DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
KATA PENGANTAR
Bismillahihirrahmannirrahim
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam, tuhan yang sudah ada
sebelum kata itu ada, dan akan selalu ada walaupun kata itu telah tiada. Tuhan
yang menciptakan alam semesta beserta semua mahluk hidup yang ada didunia
dan semoga kita semua selalu dilindungan-Nya. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada kanjeng baginda nabi besar sang revolusioner Islam Nabi
mempertegas seluruh alam semesta bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah
SWT, dan Semoga syafaat beliau selalu tercurahkan kapada kita semua dan
serta ucapan terima kasih teman-teman yang telah membantu dalam hal penulisan
dan penyusunan makalah ini. Kami sadar dalam penulisan makalah “sModal awal
dan proyeksi keuangan” ini masih banyak kekurangan, dan oleh karena itu kami
mohon saran dan kritik membangun untuk menyempurnakan tulisan ini guna
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3
3.1 Kesimpulan.............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….……………...13
3
BAB I
PENDAHULUAN
ini dicatat dalam jurnal dan secara periodik dicatat dalam buku besar. Pada akhir
dicantumkan dalam neraca lajur. Neraca lajur merupakan alat bantu untuk
neraca, laba rugi, perubahan modal, arus kas, laporan investasi oleh dan distribusi
kepada pemilik, dan catatan atas laporan keuangan (Hendriksen dan Breda, 2000).
Hal ini dimaksudkan agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan gambaran
biasanya perusahaan membuat laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca,
laporan keuangan dibuat tidak berdasarkan atas “pesanan” dari pemilik atau
1
Akuntan Indonesia, 2002), pihak-pihak tersebut antaran lain Investor, karyawan,
dan masyarakat.
bagi mereka yang memperoleh laporan tersebut dapat memahami apa yang terjadi
dalam tubuh perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan tersebut dapat dilihat
kondisi perusahaan sesungguhnya pada saat ini atau pada suatu periode tertentu.
2. Bagaimana kalkulasi biaya produk dan penetapan harga jual diperlukan untuk
2. Untuk mengetahui kalkulasi biaya produk dan penetapan harga jual diperlukan
2
BAB II
PEMBAHASAN
sangat krusial bagi setiap perusahaan. Penetapan harga jual produk yang terlalu
jual yang ditetapkan terlalu tinggi akan menyebabkan produk yang dijual oleh
perusahaan tidak laku di pasaran karena harga yang ditetapkan tidak kompetitif
dan terlalu tinggi bila dibandingkan dengan harga jual yang ditetapkan oleh
keputusan yang dibuat oleh manajemen tentang hal-hal yang perlu dibebankan
dengan laba yang diinginkan. Penentuan harga jual dapat dilakukan sebagai
berikut:
yang dikeluarkan, terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
produksiper unit dengan membagi total biaya produksi dengan jumlah unit yang
diproduksi.
3. Harga jual per unit akan ditentukan dengan menambah biaya produksi per unit
3
Harga jual merupakan beberapa uang yang digunakan untuk memperoleh
sejumlah barang beserta layanan dari penjual (Soeprihanto dalam Desliane, 2016).
Penentuan harga jual barang atau jasa merupakan tujuan dari pihak manajemen
untuk membuat keputusan (Halim dkk dalam Intan, 2014). Harga jual yang
penjual dan harus menghasilkan laba sesuai dengan target. Ada empat metode
4) Penentuan harga jual terhadap bahan dan waktu (Sunarto dalam Nadylah,
2014).
Cost plus pricing merupakan cara untuk menentukan harga jual yang
dilakukan dengan menambahkan laba atau mark up pada jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk proses produksi dan pemasaran. Harga jual yang didasarkan
pada perhitungan cost plus pricing dapat dilakukan perhitungan dengan rumus :
full costing dan variable costing. Pada pendekatan full costing, untuk dasar
menentukan harga jual melalui biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead
pabrik (variabel dan tetap), administrasi dan umum, serta pemasaran yang
merupakan kegunaan dari taksiran total biaya (Sunarto dalam Nadylah, 2014).
4
Sedangkan pada pendekatan variabel costing, taksiran total biaya yang
digunakan sebagai dasar menentukan harga jual meliputi biaya bahan baku, tenaga
kerja langsung, overhead pabrik variabel, administrasi dan umum, dan pemasaran
Contoh perhitungan penentuan harga jual per unit yang diproduksi adalah
mengeluarkan biaya bahan baku langsung sebesar Rp. 25.000.000,-, biaya tenaga
kerja langsung Rp. 15.000.000,-, dan biaya overhead pabrik sebesar Rp.
Harga jual produk per unit yang diproduksi dapat ditentukan sebagai berikut:
= Rp. 50.000.000,-.
3. Harga jual per unit = Rp. 50.000,- + (15% x Rp. 50.000,-) = Rp. 57.5000,-.
uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang
5
5. Target profit pricing.
1. Pemintaan konsumen
2. Selera konsumen
3. Jumlah pesaing
5. Biaya
Penentuan harga jual cost plus pricing, biaya yang digunakan sebagai
pokok produk yang digunakan. Dalam menghitung cost plus pricing, digunakan
diinginkan pada harga beli per satuan. Persentase yang ditetapkan berbeda untuk
setiap jenis barang. Dalam menghitung harga jual, menggunakan rumus : Harga
6
c. Penentuan harga oleh produsen
Dalam metode ini, harga yang ditetapkan oleh perusahaan adalah awal dari
ditribusi. Karena itu, penetapan harga oleh produsen memegang peranan penting
dalam menentukan harga akhir barang. Dalam menetapkan harga jualnya, barang
dengan menambahkan sejumlah (presentase) tertentu dari harga jual atau biaya
sebagai keuntungannya.
2.2 Kalkulasi biaya produk dan penetapan harga jual yang diperlukan untuk
sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa dimana hanya diperhitungkan
biaya variabel saja, yang terdiri dari biaya bahan langsung, upah langsung, dan
biaya overhead pabrik. Ketiga unsur biaya itu langsung berhubungan dengan
volume kegiatan produksi, maka disebut kalkulasi biaya produk langsung (direct
costing).
7
(3) pengambilan keputusan reduksi biaya,
(5) memudahkan menyusun rugi-laba segmen tingkat unit, tingkat batch, tingkat
produk.
56.534.592 unit (BPS, 2012). Dengan bertambahnya Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang sekian banyaknya, jelas persaingan antar Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) akan semakin ketat. Oleh karena itu Usaha Mikro
tersebut yang umumnya menawarkan berbagai macam menu namun serupa antara
dilakukan melalui sejumlah uang merupakan difinisi harga (Basu Swasta dalam
didapat dari unit usaha atau dari perusahaan untuk periode tertentu dan dalam
satuan rupiah dapat disebut dengan volume penjualan (Basu Swasta dalam
Febriawan, 2014). Penentuan harga jual produk dapat dipengaruhi oleh peranan
8
dari harga pokok. Tepatnya penetapan biaya dapat menghasilkan lebih akuratnya
harga pokok produksi. Oleh karena itu, Warung Sederhana 2 (WS2) ini harus
kemampuan mengelola biaya, maka semakin baik pula kualitas dan harga produk
menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi. Bersumber dari hadist
dari Muslim, Ahmad, Abu Daud Dari Said bin al Musyyab dari ma‟mar bin
ikhtikar itu kecuali ia berdosa” Islam menghargai hak penjual dan pembeli untuk
dilakukan intervensi harga, penjual menaikan harga dengan cara Ikhtikar Atau
9
Ghaban Faa Hisy. Oleh karenanya pemerintahdituntut proaktif dalam mengawasi
mewakili kelompok masyarakat yang lebih kecil. Artinya intervensi harga harus
Menetapkan satu harga untuk semua pembeli merupakan ide yang dapat
dikatakan modern yang muncul saat bermula nya perdagangan eceran skala besar
yang terjadi pada akhir abad ke sembilan belas karena pada saat itu perdagangan
adalah penerima harga dan menerima harga pada saat pertama konsumen
menerimanya lalu mereka menyadari apakah hal itu relavan atau tidak.
menganggap harga dan beberapa harga aktual saat ini yang jadi pertimbangan
bukan harga yang ditetapkan pasar. Para konsumen tentu memliki batas bawah
harga dimana harga yang lebih rendah menandakan produk dengan kualitas yang
buruk dan juga batas atas harga yang dimana harga yang lebih tinggi dari batas itu
penetapan harga ini bukanlah kekuasaan atau kewenangan yang mutlak dari
10
Meskipun penetapan harga merupakan hal yang penting, namun masih banyak
tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta share pasar yang dapat dicapai
perusahaan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
1. Cost plus pricing merupakan metode yang digunakan untuk menetapkan harga
jual pada suatu barang maupun jasa melalui perhitungan biaya-biaya yang
2. perbedaan dalam dua pendekatan metode cost plus pricing yaitu pada proses
perhitungan melalui metode full costing dan variable costing yaitu ada pada hasil
akhir perhitungan, dimana pada metode full costing harga jual yang lebih rendah
daripada harga jual hasil dari perhitungan metode variable costing. Namun jika
ditinjau dari bagian harga pokok produksi, perhitungan kedua metode ini besarnya
sama
12
DAFTAR PUSTAKA
Aini Nurul, Meria. 2011. Analisis Penentuan Harga Jual Perkemasan Produk
Tbk Palembang.
Ayu S, Dyah. 2013. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Batik Mustika
Usaha Batik Mustika Blora) Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat , 2012.
Usaha Mikro kecil Menengah Tahun 2012. Jakarta Pusat : Badan Pusat
Statistik.
Budi L, Arum. 2014. Evaluasi Penetapan Harga Pokok Produk Roti Pada Ukm
Banyumas.
Nur A.Y, Ahmad. 2013. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Percetakan
Sulpa, Nadylah. 2014. Proses Penentuan Harga Jual Pada Rumah Makan Citra
Minang Di Makassar.
Wauran, Desliane. 2016. Analisis Penentuan Harga Pokok Produk Dan Penerapan
Cost Plus Pricing Method Dalam Rangka Penetapan Harga Jual Pada
13
Gayatri Winny. 2013. Penentuan Harga Jual Produk Dengan Metode Cost Plus
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/3
Bahri dan Rahmawaty. 2019. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi dalam
14