Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKONOMI

INDEKS HARGA DAN INFLASI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:

*Aliyatun Nisa
*Rahma Nisfy Darojatin
*M.Khairul sidqi
*Gyannendra Wisnu
*Hilmi Baihaqi
MATA PELAJARAN :EKONOMI
GURU MAPEL :RIA NURMAYANTI S. Pd
SMA NEGERI 27 KAB.TANGGERANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadiran Allah SWT,karena dengan rahmat dan karunia-nya

Saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan

Kepada ibu guru dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam

Menyelesaikan makalah ini.

Kami berusaha membuat sebaik mungkin makalah ini,namun kami menyadari bahwa

dalam penulisanya masih banyak kesalahan dan kekurangan-kekurangan baik penyusunan

kata maupun kalimat yang kurang sempurna, menyebakan makalah ini masih jauh dari

sempurna.

Akhirnya, semoga makalah ini dapat membawa manfaat yang besar bagi kami khususnya maupun
kepada pembaca dan sudi kiranya memberikan kritik, saran serta masukan atas ketidak
sempurnanya penyusunan makalah ini.
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL …………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………… ii

DAFTAR ISI ………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………

 A. Latar Belakang ………………………………………….. 1


 B. Rumusan Masalah ……………………………………… 2
 C. Tujuan Penulisan ……………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN …………………………. 93

 A. Pengertian dan Tujuan Penghitungan Indeks Harga ...……………96


 B. Metode Penghitungan Indeks Hraga ...…………………………………….97
 C. Pengertian dan Penyebab Inflasi .....………………………………………101
 D. Jenis-Jenis Inflasi ...............................……………………………… 104
 E. Menghitung Inflasi ................................……………………………. 106
 F. Dampak dan Cara Pengendalian uang .........……………………….. 107
 G. Teori Permintaan dan Penawaran uang ..............................110
 H. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan dan Penawaran
uang .................................................................................117

BAB III PENUTUP …………………………………… 118

 A. Simpulan …………………………………………………… 118


BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
 Dalam perdagangan dikenal istilah Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), dan
dalam pengukuran laju inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK). Indeks harga adalah
angka yang di harapkan dapat di pakai untuk menunjukkan perubahan mengenai
harga-harga,baik harga untuk semacam maupun beberapa macam barang dalam
waktu dan tempat yang sama atau berlainan.
      Indeks harga sangat dibutuhkan oleh beberapa pihak, baik perusahaan,
pemerintah, maupun akademisi sehingga Indeks harga  memiliki peranan yang
sangat penting dalam perekonomian, seperti sebagai petunjuk kondisi
perekonomian secara umum atau digunakan sebagai pedoman bagi pembelian
barang.
      Adapun salah satu masalah makro ekonomi yang sangat penting dan hampir
ditemukan pada setiap negara di dunia, yaitu Inflasi. Mengingat pentingnya Inflasi
dalam suatu perekonomian menjadi penting bagi para pengambil kebijakan makro
ekonomi. Tentunya kita pernah merasakan harga barang dan jasa cenderung terus
meningkat dalam produk tertentu, seperti sekarang ini.
B.  RUMUSAN MASALAH

1.      Apakah pengertian Indeks Harga?


2.      Bagaimana cara atau metode perhitungan Indeks Harga?
3.      Bagaimana peranan indeks harga dalam ekonomi ?
4.      Apa saja persoalan penting yang perlu diperhatikan dalam perhitungan angka
indeks ?
5.      Apakah pengertian inflasi ?
6.      Apakah sebab – sebab timbulnya inflasi ?
7.      Apa saja jenis – jenis inflasi ?
8.      Apakah dampak dan cara mengatasi inflasi ?
C.  HIPOTESIS
1.      Indeks Harga adalah bilangan indeks yang menggabungkan beberapa macam
deret harga menjadi suatu deret yang mencerminkan taraf harga rata rata
2.      Metode perhitungan indeks harga dengan cara sederhana diperoleh dengan
cara menjumlahkan harga barang dan jasa setiap tahun dibagi dengan harga pada
tahun dasar dikalikan 100.
3.      Salah satu peran Indeks Harga yaitu sebagai petunjuk atau barometer kondisi
ekonomi umum
4.      Yang perlu diperhatikan dalam perhitungan angka indeks diantaranya
perumusan tentang tujuan penyusunan angka indeks dan sumber dan syarat
perbandingan data
5.      Inflasi adalah gejala kenaikan tingkat harga umum dari barang atau jasa serta
faktor-faktor produksi secara terus-menerus.
6.      Sebab sebab timbulnya inflasi yaitu karena adanya pemanfaatan sumber daya
yang telah mencapai tingkat maksimun tidak dapat ditingkatkan secepatnya untuk
mengimbangi permintaan yang semakin meningkat atau bertambah.
7.      Menurut Boediono, inflasi dapat dibedakan menjadi inflasi 30% pertahun, Inflasi
berat, dan Hiperinflasi
8.      Dampak inflasi diantaranya adalah menurunnya kualitas ekonomi dan
menurunnya nilai mata uang negara. Hal tersebut dapat diatasi dengan mengatur
jumlah uang yang beredar agar sesuai dengan kebutuhan negara dan masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Inflasi


Inflasi adalah gejala kenaikan tingkat harga umum dari barang atau jasa serta faktor
– faktor produksi secara terus menerus. Kebalikan dari inflasi adalah deflasi. Deflasi
adalah suatu proses atau peristiwa penurunan tingkat harga secara umum. Inflasi
dan deflasi merupakan peristiwa moneter yang cukup penting hampir tidak ada
suatu negara pun yang tidak pernah mengalami peristiwa inflasi. Namun harus
diingat bahwa tidak setiap kenaikan harga dsebut inflasi. Kenaikan harga yang
bersifat sesaat juga bukan merupakan inflasi. Misalnya, kenaikan harga menjelang
hari raya tidak dapat dikatakan sebagai inflasi karena harga kemungkinan akan turun
kembali setelah hari raya.

B.     Cara atau metode perhitungan Indeks Harga

a.     Cara sederhana


Metode perhitungan indeks harga dengan cara sederhana diperoleh dengan cara
menjumlahkan harga barang dan jasa setiap tahun dibagi dengan harga pada tahun
dasar dikalikan 100. Jika dibuat persamaan matematisnya, yaitu sebagai berikut.

Keterangan :
IA        : Indeks harga agreatif sederhana
Pn        : Harga tahun tertentu
Po        : Harga tahun dasar

b.      Cara tertimbang


Pada perhitungan cara tertimbang ada dua metode yang dikenal, yaitu
1)      Metode Laspeyres
Perhitungan metode Laspeyres diperoleh dengan cara menjumlahkanharga
barangdan jasa setelah dikalikan dengan kuantitasnya setiap tahundan dibagi
dengan harga barang dikali kuantitasnya pata tahun dasar kemudian rasionya dikali
100%. Rumus angka indeks ini yaitu

Keterangan :
IL        : Indeks harga menurut metode Layspeyres
Pn        : Harga tahun tertentu
Po        : Harga tahun dasar
Qo       : Kuantitas tahun dasar
2)      Metode Paasche
Perhitungan metode Paasche diperoleh dengan menggunkan faktor penimbang
kuantitas barang pada tahun yang dihitung pada angka
indeksnya. Rumus angka indeks Paasche, yaitu
 
   

Keterangan :
IP        : Indeks harga menurut metode Paasche
Qn       : Kuantitas pada tahun

C.      Peranan indeks harga dalam ekonomi


Dengan makin berkembangnya angka indeks, angka mengenai harga mempunyai arti
yang makin penting pula,baik yang dikumpulkan oleh perusahaan, pemerintah,
maupun swasta.
Peranan indeks harga dalam ekonomi, antara lain sebagai berikut.
a.       Indeks Harga Merupakan Petunjuk atau Barometer Kondisi Ekonomi Umum
Indeks harga umum penting artinya bagi pedagang sebab indeks harga tersebut
merupakan pedoman umum bagi kebijaksanaan penetapan harga dan perencanaan
persediaan perusahaan.
Pada umumnya, perusahaan besar membentuk staf ahli yang khusus bertugas
mengolah data harga dan memberikan keterangan yang berguna bagi manajemen.
Adapun perusahaan yang agak kecil tidak dapat membentuk staff khusus, tetapi
tetap melakukan pengumpulan data harga dan pengolahannya ke dalam indeks
harga yang serba terbatas.
b.      Indeks Harga Dapat Digunakan sebagai Deflator
            Dengan cara membagi nilai tertentu dengan indeks harga yang sesuai maka
pengaruh perubahan harga dapat dihilangkan. Proses ini disebut deflasi, sedangkan
pembagiannya disebut deflator. Proses deflasi ini sangat berguna bagi pedagang.
Kenaikan nilai jual pada periode tertentu dapat disebabkan oleh kenaikan harga
barang yang dijual atau oleh kenaikan jumah penjualan. Kenaikan penjualan yang
terjadi sesungguhnya dapat diukur dengan mendeflasikan penjualan dengan indeks
harga yang sesuai.
c.       Indeks Harga Dapat Digunakan sebagai Pedoman bagi Pembelian Barang
Agar dapat diukur efesinsi pembelian baran yang bersangkutan, harga barang yang
dibeli dapat dibandingkan dengan indeks harga eceran atau indeks harga
perdagangan besar.
Dasar untuk mengatur gaji buruh atau menyesuaikan kenaikan gaji buruh pada masa
deflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) dan indeks biaya hidup (IBH). Adapun
perhtungan upaya nyata dapat menggunakan IBH sebagai deflator.

D.    Persoalan Penting yang Perlu Diperhatikan dalam Perhitungan Angka Indeks
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angka indeks
adalah sebagai berikut.

a.       Perumusan tentang Tujuan Penyusunan Angka Indeks


Langkah pertama sebelum mengumpulkan data pengukuran adalah merumuskan
apa yang akan diukur dan bagaimana pengukuran dilaksanakan. Perumusan
tersebut akan menenetukan data macam apa yang harus kita kumpulkan untuk
keperluan penyusunan indeks. Tujuan penyusunan angka indeks adalah mengukur
perubahan atau melakukan perbandingan antara variabel ekonomi dan sosial.

b.      Sumber dan Syarat Perbandingan Data


Dalam menyusun Indeks harga dalam periode tertentu, kita membutuhkan data
tentang harga barang pada tahun-tahun periode yang bersangkutan, baik jumlah
produksi maupun harga barang yang dinyatakan dalam satuan yang sama, misalnya
sebagai berikut.
1)      Penyusunan indeks biaya hidup membutuhkan data tentang harga eceran dari
bahan makanan, sewa rumah, listrik, gas, pakaian, transport, biaya pengobatan, dan
sebagainya yang merupakan biaya pengeluaran bagi konsumen.
2)      Penyusunan indeks harga perdagangan besar harus menggunakan harga
produsen barang yang bersangkutan.
Secara teoritis, persoalan diatas mudah dilaksanakan, tetapi kenyataannya mencari
data yang memenuhi syarat-syarat perbandingan tidaklah mudah
dilaksanakan.Penyebabnya ialah dalam beberapa hal sering kali penyusunan indeks
menggunakan data dari sumber yang berbeda. Misalnya, data yang diterbitkan oleh
badan pusat statistik mengenai harga eceran bahan pangan dan sandang
kemungkinan unitnya berbeda dari data bahan pangan dan sandang yang diterbitkan
oleh departemen perindustrian dan perdagangan atau institute penelitian yang lain.

Syarat-syarat perbandingan bagi sebuah data adalah sebagai berikut :


1)      Pada penyusunan indeks harga, tiap jenis barang harus memiliki kualitas yang
kurang lebih sama selama periode perbandingan. Jika kualitas barang yang dipakai
menyusun indeks harga tidak sama, ada kemungkinan kenaikan atau penurunan
harga disebabkan oleh perubahan kualitas, bukan oleh perubahan harga.
2)      Pada penyusun indeks harga dianjurkan data berasal dari satu sumber. Data
dari beberapa sumber sukar memenuhi syarat perbandingan karena metode
pengumpulan dan penyusunannyamungkin berbeda. Selain itu, perumusan yang
berbeda mengenai istilah dapat menghasilkan angka yang berbeda pula.
3)      Pada penyusunan indeks harga bahan makanan harus dicari jenis bahan
makanan yang benar-benar representatif bagi konsumen. Kita tidak mungkin
menyertakan semua jenis bahan makanan yang ada.
c.       Pemilihan Periode Dasar
Pada prinsipnya, kita bebas untuk memilih tahun dasar.Namun, untuk mendapatkan
gambaran yang sebaik mungkin dari persoalan yang sedang dipelajari, ada beberapa
pegangan dalam memilih tahun dasar. Pegangan itu antara lain sebagai berikut.
1)      Tahun yang digunakan hendaknya tahun atau waktu dasar yang normal,
dengan keadaan perekonomiannya relatif stabil. Waktu dasar normal adalah jangka
waktu yang tidak dipengaruhi oleh (naik turunnya) variabel yang sedang dihadapi.
Misalnya, masa perang, banjir, masa inflasi, dan wabah penyakit yang meluas.
Kejadian tersebut sering mengakibatkan pengaruh terhadap veriabel.
2)      Jangka waktu hendaknya tidak terlalu pendek atau terlalu panjang. Orang
jarang menggunakan jangka waktu yang terlalu pendek dan terlalu panjang, bahkan
tidak pernah menggunakan waktu dasar yang lamanya satu minggu atau sebulan.
Jangka waktu yang digunakan dalma dunia perekonomian adalah selama setahun.
3)      Tahun dasar atau waktu dasar hendaknya tidak diambil terlampau jauh lewat
ke masa silam. Misalnya,untuk menentukan indeks harga mengenai biaya hidup
pada tahun 2005, tidak baik jika diambil tahun dasar pada tahun 1955. Hal itu,
disebabkan keadaan selama masa-masa yang jauh lewat sangan berbeda jika
dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2005. Jadi, pengambilan tahun dasar
yang terlalu jauh masa silam mengakibatkan ketikadpuasan pada hasil penyelidikan.
d.      Pemilihan Timbangan (Weight)
Pada dasarnya, timbangan mencerminkan betapa pentingnya suatu angka relatif
terhadap angka lain. Angka indeks kurang berguna bagi pengukuran perubahan
ataupun alat perbandingan apabila tanpa timbangan.

E.     Pengertian Inflasi


            Inflasi adalah gejala kenaikan tingkat harga umum dari barang atau jasa serta
faktor-faktor produksi secara terus-menerus. Kebalikan dari inflasi adalh deflasi.
Deflasi adalah suatu proses atau peristiwa penurunan tingkat harga secara umum.
Inflasi dan deflasi merupakan peristiwa moneter yang cukup penting. Hampir tidak
ada satu negara pun yang tidak pernah mengalami peristiwa inflasi. Namun, harus
diingat bahwa tidak setiap kenaikan harga disebut inflasi.
            Inflasi ataupun deflasi harus dilihat sebagai suatu proses ataupun
kecendrungan yang bersifat terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua
barang bukan merupakan inflasi, kecuali apabila kenaikan harga dari satu dan dua
barang tersebut diikuti oleh kenaikan hara-harga secara umum. Kenaikan harga yang
bersifat sesaat juga bukan merupak inflasi. Misalnya, kenaikan harga menjelang hari
raya tidak dapat dikatakan sebagai inflasi karena harga kemungkinan akan turun
kembali setelah hari raya
F.      Sebab-sebab timbulnya inflasi
–          Inflasi tarikan permintaan (Demand Pull Inflation)atau Inflasi sisi permintaan
adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat
demand yang terlalu besar dibandingkan dengan penawara atau produksi agregat
barang-barang. Hal ini dikarenakan pemanfaatan sumber daya yang telah mencapai
tingkat maksimun tidak dapat ditingkatkan secepatnya untuk mengimbangi
permintaan yang semakin meningkat atau bertambah.
Menurut kaum monetaris bahwa kenaikan permintaan diakibatkan oleh
bertambahnya jumlah uang yang beredar di masyarakat. Adapun menurut Keynesian
bahwa kenaikan permintaan disebabkan oleh meningkatnyaa pengeluar konsumsi,
infestasi, dan pengeluaran pemerintah
–          Inflasi dorongan biaya(Cost Push Inflation) atau Inflasi sisi penawaran
Inflasi dorongan biaya adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat adanya kenaikan
biaya produksi yang kesat dibandimgkan dengan produktifitas dan efesiensi
sehingga mengakibatkan perusahan mengurangi suplay barang dan jasa kepasar
atau inflasi dorongan biaya adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya
restriksi atau pembatasan terhadap penawaran dari satu atau lebih sumber daya
yang mengalami kenaikan atau dinaikan.
–          Inflasi stuktural ( struktural inflasion )
Inflasi stuktural adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya berbagai
kendala atau kekuatan struktural (struktural rigidities) yang menyebabkan
penawaran didalam perekonomian menjadi kurang atau tidak resposif terhadap
permintaan yang mingkat
–          Inflasi domestik (domestic inflation)
Inflasi domestik adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri infalsi ini terjadi karena
pengaruh kebijakan ekonomi yang terjadi didalam negeri, seperti terjadinya defisit
anggaran belanja negara yang terus-menerus atau mencetak uang. Hal ini
menyebabkan jumlah uang yang dibutuhkan di masyarakat melebihi transaksinya
sehingga nilai uang menjadi rendah dan harga barang meningkat.
–          Infalsi luar negeri (importat inflation)
Inflasi luar negeri adalah yang berasal dari luar negeri. Inflasi ini desebabkan oleh
kenaikan harga barang ekspore, seperti teh atau kopi diluar negeri ( negara tujuan
ekspore) yang harganya mengalami kenaikan dan membawa pengaruh terhadap
harga didalam negeri.
G.    Jenis-jenis Inflasi
Menurut Boediono, inflasi dapat dibedakan berdasarkan parah atau tidaknya
inflasi, yaitu sebagai berikut.
a.       30% pertahun. Biasanya ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar
berlangsung relatif singkat.
b.      Inflasi berat, inflasi yang tingkatannya berada diantara 30%-100% pertahun.
c.       Hiperinflasi, inflasi yang tingkat keparahannya berada di atas 100% pertahun.
Biasanya ditandai dengan kenaikan harga yang setiap saat berubah dan meningkat
sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama yang disebabkan nilai uang
terus merosot.
Menurut International Moneytary Fund (IMF), inflasi dibedakan menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut.
a.       Chronic Inflation, inflasi dengan laju rata-rata 25%-50% pertahun selama tiga
tahun atau lebih.
b.      Acute Inflation, inflasi dengan laju rata-rata lebih dari 50% pertahun selama tiga
tahun atau lebih.
c.       Runaway, yaitu inflasi dengan laju rata-rata lebih dari 200% pertahun
Menurut Bank Indonesia inflasi dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut.
a.       Inflasi inti, inflasi yang dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi
permintaan dan penawaran, lingkungan eksternal (nilai tukar, harga komoditi
international dan inflasi intradagang), ekspektasi inflasi dari pedagang dan
konsumen
b.      Inflasi non inti, inflasi yang dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Inflasi
ini diantaranya sebagai berikut.
1)      Inflasi Folatilefood, inflasi yang dipengaruhi Shocks dalam kelompok bahan
makanan, seperti makanan, gangguan alam, dan gangguan penyakit.
2)      Inflasi Mistered Prices, inflasi yang dipengaruhi shocks berupa kebijakan harga
pemerintah seperti harga BBM, tarif listrik, atau tarif angkutan

H.    Dampak dan cara mengatasi inflasi


Inflasi yang terjadi di dalam suatu perekonomian memiliki beberapa dampak,
diantaranya sebagai berikut:
–          Inflasi dapat mendorong redistribusi pendapatan diantara anggota
masyarakat, atau disebut dengan efek redistribusi dari inflasi (redistribusion effeck
of inflation). Hal ini memengaruhi kesejahteraan ekonmi dari anggota masyarakat,
sebab redistribusi pendapatan yang terjadi akan mengakibatkan pendapatan riil satu
orang meningkat, tetapi pendapatan riil akan menurun. Parah atau tidak dampak
redistribusi pendapatan dan kekayaan tersebut adalah sangat bergantung pada
apakah inflasi itu dapat diantisipasi ataukah tidak tidak dapat diantisipasi
sebelumnya. Inflasi yang tidak dapat diantisipasi sudah tentu akan mempunyai
dampak atau akibat yang jauh lebih serius terhadap redistribusi pendapatan dan
kekayaan atau dibandingkan dengan inflasi yang dapat diantisipasi.
–          Inflasi dapat menyebabkan penurunan dalam efesiensi ekonomi hal ini dapat
terjadi karena inflasi dapat mengalahkan sumber daya dari infestasi yang produktif 
keinvestasi yang tidak produktif sehingga mengurangi kapasitas ekonomi produktif.
–          Inflasi dapat menyebabkan perebuhan-perubahan dalam output dan
kesempatan kerja dengan cara memotivasi langsung perusahaan untuk
memproduksi lebih atau kurang dari yang telah dilakukan selama ini atau disebut
output end employnment effeckt inflation
–          Inflasi dapat menyebabkan sebuah lingkungan yang tidak stabil bagi
keputusan ekonomi jika konsumen memperkirakan bahwa tingkat inflasi dimasa
mendatang akan naik maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian
barang-barang dan jasa secara besar-besaran pada saat sekarang daripada mereka
menunggu pada saat tingkat harga sudah meningkat lagi. Begitu juga dengaan bank,
atau lembaga peminjaman (lenders) lainnya. Jika mereka memperkirakan bahwa
tingkat inflasi akan naik dimasa mendatang mereka akan menaikkan tingkat bunga
atas pendapatan riil dan kekayaan.
–          Inflasi cenderung memperendah tingkat bunga riil sehingga menyebabkan
terjadinya ketidakeseimbangan di pasar modal hal ini akan menyebabkan penawaran
dana untuk investasi menurun dan akibatnya, investasi sektor swasta berkurang
karena terbatasnya penawaran dana yang dapat dipinjamkan (loanable funds).

Cara mengatasi dampak inflasi yaitu diantaranya sebagai berikut.

a.    Kebijakan Moneter


Adalah kebijakan pemerintah dibidang keuangan (melalui bank sentral) untuk
mengatur agar jumlah uang yang beredar sesuai dengan  yang dibutuhkan dalam
suatu sistem perekonomian, antara lain sebagai berikut:
1)      Penetapan cadangan minimum melalui kebijakan diskontro (Discount policy),
2)      Operasi pasar terbuka (open marked policy),
3)      Kebijakan persediaan kas (cash ratio policy).

b.      Kebijakan Fiskal


Adalah kebijakan mengatur pengeluaran pemerintah dan perpajakan, antara lain
sebagai berikut.
1)      Menurunkan pengeluaran pemerintah.
2)      Menaikkan pajak
c.       Kebijakan non moneter
1)      Menaikkan hasil produksi
2)      Mengendalikan harga

          

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Indeks Harga adalah angka yang diharapkan dapat dipakai untuk menunjukkan
perubahan mengenai harga-harga, baik harga untuk semacam maupun beberapa
macam dalam waktu dan tempat yang sama atau berlainan.
2.      Metode perhitungan Indeks Harga dapat dilakukan dengan cara sederhana
maupun cara tertimbang.
3.      Inflasi adalah gejala kenaikan tingkat harga umum dari barang atau jasa serta
faktor-faktor produksi secara terus menerus
4.      Sebab-sebab timbulnya inflasi meliputi inflasi tarikan permintaan dan inflasi
dorongan biaya.
5.      Dampak inflasi salah satunya yaitu dapat mendorong redistribusi pendapatan
diantara anggota masyarakat. Dampak ini dapat diatasi dengan beberapa kebijakan,
diantaranya kebijakan moneter, kebijakan fiskal, kebijakan nonmoneter

B.     Saran
1.      Diharapkan kepada pemerintah untuk menstabilkan efisiensi ekonomi tanpa
harus menyebabkan ketidaksetimbangan indeks harga di masyarakat.
2.      Kebijakan yang ditetapkan pemerintah dalam mengurangi dampak negatif
inflasi hendaknya dapat dijalankan sebagaimana mestinya dan mendapatkan
partisipasi aktif oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai