Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AKUNTANSI BIAYA

ANALISIS PERUBAHAN LABA KOTOR

Dosen Pengampu : Isnaini Anniswati Rosyida, S.E.,


M.Pd., M.Ak.

Disusun oleh:
1. Robiatul Adawiyah (20041035)
2. A.Mubarrok H.R. (20041050)
3. Cindy Fitrotus Saniya (2001077)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM DARUL’ULUM LAMONGAN
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Untuk itu dalam kesempatan ini pemakalah
menyampaikan rasa terimakasih kepada Ibu Isnaini Anniswati Rosyida, S.E., M.Pd., M.Ak.
selaku dosen yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah
ini, kami akui masih banyak kekurangan karena adanya wabah yakni COVID-19 yang
mengakibatkan segala aktivitas dilakukan secara online di rumah masing-masing. Oleh kerena
itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap, semoga makalah ini
berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Semoga Allah SWT akan senantiasa melimpahkan
rahmat, hidayah serta taufik-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Lamongan, 14 Mei 2022

II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Perubahan Laba Kotor ................................................................2
B. Manfaat Analisis Laba Kotor ........................................................................................2
C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laba Kotor ..........................................................3
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10

III
IV
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan utama dari setiap kegiatan bisnis perusahaan adalah untuk mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menekan biaya sekecil-keciInya (profit
oriented). Laba merupakan sumber utama perusahaan untuk menjaga kelangsungan
hidupnya, hal ini sesuai dengan konsep "going concern" yang beranggapan perusahaan
didirikan untuk hidup terus-menerus dan seolah-olah tidak akan berhenti. Laba kotor
perusahaan merupakan selisih pendapatan penjualan neto dikurangi dengan harga
pokok penjualan.

Sedangkan untuk efisiensi laba kotor perusahaan, efisiensi karena kaitannya


dengan jumlah uang atau rupiah, jika kaitannya dengan kinerja karyawan atau pegawai
maka dilihat efektivitasnya. Sedangkan harga pokok penjualan dipengaruhi oleh
persediaan barang jadi awal ditambah harga pokok produksi dikurangi persediaan
barang jadi akhir periode.

Karenanya penulis ingin sekali mengangkat biaya produksi untuk diteliti, biaya
produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat proses produksi, biaya
produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan analisis laba kotor?

2. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi laba kotor?

3. Jelaskan manfaat dari analisis laba kotor?

C. Tujuan

1
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari analisis laba kotor

2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang memengaruhi laba kotor

3. Untuk mengetahui manfaat dari analisis laba kotor

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANALISIS PERUBAHAN LABA

Analisis perubahan laba kotor adalah analisa atau evaluasi yang dilakukan oleh
manajemen untuk mencari dan mengetahui sebab-sebab terjadinya perubahan laba
kotor suatu perusahaan dari periode ke periode. Menurut Prastowo dan Rifka (2002,
171) Analisis Laba Kotor (Gross Profit Analysis) adalah “Satu teknik yang sangat
membantu untuk dapat menjelaskan perubahan dalam penghasilan dan biaya. Analisa
laba kotor merupakan suatu proses yang kontinyu (berkesinambungan) dan intensif.
Menurut Munawir (2004, 37) analisis perubahan laba kotor secara umum yaitu :
Analisis laba kotor (gross profit analysis) adalah suatu analisa untuk mengetahui
sebab- sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan, dari satu periode keperiode
yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode laba dengan laba yang dibudgetkan
untuk periode tersebut.

B. MANFAAT ANALISIS PERUBAHAN LABA


Manfaat analisis perubahan laba kotor bagi manajemen menurut Prastowo dan
Rifka (2002, 191) yaitu: memberikan cukup motivasi bagi manajemen untuk memulai
suatu pemeriksaan, yang akan membawa kepada berbagai kemungkinan tindakan
koreksi, khususnya analisis yang menunjukan perbedaan tidak menguntungkan (rugi)
antara anggaran dan realisasi. Analisis laba kotor yang didasarkan pada anggaran atau
biaya standar dapat memberikan gambaran titiktitik kelemahan dari kinerja periode
tersebut.

Dengan demikian, manajemen akan mampu untuk menguraikan tindakan - tindakan


perbaikan yang diperlukan untuk mengoreksi situasi dan untuk dapat menentukan
sebab-sebab terjadinya penyimpangan yang tidak menguntungkan tersebut. Kegunaan
analisis perubahan laba kotor menurut Munawir yaitu: Perubahan dalam laba kotor
perlu dianalisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan tersebut, baik perubahan
2
yang menguntungkan (kenaikan) maupun perubahan yang tidak menguntungkan
(penurunan), sehingga akan dapat diambil kesimpulan dan atau tindakan seperlunya
untuk periode-periode berikutnya. (Munawir 2004, 216).

C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI LABA KOTOR

Dalam praktiknya perolehan laba perusahaan tiap periode tidak sama atau selalu
berbeda-beda. Artinya laba yang diperoleh dari periode ke periode berubah-ubah.
Perbedaan ini tentunya disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam perusahaan
maupun dari kondisi luar perusahaan.
Untuk melihat perubahan laba suatu perusahaan, terutama dalam pembahasan ini
adalah perubahan laba kotor, perlu dilakukan analisis laba kotor. Seperti dijelaskan di
atas, kita perlu membandingkan beberapa data masa lampau, kemudian bandingkan
dengan target yang ditetapkan. Data ini perlu bagi kita untuk mengetahui secara
persis perubahan yang terjadi sehingga kita dapat mengetahui di mana perubahan
yang terjadi dan berapa besar perubahan tersebut.

Dalam praktiknya perubahan yang terjadi laba kotor disebabkan dua faktor, yaitu:

1. Faktor penjualan;

2. Faktor harga pokok penjualan.

Penjualan maksudnya adalah jumlah omzet barang atau jasa yang dijual, baik dalam
unit ataupun dalam rupiah. Besar kecilnya penjualan ini penting bagi perusahaan
sebagai data awal dalam melakukan analisis. Sementara itu, penjualan dipengaruhi
oleh:
1. Faktor harga jual.
2. Faktor jumlah barang yang dijual.

Harga jual adalah harga persatuan atau unit atau per kilogram atau lainnya produk
yang dijual di pasaran. Penyebab berubahnya harga jual adalah perubahan nilai harga
jual per satuan. Dalam kondisi tertentu, harga jual dapat naik, tetapi dapat pula turun.
Perubahan inilah yang menjadi penyebab perubahan laba kotor dari waktu ke waktu.
Sementara itu, jumlah barang yang dijual maksudnya adalah banyaknya kuantitas
atau jumlah barang (volume) yang dijual dalam suatu periode. Sudah pasti jika barang
yang dijual dengan kuantitas yang lebih banyak, juga akan memengaruhi peningkatan
laba kotor. Demikian pula sebaliknya apabila kuantitas barang yang dijual sedikit,
3
tentu kemungkinan akan terjadi penurunan penjualan.
Harga pokok penjualan adalah harga barang atau jasa sebagai bahan baku atau jasa
untuk menjadi barang dengan ditambah biaya-biaya yang berkaitan dengan harga
pokok penjualan tersebut. Harga pokok penjualan ini penting sebagai dasar untuk
menentukan harga jual ke konsumen. Harga pokok penjualan dipengaruhi oleh:
1. Harga pokok rata-rata;

2. Jumlah barang yang dijual.

Sama seperti halnya dengan jumlah penjualan, perubahan harga pokok rata-rata
persatuan atau unit atau per kilogram atau lainnya produk barang 6 juga ikut
memengaruhi perolehan laba kotor. Apabila harga pokok rata-rata naik, laba kotor
dapat turun, demikian pula sebaliknya.
Di samping itu, harga pokok rata-rata penjualan juga ikut dipengaruhi oleh jumlah
(volume) penjualan itu sendiri. Jika jumlah penjualan meningkat, kemungkinan akan
mampu meningkatkan laba kotor. Demikian pula sebaliknya, apabila jumlah
penjualan turun, kemungkinan laba kotor pun akan ikut turun pula. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa perubahan laba kotor disebabkan tiga faktor berikut ini.
1. Berubahnya Harga Jual Artinya, berubahnya harga jual yang dianggarkan dengan
harga jual pada periode sebelumnya. Misalnya harga jual yang diterapkan
sebelumnya Rp100,00 per unit dinaikkan menjadi Rp110,00 per unit atau sebaliknya
karena berbagai sebab harga jual justru diturunkan. Perubahan ini jelas akan
berdampak terhadap perolehan dari nilai jual tersebut.
2. Berubahnya Jumlah Kuantitas (Volume) Barang yang Dijual Artinya, perubahan
jumlah barang yang dijual dari jumlah yang dianggarkan dengan jumlah periode
sebelum. Sama seperti harga jual perubahan jumlah barang yang dijual, misalnya dari
jumlah yang ditargetkan terjual 1.000, unit, namun hanya terjual 900 unit atau
sebaliknya naik menjadi 1.100 unit jelas akan mengakibatkan perubahan peroleh dari
nilai jual tersebut.
3. Berubahnya Harga Pokok Penjualan Maksudnya perubahan harga pokok penjualan
dari yang dianggarkan dengan harga pokok penjualan pada periode sebelum.
Perubahan ini mungkin disebabkan karena adanya kenaikan harga pokok penjualan
dari sumber utamanya, misalnya kenaikan atau penurunan harga bahan baku atau
akibat kenaikan dari biaya- biaya yang dibebankan dari sebelumnya.

4
Dalam praktiknya, banyak sebab yang memengaruhi tingkat jualan dan harga pokok
penjualan sehingga memengaruhi perolehan laba kotor dalam periode yang
bersangkutan.
Sebagai contoh, perubahan harga jual yang tinggi akan mengakibatkan kemungkinan
turunnya jumlah barang yang djual atau sebaliknya. Hal ini disebabkan kemungkinan
konsumen akan berpindah ke produk yang lain yang harganya relatif lebih murah.
Kemungkinan juga konsumen akan menunda atau mengurangi jumlah pembelian dari
sebelumnya. Demikian pula jika terjadi penurunan harga belum tentu mampu untuk
meningkatkan porsi penjualan. Namun, dalam praktiknya penurunan harga jual
mampu meningkatkan jumlah atau volume penjualan. Sementara itu, pendapatan dari
hasil penjualan sudah pasti akan lebih rendah jika tidak diimbangi dengan
peningkatan harga jualnya dan volume penjualan. Harga pokok penjualan suatu
produk banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain:

o Harga bahan baku;

o Upah tenaga kerja;


o Kenaikan harga secara umum.

Peningkatan biaya di atas akan dapat meningkatkan harga pokok penjualan.


Akibatnya tentu akan memengaruhi harga jual persatuan dan jika harga jual tidak
dinaikkan, persentase keuntungan semakin mengecil. Artinya laba kotor juga akan
ikut turun.
Faktor lainnya yang juga perlu dicermati adalah adanya ketidakefisienan di dalam
memproduksi barang atau jasa atau menjual barang yang berakibat terjadinya
pemborosan. Misalnya pengiriman pesanan yang tidak tetap waktu akan
memengaruhi penjualan. Begitu pula dengan pemakaian bahan yang terjadi
pemborosan sehingga ada biaya-biaya yang tidak perlu keluar justru menjadi beban.
Dan yang paling fatal adalah adanya unsur kecurangan dari pihak manajemen
perusahaan yang "bermain" dengan pihak lain. Demikian pula apabila kecurangan
yang terjadi yang diakibatkan oleh pihak ketiga. Hal ini sudah pasti sangat
memengaruhi keduanya.

Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode
yang berbeda. Bisa juga dengan membandingkan antara anggaran dengan realisasi
dari penjualan, harga pokok penjualan, harga jual per satuan produk, harga pokok per
satuan produk, dan kuantitas atau volume produk yang di jual atau diproduksi. Dari
membandingkan laporan keuangan tersebut dapat dihitung dengan rumus-rumus
5
sebagai berikut (Munawir 2004, 218):

Perubahan harga jual (sales price variance), adalah adanya perubahan antara harga
jual yang sesungguhnya dengan harga jual yang dibudgetkan atau harga jual tahun
sebelumnya. Perubahan laba kotor yang disebabkan adanya perubahan harga jual
dapat dapat ditentukan dengan rumus

(Hj2-Hj1)K2

Dimana:

Hj1=Harga jual per satuan produk yang dibudgedkan atau tahun


sebelumnya. Hj2 = Harga jual per satuan produk yang sesungguhnya.

K2 = Kwantitas atau volume produkyang sesungguhnya dijual tahun ini.


Apabila (Hj2= Hj1) menunjukkan angka yang positif, yang berarti ada kenaikan
harga dan hal itu menguntungkan. Sebaliknya bila hasilnya negatif berarti ada
penurunan harga jual dan hal itu merugikan.
Perubahan kuantitas produk yang dijual (Sales Volume Variance), adalah adanya
perbedaan antara kuantitas produk yang direncanakan atau tahun sebelumnya dengan
kuantitas produk yang yang sesungguhnya dijual (direlisasikan). Perubahan laba
kotor yang disebabkan oleh perubahan kuantitas/volume produk yang dijual dapat
ditentukan dengan rumus:

(K2-K1)Hj1

Dimana:

K2= Kuantitas penjualan yang sesungguhnya direalisasi tahun ini.


K1= Kuantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun
sebelumnya.

Hj1= Harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya.

6
Bila (K2– K1) menghasilkan angka positif menunjukkan bahwa kuantitas produk
yang sesungguhnya dijual lebih besar daripada yang direncanakan dan hal ini
menguntungkan. Sebaliknya bila menghasilkan angka negatif berarti penjualan turun
dan hal ini merugikan.
Perubahan harga pokok penjualan per satuan produk (Cost Price Variance) adalah
adanya perbedaan antara harga pokok persatuan produk menurut budget atau tahun
sebelumnya dengan harga pokok yang sesungguhnya. Untuk menentukanbesarnya
perubahan laba kotor yang disebabkan adanya perubahan harga pokok penjualan
persatuan produk dapat ditentukan dengan rumus:

(HPP2-HPP1)K2

Dimana:

HPP2 = Harga pokok penjualan yang sesungguhnya.

HPP1 = Harga pokok penjualan yang dibudgetkan/tahun


sebelumnya. K2 = Kuantitas produk yang sesungguhnya dijual.

Bila (HPP1 – HPP2) menghasilkan angka positif berarti HPP mengalami kenaikan,
kenaikan dalam sector biaya menunjukkan keadaan yang merugikan, sebaliknya bila
hasilnya negative berarti biaya mengalami penurunan yang berarti biaya mengalami
penurunan yang mana hal ini menguntungkan.

Perubahan kuantitas harga pokok penjualan (Cost Volume Variance), adalah


adanya perbahan harga pokok penjualan karena adanya perubahan kuantitas/volume
yang dijual atau diproduksi. Rumus untuk menentukanbesarnya perubahan laba kotor
karena perubahan kuantitas/volume harga pokok penjualan adalah:

(K2-K1)HPP1

Dimana:

K2 = Kuantitas penjualan yang sesungguhnya direalisasi tahun ini.

7
K1 = Kuantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya
HPP1 = Harga pokok penjualan yang dibudgetkan/tahun
sebelumnya

Bila (K2 – K1) menghasilkan angka positif berarti HPP mengalami kenaikan,
kenaikan dalam sektor biaya menunjukkan keadaan yang merugikan, sebaliknya bila
hasilnya negative berarti biaya mengalami penurunan yang berarti biaya mengalami
penurunan yang mana hal ini menguntungkan.
Contoh Kasus Membandingkan Dua Periode Berbeda Membuat laporan perubahan
laba kotor dengan membandingkan dua periode berbeda diperlukan data-data
mengenai penjualan netto, harga pokok penjualan, laba kotor, kuantitas terjual, harga
jual per satuan, dan harga pokok persatuan. Berikut ini contoh data dan menghitung
perubahan laba kotor:

Table 1 Contoh Data Perusahaan Laba Kotor


2017 2018 Perubahan
Penjualan Netto 500.000 649.750 149.750
HPP 350.000 425.500 75.500
Laba Kotor 150.000 224.250 74.250
Kuantitas Penjualan 1.000 1.150 150
Harga Jual Satuan 500 565 65
Harga Pokok Satuan 350 370 20

Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat dihitung: Perubahan harga jual: (HJ2 – HJ1) K2 =
(Rp 565,00 – Rp 500,00) 1.150 = Rp 74.750,00 (laba). Perubahan kuantitas barang
yang dijual: (K2 – K1) HJ1= (1.150 – 1.000) Rp 500,00 = Rp 75.000,00 (laba).
Perubahan harga pokok per satuan: (HPP2 –HPP1) K2 = (Rp 370,00 – Rp 350,00)
1.150 = Rp 23.000,00 (rugi). Perubahan kuantitas HPP: (K2 – K1) HPP1 = (1.150 –
1.000) Rp 350,00 = Rp 52.500 (rugi). Setelah dihitung masing masing perubahan
8
selanjutnya bisa dibuat laporan perubahan laba kotor sebagai berikut:

Table 2 Laporan Perubahan Laba Kotor


Kenaikan penjualan
Disebabkan :
1. Kenaikan Harga Jual Rp. 74.750
2. Kenaikan Kuantitas Penjualan Rp. 75.000
Jumlah Rp. 149.750

Kenaikan Harga Pokok Penjualan


Disebabkan :
1. Kenaikan Harga Pokok per Satuan Rp. 23.000
Produk
2. Kenaikan Kuantitas Produk Rp. 52.500

Jumlah Rp. 75.500

Kenaikan Laba Kotor Rp. 74.250

9
BAB III
KESIMPULAN

Laba kotor merupakan salah satu alat ukur prestasi manajemen dalam
mengelola perusahaan. Laba kotor merupakan pendapatan dikurangi harga pokok
penjualan (HPP). Kita bisa melihat laba kotor yang dicapai oleh perusahaan dalam
laporan keuangan khususnya laporan laba rugi. Laba kotor ditargetkan pada setiap
periode yang didasarkan pada pencapaian periode sebelumnya ataupun target yang
telah ditetapkan oleh manajemen. Semakin besar pencapaian laba kotor menunjukkan
semakin baik prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan. Sebaliknya semakin
kecil pencapaian laba kotor mengindikasikan bahwa manajemen kurang berhasil
dalam pengelolaan perusahaan. Untuk keperluan evaluasi lebih lanjut perlu dilakukan
analisis mengenai penyebab laba kotor naik atau turun. Analisis dimaksudkan untuk
mengetahui faktor-faktor yang meningkatkan laba kotor, yang mana hal ini perlu
dipertahankan. Demikian juga apabila laba kotor menurun, apa faktor-faktor
penyebabnya. Setelah diketahui selanjutnya bisa dilakukan perbaikan seperlunya.
Alat analisis yang digunakan dalam hal ini adalah analisis perubahan laba kotor
(Gross Profit Analisys) yang berupa sebuah laporan perubahan laba kotor.

10
Daftar Pustaka

Kasmir Dr. 2008. Analisis Laporan Keuangan. PT. Rajagrafindo Persada. Depok S.
Munawir. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Penerbit Liberty, 2004
Maruta, Heru. 2019. “Analisis Perubahan Laba Kotor Sebagai Alat Evaluasi
Penyebab Naik Turunnya Laba Perusahaan” Dalam Jurnal Akuntansi Syariah Vol.3
No.2 (Hal 133-258). STIE Syariah Bengkalis.

11

Anda mungkin juga menyukai