Disusun Oleh :
Kelompok : 4 (empat)
Kelas : XI IPS 2
Anggota : 1. Rizqi N. 4. M.Andhika
2. Amelia 5. Reyhan
3. M.Wildan 6. Wirdan
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan TUGAS MAKALAH
TARI SANGHYANG. Kemudian shalawat beserta salam kami sampaikan kepada Nabi besar
kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah
untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran Seni Budaya. Selanjutnya kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Teti Nurhayati,S.Pd yang telah
memberikan bimbingan dan saran selama penulisan makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan indeks harga?
2. Apakah tujuan dari pembuatan angka indeks?
3. Apakah yang dimaksud dengan inflasi?
4. Apa sajakah yang menjadi penyebab inflasi?
5. Bagaimanakah cara mengendalikan inflasi?
C.TUJUAN PENULISAN
1. Dengan adanya makalah ini,maka pundi-pundi pengetahuan kita dapat
bertambah,terutama dalam bidang ekonomi.
2. Untuk mengetahui pengertian, jenis-jenis, penyebab, teori, dampak, dan cara
mengendalikan inflasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. INDEKS HARGA
Penghituangan indeks harga juga memiliki beberapa tujuan khusus sebagai berikut :
IHP atau Indeks Harga Konsumen adalah sebuah penggambaran perubahan harga suatu
barang atau jasa yang dibeli oleh para konsumen. Indeks harga konsumen menampilkan
data tentang harga barang atau jasa yang dikumpulkan dari berbagai daerah atau kota.
Dalam data ini akan tergambar perilaku konsumen dalam membelanjakan pendapatan yang
diperolehnya. Dalam pengambilan data juga terbagi menjadi empat kelompok yang terdiri
dari makanan, pakaian, perumahan dan aneka barang dan jasa. Berdasarkan indeks harga
konsumen (IHK) ini bisa digunakan dalam mengukur tingkat ekonomi suatu negara. Dapat
juga menjadi dasar ketika menentukan gaji, uah, uang pensiunan dan kontrak lainnya.
adalah suatu indeks dari harga bahan-bahan baku (raw materials) produk antara
( intermediate product) dan pralatan modal mesin yang dibeli oleh sektor bisnis atau
perusahaan (Gregory Manliw, 2007).
Yaitu, indeks harga yang berhubungan dengan pengorbanan (harga pokok) yang telah
dikorbankan dengan hasil diterima petani.
Yaitu indeks harga yang meliputi pembelian/biaya konsumen dan pembelanjaan untuk biaya
produksi pertaniannya.
Yaitu indeks harga yang mengukur perubahan harga saham dipasar modal. Meliputi indeks
harga saham individual (IHSI) dan indeks harga saham gabungan (IHSG).
3. Metode Penghitungan Indeks Harga.
Tedapat 2 metode penghitungan indeks harga, yaitu sebagai berikut,
a. Metode Tidak Tertimbang (Agregatif Sederhana)
Metode tidak tertimbang (agregatif sederhana) diperoleh dengan cara menjumlahkan harga
barang dan jasa setiap tahun dibagi dengan harga tahun dasar dikali 100. Rumus :
b. Metode Tertimbang
Metode tertimbang memiliki 3 cara perhitungan sebagai berikut,
1) Metode Laspeyres
Metode ini diperoleh dengan cara menjumlahkan harga barang dan jasa setelah dikalikan
dengan kuantitasnya setiap tahun dibagi dengan harga barang dikali kuantitasnya pada
tahun dasar, rasionya dikali 100%. Rumus :
2) Metode Paasche
Metode paasche diperoleh dengan cara menggunakan factor penimbang kuantitas barang
pada tahun yang dihitung angka indeksnya. Rumus :
1. Pengertian Inflasi.
Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus.
Dengan kata lain, inflasi dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan meningkatnya harga-
harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus. Berdasarkan definisi tersebut, dapat
diketahui bahwa terdapat 3 komponen utama yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan
inflasi, yaitu sebagai berikut :
a. Kenaikan Harga
b. Bersifat Umum
c. Berlangsung Terus Menerus
2. Penyebab Inflasi
Umumnya inflasi disebabkan oleh naiknya permintaan terhadap barang dan jasa secara
signifikan atau dapat juga disebabkan oleh naiknya biaya produksi. Naiknya permintaan
dan naiknya biaya produksi mendorong produsen untuk menaikkan harga. Jika kenaikan
harga berlangsung secara terus menerus terjadilah apa yang disebut dengan inflasi.
Secara umum terdapat 3 faktor penyebab inflasi, yaitu :
a. Permintaan (Demand)
Adanya kenaikan permintaan agregat (agregat demand) yang lebih besar dibandingkan
dengan penawaran agregat (agregat supply) atas barang dan jasa dapat menyebabkan
inflasi permintaan (demand pull inflation). Permintaan agregat adalah total permintaan
barang dan jasa untuk keperluan konsumsi dan investasi dalam suatu perekonomian.
b. Penawaran (Supply)
Adanya kenaikan biaya produksi atau biaya pengadaian barang dan jasa menyebabkan
perusahaan mengurangi penawaran (supply) ke pasar. Kondisi tersebut dapat
menyebabkan inflasi penawaran (cots push inflation). Inflasi dari sisi penawaran dapat
juga sebabkan distribusi yang kurang lancar, cuaca buruk, gagal panen, dan
sebagainnya.
Factor penawaran lainnya adalah memicu kenaikan harga penawaran atas suatu barang,
termasuk barang-barang yang harus diimpor, serta harga barang-barang yang
dikendalikan pemerintah seperti BBM dan tariff dasar listrik (TDL) dapat pula
menyebabkan inflasi dari sisi penawaran.
c. Ekspetasi atau Perkiraan Tentang Masa Depan
Adanya ekspetasi para pelaku ekonomi tentang prakiraan masa depan dapat
menyebabkan inflasi. Perubahan harga dapat terjadi akibat prakiraan perubahan harga
dimasa depan oleh pelaku ekonomi. Contohnya apabila pelaku ekonomi baik secara
individu maupun lembaga berfikir bahwa laju inflasi yang terjadi diwaktu-waktu yang
lalu masih akan terjadi diwaktu yang akan datang, maka hal tersebut akan berpotensi
menimbulkan inflasi. Dan juga dapat disebabkan oleh ekspetasi pelaku ekonomi yang
didasarkan pada kebijakan yang dilakukan pemerintah dan bank sentral.
3. Jenis – Jenis Inflasi
Penggolongan inflasidapat ditinjau dari beberapa segi, di antaranyasebagaiberikut.
a) Dilihat dari laju kecepatannya, inflasi dibagi menjadi 3:
1) inflasi lunak (wild inflation), inflasi yang kecepatannya kurang dari 5% per tahun.
2) inflasi cepat (galloping inflation, inflasi yang kecepatannya 5% atau lebih per tahun
3) inflasi meroket (sky rocketing inflation) atau hiperinflasi, yaitu inflasi yang kecepatannya
lebih dari 10% per tahun.
b). Dilihat dari parah tidaknya, inflasi dibagi menjadi:
1) inflasi ringan, yaitu inflasi di bawah 10% per tahun (belum mengganggu kegiatan
perekonomian suatu negara dan masih dapat dengan mudah untuk dikendalikan).
2) inflasi sedang, yaitu inflasi antara 10%–30% per tahun (belum membahayakan, tetapi
sudah menurunkan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan tetap).
3) inflasi berat, yaitu inflasi antara 30%–100% per tahun (sudah mengacaukan perekonomian
karena orang cenderung enggan menabung dan lebih senang menyimpan barang).
4) inflasi sangat berat atau hiperinflasi, yaitu inflasi diatas 100% per tahun (mengacaukan
kegiatan perekonomian suatu Negara dan sulit untuk dikendalikan/diatasi).
c). Dilihat dari sumbernya, inflasi dibagi menjadi:
1) inflasi dari dalam negeri(domestic inflation), artinya inflasi karena penciptaan uang baru
dan adanya kebijakan anggaran defisit,
2) inflasi dari luar negeri (imported inflation), artinya inflasi terjadi karena suatu negara
mengimpor barang/jasa dari negara lain yang sedang mengalami inflasi.
4. Menghitung Inflasi
Terdapat 2 indeks harga yang dapat digunakan untuk menghitung inflasi, yaitu :
Indeks harga konsumen (IHK), Rumus :
5. Dampak Inflasi
Secara garis besar dampak inflasi terhadap perekonomian antara lain sebagai berikut:
a. Terhambatnya pertumbuhan ekonomi negara
b. Masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau harga barang karena
harga barang mengalami kenaikan.
c. Jika terdapat kebijakan untuk mengurangi inflasi
d. Masyarakat akan cenderung untuk menyimpan barang dari pada menyimpan uang.
e. Nilai mata uang turun, karena adanya kenaikan harga barang.
Inflasi juga memengaruhi masyarakat, baik yang berpenghasilan tetap atau tidak tetap.
Adapun dampak inflasi terhadap penghasilan masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan di antara anggotamasyarakat.
2. Inflasi merugikan masyarakat yang berpendapatan tetap
3. Menghambat perkembangan dunia usaha
6. Mengatasi Inflasi
a. Kebijakan Moneter
1) Politik Diskonto (discount policy)
2) Politik PasarTerbuka (open market policy)
3) Politik Cadangan Kas (cash ratio policy)
4) Kebijakan kredit selektif
5) Kebijakan dorongan moral (moral suasion).
b. Kebijakan Fiskal
1) Sistem perpajakan.
2) Politik anggaran.
3) Pinjaman pemerintah
c. Kebijakan non moneter dan non fiskal
1) Peningkatan produksi dan peningkatan jumlah barang di pasaran.
2) Kebijakan upah dengan menaikkan upah riil yang sudah memperhitungkan inflasi.
3) Pengendalian dan pengawasan harga, misalnya pemerintah menetapkan kebijakan
harga maksimum.
Oleh fjfjffjjj k \
‘
]mkipgytu6sdwaeq231se\
\BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dari waktu kewaktu,
suatu perekonomian selalu
mengalami kemajuan dan
kemundurun.Disuatu saat
produksi meningkat,tetapi
disaat lain menurun.Begitu
pula
dengan keuntungan
perusahaan,harga barang,dan
biaya hidup maupun
pendapatan
nasional.Untuk melakukan
perbandingan antara
variabel yang sama dalam
dua
waktu yang
berbeda,diperlukan sebuah
angka indeks.Melalui angka
indeks,kita
dapat mengetahui maju
mundurnya suatu usaha
atau kegiatan,naik turunnya
pendapatan,harga,dan sebagai
berikut.
Apa sebenarnya yang
dimaksud dengan angka
indeks? Sejauh manakah
pentingnya angka indeks?
Untuk menjawab pertanyaan
tersebut,akan dibahas
secara lebih rinci mengenai
angka indeks pada bab
selanjutnya.Selain Indeks
harga
juga dibahas
inflasi,deflasi,devaluasi,depres
iasi,revaluasi,dan apresiasi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dari waktu kewaktu,
suatu perekonomian selalu
mengalami kemajuan dan
kemundurun.Disuatu saat
produksi meningkat,tetapi
disaat lain menurun.Begitu
pula
dengan keuntungan
perusahaan,harga barang,dan
biaya hidup maupun
pendapatan
nasional.Untuk melakukan
perbandingan antara
variabel yang sama dalam
dua
waktu yang
berbeda,diperlukan sebuah
angka indeks.Melalui angka
indeks,kita
dapat mengetahui maju
mundurnya suatu usaha
atau kegiatan,naik turunnya
pendapatan,harga,dan sebagai
berikut.
Apa sebenarnya yang
dimaksud dengan angka
indeks? Sejauh manakah
pentingnya angka indeks?
Untuk menjawab pertanyaan
tersebut,akan dibahas
secara lebih rinci mengenai
angka indeks pada bab
selanjutnya.Selain Indeks
harga
juga dibahas
inflasi,deflasi,devaluasi,depres
iasi,revaluasi,dan apresiasi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dari waktu kewaktu,
suatu perekonomian selalu
mengalami kemajuan dan
kemundurun.Disuatu saat
produksi meningkat,tetapi
disaat lain menurun.Begitu
pula
dengan keuntungan
perusahaan,harga barang,dan
biaya hidup maupun
pendapatan
nasional.Untuk melakukan
perbandingan antara
variabel yang sama dalam
dua
waktu yang
berbeda,diperlukan sebuah
angka indeks.Melalui angka
indeks,kita
dapat mengetahui maju
mundurnya suatu usaha
atau kegiatan,naik turunnya
pendapatan,harga,dan sebagai
berikut.
Apa sebenarnya yang
dimaksud dengan angka
indeks? Sejauh manakah
pentingnya angka indeks?
Untuk menjawab pertanyaan
tersebut,akan dibahas
secara lebih rinci mengenai
angka indeks pada bab
selanjutnya.Selain Indeks
harga
juga dibahas
inflasi,deflasi,devaluasi,depres
iasi,revaluasi,dan apresiasi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dari waktu kewaktu,
suatu perekonomian selalu
mengalami kemajuan dan
kemundurun.Disuatu saat
produksi meningkat,tetapi
disaat lain menurun.Begitu
pula
dengan keuntungan
perusahaan,harga barang,dan
biaya hidup maupun
pendapatan
nasional.Untuk melakukan
perbandingan antara
variabel yang sama dalam
dua
waktu yang
berbeda,diperlukan sebuah
angka indeks.Melalui angka
indeks,kita
dapat mengetahui maju
mundurnya suatu usaha
atau kegiatan,naik turunnya
pendapatan,harga,dan sebagai
berikut.
Apa sebenarnya yang
dimaksud dengan angka
indeks? Sejauh manakah
pentingnya angka indeks?
Untuk menjawab pertanyaan
tersebut,akan dibahas
secara lebih rinci mengenai
angka indeks pada bab
selanjutnya.Selain Indeks
harga
juga dibahas
inflasi,deflasi,devaluasi,depres
iasi,revaluasi,dan apresiasi.