Anda di halaman 1dari 14

ISU KONSEPTUAL: AKUNTANSI INFLASI

MATA KULIAH
TEORI AKUNTANSI

DOSEN PENGAMAMPU
DR. EMYLIA YUNIARTIE, SE, M.SI, AK, CA

DISUSUN OLEH :

RIZKY ARDHANA (01031281924055)

ADELIA RAMADHINI (01031381924099)

M. AJI PANGESTU (01031381924165)

MAURA AVIONA MAHARANI (01031381924119)

M. TAUFIK AKBAR (01031281924037)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Isu Konseptual: Akuntansi Inflasi” dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ini bisa memberikan manfaat
dan berguna serta dapat memberikan inspirasi untuk pembaca.

Palembang, 9 November
2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Akuntansi Inflasi ...............................................................................................3
2.2 General Price Level..........................................................................................................5
2.3 Current Cost Accounting………………........................................................................7
2.4 Current Operating Profit dan Realizable Cost Saving…............................................9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terjadinya perubahan daya beli akan menyebabkan ketidakakuratan laporan
keuangan yang dihasilkan. Semakin tinggi perubahan daya beli semakin tinggi juga
ketidaakuratan dari laporan keuangan. Untuk bisa mencerminkan keadaan sebenernya
atau paling tidak mendekati keadaan yang sebenarnya maka laporan keuangan dapat
disusun dengan akuntansi inflasi.

Menurut Sugiarti (2012) Akuntansi Inflasi merupakan suatu metode untuk


mengoreksi laporan keuangan dengan menyatakan kembali sepenuhnya laporan
keuangan berdasarkan harga perolehan historis kedalam suatu cara mencerminkan
perubahan daya beli mata uang yang diukur dengan angka indeks. Akuntansi inflasi
bukan pengganti dari metode historical cost accounting yang telah ada tetapi sebagai
informasi tambahan bagi pemakainya untuk menambah keakuratan informasi yang
diperoleh. Pengaplikasian dari akuntansi inflasi bisa dengan menggunakan metode
general price level accounting (akuntansi tingkat harga umum) yang dapat
menyajikan laporan keuangan dengan nilai sesusungguhnya dari rupiah (daya beli
rupiah).

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa itu akuntansi inflasi?
2 Apa saja entry value system dari harga umum?
3 Apa saja bagian dari current market value?
4 Bagaimana konsep dari general price level?
5 Apa itu current cost accounting?
6 Bagaimana perbedaan antara current operating prodit dan realizable cost saving?

1
6.1 Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi
2. Mengetahui pengertian akuntansi inflasi
3. Mengetahui konsep dasar akuntansi inflasi
4. Mengetahui entry value system dari harga umum
5. Mengetahui konsep dari general price level dan current cost accounting
6. Mengetahui perbedaan antara current operating prodit dan realizable cost saving

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Akuntansi Inflasi


 Tujuan dan Prinsip Akuntansi
Akuntansi keuangan merupakan media informasi yang disusun oleh
manajemen selaku pengelola bisnis untuk kepentingan public khususnya
investor dan kreditor. Informasi akuntansi terjadi pada laporan keuangan
perusahaan yang memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan
perusahaan pada saat tertentu (neraca) serta hasil usahanya pada periode
tertentu (laba rugi). Informasi ini selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan
dalam proses pengambilan keputusan (Trueblood Committee, 1973, APB
Statement No 4, AICPA, 1970). Laporan keuangan ini telah menjadi sumber
informasi penting bagi manajemen, pemilik, analisis, banker, kreditor,
regulator, dan pihak umum.

Tujuan laporan keuangan menurut APB Statement No.4 (AICPA,1973)


misalnya membagi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum
laporan keuangan menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan
perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang
diterima. Sementara itu, tujuan khusus memberikan informasi tentang
kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan
dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan.

Akuntansi merupakan sistem informasi yang menggunakan angka sebagai


medianya. Pengukuran yang selama ini dipakai dalam akuntansi keuangan
adalah metode historical cost, yang menjadi dasar penilian adalah monetary
unit, dan nilainya dianggap stabil. Historical cost atau harga yang terjadi dari

3
pertukaran perusahaan pada masa yang lalu, yang merupakan dasar utama
dalam melakukan pengukuran dalam laporan keuangan dan biasanya
digunakan dalam mengukur persediaan, aktiva tetap, dan asset lainnya.

Historical cost adalah harga pertukaran pembelian yang lalu dikaitkan dengan
kekayaan, yaitu harga pokok, diukur dengan uang atau kekayaan lain yang
ditukarkan perusahaan untuk mendapatkannya. Dalam sistem historical cost
setiap perkiraan dinilai berdasarkan harga pertukarannya pada tanggal
perolehan. Berdasarkan historical cost laba direalisasikan dengan perbedaan
antara pendapatan yang direalisasikan dengan biaya yang direalisasikan
dengan biaya yang direalisasikan, dimana biaya tersebut merupakan
pengorbanan yang diharapkan tidak mendapatkan keuntungan di masa
mendatang.

 Akuntansi Inflasi
Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama dengan metode
penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang
lebih relevan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi
nilai semua item yang terdapat dalam laporan keuangan. Metode
pengukuran aktiva dan kewajiban dapat dibagi (Johnson, 1977) sebagai
berikut.
1. The entry value system dari harga umum yang terdiri dari :
a. Historical cost;
b. General price level;
c. Replacement cost;
d. Reproduction cost;
2. The exit value system harga pasar ataucurrent market value
yang terdiri dari :

4
a. Net relizable value;
b. Selling price;
c. Expected value.
Dari sudut akuntansi inflasi, diluar historical costadalah metodemenyusun
laporan keuangan untuk menyesuaikan dengan pengaru inflasi.

2.2. General Price Level


Tingkat harga umum adalah ukuran hipotetis dari harga keseluruhan untuk
beberapa set barang dan jasa, dalam perekonomian atau kesatuan moneter
selama interval tertentu, dinormalisasi relatif terhadap beberapa set dasar.
Biasanya, tingkat harga umum diperkirakan dengan indeks harga harian,
biasanya CPI Harian.

 Pilihan Indeks Tingkat Harga Umum


yang didasarkan pada perubahan indeks tingkat harga umum untuk mengubah
dolar pada suatu tanggal menjadi jumlah dolar yang mempunyai daya beli
sama pada tanggal yang lain. Hendriksen menunjukkan konsep yang berbeda
mengenai daya beli yang disebut daya beli umum dolar, daya beli pemegang
saham, daya beli investasi bagi perusahaan dan daya beli penggantian
(replacement) khusus. Sebagai contoh, APB Statement No. 3 menyatakan:
Tujuan prosedur pernyataan kembali tingkat harga umum adalah untuk
menyatakan kembali laporan keuangan dolar, dan tujuan ini hanya dapat
dicapai dengan penggunaan indeks tingkat harga umum.

Di Amerika Serikat, Departemen Perdagangan dan Departemen Tenaga Kerja


secara teratur memelihara dan mempublikasi indeks-indeks harga umum.
Indeks yang penting adalah:
1. Indeks Harga Konsumen, yang diterbitkan oleh Biro Statistik

5
Tenaga Kerja dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat.
2. Indeks Harga Pedagang Pesar (wholesale), yang diterbitkan oleh
Biro Statistik Tenaga Kerja dari Departemen Tenaga Kerja Amerika
Serikat.
3. Indeks Kos-Konstruksi Gabungan (composite construction-cost),
yang diterbitkan oleh Adminidtrasi Bisnis dan Jasa Pertahanan pada
Divisi Industri Konstruksi dari Departemen Perdagangan Amerika
Serikat.
4. Deflator Harga Implisit PB (Produk Nasional Bruto) (GNP Implicit
Price Deflator), yang diterbitkan oleh Kantor Ekonomi Bisnis dari
Departemen Perdagangan Amerika Serikat.

 Evaluasi Akuntansi Tingkat Harga Umum


Argumentasi yang mendukung akuntansi tingkat harga umum
a. Laporan keuangan yang tidak disesuaikan dengan perubahan tingkat
harga umum, meliputi beragam jenis aktiva dan klaim yang disajikan
dalam nilai dolar dengan daya beli yang berbeda.
b. Akuntansi biaya historis mengukur pendapatan secara benar akibat
pencocokan dolar dari "ukuran" vang berbeda pada laporan laba rugi
c. Akuntansi tingkat harga umum relatif mudah untuk diterapan.
d. Akuntansi tingkat harga umum memberikan informasi yang relevan
bagi manajemen dan penggunanya.

Argumentasi vang menentang akuntansi tingkat harga umum


a. Kebanyakan studi-studi empiris menunjukan bahwa kaitan
Informasi tingkat harga umum itu lemah atau tak berterima umu
b. Perubahan tingkat harga umum hanya meperhitungkan perubahan
pada tingkat harga dan tidak memperhitungkan perubahan yang terjadi

6
pada tingkat harga yang khusus.
c. Dampak inflasi akan berbeda-beda antar perusahaan.
d. Biaya pengimplementasian akuntansi tingkat harga umum dapat
melebihi keuntungannya.

2.3. Current Cost Accounting


Menurut Edgar Edwards dan Phillip Bell (1961) yang dibutuhkan manajer
adalah bagaimana mereka mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang
ada untuk memaksimalkan laba. Manajer biasanya mengalami masalah
apakah akan mempertahankan suatu aktiva atau utang atau menjual atau
membayarnya dan bagaimana menggunakan atau mendanai kegiatan
perusahaan. Untuk itu dibutuhkan business profit yang memiliki dua
komponen yaitu:
 Current Operating Profit
 Realizable Cost Saving (Holding Gain)

Beberapa bentuk dari Current Cost adalah sebagai berikut:


a. Replacement Cost
Replacement Cost adalah nilai yang diukur saat ini untuk mendapatkan
aktiva baru atau menggantinya dengan kapasitas produksinya yang
sama. Dalam praktik nilai ganti ini hanya diterapkan pada aktiva
nonmoneter seperti persediaan, atau aktiva tetap. Aktiva tetap
disajikan menurut nilai gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai
yang sudah dipakai. Penyusutan dihitung berdasarkan pada nilai ganti
tersebut. Pada masa inflasi sering terjadi backlog depreciation atau
penyusutan yang bersaldo negative. Pos kewajiban biasanya tidak
dinilai sebab, seperti pos moneter lainnya jumlah disajikan dalam nilai
uang. Kemungkinan yang berbeda hanya untuk utang jangka panjang
yang memiliki tingkat bunga yang berbeda antara harga pasar dan

7
bunga yang ditetapkan. Dalam penyajiannya utang tersebut harus
disajikan menurut nilai diskonto. Pada masa inflasi nilai dari
replacement value lebih besar dari general price level.

b. Reproduction Cost
Reproduction Cost adalah istilah lain yang hampir sama dengan
replacement cost. Disini harga diukur berdasarkan harga sekarang, jika
aktiva tersebut dibuat atau diduplikasi seperti barang yang dimiliki
tanpa melihat perubahan teknologi yang mungkin memengaruhi aktiva
yang dibuat. Jika suatu aktiva baru direproduksi tanpa menghiraukan
perubahan teknologinya maka nilainya sama dengan replacement cost.

c. Net Realizable Value


Net Realizable Value adalah harga jual yang dikurangi taksiran biaya
penjualan. Pada masa inflasi nilai dari net realizable value ini lebih
besar dari replacement cost karena manajemen tidak mungkin menjual
barangnya tanpa mengharapkan laba marjin general price level.
Penyusunan dalam metode ini dihitung berdasarkan perbedaan antara
harga jual aktiva pada awal dibandingkan dengan pada akhir periode.

d. Selling Price
Disini nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya
penjualan sehingga laporan keuangan yang disusun menurut selling
price ini akan lebih besar daripada net realizable value dan metode lain
yang disebut sebelumnya.

e. Expected Value
Metode ini sangat tergantung pada pengharapan seseorang jadi bias
lebih besar atau lebih kecil disbanding dengan metode lain karena

8
expected value ini merupakan gambaran dari present value kas di masa
yang akan dating.

2.4. Current Operating Profit dan Realizable Cost Saving (Holding


Gain)
Terdapat 2 komponen laba usaha, yaitu laba operasi saat ini (current
operating profit) dan penghematan biaya terealisasi (realizable cost saving).
Laba dari Current Operating adalah kelebihan nilai sekarang dari barang
atau jasa yang dijual dengan harga pokoknya. Current operating profit
adalah indikasi bahwa perusahaan membuat kontribusi jangka panjang
yang positif terhadap ekonomi, dan proses produksi dilakukan secara
efektif. Sedangkan Realizable Cost Saving adalah kenaikan harga pokok
dari suatu aktiva yang masih dimiliki sekarang (dengan harga sekarang). Ini
merupakan laba (atau bisa saja rugi) yang belum direalisasi dari suatu
aktiva yang harganya naik (atau turun) karena perubahan harga, namun
barangnya belum direalisasi atau belum dijual, maka ini disebut saving
yang nantinya akan direalisasi.

Sebenarnya hal ini merupakan opportunity gain atau loss. Resvine


menganggap itu dapat dianggap sebagai laba karena kenaikan harga itu
akan mengakibatkan kas yang akan digunakan untuk mendapatkannya
memang harus seharga itu jika kita ingin membelinya sekarang.

Laba operasi saat ini adalah selisih dari nilai saat ini dari harga jual dengan
harga kini. Penghematan biaya realisasi adalah peningkatan biaya saat ini
aset yang dimiliki oleh perusahaan pada periode berjalan, atau sama dengan
selisih harga kini aset dan harga beli aset. Istilah yang kita gunakan untuk
menghemat biaya realisasi adalah holding gains and losses, yang dapat
direalisasikan atau belum direalisasi.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntansi keuangan merupakan media informasi yang disusun oleh manajemen selaku
pengelola bisnis untuk kepentingan public khususnya investor dan kreditor. Informasi
akuntansi terjadi pada laporan keuangan perusahaan yang memberikan gambaran mengenai
kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu (neraca) serta hasil usahanya pada periode
tertentu (laba rugi). Akuntansi Inflasi merupakan suatu metode untuk mengoreksi laporan
keuangan dengan menyatakan kembali sepenuhnya laporan keuangan berdasarkan harga
perolehan historis kedalam suatu cara mencerminkan perubahan daya beli mata uang yang
diukur dengan angka indeks. Tingkat harga umum adalah ukuran hipotetis dari harga
keseluruhan untuk beberapa set barang dan jasa, dalam perekonomian atau kesatuan moneter
selama interval tertentu, dinormalisasi relatif terhadap beberapa set dasar. Biasanya, tingkat
harga umum diperkirakan dengan indeks harga harian, biasanya CPI Harian. Current
operating profit adalah indikasi bahwa perusahaan membuat kontribusi jangka panjang
yang positif terhadap ekonomi, dan proses produksi dilakukan secara efektif. Sedangkan
Realizable Cost Saving adalah kenaikan harga pokok dari suatu aktiva yang masih dimiliki
sekarang (dengan harga sekarang). Ini merupakan laba (atau bisa saja rugi) yang belum
direalisasi dari suatu aktiva yang harganya naik (atau turun) karena perubahan harga, namun
barangnya belum direalisasi atau belum dijual, maka ini disebut saving yang nantinya akan
direalisasi.

3.2 Saran
Makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu masukan serta saran dari para
pembaca sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan tersebut.

10
DAFTAR PUSTAKA

Godfrey, Jayne, Hodgson, Allan, Tarca, Ann, Hamilton, Jane, Holmes,


Scott. (2010). Accounting theory (7th ed.). New York: John Wiley & Sons.

Harahap, Sofyan. (2011). Teori Akuntansi. Depok: Rajawali Pers.

11

Anda mungkin juga menyukai