Anda di halaman 1dari 19

Irmanisa's Blog

Welcome to My Blog
Jumat, 16 Desember 2016

makalah bilangan rasional

MATERI, MEDIA DAN PEMBELAJARAN


BILANGAN RASIONAL
Mata Kuliah : Konsep Dasar Bilangan
Dosen Pengampu   : Drs. Ansyori Gunawan, M,Si
Neza Agusdianita, M.Pd

Disusun Oleh :
Irma Nur Anisah       A1G015021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FALKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016

  BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG

Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang isi muatannya berkaitan dengan
hitung menghitung. Matematika juga merupakan salah satu ilmu yang universal dan menjadi
dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan lainnya. Sebagai ilmu yang universal, matematika
mendapatkan tempat yang strategis dalam struktur kurikulum pendidikan ditanah air, utamanya
pada pendidikan dasar dan menengah, yakni sebagai mata pelajaran wajib dalam kelompok mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP 19 tahun 2005, pasal 7 ayat 4). Sebagai mata
pelajaran dalam rumpun tersebut, mata pelajaran matematika bagi peserta didik pada jenjang
pendidikan dasar berguna untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama .

Keadaan ini menuntut setiap orang baik itu anak-anak ataupun dewasa hingga tua sekalipun
harus teliti dalam berhitung. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam proses
menghitung yang berakibat fatal. Orang yang mahir matematika bukan berarti karena kebetulan.
Untuk menguasai materi matematika di syaratkan mengetahui dan menguasai kajian dasarnya.
Selanjutnya dia sering berlatih dengan soal-soal yang berkaitan dengan apa yang sedang di
pelajarinya. Sehingga dia bisa menguasai secara benar teori, konsep dan penerapannya untuk
mempelajari salah satu disiplin ilmu ini. Oleh karena itu untuk memenuhi tuntutan tersebut,
dalam makalah ini di cantumkan uraian singkat tentang bilangan rasional.

B.     RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas, didapat rumusan masalah sebagai berikut :

A.    Apa yang dimaksud dengan bilangan rasional?

B.     Bagaimana sifat-sifat bilangan rasional?

C.     Bagaimana operasi pada bilangan rasional ?

C.    TUJUAN

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

A.    Mengetahui apa yang dimaksud dari bilangan rasional

B.     Mengetahui sifat-sifat bilangan rasional

C.     Mengetahui bagaimana operasi bilangan rasional

BAB II
PEMBAHASAN
A.               Bilangan Rasional
Bilangan Rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a/b dengan a dan
b masing –masing merupakan anggota himpunan bilangan bulat. bilangan, a disebut pembilang
(numerator) atau pengatas dan b disebut penyebut (denumerator) atau pembawah.Himpunan
semua bilangan rasional ditulis dengan notasi Q.

 Contoh Bilangan-bilangan rasional 1/5, 1/3, 3/2, 22/7, 56/10, …, a/b… disebut bilangan-
bilangan rasional pecahan biasa atau sering disebut pecahan biasa. Bilangan-bilangan rasional 2
1/2, 4 2/3, 7 5/6, 15 1/9, … a/b disebut bilangan-bilangan rasional pecahan sempurna atau sering
disebut pecahan campuran. Operasi bilangan rasional meliputi pengurangan, perkalian, dan
pembagian yang memiliki sifatnya masing-masing

Bilangan rasional bisa dinyatakan dalam pecahan atau bilangan desimal. Mungkin
beberapa orang berpikir bahwa bilangan desimal itu selalu ada tanda komanya.  Padahal tidak
selalu demikian. Penulisan bilangan tunggal seperti 9 juga merupakan sistem penulisan desimal.
Tanda koma pada bilangan desimal dipakai untuk hasil pembagian dua buah bilangan yang masih
memiliki sisa atau untuk keperluan penulisan angka penting dan ketelitian .

Kesamaan Bilangan Rasional :

Bilangan-bilangan rasional  adalah sama ditulis  jika dan hanya jika ad=bc.

Contoh himpunan anggota himpunan bilangan rasional adalah 2, 0,25, ¾, 1,333...,dan  sebagainya.


Bilangan tersebut termasuk dalam anggota himpunan bilangan rasional karena bisa dinyatakan
dalam bentuk pecahan dengan masing-masing pembilang dan penyebutnya merupakan anggota
himpunan bilangan bulat. Bilangan dua bisa dinyatakan dalam bentuk pecahan , bilangan 0,25
dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan ¼ , bilangan ¾ sudah jelas berbentuk pecahan dengan
pembilang 3 dan penyebut 4 yang keduanya merupakan anggota himpunan bilangan bulat.
Bilangan 1,333... Juga merupakan anggota himpunan bilangan rasional, karena bisa dinyatakan
dalam bentuk pecahan .

                                               

B.    Macam-macam bilangan rasional


Apabila kita mengatakan bilangan rasional berarti di dalamnya sudah mencakub bilangan-
bilangan lain seperti: bilangan bulat, bilangan asli, bilangan cacah, bilangan prima dan bilangan-
bilangan lain yang menjadi subset dari bilangan rasional.

a)        Moh. Syamsul hidayat dalam bukunya yang berjudul solusi matematika lengkap membagi
bilangan rasional kedalam dua kelompok :
Pertama bilangan pecahan, dan yang kedua bilangan bulat. Sedangkan bilangan bulat tersebut
terbagi lagi menjadi bilangan bulat negatif dan bilangan cacah. Selanjutnya bilangan cacah
mencakup di dalamnya bilangan asli( baik ganjil ataupun genap) dan nol. Terakhir dia
menggolongkan bilangan asli itu menjadi bilangan prima dan bilangan komposit.

b)        Macam-macam bilangan :

Bilangan pecahan adalah suatu bilangan yang terdiri dari pembilang dan penyebut.Bentuk
pokoknya adalah /b, dengan
a = pembilang ( merupakan bilangan bulat )
b = penyebut ( merupakan bilangan asli )

c)        Adapun  jenis bilangan pecahan yaitu :

1)        Bilangan bulat adalah semua bilangan yang terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3,...) dan negatifnya
(-1, -2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 dan tidak dimasukkan lagi secara terpisah). Bilangan bulat
juga sering di devinisikan sebagai bilangan yang bukan pecahan, yang meliputi ; bilangan bulat
positif (bilangan asli 1,2,3…., dst), bilangan nol yaitu 0, dan bilangan bulat negatif ( bilangan yang
nilainya berlawanan dengan bilangan bulat positif; 1,2,3,4….., dst)

2)        Bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat yang tidak negatif, yaitu {0, 1, 2, 3 ...}. Dengan
kata lain himpunan bilangan asli ditambah 0. Jadi, bilangan cacah harus bertanda positif. Sehingga
dapat di simpulkan bahwa bilangan cacah merupakan bilangan bulat positif yang di awali dari
angka nol. Dalam matematika, terdapat dua kesepakatan mengenai himpunan bilangan asli. Yang
pertama definisi menurut matematikawan tradisional, yaitu himpunan bilangan bulat positif yang
bukan nol {1, 2, 3, 4, ...}. Sedangkan yang kedua definisi oleh logikawan dan ilmuwan komputer,
adalah himpunan nol dan bilangan bulat positif {0, 1, 2, 3, ...}.

3)         Bilangan asli merupakan salah satu konsep matematika yg paling sederhana dan termasuk konsep
pertama yang bisa dipelajari dan dimengerti oleh manusia, bahkan beberapa penelitian
menunjukkan beberapa jenis kera juga bisa menangkapnya.

4)        Bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1, yang faktor pembaginya adalah 1 dan
bilangan itu sendiri. 2 dan 3 adalah bilangan prima. 4 bukan bilangan prima karena 4 bisa dibagi 2.
Sepuluh bilangan prima yang pertama adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23 dan 29.Jika suatu
bilangan yang lebih besar dari satu bukan bilangan prima, maka bilangan itu disebut bilangan
komposit.

C.     Bilangan Rasional dan Operasinya


Ø Penjumlahan dan Pengurangan
Jikadan adalah sebarang dua bilangan rasional, maka bentuknya :

+    =     dan    -    =  

maka

-    =    =    = 

        Sifat-sifat
operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional mempunyai
beberapa  kesamaan dengan sifat-sifat dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat ,yaitu:

1.       Penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional bersifat tertutup:


 +    dan    -   adalah bilangan rasional

2.       Penjumlahan bilangan rasional bersifat komutatif:


           +   =    + 

3.       Penjumlahan bilangan rasional bersifat asosiatif :


      +  (   +    ) =  (   +    ) + 

4.       Penjumlahan pada bilangan rasional mempunyai unsur identitas yang


    tunggal ,yaitu 0

5.       Setiap bilangan rasional mempunyai invers terhadap penjumlahan ,yaitu


untuk setiap bilangan rasional   ,ada bilangan rasional  - (  )

    Sehingga:     + (-  )  =  (-  ) + ( ) =  0

Inversterhadap penjumlahan disebut lawan

6.       Penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional adalah tunggal.


7.       Jika  r 0 ,maka   +    = 

Ø Perkalian dan Pembagian

Jika dan adalah sebarang dua bilangan rasional,maka 

     x    =     dan     :    = 

Contoh:

                 Perkalian:     x    =    =    =

                 Pembagian:    :    =    =    = 

   Sifat-sifat operasi perkalian dan pembagian bilangan rasional adalah sebagai berikut:

Jika  ,  , dan    adalah bilangan-bilangan rasional ,maka

1.    Perkalian pada bilangan rasional bersifat tertutup :

   x    adalah bilangan rasional ,sedangkan operasi pembagiannya tidak

  bersifat tertutup sebab pembagian dengan 0 tidak didefinisikan sehingga

pembagian bilangan rasional tidak selalu menghasilkan bilangan

rasional.

2.    Perkalian pada bilangan rasional bersifat komutatif:

      x    =    x 

3.    Perkalian pada bilangan rasional bersifat asosiatif:

      x (   x   ) =  (   x   )  x 

4.    Perkalian pada bilangan rasional mempunyai unsur identitas yang tunggal ,yaitu  

1 sehingga   x  1  =  1 x    =     ( 1 adalah bilangan rasional karena dapat dinyatakan

    sebagai pecahan     dengan  X   0 )

5.    Kecuali 0 , semua bilangan rasional yang lain mempunyai invers terhadap

perkalian ,yaitu:

   x    =    x    =  1  ,berarti     dan     saling invers.

      - Invers  terhadap perkalian disebut kebalikan


6.Perkalian sebarang bilangan rasional dengan 0 adalah 0 ,yaitu:

 x  0  =  0 x    =  0

7.Perkalian bilangan rasional adalah tunggal.

8.Pada bilangan rasional berlaku sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan

,yaitu: x  (    +    )  =  (    x    )  +  (    x    )  dan (    +    )  x    =  (    x    )  +  (    x    )

D.     Contoh-contoh Cara Mengubah Bilangan Pecahan yang termasuk dalam


bilangan Rasional
ü    Mengubah Pecahan menjadi Bilangan Desimal

Secara umum mengubah pecahan menjadi bilangan desimal dilakukan dengan cara pembagian
bersusun. Untuk pecahan dengan penyebut yang membagi habis bilangan kelipatan 10, cara
mengubahnya menjadi bentuk desimal cukup mudah dilakukan, yaitu dengancara mengalihkan
pembilang dan penyebut dengan suatu bilangan yang menyebabkan penyebutnya menjadi
bilangan kelipatan 10. Penyebut yang merupakan kelipatan bilangan 10 tersebut menunjukan
banyak angka yang terdapat dibelakang, bilangan desimalnya. Perhatikan contoh berikut ini :

= x  = = 0,6

           

Pecahan diatas memiliki penyebut 5 yang membagi habis bilangan kelipatan 10. Untuk
menghasilkan bilangan kelipatan 10 pada penyebut kita perlu mengalihkan bilangan 5 tersebut
dengan bilangan 2.Menurut konsep kesamaan pecahan, kita kalikan juga pembilang pecahannya
dengan bilangan 2 sehingga diperoleh pecahan . Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa kelipatan
10 pada penyebut menunjukan banyak angka dibelakang koma. Karena 10 itu merupakan
kelipatan ke-1 dari 10 maka banyak angka dibelakang koma pada bilangan desimalnya sebanyak 1
angka. Pembilang dari pecahan tersebut adalah bilangan 6  (1 angka). Karena pembilangnya hanya
mengandung 1 angka maka bilangan ini satu-satunya yang menjadi angka dibelakang koma
setelah nol koma (0,). Hasil koma didepan disebabkan karena pembagian 3 oleh 5 hasilnya kurang
dari 1. Penulisan nol koma ini kadang ditulis hanya dalam koma diikuti bilangan dibelakangnya
saja. Bilangan desimal 0,6 dalam beberapa penulisan hanya ditulis dalam bentuk ,6 saja.

Contohnya :

1.                       ¼ = ¼ x 25/25 = 25/100= 0,25

2.                       1/8 = 1/8 x 125/125=125/1000= 0,125

3.                       1/16= 1/16 x 625/625= 625/10000= 0.0625

4.                       1/20=1/20x5/5=5/100=0,05

ü   Mengubah bilangan desimal menjadi pecahan

Bilangan desimal merupakan bilangann rasional ada dua jenis, yaitu bilangan desimal dengan
banyak angka berhingga di belakang koma dan bilangan desimal dengan bilangan berulang di
belakang koma. Cara mengubah kedua bentuk bilangan desimal tersebut sangat berbeda. Berikut
ini adalah caranya:

Mengubah bilangan desimal dengan banyak angka berhingga di belakang koma cukup mudah
dilakukan dengan cara membuat bilangan desimal menjadi pecahan dengan penyebut bilangan
kelipatan 10. Banyak angka di belakang koma merupakan kelipatan 10 yang dituliskan sebagai
penyebut dan pembilangnya yang merupakan bilangan dibelakang koma tanpa tanda koma dan
tanpa nol di depanya.

Contohnya:

1.         0,4= 4/10=2/5

2.         0,06=6/100=3/50

3.         0,0015=15/10000=3/2000

Ø   Mengubah bilangan desimal dengan bilangan beruang

Mengubah bilangan desimal dengan bilangan berulang dapat diselesaikan dengan cara
memisalkan bilangan desimal tersebut terlebih dahulu menjadi suatu peubah. Kemudian
mengalikan peubah tersebut dengan bilangan kelipatan 10 sebanyak angka pada bilangan
berulangnya. Setelah itu kurangkan keduanya sehingga kita memperoleh bentuk pecahan.

Contoh:                                 

v  kita ubah bilangan desimal 0,333... Menjadi pecahan.

Misalkan bilangan desimal 0,333...=p

Karena perulanganya satu-satu kita kalikan dengan 10

10p= 3,333...

10p – p=3,333...-0,333...=3

9p=3

P=3/9=1/3

v  Kita ubah bilangan desimal 0,252525... Menjadi pecahan.

Misalkan bilangan desimal 0,252525...=p

Karena perulanganya dua-dua kita kalikan p dengan 100

100p=25,252525...

100p – p=25,252525...-0,252525...=25

P=25/99

ü   Operasi bilangan rasional berbentuk desimal


Operasi penjumalahan (dan pengurangan) pada bilangan rasional berbentuk desimal dapat
dilakukan dengan cara yang sama dengan operasi penjumalahan (dan pengurangan) pada bilangan
bulat. Tapi ada aturan tertentu apabila bilangan desimal yang di jumlahkan (atau dikurangkan)
mengandung tanda koma. Pada saat menjumlahkan (atau mengurangkan) dua bilangan desimal,
posisi tanda koma harus sejajar dan banyak angka di belakang koma pada masing-masing bilangan
desimal harus sama. Jika banyaka nagka di belakang koma tidak sama pada kedua bilangan maka
jadikan banyaknya sama dengan cara menambahkan bilangan nol dibelakangnya hingga kedua
bilangan desimal memiliki banyak angka sama di belakang koma.

Contoh:

1.         1+ 1,02 = 1,00 + 1,02 = 2,02

2.         0,005 + 0,5 = 0,005 _+0,500= 0,505

3.         2,24 + 1,8 = 2,24 + 1,80 = 4,04

4.         3,14 -2,7= 3,14 – 2,70 =0,44

Perkalian (dan pembagian) dua bilangan desimal dilakukan dengan cara yang sama dengan
perkalian (dan pembagian) pada bilangan bulat. Untuk bilangan desimal yang mengandung koma,
hasil perkalianya (atau pembagianya) diperoleh dengan aturan tertentu untuk bilangan desimal
dengan banyak angka berhingga di belakang koma, cara mengalikanya adalah dengan mengalikan
kedua bilangan tersebut (tanda koma) kemudian banyak angka di belakang koma pada hasil
perkaliannya sama dengan jumlah banyaknya angka di belakang koma dari kedua bilangan yang
dikalikan. Sedangkan untuk pembagian bilangan desimal yang memiliki banyak angka berhingga di
belakang koma adalah dengan membagi kedua bilangan (tanpa tanda koma) kemudian
letak  tanda koma pada hasil pembagianya ditentukan oleh hasil pengurangan banyak angka
dibelakang koma pada pembilang oleh banyak angka dibelakang koma pada penyebut. Kalau hasil
pengurangan positif berarti tanda komanya maju sedangkan hasil penguranganya negatf berti
tanda komanya mundur. Kalau tanda komanya mundur dan mentok, tambahkan bilangan nol di
belakangnya . Untuk bilangan desimal dengan bilangan berulang di belakangnya, bilangan
berulang tersebut dianggap sebagai banyak angka di belakang koma.

Contoh:

1.         1,2 x 0,05 =?

Kalikan terlebih dahulu 12 dengan 5

12 x 5 = 60

Angka dibelakang koma pada hasil perkalianya sebanyak 3 angka

Diperoleh dari jumlah banyaknya angka di belakang koma pada kedua bilangan yang dikalikan.

Berarti hasilnya 0,060 = 0,06

1,2 x 0,05 = 0,06

2.    6,3/0,18 = ?
Bagi terlebiih dahulu kedua bilangan tanpa tanda koma

63/18 = 3.5

Lalu pindahkan tanda komanya dengan aturan yangsudah dijelaskan . Banyak angka dibelakang koma
pada pembilang dikurangi banyak angka dibelakang koma pada penyebut = 1- 2 = -1.

Karena hasil penguranganya negatif berarti tanda koma mundur satu angka.

Diperoleh hasil 35,0 = 35

6,3/ 0,18 = 35

ü   Operasi bilangan Rasional berbetuk Pecahan

Cara menyelesaikan masalah penjumlahan (dan pengurangan) pecahan ,jadikan penyebutnya


sama. Kalau pecahannya dijumlahkan dengan bilangan desimal , jadikan terlebih dahulu bilangan
desimal tersebut menjadi pecahan.

Perkalian pecahan dilakukan dengan cara mengalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut
dan penyebut.kalau perkalian pecahan dengan bilangan desimal, kalikan saja bilangan desimal
tersebut hanya dengan pembilangnya.

E.          Media Pembelajaran Bilangan Rasional


Media yang bisa dijadikan dalam menyelesaikan suatu masalah dalam bilangan rasional dapat
kita menggunakan benda nyata seperti penggaris, atau benda yang konkret dan abstrak.

-contoh gambar yang dapt digunakan yaitu :

                                                                   

           

                                               

                                                                                                                          
               
PEMETAAN KOMPETENSI DASAR (KD)
DAN INDIKATOR

KELAS KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MEDIA


3 3.3 Memahami konsep 3.3.1 Menyebutkan lambang

pecahan sederhana pecahan biasa


menggunakan benda- berdasarkan gambar.
benda yang
3.3.2 Menentukkan pecahan
konkrit/gambar, serta
menentukan nilai terkecil biasa sebagai bagian
dan terbesar dari sesuatu yang utuh

dengan benar.

3.3.3 Menulis lambang

pecahan biasa

berdasarkan gambar.

3.3.4 Mewarnai gambar

berdasarkan lambang

bilangan pecahannya.

3.3.5  Menyajikan nilai

pecahan biasa dengan

menggunakan berbagai

bentuk gambar.

3.3.6  Mengurutkan pecahan

dari terkecil ke terbesar

atau sebaliknya.
 3.4.1 Membaca bilangan

desimal.
3.4 Mengenal pecahan dan
3.4.2 Menulis lambang
bilangan desimal, serta
dapat melakukan bilangan desimal.
penambahan dan 3.4.3 Mengubah bilangan
pengurangan pecahan
pecahan biasa menjadi
berpenyebut sama
bilangan desimal.

3.4.4 Menentukan bilangan

pecahan biasa dan

bilangan desimal yang

senilai.

3.4.5 Menyelesaikan soal

pecahan biasa yang

diubah ke dalam

desimal.

3.4.6 Membandingkan

pecahan yang

berpenyebut sama    (lebih
besar atau lebih kecil).

3.4.7 Menyelesaikan soal

penjumlahan pecahan

biasa yang berpenyebut

sama.

3.4.8 Menyelesaikan soal

pengurangan pecahan

biasa yang berpenyebut

sama.

3.4.9 Menyatakan kalimat

pernyataan sehari-hari

dengan penjumlahan
pecahan.

KELAS KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MEDIA

4 3.1 Mengenal konsep pecahan


3.1.1 Menjelaskan operasi
penjumlahan
senilai dan melakukan
operasi hitung pecahan bilangan desimal dan persen

menggunakan benda 3.1.2Menjelaskan operasi


kongkrit/gambar pengurangan bilangan
desimal

dan persen

3.1.3 Mengoperasikan penjumlahan


bilangan desimal dan persen

3.1.4 Mengoperasikan

pengurangan

bilangan desimal dan persen

3.7.1 Menjelaskan konsep operasi


penjumlahan dan
pengurangan

bilangan persen dan desimal


3.7 Menentukanhasil operasi 3.7.2  Menjelaskan
penjumlahan dan
langkah-langkah
pengurangan bilangan
operasi penjumlahan
desimal
danpengurangan bilangan
desimal

3.7.2 Menyelesaikan soal tentang


operasi penjumlahan dan

pengurangan bilangan
desimal

KELAS KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MEDIA


5 3.2 Memahami berbagai 3.2.1 Mengenal bentuk pecahan biasa

bentuk pecahan 3.2.2 Mengenal bentuk pecahan cam-


(pecahan biasa, puran
campuran, desimal dan
3.2.3 Mengenal bentuk pecahan
persen) dan dapat desimal
mengubah bilangan 3.2.4 Melakukan operasi perkalian
pecahan menjadi berbagai bentuk pecahan
bilangan desimal, serta
3.2.5 Melakukan operasi pembagian
melakukan perkailan dan pecahan
pembagian 3.2.6 Melakukan operasi pengurangan
dan penjumlahan dua pecahan

3.2.7  Mengenal sebuah pecahan


sebagai hasil perkalian atau
pembagian dua buah pecahan

3.2.8 Mengenal pecahan sebagai hasil


perkalian atau pembagian dua
buah pecahan dalam desimal
dan persen

3.2.9 Menyelasaikan soal cerita


berkaitan dengan pecahan
sebagai hasil perkalian atau
pembagian dua buah pecahan
yang dinyatakan dalam desimal
dan persen dengan berbagai
kemungkinan jawaban.

KELAS

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MEDIA


     6 3.1 Memahami operasi 3.1.1 Menentukan hasil operasi

hitung yang melibatkan hitung yang melibatkan


berbagai bentuk berbagai bentuk pecahan.
pecahan (pecahan
3.1.2Menyelesaikan soal cerita pecahan
biasa, campuran,
(biasa/campuran, desimal, dan
desimal dan persen) persen)

3.2 Memahami menggunakan


perbandingan senilai operasi hitung
dan perbandingan penjumlahan,pengurangann,
terbalik perkalian, dan pembagian secara
benar.

3.2.3 Menentukan hasil operasi

hitung perbandingan senilai dan


perbandingan berbalik nilai.

3.2.4 Mengomunikasikan dengan kalimat


sendiri penyelesaian soal

pemecahan masalah tentang


perbandingan senilai dan
perbandingan berbalik nilai.

3.2.5 Menemukan operasi hitung

yang melibatkan pecahan.

 Memecahkan masalah yang


melibatkan perbandingan senilai.

BAB III
PENUTUP

A.          Kesimpulan
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai pecahan   dengan p dan q adalah
bilangan-bilangan bulat dan q≠0. Sedangkan bilangan irasional bukan merupakan bilangan bulat
dan juga bukan bilangan pecahan. operasi-operasi yang terjadi pada bilangan rasional adalah
penjumlahan,pengurangan,perkalian,pembagian.

B.          Saran
Diakhir pembuatan makalah ini penulis menyarankan kepada pembaca khususnya dan kepada
semua pada umumnya untuk mempelajari matematika dengan baik, agar tidak terjadi kesalahan
penanaman konsep matematika yang diberikan kepada siswa SD. Penulis juga menyarankan
kepada semua agar tidak menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit karena matematika
merupakan salah satu ilmu yang dibutuhkan dan digunakan untuk pemecahan masalah sehari-
hari.

DAFTAR PUSTAKA

suma, Irwan. 2005. Rahasia Matematika Untuk Sd kelas 4-5-6. Jakarta : Grafika Mulia

dayat,Syamsul. 2007. Solusi Matematika Lengkap Untuk Sd kelas 3,4,5,6 Surabaya: APOLO

ttp://handono-eksak.blogspot.com/2007/12/bilangan.html3/9/2011  diakses pada 20 Maret 2016 3:17:02 AM

ttp://wapedia.mobi/id/Angka3/9/2011 diakses pada 20 Maret 2016 10:27:09 PM


ttp://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan_rasional 3/5/2011 diakses pada 20 Maret 2016

ttp://id.shvoong.com/social-sciences/education/2068232-pengertian-bilangan/3/9/2011 diakses pada 20 Maret


2016 10:24:46 PM

 
irmanisa di 06.27
Berbagi

1 komentar:

1.

MasJo12 April 2017 07.05

terima kasih, sangat membantu


Balas


Beranda

Lihat versi web


Mengenai Saya

irmanisa
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai