Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

AKUNTANSI INTERNASIONAL
PERUBAHAN HARGA, JENIS PENYESUAIAN INFLASI, IASB

Disusun oleh Kelompok 6 :


1. Baiq Rosmala Regita Valasti (622012020182)
2. Reni Agustini (622012020838)
3. M. Alwi as Salwa (622012020145)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI
2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................3

A. Latar Belakang.............................................................................................3

B. Rumusan Masalah .......................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................4

A. Definisi Perubahan Harga............................................................................4

B. Mengapa Laporan Keuangan Memiliki Potensi Untuk Menyesatkan


Selama Periode Perubahan Harga? ..............................................................4

C. Jenis Penyesuaian Inflasi .............................................................................5

1. Penyesuaian Tingkat Harga Umum .............................................................5

Indeks Harga.................................................................................................6

Penggunaan Indeks Harga ............................................................................6

2. Penyesuaian Biaya Kini ...............................................................................6

D. Sudut Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi ..........................6

E. Keuntungan Dan Kerugian ........................................................................10

1. Inflasi .........................................................................................................10

2. Kepemilikan ..............................................................................................11

F. Akuntansi Untuk Inflasi Diluar Negeri .....................................................11

G. International Accounting Standards Board (IASB) ...................................11

BAB III PENUTUP .................................................................................................18

A. KESIMPULAN .........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................18

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi bagi perubahan harga secara khusus berhubungan erat
dengan manajer-manajer perusahaan multinasional karena tingkat inflasi
bervariasi secara substansial antara suatu negara dengan negara lainnya,
sehingga meningkatkan kemungkinan dipengaruhinya pelaporan hasil-hasil
operasi oleh efek-efek distortif dari inflasi. Inflasi lokal mempengaruhi kurs
yang digunakan untuk menetranslasikan saldo-saldo valuta asing kedalam
vakuta domestiknya yang ekivalen. Jadi, dalam akuntansi operasi luar negeri
sulit untuk memisahkan isu translasi valuta asing dari isu inflasi.
Karena inflasi mengikis standar penghasilan tetap dan memperumit
pengambilan keputusan bisnis secara signifikan, terjadinya kegelisahan politik
dan sosial yang luas. implikasi langsung dari kenyataan diatas, paling tidak bagi
kalangan bisnis, adalah bahwa inflasi merupakan sebuah fenomena yang
sebagian besar berada diluar kendali manajemen dan para manajer harusbelajar
menanggulanginya. Dalam hal ini, program-program penentuan harga yang
rasional, program produktivitas, dan manajemen aser merupakan perangkat-
perangkat manajemen yang berharga. Teknik-teknik manajemen inflasi yang
efektif, sebaliknya, sangat tergantung pada suatu sistem informasi yang
memungkinkan para manajer untuk mengukur efek-efek distortif dari inflasi
terhadap kinerja perusahaan dan elemen-elemen posisi keuangan. Data-data
akuntansi yang mencerminkan efek-efek perubahan harga sangat diperlukan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari perubahan harga?
2. Mengapa laporan keuangan memiliki potensi untuk menyesatkan selama
periode perubahan harga?
3. Apa sajakan jenis penyesuaian inflasi?
4. Bagaimana sudut pandang internasonal terhadap akuntansi inflasi?
5. Apa keuntungan dan kerugian inflasi keuntungan dan kerugian
kepemilikan?
6. Seperti apa akuntansi untuk inflasi diluar negeri?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perubahan Harga


Untuk memahami makna istilah perubahan harga (changing prices),
harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik,
yang keduanya masuk dalam istilah perubahan harga itu.

1. Perubahan harga umum


Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh
barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-
unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli.
Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan
penurunan harga disebut deflasi (deflation).
2. Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau
jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan
penawaran.
B. Mengapa Laporan Keuangan Memiliki Potensi Untuk Menyesatkan Selama
Periode Perubahan Harga?

Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi
awalnya jaang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva
yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan
laba yang dinilai lebih tinggi. Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah
menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi.

Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi:

1. Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis


2. Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja
3. Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak
dapat dikendalikan.

4
Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan:
1. Kenaikan dalam proporsi pajak.
2. Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham.
3. Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja.
4. Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaanpajak
keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap
perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi
pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan
kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan.

Fungsi mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :


1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan
yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi
yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
2. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung
pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahamanyang
akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi- kondisi
yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3. Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh
perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha
menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah
tersebut.
C. Jenis Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap
ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan.

1. Penyesuaian Tingkat Harga Umum


Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat
harga umum (daya beli) disebut mata uang konsatan biaya historis atau
ekuivalen daya beli umum. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga,
aktiva berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar

5
biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabilabiaya
historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk
beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini,
ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih
tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu,
jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum
uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.

Indeks Harga

➢ Perubahan tingkat harga umum biasanya diukur dengan tingkat harga.

➢ Suatu indeks harga adalah rasio biaya.

Penggunaan Indeks Harga

➢ Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang yang


dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada
akhir periode.

➢ Angka – angka tingkat harga yang telah disesuaikan tidak mewakili biaya
kini pos-pos yang dimaksud atau angka-angka tersebut masih
merupakan biaya historis, angka – angka biaya historis hanya disajikan
ulang dalam unit pengukuran yang baru – daya beli umum pada akhir
periode.

2. Penyesuaian Biaya Kini


Model biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional dalam
dua aspek utama. Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan
bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber dayayang dapat
didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa
memperhitungkan komponen pajak), namun tetap dapat mempertahankan
kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
D. Sudut Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi
Berbagai negara telah mencoba metode inflasi yang berbeda. Praktik
aktual juga mencerminkan pertimbangan paragmatis seperti parahnya laju
inflasi nasional dan pandangan pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh

6
angka akuntansi inflasi. Mengamati beberapa metode akuntansi inflasi yang
berbeda sangat bermanfaat pada saat menilai kondisi paling mutakhir saat ini.

1. Amerika Serikat
Pada tahun 1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (statement of financial accounting standards-SFAS) No. 33.
Berjudul “pelaporan keuangan dan perubahan harga”, pernyataan ini
mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan
aktiva tetap bernilai lebih dari $125 juta atau aktiva lebih dari $1 miliyar,
untuk selama 5 tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan
biaya historis sebagai kerangka dasar pengukuran dasar untuk laporan
keuangan utama.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai
dengan SFAS No.33 mengemukakan bahwa :
➢ Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.
➢ Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
➢ Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat
bila dibandingkan data biaya kini.
Akhirnya diterbitkan SFAS N0.88 untuk membantu perusahaan yang
melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan menjadi
titik awal standar akuntansi inflasi masa depan. Perusahaan pelapor
didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk masing-masing
dari 5 tahun terakhir :
➢ Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
➢ Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
➢ Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat di
pulihkan.
➢ Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing berdsarkan biaya
kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
➢ Aktiva bersih pada akhir tahun menurun dasar biaya kini.
➢ Laba per saham menurut dasat biaya kini.
➢ Deviden per saham biasa.
➢ Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa

7
➢ Tingkat indeks harga konsumen yang di gunakan untuk mengukur
laba dari operasi berjalan.
Panduan pengungkapan SFAS No.88 juga mencakup operasi luar negeri
yang dimasukkan dalam laporan konsolidasi induk perusahaan dari AS
perusahaan yang , engadopsi dolar sebagai mata uang fungsional untuk
mengukur operasi luar negerinya memandang operasi-operasi dari sudut
pandang mata uang induk perusahaan.
Akibatnya akun-akun operasi harus ditranslasi ke dalam dolar, kemudian
disesuaikan dengan inflasi AS. Perusahaan multinasional yang mengadopsi
mata uang local sebagai mata uang fungsional untuk kebanyakan operasi
luar negerinya menggunakan sudut pandang mata uang local.
FASB memperbolehkan perusahaan tersebut untuk mengunakan metode
translasi sajikan ulang atau menyesuaikan diri terhadap inflasi luar negeri
dan kemudian melakukan translasi kedalam dolar AS. Dengan demikian,
penyesuai terhadap data biaya kini untuk mencerminkan inflasi dapat
didasarkan pada indeks tingkat harga umum AS atau luar negeri.

2. Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC)
menerbitkan Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of
Standard Accounting Practice-SSAP 16). Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS
33 yaitu :
➢ Apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya
kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan
eksternal.
➢ Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pad laporan laba rugi, laporan
biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca
biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
➢ Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar
dengan akun-akun pelengkap biaya historis.

8
➢ Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar
dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
➢ Menyediakan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang
dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.
Dengan perlakuan keuntungan dan kerugian yang terkait dengan pos-pos
moneter, FAS 33 menharuskan pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap
angka. SSAP 16 mengaharuskan dua angka yang keduanya mencerminkan
pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu Penyesuaian modal kerja moneter
( Monetary Working Capital Adjustment) / MWCA mengakui pengaruh
perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan
oleh perusahaan dalam operasinya. Dan Mekanisme Penyesuaian
Memungkinkan pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva non
moneter perusahaan.

3. Brazil
Walaupun tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang direkomendasikan di
Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan –Hukum
Perusahaan Brasil dan Komisi Pengawasan Pasar Modal Brasil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan
ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan
menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk
mengukur devaluasi matauanglokal.
Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham
disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah
dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter.
Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham merupakan
jumlah investasi pemegang saham pada awalperiode yang harus tumbuh
agar tidak tertingla dengan laju inflasi. Penyesuaian aktiva permanen yang
lebih kecil daripada penyesuaian ekuitas menyebabkan kerugian daya beli
yang mencerminkan resiko yang dihadapi perusahan terhadap aktiva
moneter bersihnya.

9
4. Badan Standar Akuntansi Internasional
IASB telah menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja
operasi dalam mata uang lokal menjadi tidak berarti lagi dalam suatu
lingkungan yang mengalami hiperinflasi. Secara khusus laporan keuangan
suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang
perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada kerangka penilaian
biaya historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya
beli konstan pada tanggal neraca. Aturan ini juga berlaku untuk angka
terkait dalam periode sebelumnya. Keuntungan atau kerugian daya beli yang
terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih dimasukan
kedalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harus
mengungkapkan :
➢ Fakta bahwa penyajian ulang untuk perubahan dalam daya beli unit
pengukuran telah dilakukan.
➢ Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan
keuangan utama yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini.
➢ Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca, beserta dengan
perubahannya selama periode pelaporan.
➢ Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut.

E. Keuntungan Dan Kerugian

1. Inflasi
Perlakuan keuntungan dan kerugian pos-pos moneter (yaitu kas,
piutang, dan utang) tergolong kontroversial. Penelitian kami terhadap
praktik di berbagai negara mengungkapkan perbedaan yang penting dalam
hal ini.

Di Amerika, keuntungan atau kerugian pos-pos moneter ditentukan


dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan saldo akhir.
Serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban moneter (termasuk
utang jangka panjang), angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai saldo

10
terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan dan kerugian pos-pos
moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain.

2. Kepemilikan
Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2 bagian :

➢ Laba operasi (perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber
daya yang dikonsumsi).
➢ Keuntungan yang belum direalisasi yang imbul dari kepemilikan aktiva
nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan
inflasi.

Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi yaitu proyeksi arus keluar
yang lebih tinggi untuk mengganti peralatan, bukanlah suatu keuntungan
baik itu direalisasikan atau tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur
perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka perubahan
biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya merupakan
revaluasi equitas pemilik yang merupakan bagian dari laba yang harus
disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya.
F. Akuntansi Untuk Inflasi Diluar Negeri
Para investor memberi perhatian terhadap potensi perusahaan untuk
menghasilkan deviden, karena nilai investasi mereka sangat tergantung pada
deviden dimasa depan. Potensi suatu perusahaan untuk menghasilkan deviden
berkaitan langsung dengan kapasitasnya untuk memproduksi barang dan jasa.

Jika suatu perusahaan mempertahankan kapasitas produksinya, baru


ada suatu deviden masa depan yang dapat dipertimbangkan. Menyajikan ulang
akun-akun perusahan luar negeri dan domestik menjadi ekuivalen harga kini
akan menghasilkan informasi yang relevan dengan keputusan. Informasi ini
memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh informasi
sebanyak mungkin yang menyangkut deviden dimasa depan. Jauh lebih mudah
untuk membandingkan dan mengevaluasi hasil konsolidasi seluruh perusahaan
daripada yang dilakukan dewasa ini.

G. International Accounting Standards Board (IASB)


International Accounting Standards Board (IASB) atau Badan Standar

11
Akuntansi Internasional adalah dewan atau badan swasta independen yang
bertanggung jawab untuk membangun dan meningkatkan standar akuntansi
internasional.

IASB mengembangkan, menetapkan dan menyetujui International Financial


Reporting Standards (IFRS).

Mereka beroperasi di bawah pengawasan Yayasan IFRS atau IFRS


Foundation.

• Mengenai Dewan Standar Akuntansi Internasional

Dewan Standar Akuntansi Internasional adalah sekelompok ahli


independen dengan kombinasi yang tepat dari pengalaman praktis terbaru
dalam :

- menetapkan standar akuntansi,

- mempersiapkan, mengaudit, atau menggunakan laporan keuangan,


dan

- Pendidikan akuntansi.

Keragaman geografis yang luas juga diperlukan.

Konstitusi Yayasan IFRS menguraikan kriteria lengkap untuk komposisi


Dewan, dan alokasi geografis dapat dilihat pada profil individu.

Anggota dewan bertanggung jawab atas pengembangan dan publikasi


Standar Akuntansi IFRS, termasuk Standar IFRS untuk UKM (IFRS for
SMEs Standard).

Dewan juga bertanggung jawab untuk menyetujui Interpretasi Standar


IFRS sebagaimana dikembangkan oleh Komite Interpretasi IFRS
(sebelumnya IFRIC).

Anggota ditunjuk oleh Wali Amanat (Trustees) dari IFRS Foundation


melalui proses terbuka dan ketat yang mencakup lowongan iklan dan
konsultasi dengan organisasi terkait.

• Organisasi IASB

Organisasi atau badan IASB ini berbasis di London, di negara Kerajaan


12
Inggris Raya. Pada tahun 2001, badan ini menggantikan Komite Standar
Akuntansi Internasional atau International Accounting Standards
Committee (IASC). Saat ini, International Accounting Standards Board
(IASB) adalah badan penetapan standar akuntansi independen dari IFRS
Foundation.

IASB didirikan pada 1 April 2001, sebagai penerus dari badan atau
lembaga yang sudah ada sebelumnya. Lembaga sebelumnya yaitu Komite
Standar Akuntansi Internasional atau International Accounting Standards
Committee (IASC). IASB bertanggung jawab untuk mengembangkan
Standar Pelaporan Keuangan Internasional atau International Financial
Reporting Standards (Standar IFRS). Yang sebelumnya dikenal sebagai
Standar Akuntansi Internasional atau International Accounting Standards
(IAS).

Mereka mempromosikan penggunaan dan penerapan standar IFRS. Di


bawah Yayasan IFRS, IASB memiliki tanggung jawab penuh untuk semua
masalah teknis terkait pelaporan keuangan dari Yayasan IFRS, seperti :

- Kebijaksanaan penuh dalam mengembangkan dan mengejar agenda


teknisnya, dengan tunduk pada persyaratan konsultasi tertentu
dengan Wali Amanat (trustees) dan publik.

- Persiapan dan penerbitan IFRS (selain interpretasi) dan draft


eksposur, mengikuti proses hukum yang ditetapkan dalam
Konstitusi.

- Persetujuan dan penerbitan interpretasi yang dikembangkan oleh


Komite interpretasi interpretasi IFRS.

• Misi Dewan Standar Akuntansi Internasional

Misi IASB adalah untuk :

- Mengembangkan, demi kepentingan publik, satu set standar


pelaporan keuangan internasional (sekarang : Standar IFRS)
berkualitas tinggi, yang dapat dipahami dan untuk laporan
keuangan dengan tujuan yang umum.

Saat ini, Dewan IASB adalah badan penetapan standar independen dari

13
IFRS Foundation.

• Proses hukum

The IASB Due Process Handbook menjelaskan pengaturan konsultatif dari


IASB, dan mencakup informasi tentang bagaimana standar dikembangkan.

• Pendanaan IASB

Yayasan IFRS mengumpulkan dana untuk pengoperasian organisasi IASB.


Mayoritas pendanaan adalah kontribusi sukarela dari yurisdiksi yang telah
menerapkan metode pembiayaan nasional. Kontribusi biasanya merupakan
persentase dari total produk domestik bruto dari semua yurisdiksi yang
berkontribusi. Selain itu, sebagian dari kontribusi berasal dari kantor
akuntan terbesar.

Pada tahun 2019, pendapatan IFRS Foundation sebesar GBP 31 juta,


dimana :

- GBP 20 juta berasal dari kontribusi, dan

- GBP 11 juta berasal dari pendapatan yang dihasilkan sendiri dari


publikasi dan kegiatan terkait.

• Tujuan Dewan Standar Akuntansi Internasional

Menurut pernyataan misi IASB, badan ini bertujuan untuk :

- Mengembangkan seperangkat standar akuntansi global berkualitas


tinggi, yang dapat dipahami dan dapat dilaksanakan.

- Memastikan standar untuk menghasilkan informasi yang


berkualitas tinggi, transparan, dapat dibandingkan, dan bermanfaat
bagi pengambilan keputusan dengan tetap mempertimbangkan
kebutuhan berbagai ukuran dan jenis entitas dalam pengaturan
ekonomi yang beragam.

- Mempromosikan penggunaan dan penerapan ketat dari standar-


standar tersebut.

- Mewujudkan konvergensi standar akuntansi nasional dengan


Standar Akuntansi Internasional atau International Accounting
Standard (IAS) dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional atau

14
International Financial Reporting Standard (IFRS).

• IFRS Foundation

Badan sudah ada sebelum adanya Yayasan IFRS atau IFRS Foundation
adalah International Accounting Standards Foundation (IASF). Mereka
dibentuk pada 6 Februari 2001. Kemudian pada 1 Juli 2010, yayasan
tersebut berubah nama menjadi :

➢ Yayasan Standar Pelaporan Keuangan Internasional atau


International Financial Reporting Standards Foundation (IFRS
Foundation).

Yang mana telah didirikan sebagai perusahaan nirlaba di Delaware,


Amerika Serikat. IFRS Foundation berbentuk sebagai organisasi nirlaba
atau non profit yang bersifat independen.

Tujuan utama sebagaimana diatur dalam konstitusi, adalah untuk :

- Mengembangkan satu set Standar Pelaporan Keuangan


Internasional (Standar IFRS) yang berkualitas tinggi, dapat
dipahami, dapat ditegakkan dan diterima secara global berdasarkan
prinsip-prinsip yang diartikulasikan dengan jelas.

- Yang dilakukan demi kepentingan publik.

• Pernyataan Misi

Menurut Yayasan, pernyataan misi mereka adalah untuk :

➢ Mengembangkan Standar IFRS® yang membawa transparansi,


akuntabilitas, dan efisiensi ke pasar keuangan di seluruh dunia.

Pekerjaan mereka adalah melayani kepentingan publik dengan mendorong


kepercayaan, pertumbuhan, dan stabilitas keuangan jangka panjang
didalam ekonomi global. Standar IFRS dikembangkan oleh International
Accounting Standards Board (IASB), suatu badan penetapan standar
independen dari IFRS Foundation. IASB mengasumsikan tanggung jawab
penetapan standar akuntansi dari badan pendahulunya, yakni Komite
Standar Akuntansi Internasional (IASC), pada tanggal 1 Maret 2001. Ini
adalah puncak dari restrukturisasi berdasarkan rekomendasi laporan
Rekomendasi pembentukan IASC untuk masa depan.
15
IASB merupakan bagian dari struktur tiga tingkat yang digunakan oleh
IFRS Foundation dan bertanggung jawab untuk menetapkan Standar IFRS
dan kegiatan teknis terkait. IASB diawasi oleh Wali Amanat atau Trustees
dari IFRS Foundation, yang bertanggung jawab atas :

- tata kelola organisasi,

- penunjukan anggota IASB, dan

- pendanaan.

Yayasan IFRS secara publik bertanggung jawab kepada Dewan Pemantau


otoritas pasar modal.

• Anggota IASB

Pada awalnya, IASB memiliki 14 anggota Dewan penuh atau full-time


Board members, masing-masing memiliki satu suara. Mereka dipilih
sebagai sekelompok ahli dengan campuran pengalaman dalam :

- penetapan standar,

- menyiapkan dan menggunakan akun,

- regulasi pasar atau keuangan,

- karya akademis,

- dari latar belakang geografis yang beragam.

Pada pertemuan di bulan Januari 2009, Pembina Yayasan melakukan :

- Menyimpulkan bagian pertama dari Tinjauan Konstitusi kedua,

- Mengumumkan pembentukan Dewan Pemantau dan perluasan


IASB menjadi 16 anggota, dan

- Lebih mempertimbangkan komposisi geografis IASB.

Setelah Pembinaan Review Struktur dan Efektifitas pada tahun 2015,


jumlah anggota pada tahun 2016 kembali ditetapkan menjadi 14 anggota.

Komite Interpretasi IFRS memiliki 15 anggota. Ini adalah badan


interpretatif IASB dan ringkasannya adalah untuk memberikan panduan
tepat waktu tentang masalah aplikasi yang muncul dalam praktik. Tidak
diperlukan hasil pemungutan suara bulat untuk penerbitan Standar, draf

16
paparan, atau Interpretasi “IFRIC” final.

Konstitusi IASB 2016 menyatakan bahwa :

Publikasi Draf Eksposur, atau Standar IFRS (termasuk Standar IAS atau
Interpretasi IFRIC dari Komite Interpretasi) akan memerlukan persetujuan
oleh delapan anggota IASB, jika ada 13 anggota atau kurang, atau oleh
sembilan anggota jika ada 14 anggota.

Keputusan IASB lainnya, termasuk penerbitan Makalah Diskusi,


mengharuskan :

Setidaknya mayoritas dari anggota IASB hadir pada rapat yang dihadiri
oleh setidaknya 60 persen dari anggota, secara langsung atau melalui
sarana telekomunikasi.

17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan harga dibedakan antara
pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik. Kegagalan untuk
menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit
moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang
dilaporkan. Penyesuaian inflasi dibedakan menjadi dua metode yaitu penyesuaian
tingkat harga umum dan penyesuaian harga kini. Dari kedua metode tersebut,
metode yang terbaik adalah Satu cara untuk mempertahankan modal adalah
menyesuaikan ke history harga kini. Dengan menyesuaikan posisi aktiva bersih
awal perusahaan (yang menggunakan indeks harga spesifik yang tepat atau
penentuan harga langsung) untuk mencerminkan perubahan dalam ekuivalen biaya
kini aktiva selama periode berjalan.. Badan akuntansi internasional menyatakan
bahwa laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata
uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya
historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada
tanggal neraca. Aturan ini juga berlaku untuk angka terkait dalam periode
sebelumnya. akuntansi untuk inflasi diluar negeri dapat di pecahkan dengan
menyajikan ulang akun-akun perusahan luar negeri dan domestik menjadi
ekuivalen harga kini akan menghasilkan informasi yang relevan dengan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

18
https://www.academia.edu/15261777/AKUNTANSI_UNTUK_PERUBAHAN_H
ARGA

http://renia.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/84736/6+Akuntansi+dan+Peru
bahan+Harga.ppt

https://standarku.com/dewan-standar-akuntansi-internasional-iasb/

19

Anda mungkin juga menyukai