulis artikel berjudul Ekonomi Rakyat dalam
Bahaya, sedangkan Bung Karno 3 tahun sebelumnya (Agustus 1930) dalam pembelaan di Landraad
Bandung menulis nasib ekonomi rakyat sebagai berikut:
“Ekonomi Rakyat oleh sistem monopoli disempitkan, sama sekali didesak dan dipadamkan
(Soekarno, Indonesia Menggugat, 1930: 31)”
Jika kita mengacu pada Pancasila dasar negara atau pada ketentuan pasal 33 UUD 1945, maka
memang ada kata kerakyatan tetapi harus tidak dijadikan sekedar kata sifatyang berarti merakyat.
Kata kerakyatan sebagaimana bunyi sila ke-4 Pancasila harus ditulis lengkap yaitu kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang artinya tidak lain
adalah demokrasi ala Indonesia. Jadi ekonomi kerakyatan adalah (sistem) ekonomi yang demokratis.
Pengertian demokrasi ekonomi atau (sistem) ekonomi yang demokratis termuat lengkap dalam
penjelasan pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi:
“Produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dibawah pimpinan atau penilikan anggota-
anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlahyang diutamakan bukan kemakmuran orang-
seorang. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Bangun perusahaanyang sesuai dengan itu ialah koperasi.
Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi semua orang! Sebab itu
cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hidup orang banyak harus
dikuasai oleh negara. Kalau tidak, tampuk produksi jatuh ke tangan orang-orang yang berkuasa dan
rakyat yang banyak ditindasinya.
Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh ada di tangan orang-
seorang.
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi adalah pokok-pokok
kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.”
Memang sangat disayangkan bahwa penjelasan tentang demokrasi ekonomi ini sekarang
sudah tidak ada lagi karena seluruh penjelasan UUD 1945 diputuskan MPR untuk dihilangkan dengan
alasan naif, yang sulit kita terima, yaitu “di negara negara lain tidak ada UUD atau konstitusi yang
memakai penjelasan.
Tujuan yang diharapkan dari penerapan Sistem Ekonomi Kerakyatan:
1. Membangun Indonesia yang berdikiari secara ekonomi, berdaulat secara politik, dan
berkepribadian yang berkebudayaan.
2. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
3. Mendorong pemerataan pendapatan rakyat.
4. Meningkatkan efisiensi perekonomian secara nasional.

LIMA HAL POKOK YANG HARUS SEGERA DIPERJUANGKAN AGAR SISTEM


EKONOMI KERAKYATAN TIDAK HANYA MENJADI WACANA SAJA:
1. Peningkatan disiplin pengeluaran anggaran dengan tujuan utama memerangi praktek
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam segala bentuknya.
2. Penghapusan monopoli melalui penyelenggaraan mekanisme persaingan yang
berkeadilan (fair competition).
3. Peningkatan alokasi sumber-sumber penerimaan negara kepada pemerintah daerah.
4. Penguasaan dan redistribusi pemilikan lahan pertanian kepada petani penggarap.
5. Pembaharuan UU Koperasi dan pendirian koperasi-koperasi “ sejati” dalam berbagai
bidan usaha dan kegiatan. Yang perlu dicermati, peningkatan kesejahteraan rakyat
dalam konteks ekonomi kerakyatan tidak didasarkan pada paradigma lokomatif,
melainkan pada paradigma fondasi.

Sistem Perekonomian di Indonesia


Sistem ekonomi Indonesia dikenal sebagai Demokrasi Ekonomi adalah Sistem Ekonomi yang
dijalankan oleh Indonesia. Pda sistem ini, kegiatan produksi dilakukan oleh semua, untuk semua, dan
dibawah pimpinan atau kepemilikan oleh anggota-anggota masyarakat. Motivasi kegiatan
ekonominya dalah untuk kemakmuran masyarakat dengan memenuhi kebutuhannya dan
mengembangkan keselarasan, keserasian serta keseimbangan antara kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat.
Dalam pidato yang diucapkan oleh wakil presiden RI dalam konferensi ekonomi di
Yogyakarta pada tanggal 3 febuari 1946 dikatakan bahwa dasar politik perekonomian RI terpancang
dalm UUD 1945 dalam bab kesejahteraan sosial pasal 33.
Sementara itu Sumitro Djojohadikusumo dalam –pidatonya dihadapan “School of Advanced
International Studies” Washington D. C tanggal 22 febuari 1949 juga menegaskan bahwa yang dicita-
citakan ialah suatu macam ekonomi campuran yaitu lapangan-lapangan tertentu akan dinasionaliasi
dan dijalankan oleh pemerintah, sedangkan yang lainnya akan terus terletak dalam lingkungan usaha
partekelir.
Meskipun sistem perekonomian Indonesia sudah cukup jelas dirumuskan oleh tokoh-tokoh
ekonomi Indonesia yang sekaligus menjadi tokoh pemerintahan pada awal republik Indonesia berdiri,
dalam perkembangannya pembicaraan tentang sistem perekonomian Indonesia tidak hanya berkisar
pada sistem ekonomi campuran, tetapi mengarah pada suatu bentuk baru yang disebut sistem ekonomi
pancasila. Garis-garis Besar Haluan Negara yang merupakan pedoman bagi kebijaksanaan
pembangunan di bidang ekonomi Indonesia berbunyi “pembangunan ekonomi yang didasarkan pada
Demokrasi Ekonomi menentukan bahwa masyarakat harus memegang peran aktif dalam kegiatan
pembangunan.

Landasan Sistem Ekonomi di Indonesia


Landasan idiil sistem ekonomi Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian
maka sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi yang berorientasi kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa (berlakunya etik dan moral agama, bukan materialisme); Kemanusiaan yang adil dan
beradab (tidak mengenal pemerasan atau eksploitasi); Persatuan Indonesia (berlakunya kebersamaan,
asas kekeluargaan, sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dalam ekonomi); Kerakyatan
(mengutamakan kehidupan ekonomi rakyuat dan hajat hidup orang banyak); serta Keadilan Sosial
(persamaan/emansipasi, kemakmuran masyarakat yang utama bukan kemakmuran orang-seorang).
Keadilan menjadi sangat utama di dalam sistem ekonomi Indonesia. Keadilan merupakan titik-tolak,
proses dan tujuan sekaligus.
Dari butir-butir di atas, keadilan menjadi sangat utama di dalam sistem ekonomi Indonesia.
Keadilan merupakan titik-tolak, proses dan tujuan sekaligus.Pasal 33 UUD 1945 adalah pasal utama
bertumpunya sistem ekonomi Indonesia yang berdasar Pancasila, dengan kelengkapannya, yaitu
Pasal-pasal 18, 23, 27 (ayat 2) dan 34.
Berdasarkan TAP MPRS XXIII/1966, ditetapkanlah butir-butir Demokrasi Ekonomi
(kemudian menjadi ketentuan dalam GBHN 1973, 1978, 1983, 1988), yang meliputi penegasan
berlakunya Pasal-Pasal 33, 34, 27 (ayat 2), 23 dan butir-butir yang berasal dari Pasal-Pasal UUDS
tentang hak milik yuang berfungsi sosial dan kebebasan memilih jenis pekerjaan. Dalam GBHN 1993
butir-butir Demokrasi Ekonomi ditambah dengan unsur Pasal 18 UUD 1945. Dalam GBHN 1998 dan
GBHN 1999, butir-butir Demokrasi Ekonomi tidak disebut lagi dan diperkirakan “dikembalikan” ke
dalam Pasal-Pasal asli UUD 1945.
Landasan normatif-imperatif ini mengandung tuntunan etik dan moral luhur, yang
menempatkan rakyat pada posisi mulianya, rakyat sebagai pemegang kedaulatan, rakyat sebagai
ummat yang dimuliakan Tuhan, yang hidup dalam persaudaraan satu sama lain, saling tolong-
menolong dan bergotong-royong.
Dari landasan sistem ekonomi Indonesia sebagaimana dikemukakan di atas (Pancasila, UUD
1945, TAP MPRS No. XXIII/66 dan GBHN-GBHN 1973, 1978, 1983, 1988, 1998, 1999), jelas
bahwa ekonomi Indonesia berpedoman pada ideologi kerakyatan. Apa itu kerakyatan dan siapa itu
rakyat?
Banyak orang mengatasnamakan rakyat. Ada yang melakukannya secara benar demi
kepentingan rakyat semata, tetapi ada pula yang melakukannya demi kepentingan pribadi atau
kelompok. Yang terakhir ini tentulah merupakan tindakan yang tidak terpuji. Namun yang lebih
berbahaya dari itu adalah bahwa banyak di antara mereka, baik yang menuding ataupun yang dituding
dalam mengatasnamaan rakyat, adalah bahwa mereka kurang sepenuhnya memahami arti dan makna
rakyat serta dimensi yang melingkupinya.
Sekali lagi, siapa yang disebut “rakyat”? Pertanyaan semacam ini banyak dikemukakan secara
sinis oleh sekelompok pencemoh yang biasanya melanjutkan bertanya, “bukankah seorang
konglomerat juga rakyat, bukankah Liem Sioe Liong juga rakyat?” Tentu! Namun yang jelas
perekonomian konglomerat bukanlah perekonomian rakyat.
“Rakyat” adalah konsepsi politik, bukan konsepsi aritmatik atau statistik, rakyat tidak harus
berarti seluruh penduduk. Rakyat adalah “the common people”, rakyat adalah “orang banyak”.
Pengertian rakyat berkaitan dengan “kepentingan publik”, yang berbeda dengan “kepentingan orang-
seorang”. Pengertian rakyat mempunyai kaitan dengan kepentingan kolektif atau kepentingan
bersama. Ada yang disebut “public interest” atau “public wants”, yang berbeda dengan “private
interest” dan “private wants”. Sudah lama pula orang mempertentangkan antara “individual privacy”
dan “public needs” (yang berdimensi domain publik). Ini analog dengan pengertian bahwa “social
preference” berbeda dengan hasil penjumlahan atau gabungan dari “individual preferences”. Istilah
“rakyat” memiliki relevansi dengan hal-hal yang bersifat “publik” itu.
Mereka yang tidak mampu mengerti “paham kebersamaan” (mutuality) dan “asas
kekeluargaan” (brotherhood atau broederschap) pada dasarnya karena mereka tidak mampu
memahami arti dan makna luhur dari istilah “rakyat” itu, tidak mampu memahami kemuliaan adagium
“vox populi vox Dei”, di mana rakyat lebih dekat dengan arti “masyarakat” atau “ummat”, bukan
dalam arti “penduduk” yang 210 juta. Rakyat atau “the people” adalah jamak (plural), tidak tunggal
(singular).
Seperti dikemukakan di atas, kerakyatan dalam sistem ekonomi mengetengahkan pentingnya
pengutamaan kepentingan rakyat dan hajat hidup orang banyak, yang bersumber pada kedaulatan
rakyat atau demokrasi. Oleh karena itu, dalam sistem ekonomi berlaku demokrasi ekonomi yang tidak
menghendaki “otokrasi ekonomi”, sebagaimana pula demokrasi politik menolak “otokrasi politik”.
Dari sini perlu kita mengingatkan agar tidak mudah menggunakan istilah “privatisasi” dalam
menjuali BUMN. Yang kita tuju bukanlah “privatisasi” tetapi adalah “go-public”, di mana pemilikan
BUMN meliputi masyarakat luas yang lebih menjamin arti “usaha bersama” berdasar atas “asas
kekeluargaan”.
PASAL 33 UUD 1945 PERLU DIPERTAHANKAN
Pasal 33 UUD 1945 harus dipertahankan. Pasal 33 UUD 1945 adalah pasal mengenai
keekonomian yang berada pada Bab XIV UUD 1945 yang berjudul “Kesejahteraan Sosial”.
Kesejahteraan sosial adalah bagian tak terpisahkan dari cita-cita kemerdekaan. Dengan menempatkan
Pasal 33 1945 di bawah judul Bab “Kesejahteraan Sosial” itu, berarti pembangunan ekonomi nasional
haruslah bermuara pada peningkatan kesejahteraan sosial. Peningkatan kesejahteraan sosial
merupakan test untuk keberhasilan pembangunan, bukan semata-mata per-tumbuhan ekonomi apalagi
kemegahan pembangunan fisikal. Pasal 33 UUD 1945 adalah pasal yang mulia, pasal yang
mengutamakan kepentingan bersama masyarakat, tanpa mengabaikan kepentingan individu orang-
perorang. Pasal 33 UUD 1945 adalah pasal restrukturisasi ekonomi, pasal untuk mengatasi
ketimpangan struktural ekonomi.
Saat ini Pasal 33 UUD 1945 (ide Bung Hatta yang dibela oleh Bung Karno karena memangku
ide “sosio-nasionalisme” dan ide “sosio-demokrasi”) berada dalam bahaya. Pasal 33 UUD 1945 tidak
saja akan diamandemen, tetapi substansi dan dasar kemuliaan ideologi kebangsaan dan kerakyatan
yang dikandungnya akan diubah, artinya akan digusur, oleh sekelompok pemikir dan elit politik yang
kemungkinan besar tidak mengenal platform nasional Indonesia.
Ayat 1 Pasal 33 UUD 1945 menegaskan, bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Perkataan disusun artinya “direstruktur”. Seorang
strukturalis pasti mengerti arti “disusun” dalam konteks restrukturisasi ekonomi, merubah ekonomi
kolonial menjadi ekonomi nasional, menghilangkan subordinasi ekonomi (yang tidak emancipatory)
dan menggantinya dengan demokrasi ekonomi (yang participatory dan emancipatory).
Mari kita baca Penjelasan Pasal 33 UUD 1945 “… Perekonomian berdasar atas demokrasi
ekonomi, kemakmuran bagi semua orang. Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan menguasai hajad hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Kalau tidak tampuk
produksi jatuh ke tangan orang-orang yang berkuasa dan rakyat banyak ditindasinya …”. Bukankah
sudah diprediksi oleh UUD 1945 bahwa orang-orang yang berkuasa akan menyalahgunakan
kekuasaan, akan habis-habisan ber-KKN karena melalaikan asas kekeluargaan. Bukankah terjadinya
ketidakadilan sosial-ekonomi mass poverty, impoverishmen dan disempowerment terhadap rakyat
karena tidak hidupnya asas kekeluargaan atau brotherhood di antara kita? Dalam kebersamaan dan
asas kekeluargaan, keadilan sosial-ekonomi implisit di dalamnya.
Dari Penjelasan UUD 1945 juga kita temui kalimat “… Meskipun dibikin UUD yang menurut
kata-katanya bersifat kekeluargaan, apabila semangat penyelenggara negara, para pemimpin
pemerintahan itu bersifat perorangan, UUD itu tentu tidak ada artinya dalam praktek …”. Ini kiranya
jelas, self-explanatory.
Pasal 33 UUD 1945 akan digusur dari konstitusi kita. Apa salahnya, apa kelemahannya?
Apabila Pasal 33 UUD 1945 dianggap mengandung kekurangan mengapa tidak disempurnakan saja
dengan ayat-ayat tambahan, dengan tetap mempertahankan 3 ayat aslinya.
Pasal 33 UUD 1945 sebenarnya makin relevan dengan tuntutan global untuk menumbuhkan
global solidarity dan global mutuality. Makin berkembangnya aliran sosial-demokrasi (Anthony
Giddens, Tony Blair, dll) makin meningkatkan relevansi Pasal 33 UUD 1945 saat ini. Saat ini 13 dari
15 negara Eropa Barat menganut paham sosial-demokrasi (Dawam Rahardjo, 2000).
Memang tidak akan mudah bagi mereka untuk memahami Pasal 33 UUD 1945 tanpa
memiliki platform nasional, tanpa memiliki ideologi kerakyatan, ataupun tanpa memahami cita-cita
sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi yang saat ini tetap relevan. Mereka (sebagian ekonom junior)
kiranya tidak suka mencoba memahami makna “perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan” (ayat 1 Pasal 33). “Kebersamaan” adalah suatu “mutuality” dan
“asas kekeluargaan” adalah “brotherhood” atau “broederschap” (bukan kinship atau kekerabatan),
bahasa agamanya adalah ukhuwah, yang mengemban semangat kekolektivan dan solidaritas sosial.
M. Umer Chapra (2001) bahkan menegaskan bahwa memperkukuh brotherhood merupakan salah satu
tujuan dalam pembangunan ekionomi,. Brotherhood menjadi sinergi kekuatan ekonomi utnuk saling
bekerjasama, tolong-menolong dan bergotong-royong.
Pura-pura tidak memahami makna mulia “asas kekeluargaan” terkesan untuk sekedar
menunjukkan kepongahan akademis belaka. “Asas kekeluargaan” adalah istilah Indonesia yang
sengaja diciptakan untuk memberi arti brotherhood, seperti halnya persatuan Indonesia” adalah istilah
Indonesia untuk nasionalisme, dan “kerakyatan” adalah istilah Indonesia untuk demokrasi.(Mubyarto,
2001).
Memang yang bisa memahami asas kekeluargaan adalah mereka yang bisa memahami cita-
cita perjuangan dalam konteks budaya Indonesia, yang mampu merasakan sesamanya sebagai
“saudara”, “sederek”, “sedulur”, “sawargi”, “kisanak”, “sanak”, “sameton” dan seterusnya,
sebagaimana Al Islam menanggap sesama ummat (bahkan manusia) sebagai “saudara”, dalam
konteks rahmatan lil alamin.
Jadi asas kekeluargaan yang brotherhood ini bukanlah asas keluarga atau asas kekerabatan
(bukan family system atau kinship) yang nepotistik. Kebersamaan dan kekeluargaan adalah asas
ekonomi kolektif (cooperativism) yang dianut Indonesia Merdeka, sebagai lawan dari asas
individualisme yang menjadi dasar sistem ekonomi kolonial yang dipelihara oleh Wetboek van
Koophandel (KUHD). Itulah sebabnya UUD 1945 memiliki Aturan Peralihan, yang Ayat II-nya
menegaskan bahwa sistem hukum kolonial berdasar KUH Perdata, KUH Pidana, KUHD, dll tetap
berlaku secara temporer, yang berkedudukan sebagai “sementara sebelum diadakan yang baru
menurut UUD 1945”, artinya dalam posisi “peralihan”. Jadi yang tidak tahu, lalu ingin menghapuskan
ketiga ayat Pasal 33 UUD 1945 itu adalah mereka yang mungkin sekali ingin merubah cita-cita dasar
Indonesia Merdeka.
Mengulang yang disinggung di atas, “usaha bersama” dan “asas kekeluargaan” adalah satu
kesatuan, tidak bisa dipisahkan satu sama lain, merupakan satu paket sistem ekonomi untuk merubah
ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional, di mana “partisipasi” dalam kehidupan ekonomi harus
pula disertai dengan “emansipasi”. Kebersamaan menjadi dasar bagi partisipasi dan asas kekeluargaan
menjadi dasar bagi emansipasi. Tidak akan ada partisipasi genuine tanpa adanya emansipasi.
Pasal 33 UUD 1945 tidak punya andil apapun dan keterpurukan ekonomi saat ini, suatu
keterpurukan terberat dalam sejarah Republik ini. Bukan Pasal 33 UUD 1945 yang mengakibatkan
kita terjerumus ke dalam jebakan utang (debt-trap) yang seganas ini. Pasal 33 UUD 1945 tidak salah
apa-apa, tidak ikut memperlemah posisi ekonomi Indonesia sehingga kita terhempas oleh krisis
moneter. Pasal 33 UUD 1945 tidak ikut salah apa-apa dalam menghadirkan krisis ekonomi yang
berkepanjangan. Bukan Pasal 33 UUD 1945 yang menjebol Bank Indonesia dan melakukan
perampokan BLBI. Bukan pula Pasal 33 yang membuat perekonomian diampu dan di bawah kuratil
negara tetangga (L/C Indonesia dijamin Singapore). Bukan Pasal 33 yang menghadirkan kesenjangan
ekonomi (yang kemudian membentuk kesenjangan sosial yang tajam dan mendorong disintegrasi
sosial ataupun nasional), meminggirkan rakyat dan ekonominya. Bukan pula Pasal 33 yang membuat
distribusi pendapatan Indonesia timpang dan membiarkan terjadinya trickle-up mechanism yang
eksploitatif terhadap rakyat, yang menumbuhkan pelumpuhan (disempowerment) dan pemiskinan
rakyat (impoverishment). Lalu, mengapa kita mengkambinghitamkan Pasal 33 UUD 1945 dan justru
mengagung-agungkan globalisasi dan pasar-bebas yang penuh jebakan bagi kita? Pasal 33 tidak
menghambat, apalagi melarang kita maju dan mengambil peran global dalam membentuk tata baru
ekonomi mondial.
Tiga butir Ayat Pasal 33 UUD 1945 tidak seharusnya dirubah, tetapi ditambah ayat-ayat baru,
bukan saja karena tidak menjadi penghambat pembangunan ekonomi nasional tetapi juga karena tepat
dan benar. Kami mengusulkan berikut ini sebagai upaya amandemen UUD 1945, yang lebih
merupakan suatu upaya memberi “addendum”, menambah ayat-ayat, misalnya untuk mengakomodasi
dimensi otonomi daerah dan globalisasi ekonomi, dengan tetap mempertahankan tiga ayat aslinya.

Ciri-ciri Sistem Ekonomi Pancasila


Sistem Ekonomi Pancasila memiliki empat ciri yang menonjol, yaitu :
1. Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara / pemerintah.
Contoh hajad hidup orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak / BBM,
pertambangan / hasil bumi, dan lain sebagainya.
2. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan
pihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak
terjadi kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando. Kedua
pihak yakni pemerintah dan swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan
saling mendukung.
3. Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh
semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat.
4. Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas
kekeluargaan antar sesama manusia.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Ekonomi di Indonesia


Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sistem ekonomi Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. Faktor intern
a. Lembaga ekonomi
Lembaga ekonomi ialah pranata yang mempunyai kegiatan dalam bidang
ekonomi demi terpenuhinya kebutuhan masyarakat pada umumnya. Secara
sederhana, lembaga ekonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut ; sektor
agraris yang meliputi sektor pertanian, seperti sawah, perladangan, perikanan,
dan pertenakan. (Gathering/pengumpulan) yaitu proses pengumpulan barang atau
suberdaya alam dari lingkungannya. Sektor industri ditandai dengan kegiatan
produksi barang. (production) sektor perdagangan merupakan aktivitas
penyaluran barang dari produsen ke konsumen (distribusing) yaitu proses
pembagian barang dan komonditas pada subsistem-subsistem lainnya.
b. Sumber daya ekonomi
Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi daerah
pada dasarna dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya
yang dimiliki oleh daerah baik yang tergolong pada sumberdaya (natural
resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat
memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar
pembangunan (ekonomi) wilayah.
c. Faktor produksi yang dimiliki
Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses
produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan.
Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya
menjadi seluruh benda tangibel, baik secara langsung dari alam maupun tidak,
yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik
(physical resources). Selain itu, beberapa ahli juga menganggap sumber daya
informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran
informasi era globalisasi ini. (Griffin R: 2006) secara total, saat ini ada lima hal
yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal
(capital) sumber daya fisik (phsical resources), kewirausahaan
(entrepreneurship), dan sumber daa informasi (information resourcs).
d. Ligkungan ekonomi
Lingkungan ekonomi adalah sebuah penggabungan dari beberapa faktor
ekonomi, seperti jumlah tenaga kerja, produktivitas, pendapatan, kekayaan,
inflasi, dan suku bunga.
Faktor-faktor ini terpengaruhi pola pengeluaran individu dan
perusahaan.Lingkungan ekonomi dipengaruhi oleh:
 Pendapatan dan kekayaan : pendapatan perekonomian diukur dengan
GDP, GNP, dan pendapatan perkapita. Nilai tinggi faktor-faktor ini
menunjukkan suatu lingkungan ekonomi progresif.
 Tingkat pekerjaan : kerja yang tinggi merupakan gambaran positif
perekonomian. Namun, ada banyak pengangguran termasuk kerja parsial
dan setengah pengangguran.
 Produktivitas : ini adalah output yang dihasilkan dari jumlah yang
diberikan masukan tingkat tinggi mendukung produktivitas lingkunan
ekonomi.
e. Organisasi dan manajemen
Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing di peran
tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu
diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam
beberapa bentuk hasil.
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan
dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber
daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
2. Faktor Ekstern
a. Falsafah Pancasila
Sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi yang berorientasi kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam sila ini diberlakukannya etik dan moral
agama, bukan materialisme. Kemanusiaan yang adil dan beradab yang tidak
mengenal pemerasan atau eksploitasi. Persatuan Indonesia berlakunya
kebersamaan, asas kekeluargaan, sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dalam
ekonomi.Kerakyatan mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat hidup
orang banyak. Serta Keadilan Sosial yang mengutamakan persamaan/emansipasi,
kemakmuran masyarakat yang utama bukan kemakmuran orang-seorang.
b. Landasan Konstitusional UUD 1945
Pasal 33 UUD 1945 adalah pasal utama bertumpunya sistem ekonomi Indonesia.
Pasal 33 UUD 1945 adalah pasal mengenai keekonomian yang berada pada Bab
XIV UUD 1945 yang berjudul Kesejahteraan Sosial. Kesejahteraan sosial adalah
bagian tak terpisahkan dari cita-cita kemerdekaan. Pasal 33 UUD 1945 adalah
pasal restrukturisasi ekonomi, pasal untuk mengatasi ketimpangan struktural
ekonomi. Ayat 1 Pasal 33 UUD 1945 menegaskan, bahwa perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.Perkataan disusun
artinya direstruktur. Seorang strukturalis pasti mengerti arti disusun dalam
konteks restrukturisasi ekonomi, merubah ekonomi kolonial menjadi ekonomi
nasional, menghilangkan subordinasi ekonomi dan menggantinya dengan
demokrasi ekonomi. Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi,
kemakmuran bagi semua orang. Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting
bagi negara dan menguasai hajad hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara.
Kalau tidak tampuk produksi jatuh ke tangan orang-orang yang berkuasa dan
rakyat banyak ditindasinya. Pasal dalam UUD lainnya yang mempengaruhi
sistem ekonomi di Indonesia antara lain pasal-pasal 18, 23, 27 (ayat 2) dan 34.
c. GBHN
Berdasarkan TAP MPRS XXIII/1966, ditetapkanlah butir-butir Demokrasi
Ekonomi (kemudian menjadi ketentuan dalam GBHN 1973, 1978, 1983, 1988),
yang meliputi penegasan berlakunya Pasal-Pasal 33, 34, 27 (ayat 2), 23 dan
butir-butir yang berasal dari Pasal-Pasal UUDS tentang hak milik yuang
berfungsi sosial dan kebebasan memilih jenis pekerjaan. Dalam GBHN 1993
butir-butir Demokrasi Ekonomi ditambah dengan unsur Pasal 18 UUD 1945.
Dalam GBHN 1998 dan GBHN 1999, butir-butir Demokrasi Ekonomi tidak
disebut lagi dan diperkirakan dikembalikan ke dalam Pasal-Pasal asli UUD 1945.
d. Keadaan kondisi politik
Politik juga menentukan sistem ekonomi. Seperti misalnya apabila kondisi
politik di Indonesia yang tidak stabil seperti terjadi konflik di beberapa daerah
yang disebabkan oleh faktor ekonomi, maka sistem ekonomi pun akan diganti
karena sudah tidak seuai dengan kehidupan bangsa Indonesia.
e. Kepastian hokum
Kepastian hukum tentang sistem ekonomi tersebut berdasarkan pada Pancasila
serta UUD 45.
f. Masyarakat dalam arti luas
Yang dimaksud masyarakat dalam arti luas yaitu semua masyarakat Indonesia
dari golongan bawah hingga golongan atas yang berpastisipasi dalam
perekonomian Indonesia.
g. Pemerintah
Keputusan pemerintah dalam mengubah atau menetapkan sistem ekonomi
sangatlah penting. Karena keputusan tertinggi ada pada pemerintah. Walaupun
masyarakat menghendaki pengubahan tersebut, namun pemerintah tidak
mengubahnya, maka sistem ekonomi pun tidak akan berubah.
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem ekonomi adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan
sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut.
Macam-macam Sistem Ekonomi :
1. Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh
masyarakat tradisional secara turun temurun dengan hanya mengandalkan alam dan
tenaga kerja.
2. Sistem Ekonomi Pasar (Kapitalisme)
Sistem ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi
mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada
mekanisme pasar.
3. Sistem Ekonomi Terpusat (Komando)
Sistem ekonomi komando adalah sistem ekonomi dimana peran pemerintah sangat
dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian
4. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran merupakan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat, dimana
pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi.
5. Sistem Ekonomi Kerakyatan
Sistem Ekonomi Kerakyatan adalah Sistem Ekonomi Nasional Indonesia yang berasas
kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, bermoral Pancasila, dan menunjukkan pemihakan
sungguh-sungguh pada ekonomi rakyat.
Sistem ekonomi Indonesia dikenal sebagai Demokrasi Ekonomi adalah Sistem Ekonomi yang
dijalankan oleh Indonesia. Pada sistem ini, kegiatan produksi dilakukan oleh semua, untuk semua, dan
dibawah pimpinan atau kepemilikan oleh anggota-anggota masyarakat. Motivasi kegiatan
ekonominya dalah untuk kemakmuran masyarakat dengan memenuhi kebutuhannya dan
mengembangkan keselarasan, keserasian serta keseimbangan antara kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat.
Landasan idiil sistem ekonomi Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945.
Sistem Ekonomi Pancasila memiliki empat ciri yang menonjol, yaitu :
1. Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara / pemerintah.
Contoh hajat hidup orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak / BBM,
pertambangan / hasil bumi, dan lain sebagainya.
2. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan
pihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi
kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando. Kedua pihak yakni
pemerintah dan swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan saling
mendukung.
3. Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh
semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat.
4. Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas
kekeluargaan antar sesama manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sistem ekonomi Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. Faktor intern
a. Lembaga ekonomi
b. Sumber daya ekonomi
c. Faktor produksi yang dimiliki
d. Ligkungan ekonomi
e. Organisasi dan manajemen
2. Faktor Ekstern
a. Falsafah Pancasila
b. Landasan Konstitusional UUD 1945
c. GBHN
d. Keadaan kondisi politik
e. Kepastian hokum
f. Masyarakat dalam arti luas
g. Pemerintah
DAFTAR PUSTAKA

Suroso, P C. 1994. Perekonomian Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama


Swasono, Sri Edi. 1985. Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi. Jakarta: Universitas
Indonesia(UI-Press)
file:///F:/tugas/ekonomi/Sistem%20perekonomian%20%20Wikipedia%20bahasa%20 Indonesia,
%20ensiklopedia%20bebas.htm
file://localhost/F:/Ciri-Ciri%20Sistem%20Ekonomi%20Pancasila%20Di%20Indonesia%20-
%20Belajar%20Sambil%20Browsing%20Internet%20_%20Organisasi.Org.mht
file://localhost/F:/artikel_9.htm

Anda mungkin juga menyukai