Penulis:
Kelompok III
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………………………….i
Daftar Isi……………………………………………………………………………..….ii
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………….....1
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..2
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………………………6
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………………………6
3.2. Saran……………………………………………………………………………………..6
Daftar Pustaka…….………………………………………………………………………….7
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan asli, nol, dan bilangan asli negatif.
Tanda negatif merupakan ciri utama dari bilangan bulat.
Tahun 1890, matematikawan Jepang bekerja pada bilangan itu dan meyebutkkan sebagai
Bilangan Bulat (integers). Dalam Bahasa Latin disebut “tidak tersentuh” (untouched). Simbol
bilangan bulat menggunakan huruf ‘Z’ dari Bahasa Jerman ‘Zahlen’, yang artinya bilangan.
Nol ditemukan sebelumnya oleh bangsa Babylonia, Mayan, dan India. Matematikawan
Hindu India yang pertama menyebut bilangan “nol”. Negara atau bangsa lain belum pernah
menyebut “nol” sebagai suatu bilangan hingga ditemukannya wilayah India.
Sebelum nol digunakan dalam perhitungan, matematikawan menggunakan suatu ruang hitam
untuk menentukan sesuatu yang tidak ada.
Bilangan negatif akhirnya diterima sebagai sistem bilangan pada abad 19. Bilangan negatif
diperlukan untuk menyelesaikan persamaan-persamaan yang rumit seperti persamaan kubik
atau persamaan kuartik.
Brahmagupta yang hidup sekitar tahun 630 SM di India menggunakan bilangan positif untuk
menyatakan sesuatu yang dimiliki (aset), dan bilangan negatif digunakan untuk menyatakan
hutang.
Cina terkenal sebagai budaya pertama yang memperkenal dan menggunakan bilangan
negatif. Bilangan negatif disajikan dalam batang-batang merah.
Di Eropa bilangan negatif mulai digunakan pada tahun 1545. Sebelum sistem bilangan
digunakan, seseorang menggunakan batu, stik, atau jari-jari untuk menghitung.
Girolamo Cardano (1501-1576) adalah matematikawan Itali yang mendeskripsikan bilangan
negatif yang sistematis. Bilangan negatif merupakan selesaian dari persamaan kuadrat
maupun kubik.
Jika bilangan yang lebih besar adalah negatif maka hasil pengurangannya akan
negatif. Sebaliknya jika bilangan yang besar adalah bilangan cacah maka hasil
pengurangannya adalah bilangan cacah.
Contoh: - 6 + 4 = -2
10 + (-5) = 5
2. Pengurangan
Pengurangan bilangan bulat dengan jenis yang sama bisa dijabarkan dengan
contoh sebagai berikut: 3 - 2 = 1
-3 - (-3) = - 3 + 3 = 0
Bilangan bulat negatif adalah himpunan semua bilangan {. . . , -4, -3, -2, -1}. Dalam
garis bilangan, bilangan bulat negatif terletak di sebelah kiri angka nol.
Selanjutnya akan dibahas mengenai operasi hitung yang terdapat dalam bilangan
bulat.
a – b = a + (-b)
a – (-b) = a + b
contoh:
3 – 1 = 3 + (-1) = 2
4 – (-2) = 4 + 2 = 6
1. Operasi Perkalian
Operasi perkalian merupakan operasi matematika yang melibatkan tanda “×”. Perkalian
dapat disebut sebagai penjumlahan yang berulang.
Sifat-sifat operasi perkalian dijelaskan pada bagian berikut.
a x b = ab : hasil perkalian dua bilangan bulat positif merupakan bilangan bulat positif.
Contoh: 5 x 6 = 30. 5, 6, 30 merupakan bilangan bulat positif.
a x (-b) = -ab : hasil perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negative
menghasilkan bilangan bulat negatif.
Contoh: 3 x (-4) = -12. Hasil operasi adalah -12 (bilangan bulat negatif).
(-a) x (-b )= ab : hasil perkalian dua bilangan bulat negatif merupakan bilangan bulat
positif.
Contoh: (-5) x (-2) = 10, menghasilkan bilangan bulat positif yaitu 10.
a. Sifat komutatif
axb=bxa
Contoh: 9 x 2 = 2 x 9 = 18
b. Sifat assosiatif
(a x b) x c = a x (b x c)
Contoh: (3 x 2) x 4 = 3 x (2 x 4) = 2
c. sifat distributif.
a x (b + c) = ab + ac
Contoh: 3 x ( 4 + 2) = (3 x 4) + (3 x 2) = 12 + 6 = 18
d. Unsur identitas
Unsur identitas terhadap perkalian adalah 1. Perkalian suatu bilangan dengan
bilangan 1 akan menghasilkan bilangan itu sendiri.
ax1=a
Contoh: 21 x 1 = 21.
e. Bersifat tertutup
Perkalian dua bilangan bulat menghasilkan bilangan bulat pula.
Jika a dan b bilangan bulat, maka a x b = c dengan c merupakan bilangan bulat.
Contoh: 7 x 2 = 14. 7, 2, 14 merupakan bilangan bulat.
2. Operasi Pembagian
Operasi pembagian adalah operasi matematika dasar yang merupakan kebalikan dari
operasi perkalian. Notasi pembagian dapat dituliskan dengan tanda (÷ atau :) atau tanda
( / ).
Hasil bagi: (+) : (+) = (+)
(+) : (-) = (-)
(-) : (-) = (+)
a:b≠b:a
(a : b) : c ≠ a : (b : c)
Contoh: 6 : 2 ≠ 2 : 6
(6 : 3) : 2 ≠ 6 : (3 : 2)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
operasi bilangan bulat dan sifat sifatnya
Bilangan merupakan suatu konsep dalam matematika yang digunakan untuk melakukan
pencacachan dan pengukuran. Bilangan bulat merupakan suatu bilangan tak pecahan
yang terdiri dari bilangan bulat positif, nol, dan bilangan bulat negatif.
Bilangan bulat dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian yaitu bilangan bulat positif
{1, 2, 3, 4, . . .}, bilangan nol {0}, dan bilangan bulat negatif {. . . , -4, -3, -2, -1}.
3.2 Saran
Sebagai calon pendidik, hendaknya kita dapat mengetahui tentang teori bilangan terutama
mengenai sifat dan operasi bilangan bulat serta urutan bilangan bulat dalam garis
bilangan. Sehingga dengan begitu sebagai calon pendidik tahu secara umum mengenai
teori bilangan
Daftar Pustaka
https://tatagyes.wordpress.com/2017/09/05/sejarah-bilangan-bulat/ (Di akses pada 6 oktober
2021, pukul 23:15)
https://caritahu.kontan.co.id/news/bilangan-bulat-pengertian-contoh-dan-operasi-hitung-
bilangan-bulat?page=all. (Di akses pada 11 september 2021, pukul 21:41).