OLEH:
1. Sasaran Pembelajaran
2. Prasyarat
3. Peta Konsep
4. Manfaat
5. Petunjuk
II. Penyajian
1. Penyajian Materi
2. Rangkuman
III. Penutup
Daftar Pustaka
Mata kuliah kalkulus I membahas tentang Sistem bilangan real, persamaan dan
pertidaksamaan, nilai mutlak, system koordinat Cartesius, Garis dan Grafik Persamaan, fungsi dan
limit fungsi, operasi pada himpunan fungsi, limit fungsi di satu titik, limit sepihak, teorema limit,
limit fungsi trigonomteri turunan fungsi satu peubah, penerapan turunan fungsi satu peubah,
serta bentuk tak tentu untuk limit fungsi, Aplikasi turunan fungsi.
Pengorganisasian materi perkuliahan dirancang menjadi beberapa bab (pokok bahasan)
sebagai berikut.
No BAB POKOK BAHASAN
6 BAB VI Turunan
Pada setiap sub pokok bahasan, diberikan latihan, baik secara individual maupun
kelompok. Dengan demikian, diharapkan para mahasiswa bisa memiliki kemampuan
minimal/kompetensi dasar yang telah ditentukan.
2. Capaian Pembelajaran
3) Standar Kompetensi :
Memahami konsep teoretis matematika, bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial
serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan, serta bertanggung jawab atas pekerjaan
di bidangnya, terutama di bidang pendidikan matematika, secara mandiri.
Sistem bilangan real R adalah himpunan bilangan real yang disertai dengan operasi
Bilangan Asli (N): 1,2,3, …digunakan untuk menghitung banyaknya obyek suatu
himpunan.
Bilangan Prima : 2,3,5,7, … adalah bilangan asli yang mempunyai tepat dua faktor
Bilangan komposit : 4,6,8,9,10, … adalah bilangan asli yang mempunyai lebih dari dua
faktor.
Bilangan Genap: … , −6, −4, −2, 0, 2, 4, 6, … adalah bilangan bulat kelipatan dua.
Bilangan Ganjil: … , −5, −3, −1, 1, 3, 5, … adalah bilangan bulat bukan kelipatan dua.
n bilangan asli, dengan m tidak habis dibagi n. Bilangan antara 0 dan 1 disebut
pecahan sejati.
n bilangan asli. Di sini x bilangan bulat bila m habis dibagi n, dan bilangan pecahan
bila m tidak habis dibagi n. bilangan rasional bersifat selalu mempunyai desimal
7
berulang. Contoh 11 = 0,6363636363 …
Bilangan Irasional adalah bilangan yang bukan rasional. Bilangan ini bukan hasil bagi
bilangan bulat dengan bilangan asli, dan juga tidak mempunyai desimal berulang.
3
Contoh √2, √3, √16, log 3 2, dan sebagainya.
Bilangan real adalah gabungan bilangan rasional dan irasional yang merupakan
a. Aksioma Lapangan
Pada R didefinisikan operasi penjumlahan dan perkalian (jumlah dan hasil kali
bilangan real a dan b ditulis 𝐚 + 𝐛 dan 𝐚𝐛) yang memenuhi aksioma berikut:
dan ×.
adanya unsur kesatuan + dan ×. Bilangan 0 disebut unsur kesatuan untuk operasi +
Pembagian dari a dan b, hasilnya disebut hasil bagi dari a dan b, b ≠ 0, dituliskan
a
sebagai b , didefinisikan sebagai ab−1.
Dari aksioma lapangan, dapat dibuktikan berbagai sifat aljabar bilangan real yang
Teorema:
a + c = b + c ⇒ a = b dan ac = bc ⇒ a = b.
Bukti:
a+c=b+c⇒a=b
a + 0 = b + 0 sifat ke 4
a=b ∎
ac = bc ⇒ a = b
a. 1 = b. 1 sifat ke 4
a=b ∎
ab = 0 ⇒ a = 0 atau b = 0
Bukti:
a c
= ⇔ ad = bc
b d
(ad)(bb−1 ) = (bc)(dd−1 )
ad = bc ∎
a c
ad = bc ⇔ =
b d
(ab−1 ). 1 = 1. (cd−1 )
ab−1 = cd−1
a c
= ∎
b d
a b a+b a b a−b
+c= ; c−c = , c≠0
c c c
a b ad+bc a b ad−bc
+d= ; −d= , c, d ≠ 0
c cd c cd
a
a b ab a d ad
× d = cd ; c
b = c × b = bc , c, d ≠ 0
c
d
2
b 2 D
ax + bx + c = a (x + ) − ; D = b2 − 4ac
2a 4a
Maka bentuk kuadrat ax 2 + bx + c, a ≠ 0 disebut definit positif jika dan hanya jika
sempurna) berikut definit positif atau definit negatif atau tidak keduanya dan berikan
1. x 2 − 2x − 2
2. 3x 2 + 4x − 5
3. – x 2 + 6x − 11
4. −2x 2 + 3x − 4
2
5. −x 2 − 3 x + 7
Berdasarkan teorema di atas, kita dapat menguraikan bentuk aljabar atas faktor linear
2
√x − 4 = (√√x) − (2)2 = (√√x − 2) (√√x + 2)
2. x 3 + a3 = x 3 + ax 2 − ax 2 − a2 x + a2 x + a3
= (x 3 + ax 2 ) − (ax 2 + a2 x) + (a2 x + a3 )
= x 2 (x + a) − ax(x + a) + a2 (x + a)
= (x + a)(x 2 − ax + a2 )
Untuk latihan uraikan bentuk aljabar berikut atas faktor linear dan atau kuadrat definit
positif:
1. x 3 − a3
2. x 4 − a4
3. x 4 + a4
5. x 5 − a5
6. x 6 + a6
7. x 6 − a6
b. Aksioma Urutan
Pada R terdapat suatu himpunan bagian yang unsurnya dinamakan bilangan positif,
Definisi:
𝑏 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓
atau ketaksamaan.
Teorema:
Bukti:
⇔ a bilangan negatif
a > 0 ⇔ −𝑎 < 0
Bukti:
⇔ −a < 0
a < 0 ⇔ −𝑎 > 0
Bukti:
⇔ −a > 0
Teorema:
Bukti:
b−a
c−b+
c−a
Bukti:
b−a =b−a+c−c
= (b + c) − (a + c)
Bukti:
b−a
d−c +
b+d−a−c
b + d − a − c = (b + d) − (a + c)
Bukti:
(b − a)(c − 0) = bc − ac
Bukti:
(b − a)(0 − c) = −bc + ac
= ac − bc
c. Aksioma Kelengkapan
Definisi:
sehingga x ≤ b untuk setiap x ∈ S. Dalam hal ini b dinamakan batas atas dari S.
sehingga x ≥ a untuk setiap x ∈ S. Dalam hal ini a dinamakan batas bawah dari S.
b = sup S, jika b suatu batas atas dari S dan batas atas lainnya lebih besar/sama
dengan b.
a = inf S, jika a suatu batas bawah dari S dan batas bawah lainnya lebih besar/sama
dengan a.
a b
Himpunan bilangan real Himpunan bilangan real
Setiap himpunan tak kosong dari R yang terbatas di atas selalu mempunyai batas
atas terkecil, dan setiap himpunan tak kosong dari R yang terbatas di bawah selalu
mempunyai batas bawah terbesar. Sifat ini tidak dimiliki oleh himpunan bilangan
rasional.
Sifat yang berkaitan dengan batas atas terkecil digunakan untuk menunjukan
bahwa di antara setiap bilangan real terdapat tak hingga banyaknya bilangan
himpunan bilangan real dan himpunan titik pada sebuah garis lurus. Akibatnya kita
dapat menggambarkan R sebagai himpunan titik sepanjang suatu garis lurus, yang
A. Pertaksamaan
biasanya terdiri dari suatu keseluruhan selang bilangan atau, dalam beberapa kasus
Beberapa jenis selang (interval) yang diperkenalkan dalam pertaksamaan antara lain;
pertaksamaan ganda a < 𝑥 < 𝑏 menggambarkan selang terbuka yang terdiri dari
semua bilangan antara a dan b, tidak termasuk titik-titik ujung a dan b, yang
menggambarkan selang tertutup yang mencakup titik-titik ujung a dan b, dan biasa
ditulis [a, b]. Kemungkinan interval yang lainnya dapat dilihat pada tabel berikut:
A(x) C(x)
≤ , A, B, C, D suku banyak
B(x) D(x)
P(x)
≤ 0 ; P dan Q suku banyak.
Q(x)
1. x 4 − x 2 < 0
2
2. ≥x+1
x
3. 2 ≤ x 2 − x < 6
5. 1 + x + x 2 + x 3 + ⋯ + x11 > 0
Penyelesaian:
1. x4 − x2 < 0
x 2 (x 2 − 1) < 0
x 2 (x + 1)(x − 1) < 0
↓ ↓ ↓
+ + + +| − − − − | − − − − |
++++
−1 0 1
2
x+1− ≤0
x
x2 + x − 2
≤0
x
(x + 2)(x − 1)
≤0
x
↓ ↓ ↓
−−−−| ++++ | −−−− |
++++
−2 0 1
3. 2 ≤ x2 − x < 6
2 ≤ x2 − x dan x 2 − x < 6
x2 − x − 2 ≥ 0 dan x 2 − x − 6 < 0
-2 -1 2 3
x+1 x
4. ≥ x+3
2−x
x+1 x
− ≥
(x − 2) x + 3
x x+1
+ ≤0
x+3 x−2
x(x − 2) + (x + 1)(x + 3)
≤0
(x + 3)(x − 2)
x 2 − 2x + x 2 + 4x + 3
≤0
(x + 3)(x − 2)
2x 2 + 2x + 3
≤0
(x + 3)(x − 2)
dengan:
1
≤0
(x + 3)(x − 2)
5. 1 + x + x 2 + x 3 + ⋯ + x11 > 0
Misalkan Z = 1 + x + x 2 + x 3 + ⋯ + x11
Zx = x + x 2 + x 3 + ⋯ + x11 + x12
Z = 1 + x + x 2 + x 3 + ⋯ + x11 -
Z(x − 1) = x12 − 1
x12 − 1
Z=
x−1
x12 − 1
1 + x + x 2 + x 3 + ⋯ + x11 = >0
x−1
penyebut keduanya positif atau keduanya negatif, yang terjadi x > 1. Jadi
6 3
14. x − ≤ 1 31. >0
x x+5
x+1 x
15. x−2 ≤ x+3 32. (x + 2)(x − 1)(x − 3) > 0
1 9
16. x + 6x+4 ≥ 3 33. (2x + 3)(3x − 1)(x − 2) < 0
x+2
17. x ≤ <6
x 34. (2x − 3)(x − 1)2 (x − 3) ≥ 0
18. 2x + 1 ≤ x 3 ≤ 2x + 4
35. (2x − 3)(x − 1)2 (x − 3) > 0
x2 +1
19. 2 ≤ ≤x+3
x
36. x 3 − 5x 2 − 6x < 0
x−2 x+1
20. ≤ x+3
x2
37. 1 + x + x 2 + x 3 + ⋯ + x10 ≤ 0
Definisi:
x, bila x ≥ 0
|x| = {
−x, bila x < 0
a. |x| ≥ 0
b. |x| = |−x|
c. −|x| ≤ x ≤ |x|
d. |x|2 = |x 2 | = x 2
a. |x| = |y| ⇔ x = ±y ⇔ x 2 = y 2
b. |x − y| = |y − x|
3. Jika a ≥ 0, maka:
a. |x| ≤ a ⇔ −a ≤ x ≤ a ⇔ x 2 = a2
b. |x| ≥ a ⇔ x ≥ a atau x ≤ −a ⇔ x 2 ≥ a2
a. |x + y| ≤ |x| + |y|
b. |x − y| ≤ |x| + |y|
c. |x| − |y| ≤ |x − y|
d. ||x| − |y|| ≤ |x − y|
bentuk pertaksamaan yang diketahui sehingga tidak memuat nilai mutlak, kemudian
Contoh:
Jawab:
|3x − 2| > 1
1
⇒x< atau x > 1
3
1
⇒ Himpunan Penyelesaian = (−∞, ) ∪ (1, ∞)
3
|x 2 − x| ≤ 2
⇒ −2 ≤ x 2 − x ≤ 2 sifat 3a
⇒ x 2 − x + 2 ≥ 0 dan x 2 − x − 2 ≤ 0
1 2 1
⇒ (x − ) − + 2 ≥ 0 dan (x + 1)(x − 2) ≤ 0
2 4
1 2 7
⇒ (x − 2) + 4 ≥ 0 dan (x + 1)(x − 2) ≤ 0
Definit Positif −1 ≤ 𝑥 ≤ 2
Jawab:
x, bila 𝑥 ≥ 0
|x| = {
−x, bila 𝑥 < 0
Dan
x − 1, bila 𝑥 ≥ 1
|x − 1| = {
1 − x, bila 𝑥 < 1
−2x + (1 − x) ≤ 2 2x + (1 − x) ≤ 2 2x + (x − 1) ≤ 2
⇒ −2x − x + 1 ≤ 2 ⇒ 2x − x + 1 ≤ 2 ⇒ 2x + x − 1 ≤ 2
⇒ −3x ≤ 1 ⇒x≤1 ⇒ 3x − 1 ≤ 2
1 HP = [0,1) ∩ (−∞, 1] ⇒ 3x ≤ 3
⇒x≥−
3
= [0,1] ⇒x≤1
1
HP = (−∞, 0) ∩ [− , ∞)
3 HP = [1, ∞) ∩ (−∞, 1]
1
= [− , 0) = {1}
3
1 1
Jadi HP = [− 3 , 0) ∪ [0,1] ∪ {1} = [− 3 , 1]
Soal Latihan:
1. x|x| ≤ |x − 2| 7. 3|x| ≤ |x − 1| + 5 1
12. |x − 3| > 6
1. Pendahuluan
Limit fungsi adalah konsep yang penting dan merupakan dasar dari kalkulus diferensial
dan integral. Konsep limit fungsi juga memegang peranan dalam mengkonstruksi teorema-
teorema inti dari kalkulus. Gagasan limit fungsi ini sebenarnya sederhana, tetapi bagi
pemula yang mempelajari kalkulus tidak jarang menemui kesulitan. Sangat erat
hubungannya antara limit fungsi dengan konsep kekontinuan fungsi, yang akan dibahas
sesudah limit fungsi. Topik yang dipelajari adalah limit fungsi di suatu titik, rumus-rumus
2x2 +x−3
f(x) = x−1
Fungsi f ini terdefinisi untuk setiap bilangan real x kecuali x = 1. Apakah yang terjadi
Jika jarak x dengan 1, x ≠ 1 kurang dari 0,1 maka jarak f(x) dengan 5 kurang dari 0,2
Jika jarak x dengan 1, x ≠ 1 kurang dari 0,01 maka jarak f(x) dengan 5 kurang dari 0,02
Jika jarak x dengan 1, x ≠ 1 kurang dari 0,001 maka jarak f(x) dengan 5 kurang dari
0,002
Dan seterusnya.
Sekarang kita tinjau dari sudut lain, yaitu kita perhatikan lebih dahulu nilai-nilai f(x). Nilai
f(x) dapat didekatkan ke 5 sekehendak hati kita asalkan saja nilai x diambil cukup dekat ke
1. Artinya |f(x) − 5| dapat kita dibuat kecil sekehendak kita asalkan |x − 1| cukup kecil
pula dan x ≠ 1. Lambang-lambang yang lazim digunakan untuk selisih-selisih yang kecil
|f(x) − 5| < 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − 1| < 𝛿 adalah penting untuk memahami bahwa besarnya
bilangan positif δ tergantung dari besarnya bilangan positif ε. Dari tabel kita dapatkan
|f(x) − 5| = 0,2 jika |x − 1| = 0,1. Jadi untuk ε = 0,2; ada δ = 0,1 dan berlaku
|f(x) − 5| < 0,2 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − 1| < 0,1 . Ini adalah pernyataan ε =
|f(x) − 5| < 0,002 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − 1| < 0,001. Ini adalah pernyataan ε =
0,002; dan δ = 0,001. Bagaimanapun kecilnya bilangan positif ε diberikan selalu dapat
ditentukan bilangan positif δ yang tergantung pada besarnya ε tersebut, sehingga berlaku:
Maka kita katakan Limit f(x) untuk x mendekati 1 adalah 5. Dan ditulis dengan lambang:
5+𝜀
5−𝜀
𝑋
1−𝛿 1 1+𝛿
Pada grafik fungsi f pada gambar di atas, f(x) pada sumbu Y yaitu terletak di antara 5 − ε
−ε < 𝑓(x) < 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 − 𝛿 < 𝑥 < 𝛿; 𝑥 ≠ 1 dan ini ekivalen dengan
Perlu diperhatikan bahwa nilai-nilai ε > 0 diberikan sebarang dapat sekecil mungkin
sesuai yang kita kehendaki dan nilai δ > 0 cukup kecil tergantung pada ε yang diberikan
tersebut. Istilah sekecil mungkin atau bagaimanapun kecilnya berarti lebih kecil dari setiap
bilangan positf sebarang, sedangkan istilah cukup kecil berarti lebih kecil dari suatu
Definisi:
Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan pada selang buka I yang memuat c kecuali
lim f(x) = L,
x→c
Catatan
Pada definisi limit ini tidak dimasalahkan apakah f terdefinisi di c atau tidak.
Contoh 1
Jawab:
Kita akan menentukan bilangan δ > 0 sehingga apabila 0 < |x − 3| < 𝛿 maka berlaku
|f(x) − 11| < 𝜀. Untuk itu kita harus menghubungkan nilai |f(x) − 11| dengan nilai
|x − 3|.
Tetapi
Atau
Atau
Jadi ambil δ = 0,0025 akan terpenuhi |f(x) − 11| < 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − 3| < 𝛿
Contoh 2:
Buktikan bahwa
lim(3x − 7) = 5
x→4
Andaikan ε bilangan positif sebarang. Kita harus menentukan suatu δ > 0 sedemikian
⇔ |3||x − 4| < 𝜀
ε
⇔ |x − 4| <
3
ε
Sekarang kita lihat bagaimana memilih δ, yaitu δ = 3, tentu saja sebarang δ yang lebih
Bukti resmi:
ε
Andaikan diberikan ε > 0. Pilih δ=3 maka 0 < |x − 4| < 𝛿 membawakan
Contoh 3:
Buktikan bahwa
2x 2 − 3x − 2
lim =5
x→2 x−2
Jawab:
Analisis pendahuluan:
Andaikan ε bilangan positif sebarang. Kita harus menghasilkan suatu δ > 0 sedemikian
2x2 −3x−2
sehingga 0 < |x − 2| < 𝛿 ⇔ | − 5| < 𝜀
x−2
2x 2 − 3x − 2 2x 2 − 3x − 2 − 5(x − 2)
| − 5| < 𝜀⇔ | |<𝜀
x−2 x−2
(2x − 4)(x − 2)
⇔| |<𝜀
x−2
⇔ |2x − 4| < 𝜀
⇔ |2||x − 2| < 𝜀
ε
⇔ |x − 2| <
2
Bukti resmi:
ε
Andaikan diberikan ε > 0. Pilih δ= maka 0 < |x − 2| < 𝛿 membawakan
2
2x 2 − 3x − 2 2x 2 − 3x − 2 − 5(x − 2) 2x 2 − 8x + 8
| − 5| < 𝜀= | |=| |=
x−2 x−2 x−2
(2x − 4)(x − 2)
| | = |2x − 4| = |2||x − 2| < 2𝛿 = 𝜀
x−2
Contoh 4.
Buktikan bahwa
lim(x 2 + x − 5) = 7
x→3
Analisis pendahuluan:
Karena faktor |x − 3| dapat dibuat sekecil sesuai dengan yang kita inginkan. Dan untuk
faktor |x + 4| mendekati 7. Maka cukup mencari batas atas dari faktor |x + 4|. Untuk
|x + 4| = |x − 3 + 7|
<1+7=8
ε
Jika kita mensyaratkan δ ≤ 8 maka hasil kali |x + 4||x − 3| akan lebih kecil dari ε.
Bukti resmi:
Andai diberikan ε > 0. Pilih δ = min(1, 8ε), yaitu kita pilih nilai δ yang paling kecil
ε
|(x 2 + x − 5) − 7| = |x 2 + x − 12| = |(x + 4)(x − 3)| = |x + 4||x − 3| < 8. =ε
8
Dengan menggunakan definisi limit fungsi di satu titik, kita dapat membuktikan teorema-
teorema berikut, yang berlaku untuk fungsi yang memenuhi syarat pada definisi tersebut:
Teorema 1:
Teorema ini disebut teorema ketunggalan ini menyatakan bahwa jika limit ada, maka nilai
tunggal.
Teorema 2:
Akibatnya:
Teorema 3:
Yang menyatakan bahwa limit jumlah atau selisih dari dua fungsi adalah jumlah atau
selisih limit fungsi masing-masing, asalkan limit dari setiap fungsinya ada.
lim f(x) = Li ; i = 1, 2, 3, … , n
x→c
Teorema berikut mengatakan bahwa limit perkalian dua fungsi adalah perkalian limit
Teorema 4
lim k. g(x) = k. M
x→c
Akibat:
Teorema 5
f(x) L
lim f(x) = L dan lim g(x) = M; M ≠ 0 maka lim [ ]=
x→c x→c x→c g(x) M
Teorema 6
n
lim √f(x) = n√lim f(x) ; n√lim f(x) terdefinisi
x→c x→c x→c
Teorema 7
n n
lim(f(x)) = [lim f(x)]
x→c x→c
x−1
1. lim =⋯
x→1 √x −1
Jawab:
√x 2 + 9
2. Cari lim
x→4 x
Jawab:
2
lim √x 2 + 9 √lim x2 + 9 √[lim x] + lim 9
√x 2+ 9 x→4 x→4 x→4 x→4 √25 5
lim = = = = =
x→4 x lim x lim x lim x 4 4
x→4 x→4 x→4
x − √x
3. Cari lim
x→1 x − 1
Jawab:
x − √x x − √x (x + √x) x2 − x
lim = lim [ × ] = lim [ ]
x→1 x − 1 x→1 x − 1 (x + √x) x→1 (x − 1)(x + √x)
x(x − 1)
= lim [ ]
x→1 (x − 1)(x + √x)
x
= lim [ ]
x→1 x + √x
1
=
2
Limit sepihak adalah nilai limit di suatu titik baik dari sebelah kanan ataupun di sebelah
1. Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan disetiap titik pada selang buka (c, d). limit
lim f(x) = L
x→c+
Jika untuk setiap bilangan ε > 0 𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝛿 > 0 sehingga |f(x) − L| < 𝜀 apabila
2. Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan disetiap titik pada selang buka (b, c). limit
lim f(x) = L
x→c−
Jika untuk setiap bilangan ε > 0 𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝛿 > 0 sehingga |f(x) − L| < 𝜀 apabila
lim f(x) ada dan sama dengan L jika dan hanya jika lim− f(x) dan lim+ f(x)
x→c x→c x→c
Keduanya ada dan sama dengan L. ditulis dalam bentuk singkat sebagai berikut:
Perhatikan fungsi
2x 2
f(x) = 2 ; yang didefinisikan di setiap x ∈ R
x +1
Artinya nilai f(x) dapat dibuat sedekat mungkin ke 2 (jarak f(x) ke 2 dapat dibuat lebih
kecil dari bilangan positif sebarang) dengan cara mengambil x cukup besar (lebih besar
dari bilangan positif tertentu) atau dengan cara mengambil x yang cukup kecil (lebih kecil
Dalam kasus x mengambil nilai cukup besar kita menyatakan dengan lambang:
lim f(x) = 2
x→+∞
Dalam kasus x mengambil nilai cukup kecil kita menyatakan dengan lambang:
lim f(x) = 2
x→−∞
Kedua kasus ini dinamakan Limit di Tak Hingga, dan didefinisikan sebagai berikut:
1. Misalkan fungsi f didefinisikan di setiap titik pada selang (c, +∞). limit f(x) untuk x
lim f(x) = 2
x→+∞
Jika untuk setiap bilangan ε > 0 𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃 > 0 sehingga |f(x) − L| < 𝜀 apabila
2. Misalkan fungsi f didefinisikan di setiap titik pada selang (−∞, c). limit f(x) untuk x
lim f(x) = 2
x→−∞
Jika untuk setiap bilangan ε > 0 𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑁 < 0 sehingga |f(x) − L| < 𝜀
hitunglah:
x
lim
x→∞ 1 + x 2
Jawab:
Disini kita dapat membuktikan dengan trik standar yaitu bagi pembilang dan penyebutdengan
pangkat tertinggi x yang muncul pada penyebut dalam hal ini adalah x 2 .
x 1 lim 1
x x2 x x→∞ x 0
lim = lim 2 = lim = = =0
x→∞ 1 + x 2 x→∞ 1 +x x→∞ 12 +1 lim x12+x→∞
lim 1 0+1
x2 x2 x x→∞
1 −1
f(x) = dan g(x) =
(x − 3)2 (x − 3)2
Pada fungsi f dan g ini terdefinisi pada selang buka yang memuat 3, kecuali di 3 sendiri.
Apa yang terjadi dengan nilai fungsi f dan nilai fungsi g apabila x mendekati 3? Nilai
fungsi fakan membesar tanpa batas, artinya nilai fungsi f dapat dibuat lebih besar dari
bilangan positif manapun, asal saja nilai x cukup dekat ke 3. Akan tetapi nilai fungsi g
akan mengecil tanpa batas, artinya nilai fungsi g dapat dibuat lebih kecil dari bilangan
negatif manapun, asal saja nilai x cukup dekat ke 3. Dalam kasus ini dinamakan limit tak
Definisi:
mungkin di c sendiri. Limit f(x) untuk x mendekati c adalah positif tak hingga,
ditulis:
lim f(x) = +∞
x→c
Jika untuk setiap bilangan P > 0 ada bilangan δ > 0 sehingga f(x) > 𝑃 apabila 0 <
lim f(x) = +∞ ⇔ ∀P > 0∃𝛿 > 0 ∋ 𝑓(x) > 𝑃 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − c| < 𝛿
x→c
mungkin di c sendiri. Limit f(x) untuk x mendekati c adalah negatif tak hingga,
ditulis:
lim f(x) = −∞
x→c
Jika untuk setiap bilangan N < 0 ada bilangan δ > 0 sehingga f(x) < 𝑁 apabila 0 <
Contoh 1. Tentukan
1 1
lim− dan lim
x→2 (x − 2)2 x→2+ (x − 2)2
Jawab
Dengan cara serupa ketika x → 2+ , penyebut tetap positif tetapi menuju nol,
1
sementara pembilang tetap 2 untuk semua x maka hasil bagi (x−2)2
dapat dibuat besar
secara sebarang dengan membatasi x dekat tetapi di atas 2. Kita menyimpulkan bahwa:
1 1
lim− = ∞ dan lim+ =∞
x→2 (x − 2)2 x→2 (x − 2)2
1
lim =∞
x→2 (x − 2)2
Contoh 2. Tentukan:
x+1
lim+
x→2 x 2 − 5x + 6
Jawab:
x+1 x+1
lim+ = lim
x→2 x 2 − 5x + 6 x→2+ (x − 3)(x − 2)
mendekati 3, tetapi penyebut negatif dan mendekati nol. Maka kita simpulkan bahwa
x+1
lim+ = −∞
x→2 (x − 3)(x − 2)
Soal-soal Latihan:
lim f(x) = L.
x→c
Tentukan nilai δ untuk nilai ε yang diberikan sehingga |f(x) − L| < 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 <
|x − c| < 𝛿.
3. lim √x = 2; ε = 0,005
x→4
4. lim(4x − 5) = 3; ε = 0,001
x→2
5. lim x 2 = 9; ε = 0,005
x→3
6. lim(5x − 3) = 2
x→1
8. lim (7 − 2x) = 11
x→−2
9. lim(x 2 − 3x) = 10
x→5
√x − 2 1
10. lim =
x→4 x − 4 4
x3 + 8
11. lim
x→−2 x + 2
3
√x − 1
12. lim
x→1 √x − 1
x 2 + 3x + 4
13. lim √
x→−2 x 3 + 10
2 − √4 − x
14. lim
x→0 x
√x + 2 + √2
15. lim
x→0 x
3
√x + 1 − 1
16. lim
x→0 x
f(x + h) − f(h)
17. lim ; jika f(x) = x 3 + 2√x
x→0 h
f(x) − f(x − h)
18. lim ; jika f(x) = x 2
x→0 h
x2 , 𝑥≤2
19. jika f(x) = { hitunglah:
8 − x2 , 𝑥>2
3 + x 2 ; x < −2
20. jika f(x) = {0; x = −2 hitunglah:
2
11 − x ; x > −2
a. lim + f(x); b. lim − f(x); c. lim f(x) ; d. lim1 − f(x) ; e. lim + f(x)
x→−5 x→−5 x→5 x→−(4) x→−(12)
8. Teorema Apit:
Andaikan f, g, dan h adalah fungsi-fungsi yang memenuhi f(x) ≤ g(x) ≤ h(x) untuk
Teorema A.
Teorema B
sin x x
1. lim = 1, dan lim = 1untuk x kecil maka sin x ≈ x
x→0 x x→0 sin x
Y
1 T
R
x) 1
-1 O P Q X
L 𝑥 2 +𝑦 2 = 1
-1
sin x
1< < cos x
x
Karena:
lim 1 = 1 dan lim cos x = 1; maka berdasarkan teorema apit:
x→0 x→0
sin x
lim = 1∎
x→0 x
tan x x
2. lim = 1; dan lim =1
x→0 x x→0 tan x
Bukti:
sin x
tan x cos x = lim sin x = (lim sin x) (lim 1 ) = 1.1 = 1
lim = lim
x→0 x x→0 x x→0 x(cos x) x→0 x x→0 cos x
Contoh:
sin 3x
1. lim
x→0 x
1 − cos t
2. lim
t→0 sin t
sin 4x
3. lim
x→0 tan x
Jawab:
sin 3x
1. lim
x→0 x
sin 3x 3 sin 3x sin 3x
lim = lim ( ) ( ) = 3 (lim ) = 3.1 = 3
x→0 x x→0 3 x x→0 3x
1 − cos t
2. lim
t→0 sin t
1−cos t
1 − cos t 1−cos t lim t 0
lim = lim sint t = t→0 sin t = = 0
t→0 sin t t→0
t
lim t 1
t→0
sin 4x
3. lim
x→0 tan x
sin 4x
sin 4x x
lim = lim tan x
x→0 tan x x→0
x
lim4 sin
4x
4x
= x→0 tan x
lim x
x→0
4 lim sin4x4x
x→0
= tan x
lim x
x→0
4.1
=
1
=4
Definisi:
Andaikan f terdefinisi pada suatu selang terbuka yang memuat c. Dikatakan f kontinu di
c jika:
Jika salah satu dari ketiga syarat ini tidak terpenuhi, maka dikatakan f diskontinu
Fungsi f adalah kontinu di kanan di a jika lim 𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑎) dan kontinu kiri pada b
𝑥→𝑎+
Contoh-contoh soal:
x3 −27
jika x ≠ 3
1. Tunjukan apakah fungsi f(x) = { x−3 kontinu di 3?
27 jika x = 3
Jawab:
Dicek :
x 3 − 27 (x − 3)(x 2 + 3x + 9)
2. lim = lim = lim x 2 + 3x + 9 = 27
x→3 x − 3 x→3 (x − 3) x→3
Karena:
Jawab:
Dicek:
1. g(3) = 0 ada
2. lim x 2 − 9 = 32 − 9 = 9 − 9 = 0
x→3
Karena:
|x|
2. Nyatakan apakah fungsi f(x) = kontinu di 0 ?
x
Jawab:
|x|
Berdasarkan definisi mutlak maka fungsi f(x) = dapat dinyatakan sebagai berikut:
x
|x| 1 ;x ≥ 0
f(x) = ={
x −1 ; x < 0
Berdasarkan definisi kekontinuan pada selang, maka kita cukup mencek nilai limit kiri
Kita cek:
Dengan demikian kita simpulkan bahwa, karena nilai limit kanan tidak sama dengan
|x|
lim f(x) = lim tidak ada
x→0 x→0 x
x jika x < 0
2
3. Tunjukan apakah fungsi f(x) = { x jika 0 ≤ x ≤ 1 kontinu?
2 − x jika x > 1
Penyelesaian:
lim x = 0
x→0−
lim x 2 = 0
x→0+
Karena limit kiri sama dengan limit kanan serta sama dengan f(0) maka f kontinu di 0
b. f(1) = x 2 = 2 − x = 1 ada
lim x 2 = 1
x→1−
lim 2 − x = 1
x→1+
Karena limit kiri sama dengan limit kanan serta sama dengan f(1) maka f adalah
kontinu di 1.
ax3 +b
, 0≤𝑥<2
4. Tentukan konstanta a dan b agar fungsi f(x) = { x2 −4 kontinu pada
2
x − 3x + 5, 𝑥 ≥ 2
Jawab:
Fungsi f kontinu pada selang [0, ∞) artinya fungsi kontinu di 2. Jadi agar f kontinu di 2
bilamana:
Perhatikan:
ax 3 + b
1) lim− 2 =3 dan 2) lim+ x 2 − 3x + 5 = 3
x→2 x − 4 x→2
Nilai a dan b ditentukan dari syarat 1). Perhatikan limit penyebut nol. Agar limit syarat
1) ada maka limit bagian pembilangnya juga harus nol. Syarat ini memberikan:
ax 3 − 8a
⇒ lim− =3
x→2 x2 − 4
a(x − 2)(x 2 + 2x + 4)
⇒ lim− =3
x→2 (x + 2)(x − 2)
12a
⇒ =3
4
⇒ a = 1 sehingga b = −8.1 = −8
jadi agar f kontinu pada selang [0, ∞), maka kontanta a = 1 dan b = −8
Latihan:
x2 − 4
1. lim
x→2 x 2 + x − 6
tan x
2. lim
x→0 sin 2x
x3 − 1
3. lim
x→1 x 2 − 1
x−4
4. lim
x→4 √x −2
2. Andaikan
−1; jika x ≤ 0
f(x) = {ax + b; jika 0 < 𝑥 < 1
1 ; jika x ≥ 1
3 − cx, 𝑥 < −1
f(x) = { mempunyai limit di x = 1
x 2 − c, 𝑥 ≥ −1
ax − b ; jika x < 1
f(x) = { 3x ; jika x = 1 kontinu pada daerah asalnya.
2
bx + a ; jika x > 1
ax 2 + b
f(x) = { x − 2 , 𝑥 < 2 kontinu pada R
2 − 3x , 𝑥≥2
TURUNAN
•Q f(c+h)-f(c)
Garis singgung
•Q (c , f(c))
•P f(c) – P • h x
| |
c c+h
Andaikan P adalah sebuah titik tetap pada suatu kurva dan andaikan Q adalah sebuah
titik berdekatan dengan P yang dapat dipindah-pindahkan pada kurva tersebut. Garis
yang melalui titik P dan Q disebut tali busur, sedangkan garis yang melalui titik P
disebut garis singgung pada kurva. Misalkan kurva tersebut grafik dari persamaan y =
f(x) maka koordinat titik P(c, f(c)) dan koordinat titik Q((c + h), f(c + h)) serta tali
f(c+h)−f(c)
busur yang melalui P dan Q mempunyai kemiringan m = .
h
Garis singgung kurva y = f(x) pada titik P(c, f(c)) adalah garis yang melalui P dengan
kemiringan :
f(c + h) − f(c)
m = lim
h→0 h
Contoh soal:
f(c + h) − f(c)
m = lim
h→0 h
−(c 2 + 2ch + h2 ) + 2c + 2h + 2 + c 2 − 2c − 2
= lim
h→0 h
−c 2 − 2ch − h2 + 2c + 2h + 2 + c 2 − 2c − 2
= lim
h→0 h
−2ch − h2 + 2h
= lim
h→0 h
h(−2c − h + 2)
= lim
h→0 h
= lim(−2c − h + 2)
h→0
= −2c + 2
Sehingga kemiringan yang diinginkan untuk c = −1, 12, 2 dan 3 adalah 4, 1, -2 dan
-4
Jawab:
f(c + h) − f(c)
m = lim
h→0 h
(c + h)2 − 8(c + h) + 9 − (c 2 − 8c + 9)
= lim
h→0 h
c 2 + 2ch + h2 − 8c − 8h + 9 − c 2 + 8c − 9
= lim
h→0 h
2ch + h2 − 8h
= lim
h→0 h
h(2c + h − 8)
= lim
h→0 h
= lim(2c + h − 8)
h→0
garis singgung yang melalui titik (3, −6) adalah sebagai berikut:
y − y1 = m(x − x1 )
y + 6 = (−2)(x − 3)
y = −2x
Jika suatu benda bergerak sepanjang garis koordinat dengan fungsi kedudukan f(t),
f(c + h) − f(c)
v = lim vrata−rata = lim
h→0 h→0 h
Contoh soal:
1. Hitunglah kecepatan sesaat suatu benda jatuh, dari posisi diam pada t = 3,8 detik
Penyelesaian:
f(t + h) − f(t)
v = lim vrata−rata = lim
h→0 h→0 h
32th + 16h2
v = lim
h→0 h
h(32t + 16h)
v = lim
h→0 h
dalam detik dan s dalam meter. Carilah kecepatan dan laju setelah 2 detik.
Penyelesaian:
Untuk t = 2 detik
f(2 + h) − f(2)
v = lim
h→0 h
1 1 1 1 3−3−h
− −3
1 + (2 + h) 3 3(3 + h)
v = lim = lim 3 + h = lim
h→0 h h→0 h h→0 h
−h
3(3 + h)
= lim
h→0 h
1
= lim −
h→0 3(3 + h)
1
=−
9
1
Jadi kecepatan setelah 2 detik adalah − 9 meter/detik dan lajunya adalah
1
meter/detik.
9
3.3 Turunan
Definisi Turunan:
Turunan suatu fungsi f adalah fungsi lain f’ (dibaca “f aksen”) yang nilainya pada
f(c + h) − f(c)
f ′ (x) = lim
h→0 h
Jawab:
f(x + h) − f(x)
f ′ (x) = lim
h→0 h
√x + h − √x
= lim
h→0 h
√x + h − √x (√x + h + √x)
= lim [ × ]
h→0 h (√x + h + √x)
x+h−x
= lim
h→0 h(√x + h + √x)
h
= lim
h→0 h(√x + h + √x)
1
= lim
h→0 (√x + h + √x)
1
=
√x + √x
1
=
2√x
1
Jadi turunan dari f adalah : f ′ (x) = 2 dengan daerah asal (0, ∞)
√x
mendekati 0 jika dan hanya jika x mendekati c. Maka definisi turunan di atas setara
dengan bentuk:
f(x) − f(c)
f ′ (c) = lim
x→c x−c
Contoh:
f(x) − f(c)
f ′ (c) = lim
x→c x−c
√x − √c
= lim
x→c x − c
√x − √c (√x + √c)
= lim [ × ]
x→c x−c (√x + √c)
x−c
= lim
x→c (x − c)(√x + √c)
1
= lim
x→c (√x + √c)
1
=
√c + √c
1
=
2√c
Proses pencarian suatu fungsi langsung dari definisi turunan. Dalam sub bab ini kita
Perlu diingat bahwa turunan fungsi f(x) adalah f′(x), simbol lain untuk turunan fungsi
f(x) adalah Dx .
Teorema A.
Jika f(x) = k dengan k suatu konstanta, maka untuk sebarang x, f ′ (x) = 0 atau dapat
ditulis: Dx (k) = 0
Bukti:
Perlu diingat bahwa grafik fungsi konstanta f(x) = k merupakan sebuah garis
mendatar, sehingga kemiringan garisnya nol. Fungsi f(x) = k dapat ditulis sebagai
Teorema B
Bukti:
Perlu diingat bahwa grafik fungsi f(x) = x merupakan sebuah garis yang melalui titik
f(x + h) − f(x) (x + h) − x h
f ′ (x) = lim = lim = lim = 1
h→0 h h→0 h h→0 h
Teorema C
Jika f(x) = x n dengan n bilangan bulat positif, maka f ′ (x) = nx n−1 atau dapat
ditulis: Dx (x n ) = nx n−1
Bukti:
xn n n(n − 1) n−2 2
[ 0! + 1! x n−1 h + x h + ⋯ + nxhn−1 + hn ] − [x n ]
2!
= lim
h→0 h
Contoh:
Teorema D
Bukti:
f(x + h) − f(x)
= k [lim ] = kf ′ (x)
h→0 h
Teorema E
Bukti:
F(x + h) − F(x)
Dx [F(x)] = lim
h→0 h
= f′(x) + g′(x)
Bukti:
F(x + h) − F(x)
Dx [F(x)] = lim
h→0 h
= f(x)g′(x) + f′(x)g(x)
Teorema G
f g(x)f′(x) − f(x)g′(x)
Dx [ ] (x) =
g g 2 (x)
Bukti:
f(x)
Andaikan F(x) = g(x), maka:
F(x + h) − F(x)
Dx [F(x)] = lim
h→0 h
f(x + h) f(x)
−
g(x + h) g(x)
= lim
h→0 h
Teorema:
Bukti:
𝑠𝑖𝑛(𝑥 + ℎ) − 𝑠𝑖𝑛 𝑥
𝐷𝑥 (𝑠𝑖𝑛 𝑥) = l𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ
(1 − 𝑐𝑜𝑠 ℎ) 𝑠𝑖𝑛 ℎ
= [𝑙𝑖𝑚(−𝑠𝑖𝑛 𝑥) ] + [𝑙𝑖𝑚 𝑐𝑜𝑠 𝑥 ]
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
(1 − 𝑐𝑜𝑠 ℎ) 𝑠𝑖𝑛 ℎ
= (−𝑠𝑖𝑛 𝑥) [𝑙𝑖𝑚 ] + 𝑐𝑜𝑠 𝑥 [𝑙𝑖𝑚 ]
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
= 𝑐𝑜𝑠 𝑥
(1 − 𝑐𝑜𝑠 ℎ) 𝑠𝑖𝑛 ℎ
= − 𝑐𝑜𝑠 𝑥 [𝑙𝑖𝑚 ] − 𝑠𝑖𝑛 𝑥 [𝑙𝑖𝑚 ]
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
= − 𝑐𝑜𝑠 𝑥 . 0 − 𝑠𝑖𝑛 𝑥 . 1
= − 𝑠𝑖𝑛 𝑥
Dengan menggunakan aturan pencarian turunan pada 2.3 di atas, dapat dibuktikan
1. 𝐷𝑥 (𝑡𝑔 𝑥) = 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥
2. 𝐷𝑥 (𝑠𝑒𝑐 𝑥) = 𝑠𝑒𝑐 𝑥 𝑡𝑔 𝑥
3. 𝐷𝑥 (𝑐𝑜𝑡 𝑥) = −𝑐𝑠𝑐 2 𝑥
dy
terdiferensialkan di x dan (fog)′(x) = f′(g(x))g′(x) atau Dx y = Dx yDx u atau =
dx
du dy
.
dx du
Jawab:
1
1. y = (2x5 −7)3
du
misalkan: u = 2x 5 − 7 ⇒ dx = 10x 4 maka fungsi semula menjadi:
1 dy 3
y= 3
= u−3 ⇒ = −3u−4 = −
u du (2x − 7)4
5
Sehingga:
dy du dy
Dx y = = .
dx dx du
−3 −30x 4
= 10x 4 . =
(2x 5 − 7)4 (2x 5 − 7)4
2. y = sin(x 3 − 3x)
Misalkan:
du
u = x 3 − 3x ⇒ = 3x 2 − 3
dx
dy
y = sin u ⇒ = cos u = cos(x 3 − 3x)
du
dy du dy
Dx y = = . = (3x 2 − 3) cos(x 3 − 3x)
dx dx du
Fungsi trasendent adalah fungsi yang tidak dapat dinyatakan sebagai sejumlah
Fungsi trasenden yang dikenal adalah fungsi trigonometri. Dan fungsi trasenden yang
lain adalah fungsi logaritma dan eksponen (inversnya), invers fungsi trigonometri,
Dengan daerah asal fungsi ini adalah 𝐷𝑓 = (0, ∞) dan daerah nilai 𝑅𝑓 = 𝑅
Sehingga turunan fungsi logaritma natural secara langsung diperoleh dari definisi di
atas, yaitu:
𝟏 𝟏
Jika 𝒇(𝒙) = 𝒍𝒏 𝒙, ⇒ 𝒇′ (𝒙) = 𝒙 atau 𝑫𝒙 (𝒍𝒏 𝒙) = 𝒙
Jawab:
1
= 2𝑥. − 𝑠𝑖𝑛 𝑥 2 .
𝑐𝑜𝑠 𝑥 2
= −2𝑥 𝑡𝑔 (𝑥 2 )
Teorema:
Bukti:
1 1
𝐷𝑥 (𝑙𝑛 𝑎𝑥) = 𝑎. = = 𝐷𝑥 (𝑙𝑛 𝑥)
𝑎𝑥 𝑥
𝑙𝑛 𝑎 + 𝑙𝑛 𝑏 █
𝑎
b. 𝑙𝑛 𝑏 = 𝑙𝑛 𝑎 − 𝑙𝑛 𝑏, 𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑏 > 0
Bukti:
Perhatikan bahwa
Diktat Kalkulus I Page 62 of 119
𝑎 𝑎
𝑎= . 𝑏 ⇒ 𝑙𝑛 𝑎 = 𝑙𝑛 ( . 𝑏) 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑚𝑎 𝑎 𝑑𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑠, 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ:
𝑏 𝑏
𝑎 𝑎
𝑙𝑛 𝑎 = 𝑙𝑛 + 𝑙𝑛 𝑏 ⇒ 𝑙𝑛 = 𝑙𝑛 𝑎 − 𝑙𝑛 𝑏█
𝑏 𝑏
Bukti:
1 1 1
𝐷𝑥 (𝑙𝑛 𝑥 𝑟 ) = 𝑟𝑥 𝑟−1 . = 𝑟. 𝑥 𝑟 −1
. 𝑥 . = 𝑟 ( ) = 𝑟𝐷𝑥 (𝑙𝑛 𝑥) = 𝐷𝑥 (𝑟 𝑙𝑛 𝑥)
𝑥𝑟 𝑥𝑟 𝑥
1−𝑥
Contoh tentukan turunan fungsi 𝑦 = 𝑙𝑛 (1+𝑥)
Jawab:
1 + 𝑥 −1 − 𝑥 − 1 + 𝑥 −2 2
= ( 2
)= 2
= 2
1−𝑥 (1 + 𝑥) 1−𝑥 𝑥 −1
Invers dari fungsi logaritma natural dinamakan fungsi eksponen natural dan
dinyatakan dengan eksp. Berdasarkan sifat fungsi invers, maka kita mempunyai
1. 𝑙𝑛 𝑒 = 1
2. l𝑛 1 = 0
3. 𝑒0 = 1
4. 𝑒 𝑎 . 𝑒 𝑏 = 𝑒 𝑎+𝑏
Turunan fungsi eksponesial natural diperoleh langsung dari sifat inversnya yaitu:
𝑦 = 𝑒 𝑥 ⇒ 𝑙𝑛 𝑦 = 𝑙𝑛 𝑒 𝑥 ⇒ 𝑙𝑛 𝑦 = 𝑥 𝑙𝑛 𝑒 ⇒ 𝑥 = 𝑙𝑛 𝑦
1 𝑑𝑦
𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎: 𝑑𝑥 = 𝑑𝑦 ⇒ = 𝑦 = 𝑒𝑥
𝑦 𝑑𝑥
2 𝑙𝑛 𝑥
Contoh tentukan turunan fungsi 𝑦 = 𝑒 𝑥
Jawab:
2 𝑙𝑛 𝑥 2 𝑙𝑛 𝑥
𝐷𝑥 (𝑒 𝑥 ) = 𝐷𝑥 (𝑒 𝑥 ). 𝐷𝑥 (𝑥 2 𝑙𝑛 𝑥)
2 𝑙𝑛 𝑥
= 𝑒𝑥 . (2𝑥 𝑙𝑛 𝑥 + 𝑥)
2 𝑙𝑛 𝑥
= 𝑥𝑒 𝑥 (1 + 2 𝑙𝑛 𝑥)
Definisi:
Turunan fungsi eksponen dengan bilangan dasar 𝑎 > 0 ditentukan sebagai berikut:
𝑦 = 𝑎 𝑥 ⇒ 𝑙𝑛 𝑦 = 𝑙𝑛 𝑎 𝑥 ⇒ 𝑙𝑛 𝑦 = 𝑥𝑙𝑛 𝑎
1 𝑑𝑦
⇒ 𝑑𝑦 = 𝑙𝑛 𝑎 𝑑𝑥 ⇒ = 𝑦 𝑙𝑛 𝑎 = 𝑎 𝑥 𝑙𝑛 𝑎
𝑦 𝑑𝑥
Dari 𝑥 = 𝑎 𝑦 ⇒ 𝑙𝑛 𝑥 = 𝑙𝑛 𝑎 𝑦
𝑑𝑥
⇒ = 𝑙𝑛 𝑎 𝑑𝑦
𝑥
𝑑𝑥
⇒ = 𝑥 𝑙𝑛 𝑎
𝑑𝑦
𝑑𝑦 1
⇒ =
𝑑𝑥 𝑥 𝑙𝑛 𝑎
Dari 𝑥 = 𝑎 𝑦 ⇒ 𝑙𝑛 𝑥 = 𝑙𝑛 𝑎 𝑦 = 𝑦 𝑙𝑛 𝑎
𝑙𝑛 𝑥
⇒𝑦= karena 𝑥 = 𝑎 𝑦 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑚𝑒n𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑦 = 𝑙𝑜𝑔𝑎 𝑥
𝑙𝑛 𝑎
𝑙𝑛 𝑥
𝑙𝑜𝑔𝑎 𝑥 =
𝑙𝑛 𝑎
Syarat agar fungsi f mempunyai invers adalah satu-satu yaitu memenuhi syarat
1
𝑦 = 𝑠𝑖𝑛−1 𝑥 ⇔ 𝑥 = 𝑠𝑖𝑛 𝑦, |𝑥| ≤ 1 𝑑𝑎𝑛 |𝑦| ≤ 𝜋
2
𝑑𝑦 1
= 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑐𝑜𝑠 𝑦 = √1 − 𝑠𝑖𝑛2 𝑦 𝑑𝑎𝑛 𝑥 2 = 𝑠𝑖𝑛2 𝑦
𝑑𝑥 𝑐𝑜𝑠 𝑦
Sehingga:
𝑑𝑦 1
= ; |𝑥| < 1
𝑑𝑥 √1 − 𝑥 2
−1
1. 𝐷𝑥 (𝑐𝑜𝑠 −1 𝑥) = ; |𝑥| < 1
√1 − 𝑥 2
1
2. 𝐷𝑥 (𝑡𝑔−1 𝑥) = ; 𝑥𝜖𝑅
1 + 𝑥2
−1
3. 𝐷𝑥 (𝑐𝑜𝑡 −1 𝑥) = ; 𝑥𝜖𝑅
1 + 𝑥2
1
4. 𝐷𝑥 (𝑠𝑒𝑐 −1 𝑥) = ; |𝑥| > 1
|𝑥|√𝑥 2 − 1
−1
5. 𝐷𝑥 (𝑐𝑠𝑐 −1 𝑥) = ; |𝑥| > 1
|𝑥|√𝑥 2 − 1
1. 𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑥 + 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑥 = 𝑒 𝑥
2. 𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑥 − 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑥 = 𝑒 −𝑥
3. 𝑐𝑜𝑠ℎ2 𝑥 −𝑠i𝑛ℎ2 𝑥 = 1
5. 𝑐𝑜𝑡ℎ2 𝑥 − 1 = 𝑐𝑠𝑐ℎ2 𝑥
𝑒 𝑥 + 𝑒 −𝑥 𝑒 𝑥 − 𝑒 −𝑥
𝐷𝑥 (𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑥) = 𝐷𝑥 ( )= = 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑥
2 2
𝑒 𝑥 − 𝑒 −𝑥 𝑒 𝑥 + 𝑒 −𝑥
𝐷𝑥 (𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑥) = 𝐷𝑥 ( )= = 𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑥
2 2
Turunan 𝑡𝑎𝑛ℎ 𝑥, 𝑠𝑒𝑐ℎ 𝑥, 𝑐𝑠𝑐ℎ 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑡ℎ 𝑥 ditentukan dengan cara serupa sebagai
latihan.
𝑦 = 𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑥 ⇒ 𝑥 = 𝑐𝑜𝑠ℎ−1 𝑦
1
𝑦 = 𝑐𝑜𝑠ℎ−1 𝑥 ⇒ 𝑥 = 𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑦 = (𝑒 𝑦 + 𝑒 −𝑦 )
2
⇒ 𝑑𝑥 = 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑦 𝑑𝑦
𝑑𝑥
⇒ = 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑦
𝑑𝑦
𝑑𝑦 1
⇒ =
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦
𝑑𝑦 1
⇒ =
𝑑𝑥 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑦
𝑑𝑦 1
⇒ =
𝑑𝑥 √𝑥 2 − 1
fungsi dari x, dan juga x fungsi dari y. Disini kita mengatakan bahwa y adalah fungsi
1. 𝑥𝑦 − 𝑦 4 + 2𝑥 2 𝑦 = 4
b. Pada saat menurunkan y kita anggap x sebagai konstanta, dan diikuti dengan simbol
derivatif.
c. Dengan menggunakan sifat distributif kita peroleh turunan fungsi implisit yang
dimaksud.
𝑑𝑦
Contoh tentukan 𝑑𝑥 dari:
1. 𝑥𝑦 − 𝑦 4 + 2𝑥 2 𝑦 = 4
Jawab:
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑦
𝑥𝑦 − 𝑦 4 + 2𝑥 2 𝑦 = 4 ⇒ 𝑦 + 𝑥 − 4𝑦 3 + 4𝑥𝑦 + 2𝑥 2 =0
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦
⇒ (𝑦 + 4𝑥𝑦) + (𝑥 − 4𝑦 3 + 2𝑥 2 ) 𝑑𝑥 = 0
𝑑𝑦
⇒ (𝑥 − 4𝑦 3 + 2𝑥 2 ) = −(𝑦 + 4𝑥𝑦)
𝑑𝑥
𝑑𝑦 (𝑦 + 4𝑥𝑦)
⇒ =−
𝑑𝑥 (𝑥 − 4𝑦 3 + 2𝑥 2 )
Jawab:
𝑑𝑦
⇒ (3𝑦 𝑐𝑜𝑠 3𝑥𝑦 − 𝑦 3 𝑠𝑖𝑛 𝑥𝑦 2 ) + (3𝑥 𝑐𝑜𝑠 3𝑥𝑦 − 3𝑥𝑦 2 𝑠𝑖𝑛 𝑥𝑦 3 ) =0
𝑑𝑥
𝑑𝑦
⇒ (3𝑥 𝑐𝑜𝑠 3𝑥𝑦 − 3𝑥𝑦 2 𝑠𝑖𝑛 𝑥𝑦 3 ) = −(3𝑦 𝑐𝑜𝑠 3𝑥𝑦 − 𝑦 3 𝑠𝑖𝑛 𝑥𝑦 2 )
𝑑𝑥
Latihan:
𝑑𝑦
A. Gunakan aturan rantai untuk menentukan 𝑑𝑥 dari fungsi berikut:
1. 𝑦 = 𝑢2 𝑑𝑎𝑛 𝑢 = 𝑠𝑖𝑛 𝑥
1
2. 𝑦 = 𝑐𝑜𝑠 𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑢 =
𝑥+1
3. 𝑦 = 𝑡𝑔 (𝑥 2 )
4. 𝑦 = 𝑡𝑔2 𝑥
4
𝑥 2 +1
5. 𝑦 = ( 𝑐𝑜𝑠 x )
9. 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛4 (𝑥 2 + 3)
10. 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛[(𝑥 2 + 3)4 ]
𝑥 2 +2
11. 𝑦 = 𝑐𝑜𝑠 2 (𝑥 2 −2)
4. 𝑦 = 𝑙𝑛(1 + 𝑒 𝑥 )
5. 𝑦 = 𝑒 𝑠𝑖𝑛 𝑥
6. 𝑦 = 𝑒 𝑥+𝑙𝑛 𝑥
1−𝑒 𝑥
7. 𝑦 = 𝑙𝑛 (1+𝑒 𝑥 )
1. y 2 −x 2 = 1
2. xy = 1
3. xy 2 = x − 8
4. 4x 3 + 7xy 2 = 2y 3
5. √5xy + 2y = y 2 + xy 3
6. xy + sin(xy) = 1
7. x 2 + 2x 2 y + 3xy = 0
8. x2y = 1 + y2x
9. x√y + 1 = xy + 1
10. cos(xy 2 ) = y 2 + x
11. tanh xy = cosh y
12. ln(sinh x) = cosh xy
13. tanh−1 x = ln xy
14. coth−1 xy = tanh(x + y)
4. y + cos xy 2 + 3x 2 = 4; (1,0)
5. √y + xy 2 = 5; (4,1)
∫ f[g(x)]g(x)du = F(u) + c
xn+1
∫ xn dx = + c , n ≠ −1
n+1
Catatan:
Dalam berbagai kasus sering kali perhitungan integral tak tentu dapat dikerjakan dengan lebih
dari satu cara, juga hasilnya tidak persis sama yang satu berbeda konstanta dengan yang
lainnya berdasarkan konsep integral-integral tak tentu. Untuk meyakinkan bahwa hasil yang
diperoleh berbeda konstanta seringkali diperlukan proses perhitungan yang panjang.
Contoh hitunglah integral tak tentu berikut:
1. ∫(x 3 + x 2 + 2x + 3)dx
2. ∫ √x dx
dx
3. ∫ x
√
3
4. ∫ √x dx
x
5. ∫ dx
√x+1
1
6. ∫ 3 dx
x√
x
7. ∫ √1−2x2 dx
Penyelesaian:
1. ∫(x 3 + x 2 + 2x + 3)dx = ∫ x 3 dx + ∫ x 2 dx + ∫ 2x dx + ∫ 3dx
x 3+1 x 2+1
= + + 2 ∫ x dx + 3 ∫ dx
3+1 2+1
1 4 1 3
= x + x + x 2 + 3x + c
4 3
1
+1
1⁄2 x2 2 2
2. ∫ √x dx = ∫ x dx = 1 = 3 x. x 1⁄2 + C = 3 x√x + c
+1
2
dx dx
3. ∫ x = ∫ x1⁄2 = ∫ x −1⁄2 dx = 2x 1⁄2 + C = 2√x + C
√
3 3 3 3 3
4. ∫ √x dx = ∫ x 1⁄3 dx = 4 x 4⁄3 + C = 4 x. x 1⁄3 + C = 4 x √x + C
x
5. ∫ dx =
√x+1
Misalkan :
u = x + 1 ⇒ x = u − 1 ⇒ dx = du, jadi integrannya menjadi :
u−1 u du
∫ du = ∫ du − ∫
√u √u √u
2
= u3⁄2 − 2u1⁄2 + c
3
2
= u√u − 2√u + c
3
2
= (x + 1)√x + 1 − 2√x + 1 + c
3
1
6. ∫ 3 dx = ∫ x −1⁄3 dx
√x
3 2⁄3
= x +C
2
3
= x. x −1⁄3 + C
2
3 1
= x. 1⁄3 + C
2 x
3x
= 3 +C
2 √x
1
x d(1−2x2 )(− ) 1
7. ∫ √1−2x2 dx = ∫ 4
= − 2 √1 − 2x 2 + C
√1−2x2
Latihan
Hitunglah Integral tak tentu berikut:
2
1. ∫ 33x 2 dx 9. ∫ √6x+1 dx 17. ∫ √x3
3x2 +2x
dx
+x2 +8
dx
2. ∫ x2 10. ∫ (3−x)4 dx
3 dx
18. ∫
√1−x
3. ∫ 3√xdx 3 4x
11. ∫ 2√4x − 1dx 19. ∫ (2x2 −3)−3 dx
5
4. ∫ 3x4 dx 12. ∫ 4(x − 1)(x + 3)dx 2−10x
20. ∫ 3 dx
5. ∫ [4x 3 − 3x − 1]dx 13. ∫ x√x 2 + 2 dx (2x−5x2 )2
x
x2 −1 x 21. ∫ √1−x2 dx
6. ∫ dx 14. ∫ √x2 dx
x +3
2x
7. ∫[x −1 + √x]dx 15. ∫ √2−x2 dx
2x 22. ∫ 3 dx
√x2 +2
2x2 −3x+5 2x−3 2x
8. ∫ dx 16. ∫ √x2 dx 23. ∫ dx
2x −3x+5 √x+1
x
24. ∫ (2−x2 )3 dx
integral berikut:
b. ∫ ex dx = ex + c
Bukti:
dt dt
Misalkan t = ex ⇒ ln t = x ln e, maka = dx dengan demikian diperoleh ∫ ex dx = ∫ t.
t t
= ∫ dt
=t+c
= ex + c, █
ax
∫ ax dx = +c
ln|a|
1 dy
Misalkan y = ax ⇒ ln y = x ln a ⇒ y dy = ln a dx ⇒ dx = sehingga, integrannya
y ln a
menjadi:
dy
∫ ax dx = ∫ y.
y ln a
1
= ∫ dy
ln a
y
= +c
ln a
ax
= + c, █
ln a
Contoh selesaikanlah integral tak tentu berikut:
x 1 + ex
1. ∫ dx 4. ∫ dx
x−1 1 − ex
dx 2−ln|x|
2. ∫ 5. ∫ dx
x + √x x
dx x
3. ∫ 6. ∫ dx
1 + ex 1−x
Penyelesaian:
x
1. ∫ dx
x−1
(x − 1) + 1
=∫ dx
x−1
dx
= ∫ dx + ∫
x−1
= − ∫ 2t . dt
∫ u dv = u(v + c) − ∫(v + c) du
= uv + uc − ∫ vdu − c ∫ du
= uv + uc − ∫ vdu − uc
= uv − ∫ vdu
Hal di atas menunjukan bahwa pada saat menentukan v dari dv yang diketahui, konstanta
pengintegralannya tidak perlu dicantumkan. Sebagai contoh hitunglah integral tak tentu
berikut:
x
1. ∫ dx
√x + 1
2. ∫ ln|x|dx
3. ∫ xex dx
Penyelesaian:
x 1
1. ∫ dx = ∫ x ( ) dx
√x + 1 √x + 1
Misalkan
u = x ⇒ du = dx dan
dx dx
dv = ⇒v=∫ = 2√x + 1
√x + 1 √x + 1
x
∫ dx = 2x√x + 1 − ∫ 2√x + 1 dx
√x + 1
4
= 2x√x + 1 − (x + 1)√x + 1 + c
3
4
= √x + 1 [2x − 3 (x + 1)] + c
2. ∫ ln|x|dx
Misalkan :
dx
u = ln|x| ⇒ du = , dan dv = dx ⇒ v = ∫ dx = x
x
dx
∫ ln|x| dx = x ln|x| − ∫ x
x
= x ln|x| − x + c
3. ∫ xex dx
Misalkan :
∫ xex dx = xex − ∫ ex dx
= xex − ex + c
= (x − 1)ex + c
Latihan soal :
Selesaikan integeral tak tentu berikut :
1. ∫ x 2 ln|x| dx 7. ∫ x ln2 |x|dx
2. ∫ e√x dx 8. ∫ x ln|x| dx
3. ∫ x 2 e−x dx 9. ∫ x 2 e2x dx
4. ∫ xe3−x dx 10. ∫ ln|1 − x 2 | dx
5. ∫ x 3 ex dx 11. ∫ xax dx
6. ∫ ln2 |x| dx
∫ cos x dx = sin x + c
∫ sin x dx = − cos x + c.
1
= − [ln | |] + c
1
cos x
1
= − [ln | |] + c
sec x
= −[ln 1 − ln|sec x|] + c
= − ln 1 + ln|sec x| + c ; ln 1 = 0
= ln|sec x| + c
cos x
2. ∫ cot x dx = ∫ dx
sin x
d (sin x)
=∫
sin x
= ln|sin x| + c
= − ln|csc x| + c
sec x (sec x + tan x)
3. ∫ sec x dx = ∫ dx
sec x + tan x
sec 2 x + sec x tan x
=∫ dx
sec x + tan x
d(sec x + tan x)
= ∫
sec x + tan x
= ln|sec x + tan x| + c
csc x (csc x − cot x)
4. ∫ csc x dx = ∫ dx
csc x − cot x
csc 2 x − csc x cot x
= ∫ dx
csc x − cot x
5. ∫ sec 2 x dx = tan x + c
7. ∫ csc 2 x dx = − cot x + c
Nomor 5 - 8 diperoleh langsung dari turunan tan x, cot x , sec x dan csc x . Kita ketahui pula
bahwa :
dx
1. ∫ = sin−1 x + c = −cos−1 x + c
√1 − x2
dx x x
∫ = sin−1 ( ) + c = − cos −1 ( ) + c
√ a2 − x 2 a a
dx
2. ∫ = tg −1 x + c = −ctg −1 x + c
1 + x2
dx 1 x 1 x
∫ = ( ) tg −1 ( ) + c = (− ) ctg −1 ( ) + c
a2 + x 2 a a a a
dx
3. ∫ = sec −1 |x | + c = − cos −1 |x | + c
x√x 2 −1
dx 1 x 1 x
∫ = (− ) csc −1 | | + c = (− ) cos−1 | | + c
x √x 2 − a2 a a a a
Sedangkan untuk integral invers fungsi trigonometrinya dapat dicari sebagai berikut:
1. ∫ sin−1 x dx
Ambil:
dx
u = sin−1 x ⇒ du =
√1 – x 2
dv = dx ⇒ v = x
x dx
∫ sin−1 x dx = x sin−1 x – ∫
√1 − x 2
1
d(1 − x 2 ) (− 2)
= x sin−1 x − ∫
√1 − x 2
= x sin−1 x + √1 − x 2 + c ,
Ambil:
dx
u = sec −1 x ⇒ du =
x√ x 2 − 1
dv = dx ⇒ v = x
x dx
∫ sec −1 x dx = x sec −1 x – ∫
x√ x 2 − 1
dx
= x sec −1 x − ∫
√x 2 − 1
Khusus integral:
dx
∫ =
√x 2 − 1
Misalkan:
x = sec θ ⇒ dx = sec θ tan θ dθ
dx sec θ tan θ
∫ =∫ dθ
√x 2 − 1 √sec 2 θ − 1
sec θ tan θ
=∫ dθ
tan θ
= ∫ sec θ dθ
= ln|sec θ + tan θ| + c
karena x = sec θ, maka:
√x 2 − 1
˪ θ
1
Sehingga:
dx
∫ = ln |x + √x 2 − 1| + c
√x 2 −1
Penyelesaian:
1. ∫ x sin x dx =
misalkan u = x ⇒ du = dx dan
3. ∫ cos(ln x) dx
Misalkan t = ln x, ⇒ x = et ⇒ dx = et dt , sehingga integrannya menjadi:
dv = cos t dt ⇒ v = sin t
et
⇒ ∫ et cos t dt = (sin t + cos t) + c, jadi:
2
eln x
⇒ ∫ cos(ln x) dx = (sin(ln x) + cos(ln x)) + c
2
1
x (−2 − 2x + 2) (− )
4. ∫ dx = ∫ 2 dx
√−2x − x 2 √−2x − x 2
1 (−2 − 2x) dx
=− ∫ dx − ∫
2 √−2x − x 2 √−2x − x 2
1 d(−2x − x 2 ) dx
=− ∫ −∫
2 √−2x − x 2 √1 − (1 + x)2
d(1 + x)
= −√−2x − x 2 − ∫
√1 − (1 + x)2
= −√−2x − x 2 − sin−1 (1 + x) + c
1
(x + 1) (2x − 4 + 6) ( )
5. ∫ 2 dx = ∫ 2 dx
x − 4x + 5 x 2 − 4x + 5
1 (2x − 4) dx
= ∫ 2 dx + 3 ∫ 2
2 x − 4x + 5 x − 4x + 5
1 d(x 2 − 4x + 5) d(x − 2)
= ∫ 2 dx + 3 ∫
2 x − 4x + 5 (x − 2)2 + 1
1
= ln(x 2 − 4x + 5) + 3 tg −1 (x − 2) + c
2
3. ∫ ex sin x dx 7. ∫ x tg −1 (x) dx
1
= − cos x + cos 3 x + c
3
2
4 2 2
1
2. ∫ cos x dx = ∫(cos x) dx = ∫ [ (1 + cos 2x)] dx
2
1
= ∫(1 + 2 cos 2x + cos2 2x) dx
4
1 1 1
= ∫ dx + ∫ cos 2x dx + ∫ cos 2 2x dx
4 2 4
1 dt
khususnya ∫ cos 2 2x dx misalkan t = 2x ⇒ dt = 2dx atau dx =
4 2
2. ∫ tg n x dx dan ∫ ctg n x dx
Hal yang diperhatikan adalah keluarkan faktor tan x atau ctg x, lalu gunakan kesamaan :
tg 2 x = sec 2 x − 1 atau ctg 2 x = csc 2 x − 1
Contoh hitunglah integeral tak tentu berikut ini :
1
⇒ dx = du
5
1 1 1
∫ tg 3 u du = ∫ tg 2 u tg u du = ∫(sec 2 u − 1) tg u du
5 5 5
1 1
= ∫ tg u sec 2 u du − ∫ tan udu
5 5
1 1
= ∫ tan u d(tg u ) − ∫ tan u du
5 5
1 1
= 10 tg 2 u − ln|sec u| + c
5
1 1
= 10 tg 2 (5x) − ln|sec(5x)| + c
5
1
= x + ctg x − ctg 3 x + c
3
= ∫ tg x dx − ∫ sec x tg x sec −3 x dx
= ∫ tg x dx − ∫ d (sec x) sec −3 x
1
= ln[sec x] + sec −2 x + c
2
1 1 1
= − csc 8 x + csc 6 x − csc 4 x + C
8 3 4
Contoh :
1 1
∫ cos x cos 4x dx = ∫ cos(1 + 4) x dx + ∫ cos(1 − 4)x dx
2 2
1 1
= sin 5x − sin(−3x) + c
10 6
1 1
= sin 5x + sin(3x) + c,
10 6
sifat sin(−x) = − sin x
Latihan :
a2
x2 = sin2 x
b2
Contoh hitunglah integral tak tentu berikut:
√9 − 4x 2
∫ dx
x
Substitusikan:
3 2 3
x= sin θ ⇒ sin θ = x ⇒ dx = cos θ dθ
2 3 2
9
x 2 = sin2 x
4
Sehingga bentuk:
9
√9 − 4x 2 = √9 − 4 (4 sin2 x) = √9(1 − sin2 x) = √9 √cos 2 x = 3 cos x
Jadi:
√9 − 4x 2 3 cos θ 3 cos2 θ
∫ dx = ∫ ( cos θ dθ) = 3 ∫ dθ
x 3 2 sin θ
2 sin θ
1 − sin2 θ
= 3∫ dθ
sin θ
= 3 ∫ csc θ dθ − 3 ∫ sin θ dθ
3 − √9 − 4x 2
= 3 ln | | + √9 − 4x 2 + c
2x
B. √a2 + b 2 x 2
a a
Substitusikan x = tan θ ⇒ dx = sec 2 θ dθ .
b b
b b
tg θ = x ⇒ θ = tg −1 ( x)
a a
Contoh hitunglah integeral tak tentu berikut:
dx
∫
x√25 + 9x 2
Penyelesaian
5 5
Substitusikan x = 3 tan θ ⇒ dx = 3 sec 2 θ dθ.
5 52
⇒ x √25 + 9x 2 = ( tan θ ) √25 + 9 ( 2 tan2 θ)
3 3
5
tan θ √25(1 + tan2 θ)
=
3
25
= tan θ sec θ
3
5
dx sec 2 θ
∫ =∫ 3 dθ
x√25 + 9x 2 25
3 tan θ sec θ
1 sec θ
= ∫ dθ
5 tan θ
1
= ∫ csc θ dθ
5
1
=
ln|csc θ − cot θ| + c
5
5 3
Karena x = tan θ ⇒ tan θ = x
3 5
dx 1 √25 + 9x 2 5
∫ = ln | − |+ c
x√25 + 9x 2 5 3x 3x
1 −5 + √25 + 9x 2
= ln | |+c
5 3x
C. √b 2 x 2 − a2
Substitusikan:
a a
x = sec θ ⇒ dx = sec θ tan θ dθ
b b
Contoh hitunglah integeral tak tentu berikut
dx
∫
x√x 2 − 1
Penyelesaian:
x = sec θ ⇒ dx = sec θ tan θ dθ
1 z−2
= ln | |+c
2 z+2
1 −2 + √x + 2
= ln | |+ c
2 2 + √x + 2
n m
E. √ x − √x
Jika m > 𝑛 ⇒ 𝑠𝑢𝑏𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛:
m
z = √x , ⇒ x = z m
Contoh hitunglah integeral tak tentu berikut ini:
∫ sin √x dx
Penyelesaiaan
substitusikan:
z = √x , ⇒ x = z 2 ⇒ dx = 2zdz
∫ sin √ x dx = 2 ∫ z sin z dz
= −2 z cos z + 2 ∫ cos z dz
= −2 z cos z + 2sin z + c
= −2 √x cos √x + 2 sin √x + c
√𝑥 2 − 4𝑥 + 13 √𝑥 2 − 4𝑥 + 13
(𝑥 − 2) sec 𝜃 =
3
3
dx √x 2 − 4x + 13 (x − 2)
∫ = ln | + |+ c
√x 2 − 4x + 13 3 3
(x − 2) + √x 2 − 4x + 3
= ln | |+c
3
= ln |(x − 2) + √x 2 − 4x + 3| − ln 3 + c
= ln |(x − 2) + √x 2 − 4x + 3| + C
dx
2. ∫ =
√x 2 − 1
Penyelesaian:
dx dx
∫ =∫
√x 2 − 1 √(x + 1)(x − 1)
Subsitusi:
(x + 1) = (x − 1)z 2 ⇒ x + 1 = xz 2 − z 2
⇒ x − xz 2 = −1 − z 2
⇒ (1 − z 2 )x = −(1 + z 2 )
(1 + z 2 )
⇒x=−
(1 − z 2 )
1 + z2 2z (z 2 − 1) − 2z (1 + z 2 )
x= 2 ⇒ dx = dz
z −1 (z 2 − 1)2
2z 3 − 2z − 2z − 2z 3
= dz
(z 2 − 1)2
− 4z
dx = dz
(z 2− 1)2
√(x + 1)(x − 1) = √(x − 1)(x − 1)z 2
= √(x − 1)2 z 2
= (x − 1)z
dx dx
⇒∫ =∫
√x 2 − 1 √(x + 1)(x − 1)
x+1
1 + √x − 1
= ln || || + c
x + 1
−1 + √x − 1
integrannya menjadi:
2x + 11 24 dx 1 dx
∫ dx = ∫ − ∫
(2x − 1)(x + 5) 11 (2x − 1) 11 (x + 5)
1
24 d(2x − 1) 2 1 d(x + 5)
= ∫ − ∫
11 2x − 1 11 (x + 5 )
12 1
= ln|2x − 1| − ln|x + 5| + c
11 11
1 (2x − 1)12
= [ln | |] + c
11 (x + 5)
2. Jika ada n faktor linear yang sama, maka integrannya dapat ditulis sebagai berikut
f(x) A1 A2 A3 An
= + + + ⋯ +
g(x) (x + a) (x + a)2 (x + a)3 (x + a)n
Contoh hitunglah integral tak tentu berikut:
2 x+1
1. ∫ dx 8. ∫ dx
x 2 + 2x (x − 3)3
x − 11 3x 2 − 21x + 32
2. ∫ 2 dx 9. ∫ 3 dx
x + 3x − 4 x − 8x 2 − 16x
17x − 3 x 2 + 21x + 10
3. ∫ 2 dx 10. ∫ dx
3x + x − 2 2x 2 + 4x
2x 2 + x − 4 2x 2 + x − 8
4. ∫ 3 dx 11. ∫ dx
3x + x 2 − 2x x 3 + 4x
fungsi aljabar dalam z. Substitusi dapat dilihat pada segitiga siku-siku berikut:
x
Dari bentuk z = tg (2) ⇒ x = 2tg −1 (z)
2 dz
⇒ dx =
1 + z2
x
Setelah proses integral selesai, gunaka z = tg (2) untuk mengembalikan ke variabel semula.
1. ∫ sec x dx
dx
2. ∫
2 + cos x
dx
3. ∫
1 + sin x − cos x
Penyelesain:
2
dx 1 + z 2 dz = ∫ 2
1. ∫ sec xdx = ∫ = ∫ dz
cos x (1 − z 2 ) 1 − z2
(1 + z 2 )
dz dz
=∫ + ∫ c
1−z 1+z
= −ln|1 − z| + ln|1 + z| +
1+z
∫ sec x dx = ln | |+c
1−z
2
dx 1 + z2 2
3. ∫ =∫ 2 dz = ∫ dz
1 + sin x − cos x 2z 1−z 2z + 2z 2
2+ −( )
1 + z2 1 + z2
dz
=∫
z(z + 1)
dz dz
=∫ −∫
z z+1
= ln |z| − ln |z + 1| + c
z
= ln | |+c
z+1
x
tan (2)
= ln | x |+c
1 + tan (2)
Latihan
Hitunglah integral tak tentu berikut :
dx dx
1. ∫ 6 ∫ .
3 − 2 cos x 1 + sin x + cos x
dx dx
2. ∫ 7. ∫
5 + 4 sin x sin x − cos x − 1
dx sin x
3. ∫ 8. ∫ dx
2 + sin x 1 + sin2 x
dx dx
4. ∫ 9. ∫
1 − 2 sin x sin x + tan x
𝑣(𝑡) = ∫ 𝑎(𝑡)𝑑𝑡
𝑣(𝑡) = ∫ −10 𝑑𝑡
Contoh:
Tentukan solusi umum dan khusus dari persamaan diferensial berikut:
𝑑𝑦
= 3𝑥 2 + 1, 𝑦 = 4 𝑑𝑖 𝑥 = 2
𝑑𝑥
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛:
𝑑𝑦
= 3𝑥 2 + 1 ⇒ 𝑑𝑦 = (3𝑥 2 + 1)𝑑𝑥
𝑑𝑥
∫ 𝑑𝑦 = ∫(3𝑥 2 + 1)𝑑𝑥
3. Jika fungsi f dan g terintegralkan pada [𝑎, 𝑏], maka fungsi 𝛼𝑓 + 𝛽g; 𝛼, 𝛽 𝑘𝑜𝑛𝑠 𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑎 juga
terintegralkan pada [𝑎, 𝑏] dan memenuhi :
𝑏 𝑏 𝑏
4. jika fungsi f terintegralkan pada [𝑎, 𝑏] dan 𝑐 ∈ [𝑎, 𝑏] maka f juga terintegralkan pada
[𝑎, 𝑐] 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 [𝑐, 𝑏 ]:
𝑏 𝑐 𝑏
5. Jika fungsi terintegralkan pada selang tertutup I yang memuat titik a, b, dan c maka:
𝑐 𝑏
𝑏
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 + ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
𝑎
𝑎 𝑐
6. Jika fungsi f terintegralkan pada [𝑎, 𝑏] dan 𝑓(𝑥) ≥ 0 𝑝𝑎𝑑𝑎 [𝑎, 𝑏] maka:
𝑏
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 ≥ 0
𝑎
8. Jika fungsi f terintegralkan pada [𝑎, 𝑏] dan fungsi |𝑓| juga terintegralkan pada selang [𝑎, 𝑏]
maka berlaku:
𝑏 𝑏
|∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥| ≤ |∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥|
𝑎 𝑎
9. Luas daerah D yang dibatasi oleh grafik fungsi kontinu f pada [𝑎, 𝑏] garis 𝑥 = 𝑎 dan garis
𝑥 = 𝑏 dengan sumbu – X adalah:
𝑏
∫ |𝑓(𝑥)| 𝑑𝑥
𝑎
Contoh soal
Hitunglah integral tentu berikut :
4
𝑥
1. ∫ 𝑑𝑥
0 √2𝑥 + 1
𝜋
2 𝑐𝑜𝑠 𝑥
2. ∫ 𝑑𝑥
𝜋 √1 + 𝑠𝑖𝑛 𝑥
6
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛
4
𝑥
1. ∫ 𝑑𝑥
0 √2𝑥 + 1
Misalkan:
𝑡−1 1
𝑡 = 2𝑥 + 1 ⇒ 𝑥 = ⇒ 𝑑𝑥 = 𝑑𝑡
2 2
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 0 ⇒ 𝑡 = 1
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 4 ⇒ 𝑡 = 9
4 9 𝑡−1
𝑥 1
∫ 𝑑𝑥 = ∫ 2 𝑑𝑡
√ 2𝑥 + 1 2 √𝑡
0 1
1 2 9
= [ 𝑡√𝑡 − 2√𝑡]
4 3 1
1 2 2
= [( × 9 × 3 − 2 × 3) − ( × 1 × 1 − 2 × 1)]
4 3 3
1 4
= (12 + )
4 3
1 40
= ×
4 3
10
=
3
𝜋 𝜋
2 𝑐𝑜𝑠 𝑥 2 𝑑(1 + 𝑠𝑖𝑛 𝑥) 𝜋⁄2
2. ∫ 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝑥 = 2 √1 + 𝑠𝑖𝑛 𝑥 |𝜋⁄6
𝜋 √1 + 𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝜋 √1 + 𝑠𝑖𝑛 𝑥
6 6
𝜋 𝜋
= 2 √1 + 𝑠𝑖𝑛 ( ) + 2 √1 + 𝑠𝑖𝑛 ( )
2 6
3
=2√2 + 2√2 == 2√2 +√6
1 2 9
= [ 𝑡√𝑡 − 2√𝑡]
4 3 1
1 2 2
= [( × 9 × 3 − 2 × 3) − ( × 1 × 1 − 2 × 1)]
4 3 3
1 4
= (12 + )
4 3
1 40
= ×
4 3
10
=
3
10
Jadi luas daerah tersebut adalah satuan luas.
3
B. Menghitung luas daerah yang dibatasi oleh dua kurva 𝑓 (𝑥) dan 𝑔(𝑥) dengan garis 𝑥 =
𝑎 dan garis 𝑥 = 𝑏
Untuk menghitung luas daerah A antara dua kurva dapat digunakan langkah berikut :
1. Tentukan terlebih dahulu titik potong kedua kurva, maka :
𝑏
2. 𝐴 = ∫[𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)] 𝑑𝑥
𝑎
Contoh :
Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑦 = 𝑥 2 − 2𝑥 − 3 dan garis
𝑦=𝑥+1
Penyelesaian:
Titik potong kedua kurva adalah :
𝑉 = 𝜋 ∫ y 2 𝑑𝑥
𝑎
𝑉 = 𝜋 ∫ 𝑦 2 𝑑𝑥
𝑎
1
𝑣 = 𝜋 ∫(𝑥 2 + 1)2 𝑑𝑥
0
1
= 𝜋 ∫(𝑥 4 + 2𝑥 2 + 1) 𝑑𝑥
0
1 2 1
= 𝜋 ( 𝑥 5 + 𝑥 3 + 𝑥) ]
5 3 0
1 2
= 𝜋 [( + + 1) − 0]
5 3
18 6
𝑣= 𝜋 = 𝜋 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
15 5
2. Jika diputar mengelilingi sumbu Y, maka volumenya adalah :
𝑏
𝑉 = 𝜋 ∫ 𝑥 2 𝑑𝑦
𝑎
Contoh hitunglah volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi oleh kurva
𝑥𝑦 = 2 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑦 = 1 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 4 diputar mengelilingi sumbu Y
Penyelesaian :
4
2 2
𝑣 = 𝜋 ∫ ( ) 𝑑𝑦
𝑦
1
4
4
= 𝜋 ∫ ( 2 ) 𝑑𝑦
𝑦
1
4
= −4𝜋𝑦 −1 ]
1
𝜋 4 𝜋 𝜋
=− 4 ] = −4 [( ) − ]
𝑦 1 4 1
𝑣 = 3𝜋 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑣 = 𝜋 ∫(𝑦2 2 − 𝑦1 2 ) 𝑑𝑥
𝑎
𝑣 = 𝜋 ∫(𝑥2 2 − 𝑥1 2 ) 𝑑𝑦
𝑎
Contoh tentukanlah volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi
Oleh kurva 𝑦 = 𝑥 2 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑦 = 2𝑥 𝑑𝑖𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 3600 mengelilingi sumbu X dan Y
Penyelesaian
Tentukanlah lebih dahulu titik potong kedua kurva adalah :
𝑥 2 − 2𝑥 = 0 ⇒ 𝑥 (𝑥 − 2) = 0 ⇒ 𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 2
𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑖𝑙i𝑛𝑔𝑖 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑋
𝑏
𝑣 = 𝜋 ∫(𝑦2 2 − 𝑦1 2 ) 𝑑𝑥
𝑎
2
= 𝜋 ∫((2𝑥)2 − (𝑥 2 )2 ) 𝑑𝑥
0
2
= 𝜋 ∫(4𝑥 2 − 𝑥 4 ) 𝑑𝑥
0
4 1 2
= 𝜋 ( 𝑥3 − 𝑥5) ]
3 5 0
32 32
= 𝜋 [( − ) − 0]
3 5
160 − 96
= 𝜋
15
64
𝑣 = 𝜋 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
15
𝑣 = 𝜋 ∫(𝑥2 2 − 𝑥1 2 ) 𝑑𝑦
𝑎
4
2 𝑦 2
= 𝜋 ∫ ((√𝑦) − ( ) ) 𝑑𝑦
2
0
4
𝑦2
= 𝜋 ∫ (𝑦 − ) 𝑑𝑦
4
0
1 1 3 4
= 𝜋 ( 𝑦2 − 𝑦 ) ]
2 12 0
16
= (8 − ) 𝜋
3
24 − 16 8
𝑣 =( ) 𝜋 = 𝜋 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
3 3
Latihan soal
Tentukanlah volume benda putar dari kurva yang diputar mengelilingi sumbu X :
1. 𝑦 = √𝑥 ; 𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 9 5. 𝑦 2 = 8𝑥 ; 𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 5
2. 𝑦 = 2𝑥 − 1; 𝑥 = 1 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 4 6 . 𝑦 = 𝑥 (𝑥 − 3 )
3. 𝑦 = 1 − 𝑥 2 ; 𝑥 = −1 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 1 7. 𝑦 = 𝑥 (4 − 𝑥)
4. 𝑥 + 2𝑦 = 4 ; 𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 4
Tentukanlah volume benda putar dari kurva yang diputar mengelilingi sumbu-Y:
1. 𝑥 = 2𝑦 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 3 6. 𝑦 = 1 − 𝑥 2 ; 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑋
2. 𝑥 = 𝑦 2 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 2 7. 𝑦 2 = 4𝑥; 𝑦 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 4
3. 𝑥𝑦 = 4 ; 𝑦 = 1 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 2 8. 𝑦 = 𝑥 2 ; 𝑦 = 1𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 5
4. 𝑥 + 𝑦 = 3 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑋 9. 𝑥 = 𝑦 2 ; 𝑦 = −2 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 2
5. 𝑦 = 𝑥 2 − 4; 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑋 10. 𝑥 = 𝑦(3 − 𝑦)
Dalam hal ini integral tak wajar dari f pada [𝑎, 𝑏] didefenisikan sebagai berikut :
𝑏 𝑏 𝑏
Tetapi jika
𝑏
𝑏
𝑙𝑖𝑚 ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = l𝑖𝑚+ ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ±∞
𝜀→0+ 𝑎+𝜀 𝑐→𝑎
𝑐
∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥
𝑎
Disebut divergen
𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑔𝑟𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑘 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 ∶
5 5
𝑑𝑥 𝑑𝑥
∫ = 𝑙𝑖𝑚 ∫
√𝑥 − 1 𝑐→1+ √𝑥 − 1
1 𝑐
5
= 𝑙𝑖𝑚 (2√𝑥 − 1) ]
𝑐→1+ 𝑐
= 𝑙𝑖𝑚 [(2√5 − 1) − (2√𝑐 − 1)]
𝑐→1+
= 4 − 2√1 − 1
=4
5
𝑑𝑥
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑔𝑟𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑘 𝑤a𝑗𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 ∫ 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑛 𝑘𝑒 4
√𝑥 − 1
1
Dalam hal ini integral tak wajar dari f pada [𝑎, 𝑏]𝑑𝑖𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 ∶
𝑏 𝑏−𝜀
= 𝑙𝑖𝑚− ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐿
𝑑→𝑏
𝑎
𝑏
𝐷𝑖𝑘𝑎𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑔𝑟𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟 ∫𝑎 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 𝒌𝒐𝒏𝒗𝒆𝒓𝒈𝒆𝒏 𝑘𝑒 𝐿. Tetapi jika
𝑏−𝜀 𝑑
= 𝑙𝑖𝑚+ (− 𝑙𝑛 𝜀) = 𝑙𝑛 0 = ∞, 𝒅𝒊𝒗𝒆𝒓𝒈𝒆𝒏
𝜀→0
Dalam hal ini integral tak wajar dari f pada [𝑎, 𝑏] didefenisikan sebagai :
𝑏 𝑐 𝑏
1 𝑎 1 𝑏
= 𝑙𝑖𝑚− (− ) ] + 𝑙𝑖𝑚+ (− ) ]
𝑎→0 𝑥 −1 𝑏→0 𝑥 −1
1 1
= 𝑙𝑖𝑚− − [( ) − 1] + [ 𝑙𝑖𝑚+ − (1 − )]
𝑎→0 𝑎 𝑏→0 𝑏
1 1
=− +1−1+
0 0
= −∞ + ∞
=∞
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑔𝑟𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑘 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑑𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑣𝑒𝑟𝑔𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔 [−1, 1]
Latihan :
1 𝑑𝑥 3 𝑑𝑥 3 𝑑𝑥
1. ∫0 𝑑𝑥 6. ∫0 𝑑𝑥 11. ∫0 𝑑𝑥
1−𝑥 2 9−𝑥 2 √9−𝑥 2
4 𝑑𝑥 0 𝑥 2 𝑥
2. ∫2 3 𝑑𝑥 7. ∫−3 2 𝑑𝑥 12. ∫0 𝑑𝑥
√(3−𝑥) 2
(𝑥 2 −4)3 𝑥 2 + 𝑥−2
𝜋
7 𝑑𝑥 −1 𝑥
3. ∫3 𝑑𝑥 𝑑𝑥 13. ∫02 𝑐𝑠𝑐 𝑥 𝑑𝑥
√𝑥−3 8. ∫−2 4
(𝑥+4)3 1 𝑙𝑛 𝑥
4. ∫0
1 𝑑𝑥
𝑑𝑥 𝜋
14.∫0
𝑥
1−𝑥 9. ∫0 𝑡𝑎𝑛(2𝑥) 𝑑𝑥
4
2
27 1 𝑙𝑛|𝑥|
5. ∫−1 𝑥 7 𝑑𝑥 10. ∫0 dx
𝑥
2. ∫ 𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑑𝑥
0
𝑃𝑒𝑛𝑦e𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛
−1 −1
−𝑥 2 2
1. ∫ 𝑥𝑒 𝑑𝑥 = 𝑙𝑖𝑚 ∫ 𝑥𝑒 −𝑥 𝑑𝑥
𝑎→−~
−~ 𝑎
−1
2 1
= 𝑙𝑖𝑚 ∫ 𝑑(−𝑥 2 )𝑒 −𝑥 (− )
𝑎→−~ 2
𝑎
1 2 −1
= 𝑙𝑖𝑚 (− ) [𝑒 −𝑥 ]
𝑎→−~ 2 𝑎
1 2 2
= (− ) 𝑙𝑖𝑚 [𝑒 −(−1) − 𝑒 −(𝑎) ]
2 𝑎→−~
1 1
= − (𝑒 −1 − 𝑙𝑖𝑚 𝑎2 )
2 𝑎→−~ 𝑒
1 1 1
= − ( − (−~)2 )
2 𝑒 𝑒
1
=− −0
2𝑒
1 1
=− 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑔𝑒𝑛 𝑘𝑒 −
2𝑒 2𝑒
~ 𝑏
𝑏
= 𝑙𝑖𝑚 [− 𝑐𝑜𝑠 𝑥] ]
𝑏→~ 0
= − 𝑙𝑖𝑚 [𝑐𝑜𝑠 𝑏 − 𝑐𝑜𝑠 0]
𝑏→~
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
−~
Jika:
0 b
= lim (tan−1 x) ] + lim (tan−1 x) ]
a→−~ a b→−~ 0
= lim (tan−1 0 − tan−1 a ) + lim (tan−1 b − tan−1 0 )
a→−~ b→−~
5. ∫ cos x dx
−~
Leithold. (1976). The Calculus and Analytic Geometry, 3 rd ed . New York : Harper and row
Purcell, E.J.(1987). Kalkulus dan Geometris Analitis I, (Terjemahan Nyoman Susila, Bana
Kartasasmita,Rawuh).Jakarta: Erlangga
Yahya, Yusuf, dkk. (2010). Matematika Dasar Perguruan Tinggi, Edisi kedua. Bogor: Ghalia
Indonesia