Setiap negara menghadapi tiga masalah pokok dalam ekonomi seperti sudah diuraikan terdahulu. Cara masing-
masing negara untuk menghadapi ketiga masalah tersebut berbeda-beda, tergantung pada sistem ekonomi yang
digunakan oleh negara yang bersangkutan.
Sistem ekonomi merupakan cara suatu bangsa (masyarakat dan pemerintah) mengatur kehidupan ekonominya.
Dengan perkataan lain, sistem ekonomi merupakan jaringan organisasi dan kebijakan yang ditetapkan suatu
pemerintahan negara dalam mengatasi masalah ekonomi.
Berikut akan kita tinjau tiga macam sistem ekonomi, sebagai upaya mengatasi masalah pokok dalam ekonomi.
Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional yang menonjol, antara lain sebagai berikut.
1. Pembagian kerja belum ada.
2. Peran masyarakat dalam berusaha masih kurang.
3. Produksi masih terbatas dan ditentukan sesuai kebutuhan.
4. Masih terdapat pertukaran secara barter.
5. Teknologi yang diterapkan masih sederhana.
6. Hidupnya terutama dari sektor agraris.
Keputusan mengenai produksi, distribusi, dan konsumsi sepenuhnya berada di tangan pemerintah. Masyarakat
tidak diberi kebebasan dan kesempatan berusaha. Sistem ekonomi ini disebut juga sistem ekonomi kolektif.
Pemecahan masalah perekonomian mengenai barang apa yang akan diproduksi, dan berapa banyaknya, bagaimana
cara memproduksi, dan untuk siapa barang tersebut diproduksi, ditangani bersama- sama antara pemerintah dan
swasta.
Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem liberal (pasar) dan sistem komando (terpusat).
Penerapan masing-masing negara yang memakai sistem ini bervariasi, karena dipengaruhi oleh potensi dan kondisi
ekonomi masing-masing negara, termasuk aspirasi dari masyarakat.
Kekurangan sistem ekonomi campuran adalah sulit untuk menentukan unsur yang benar sesuai dengan kepribadian
dan kebutuhan masyarakat sehingga memerlukan ketelitian dan kejelian.
Sistem Ekonomi Tradisional, Komando, Liberal, Campuran
Sistem ekonomi adalah cara suatu negara mengatur kehidupan ekonominya dengan menggunakan perangkat tertentu,
seperti peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan. Sistem ekonomi yang dianut oleh setiap negara berbeda-beda. Sistem
ekonomi yang dianut oleh suatu negara bergantung pada keputusan dari lembaga tertinggi atau yang paling berkuasa dari
negara tersebut yang didasarkan pada pertimbangan filsafat, budaya, sejarah, cita-cita rakyat serta motif-motif tertentu dari
pemerintah. Sistem ekonomi suatu negarapun bisa berubah bergantung pada keputusan tertinggi dari negara tersebut.
Sebagai contoh, Indonesia pernah menganut sistem ekonomi terpimpin untuk kemudian berubah menganut sistem ekonomi
kerakyatan (sesuai Tap MPR No. IV/MPR/1999).
Berikut ini akan diuraikan secara terperinci macam-macam sistem ekonomi.
1. Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional banyak dimanfaatkan manusia pada zaman dulu. Pada zaman ini cara berproduksi masih
mengandalkan tenaga manusia dan sumber daya alam. Jadi hanya menggunakan faktor produksi asli. Dan kalaupun
menggunakan alat produksi, bentuk alatnya masih sangat sederhana seperti kapak batu, sumpit, dan sejenisnya. Di zaman
modern, sistem ekonomi tradisional masih dipakai oleh sukusuku yang terasing di pedalaman atau oleh suku-suku yang
sengaja mengasingkan diri dan tidak mau menerima pengaruh dunia luar. Di Indonesia, masih terdapat suku-suku seperti
ini.
Adapun ciri-ciri yang dimiliki sistem ekonomi tradisional, yaitu:
1) belum ada pembagian kerja yang jelas;
2) kehidupan masyarakat sangat bersifat kekeluargaan;
3) pertukaran dilakukan dengan cara barter (belum mengenal uang);
4) adat (kebiasaan turun-temurun) sangat berperan dalam mengatur kehidupan sehari-hari;
5) teknologi yang digunakan masih sangat sederhana;
6) belum ada pemisahan yang tegas antara rumah tangga konsumsi dengan rumah tangga produksi sehingga tidak akan
ditemukan adanya pabrik-pabrik.
Kelebihan dari sistem ekonomi tradisional adalah:
1) Tidak terjadi persaingan karena semuanya dilakukan berdasarkan kebiasaan.
2) Kegiatan yang dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sedangkan kelemahan dari perekonomian tradisional antara lain:
1) Keterbatasan hasil produksi, sehingga masyarakat tidak berusaha mencari keuntungan.
2) Karena pengaruh tradisi, pola pikir masyarakat tidak berkembang.
3) Tidak memperhitungkan efisiensi dan penggunaan sumber daya.
4) Kegiatan perekonomian yang dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tidak untuk meningkatkan
kesejahteraan.