Oleh:
Zamzam Mujammil 203403038
Rizal Hanafi 203403043
Agung Arofah Asidiqi 203403055
Ihsan Mutaqien Majid 203403075
Jejen Jaenudin 203403115
Muhammad Virgi Renaldi Hasan 203403196
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas segala
rahmat, berkah, hidayah, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah
tentang “Pelaporan Keuangan Dan Perubahan Harga”.
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Internasional tahun pelajaran 2023/2024.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak yang
telah memberikan dorongan, semangat, dan bimbingan yang tak ternilai harganya.
Untuk itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Jajang Badruzaman, S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Akuntansi
Internasional yang telah memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk, dan arahan
kepada penulis; dan
2. Teman-teman seperjuangan di kelas A dan B yang senantiasa memberi motivasi
dan semangat.
Yang terpenting untuk kedua orang tua penulis, yang telah memberikan
kekuatan secara moril maupun materil, karena tanpa bantuan mereka mustahil
penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Terima kasih telah membimbing dan
menyayangi penulis sampai saat ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis, senantiasa
mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis khususnya, umumnya bagi semua pembaca. Penulis menyadari
bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Makalah..........................................................................................1
D. Manfaat Makalah........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Definisi Perubahan Harga...........................................................................3
B. Laporan Keuangan Dapat Memiliki Potensi Untuk Menyesatkan Selama
Periode Perubahan Harga.....................................................................................3
C. Jenis Penyesuaian Inflasi............................................................................5
D. Penyesuaian Tingkat Harga Umum............................................................5
E. Penyesuaian Biaya Kini..............................................................................6
F. Sudut Pandang Akuntansi Inflasi Di Berbagai Negara...............................7
BAB III..................................................................................................................10
KESIMPULAN.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaporan keuangan adalah bagian penting dari bisnis, pelaporan adalah
tanda tanggung jawab perusahaan. Dalam tinjauan ekonomi makro, terdapat
faktor-faktor dari luar perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai atau angka
pelaporan keuangan, seperti Perubahan Harga.
Perubahan harga merupakan hal mutlak yang terjadi di suatu negara dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebijakan nilai tukar, kebijakan
pemerintah, dll. Harga yang sedikit berfluktuasi memengaruhi bisnis, seperti
harga produk yang meningkat karena pembelian (riwayat) selama fase
penjualannya, sehingga diperlukan penyesuaian untuk menghasilkan pendapatan.
Pelaporan keuangan berkaitan erat dengan perubahan harga karena
laporan keuangan dapat menyesatkan selama periode perubahan harga. Perubahan
harga disini dapat dipahami dengan dua cara yaitu perubahan harga umum dan
perubahan harga khusus atau khusus. Dalam pembahasan ini, kami menyajikan
lebih banyak tentang bagaimana inflasi dapat disesuaikan. Untuk memahami hal
ini, penghitungan inflasi juga diberikan dalam perspektif internasional, di mana
kami menyertakan Amerika Serikat, Inggris, dan Brasil.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Perubahan Harga?
2. Mengapa laporan keuangan dapat berpotensi menyesatkan selama periode
perubahan harga?
3. Apa saja jenis penyesuaian inflasi?
4. Apa yang dimaksud dengan penyesuaian tingkat harga umum?
5. Apa yang dimaksud dengan penyesuaian biaya kini?
6. Bagaimana sudut pandang internasional terhadap akuntansi inflasi?
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui definisi Perubahan Harga
2. Mengetahui laporan keuangan yang dapat berpotensi menyesatkan selama
periode perubahan harga.
3. Mengetahui jenis-jenis penyesuaian inflasi.
4. Mengetahui definisi penyesuaian tingkat harga umum.
5. Mengetahui definisi penyesuaian biaya kini.
6. Mengetahui sudut pandang internasional terhadap akuntansi inflasi.
1
D. Manfaat Makalah
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Pasar Modal
2. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca khususnya penulis tentang
kepemilikan tidak langsung dalam suatu perusahaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Jika harus mendistribusikan semua akumulasi laba yang dibesarkan (dalam
bentuk pajak, deviden, gaji dan sejenisnya yang lebih tinggi) suatu perusahaan
mungkin tidak akan memiliki sumber daya yang cukup untuk mengganti aset
tertentu yang harganya mengalami kenaikan, seperti persediaan, pabrik dan
peralatan.
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap
perubahan dalam daya beli unit moneter juga menyebabkan kesulitan bagi
pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan
laporan kinerja operasi perusahaan yang sebelumnya sudah dilaporkan oleh
perusahaan. Selama periode inflasi, pendapatan biasanya dinyatakan dalam mata
uang dengan daya beli periode ini (yaitu daya beli umum yang lebih rendah), yang
kemudian diterapkan terhadap beban terkait. Biaya disajikan dalam mata uang
dengan daya beli umum yang lebih tinggi karena umumnya mencerminkan
penggunaan sumber daya yang didapat di masa lalu (misalnya penyusutan pabrik
yang dibeli 10 tahun yang lalu) ketika daya beli unit moneter lebih tinggi.
Mengurangi biaya berdasarkan daya beli historis dari pendapatan berdasarkan
daya beli saat ini menyebabkan pengukuran laba yang tidak akurat.
Prosedur akuntansi yang konvensional juga mengabaikan keuntungan dan
kerugian daya beli yang muncul dari kepemilikan kas (ekuivalennya) selama masa
inflasi. Jika kas ditahan selama setahun dengan tingkat inflasi 100%, maka diakhir
tahun diperlukan dua kali lipat kas untuk menyamai daya beli saldo kas diawal
tahun. Hal ini kemudian mempersulit pembaca laporan untuk membandingkan
kinerja bisnis.
Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguna
dilakukan karena :
1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan
keadaan yang dihadapi suatu perusahaan.
2. Mengelola masalah yang timbulkan oleh perubahan harga tergantung pada
pemahaman yang akurat atas masalah tersebut.
3. Laporan dari para menajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh
perubahan hatga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha
menerbitkan iformasi keuangan yang membahas masalah-masalah
tersebut.
Meskipun terjadi pelambatan, akuntansi perubahan harga tetap berguna
karena efek kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat signifikan.
Pengaruh distorsi inflasi masa lampau pun dapat berlangsung selama bertahun-
tahun, mengingat umur panjang sebagian besar aset. Selain itu, seperti yang
disebutkan sebelumnya, perubahan harga khusus bisa menjadi signifikan bahkan
saat tingkat harga umum tak banyak berubah.
4
C. Jenis Penyesuaian Inflasi
Rangkaian statistik yang bertujuan untuk mengukur perubahan harga
umum dan khusus seringkali tidak beroperasi secara bersamaan. Setiap jenis
perubahan harga memiliki dampak yang berbeda pada ukuran dan kinerja
keuangan perusahaan dan disebabkan oleh adanya tujuan yang berbeda.
Akuntansi untuk perubahan tingkat harga dalam laporan keuangan sering
disebut sebagai model daya beli konstan biaya historis. Akuntansi untuk
perubahan harga khusus dikenal sebagai model penetapan biaya kini
5
pintas dapat digunakan. Rumus yang dapat digunakan:
GPLc/GPLavg x Pendapatan total = PPEc
Objek Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Secara tradisional, laba adalah bagian dari aset perusahaan ( yaitu aktiva bersih
) yang dapat digunakan oleh perusahaan selama suatu periode akuntansi tanpa
mengurangi asetnya hingga dibawah posisi awal. Dengan asumsi tidak ada
investasi atau penarikan tambahan oleh pemilik selama periode tersebut. Oleh
karena itu, akuntansi konvensional menghitung laba sebagai jumlah maksimum
yang dapat ditarik oleh perusahaan tanpa mengurangi modal kas awalnya. Jika
kita tidak bisa mendapatkan harga yang stabil, maka perhitungan laba
konvensional cenderung menghitung kekayaan bersih perusahaan setelah pajak
secara tidak akurat.
Dari mana datangnya kerugian moneter? Selama inflasi perusahaan akan
mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasinya.
Perubahan timbul dari aktiva atau kewajiban moneter, kewajiban untuk
membayarkan mata uang dengan jumlah yang tetap dimasa depan. Aktiva moneter
mencakup kas dan piutang usaha yang umumnya akan menghilangkan daya beli
selama inflasi.Kewajiban moneter mencakup dari sebagian besar utang yang
umumnya akan menimbulkan keuntungan daya beli selama periode inflasi.
6
3. Aktiva Tetap
Pos-pos ini dicatat berdasarkan biaya akuisisi, dan disajikan ulang
dengan menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari Nasional Consumer
Indeks/Indeks Harga Konsumen Umum, sehingga menjadi nilai penggantian
bersih yang sesuai ditentukan oleh penilai ahli independent pada tanggal 31
Des 20XX, dan sesuai denga tanggal akuisisi apabila pembelian dilakukan
setelah tanggal tersebut.
4. Depresiasi
Pos ini dihitung berdasrkan nilai penyajian ulang aktiva tetap, yang
dipertimbangkan ebagai dasar, perkiraan masa manfaat ditentukan oleh penilai
independent.
5. Penyajian ulang ekuitas pemegang saham
Akun ini disajikan ulang dengan menggunakan faktor inflasi yang
diperoleh dari NCPI, menurut umur atau tanggal kontribusinya.
6. Keridakcukupan dalam penyajian ulang ekuitas pemegang saham
Saldo akun ini disajikan dengan penjumlahan aljabar dari hasil
kepemilikan aktiva nonmoneter dan akumulasi hasil moneter ekuitas.
7. Hasil dari kepemilikan aktiva nonmoneter
Pos ini menunjukka perubahan dalam nilai aktiva nonmoneter yang
disebabkan oleh hal selain inflasi.
8. Akumulasi hasil moneter ekuitas
Pos ini merupakan hasil yang berawal dari penyajian awal angka-angka
laporan keuangan.
7
a) Pengungkapan ganda yang diwajibkan FASB membingungkan.
b) Biaya penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
c) Pengungkapan daya beli biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila
dibandingkan dengan biaya kini. Akhirnya diterbitkan SFAS N0.88 untuk
membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang
berubah dan menjadi titik awal standar akuntansi inflasi masa depan.
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk
masing-masing dari 5 tahun terakhir :
1. Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainya.
2. Laba dari opersi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
3. Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat
dipulihkan.
4. Setiap agregrat penyesuaian translasi mata uang asing berdasarkan biaya kini,
yang timbul dari proses konsolidasi.
5. Aktiva bersih pada akhir tahun menurun dasar biaya kini.
6. Laba per saham menurut dasar biaya kini
7. Deviden per saham biasa
8. Harga pasar akhir tahun perlembar saham biasa
9) Tingkat indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari
opersi berjalan.
2. Negara Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris / ACS menerbitkan “Pernyataan Standar
Praktik Akuntansi 16 / SSAP, “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3
tahun pada bulan maret 1980. Meskipun SSAP 16 dibatalkan pada tahun 1988,
metodologinya direkomendasikan untuk perusahaan-perusahaan yang secara
sukarela melaporkan akunakunnya yang disesuaikan terhadap inflasi.
Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 adalah:
a) Apabila standar AS mengharuskan akuntansi biaya konstan dan kini, SSAP 16
hanya mengadopsi metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
b) Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya
kini di Inggris mengwajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini,
beserta catatan penjelas.
Standar di Inggris memperbolehkan 3 pilihan pelaporan :
1. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan
akun-akun pelengkap biaya historis.
2. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan
akun-akun pelengkap biaya kini.
3. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai satu-satuny akun yang dilengkanpi
dengan informasi biaya historis yang memadai.
8
Dengan perlakuan keuntungan dan kerugian yang terkait dengan pospos moneter,
FAS 33 menharuskan pengungkapan terpisah untuk tiaptiap angka. SSAP 16
mengaharuskan dua angka yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan
harga spesifik, yaitu:
a) Penyesuai modal kerja moneter (Monetary Working Capital Adjustment)
Mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja
yang digunakan oleh perusahaan dalam operasinya.
b) Mekanisme Penyesuaian Memungkinkan pengaruh perubahan harga spesifik
terhadap aktiva non-moneter perusahaan.
3. Negara Brasil
Walaupun tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang direkomendasikan di
Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan – Hukum Perusahaan
Brasil dan Komisi Pengawasan Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang
sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen
dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui
oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang local. Penyesuaian
inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih
terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai
keuntungan atau kerugian koreksi moneter. Penyesuaian tingkat harga terhadap
ekuitas pemegang saham merupakan jumlah investasi pemegang saham pada
awalperiode yang harus tumbuh agar tidak tertingla dengan laju inflasi.
Penyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil daripada penyesuaian ekuitas
menyebabkan kerugian daya beli yang mencerminkan resiko yang dihadapi
perusahan terhadap aktiva moneter bersihnya
9
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
11