Anda di halaman 1dari 119

BUKU AJAR KALKULUS

(DIGUNAKAN UNTUK KALANGAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


STKIP CITRA BAKTI)

OLEH:

MELKIOR WEWE, M.Pd


NIDN : 0806017901

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN CITRA BAKTI
NGADA, 2016

Diktat Kalkulus I Page 1 of 119


Halaman pengesahan

Diktat Kalkulus I Page 2 of 119


Prakata
Saya panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
kekuatan dan kemudahan dalam penyusunan Bahan Ajar Kalkulus . Bahan ajar ini disusun sesuai
Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dengan maksud memudahkan mahasiswa dalam pemilihan dan
urutan topik-topik yang akan dipelajari. Bahan Ajar ini berisi teori singkat, contoh-contoh
pembahasan soal-soal dan latihan setiap sub bab. Untuk menambah penguasaan dan pemahaman
konsep, dosen dapat memberikan sebagian latihan-latihan sebagai tugas mandiri. Untuk
memperluas dan menambah penguatan materi serta aplikasinya, mahasiswa sangat dianjurkan
untuk mempelajari kalkulus I dari sumber lain seperti buku kalkulus yang ada dalam daftar pustaka
dan buku pembahasan soal Schaum.
Saya menyadari bahwa banyak kekurangan dalam bahan ajar ini, oleh sebab itu saya
berharap mendapatkan kritikan/masukan untuk penyempurnaan dimasa mendatang.
“ Selamat belajar dengan tekun”
Malanuza, 2018

Melkior Wewe, M.Pd

Diktat Kalkulus I Page 3 of 119


Daftar Isi

Diktat Kalkulus I Page 4 of 119


BAB I
SISTEM BILANGAN REAL
I. Pendahuluan

1. Sasaran Pembelajaran

2. Prasyarat

3. Peta Konsep

4. Manfaat

5. Petunjuk

II. Penyajian

1. Penyajian Materi

2. Rangkuman

III. Penutup

1. Soal Latihan atau Kasus,

2. Umpan balik dan Tindak lanjut

Daftar Pustaka

Daftar Kata Penting

Diktat Kalkulus I Page 5 of 119


A. DESKRIPSI MATA KULIAH : KALKULUS
1. Tinjauan Mata Kuliah

Mata kuliah kalkulus I membahas tentang Sistem bilangan real, persamaan dan
pertidaksamaan, nilai mutlak, system koordinat Cartesius, Garis dan Grafik Persamaan, fungsi dan
limit fungsi, operasi pada himpunan fungsi, limit fungsi di satu titik, limit sepihak, teorema limit,
limit fungsi trigonomteri turunan fungsi satu peubah, penerapan turunan fungsi satu peubah,
serta bentuk tak tentu untuk limit fungsi, Aplikasi turunan fungsi.
Pengorganisasian materi perkuliahan dirancang menjadi beberapa bab (pokok bahasan)
sebagai berikut.
No BAB POKOK BAHASAN

1. BAB I Sistem Bilangan

2 BAB II Sistem Koordinat dan Relasi

3 BAB III Fungsi Real

4 BAB IV Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers

5 BAB V Limit dan Kekontinuan Fungsi

6 BAB VI Turunan

Pada setiap sub pokok bahasan, diberikan latihan, baik secara individual maupun
kelompok. Dengan demikian, diharapkan para mahasiswa bisa memiliki kemampuan
minimal/kompetensi dasar yang telah ditentukan.

2. Capaian Pembelajaran

1) Capaian Pembelajaran Pengetahuan ( CPP 2)

Menguasai konsep teoretis matematika meliputi logika matematika, matematika diskrit,


aljabar, analisis, geometri, teori peluang dan statistika, prinsip-prinsip pemodelan matematika,
program linear, persamaan diferensial, dan metode numerik yang mendukung pembelajaran
matematika di pendidikan dasar dan menengah serta untuk studi lanjut.
2) Capaian Pembelajaran Sikap

Diktat Kalkulus I Page 6 of 119


CPS 6 : Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan
lingkungan
CPS 9 : Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidangnya, terutama di bidang

pendidikan matematika, secara mandiri

3) Standar Kompetensi :

Memahami konsep teoretis matematika, bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial
serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan, serta bertanggung jawab atas pekerjaan
di bidangnya, terutama di bidang pendidikan matematika, secara mandiri.

Diktat Kalkulus I Page 7 of 119


BAB I
SISTEM BILANGAN
A. Standar Kompetensi
Memahami konsep teoretis matematika, bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta
kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan, serta bertanggung jawab atas pekerjaan di
bidangnya, terutama di bidang pendidikan matematika, secara mandiri

1.1 Sistem Bilangan Real

Sistem bilangan real R adalah himpunan bilangan real yang disertai dengan operasi

penjumlahan dan perkalian sehingga memenuhi aksioma tertentu.

Komponen bilangan real:

 Bilangan Asli (N): 1,2,3, …digunakan untuk menghitung banyaknya obyek suatu

himpunan.

 Bilangan Prima : 2,3,5,7, … adalah bilangan asli yang mempunyai tepat dua faktor

 Bilangan komposit : 4,6,8,9,10, … adalah bilangan asli yang mempunyai lebih dari dua

faktor.

 Bilangan Cacah :0,1,2,3, …adalah bilangan asli beserta unsur nol.

 Lawan bilangan Asli (bilangan bulat negatif): … , −3, −2, −1

 Bilangan Bulat: … , −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, …

 Bilangan Genap: … , −6, −4, −2, 0, 2, 4, 6, … adalah bilangan bulat kelipatan dua.

Bilangan Genap ditulis dengan lambang 2n; n bilangan bulat

 Bilangan Ganjil: … , −5, −3, −1, 1, 3, 5, … adalah bilangan bulat bukan kelipatan dua.

Bilangan ganjil ditulis dengan 2n + 1 atau 2n − 1; n bilangan bulat


m
 Bilangan Pecahan adalah bilangan berbentuk x = n ; m bilangan bulat dan

n bilangan asli, dengan m tidak habis dibagi n. Bilangan antara 0 dan 1 disebut

pecahan sejati.

Diktat Kalkulus I Page 8 of 119


m
 Bilangan Rasional adalah bilangan berbentuk x = n , m bilangan bulat dan

n bilangan asli. Di sini x bilangan bulat bila m habis dibagi n, dan bilangan pecahan

bila m tidak habis dibagi n. bilangan rasional bersifat selalu mempunyai desimal
7
berulang. Contoh 11 = 0,6363636363 …

 Bilangan Irasional adalah bilangan yang bukan rasional. Bilangan ini bukan hasil bagi

bilangan bulat dengan bilangan asli, dan juga tidak mempunyai desimal berulang.
3
Contoh √2, √3, √16, log 3 2, dan sebagainya.

 Bilangan real adalah gabungan bilangan rasional dan irasional yang merupakan

susunan sekelompok angka dengan aturan tertentu.

Pada sistem bilangan real ada tiga aksioma, yaitu:

a. Aksioma Lapangan

Pada R didefinisikan operasi penjumlahan dan perkalian (jumlah dan hasil kali

bilangan real a dan b ditulis 𝐚 + 𝐛 dan 𝐚𝐛) yang memenuhi aksioma berikut:

1. Jika a, b ∈ R, a + b ∈ R dan ab ∈ R; sifat tertutup + dan ×.

2. Jika a, b ∈ R, a + b = b + a dan ab = ba; sifat komutatif + dan ×.

3. Jika a, b, c ∈ R, (a + b) + c = a + (b + c) dan (ab)c = a(bc); sifat asosiatif +

dan ×.

4. Terdapat 0 dan 1 ∈ R (0 ≠ 1) sehingga a + 0 = a dan a. 1 = a, ∀a ∈ R;

adanya unsur kesatuan + dan ×. Bilangan 0 disebut unsur kesatuan untuk operasi +

dan bilangan 1 disebut unsur kesatuan untuk operasi ×.

5. Untuk setiap a ∈ R, terdapat − a ∈ R sehingga a + (−a) = 0, adanya unsur invers

terhadap +. Bilangan real – a dinamakan negatif atau lawan dari a.

Diktat Kalkulus I Page 9 of 119


6. Untuk setiap a ∈ R, terdapat a−1 ∈ R sehingga aa−1 = 1, adanya unsur invers

terhadap ×. Bilangan real a−1 dinamakan kebalikan atau invers a.

7. Jika a, b, c ∈ R, maka a(b + c) = ab + ac; sifat distributif × terhadap +.

Diktat Kalkulus I Page 10 of 119


Definisi:

Pengurangan dari a dan b, hasilnya disebut selisih dari a dan b, ditulis a – b

didefinisikan sebagai bilangan real a + (−b) .

Pembagian dari a dan b, hasilnya disebut hasil bagi dari a dan b, b ≠ 0, dituliskan
a
sebagai b , didefinisikan sebagai ab−1.

Dari aksioma lapangan, dapat dibuktikan berbagai sifat aljabar bilangan real yang

biasa digunakan sebagai operasi aljabar dalam menyelesaikan soal matematika.

Teorema:

Misalkan a, b, c dan d ∈ R, maka:

 a + c = b + c ⇒ a = b dan ac = bc ⇒ a = b.

Bukti:

a+c=b+c⇒a=b

(a + c) + (−c) = (b + c) + (−c) sifat ke 5

a + (c + (−c)) = b + (c + (−c)) sifat ke 3

a + 0 = b + 0 sifat ke 4

a=b ∎

ac = bc ⇒ a = b

(ac)c −1 = (bc)c −1 sifat ke 6

a(cc −1 ) = b(cc −1 ) sifat ke 3

a. 1 = b. 1 sifat ke 4

a=b ∎

 −(−a) = a; (a−1 )−1 = a, a ≠ 0

 a. 0 = 0. a = 0; a(−b) = (−a)b = −ab; dan (−a)(−b) = ab

 ab = 0 ⇒ a = 0 atau b = 0

Diktat Kalkulus I Page 11 of 119


a c
 = d ⇔ ad = bc, b, d ≠ 0
b

Bukti:

a c
= ⇔ ad = bc
b d

ab−1 = cd−1 definisi pembagian

(ab−1 )bd = (cd−1 )bd

(ad)(bb−1 ) = (bc)(dd−1 )

ad = bc ∎

a c
ad = bc ⇔ =
b d

(ad)b−1 d−1 = (bc)b−1 d−1

(ab−1 )(dd−1 ) = (bb−1 )(cd−1 )

(ab−1 ). 1 = 1. (cd−1 )

ab−1 = cd−1

a c
= ∎
b d
a b a+b a b a−b
 +c= ; c−c = , c≠0
c c c

a b ad+bc a b ad−bc
 +d= ; −d= , c, d ≠ 0
c cd c cd

a
a b ab a d ad
 × d = cd ; c
b = c × b = bc , c, d ≠ 0
c
d

Bentuk kuadrat ax 2 + bx + c, a ≠ 0 bersifat definit positif jika nilainya selalu positif

untuk setiap bilangan real x. Sebagai contoh x 2 − 2x + 2 = (x − 1)2 + 1 ≥ 1 > 0

untuk setiap bilangan real x. Secara umum bahwa

2
b 2 D
ax + bx + c = a (x + ) − ; D = b2 − 4ac
2a 4a

Maka bentuk kuadrat ax 2 + bx + c, a ≠ 0 disebut definit positif jika dan hanya jika

a > 0 𝑑𝑎𝑛 𝐷 < 0

Diktat Kalkulus I Page 12 of 119


D = b2 − 4ac pada bentuk ax 2 + bx + c dinamakan diskriminan.

Untuk latihan, tunjukan apakah bentuk kuadrat (dengan melengkapkan kuadrat

sempurna) berikut definit positif atau definit negatif atau tidak keduanya dan berikan

syarat jika definit negatif?

1. x 2 − 2x − 2

2. 3x 2 + 4x − 5

3. – x 2 + 6x − 11

4. −2x 2 + 3x − 4
2
5. −x 2 − 3 x + 7

Berdasarkan teorema di atas, kita dapat menguraikan bentuk aljabar atas faktor linear

dan atau kuadrat definit positif, seperti pada contoh berikut:

1. x 2 − a2 = x 2 + ax − ax − a2 = x(x + a) − a(x + a) = (x − a)(x + a)

Contoh uraikan bentuk-bentuk berikut menajadi faktor-faktor;


2 2
 2x 2 − 3 = (x√2) − (√3) = (x√2 + √3)(x√2 − √3)

2
 √x − 4 = (√√x) − (2)2 = (√√x − 2) (√√x + 2)

2. x 3 + a3 = x 3 + ax 2 − ax 2 − a2 x + a2 x + a3

= (x 3 + ax 2 ) − (ax 2 + a2 x) + (a2 x + a3 )

= x 2 (x + a) − ax(x + a) + a2 (x + a)

= (x + a)(x 2 − ax + a2 )

Untuk latihan uraikan bentuk aljabar berikut atas faktor linear dan atau kuadrat definit

positif:

1. x 3 − a3

2. x 4 − a4

3. x 4 + a4

Diktat Kalkulus I Page 13 of 119


4. x 5 + a5

5. x 5 − a5

6. x 6 + a6

7. x 6 − a6

b. Aksioma Urutan

Pada R terdapat suatu himpunan bagian yang unsurnya dinamakan bilangan positif,

yang memenuhi aksioma berikut:

Jika a ∈ 𝐑, maka atau a = 0, atau a positif, atau − a positif

Jumlah dan hasilkali dua bilangan positif adalah bilangan positif

Definisi:

Misalkan a dan b bilangan real:

 Bilangan a dikatakan lebih besar dari b, ditulis a > 𝑏, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑎 −

𝑏 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓

 Bilangan a dikatakan lebih kecil dari b, ditulis a < 𝑏, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑏 > 𝑎

 Lambang ≤ (lebih kecil atau sama dengan) dan

≥ (lebih besar atau sama dengan) menyatakan relasi :

a ≤ b jika a < 𝑏 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎 = 𝑏, dan a ≥ b jika a > 𝑏 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎 = 𝑏.

 Pernyataan yang dihubungkan dengan tanda <, >, ≤, ≥ dinamakan pertaksamaan

atau ketaksamaan.

 Bilangan real a dikatakan negatif jika − a adalah bilangan positif

Teorema:

 a > 0 ⇔ 𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓

Bukti:

a > 0 ⇔ 𝑎 − 0 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 ⇔ 𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓

 a < 0 ⇔ 𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓

Diktat Kalkulus I Page 14 of 119


a < 0 ⇔ 0 > 𝑎 ⇔ 0 − 𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 ⇔ −𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓

⇔ a bilangan negatif

 a > 0 ⇔ −𝑎 < 0

Bukti:

a > 0 ⇔ 𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 ⇔ −(−a) bilangan positif ⇔ −a bilangan negatif

⇔ −a < 0

 a < 0 ⇔ −𝑎 > 0

Bukti:

a < 0 ⇔ 𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 ⇔ −(−a) bilangan negatif ⇔ −a bilangan positif

⇔ −a > 0

Teorema:

Misalkan a, b, c, dan d bilangan real.

 Jika a < 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑏 < 𝑐, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎 < 𝑐 (sifat transitif)

Bukti:

a < 𝑏 ⇒ 𝑏 > 𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑏 − 𝑎 … … .1)

b < 𝑐 ⇒ 𝑐 > 𝑏 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑐 − 𝑏 … … .2)

Bila bentuk 1) dan 2) dijumlahkan, maka dipeoleh:

b−a
c−b+
c−a

Pernyataan c − a dapat dinyatakan sebagai a < 𝑐

Jadi terbukti bahwa a < 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑏 < 𝑐, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎 < 𝑐

 Jika a < 𝑏, 𝑑𝑎𝑛 𝑐 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎 + 𝑐 < 𝑏 + 𝑐

Bukti:

a < 𝑏 ⇒ 𝑏 > 𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑏 − 𝑎

Diktat Kalkulus I Page 15 of 119


Bentuk b − a = b − a + c − c maka:

b−a =b−a+c−c

= (b + c) − (a + c)

Pernyataan (b + c) − (a + c) dapat dinyatakan sebagai (a + c) < (b + c)

Jadi terbukti bahwa Jika a < 𝑏, 𝑑𝑎𝑛 𝑐 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎 + 𝑐 < 𝑏 + 𝑐

 Jika a < 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑐 < 𝑑, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎 + 𝑐 < 𝑏 + 𝑑

Bukti:

a < 𝑏 ⇒ 𝑏 > 𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑏 − 𝑎 … … .1)

c < 𝑑 ⇒ 𝑑 > 𝑐 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑑 − 𝑐 … … .2)

Bila bentuk 1) dan 2) dijumlahkan, maka dipeoleh:

b−a
d−c +
b+d−a−c

b + d − a − c = (b + d) − (a + c)

Pernyataan (b + d) − (a + c) dapat dinyatakan sebagai (a + c) < (b + d)

Jadi terbukti bahwa Jika a < 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑐 < 𝑑, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎 + 𝑐 < 𝑏 + 𝑑

 Jika a < 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑐 > 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎𝑐 < 𝑏𝑐

Bukti:

a < 𝑏 ⇒ 𝑏 > 𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑏 − 𝑎 … … .1)

c > 0 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑐 − 0 … … .2)

Bila bentuk 1) dan 2) dikalikan, maka dipeoleh:

(b − a)(c − 0) = bc − ac

Pernyataan bc − ac dapat dinyatakan sebagai bc > 𝑎𝑐 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎𝑐 < 𝑏𝑐

Jadi terbukti bahwa Jika a < 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑐 > 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎𝑐 < 𝑏𝑐

 Jika a < 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑐 < 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎𝑐 > 𝑏𝑐

Bukti:

Diktat Kalkulus I Page 16 of 119


a < 𝑏 ⇒ 𝑏 > 𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑏 − 𝑎 … … .1)

c < 0 ⇒ 0 > 𝑐 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 0 − 𝑐 … … .2)

Bila bentuk 1) dan 2) dikalikan, maka dipeoleh:

(b − a)(0 − c) = −bc + ac

= ac − bc

Pernyataan ac − bc dapat dinyatakan sebagai ac > 𝑏𝑐

Jadi terbukti bahwa Jika a < 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑐 < 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎𝑐 < 𝑏𝑐

 Jika 0 < 𝑎 < 𝑏 𝑑𝑎𝑛 0 < 𝑐 < 𝑑, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎𝑐 < 𝑏𝑑


1 1
 Jika 0 < 𝑎 < 𝑏 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎 < 𝑏 < 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 >b
a

c. Aksioma Kelengkapan

Definisi:

a) Himpunan S ⊆ R, S ≠ ∅ dikatakan terbatas di atas jika terdapat bilangan real b

sehingga x ≤ b untuk setiap x ∈ S. Dalam hal ini b dinamakan batas atas dari S.

b) Himpunan S ⊆ R, S ≠ ∅ dikatakan terbatas di bawah jika terdapat bilangan real a

sehingga x ≥ a untuk setiap x ∈ S. Dalam hal ini a dinamakan batas bawah dari S.

c) Bilangan real b dikatakan batas atas terkecil (supremum) dari S ⊆ R, S ≠ ∅, ditulis

b = sup S, jika b suatu batas atas dari S dan batas atas lainnya lebih besar/sama

dengan b.

d) Bilangan real a dikatakan batas bawah terbesar (infimum) dari S ⊆ R, S ≠ ∅, ditulis

a = inf S, jika a suatu batas bawah dari S dan batas bawah lainnya lebih besar/sama

dengan a.

Situasinya diperlihatkan pada gambar berikut: S


Batas bawah dari S Batas atas dari S

a b
Himpunan bilangan real Himpunan bilangan real

Batas bawah terbesar dari S Batas atas terkecil dari S

Diktat Kalkulus I Page 17 of 119


Aksioma kelengkapan pada sistem bilangan real menyatakan bahwa:

Setiap himpunan tak kosong dari R yang terbatas di atas selalu mempunyai batas

atas terkecil, dan setiap himpunan tak kosong dari R yang terbatas di bawah selalu

mempunyai batas bawah terbesar. Sifat ini tidak dimiliki oleh himpunan bilangan

rasional.

Sifat yang berkaitan dengan batas atas terkecil digunakan untuk menunjukan

bahwa di antara setiap bilangan real terdapat tak hingga banyaknya bilangan

rasional dan irasional. Berdasarkan ini terdapat korespondensi satu-satu di antara

himpunan bilangan real dan himpunan titik pada sebuah garis lurus. Akibatnya kita

dapat menggambarkan R sebagai himpunan titik sepanjang suatu garis lurus, yang

dikenal sebagai garis bilangan real.

1.2 Pertaksamaan dan Nilai Mutlak

A. Pertaksamaan

Menyelesaikan pertaksamaan berarti mencari semua himpunan bilangan real yang

membuat pertaksamaan itu berlaku (yaitu bila digantikan ke pertaksamaan

menghasilkan pernyataan yang benar). Himpunan penyelesaian suatu pertaksamaan

biasanya terdiri dari suatu keseluruhan selang bilangan atau, dalam beberapa kasus

gabungan dari selang-selang yang demikian.

Beberapa jenis selang (interval) yang diperkenalkan dalam pertaksamaan antara lain;

pertaksamaan ganda a < 𝑥 < 𝑏 menggambarkan selang terbuka yang terdiri dari

semua bilangan antara a dan b, tidak termasuk titik-titik ujung a dan b, yang

dinyatakan dengan lambang (a, b). Sedangkan pertaksamaan a≤x≤b

menggambarkan selang tertutup yang mencakup titik-titik ujung a dan b, dan biasa

ditulis [a, b]. Kemungkinan interval yang lainnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Diktat Kalkulus I Page 18 of 119


Penulisan Himpunan Pemisahan Selang Grafik

{x: a < 𝑥 < 𝑏} (a, b) ( )


𝑎 𝑏
{x: a ≤ x ≤ b} [a, b] [ ]
𝑎 𝑏
{x: a ≤ x < 𝑏} [a, b) [ )
𝑎 𝑏
{x: a < 𝑥 ≤ 𝑏} (a, b] ( ]
𝑎 𝑏
{x: x ≤ b} (−∞, b] ]
𝑏
{x: x < 𝑏} (−∞, b) )
𝑏
{x: x ≥ a} [a, ∞) [
𝑎
{x: x > 𝑎} (a, ∞) (
𝑎
ℝ (−∞, ∞) 0
|

Bentuk umum pertaksamaan aljabar satu peubah real adalah:

A(x) C(x)
≤ , A, B, C, D suku banyak
B(x) D(x)

Prosedur baku menyelesaikan pertaksamaan ini adalah sebagai berikut:

 Dengan rumus aljabar elementer dan urutan ubahlah bentuknya menjadi

P(x)
≤ 0 ; P dan Q suku banyak.
Q(x)

 Uraikan P dan Q atas faktor linear dan/atau kuadrat definit positif.

 Tentukan tanda pertaksamaan pada garis bilangan.

 Tentukan himpunan penyelesaian dan tampilkan dalam bentuk selang.

Contoh tentukan himpunan penyelesaian pertaksamaan berikut:

1. x 4 − x 2 < 0
2
2. ≥x+1
x

3. 2 ≤ x 2 − x < 6

Diktat Kalkulus I Page 19 of 119


x+1 x
4. ≥ x+3
2−x

5. 1 + x + x 2 + x 3 + ⋯ + x11 > 0

Penyelesaian:

1. x4 − x2 < 0

x 2 (x 2 − 1) < 0

x 2 (x + 1)(x − 1) < 0

↓ ↓ ↓
+ + + +| − − − − | − − − − |
++++
−1 0 1

Himpunan Penyelesaian = (−1,0) ∪ (0,1) = (−1,1) − {0}


2
2. ≥ x+1
x

2
x+1− ≤0
x

x2 + x − 2
≤0
x

(x + 2)(x − 1)
≤0
x

↓ ↓ ↓
−−−−| ++++ | −−−− |
++++
−2 0 1

Himpunan Penyelesaian = (−∞, −2] ∪ (0,1]

3. 2 ≤ x2 − x < 6

2 ≤ x2 − x dan x 2 − x < 6

x2 − x − 2 ≥ 0 dan x 2 − x − 6 < 0

(x + 1)(x − 2) ≥ 0 dan (x + 2)(x − 3) < 0

〈x ≤ −1 atau x ≥ 2〉dan 〈−2 < 𝑥 < 3〉

-2 -1 2 3

Diktat Kalkulus I Page 20 of 119


Himpunan Penyelesaian = ((−∞, −1] ∪ [2, ∞)) ∩ ((−2,3)) = (−2, −1] ∪ [2,3)

x+1 x
4. ≥ x+3
2−x

x+1 x
− ≥
(x − 2) x + 3

x x+1
+ ≤0
x+3 x−2

x(x − 2) + (x + 1)(x + 3)
≤0
(x + 3)(x − 2)

x 2 − 2x + x 2 + 4x + 3
≤0
(x + 3)(x − 2)

2x 2 + 2x + 3
≤0
(x + 3)(x − 2)

Karena bentuk 2x 2 + 2x + 3 definit positif, maka pertaksamaan ini setara

dengan:

1
≤0
(x + 3)(x − 2)

Himpunan Penyelesaian adalah (−3,2)

5. 1 + x + x 2 + x 3 + ⋯ + x11 > 0

Misalkan Z = 1 + x + x 2 + x 3 + ⋯ + x11

maka Zx = x + x 2 + x 3 + ⋯ + x11 + x12

Zx = x + x 2 + x 3 + ⋯ + x11 + x12

Z = 1 + x + x 2 + x 3 + ⋯ + x11 -

Z(x − 1) = x12 − 1

x12 − 1
Z=
x−1

x12 − 1
1 + x + x 2 + x 3 + ⋯ + x11 = >0
x−1

Diktat Kalkulus I Page 21 of 119


↓ ↓
++++ −−−− ++++
𝑇𝑎𝑛𝑑𝑎 𝑥 12 − 1 | |
−1 1

𝑇𝑎𝑛𝑑𝑎 𝑥 − 1 −−−−−−−− ↓ ++++++++++


|
1

Untuk x < −1 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢 x12 > 1, 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 x12 − 1 > 0

Untuk −1 < 𝑥 < 1 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢 x12 < 1, 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 x12 − 1 < 0

Untuk x > 1 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢 x12 > 1, 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 x12 − 1 > 0

Himpunan penyelesaian pertaksamaan ini tercapai bila tanda pembilang dan

penyebut keduanya positif atau keduanya negatif, yang terjadi x > 1. Jadi

himpunan penyelesaian pertaksamaannya adalah selang (1, ∞)

Diktat Kalkulus I Page 22 of 119


Latihan

Tentukan himpunan penyelesaian setiap pertaksamaan berikut:

1. x − 7 < 2𝑥 − 5 21. 3x − 5 < 4𝑥 − 6


2. 7x − 2 ≤ 9x + 3
22. 5x − 3 > 6𝑥 − 4
3. 10x + 1 > 8𝑥 + 5
23. −2x + 5 ≥ 4x − 3
4. −4 < 3𝑥 + 2 < 5
5. −3 < 1 − 6𝑥 ≤ 4 24. −3 < 4𝑥 − 9 < 11
6. 2 + 3x < 5𝑥 + 1 < 16
25. 4 < 5 − 3𝑥 < 7
2
7. x + 2x − 12 < 0
26. 2x − 4 ≤ 6 − 7x ≤ 3x + 6
8. 2x 2 + 5x − 3 > 0
9.
x+4
≤0 27. x 2 − 5x − 6 > 0
x−3
2
10. x < 5 28. 4x 2 − 5x − 6 < 0
1 3x−2
11. 3x−2 ≤ 4 29. ≥0
x−1
12. 2 ≤ x 2 − x ≤ 6 7
2
30. ≤7
13. −1 ≤ 2x − 5x ≤ 5 4x

6 3
14. x − ≤ 1 31. >0
x x+5
x+1 x
15. x−2 ≤ x+3 32. (x + 2)(x − 1)(x − 3) > 0
1 9
16. x + 6x+4 ≥ 3 33. (2x + 3)(3x − 1)(x − 2) < 0
x+2
17. x ≤ <6
x 34. (2x − 3)(x − 1)2 (x − 3) ≥ 0
18. 2x + 1 ≤ x 3 ≤ 2x + 4
35. (2x − 3)(x − 1)2 (x − 3) > 0
x2 +1
19. 2 ≤ ≤x+3
x
36. x 3 − 5x 2 − 6x < 0
x−2 x+1
20. ≤ x+3
x2
37. 1 + x + x 2 + x 3 + ⋯ + x10 ≤ 0

Diktat Kalkulus I Page 23 of 119


B. Nilai Mutlak dan Pertaksamaan nilai Mutlak

Definisi:

Nilai mutlak dari bilangan real x, ditulis |x|, didefinisikan sebagai:

x, bila x ≥ 0
|x| = {
−x, bila x < 0

Sifat-sifat nilai mutlak:

1. Untuk setiap bilangan real x berlaku:

a. |x| ≥ 0

b. |x| = |−x|

c. −|x| ≤ x ≤ |x|

d. |x|2 = |x 2 | = x 2

2. Untuk setiap bilangan real x dan y berlaku:

a. |x| = |y| ⇔ x = ±y ⇔ x 2 = y 2

b. |x − y| = |y − x|

3. Jika a ≥ 0, maka:

a. |x| ≤ a ⇔ −a ≤ x ≤ a ⇔ x 2 = a2

b. |x| ≥ a ⇔ x ≥ a atau x ≤ −a ⇔ x 2 ≥ a2

4. Ketaksamaan segitiga, untuk setiap bilangan real x dan y berlaku:

a. |x + y| ≤ |x| + |y|

b. |x − y| ≤ |x| + |y|

c. |x| − |y| ≤ |x − y|

d. ||x| − |y|| ≤ |x − y|

Diktat Kalkulus I Page 24 of 119


C. Menyelesaikan pertaksamaan dengan nilai mutlak:

Proses penyelesaian pertaksamaan yang memuat nilai mutlak adalah mengubah

bentuk pertaksamaan yang diketahui sehingga tidak memuat nilai mutlak, kemudian

selesaikan pertaksamaan yang muncul pada setiap kasus.

Contoh:

1. Tentukan himpunan penyelesaian pertaksamaan |3x − 2| > 1

Jawab:

|3x − 2| > 1

⇒ 3x − 2 < −1 𝑎𝑡𝑎𝑢 3𝑥 − 2 > 1 𝑠𝑖𝑓𝑎𝑡 3𝑏.

⇒ 3x < 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 3𝑥 > 3

1
⇒x< atau x > 1
3
1
⇒ Himpunan Penyelesaian = (−∞, ) ∪ (1, ∞)
3

2. Tentukan himpunan penyelesaian pertaksamaan |x 2 − x| ≤ 2

|x 2 − x| ≤ 2

⇒ −2 ≤ x 2 − x ≤ 2 sifat 3a

⇒ x 2 − x + 2 ≥ 0 dan x 2 − x − 2 ≤ 0

1 2 1
⇒ (x − ) − + 2 ≥ 0 dan (x + 1)(x − 2) ≤ 0
2 4

1 2 7
⇒ (x − 2) + 4 ≥ 0 dan (x + 1)(x − 2) ≤ 0
Definit Positif −1 ≤ 𝑥 ≤ 2

Maka himpunan penyelesaian = ℝ ∩ [−1,2] = [−1,2]

3. Tentukan himpunan penyelesaian pertaksamaan 2|x| + |x − 1| ≤ 2

Jawab:

Diktat Kalkulus I Page 25 of 119


Tuliskan pertaksamaannya tanpa bentuk nilai mutlak dengan menggunakan sifat

nilai mutlak, yaitu:

x, bila 𝑥 ≥ 0
|x| = {
−x, bila 𝑥 < 0

Dan

x − 1, bila 𝑥 ≥ 1
|x − 1| = {
1 − x, bila 𝑥 < 1

Proses penyelesaiannya pada garis bilangan adalah sebagai berikut:

x<0 0≤x<1 x≥1

−2x + (1 − x) ≤ 2 2x + (1 − x) ≤ 2 2x + (x − 1) ≤ 2

⇒ −2x − x + 1 ≤ 2 ⇒ 2x − x + 1 ≤ 2 ⇒ 2x + x − 1 ≤ 2

⇒ −3x ≤ 1 ⇒x≤1 ⇒ 3x − 1 ≤ 2

1 HP = [0,1) ∩ (−∞, 1] ⇒ 3x ≤ 3
⇒x≥−
3
= [0,1] ⇒x≤1
1
HP = (−∞, 0) ∩ [− , ∞)
3 HP = [1, ∞) ∩ (−∞, 1]
1
= [− , 0) = {1}
3

1 1
Jadi HP = [− 3 , 0) ∪ [0,1] ∪ {1} = [− 3 , 1]

Soal Latihan:

Tentukan himpunan penyelesaian pertaksamaan nilai mutlak berikut:

1. x|x| ≤ |x − 2| 7. 3|x| ≤ |x − 1| + 5 1
12. |x − 3| > 6

2. |2x − 3| ≤ |x + 2| 8. 2(x − 1)2 − |x − 1| ≤ 1 x


13. |4 + 11| < 1
3. |2x − 5| ≥ 3x 2x
9. | 7 − 5| ≥ 7
14. |2x − 7| > 3
4. 2 ≤ |x 2 − x| ≤ 6 5
10. |2 + x| > 1 15. |5x − 6| > 1
2
5. 2 ≤ x − |x| ≤ 6
x 16. |4x + 5| ≤ 10
11. |2 + 7| ≥ 2
6. ||x| + x| ≤ 2

Diktat Kalkulus I Page 26 of 119


BAB II
LIMIT FUNGSI

1. Pendahuluan

Limit fungsi adalah konsep yang penting dan merupakan dasar dari kalkulus diferensial

dan integral. Konsep limit fungsi juga memegang peranan dalam mengkonstruksi teorema-

teorema inti dari kalkulus. Gagasan limit fungsi ini sebenarnya sederhana, tetapi bagi

pemula yang mempelajari kalkulus tidak jarang menemui kesulitan. Sangat erat

hubungannya antara limit fungsi dengan konsep kekontinuan fungsi, yang akan dibahas

sesudah limit fungsi. Topik yang dipelajari adalah limit fungsi di suatu titik, rumus-rumus

limit fungsi, dan limit fungsi trigonometri, serta kekontinuan fungsi.

2. Limit Fungsi di satu titik

Perhatikan fungsi f yang didefinisikan oleh:

2x2 +x−3
f(x) = x−1

Fungsi f ini terdefinisi untuk setiap bilangan real x kecuali x = 1. Apakah yang terjadi

dengan nilai fungsi f jika peubah x diberi nilai yang mendekati 1?

x 0,9 0,99 0,999 0,9999 …. 1,0001 1,001 1,01 1,1

f(x) 4,8 4,98 4,989 4,9998 …. 5,0002 5,002 5,05 5,2

Dari tabel, dapat dilihat:

Jika jarak x dengan 1, x ≠ 1 kurang dari 0,1 maka jarak f(x) dengan 5 kurang dari 0,2

Jika jarak x dengan 1, x ≠ 1 kurang dari 0,01 maka jarak f(x) dengan 5 kurang dari 0,02

Jika jarak x dengan 1, x ≠ 1 kurang dari 0,001 maka jarak f(x) dengan 5 kurang dari

0,002

Diktat Kalkulus I Page 27 of 119


Dengan menggunakan lambang nilai mutlak untuk menyatakan jarak, kita dapat

menuliskan situasi di atas dengan cara:

Jika 0 < |x − 1| < 0,1 𝑚𝑎𝑘𝑎 |f(x) − 5| < 0,2

Jika 0 < |x − 1| < 0,01 𝑚𝑎𝑘𝑎 |f(x) − 5| < 0,02

Jika 0 < |x − 1| < 0,001 𝑚𝑎𝑘𝑎 |f(x) − 5| < 0,002

Dan seterusnya.

Sekarang kita tinjau dari sudut lain, yaitu kita perhatikan lebih dahulu nilai-nilai f(x). Nilai

f(x) dapat didekatkan ke 5 sekehendak hati kita asalkan saja nilai x diambil cukup dekat ke

1. Artinya |f(x) − 5| dapat kita dibuat kecil sekehendak kita asalkan |x − 1| cukup kecil

pula dan x ≠ 1. Lambang-lambang yang lazim digunakan untuk selisih-selisih yang kecil

ini adalah positif ε (epsilon) dan δ (delta).

|f(x) − 5| < 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − 1| < 𝛿 adalah penting untuk memahami bahwa besarnya

bilangan positif δ tergantung dari besarnya bilangan positif ε. Dari tabel kita dapatkan

|f(x) − 5| = 0,2 jika |x − 1| = 0,1. Jadi untuk ε = 0,2; ada δ = 0,1 dan berlaku

|f(x) − 5| < 0,2 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − 1| < 0,1 . Ini adalah pernyataan ε =

0,2; dan δ = 0,1

Demikian juga ε = 0,002; kita ambil δ = 0,001 dan katakan bahwa

|f(x) − 5| < 0,002 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − 1| < 0,001. Ini adalah pernyataan ε =

0,002; dan δ = 0,001. Bagaimanapun kecilnya bilangan positif ε diberikan selalu dapat

ditentukan bilangan positif δ yang tergantung pada besarnya ε tersebut, sehingga berlaku:

|f(x) − 5| < 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − 1| < 𝛿

Karena untuk sebarang ε>0 dapat ditentukan δ>0 sehingga

|f(x) − 5| < 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − 1| < 𝛿.

Maka kita katakan Limit f(x) untuk x mendekati 1 adalah 5. Dan ditulis dengan lambang:

Diktat Kalkulus I Page 28 of 119


2x 2 + x − 3
lim f(x) = 5 atau lim =5
x→1 x→1 x−1

5+𝜀

5−𝜀

𝑋
1−𝛿 1 1+𝛿

Pada grafik fungsi f pada gambar di atas, f(x) pada sumbu Y yaitu terletak di antara 5 − ε

dan 5 + ε apabila x pada sumbu X terletak di antara 1 − δ; dan 1 + δ ; x ≠ 1, atau:

5 − ε < 𝑓(x) < 5 + 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 1 − 𝛿 < 𝑥 < 1 + 𝛿; 𝑥≠1 atau

−ε < 𝑓(x) < 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 − 𝛿 < 𝑥 < 𝛿; 𝑥 ≠ 1 dan ini ekivalen dengan

|f(x) − 5| < 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − 1| < 𝛿

Perlu diperhatikan bahwa nilai-nilai ε > 0 diberikan sebarang dapat sekecil mungkin

sesuai yang kita kehendaki dan nilai δ > 0 cukup kecil tergantung pada ε yang diberikan

tersebut. Istilah sekecil mungkin atau bagaimanapun kecilnya berarti lebih kecil dari setiap

bilangan positf sebarang, sedangkan istilah cukup kecil berarti lebih kecil dari suatu

bilangan positif yang telah ditetapkan.

3. Definisi Limit di Satu Titik

Definisi:

Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan pada selang buka I yang memuat c kecuali

mungkin di c sendiri. Limit f(x) untuk x mendekati c adalah L, c ∈ R, L ∈ R ditulis:

lim f(x) = L,
x→c

Diktat Kalkulus I Page 29 of 119


Jika untuk setiap bilangan ε > 0, ada bilangan δ > 0 sehingga |f(x) − L| < 𝜀 apabila 0 <

|x − c| < 𝛿. Ditulis dalam bentuk singkat, yaitu:

lim f(x) = L ⇔ ∀ ε > 0 ∃ 𝛿 > 0 ∋ |f(x) − L| < 𝜀 𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − c| < 𝛿


x→c

Catatan

Pada definisi limit ini tidak dimasalahkan apakah f terdefinisi di c atau tidak.

Contoh 1

Diberikan fungsi f(x) = 4x − 1. Bila diberikan ε = 0,01, tentukan bilangan δ > 0

sehingga |f(x) − 11| < 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − 3| < 𝛿.

Jawab:

Kita akan menentukan bilangan δ > 0 sehingga apabila 0 < |x − 3| < 𝛿 maka berlaku

|f(x) − 11| < 𝜀. Untuk itu kita harus menghubungkan nilai |f(x) − 11| dengan nilai

|x − 3|.

Tetapi

|f(x) − 11| = |4x − 1 − 11| = |4x − 12| = 4|x − 3|

Sedangkan yang diinginkan adalah

|f(x) − 11| < 0,01 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − 3| < 𝛿

Atau

4|x − 3| < 0,01 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − 3| < 𝛿

Atau

|x − 3| < 0,0025 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − 3| < 𝛿

Jadi ambil δ = 0,0025 akan terpenuhi |f(x) − 11| < 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − 3| < 𝛿

Contoh 2:

Buktikan bahwa

lim(3x − 7) = 5
x→4

Diktat Kalkulus I Page 30 of 119


Analisis pendahuluan:

Andaikan ε bilangan positif sebarang. Kita harus menentukan suatu δ > 0 sedemikian

sehingga 0 < |x − 4| < 𝛿 ⇒ |(3x − 7) − 5| < 𝜀

Pandang ketaksamaan di sebelah kanan:

|(3x − 7) − 5| < 𝜀 ⇒ |3x − 12| < 𝜀

⇔ |3(x − 4)| < 𝜀

⇔ |3||x − 4| < 𝜀

ε
⇔ |x − 4| <
3
ε
Sekarang kita lihat bagaimana memilih δ, yaitu δ = 3, tentu saja sebarang δ yang lebih

kecil akan memenuhi.

Bukti resmi:
ε
Andaikan diberikan ε > 0. Pilih δ=3 maka 0 < |x − 4| < 𝛿 membawakan

|(3x − 7) − 5| < 𝜀= |3x − 12| = |3(x − 4)| = |3||x − 4| < 3𝛿 = 𝜀

Contoh 3:

Buktikan bahwa

2x 2 − 3x − 2
lim =5
x→2 x−2

Jawab:

Analisis pendahuluan:

Andaikan ε bilangan positif sebarang. Kita harus menghasilkan suatu δ > 0 sedemikian

2x2 −3x−2
sehingga 0 < |x − 2| < 𝛿 ⇔ | − 5| < 𝜀
x−2

Pandang ketaksamaan di sebelah kanan:

2x 2 − 3x − 2 2x 2 − 3x − 2 − 5(x − 2)
| − 5| < 𝜀⇔ | |<𝜀
x−2 x−2

Diktat Kalkulus I Page 31 of 119


2x 2 − 8x + 8
⇔| |<𝜀
x−2

(2x − 4)(x − 2)
⇔| |<𝜀
x−2

⇔ |2x − 4| < 𝜀

⇔ |2(x − 2)| < 𝜀

⇔ |2||x − 2| < 𝜀

ε
⇔ |x − 2| <
2

Bukti resmi:
ε
Andaikan diberikan ε > 0. Pilih δ= maka 0 < |x − 2| < 𝛿 membawakan
2

2x 2 − 3x − 2 2x 2 − 3x − 2 − 5(x − 2) 2x 2 − 8x + 8
| − 5| < 𝜀= | |=| |=
x−2 x−2 x−2

(2x − 4)(x − 2)
| | = |2x − 4| = |2||x − 2| < 2𝛿 = 𝜀
x−2

Contoh 4.

Buktikan bahwa

lim(x 2 + x − 5) = 7
x→3

Analisis pendahuluan:

Tugas kita adalah mencari δ sedemikian sehingga:

0 < |x − 3| < 𝛿 → |(x 2 + x − 5) − 7| < 𝜀

Perhatikan ketaksamaan di sebelah kanan.

|(x 2 + x − 5) − 7| = |x 2 + x − 12| = |(x + 4)(x − 3)| = |x + 4||x − 3|

Karena faktor |x − 3| dapat dibuat sekecil sesuai dengan yang kita inginkan. Dan untuk

faktor |x + 4| mendekati 7. Maka cukup mencari batas atas dari faktor |x + 4|. Untuk

melakukan ini kita membuat δ ≤ 1. Kemudian |x − 3| < 𝛿 menyebabkan:

|x + 4| = |x − 3 + 7|

Diktat Kalkulus I Page 32 of 119


≤ |x − 3| + |7| (ketaksamaan segitiga |a + b| ≤ |a| + |b| dan |a − b| ≥ ||a| − |b||)

<1+7=8
ε
Jika kita mensyaratkan δ ≤ 8 maka hasil kali |x + 4||x − 3| akan lebih kecil dari ε.

Bukti resmi:

Andai diberikan ε > 0. Pilih δ = min(1, 8ε), yaitu kita pilih nilai δ yang paling kecil

diantara 1 dan 8ε. Maka 0 < |x − 3| < 𝛿 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛:

ε
|(x 2 + x − 5) − 7| = |x 2 + x − 12| = |(x + 4)(x − 3)| = |x + 4||x − 3| < 8. =ε
8

4. Rumus-rumus Limit Fungsi

Dengan menggunakan definisi limit fungsi di satu titik, kita dapat membuktikan teorema-

teorema berikut, yang berlaku untuk fungsi yang memenuhi syarat pada definisi tersebut:

Teorema 1:

Jika lim f(x) = L1 dan lim f(x) = L2 maka L1 = L2


x→c x→c

Teorema ini disebut teorema ketunggalan ini menyatakan bahwa jika limit ada, maka nilai

tunggal.

Teorema 2:

Jika m dan b masing − masing konstanta, maka lim(mx + b) = mc + b


x→c

Akibatnya:

lim k = k dan lim x = c


x→c x→c

Teorema 3:

Jika lim f(x) = L dan lim g(x) = M maka lim[f(x) ± g(x)] = L + M


x→c x→c x→c

Teorema ini dapat ditulis juga sebagai.

lim[f(x) ± g(x)] = lim f(x) ± lim g(x)


x→c x→c x→c

Yang menyatakan bahwa limit jumlah atau selisih dari dua fungsi adalah jumlah atau

selisih limit fungsi masing-masing, asalkan limit dari setiap fungsinya ada.

Diktat Kalkulus I Page 33 of 119


Akibat:

lim f(x) = Li ; i = 1, 2, 3, … , n
x→c

lim[f1 (x) ± f2 (x) ± f3 (x) ± ⋯ ± fn (x)] = L1 ± L2 ± L3 ± ⋯ ± Ln


x→c

Teorema berikut mengatakan bahwa limit perkalian dua fungsi adalah perkalian limit

fungsi masing-masing, asalkan limit dari setiap fungsinya ada.

Teorema 4

lim f(x) = L dan lim g(x) = M maka lim f(x). g(x) = L. M


x→c x→c x→c

Hal khusus jika f(x) = k, k konstanta

lim k. g(x) = k. M
x→c

Akibat:

1. Jika lim f(x) = Li ; i = 1,2,3, … , n maka lim[f1 (x). f2 (x) … f(n)] = L1 . L2 … Ln


x→c x→c

2. Jika lim f(x) = L, dan n bilangan bulat positif ; maka lim{f(x)}n = Ln


x→c x→c

Teorema 5

f(x) L
lim f(x) = L dan lim g(x) = M; M ≠ 0 maka lim [ ]=
x→c x→c x→c g(x) M

Teorema 6

Jika n bilangan bulat positif, maka:

n
lim √f(x) = n√lim f(x) ; n√lim f(x) terdefinisi
x→c x→c x→c

Teorema 7

n n
lim(f(x)) = [lim f(x)]
x→c x→c

Contoh soal perhitungan limit fungsi aljabar:

x−1
1. lim =⋯
x→1 √x −1

Jawab:

Diktat Kalkulus I Page 34 of 119


x−1 (√x − 1)(√x + 1)
lim = lim = lim(√x + 1) = √1 + 1 = 2
x→1 √x −1 x→1 (√x − 1) x→1

√x 2 + 9
2. Cari lim
x→4 x

Jawab:

2
lim √x 2 + 9 √lim x2 + 9 √[lim x] + lim 9
√x 2+ 9 x→4 x→4 x→4 x→4 √25 5
lim = = = = =
x→4 x lim x lim x lim x 4 4
x→4 x→4 x→4

x − √x
3. Cari lim
x→1 x − 1

Jawab:

x − √x x − √x (x + √x) x2 − x
lim = lim [ × ] = lim [ ]
x→1 x − 1 x→1 x − 1 (x + √x) x→1 (x − 1)(x + √x)

x(x − 1)
= lim [ ]
x→1 (x − 1)(x + √x)

x
= lim [ ]
x→1 x + √x

1
=
2

Diktat Kalkulus I Page 35 of 119


5. Limit Sepihak

Limit sepihak adalah nilai limit di suatu titik baik dari sebelah kanan ataupun di sebelah

kiri. Limit sepihak didefinisikan sebagai berikut:

1. Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan disetiap titik pada selang buka (c, d). limit

f(x) untuk x mendekati c dari kanan adalah L; c, L ∈ R. Dan dituliskan sebagai:

lim f(x) = L
x→c+

Jika untuk setiap bilangan ε > 0 𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝛿 > 0 sehingga |f(x) − L| < 𝜀 apabila

0 < |x − c| < 𝛿 dan ditulis dalam bentuk singkat sebagai berikut:

lim f(x) = L ⇔ ∀ε > 0 ∃ 𝛿 > 0 ∋ |f(x) − L| < 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − c| < 𝛿


x→c+

2. Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan disetiap titik pada selang buka (b, c). limit

f(x) untuk x mendekati c dari kiri adalah L; c, L ∈ R. Dan dituliskan sebagai:

lim f(x) = L
x→c−

Jika untuk setiap bilangan ε > 0 𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝛿 > 0 sehingga |f(x) − L| < 𝜀 apabila

−δ < |x − c| < 0 dan ditulis dalam bentuk singkat sebagai berikut:

lim f(x) = L ⇔ ∀ε > 0 ∃ 𝛿 > 0 ∋ |f(x) − L| < 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 − 𝛿 < |x − c| < 0


x→c−

Teorema berkaitan limit sepihak:

lim f(x) ada dan sama dengan L jika dan hanya jika lim− f(x) dan lim+ f(x)
x→c x→c x→c

Keduanya ada dan sama dengan L. ditulis dalam bentuk singkat sebagai berikut:

lim f(x) = L ⇔ lim− f(x) = lim+ f(x) = L


x→c x→c x→c

6. Limit di tak hingga

Perhatikan fungsi

2x 2
f(x) = 2 ; yang didefinisikan di setiap x ∈ R
x +1

Diktat Kalkulus I Page 36 of 119


Nilai f(x) akan mendekati 2 apabila peubah x membesar atau mengecil tanpa batas.

Artinya nilai f(x) dapat dibuat sedekat mungkin ke 2 (jarak f(x) ke 2 dapat dibuat lebih

kecil dari bilangan positif sebarang) dengan cara mengambil x cukup besar (lebih besar

dari bilangan positif tertentu) atau dengan cara mengambil x yang cukup kecil (lebih kecil

dari bilangan negatif tertentu).

Dalam kasus x mengambil nilai cukup besar kita menyatakan dengan lambang:

lim f(x) = 2
x→+∞

Dalam kasus x mengambil nilai cukup kecil kita menyatakan dengan lambang:

lim f(x) = 2
x→−∞

Kedua kasus ini dinamakan Limit di Tak Hingga, dan didefinisikan sebagai berikut:

1. Misalkan fungsi f didefinisikan di setiap titik pada selang (c, +∞). limit f(x) untuk x

menuju positif tak hingga adalah L, dan ditulis:

lim f(x) = 2
x→+∞

Jika untuk setiap bilangan ε > 0 𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃 > 0 sehingga |f(x) − L| < 𝜀 apabila

x > 𝑃 dan ditulis dalam bentuk singkat sebagai berikut:

lim f(x) = L ⇔ ∀ε > 0 ∃ 𝑃 > 0 ∋ |f(x) − L| < 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 𝑥 > 𝑃


x→+∞

2. Misalkan fungsi f didefinisikan di setiap titik pada selang (−∞, c). limit f(x) untuk x

menuju negatif tak hingga adalah L, dan ditulis:

lim f(x) = 2
x→−∞

Jika untuk setiap bilangan ε > 0 𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑁 < 0 sehingga |f(x) − L| < 𝜀

apabila x < 𝑁 dan ditulis dalam bentuk singkat sebagai berikut:

lim f(x) = L ⇔ ∀ε > 0 ∃ 𝑁 < 0 ∋ |f(x) − L| < 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 𝑥 < 𝑁


x→−∞

Teorema yang berkaitan dengan limit di tak hingga:


1 1
i) lim r =0 ; ii) lim r =0
x→+∞ x x→−∞ x

Diktat Kalkulus I Page 37 of 119


Contoh

hitunglah:

x
lim
x→∞ 1 + x 2

Jawab:

Disini kita dapat membuktikan dengan trik standar yaitu bagi pembilang dan penyebutdengan

pangkat tertinggi x yang muncul pada penyebut dalam hal ini adalah x 2 .

x 1 lim 1
x x2 x x→∞ x 0
lim = lim 2 = lim = = =0
x→∞ 1 + x 2 x→∞ 1 +x x→∞ 12 +1 lim x12+x→∞
lim 1 0+1
x2 x2 x x→∞

7. Limit Tak Hingga

Perhatikan fungsi-fungsi berikut:

1 −1
f(x) = dan g(x) =
(x − 3)2 (x − 3)2

Pada fungsi f dan g ini terdefinisi pada selang buka yang memuat 3, kecuali di 3 sendiri.

Apa yang terjadi dengan nilai fungsi f dan nilai fungsi g apabila x mendekati 3? Nilai

fungsi fakan membesar tanpa batas, artinya nilai fungsi f dapat dibuat lebih besar dari

bilangan positif manapun, asal saja nilai x cukup dekat ke 3. Akan tetapi nilai fungsi g

akan mengecil tanpa batas, artinya nilai fungsi g dapat dibuat lebih kecil dari bilangan

negatif manapun, asal saja nilai x cukup dekat ke 3. Dalam kasus ini dinamakan limit tak

hingga dan dituliskan sebagai berikut:

lim f(x) = +∞ dan lim g(x) = −∞


x→3 x→3

Dan didefinisikan sebagai berikut:

Definisi:

Diktat Kalkulus I Page 38 of 119


1. Misalkan fungsi f didefinisikan di setiap selang buka I, yang memuat c, kecuali

mungkin di c sendiri. Limit f(x) untuk x mendekati c adalah positif tak hingga,

ditulis:

lim f(x) = +∞
x→c

Jika untuk setiap bilangan P > 0 ada bilangan δ > 0 sehingga f(x) > 𝑃 apabila 0 <

|x − c| < 𝛿. Dan ditulis dalam bentu singkat sebagai berikut:

lim f(x) = +∞ ⇔ ∀P > 0∃𝛿 > 0 ∋ 𝑓(x) > 𝑃 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − c| < 𝛿
x→c

2. Misalkan fungsi f didefinisikan di setiap selang buka I, yang memuat c, kecuali

mungkin di c sendiri. Limit f(x) untuk x mendekati c adalah negatif tak hingga,

ditulis:

lim f(x) = −∞
x→c

Jika untuk setiap bilangan N < 0 ada bilangan δ > 0 sehingga f(x) < 𝑁 apabila 0 <

|x − c| < 𝛿. Dan ditulis dalam bentu singkat sebagai berikut:

lim f(x) = −∞ ⇔ ∀ N < 0 ∃ 𝛿 > 0 ∋ 𝑓(x) < 𝑁 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 < |x − c| < 𝛿


x→c

Contoh 1. Tentukan

1 1
lim− dan lim
x→2 (x − 2)2 x→2+ (x − 2)2

Jawab

Ketika x → 2− , penyebutnya positif tetapi menuju nol, maka hasil bagi 1


(x−2)2
dapat

dibuat sebarang besarnya dengan pembatasan x dekat ke 2, tetapi kekiri dari 2.

Dengan cara serupa ketika x → 2+ , penyebut tetap positif tetapi menuju nol,
1
sementara pembilang tetap 2 untuk semua x maka hasil bagi (x−2)2
dapat dibuat besar

secara sebarang dengan membatasi x dekat tetapi di atas 2. Kita menyimpulkan bahwa:

1 1
lim− = ∞ dan lim+ =∞
x→2 (x − 2)2 x→2 (x − 2)2

Diktat Kalkulus I Page 39 of 119


Karena kedua nilai limit adalah ∞, maka kita menyimpulkan bahwa:

1
lim =∞
x→2 (x − 2)2

Contoh 2. Tentukan:

x+1
lim+
x→2 x 2 − 5x + 6

Jawab:

x+1 x+1
lim+ = lim
x→2 x 2 − 5x + 6 x→2+ (x − 3)(x − 2)

Ketika x → 2+ kita lihat bahwa x + 1 → 3, x − 3 → −1, dan x − 2 → 0. Pembilang

mendekati 3, tetapi penyebut negatif dan mendekati nol. Maka kita simpulkan bahwa

x+1
lim+ = −∞
x→2 (x − 3)(x − 2)

Soal-soal Latihan:

Soal nomor 1 sampai dengan 5 diberikan f(x); c; dan L dalam:

lim f(x) = L.
x→c

Tentukan nilai δ untuk nilai ε yang diberikan sehingga |f(x) − L| < 𝜀 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 0 <

|x − c| < 𝛿.

1. lim (2x + 4) = 10; ε = 0,01


x→3

2. lim(3 + 4x) = 7; ε = 0,02


x→1

3. lim √x = 2; ε = 0,005
x→4

4. lim(4x − 5) = 3; ε = 0,001
x→2

5. lim x 2 = 9; ε = 0,005
x→3

Soal nomor 6-10, buktikan dengan menggunakan definisi:

6. lim(5x − 3) = 2
x→1

Diktat Kalkulus I Page 40 of 119


7. lim x 2 = 1
x→1

8. lim (7 − 2x) = 11
x→−2

9. lim(x 2 − 3x) = 10
x→5

√x − 2 1
10. lim =
x→4 x − 4 4

Hitunglah limit berikut:

x3 + 8
11. lim
x→−2 x + 2

3
√x − 1
12. lim
x→1 √x − 1

x 2 + 3x + 4
13. lim √
x→−2 x 3 + 10

2 − √4 − x
14. lim
x→0 x

√x + 2 + √2
15. lim
x→0 x
3
√x + 1 − 1
16. lim
x→0 x

f(x + h) − f(h)
17. lim ; jika f(x) = x 3 + 2√x
x→0 h

f(x) − f(x − h)
18. lim ; jika f(x) = x 2
x→0 h

x2 , 𝑥≤2
19. jika f(x) = { hitunglah:
8 − x2 , 𝑥>2

a. lim+ f(x); b. lim− f(x); c. lim f(x)


x→2 x→2 x→2

3 + x 2 ; x < −2
20. jika f(x) = {0; x = −2 hitunglah:
2
11 − x ; x > −2

a. lim + f(x); b. lim − f(x); c. lim f(x)


x→−2 x→−2 x→−2

Diktat Kalkulus I Page 41 of 119


21. jika f(x) = 3 + |2x − 4| hitunglah:

a. lim+ f(x); b. lim− f(x); c. lim f(x)


x→2 x→2 x→2

22. jika f(x) = |x| hitunglah:

a. lim+ f(x); b. lim− f(x); c. lim f(x)


x→3 x→3 x→3

22. jika f(x) = |x| + |4 − x| hitunglah:

a. lim + f(x); b. lim − f(x); c. lim f(x) ; d. lim1 − f(x) ; e. lim + f(x)
x→−5 x→−5 x→5 x→−(4) x→−(12)

8. Teorema Apit:

Andaikan f, g, dan h adalah fungsi-fungsi yang memenuhi f(x) ≤ g(x) ≤ h(x) untuk

semua x dekat c, kecuali mungkin di c.

Jika lim f(x) = lim h(x) = L maka lim g(x) = L


x→c x→c x→c

9. Limit Yang Melibatkan Fungsi Trigonometri

Teorema A.

Untuk setiap bilangan real c dalam daerah asal fungsi,

1. lim sin x = sin c


x→c

2. lim cos x = cos c


x→c

3. lim tan x = tan c


x→c

4. lim csc x = csc c


x→c

5. lim sec x = sec c


x→c

6. lim cot x = cot c


x→c

Teorema B

Limit-limit fungsi yang istimewa:

sin x x
1. lim = 1, dan lim = 1untuk x kecil maka sin x ≈ x
x→0 x x→0 sin x

Diktat Kalkulus I Page 42 of 119


Bukti:

Lingkaran L pada gambar berikut berjari 1 satuan.

Y
1 T
R

x) 1
-1 O P Q X

L 𝑥 2 +𝑦 2 = 1
-1

OR = OQ = 1, RP ⊥ OQ, dan titik T merupakan perpanjangan OR sehingga TQ ⊥ OQ,


π
jika x = ∠(OT, OQ) = ∠TOQ, 0 < x < 2 , maka RP = sin x dan TQ = tan x.

Ketaksamaan yang dapat disusun dari situasi goemetri di samping adalah:


Luas △ ORQ < Luas sektor ORQ < Luas △ OQT
1 x 1
. 1. sin x < . π. 12 < . 1. tan x
2 2π 2
sin x < x < tan x
sin x
sin x < x <
cos x
x 1
1< <
sin x cos x

sin x
1< < cos x
x
Karena:
lim 1 = 1 dan lim cos x = 1; maka berdasarkan teorema apit:
x→0 x→0
sin x
lim = 1∎
x→0 x
tan x x
2. lim = 1; dan lim =1
x→0 x x→0 tan x

Bukti:

sin x
tan x cos x = lim sin x = (lim sin x) (lim 1 ) = 1.1 = 1
lim = lim
x→0 x x→0 x x→0 x(cos x) x→0 x x→0 cos x

Diktat Kalkulus I Page 43 of 119


1 − cos x
3. lim =0
x→0 x

Contoh:

Tentukan nilai tiap limit berikut:

sin 3x
1. lim
x→0 x
1 − cos t
2. lim
t→0 sin t
sin 4x
3. lim
x→0 tan x

Jawab:

sin 3x
1. lim
x→0 x
sin 3x 3 sin 3x sin 3x
lim = lim ( ) ( ) = 3 (lim ) = 3.1 = 3
x→0 x x→0 3 x x→0 3x

1 − cos t
2. lim
t→0 sin t
1−cos t
1 − cos t 1−cos t lim t 0
lim = lim sint t = t→0 sin t = = 0
t→0 sin t t→0
t
lim t 1
t→0

sin 4x
3. lim
x→0 tan x

sin 4x
sin 4x x
lim = lim tan x
x→0 tan x x→0
x

lim4 sin
4x
4x

= x→0 tan x
lim x
x→0

4 lim sin4x4x
x→0
= tan x
lim x
x→0

4.1
=
1

=4

Diktat Kalkulus I Page 44 of 119


10. Kekontinuan Fungsi

Definisi:

Andaikan f terdefinisi pada suatu selang terbuka yang memuat c. Dikatakan f kontinu di

c jika:

lim f(x) = f(c)


x→c

Definisi di atas, menunjukan tiga hal yaitu:

1. lim f(x) ada


x→c

2. f(c) ada yaitu c berada dalam daerah asal

3. lim f(x) = f(c)


x→c

Jika salah satu dari ketiga syarat ini tidak terpenuhi, maka dikatakan f diskontinu

Definisi kekontinuan pada selang

Fungsi f adalah kontinu di kanan di a jika lim 𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑎) dan kontinu kiri pada b
𝑥→𝑎+

lim− 𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑏)


jika 𝑥→𝑏

Contoh-contoh soal:

x3 −27
jika x ≠ 3
1. Tunjukan apakah fungsi f(x) = { x−3 kontinu di 3?
27 jika x = 3

Jawab:

Dicek :

1. f(3) tidak ada

x 3 − 27 (x − 3)(x 2 + 3x + 9)
2. lim = lim = lim x 2 + 3x + 9 = 27
x→3 x − 3 x→3 (x − 3) x→3

Karena:

lim f(x) ≠ f(3) maka fungsi f diskontinu di 3


x→3

Diktat Kalkulus I Page 45 of 119


Tunjukan bahwa g(x) = x 2 − 9 kontinu di 3 ?

Jawab:

Dicek:

1. g(3) = 0 ada

2. lim x 2 − 9 = 32 − 9 = 9 − 9 = 0
x→3

Karena:

lim g(x) = g(3) maka g kontinu di x = 3.


x→3

|x|
2. Nyatakan apakah fungsi f(x) = kontinu di 0 ?
x

Jawab:

|x|
Berdasarkan definisi mutlak maka fungsi f(x) = dapat dinyatakan sebagai berikut:
x

|x| 1 ;x ≥ 0
f(x) = ={
x −1 ; x < 0

Berdasarkan definisi kekontinuan pada selang, maka kita cukup mencek nilai limit kiri

dan limit kanannya saja.

Kita cek:

lim f(x) = lim+ 1 = 1


x→0+ x→0

lim f(x) = lim− −1 = −1


x→0− x→0

Dengan demikian kita simpulkan bahwa, karena nilai limit kanan tidak sama dengan

nilai limit kiri maka:

|x|
lim f(x) = lim tidak ada
x→0 x→0 x

x jika x < 0
2
3. Tunjukan apakah fungsi f(x) = { x jika 0 ≤ x ≤ 1 kontinu?
2 − x jika x > 1

Penyelesaian:

Akan ditunjukan apakah f kontinu di 0 dan 1?

Diktat Kalkulus I Page 46 of 119


a. f(0) = 0 ada

lim x = 0
x→0−

lim x 2 = 0
x→0+

Karena limit kiri sama dengan limit kanan serta sama dengan f(0) maka f kontinu di 0

b. f(1) = x 2 = 2 − x = 1 ada

lim x 2 = 1
x→1−

lim 2 − x = 1
x→1+

Karena limit kiri sama dengan limit kanan serta sama dengan f(1) maka f adalah

kontinu di 1.

Jadi fungsi f kontinu di 0 dan 1.

ax3 +b
, 0≤𝑥<2
4. Tentukan konstanta a dan b agar fungsi f(x) = { x2 −4 kontinu pada
2
x − 3x + 5, 𝑥 ≥ 2

selang [0, ∞).

Jawab:

Fungsi f kontinu pada selang [0, ∞) artinya fungsi kontinu di 2. Jadi agar f kontinu di 2

bilamana:

lim f(x) = lim+ f(x) = f(2)


x→2− x→2

Perhatikan:

f(2) = 22 − 3.2 + 5 = 3. Karena f(2) = 3 maka syarat ini setara dengan:

ax 3 + b
1) lim− 2 =3 dan 2) lim+ x 2 − 3x + 5 = 3
x→2 x − 4 x→2

Nilai a dan b ditentukan dari syarat 1). Perhatikan limit penyebut nol. Agar limit syarat

1) ada maka limit bagian pembilangnya juga harus nol. Syarat ini memberikan:

lim ax 3 + b = 0 ⇒ 8a + b = 0 atau b = −8a subsitusikan ini ke syarat 1)


x→2−

Diktat Kalkulus I Page 47 of 119


ax 3 + b
lim =3
x→2− x 2 − 4

ax 3 − 8a
⇒ lim− =3
x→2 x2 − 4

a(x − 2)(x 2 + 2x + 4)
⇒ lim− =3
x→2 (x + 2)(x − 2)

12a
⇒ =3
4

⇒ a = 1 sehingga b = −8.1 = −8

jadi agar f kontinu pada selang [0, ∞), maka kontanta a = 1 dan b = −8

Latihan:

1. Tentukan nilai limit berikut:

x2 − 4
1. lim
x→2 x 2 + x − 6

tan x
2. lim
x→0 sin 2x

x3 − 1
3. lim
x→1 x 2 − 1

x−4
4. lim
x→4 √x −2

2. Andaikan

−1; jika x ≤ 0
f(x) = {ax + b; jika 0 < 𝑥 < 1
1 ; jika x ≥ 1

Tentukan nilai a dan b agar f kontinu dimana-mana!

3. Tentukan konstanta c agar fungsi

3 − cx, 𝑥 < −1
f(x) = { mempunyai limit di x = 1
x 2 − c, 𝑥 ≥ −1

Diktat Kalkulus I Page 48 of 119


4. Tentukan konstanta a dan b agar fungsi:

ax − b ; jika x < 1
f(x) = { 3x ; jika x = 1 kontinu pada daerah asalnya.
2
bx + a ; jika x > 1

5. Tentukan konstanta a dan b agar fungsi:

ax 2 + b
f(x) = { x − 2 , 𝑥 < 2 kontinu pada R
2 − 3x , 𝑥≥2

Diktat Kalkulus I Page 49 of 119


BAB 3

TURUNAN

3.1 Dua masalah dengan satu tema

Perhatikan gambar berikut:


y

f(c+h) – • Q(c+h, f(c+h))


Q• Tali Busur

•Q f(c+h)-f(c)
Garis singgung
•Q (c , f(c))

•P f(c) – P • h x
| |
c c+h

Andaikan P adalah sebuah titik tetap pada suatu kurva dan andaikan Q adalah sebuah

titik berdekatan dengan P yang dapat dipindah-pindahkan pada kurva tersebut. Garis

yang melalui titik P dan Q disebut tali busur, sedangkan garis yang melalui titik P

disebut garis singgung pada kurva. Misalkan kurva tersebut grafik dari persamaan y =

f(x) maka koordinat titik P(c, f(c)) dan koordinat titik Q((c + h), f(c + h)) serta tali

f(c+h)−f(c)
busur yang melalui P dan Q mempunyai kemiringan m = .
h

Definisi garis singgung:

Garis singgung kurva y = f(x) pada titik P(c, f(c)) adalah garis yang melalui P dengan

kemiringan :

f(c + h) − f(c)
m = lim
h→0 h

Contoh soal:

1. Carilah kemiringan garis singgung pada kurva f(x) = −x 2 + 2x + 2 pada titik-titik

dengan koordinat-x pada −1, 12, 2 dan 3

Diktat Kalkulus I Page 50 of 119


Jawab:

f(c + h) − f(c)
m = lim
h→0 h

−(c + h)2 + 2(c + h) + 2 − (−c 2 + 2c + 2)


= lim
h→0 h

−(c 2 + 2ch + h2 ) + 2c + 2h + 2 + c 2 − 2c − 2
= lim
h→0 h

−c 2 − 2ch − h2 + 2c + 2h + 2 + c 2 − 2c − 2
= lim
h→0 h

−2ch − h2 + 2h
= lim
h→0 h

h(−2c − h + 2)
= lim
h→0 h

= lim(−2c − h + 2)
h→0

= −2c + 2

Sehingga kemiringan yang diinginkan untuk c = −1, 12, 2 dan 3 adalah 4, 1, -2 dan

-4

2. Carilah persamaan garis singgung pada parabola y = x 2 − 8x + 9 di titik (3, −6)

Jawab:

f(c + h) − f(c)
m = lim
h→0 h

(c + h)2 − 8(c + h) + 9 − (c 2 − 8c + 9)
= lim
h→0 h

c 2 + 2ch + h2 − 8c − 8h + 9 − c 2 + 8c − 9
= lim
h→0 h

2ch + h2 − 8h
= lim
h→0 h

h(2c + h − 8)
= lim
h→0 h

= lim(2c + h − 8)
h→0

Diktat Kalkulus I Page 51 of 119


= 2c − 8

Sehingga kemiringan garis di 3 adalah: m = 2.3 − 8 = −2. Maka persamaan

garis singgung yang melalui titik (3, −6) adalah sebagai berikut:

y − y1 = m(x − x1 )

y + 6 = (−2)(x − 3)

y = −2x

3.2 Kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat

Definisi kecepatan sesaat:

Jika suatu benda bergerak sepanjang garis koordinat dengan fungsi kedudukan f(t),

maka kecepatan sesaatnya pada waktu c adalah:

f(c + h) − f(c)
v = lim vrata−rata = lim
h→0 h→0 h

Contoh soal:

1. Hitunglah kecepatan sesaat suatu benda jatuh, dari posisi diam pada t = 3,8 detik

dan pada t = 5,4 detik. Dengan fungsi kedudukan f(t) = 16t 2 .

Penyelesaian:

Kita menghitung kecepatan sesaat pada t = c detik. Karena f(t) = 16t 2

f(t + h) − f(t)
v = lim vrata−rata = lim
h→0 h→0 h

16(t + h)2 − 16t 2


v = lim
h→0 h

16t 2 + 32th + 16h2 − 16t 2


v = lim
h→0 h

32th + 16h2
v = lim
h→0 h

h(32t + 16h)
v = lim
h→0 h

v = lim 32t + 16h


h→0

Diktat Kalkulus I Page 52 of 119


v(t) = 32t

Untuk t = 3,8 detik ⇒ v = 121,6 satuan kecepatan

Untuk t = 5,4 detik ⇒ v = 172,8 satuan kecepatan


1
2. Posisi partikel diberikan oleh persamaan gerak s = f(t) = 1+t ; dengan t diukur

dalam detik dan s dalam meter. Carilah kecepatan dan laju setelah 2 detik.

Penyelesaian:

Untuk t = 2 detik

f(2 + h) − f(2)
v = lim
h→0 h

1 1 1 1 3−3−h
− −3
1 + (2 + h) 3 3(3 + h)
v = lim = lim 3 + h = lim
h→0 h h→0 h h→0 h

−h
3(3 + h)
= lim
h→0 h
1
= lim −
h→0 3(3 + h)

1
=−
9
1
Jadi kecepatan setelah 2 detik adalah − 9 meter/detik dan lajunya adalah

1
meter/detik.
9

3.3 Turunan

Definisi Turunan:

Turunan suatu fungsi f adalah fungsi lain f’ (dibaca “f aksen”) yang nilainya pada

sebarang bilangan c adalah:

f(c + h) − f(c)
f ′ (x) = lim
h→0 h

Asalkan limit ini ada dan bukan ∞ dan − ∞

Diktat Kalkulus I Page 53 of 119


Contoh:

Carilah f′(x) jika f(x) = √x; x > 0

Jawab:

f(x + h) − f(x)
f ′ (x) = lim
h→0 h

√x + h − √x
= lim
h→0 h

√x + h − √x (√x + h + √x)
= lim [ × ]
h→0 h (√x + h + √x)

x+h−x
= lim
h→0 h(√x + h + √x)

h
= lim
h→0 h(√x + h + √x)

1
= lim
h→0 (√x + h + √x)

1
=
√x + √x

1
=
2√x
1
Jadi turunan dari f adalah : f ′ (x) = 2 dengan daerah asal (0, ∞)
√x

Bentuk-bentuk setara untuk Turunan:

Dari definisi turunan di atas, jika kita menuliskan x = c + h, ⇒ h = x − c. Dan h

mendekati 0 jika dan hanya jika x mendekati c. Maka definisi turunan di atas setara

dengan bentuk:

f(x) − f(c)
f ′ (c) = lim
x→c x−c

Contoh:

Carilah f′(c) jika f(x) = √x; x > 0

Diktat Kalkulus I Page 54 of 119


Jawab:

f(x) − f(c)
f ′ (c) = lim
x→c x−c

√x − √c
= lim
x→c x − c

√x − √c (√x + √c)
= lim [ × ]
x→c x−c (√x + √c)

x−c
= lim
x→c (x − c)(√x + √c)

1
= lim
x→c (√x + √c)

1
=
√c + √c

1
=
2√c

3.4 Aturan Pencarian Turunan

Proses pencarian suatu fungsi langsung dari definisi turunan. Dalam sub bab ini kita

akan mengembangkan cara yang memungkinkan memperpendek proses mencarai

turunan suatu fungsi.

Perlu diingat bahwa turunan fungsi f(x) adalah f′(x), simbol lain untuk turunan fungsi

f(x) adalah Dx .

Teorema A.

Jika f(x) = k dengan k suatu konstanta, maka untuk sebarang x, f ′ (x) = 0 atau dapat

ditulis: Dx (k) = 0

Bukti:

Perlu diingat bahwa grafik fungsi konstanta f(x) = k merupakan sebuah garis

mendatar, sehingga kemiringan garisnya nol. Fungsi f(x) = k dapat ditulis sebagai

f(x) = kx 0 sehingga diperoleh:

Diktat Kalkulus I Page 55 of 119


′ (x)
f(x + h) − f(x) k(x + h)0 − k k−k 0
f = lim = lim = lim = lim = lim 0 = 0
h→0 h h→0 h h→0 h h→0 h h→0

Teorema B

Jika f(x) = x, maka f ′ (x) = 1 atau dapat ditulis: Dx (x) = 1

Bukti:

Perlu diingat bahwa grafik fungsi f(x) = x merupakan sebuah garis yang melalui titik

asal dengan kemiringan 1.

f(x + h) − f(x) (x + h) − x h
f ′ (x) = lim = lim = lim = 1
h→0 h h→0 h h→0 h

Teorema C

Jika f(x) = x n dengan n bilangan bulat positif, maka f ′ (x) = nx n−1 atau dapat

ditulis: Dx (x n ) = nx n−1

Bukti:

Perlu diingat bagaimana memangkatkan Binomial Newton:


(a + b)0 = 1
(a + b)1 = a + b
(a + b)2 = a2 + 2ab + b2
(a + b)3 = a3 + 3a2 b + 3ab2 + b3
(a + b)4 = a4 + 4a3 b + 6a2 b2 + 4ab3 + b4
(a + b)5 = a5 + 5a4 b + 10a3 b2 + 10a2 b3 + 5ab4 + b5
.
.
.
an n n(n − 1) n−2 2
(a + b)n = + an−1 b + a b + ⋯ + nabn−1 + bn
0! 1! 2!
Sehingga:

f(x + h) − f(x) (x + h)n − x n


f ′ (x) = lim = lim
h→0 h h→0 h

xn n n(n − 1) n−2 2
[ 0! + 1! x n−1 h + x h + ⋯ + nxhn−1 + hn ] − [x n ]
2!
= lim
h→0 h

h[nx n−1 + n(n − 1)x n−2 h + ⋯ + nxhn−2 + hn−1 ]


= lim
h→0 h

= [lim nx n−1 ] + [lim n(n − 1)x n−2 h + ⋯ + nxhn−2 + hn−1 ]


h→0 h→0

Diktat Kalkulus I Page 56 of 119


= nx n−1

Jadi turunan dari f(x) = x n adalah f ′ (x) = nx n−1

Contoh:

1. Dx (2x 5 ) = 2.5x 5−1 = 10x 4


1 1 1 1 1 1 1
2. Dx (√x) = Dx (x 2 ) = 2 x 2−1 = 2 x −2 = 1 =2
2x2 √x

Teorema D

Jika k suatu konstanta dan f suatu fungsi yang terdiferensialkan, maka

F(x) = kf(x) ⇒ Dx (kf(x)) = kf′(x)

Bukti:

kf(x + h) − kf(x) k[f(x + h) − f(x)]


Dx (kf(x)) = lim = lim
h→0 h h→0 h

f(x + h) − f(x)
= k [lim ] = kf ′ (x)
h→0 h

Teorema E

Jika f dan g fungsi-fungsi yang terdiferensialkan, maka Dx [f + g](x) = f ′ (x) + g′(x)

Bukti:

Andaikan F(x) = f(x) + g(x)

F(x + h) − F(x)
Dx [F(x)] = lim
h→0 h

[f(x + h) + g(x + h)] − [f(x) + g(x)]


Dx [f + g](x) = lim
h→0 h

f(x + h) + g(x + h) − f(x) − g(x)


= lim
h→0 h

f(x + h) − f(x) g(x + h) − g(x)


= [lim ] + [lim ]
h→0 h h→0 h

= f′(x) + g′(x)

Diktat Kalkulus I Page 57 of 119


Teorema F

Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdiferensialkan, maka:

Dx [f. g](x) = f(x)g′(x) + f′(x)g(x)

Bukti:

Andaikan F(x) = f(x). g(x)

F(x + h) − F(x)
Dx [F(x)] = lim
h→0 h

[f(x + h)g(x + h)] − [f(x)g(x)]


Dx [f. g](x) = lim
h→0 h

f(x + h)g(x + h) − f(x + h)g(x) + f(x + h)g(x) − f(x)g(x)


= lim
h→0 h

f(x + h)(g(x + h) − g(x)) + (f(x + h) − f(x))g(x)


= lim
h→0 h

(g(x + h) − g(x)) (f(x + h) − f(x))


= [lim f(x + h) × ] + [lim × g(x)]
h→0 h h→0 h

(g(x + h) − g(x)) (f(x + h) − f(x))


= [lim f(x + h) ] [lim ] + [lim ] [lim g(x)]
h→0 h→0 h h→0 h h→0

= f(x)g′(x) + f′(x)g(x)

Teorema G

Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang terdiferensialkan dengan g(x) ≠ 0, maka:

f g(x)f′(x) − f(x)g′(x)
Dx [ ] (x) =
g g 2 (x)

Bukti:
f(x)
Andaikan F(x) = g(x), maka:

F(x + h) − F(x)
Dx [F(x)] = lim
h→0 h
f(x + h) f(x)

g(x + h) g(x)
= lim
h→0 h

Diktat Kalkulus I Page 58 of 119


g(x)f(x + h) − f(x)g(x + h)
g(x)g(x + h)
= lim
h→0 h
𝑔(𝑥)𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)𝑔(𝑥 + ℎ) 1
= 𝑙𝑖𝑚 ×
ℎ→0 ℎ 𝑔(𝑥)𝑔(𝑥 + ℎ)
𝑔(𝑥)𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑔(𝑥)𝑓(𝑥) + 𝑓(𝑥)𝑔(𝑥) − 𝑓(𝑥)𝑔(𝑥 + ℎ) 1
= [𝑙𝑖𝑚 × ]
ℎ→0 ℎ 𝑔(𝑥)𝑔(𝑥 + ℎ)
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥) 𝑔(𝑥 + ℎ) − 𝑔(𝑥) 1
= {𝑙𝑖m [𝑔(𝑥). ( ) − 𝑓(𝑥). ( )] × }
ℎ→0 ℎ ℎ 𝑔(𝑥)𝑔(𝑥 + ℎ)
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥) 𝑔(𝑥 + ℎ) − 𝑔(𝑥) 1
= [𝑔(𝑥)𝑙𝑖𝑚 ( ) − 𝑓(𝑥) 𝑙𝑖𝑚 ( )] × (𝑙𝑖𝑚 )
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ ℎ→0 𝑔(𝑥)𝑔(𝑥 + ℎ)

𝑔(𝑥)𝑓 ′ (𝑥) − 𝑓(𝑥)𝑔′ (𝑥)


=
𝑔2 (𝑥)

3.5 Turunan Sinus dan Kosinus

Teorema:

Fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑔(𝑥) = 𝑐𝑜𝑠 𝑥 maka:

𝐷𝑥 (𝑠𝑖𝑛 𝑥) = 𝑐𝑜𝑠 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝐷𝑥 (𝑐𝑜𝑠 𝑥) = − 𝑠𝑖𝑛 𝑥

Bukti:

𝑠𝑖𝑛(𝑥 + ℎ) − 𝑠𝑖𝑛 𝑥
𝐷𝑥 (𝑠𝑖𝑛 𝑥) = l𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ

𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑐𝑜𝑠 ℎ + 𝑠𝑖𝑛 ℎ 𝑐𝑜𝑠 𝑥 − 𝑠𝑖𝑛 𝑥


= 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ

− 𝑠𝑖𝑛 𝑥 + 𝑠𝑖𝑛 𝑥𝑐𝑜𝑠 ℎ + 𝑠𝑖𝑛 ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑥


= 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ

(1 − 𝑐𝑜𝑠 ℎ) 𝑠𝑖𝑛 ℎ
= [𝑙𝑖𝑚(−𝑠𝑖𝑛 𝑥) ] + [𝑙𝑖𝑚 𝑐𝑜𝑠 𝑥 ]
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ

(1 − 𝑐𝑜𝑠 ℎ) 𝑠𝑖𝑛 ℎ
= (−𝑠𝑖𝑛 𝑥) [𝑙𝑖𝑚 ] + 𝑐𝑜𝑠 𝑥 [𝑙𝑖𝑚 ]
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ

= (−𝑠𝑖𝑛 x). 0 + 𝑐𝑜𝑠 𝑥 . 1

= 𝑐𝑜𝑠 𝑥

Diktat Kalkulus I Page 59 of 119


𝑐𝑜𝑠(𝑥 + ℎ) − 𝑐𝑜𝑠 𝑥
𝐷𝑥 (𝑐𝑜𝑠 𝑥) = 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ

𝑐𝑜𝑠 𝑥𝑐𝑜𝑠 ℎ − 𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑠𝑖𝑛 ℎ − 𝑐𝑜𝑠 𝑥


= 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ

− 𝑐𝑜𝑠 𝑥 +𝑐𝑜𝑠 𝑥𝑐𝑜𝑠 ℎ − 𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑠𝑖𝑛 ℎ


= 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ

(1 − 𝑐𝑜𝑠 ℎ) 𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑠𝑖𝑛 ℎ


= [𝑙𝑖𝑚 − 𝑐𝑜𝑠 𝑥 ] − 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ

(1 − 𝑐𝑜𝑠 ℎ) 𝑠𝑖𝑛 ℎ
= − 𝑐𝑜𝑠 𝑥 [𝑙𝑖𝑚 ] − 𝑠𝑖𝑛 𝑥 [𝑙𝑖𝑚 ]
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ

= − 𝑐𝑜𝑠 𝑥 . 0 − 𝑠𝑖𝑛 𝑥 . 1

= − 𝑠𝑖𝑛 𝑥

Dengan menggunakan aturan pencarian turunan pada 2.3 di atas, dapat dibuktikan

sebagai latihan bahwa:

1. 𝐷𝑥 (𝑡𝑔 𝑥) = 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥

2. 𝐷𝑥 (𝑠𝑒𝑐 𝑥) = 𝑠𝑒𝑐 𝑥 𝑡𝑔 𝑥

3. 𝐷𝑥 (𝑐𝑜𝑡 𝑥) = −𝑐𝑠𝑐 2 𝑥

4. 𝐷𝑥 (𝑐𝑠𝑐 𝑥) = − 𝑐𝑠𝑐 𝑥 𝑐𝑜𝑡 𝑥

3.6 Aturan Rantai

Andaikan y = f(u) dan u = g(x). Jika u terdiferensialkan di x dan f terdiferensialkan di

u = g(x), maka fungsi komposit fog didefinisikan oleh (fog)(x) = f(g(x))

dy
terdiferensialkan di x dan (fog)′(x) = f′(g(x))g′(x) atau Dx y = Dx yDx u atau =
dx

du dy
.
dx du

Contoh tentukan Dx y dari:


1
1. y = (2x5 −7)3

Diktat Kalkulus I Page 60 of 119


2. y = sin(x 3 − 3x)

Jawab:
1
1. y = (2x5 −7)3

du
misalkan: u = 2x 5 − 7 ⇒ dx = 10x 4 maka fungsi semula menjadi:

1 dy 3
y= 3
= u−3 ⇒ = −3u−4 = −
u du (2x − 7)4
5

Sehingga:

dy du dy
Dx y = = .
dx dx du

−3 −30x 4
= 10x 4 . =
(2x 5 − 7)4 (2x 5 − 7)4

2. y = sin(x 3 − 3x)

Misalkan:

du
u = x 3 − 3x ⇒ = 3x 2 − 3
dx

dy
y = sin u ⇒ = cos u = cos(x 3 − 3x)
du

dy du dy
Dx y = = . = (3x 2 − 3) cos(x 3 − 3x)
dx dx du

3.7 Fungsi Trasenden

Fungsi trasendent adalah fungsi yang tidak dapat dinyatakan sebagai sejumlah

berhingga operasi aljabar atas fungsi konstan 𝑦 = 𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑦 = 𝑥.

Fungsi trasenden yang dikenal adalah fungsi trigonometri. Dan fungsi trasenden yang

lain adalah fungsi logaritma dan eksponen (inversnya), invers fungsi trigonometri,

fungsi hiperbolik, dan invers fungsi hiperbolik:

a. Fungsi logaritma dan eksponen

Diktat Kalkulus I Page 61 of 119


Definisi:

Fungsi logaritma natural, disingkat 𝑙𝑛 dan ditulis 𝑓(𝑥) = 𝑙𝑛 𝑥 didefinisikan sebagai


𝑥
𝑑𝑡
𝑓(𝑥) = 𝑙𝑛 𝑥 = ∫ ,𝑥 > 0
𝑡
1

Dengan daerah asal fungsi ini adalah 𝐷𝑓 = (0, ∞) dan daerah nilai 𝑅𝑓 = 𝑅

Sehingga turunan fungsi logaritma natural secara langsung diperoleh dari definisi di

atas, yaitu:

𝟏 𝟏
Jika 𝒇(𝒙) = 𝒍𝒏 𝒙, ⇒ 𝒇′ (𝒙) = 𝒙 atau 𝑫𝒙 (𝒍𝒏 𝒙) = 𝒙

Contoh tentukan turunan 𝑦 = 𝑙𝑛 (𝑐𝑜𝑠 𝑥 2 )

Jawab:

𝐷𝑥 𝑦 = 𝐷𝑥 (𝑥 2 )𝐷𝑥 (𝑐𝑜𝑠 𝑥 2 )𝐷𝑥 (𝑙𝑛 𝑐𝑜𝑠 𝑥 2 )

1
= 2𝑥. − 𝑠𝑖𝑛 𝑥 2 .
𝑐𝑜𝑠 𝑥 2

= −2𝑥 𝑡𝑔 (𝑥 2 )

Teorema:

a. 𝑙𝑛 𝑎𝑏 = 𝑙𝑛 𝑎 + 𝑙𝑛 𝑏, 𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑏 > 0

Bukti:

1 1
𝐷𝑥 (𝑙𝑛 𝑎𝑥) = 𝑎. = = 𝐷𝑥 (𝑙𝑛 𝑥)
𝑎𝑥 𝑥

Akibatnya terdapat suatu konstanta c sehingga 𝑙𝑛 𝑎𝑥 = 𝑙𝑛 𝑥 + 𝑐. Untuk

menentukan c, ambilah x = 1, maka diperoleh 𝑙𝑛 𝑎 = 𝑙𝑛 1 + 𝑐. Karena 𝑙𝑛 1 = 0

maka 𝑐 = 𝑙𝑛 𝑎. Jadi 𝑙𝑛 𝑎𝑥 = 𝑙𝑛 𝑥 + 𝑙𝑛 𝑎, untuk 𝑥 = 𝑏 ⇒ 𝑙𝑛 𝑎𝑏 =

𝑙𝑛 𝑎 + 𝑙𝑛 𝑏 █
𝑎
b. 𝑙𝑛 𝑏 = 𝑙𝑛 𝑎 − 𝑙𝑛 𝑏, 𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑏 > 0

Bukti:

Perhatikan bahwa
Diktat Kalkulus I Page 62 of 119
𝑎 𝑎
𝑎= . 𝑏 ⇒ 𝑙𝑛 𝑎 = 𝑙𝑛 ( . 𝑏) 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑒𝑚𝑎 𝑎 𝑑𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑠, 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ:
𝑏 𝑏
𝑎 𝑎
𝑙𝑛 𝑎 = 𝑙𝑛 + 𝑙𝑛 𝑏 ⇒ 𝑙𝑛 = 𝑙𝑛 𝑎 − 𝑙𝑛 𝑏█
𝑏 𝑏

c. 𝑙𝑛 𝑎𝑟 = 𝑟 𝑙𝑛 𝑎, 𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑟 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛g𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙

Bukti:

Berdasarkan definisi dan dalil rantai diperoleh:

1 1 1
𝐷𝑥 (𝑙𝑛 𝑥 𝑟 ) = 𝑟𝑥 𝑟−1 . = 𝑟. 𝑥 𝑟 −1
. 𝑥 . = 𝑟 ( ) = 𝑟𝐷𝑥 (𝑙𝑛 𝑥) = 𝐷𝑥 (𝑟 𝑙𝑛 𝑥)
𝑥𝑟 𝑥𝑟 𝑥

Akibatnya terdapat suatu konstanta c sehingga 𝑙𝑛 𝑥 𝑟 = 𝑟 𝑙𝑛 𝑥 + 𝑐. Untuk

menentukan c, ambilah x = 1, maka diperoleh 𝑙𝑛 1 = 𝑟. 𝑙𝑛 1 + 𝑐. Karena

𝑙𝑛 1 = 0 maka 𝑐 = 0. Jadi 𝑙𝑛 𝑥 𝑟 = 𝑟 𝑙𝑛 𝑥, untuk 𝑥 = 𝑎 ⇒ 𝑙𝑛 𝑎𝑟 = 𝑟 𝑙𝑛 𝑎 █

1−𝑥
Contoh tentukan turunan fungsi 𝑦 = 𝑙𝑛 (1+𝑥)

Jawab:

1−𝑥 1−𝑥 1−𝑥 1 + 𝑥 (1 + 𝑥)(−1) − (1 − 𝑥). 1


𝐷𝑥 (𝑙𝑛 ( )) = 𝐷𝑥 ( ) . 𝐷𝑥 (𝑙𝑛 ( )) = ( )
1+𝑥 1+𝑥 1+𝑥 1−𝑥 (1 + 𝑥)2

1 + 𝑥 −1 − 𝑥 − 1 + 𝑥 −2 2
= ( 2
)= 2
= 2
1−𝑥 (1 + 𝑥) 1−𝑥 𝑥 −1

b. Fungsi Eksponen Natural

Invers dari fungsi logaritma natural dinamakan fungsi eksponen natural dan

dinyatakan dengan eksp. Berdasarkan sifat fungsi invers, maka kita mempunyai

relasi sebagai berikut:

𝑦 = 𝑙𝑛 𝑥 ⇔ 𝑥 = 𝑒𝑘𝑠𝑝 𝑦, 𝑥 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑦𝜖𝑅 dari sini kita peroleh:

𝑙𝑛(𝑒𝑘𝑠𝑝 𝑦) = 𝑦, 𝑦𝜖𝑅 𝑑𝑎𝑛 𝑒𝑘𝑠𝑝(𝑙𝑛 𝑥) = 𝑥, 𝑥 > 0 atau 𝒍𝒏 𝒆𝒚 = 𝒚 𝒅𝒂𝒏 𝒆𝒍𝒏 𝒙 = 𝒙

𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎, 𝑏𝜖𝑅 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢:

1. 𝑙𝑛 𝑒 = 1
2. l𝑛 1 = 0
3. 𝑒0 = 1
4. 𝑒 𝑎 . 𝑒 𝑏 = 𝑒 𝑎+𝑏

Diktat Kalkulus I Page 63 of 119


𝑒𝑎
5. 𝑒 𝑏 = 𝑒 𝑎−𝑏
6. (𝑒 𝑎 )𝑏 = 𝑒 𝑎𝑏

Turunan fungsi eksponesial natural diperoleh langsung dari sifat inversnya yaitu:

𝑦 = 𝑒 𝑥 ⇒ 𝑙𝑛 𝑦 = 𝑙𝑛 𝑒 𝑥 ⇒ 𝑙𝑛 𝑦 = 𝑥 𝑙𝑛 𝑒 ⇒ 𝑥 = 𝑙𝑛 𝑦

1 𝑑𝑦
𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎: 𝑑𝑥 = 𝑑𝑦 ⇒ = 𝑦 = 𝑒𝑥
𝑦 𝑑𝑥
2 𝑙𝑛 𝑥
Contoh tentukan turunan fungsi 𝑦 = 𝑒 𝑥

Jawab:
2 𝑙𝑛 𝑥 2 𝑙𝑛 𝑥
𝐷𝑥 (𝑒 𝑥 ) = 𝐷𝑥 (𝑒 𝑥 ). 𝐷𝑥 (𝑥 2 𝑙𝑛 𝑥)
2 𝑙𝑛 𝑥
= 𝑒𝑥 . (2𝑥 𝑙𝑛 𝑥 + 𝑥)
2 𝑙𝑛 𝑥
= 𝑥𝑒 𝑥 (1 + 2 𝑙𝑛 𝑥)

c. Fungsi eksponen dengan bilangan dasar 𝑎 > 0

Definisi:

1. Untuk 𝑎 > 0 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑎 𝑥 = 𝑒 𝑥𝑙𝑛 𝑎

2. Fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑥 , 𝑎 > 0; 𝑎 ≠ 1


𝒙
Ingat bahwa 𝒂𝒙 = (𝒆𝒍𝒏 𝒂 ) = 𝒆𝒙 𝒍𝒏 𝒂

Turunan fungsi eksponen dengan bilangan dasar 𝑎 > 0 ditentukan sebagai berikut:

𝑦 = 𝑎 𝑥 ⇒ 𝑙𝑛 𝑦 = 𝑙𝑛 𝑎 𝑥 ⇒ 𝑙𝑛 𝑦 = 𝑥𝑙𝑛 𝑎

1 𝑑𝑦
⇒ 𝑑𝑦 = 𝑙𝑛 𝑎 𝑑𝑥 ⇒ = 𝑦 𝑙𝑛 𝑎 = 𝑎 𝑥 𝑙𝑛 𝑎
𝑦 𝑑𝑥

d. Fungsi logaritma dengan bilangan dasar 𝑎 > 0, 𝑎 ≠ 1

Fungsi logaritma ditulis sebagai 𝑓(𝑥) = 𝑙𝑜𝑔𝑎 𝑥, 𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 1 yang

diperkenalkan sebagai invers dari fungsi eksponen 𝑦 = 𝑎 𝑥 , 𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 1.

Berdasarkan konsep fungsi invers, kita mempunyai relasi

𝑦 = 𝑙𝑜𝑔𝑎 𝑥 ⇒ 𝑥 = 𝑎 𝑦 , 𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 1

Sehingga turunan dari fungsi logaritma dicari sebagai berikut:


Diktat Kalkulus I Page 64 of 119
𝑦 = 𝑙𝑜𝑔𝑎 𝑥 ⇒ 𝑥 = 𝑎 𝑦 , 𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 1

Dari 𝑥 = 𝑎 𝑦 ⇒ 𝑙𝑛 𝑥 = 𝑙𝑛 𝑎 𝑦

𝑑𝑥
⇒ = 𝑙𝑛 𝑎 𝑑𝑦
𝑥

𝑑𝑥
⇒ = 𝑥 𝑙𝑛 𝑎
𝑑𝑦

𝑑𝑦 1
⇒ =
𝑑𝑥 𝑥 𝑙𝑛 𝑎

e. Hubungan antara log dan ln

Dari 𝑥 = 𝑎 𝑦 ⇒ 𝑙𝑛 𝑥 = 𝑙𝑛 𝑎 𝑦 = 𝑦 𝑙𝑛 𝑎

𝑙𝑛 𝑥
⇒𝑦= karena 𝑥 = 𝑎 𝑦 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑚𝑒n𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑦 = 𝑙𝑜𝑔𝑎 𝑥
𝑙𝑛 𝑎

sehingga diperoleh hubungan sebagai berikut:

𝑙𝑛 𝑥
𝑙𝑜𝑔𝑎 𝑥 =
𝑙𝑛 𝑎

f. Invers fungsi trigonometri ( Kamis, 6 Juni 2018)

Syarat agar fungsi f mempunyai invers adalah satu-satu yaitu memenuhi syarat

𝑓(𝑢) = 𝑓(𝑣) ⇒ 𝑢 = 𝑣 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑢, 𝑣 ∈ 𝐷𝑓 . invers fungsi 𝑓: 𝐷𝑓 → 𝑅𝑓 adalah fungsi

𝑓 −1 : 𝑅𝑓 → 𝐷𝑓 yang memenuhi relasi 𝑦 = 𝑓(𝑥) ⇔ 𝑥 = 𝑓 −1 (𝑦); 𝑥 ∈ 𝐷𝑓 𝑑𝑎𝑛 𝑦 ∈ 𝑅𝑓

Invers fungsi sinus, ditulis sebagai 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛−1 𝑥 atau 𝑦 = 𝑎𝑟𝑐 𝑠𝑖𝑛 𝑥.

1
𝑦 = 𝑠𝑖𝑛−1 𝑥 ⇔ 𝑥 = 𝑠𝑖𝑛 𝑦, |𝑥| ≤ 1 𝑑𝑎𝑛 |𝑦| ≤ 𝜋
2

Turunan invers fungsi sinus dapat dicari sebagai berikut:

𝑦 = 𝑠𝑖𝑛−1 𝑥 ⇒ 𝑥 = s𝑖𝑛 𝑦 ⇒ 𝑑𝑥 = 𝑐𝑜𝑠 𝑦 𝑑𝑦

𝑑𝑦 1
= 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑐𝑜𝑠 𝑦 = √1 − 𝑠𝑖𝑛2 𝑦 𝑑𝑎𝑛 𝑥 2 = 𝑠𝑖𝑛2 𝑦
𝑑𝑥 𝑐𝑜𝑠 𝑦

Sehingga:

𝑑𝑦 1
= ; |𝑥| < 1
𝑑𝑥 √1 − 𝑥 2

Diktat Kalkulus I Page 65 of 119


Dengan cara serupa anda dapat menentukan turunan invers fungsi trigonometri

yang lainnya, sebagai latihan.

−1
1. 𝐷𝑥 (𝑐𝑜𝑠 −1 𝑥) = ; |𝑥| < 1
√1 − 𝑥 2

1
2. 𝐷𝑥 (𝑡𝑔−1 𝑥) = ; 𝑥𝜖𝑅
1 + 𝑥2

−1
3. 𝐷𝑥 (𝑐𝑜𝑡 −1 𝑥) = ; 𝑥𝜖𝑅
1 + 𝑥2

1
4. 𝐷𝑥 (𝑠𝑒𝑐 −1 𝑥) = ; |𝑥| > 1
|𝑥|√𝑥 2 − 1

−1
5. 𝐷𝑥 (𝑐𝑠𝑐 −1 𝑥) = ; |𝑥| > 1
|𝑥|√𝑥 2 − 1

g. Fungsi Hiperbolik dan inversnya

Fungsi hiperbolik dikonstruksi dengan gagasan menggantikan

v lingkaran satuan oleh hiperbola satuan. Jika titik 𝑃(𝑠, 𝑡)


1
t •P(s,t) terletak pada hiperbol 𝑢2 − 𝑣 2 = 1 kita mendefinisikan
t
-1 O s 1 u
𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑥 = 𝑢 dan 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑥 = 𝑡 dimana 𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑥 dan 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑥
-1 menyatakan kosinus dan sinus hiperbolik yang merupakan

kombinasi dari fungsi eksponen natural, yaitu:


1 1
𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑥 = 2 (𝑒 𝑥 + 𝑒 −𝑥 ) dan 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑥 = 2 (𝑒 𝑥 − 𝑒 −𝑥 )

Analogi dengan definisi fungsi trigonometri, anda dapat menentukan definisi

𝑡𝑎𝑛ℎ 𝑥, 𝑠𝑒𝑐ℎ 𝑥, 𝑐𝑠𝑐ℎ 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑡ℎ 𝑥 sebagai latihan.

Sifat-sifat fungsi hiperbolik:

1. 𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑥 + 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑥 = 𝑒 𝑥

2. 𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑥 − 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑥 = 𝑒 −𝑥

3. 𝑐𝑜𝑠ℎ2 𝑥 −𝑠i𝑛ℎ2 𝑥 = 1

Diktat Kalkulus I Page 66 of 119


4. 1 − 𝑡𝑎𝑛ℎ2 𝑥 = 𝑠𝑒𝑐ℎ2 𝑥

5. 𝑐𝑜𝑡ℎ2 𝑥 − 1 = 𝑐𝑠𝑐ℎ2 𝑥

6. 𝑠𝑖𝑛ℎ 2𝑥 = 2 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑥 𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑥

7. 𝑐𝑜𝑠ℎ 2𝑥 = 𝑐𝑜𝑠ℎ2 𝑥 +𝑠𝑖𝑛ℎ2 𝑥 = 2𝑐𝑜𝑠ℎ2 𝑥 − 1 = 1 + 2𝑠𝑖𝑛ℎ2 𝑥

Turunan fungsi hiperbolik dapat ditentukan sebagai berikut:

𝑒 𝑥 + 𝑒 −𝑥 𝑒 𝑥 − 𝑒 −𝑥
𝐷𝑥 (𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑥) = 𝐷𝑥 ( )= = 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑥
2 2

𝑒 𝑥 − 𝑒 −𝑥 𝑒 𝑥 + 𝑒 −𝑥
𝐷𝑥 (𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑥) = 𝐷𝑥 ( )= = 𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑥
2 2

Turunan 𝑡𝑎𝑛ℎ 𝑥, 𝑠𝑒𝑐ℎ 𝑥, 𝑐𝑠𝑐ℎ 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑡ℎ 𝑥 ditentukan dengan cara serupa sebagai

latihan.

𝑦 = 𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑥 ⇒ 𝑥 = 𝑐𝑜𝑠ℎ−1 𝑦

Invers fungsi hiperbolik dinyatakan sebagai berikut:

1
𝑦 = 𝑐𝑜𝑠ℎ−1 𝑥 ⇒ 𝑥 = 𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑦 = (𝑒 𝑦 + 𝑒 −𝑦 )
2

⇒ 𝑑𝑥 = 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑦 𝑑𝑦

𝑑𝑥
⇒ = 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑦
𝑑𝑦

𝑑𝑦 1
⇒ =
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦

𝑑𝑦 1
⇒ =
𝑑𝑥 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑦

𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑥 = 𝑐𝑜𝑠ℎ 𝑦 ⇒ 𝑥 2 = 𝑐𝑜𝑠ℎ2 𝑦 dan

𝑐𝑜𝑠ℎ2 𝑦 −𝑠𝑖𝑛ℎ2 𝑦 = 1 ⇒ 𝑥 2 − 𝑠𝑖𝑛ℎ2 𝑦 = 1

−𝑠𝑖𝑛ℎ2 𝑦 = 1−𝑥 2 ⇒ 𝑠𝑖𝑛ℎ2 𝑦 = 𝑥 2 − 1 ⇒ 𝑠𝑖𝑛ℎ 𝑦 = √𝑥 2 − 1

𝑑𝑦 1
⇒ =
𝑑𝑥 √𝑥 2 − 1

Diktat Kalkulus I Page 67 of 119


3.8 Pendiferensialan Implisit

Fungsi implisit dinyatakan dalam bentuk 𝐹(𝑥, 𝑦) = 0, menyatakan bahwa y adalah

fungsi dari x, dan juga x fungsi dari y. Disini kita mengatakan bahwa y adalah fungsi

implisit dari x, dan juga x adalah fungsi implisit dari y.

Contoh fungsi implisit:

1. 𝑥𝑦 − 𝑦 4 + 2𝑥 2 𝑦 = 4

2. 𝑠𝑖𝑛 3𝑥𝑦 + 𝑐𝑜𝑠 𝑥𝑦 3 = 0 dan lain-lain

Langkah-langkah menentukan turunan fungsi implisit adalah sebagai berikut:

a. Pada saat menurunkan x, kita anggap y sebagai konstanta.

b. Pada saat menurunkan y kita anggap x sebagai konstanta, dan diikuti dengan simbol

derivatif.

c. Dengan menggunakan sifat distributif kita peroleh turunan fungsi implisit yang

dimaksud.

𝑑𝑦
Contoh tentukan 𝑑𝑥 dari:

1. 𝑥𝑦 − 𝑦 4 + 2𝑥 2 𝑦 = 4

Jawab:

𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑦
𝑥𝑦 − 𝑦 4 + 2𝑥 2 𝑦 = 4 ⇒ 𝑦 + 𝑥 − 4𝑦 3 + 4𝑥𝑦 + 2𝑥 2 =0
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦
⇒ (𝑦 + 4𝑥𝑦) + (𝑥 − 4𝑦 3 + 2𝑥 2 ) 𝑑𝑥 = 0

𝑑𝑦
⇒ (𝑥 − 4𝑦 3 + 2𝑥 2 ) = −(𝑦 + 4𝑥𝑦)
𝑑𝑥

𝑑𝑦 (𝑦 + 4𝑥𝑦)
⇒ =−
𝑑𝑥 (𝑥 − 4𝑦 3 + 2𝑥 2 )

2. 𝑠𝑖𝑛 3𝑥𝑦 + 𝑐𝑜𝑠 𝑥𝑦 3 = 0

Jawab:

𝑠𝑖𝑛 3𝑥𝑦 + 𝑐𝑜𝑠 𝑥𝑦 3 = 0

Diktat Kalkulus I Page 68 of 119


𝑑𝑦 𝑑𝑦
⇒ 3𝑦 𝑐𝑜𝑠 3𝑥𝑦 + 3𝑥 𝑐𝑜𝑠 3𝑥𝑦 − 𝑦 3 𝑠𝑖𝑛 𝑥𝑦 3 − 3𝑥𝑦 2 𝑠𝑖𝑛 𝑥𝑦 3 =0
𝑑𝑥 𝑑𝑥

𝑑𝑦
⇒ (3𝑦 𝑐𝑜𝑠 3𝑥𝑦 − 𝑦 3 𝑠𝑖𝑛 𝑥𝑦 2 ) + (3𝑥 𝑐𝑜𝑠 3𝑥𝑦 − 3𝑥𝑦 2 𝑠𝑖𝑛 𝑥𝑦 3 ) =0
𝑑𝑥

𝑑𝑦
⇒ (3𝑥 𝑐𝑜𝑠 3𝑥𝑦 − 3𝑥𝑦 2 𝑠𝑖𝑛 𝑥𝑦 3 ) = −(3𝑦 𝑐𝑜𝑠 3𝑥𝑦 − 𝑦 3 𝑠𝑖𝑛 𝑥𝑦 2 )
𝑑𝑥

𝑑𝑦 (3𝑦 𝑐𝑜𝑠 3𝑥𝑦 − 𝑦 3 𝑠𝑖𝑛 𝑥𝑦 2 )


=−
𝑑𝑥 (3𝑥 𝑐𝑜𝑠 3𝑥𝑦 − 3𝑥𝑦 2 𝑠𝑖𝑛 𝑥𝑦 3 )

Latihan:
𝑑𝑦
A. Gunakan aturan rantai untuk menentukan 𝑑𝑥 dari fungsi berikut:

1. 𝑦 = 𝑢2 𝑑𝑎𝑛 𝑢 = 𝑠𝑖𝑛 𝑥
1
2. 𝑦 = 𝑐𝑜𝑠 𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑢 =
𝑥+1

3. 𝑦 = 𝑡𝑔 (𝑥 2 )
4. 𝑦 = 𝑡𝑔2 𝑥
4
𝑥 2 +1
5. 𝑦 = ( 𝑐𝑜𝑠 x )

6. 𝑦 = [(𝑥 2 + 1) 𝑠𝑖𝑛 𝑥]3


7. 𝑦 = 𝑐𝑜𝑠(𝑥 2 )𝑠𝑖𝑛2 𝑥
4
(𝑥 3 +2𝑥)
8. 𝑦 = 𝑥 4 +1

9. 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛4 (𝑥 2 + 3)
10. 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛[(𝑥 2 + 3)4 ]
𝑥 2 +2
11. 𝑦 = 𝑐𝑜𝑠 2 (𝑥 2 −2)

12. 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛2 [𝑐𝑜𝑠 2 (𝑥 2 )]


B. 𝑇𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑢𝑡
1. 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛(𝑙𝑛 2𝑥)
2. 𝑦 = 𝑙𝑛(𝑠𝑖𝑛 2𝑥)
1−𝑥 2
3. 𝑦 = 𝑙𝑛 (1+𝑥 2 )

4. 𝑦 = 𝑙𝑛(1 + 𝑒 𝑥 )
5. 𝑦 = 𝑒 𝑠𝑖𝑛 𝑥
6. 𝑦 = 𝑒 𝑥+𝑙𝑛 𝑥
1−𝑒 𝑥
7. 𝑦 = 𝑙𝑛 (1+𝑒 𝑥 )

Diktat Kalkulus I Page 69 of 119


8. 𝑦 = 𝑐𝑜𝑠(𝑥 + 𝑒 𝑥 )
9. 𝑦 = (𝑠𝑖𝑛 𝑥)𝑥
10. 𝑦 = (𝑐𝑜𝑠 𝑥)𝑠𝑖𝑛 𝑥
11. 𝑦 = 𝑥 𝑙𝑛 𝑥
12. 𝑦 = (𝑙𝑛 𝑥)𝑐𝑜𝑠 𝑥
C. Tentukan turunan fungsi berikut:
1. 𝑦 = 2 𝑠𝑖𝑛−1 (12𝑥)
2. 𝑦 = 3 𝑐𝑜𝑠 −1 13(2𝑥−5)
3. 𝑦 = 𝑐𝑜𝑠 −1(𝑙𝑛 √𝑥)
4. 𝑦 = 𝑡𝑎𝑛−1(1 + 𝑥 2 )
5. 𝑦 = 2 𝑐𝑜𝑡 −1(1 + √𝑥)
6. 𝑦 = 4 𝑠𝑒𝑐 −1 √𝑥
7. 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛ℎ(𝑠𝑖𝑛−1 𝑥)
8. 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛ℎ(𝑠𝑖𝑛 𝑥)
9. 𝑦 = (𝑠𝑖𝑛 𝑥)𝑡𝑎𝑛ℎ 𝑥
10. 𝑦 = 𝑡𝑎𝑛ℎ−1 (𝑒 𝑥 )
11. 𝑦 = 𝑐𝑠𝑐ℎ−1(𝑡𝑎𝑛 𝑥)
𝑑𝑦
D. Tentukan 𝑑𝑥 fungsi implisit berikut:

1. y 2 −x 2 = 1
2. xy = 1
3. xy 2 = x − 8
4. 4x 3 + 7xy 2 = 2y 3
5. √5xy + 2y = y 2 + xy 3
6. xy + sin(xy) = 1
7. x 2 + 2x 2 y + 3xy = 0
8. x2y = 1 + y2x
9. x√y + 1 = xy + 1
10. cos(xy 2 ) = y 2 + x
11. tanh xy = cosh y
12. ln(sinh x) = cosh xy
13. tanh−1 x = ln xy
14. coth−1 xy = tanh(x + y)

Diktat Kalkulus I Page 70 of 119


E. Carilah persamaan garis singgung di titik yang diketahui:
1. x 3 y + y 3 x = 30; (1,3)
2. x 2 y 2 + 4xy = 12y; (2,1)
π
3. sin xy = y; (2 , 1)

4. y + cos xy 2 + 3x 2 = 4; (1,0)
5. √y + xy 2 = 5; (4,1)

Diktat Kalkulus I Page 71 of 119


BAB IV
INTEGRAL TAK TENTU

1.1 Integral Tak-tentu sebagai Anti Derivatif


Pengertian integral dapat dipandang sebagai pengertian anti derivatif. Masalah
diferensial adalah masalah mencari turunan bila diketahui fungsinya, sedangkan masalah
integral adalah masalah mencari fungsi bila diketahui fungsi turunan. Suatu fungsi f(x)
dikatakan anti derivatif dari suatu fungsi f(x) jika dan hanya jika f(x) = F ′ (x).
Karena derivatif dari suatu konstanta adalah nol, maka anti derivatif yang diperoleh
perlu ditambah dengan suatu konstanta, sehingga pernyataan umum anti derivatif dapat
ditulis sebagai anti derivatif ditambah dengan konstanta. Pernyataan umum anti derivatif
seperti ini disebut dengan integral tak tentu (Indenfinite integral).
Sehingga integral tak tentu dari f(x) didefinisikan dengan: ∫ f(x) dx = F(x) + c
simbol ∫ f … dx dikatakan tanda integral dan menunjukan dibentuknya operasi anti diferensial
terhadap x.
Contoh:
Jika F(x) = 3x 2 , maka d[F(x)] = 6x dx, sehingga: ∫ d[F(x)] = ∫ 6x dx.
F(x) = 3x 2 + c. Lambang ∫ 6x dx menyatakan bahwa integral tak tentu dari fungsi f(x) = 6x,
x ∈ R terhadap x hasilnya adalah fungsi F(x ) = 3x 2 + c, dimana c suatu konstanta real.
Karena hasil integral tak tentu adalah suatu anti turunan ditambah suatu konstanta
maka rumus integral tak tentu langsung diperoleh dari rumus diferensial yang berkaitan.
Berdasarkan hal ini maka kita mempunyai rumus integral tak tentu berikut:
1. Sifat-sifat dasar:
a. ∫[f(x) ± g(x)] dx = ∫ f(x)dx ± ∫ g (x)dx
b. ∫ kf(x) dx = k ∫ f(x) dx
c. ∫ dx = x + c
2. Teknis integral dengan penggantian
Misalkan fungsi g terdiferensialkan pada Dg dan R g ⊆ I ,jika fungsi F adalah suatu anti
turunan dari fungsi f pada I, maka dengan penggantian u = g(x) diperoleh:

∫ f[g(x)]g(x)du = F(u) + c

Diktat Kalkulus I Page 72 of 119


3. Rumus teknis yang berkaitan dengan fungsi f(x) = x n , n bilangan rasional adalah:

xn+1
∫ xn dx = + c , n ≠ −1
n+1
Catatan:
Dalam berbagai kasus sering kali perhitungan integral tak tentu dapat dikerjakan dengan lebih
dari satu cara, juga hasilnya tidak persis sama yang satu berbeda konstanta dengan yang
lainnya berdasarkan konsep integral-integral tak tentu. Untuk meyakinkan bahwa hasil yang
diperoleh berbeda konstanta seringkali diperlukan proses perhitungan yang panjang.
Contoh hitunglah integral tak tentu berikut:
1. ∫(x 3 + x 2 + 2x + 3)dx
2. ∫ √x dx
dx
3. ∫ x

3
4. ∫ √x dx
x
5. ∫ dx
√x+1
1
6. ∫ 3 dx
x√
x
7. ∫ √1−2x2 dx

Penyelesaian:
1. ∫(x 3 + x 2 + 2x + 3)dx = ∫ x 3 dx + ∫ x 2 dx + ∫ 2x dx + ∫ 3dx
x 3+1 x 2+1
= + + 2 ∫ x dx + 3 ∫ dx
3+1 2+1
1 4 1 3
= x + x + x 2 + 3x + c
4 3
1
+1
1⁄2 x2 2 2
2. ∫ √x dx = ∫ x dx = 1 = 3 x. x 1⁄2 + C = 3 x√x + c
+1
2

dx dx
3. ∫ x = ∫ x1⁄2 = ∫ x −1⁄2 dx = 2x 1⁄2 + C = 2√x + C

3 3 3 3 3
4. ∫ √x dx = ∫ x 1⁄3 dx = 4 x 4⁄3 + C = 4 x. x 1⁄3 + C = 4 x √x + C
x
5. ∫ dx =
√x+1

Misalkan :
u = x + 1 ⇒ x = u − 1 ⇒ dx = du, jadi integrannya menjadi :
u−1 u du
∫ du = ∫ du − ∫
√u √u √u

Diktat Kalkulus I Page 73 of 119


= ∫ u1⁄2 du − ∫ u−1⁄2 du

2
= u3⁄2 − 2u1⁄2 + c
3
2
= u√u − 2√u + c
3
2
= (x + 1)√x + 1 − 2√x + 1 + c
3
1
6. ∫ 3 dx = ∫ x −1⁄3 dx
√x

3 2⁄3
= x +C
2
3
= x. x −1⁄3 + C
2
3 1
= x. 1⁄3 + C
2 x
3x
= 3 +C
2 √x
1
x d(1−2x2 )(− ) 1
7. ∫ √1−2x2 dx = ∫ 4
= − 2 √1 − 2x 2 + C
√1−2x2

Latihan
Hitunglah Integral tak tentu berikut:
2
1. ∫ 33x 2 dx 9. ∫ √6x+1 dx 17. ∫ √x3
3x2 +2x
dx
+x2 +8
dx
2. ∫ x2 10. ∫ (3−x)4 dx
3 dx
18. ∫
√1−x
3. ∫ 3√xdx 3 4x
11. ∫ 2√4x − 1dx 19. ∫ (2x2 −3)−3 dx
5
4. ∫ 3x4 dx 12. ∫ 4(x − 1)(x + 3)dx 2−10x
20. ∫ 3 dx
5. ∫ [4x 3 − 3x − 1]dx 13. ∫ x√x 2 + 2 dx (2x−5x2 )2
x
x2 −1 x 21. ∫ √1−x2 dx
6. ∫ dx 14. ∫ √x2 dx
x +3
2x
7. ∫[x −1 + √x]dx 15. ∫ √2−x2 dx
2x 22. ∫ 3 dx
√x2 +2
2x2 −3x+5 2x−3 2x
8. ∫ dx 16. ∫ √x2 dx 23. ∫ dx
2x −3x+5 √x+1
x
24. ∫ (2−x2 )3 dx

1.2 Integral fungsi eksponen


d 1 d
Dari rumus [ln|x|] = dan [ex ] = ex , maka secara langsung akan diperoleh rumus
dx x dx

integral berikut:

Diktat Kalkulus I Page 74 of 119


dx
a. ∫ = ln|x| + c
x

b. ∫ ex dx = ex + c

Bukti:
dt dt
Misalkan t = ex ⇒ ln t = x ln e, maka = dx dengan demikian diperoleh ∫ ex dx = ∫ t.
t t

= ∫ dt

=t+c
= ex + c, █
ax
∫ ax dx = +c
ln|a|
1 dy
Misalkan y = ax ⇒ ln y = x ln a ⇒ y dy = ln a dx ⇒ dx = sehingga, integrannya
y ln a

menjadi:
dy
∫ ax dx = ∫ y.
y ln a
1
= ∫ dy
ln a
y
= +c
ln a
ax
= + c, █
ln a
Contoh selesaikanlah integral tak tentu berikut:
x 1 + ex
1. ∫ dx 4. ∫ dx
x−1 1 − ex
dx 2−ln|x|
2. ∫ 5. ∫ dx
x + √x x
dx x
3. ∫ 6. ∫ dx
1 + ex 1−x

Penyelesaian:
x
1. ∫ dx
x−1
(x − 1) + 1
=∫ dx
x−1
dx
= ∫ dx + ∫
x−1

Diktat Kalkulus I Page 75 of 119


= x + ln|x − 1| + c
dx
2. ∫
x + √x
dx
=∫
√x(√x + 1)
d(√x + 1). 2
=∫
(√x + 1)
= 2 ln|√x + 1| + C
dx
3. ∫
1 + ex
(1 + ex ) − ex
=∫ dx
1 + ex
ex
= ∫ dx − ∫ dx
1 + ex
d(1 + ex )
= ∫ dx − ∫
1 + ex
= x − ln|1 + ex | + c
1 + ex
4. ∫ dx
1 − ex
(1 − ex ) + 2ex
=∫ dx
1 − ex
1 − ex ex
=∫ dx + 2 ∫ dx
1 − ex 1 − ex
d(1 − ex )(−1)
= ∫ dx + 2 ∫
1 − ex
= x − 2 ln|1 − ex | + c
2−ln|x|
5. ∫ dx
x
dx
Misalkan: t = − ln|x| ⇒ dt = −
x
2−ln|x|
∫ dx
x
dx
= ∫ 2− ln|x| .
x

= − ∫ 2t . dt

Diktat Kalkulus I Page 76 of 119


2− ln|x|
=− +c
ln|2|
x (−1)(1 − x) + 1 (1 − x) dx
6. ∫ dx = ∫ dx = − ∫ dx + ∫ dx
1−x 1−x 1−x 1−x
d(1 − x)(−1)
= − ∫ dx + ∫
1−x
= −x − ln(1 − x) + c
Soal Latihan:
Hitunglah integral tak tentu berikut:
ln|x|
1. ∫ dx
x
e1⁄x
2. ∫ dx
x2
1 − 4x
3. ∫ dx
x − 2x 2
1 − ex
4. ∫ dx
1 + ex
(ex + e2x )
5. ∫ 2x dx
e + 2ex + 5
(e2x − e−2x )
6. ∫ 2x dx
e + 2e−2x

Diktat Kalkulus I Page 77 of 119


1.3 Integral Parsial
Jika fungsi u dan v terdiferensialkan pada selang terbuka I, maka ∫ u dv = uv − ∫ v du.
Ada dua hal yang diperhatikan dalam menghitung integral parsial, yaitu:
1. Bagian yang dipilih dv harus siap diintegralkan
2. ∫ v du harus lebih mudah dari ∫ u dv
Pada integral parsial, kita misalkan fungsi yang diintegralkan adalah u dan dv. Dengan
mengintegralkan dv akan diperoleh v + c, sehingga:

∫ u dv = u(v + c) − ∫(v + c) du

= uv + uc − ∫ vdu − c ∫ du

= uv + uc − ∫ vdu − uc

= uv − ∫ vdu

Hal di atas menunjukan bahwa pada saat menentukan v dari dv yang diketahui, konstanta
pengintegralannya tidak perlu dicantumkan. Sebagai contoh hitunglah integral tak tentu
berikut:
x
1. ∫ dx
√x + 1

2. ∫ ln|x|dx

3. ∫ xex dx

Penyelesaian:
x 1
1. ∫ dx = ∫ x ( ) dx
√x + 1 √x + 1
Misalkan
u = x ⇒ du = dx dan
dx dx
dv = ⇒v=∫ = 2√x + 1
√x + 1 √x + 1
x
∫ dx = 2x√x + 1 − ∫ 2√x + 1 dx
√x + 1
4
= 2x√x + 1 − (x + 1)√x + 1 + c
3
4
= √x + 1 [2x − 3 (x + 1)] + c

Diktat Kalkulus I Page 78 of 119


4 4
= √x + 1 [2x − ( x + ) ] + c
3 3
2 4
= √x + 1 ( x − ) + c
3 3
2 2
= √x + 1 [ x + − 2] + c
3 3
2
= √x + 1 [ (x + 1) − 2] + c
3
2
= (x + 1)√x + 1 − 2√x + 1 + c
3

2. ∫ ln|x|dx

Misalkan :
dx
u = ln|x| ⇒ du = , dan dv = dx ⇒ v = ∫ dx = x
x
dx
∫ ln|x| dx = x ln|x| − ∫ x
x
= x ln|x| − x + c

3. ∫ xex dx

Misalkan :

u = x ⇒ du = dx, dan dv = ex dx, ⇒ v = ∫ ex dx = ex

∫ xex dx = xex − ∫ ex dx

= xex − ex + c
= (x − 1)ex + c
Latihan soal :
Selesaikan integeral tak tentu berikut :
1. ∫ x 2 ln|x| dx 7. ∫ x ln2 |x|dx
2. ∫ e√x dx 8. ∫ x ln|x| dx
3. ∫ x 2 e−x dx 9. ∫ x 2 e2x dx
4. ∫ xe3−x dx 10. ∫ ln|1 − x 2 | dx
5. ∫ x 3 ex dx 11. ∫ xax dx
6. ∫ ln2 |x| dx

1.4 Integral Fungsi Trigonometri dan inversnya


Diketahui bahwa:
Dx (sin x) = cos x dan Dx (cos x) = − sin x

Diktat Kalkulus I Page 79 of 119


Sehingga:

∫ cos x dx = sin x + c

∫ sin x dx = − cos x + c.

Sedangkan integral fungsi trigonometri lainnya dapat dihitung sebagai berikut :


sin x
1. ∫ tan x dx = ∫ dx
cos x
d (cos x) (−1)
=∫
cos x
= − ln|cos x| + c

1
= − [ln | |] + c
1
cos x
1
= − [ln | |] + c
sec x
= −[ln 1 − ln|sec x|] + c
= − ln 1 + ln|sec x| + c ; ln 1 = 0
= ln|sec x| + c
cos x
2. ∫ cot x dx = ∫ dx
sin x
d (sin x)
=∫
sin x
= ln|sin x| + c
= − ln|csc x| + c
sec x (sec x + tan x)
3. ∫ sec x dx = ∫ dx
sec x + tan x
sec 2 x + sec x tan x
=∫ dx
sec x + tan x
d(sec x + tan x)
= ∫
sec x + tan x
= ln|sec x + tan x| + c
csc x (csc x − cot x)
4. ∫ csc x dx = ∫ dx
csc x − cot x
csc 2 x − csc x cot x
= ∫ dx
csc x − cot x

Diktat Kalkulus I Page 80 of 119


d(csc x − cot x )
= ∫
(csc x − cot x )
= ln| csc x − cot x | + c

5. ∫ sec 2 x dx = tan x + c

6. ∫ sec x tan x dx = sec x + c

7. ∫ csc 2 x dx = − cot x + c

8. ∫ csc x cot x dx = − csc x + c

Nomor 5 - 8 diperoleh langsung dari turunan tan x, cot x , sec x dan csc x . Kita ketahui pula
bahwa :
dx
1. ∫ = sin−1 x + c = −cos−1 x + c
√1 − x2
dx x x
∫ = sin−1 ( ) + c = − cos −1 ( ) + c
√ a2 − x 2 a a
dx
2. ∫ = tg −1 x + c = −ctg −1 x + c
1 + x2
dx 1 x 1 x
∫ = ( ) tg −1 ( ) + c = (− ) ctg −1 ( ) + c
a2 + x 2 a a a a
dx
3. ∫ = sec −1 |x | + c = − cos −1 |x | + c
x√x 2 −1
dx 1 x 1 x
∫ = (− ) csc −1 | | + c = (− ) cos−1 | | + c
x √x 2 − a2 a a a a
Sedangkan untuk integral invers fungsi trigonometrinya dapat dicari sebagai berikut:

1. ∫ sin−1 x dx

Ambil:
dx
u = sin−1 x ⇒ du =
√1 – x 2
dv = dx ⇒ v = x
x dx
∫ sin−1 x dx = x sin−1 x – ∫
√1 − x 2
1
d(1 − x 2 ) (− 2)
= x sin−1 x − ∫
√1 − x 2
= x sin−1 x + √1 − x 2 + c ,

Diktat Kalkulus I Page 81 of 119


2. ∫ sec −1 x dx

Ambil:
dx
u = sec −1 x ⇒ du =
x√ x 2 − 1
dv = dx ⇒ v = x
x dx
∫ sec −1 x dx = x sec −1 x – ∫
x√ x 2 − 1
dx
= x sec −1 x − ∫
√x 2 − 1
Khusus integral:
dx
∫ =
√x 2 − 1
Misalkan:
x = sec θ ⇒ dx = sec θ tan θ dθ
dx sec θ tan θ
∫ =∫ dθ
√x 2 − 1 √sec 2 θ − 1
sec θ tan θ
=∫ dθ
tan θ
= ∫ sec θ dθ
= ln|sec θ + tan θ| + c
karena x = sec θ, maka:
√x 2 − 1

˪ θ
1

Sehingga:
dx
∫ = ln |x + √x 2 − 1| + c
√x 2 −1

∫ sec −1 x dx = x sec −1 x − ln|x + √x 2 − 1| + c

Yang lain diserahkan kepada mahasiswa sebagai latihan.


Contoh hitunglah integral tak tentu berikut:
1. ∫ x sin x dx
2. ∫ ex sin x dx
3. ∫ cos(ln x) dx
x
4. ∫ √− dx
2x− x2

Diktat Kalkulus I Page 82 of 119


(x +1)
5. ∫ x2 −4x+5 dx

Penyelesaian:
1. ∫ x sin x dx =
misalkan u = x ⇒ du = dx dan

dv = sin x dx ⇒ v = ∫ sin x dx = − cos x

∫ x sin x dx = −x cos x + ∫ cos x dx

= −x cos x + sin x + c = sin x − x cos x + c


2. ∫ ex sin x dx
Misalkan u = ex , ⇒ du = ex dx dan dv = sin x dx ⇒ v = − cos x

∫ ex sin x dx = − ex cos x + ∫ ex cos x dx

Khusus ∫ ex cos x dx, misalkan lagi.


u = ex ⇒ du = ex dx dan dv = cos x dx ⇒ v = sin x

∫ ex sin x dx = −ex cos x + (ex sin x − ∫ ex sin x dx)

∫ ex sin x dx + ∫ ex sin x dx = (sin x − cos x) ex


1
2 ∫ ex sin x dx = ex (sin x − cos x) kali kedua ruas dg 2
ex
∫ ex sin x dx = 2
(sin x − cos x) + c

3. ∫ cos(ln x) dx
Misalkan t = ln x, ⇒ x = et ⇒ dx = et dt , sehingga integrannya menjadi:

∫ et cos t dt, misalkan: u = et ⇒ du = et dt

dv = cos t dt ⇒ v = sin t

∫ et cos t dt = et sin t − ∫ et sin t dt

khususnya ∫ et sin t dt harus dimisalkan lagi

u = et ⇒ du = et dt dan dv = sin t dt ⇒ v = −cos t, sehingga:

⇒ ∫ et cos t dt = et sin t + et cos t − ∫ et cos t dt

⇒ ∫ et cos t dt + ∫ et cos t dt = et sin t + et cos t

Diktat Kalkulus I Page 83 of 119


⇒ 2 ∫ et cos t dt = et sin t + et cos t

et
⇒ ∫ et cos t dt = (sin t + cos t) + c, jadi:
2
eln x
⇒ ∫ cos(ln x) dx = (sin(ln x) + cos(ln x)) + c
2
1
x (−2 − 2x + 2) (− )
4. ∫ dx = ∫ 2 dx
√−2x − x 2 √−2x − x 2
1 (−2 − 2x) dx
=− ∫ dx − ∫
2 √−2x − x 2 √−2x − x 2
1 d(−2x − x 2 ) dx
=− ∫ −∫
2 √−2x − x 2 √1 − (1 + x)2
d(1 + x)
= −√−2x − x 2 − ∫
√1 − (1 + x)2

= −√−2x − x 2 − sin−1 (1 + x) + c
1
(x + 1) (2x − 4 + 6) ( )
5. ∫ 2 dx = ∫ 2 dx
x − 4x + 5 x 2 − 4x + 5
1 (2x − 4) dx
= ∫ 2 dx + 3 ∫ 2
2 x − 4x + 5 x − 4x + 5
1 d(x 2 − 4x + 5) d(x − 2)
= ∫ 2 dx + 3 ∫
2 x − 4x + 5 (x − 2)2 + 1
1
= ln(x 2 − 4x + 5) + 3 tg −1 (x − 2) + c
2

Diktat Kalkulus I Page 84 of 119


Latihan soal
Hitunglah integral tak tentu berikut
1 − x2 dx
1. ∫ dx 5. ∫ 9. ∫ x cos −1 (x)dx
1 − 2x x(1 + ln2 x)
6ex
x
2. ∫ e sin 2x dx 6. ∫ ex tg −1 (ex )dx 10. ∫ dx
√1 − e2x

3. ∫ ex sin x dx 7. ∫ x tg −1 (x) dx

4. ∫ sin(ln x) dx 8. ∫ x sin−1 (x) dx

1.5 Beberapa bentuk integral fungsi trigonometri antara lain:

1. ∫ sinn x dx dan ∫ cos n x dx

Yang harus diperhatikan untuk mengintegralkan bentuk ini adalah :


 Jika n bilangan bulat ganjil dan positif, maka keluarkan faktor dari sin x atau cos x yang
selanjutnya gunakan kesamaan sin2 x + cos 2 x = 1
 Jika n bilangan genap positif, gunakan rumus setengah sudut, yaitu:
1 1
sin2 x = (1 − cos 2x) atau cos2 x = (1 + cos 2x)
2 2
Contoh hitunglah integeral tak tentu berikut:

1. ∫ sin3 x dx = ∫ sin2 x sin x dx = ∫ sin x (1 − cos 2 x) dx

= ∫ sin x dx − ∫ cos2 x sin x dx

= ∫ sin x dx − ∫ cos2 x d(cos x)(−1)

1
= − cos x + cos 3 x + c
3
2
4 2 2
1
2. ∫ cos x dx = ∫(cos x) dx = ∫ [ (1 + cos 2x)] dx
2
1
= ∫(1 + 2 cos 2x + cos2 2x) dx
4
1 1 1
= ∫ dx + ∫ cos 2x dx + ∫ cos 2 2x dx
4 2 4
1 dt
khususnya ∫ cos 2 2x dx misalkan t = 2x ⇒ dt = 2dx atau dx =
4 2

Diktat Kalkulus I Page 85 of 119


1 1 1 1 1 1 1
∫ cos2 2x dx = ∫ (1 + cos 2t)dt = t + sin 2t = x + sin 4x
4 8 2 16 32 8 32
1 1 1 1
∫ cos4 x dx = ∫ dx + ∫ cos 2x dx + x + sin 4x
4 2 8 32
1 1 1 1
= x + sin 2x + x + sin 4x
4 4 8 32
3 1 1
= x + sin 2x + sin 4x + c
8 4 32

2. ∫ tg n x dx dan ∫ ctg n x dx

Hal yang diperhatikan adalah keluarkan faktor tan x atau ctg x, lalu gunakan kesamaan :
tg 2 x = sec 2 x − 1 atau ctg 2 x = csc 2 x − 1
Contoh hitunglah integeral tak tentu berikut ini :

1. ∫ tg 3 5x dx , kita misalkan terlebih dahulu u = 5x ⇒ du = 5dx

1
⇒ dx = du
5
1 1 1
∫ tg 3 u du = ∫ tg 2 u tg u du = ∫(sec 2 u − 1) tg u du
5 5 5
1 1
= ∫ tg u sec 2 u du − ∫ tan udu
5 5
1 1
= ∫ tan u d(tg u ) − ∫ tan u du
5 5
1 1
= 10 tg 2 u − ln|sec u| + c
5
1 1
= 10 tg 2 (5x) − ln|sec(5x)| + c
5

2. ∫ ctg 4 x dx = ∫(ctg 2 x )ctg 2 x dx = ∫(csc 2 x − 1 )ctg 2 x dx

= ∫ csc 2 x ctg 2 x dx − ∫ ctg 2 x dx

= ∫ d(ctg x) (−1)ctg 2 x − ∫(csc 2 x − 1) dx

= − ∫ d(ctg x) ctg 2 x − ∫ csc 2 x + ∫ dx

1
= x + ctg x − ctg 3 x + c
3

3. ∫ tanm x sec n x dx dan ∫ ctg m xcsc n dx

 Jika n genap dan m sebarang maka keluarkan faktor sec 2 x = 1 + tg 2 x

Diktat Kalkulus I Page 86 of 119


 Jika m ganjil dan n sebarang maka keluarkan faktor tg 2 x = sec 2 x − 1
 Jika n genap dan m sebarang maka keluarkan faktor csc 2 x = 1 + ctg 2 x
 Jika m ganjil dan n sebarang maka keluarkan faktor ctg 2 x = csc 2 x − 1
Contoh:
1
1. ∫ tan−3 x sec 2 x dx = ∫ tan−3 x d(tan x) = − tan−2 x + c
2

2. ∫ tg 3 x sec −2 x dx = ∫ tg 2 xtg x sec −2 x dx

= ∫(sec 2 x − 1) tgx sec −2 x dx

= ∫ tg x dx − ∫ sec x tg x sec −3 x dx

= ∫ tg x dx − ∫ d (sec x) sec −3 x

1
= ln[sec x] + sec −2 x + c
2

3. ∫ cot 5 x csc 4 x dx = ∫ cot 3 x csc 4 x (csc 2 x − 1) dx

= ∫ cot 3 x csc 6 x dx − ∫ cot 3 x csc 4 x dx

= ∫ cot x csc 6 x (csc 2 x − 1)dx − ∫ cot x csc 4 x (csc 2 x − 1)dx

= ∫ cot x csc 8 x dx − ∫ cot x csc 6 x dx − ∫ cot x csc 6 x dx + ∫ cot x csc 4 x dx

= ∫ csc x cot x csc 7 x dx − 2 ∫ csc x cot x csc 5 x dx + ∫ csc x cot x csc 3 x dx

= ∫ d(csc x)(−1) csc 7 x − 2 ∫ d(csc x)(−1) csc 5 x + ∫ 𝑑(csc 𝑥) (−1) csc 3 x

1 1 1
= − csc 8 x + csc 6 x − csc 4 x + C
8 3 4

4. ∫ cot 4 x csc −5 x dx = ∫ cot 2 x csc −5 x (csc 2 x − 1) dx

= ∫ cot 2 x csc −3 x dx − ∫ cot 2 x csc −5 x dx

= ∫ d(csc x) (−1) csc −3 x − ∫ d(csc x)(−1) csc −5 x dx


1 1
= 2 csc −2 x − 4 csc −4 x + c

Diktat Kalkulus I Page 87 of 119


4. ∫ sin mx cos nx dx, ∫ sin mx sin nx dx dan ∫ cos mx cos nx dx,
Untuk mengintegralkan bentuk ini dapat digunakan kesamaan berikut :
1
 sin mx cos nx = [sin(m + n )x + sin(m − n )x]
2
1
 sin mx sin nx = [cos(m + n )x − cos(m − n )x]
2
1
 cos mx cos nx = [cos(m + n ) x + cos(m − n)x]
2

Contoh :
1 1
∫ cos x cos 4x dx = ∫ cos(1 + 4) x dx + ∫ cos(1 − 4)x dx
2 2
1 1
= sin 5x − sin(−3x) + c
10 6
1 1
= sin 5x + sin(3x) + c,
10 6
sifat sin(−x) = − sin x
Latihan :

Hitunglah integeral tak tentu berikut :

1. ∫ sin4 x dx 6. ∫ csc 3 x dx 11. ∫ ctg 5 xcsc 4 x dx


2. ∫ cos5 x dx 7. ∫ sec 6 x dx 12. ∫ √1 − cos x dx
3. ∫ tg 6 x dx 8. ∫ cos 2x cos 4xdx 13. ∫ ctg 3 xcsc 3 x dx
4. ∫ ctg 5 x dx 9. ∫ cos3 x sin5 xdx 14. ∫ √sin x cos 3 x dx
5. ∫ sec 5 x d x 10. ∫ tg 2 x sec 3 x dx sec2 x
15. ∫ (1+tg)2 dx

Diktat Kalkulus I Page 88 of 119


1.6 Integeral dengan Substitusi Perasional (Subsitusi Trigonometri)
Jika integran adalah fungsi irasional, maka dengan mensubsitusikan khusus maka
intgrannya menjadi fungsi rasional yang mudah diintegralkan, usaha seperti ini
dinamakan integral dengan subsitusi perasional (subsitusi trigonometri). Ada lima
bentuk subsitusi perasional yang dapat digunakan :
A. √𝑎2 − 𝑏 2 𝑥 2
a b a
Substitusikan, x = b sin θ ⇒ sin θ = a x ⇒ dx = b cos θ dθ

a2
x2 = sin2 x
b2
Contoh hitunglah integral tak tentu berikut:
√9 − 4x 2
∫ dx
x
Substitusikan:
3 2 3
x= sin θ ⇒ sin θ = x ⇒ dx = cos θ dθ
2 3 2
9
x 2 = sin2 x
4
Sehingga bentuk:
9
√9 − 4x 2 = √9 − 4 (4 sin2 x) = √9(1 − sin2 x) = √9 √cos 2 x = 3 cos x

Jadi:
√9 − 4x 2 3 cos θ 3 cos2 θ
∫ dx = ∫ ( cos θ dθ) = 3 ∫ dθ
x 3 2 sin θ
2 sin θ
1 − sin2 θ
= 3∫ dθ
sin θ

= 3 ∫ csc θ dθ − 3 ∫ sin θ dθ

= 3 ln|csc θ − ctg θ| + 3 cos θ + c


2
Karena sin θ = x, maka
3
3 3
2𝑥 csc 𝜃 = √9 − 4𝑥 2 √9 − 4𝑥 2
2𝑥 cot 𝜃 = cos 𝜃 =
𝜃 2𝑥 3
√9 − 4𝑥 2

Diktat Kalkulus I Page 89 of 119


√9 − 4x 2
⇒∫ dx = 3 ln|csc θ − cot θ | + c
x
√9 − 4x 2 3 √9 − 4x 2 √9 − 4x 2
⇒∫ dx = 3 ln | − | + 3( )+ c
x 2x 2x 3

3 − √9 − 4x 2
= 3 ln | | + √9 − 4x 2 + c
2x

B. √a2 + b 2 x 2
a a
Substitusikan x = tan θ ⇒ dx = sec 2 θ dθ .
b b
b b
tg θ = x ⇒ θ = tg −1 ( x)
a a
Contoh hitunglah integeral tak tentu berikut:
dx

x√25 + 9x 2
Penyelesaian
5 5
Substitusikan x = 3 tan θ ⇒ dx = 3 sec 2 θ dθ.

5 52
⇒ x √25 + 9x 2 = ( tan θ ) √25 + 9 ( 2 tan2 θ)
3 3

5
tan θ √25(1 + tan2 θ)
=
3
25
= tan θ sec θ
3
5
dx sec 2 θ
∫ =∫ 3 dθ
x√25 + 9x 2 25
3 tan θ sec θ
1 sec θ
= ∫ dθ
5 tan θ
1
= ∫ csc θ dθ
5
1
=
ln|csc θ − cot θ| + c
5
5 3
Karena x = tan θ ⇒ tan θ = x
3 5

Diktat Kalkulus I Page 90 of 119


5
√25 + 9𝑥 2 cot θ = dan
3x
3𝑥
√25 + 9x 2
5 csc θ =
3x

dx 1 √25 + 9x 2 5
∫ = ln | − |+ c
x√25 + 9x 2 5 3x 3x

1 −5 + √25 + 9x 2
= ln | |+c
5 3x

C. √b 2 x 2 − a2
Substitusikan:
a a
x = sec θ ⇒ dx = sec θ tan θ dθ
b b
Contoh hitunglah integeral tak tentu berikut
dx

x√x 2 − 1
Penyelesaian:
x = sec θ ⇒ dx = sec θ tan θ dθ

⇒ x√x 2 − 1 = sec θ√sec 2 θ − 1 = sec θ tan θ


dx sec θ tg θ
⇒∫ = ∫ dθ = ∫ dθ = θ + c
x√x 2 – 1 sec θ tg θ
Karena x = sec θ ⇒ θ = sec −1 x
dx
⇒∫ = sec −1 x + c
x √x 2 – 1
n
D. √ax + b
Subsitusikan:
n
z = √ax + b ⇒ z n = ax + b
Contoh hitunglah integral tak tentu berikut:
dx

(x − 2)√x + 2
Penyelesaian:
Subsitusikan:
z = √x + 2 ⇒ z 2 = x + 2, ⇒ x = z 2 − 2, ⇒ dx = 2z dz

Diktat Kalkulus I Page 91 of 119


dx 2z dz dz
⇒∫ =∫ 2
= 2∫
(x − 2)√x + 2 (z – 4)z (z + 2)(z − 2)
1 1
−4
= 2∫ dz + 2 ∫ 4 dz
(z + 2) (z − 2)
1 dz 1 dz
=− ∫ + ∫
2 (z + 2) 2 (z − 2)
1 d(z + 2) 1 d(z − 2)
=− ∫ + ∫
2 (z + 2) 2 (z − 2)
1 1
= 2 ln|z − 2| − ln|z + 2| + c
2

1 z−2
= ln | |+c
2 z+2
1 −2 + √x + 2
= ln | |+ c
2 2 + √x + 2
n m
E. √ x − √x
Jika m > 𝑛 ⇒ 𝑠𝑢𝑏𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛:
m
z = √x , ⇒ x = z m
Contoh hitunglah integeral tak tentu berikut ini:

∫ sin √x dx

Penyelesaiaan
substitusikan:
z = √x , ⇒ x = z 2 ⇒ dx = 2zdz

∫ sin √x dx = 2 ∫ z sin z dz, gunakan integeral parsial ∶

u = z, ⇒ du = dz dan dv = sin z dz ⇒ v = − cos z

∫ sin √ x dx = 2 ∫ z sin z dz

= −2 z cos z + 2 ∫ cos z dz

= −2 z cos z + 2sin z + c
= −2 √x cos √x + 2 sin √x + c

Diktat Kalkulus I Page 92 of 119


1.7 Integral Fungsi dengan Bentuk 𝒂𝒙𝟐 + 𝒃𝒙 + 𝒄
Dalam sub pokok bahasan ini, akan dibahas integral yang bentuk integralnya dalam tanda
akar, yaitu √ax 2 + bx + c. Ada beberapa langkah untuk menyelesaikan integral seperti
ini yaitu:
a. Ubahlah bentuk ax 2 + bx + c menjadi bentuk kuadrat sempurna
b. Gunakan subsitusi trigonometri
Dalam melakukan susbstitusi trigonometri terkadang dihadapkan pada masalah bahwa
setelah subsitusi trigonometri integran menjadi lebih sulit untuk diintegralkan, karena itu
diperlukan suatu substitusi khusus yang tidak menggunakan substitusi trigonometri.
Misalnya pada bentuk:
a. √c + bx + ax 2 substitusikan c + bx + ax 2 = (z − x)2
b. √c + bx − x 2 = √(α + x)(β − x) substitusikan (α + x) = (β − x) z 2
atau substitusikan (β − x) = (α + x) z 2
Contoh hitunglah integral tak tentu berikut :
dx
1. ∫
√x 2 − 4 x + 13
dx
2. ∫
√x 2 − 1
Penyelesaian
dx
1. ∫
√x 2 − 4 x + 13
Penyelesaian:
√x 2 − 4x + 13 = √(x − 2)2 − 4 + 13 = √(x − 2)2 + 9
Substitusikan:
(x − 2) = 3 tg θ ⇒ dx = 3 sec 2 θ dθ

⇒ √(x − 2)2 + 9 = √9 tg 2 θ + 9 = 3 √tg 2 θ + 1 = 3 √sec 2 θ = 3 sec θ


dx 3sec 2 θ
⇒∫ = ∫ dθ = ∫ sec θ dθ
√x 2 − 4x + 13 3 sec θ
= ln|sec θ + tg θ| + c

Diktat Kalkulus I Page 93 of 119


(x−2)
Karena (x − 2) = 3 tg θ ⇒ tg θ = 3

√𝑥 2 − 4𝑥 + 13 √𝑥 2 − 4𝑥 + 13
(𝑥 − 2) sec 𝜃 =
3
3

dx √x 2 − 4x + 13 (x − 2)
∫ = ln | + |+ c
√x 2 − 4x + 13 3 3
(x − 2) + √x 2 − 4x + 3
= ln | |+c
3

= ln |(x − 2) + √x 2 − 4x + 3| − ln 3 + c

= ln |(x − 2) + √x 2 − 4x + 3| + C
dx
2. ∫ =
√x 2 − 1
Penyelesaian:
dx dx
∫ =∫
√x 2 − 1 √(x + 1)(x − 1)
Subsitusi:
(x + 1) = (x − 1)z 2 ⇒ x + 1 = xz 2 − z 2
⇒ x − xz 2 = −1 − z 2
⇒ (1 − z 2 )x = −(1 + z 2 )
(1 + z 2 )
⇒x=−
(1 − z 2 )
1 + z2 2z (z 2 − 1) − 2z (1 + z 2 )
x= 2 ⇒ dx = dz
z −1 (z 2 − 1)2
2z 3 − 2z − 2z − 2z 3
= dz
(z 2 − 1)2
− 4z
dx = dz
(z 2− 1)2
√(x + 1)(x − 1) = √(x − 1)(x − 1)z 2

= √(x − 1)2 z 2
= (x − 1)z

Diktat Kalkulus I Page 94 of 119


z2 + 1
=( 2 − 1) z
z −1
2z
=( )
z2 −1
−4z⁄
dx dx (z 2 − 1)2
∫ =∫ =∫ dz
√x 2 − 1 √(x + 1)(x − 1) 2z⁄
2
(z − 1)
dz
= −2 ∫
(z 2 − 1)
dz
= −2 ∫
(z − 1)(z + 1)
dz
Khusus − 2 ∫
(z − 1)(z + 1)
−2 A B Az + Bz + A − B
= + =
(z − 1)(z + 1) (z − 1) (z + 1) (z − 1)(z + 1)
−2 = (A + B)z + (A − B)
A + B = 0 ⇒ A = −B dan A − B = −2 ⇒ 2A = −2, ⇒ A = −1 ⇒ B = 1
dz −dz dz
⇒ −2 ∫ (z−1)(z+1) = ∫ (z−1) + ∫ (z+1) (𝑥 + 1) = (𝑥 − 1)𝑧 2

= − ln|z − 1| + ln|z + 1| + c 𝑥+1


⇒ 𝑧2 =
= ln|z + 1| − ln|z − 1| + c 𝑥−1
z+1
= ln | |+c 𝑥+1
z−1 ⇒𝑧=√
𝑥−1

dx dx
⇒∫ =∫
√x 2 − 1 √(x + 1)(x − 1)
x+1
1 + √x − 1
= ln || || + c
x + 1
−1 + √x − 1

Diktat Kalkulus I Page 95 of 119


Latihan
selesaikan integral tak tentu berikut ∶
√1 − x 2 dx 2x + 1 x
1. ∫ 8. ∫ 15. ∫ dx 21. ∫ dx
x x 2 √x 2 − 16 √x 2 − 9 √4x − x 2
x2 √x 2 − 4 x3
2. ∫ dx 9. ∫ dx 16. ∫ 3 dx
√9 − x 2 x3 (x 2 + 4)2 2x + 1
22. ∫ dx
dx x x2 + 2x + 2
3. ∫ 10. ∫ dx x2
x√x 2+9 √x 2 + 9 17. ∫ 5 dx
(9 − x 2 )2
dx 2x − 3 2x − 1
4. ∫ 11. ∫ dx dx 23. ∫ dx
3 √4 − x 2 18. ∫ x2 − 6x + 18
(x 2 + 9)2 3
(4x 2 + 1)2
12. ∫ x √4x − x 2 dx
5. ∫ √6x − x 2 dx 3x
19. ∫ dx
dx √x 2 + 2x + 5
13. ∫
6. ∫ √x 2 − 4x + 5 dx √x 2 + 4x + 5 2x − 1
20. ∫ dx
dx 14. ∫ √5 − 4x − x 2 dx √x 2 + 4x − 5
7. ∫
√x 2 + 2x + 5

1.8 Integral Pecahan Parsial


f(x)
Suatu fungsi F(x) = g(x) dimana f(x) dan g(x) , merupakan polinomial dinamakan suatu

pecahan rasional. Hal yang harus diperhatikan adalah:


a. Jika derajat dari f(x) lebih besar dari derajat g(x) maka F(x) dapat dinyatakan sebagai
jumlahan dari suatu polinomial.
Misalnya hitunglah integral tak tentu berikut :
x3 x
∫ 2
dx = ∫ x dx − ∫ 2 dx
x +1 x +1
1
d(x 2 + 1) 2
= ∫ x dx − ∫
x2 + 1
1 2 1
= x − ln|x 2 + 1| + c
2 2
b. Jika derajat dari f(x) lebih kecil dari derajat g(x) maka F(x) disebut sebagai fungsi
rasional sejati. Maka hal yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor dari g(x)
Ada lima kemungkinan factor dari g(x) yaitu :
1. Jika terdiri dari n faktor linear yang berbeda maka :
f(x) A1 A2 A3 An
= + + + ⋯+
g(x) (x + a1 ) (x + a2 ) (x + a3 ) (x + an )
dimana A1 , A2 , A3 , … .. adalah konstanta untuk ditentukan dengan menggunakan aturan
kesamaan koefisien .

Diktat Kalkulus I Page 96 of 119


Contoh hitunglah integral tak tentu berikut ini ∶
2x + 11 2x + 11
∫ dx = ∫ dx
2x 2 + 9x − 5 2x 2 + 10x − x − 5
2x + 11
=∫ dx
2x(x + 5) − (x + 5)
2x + 11
=∫ dx,
(2x − 1)(x + 5)
Karena g(x) terdiri dari dua faktor linear yang berbeda maka integrannya dapat ditulis
sebagai berikut :
2x + 11 A B
= +
(2x − 1)(x + 5) (2x − 1) (x + 5)
A(x + 5) + B(2x − 1)
=
(2x − 1)(x + 5)
Ax + 5A + 2Bx − B
=
(2x − 1)(x + 5)
(A + 2B)x + (5A − B)
=
(2x − 1)(x + 5)
2x + 11 (A + 2B)x + (5A − B)
∫ =
(2x − 1)(x + 5) (2x − 1)(x + 5)
2x + 11 ≡ (A + 2B)x + (5A − B) ,dengan menyamakan koefisien dari ruas kiri dan
kanan akan diperoleh :
A + 2B = 2 dan 5A − B = 11,
24 1
dengan metode e lim inasi diperoleh A = 11 dan B = − 11, dengan demikian

integrannya menjadi:
2x + 11 24 dx 1 dx
∫ dx = ∫ − ∫
(2x − 1)(x + 5) 11 (2x − 1) 11 (x + 5)
1
24 d(2x − 1) 2 1 d(x + 5)
= ∫ − ∫
11 2x − 1 11 (x + 5 )
12 1
= ln|2x − 1| − ln|x + 5| + c
11 11
1 (2x − 1)12
= [ln | |] + c
11 (x + 5)
2. Jika ada n faktor linear yang sama, maka integrannya dapat ditulis sebagai berikut
f(x) A1 A2 A3 An
= + + + ⋯ +
g(x) (x + a) (x + a)2 (x + a)3 (x + a)n
Contoh hitunglah integral tak tentu berikut:

Diktat Kalkulus I Page 97 of 119


5x + 7 5x + 7
∫ dx = ∫
x2 + 4x + 4 (x + 2)2
Integrannya dapat ditulis sebagai beikut:
5x + 7 A B
= +
(x + 2)2 (x + 2) (x + 2)2
5x + 7 A(x + 2) + B
⇒ 2
=
(x + 2) (x + 2)2
⇒ 5x + 7 ≡ Ax + 2A + B, dengan menyamakan koefisien ruas kiri dan ruas kanan kita
peroleh:
A = 5 dan 2A + B = 7 ⇒ B = −3
Sehingga:
5x + 7 5 3
2
= −
(x + 2) (x + 2) (x + 2)2
5x + 7 dx dx
⇒∫ 2
= 5∫ − 3∫
(x + 2) (x + 2) (x + 2)2
3
= 5 ln|x + 2| + + c
(x + 2)
3. Jika g(x) terdiri dari n faktor kuadrat yang berbeda, maka bentuk integrannya dapat
diubah menjadi:
f(x) A1 x + B1 A2 x + B2 An x + Bn
= + + ⋯ +
g(x) (a1 x 2 + b1 x + c1 ) (a2 x 2 + b2 x + c2 ) (an x 2 + bn x + cn )
Contoh hitunglah integranl tak tentu beikut :
dx
∫ =
x4 +4
Penyelesaian:
dx dx dx
∫ = ∫ = ∫
x4 + 4 x 4 + 4x 2 − 4x 2 + 4 (x 4 + 4x 2 + 4) − 4x 2
dx dx
=∫ = ∫
(x 2 + 2)2 − (2x)2 (x 2 − 2x + 2)(x 2 + 2x + 2)
Karena g (x) terdiri dari dua faktor kuadrat yang berbeda maka integranya dapat diubah
sebagai berikut :
1 Ax + B Cx + D
= 2 + 2
(x 2 2
− 2x + 2)(x + 2x + 2) (x − 2x + 2) (x + 2x + 2)
Ax + B(x 2 + 2x + 2) + Cx + D(x 2 − 2x + 2)
=
(x 2 − 2x + 2)(x 2 + 2x + 2)
1 ≡ Ax 3 + 2 Ax 2 + 2Ax + Bx 2 + 2Bx + 2B + Cx 3 + 2 Cx 2 + 2Cx +

Diktat Kalkulus I Page 98 of 119


Dx 2 − 2Dx + 2D
1 ≡ (A + C)x 3 + (2A + B − 2C + D)x 2 + (2A + 2B + 2C − 2D)x + (2B + 2D)
A + C = 0 ........................................ 1)
2A + B − 2C + D = 0 ..................... 2)
2A + 2B + 2C − 2D = 0 ................ 3)
2B + 2D = 1 ................................... 4)
Dengan teknik eliminasi diperoleh :
1 1 1
A=− ,B = D = ,C =
8 4 8
1 1 1 1
dx −8x + 4 x +
∫ 4 =∫ 2 dx + ∫ 2 8 4 dx
x +4 (x − 2x + 2) (x + 2x + 2)
1 (x − 2) 1 (x + 2)
=− ∫ 2 dx + ∫ 2 dx
8 (x − 2x + 2) 8 (x + 2x + 2)
1 1
1 ((2x − 2) − 2) 2 1 ((2x + 2) + 2) 2
=− ∫ dx + ∫ dx
8 (x 2 − 2x + 2) 8 (x 2 + 2x + 2)
1 ((2x − 2) − 2) 1 ((2x + 2) + 2)
=− ∫ 2 dx + ∫ 2 dx
16 (x − 2x + 2) 16 (x + 2x + 2)
1 (2x − 2) 1 dx
=− ∫ 2 dx + ∫ 2 dx
16 (x − 2x + 2) 8 (x − 2x + 2)
1 (2x + 2) 1 dx
+ ∫ 2 dx + ∫ 2 dx
16 (x + 2x + 2) 8 (x + 2x + 2)
1 d(x 2 − 2x + 2) 1 d(x − 1)
=− ∫ 2 + ∫
16 (x − 2x + 2) 8 (x − 1)2 + 1
1 d(x 2 + 2x + 2) 1 d(x + 1)
+ ∫ 2 + ∫
16 (x + 2x + 2) 8 (x + 1)2 + 1
1 1 1
=− ln|x 2 − 2x + 2| + tg −1 (x − 1) + ln|x 2 + 2x + 2|
16 8 16
1
+ tg −1 (x + 1) + c
8
1 x 2 + 2x + 2 1 −1 1
= ln | 2 | + tg (x − 1) + tg −1 (x + 1) + c
16 x − 2x + 2 8 8
4. Jika g(x) terdiri dari n faktor kuadrat yang sama maka integranya dapat ditulis sebagai
berikut :
f(x) A1x + B1 A2 x + B2 An x + Bn
= 2
+ 2 2
+ ⋯+
g(x) (ax + bx + c) (ax + bx + c) (ax 2 + bx + c)n

Diktat Kalkulus I Page 99 of 119


5. Jika g(x) terdiri dari faktor linear dan factor kuadrat maka integranya dapat ditulis
menjadi :
f(x) A1 A2 x + B2
= + +⋯
g(x) (ax + b) (a2 x 2 + b2 x + c2 )
Contoh hitunglah integranl tak tentu berikut
x2 + 4
∫ dx
(x + 1)2 (x 2 + 1)
Penyelesaian :
x2 + 4 A B Cx + D
2 2
= + 2
+ 2
(x + 1) (x + 1) (x + 1) (x + 1) (x + 1)
x2 + 4 A(x + 1)2 (x 2 + 1) + B(x 2 + 1) + (Cx + D)(x + 1)2
=
(x + 1)2 (x 2 + 1) (x + 1)2 (x 2 + 1)
Ax 3 + Ax 2 + Ax + A + Bx 2 + B + Cx 3 + 2Cx 2 + Cx + Dx 2 + Dx + D
=
(x + 1)2 (x 2 + 1)
(A + C)x 3 + (A + B + 2C + D)x 2 + (A + C + 2D)x + (A + B + D)
=
(x + 1)2 (x 2 + 1)
x 2 + 4 ≡ (A + C)x 3 + (A + B + 2C + D)x 2 + (A + C + 2D)x + (A + B + D)
(A + C) = 0 ⇒ A = −c……………….1
(A + B + 2C + D) = 1………………..2
(A + C + 2D) = 0……………………..3
(A + B + D) = 4………………………4
3 5 3
A= , B = , C = − dan D = 0
2 2 2
x2 + 4 3 dx 5 d(x + 1) 3 x
∫ 2 2
dx = ∫ + ∫ 2
− ∫ 2 dx
(x + 1) (x + 1) 2 (x + 1) 2 (x + 1) 2 (x + 1)
3 5 3
= ln|x + 1| − − ln|x 2 + 1| + c
2 2(x + 1) 4
Latihan
Hitunglah integranl tak tentu berikut

2 x+1
1. ∫ dx 8. ∫ dx
x 2 + 2x (x − 3)3
x − 11 3x 2 − 21x + 32
2. ∫ 2 dx 9. ∫ 3 dx
x + 3x − 4 x − 8x 2 − 16x
17x − 3 x 2 + 21x + 10
3. ∫ 2 dx 10. ∫ dx
3x + x − 2 2x 2 + 4x
2x 2 + x − 4 2x 2 + x − 8
4. ∫ 3 dx 11. ∫ dx
3x + x 2 − 2x x 3 + 4x

Diktat Kalkulus I Page 100 of 119


6x 2 + 22x − 23 2x 2 − 3x − 36
5. ∫ dx 12. ∫ dx
(2x − 1)(x 2 + x − 6) (2x − 1)(x 2 + 9)
3 x 3 − 8x 2 − 1
6. ∫ 2 dx 13. ∫ dx
x +x−2 (x + 3)(x − 2)(x 2 + 1)
x 4 + 8x 2 + 8 20x − 11
7. ∫ dx 14. ∫ dx
x 3 − 4x (3x + 2)(x 2 − 4x + 5)

1.9 Integral fungsi rasional dalam 𝐬𝐢𝐧 𝐱 dan 𝐜𝐨𝐬 𝐱


Jika suatu integral dimana integrannya adalah suatu pecahan rasional dalam sin x atau cos x
x
maka substitusikan z = tg (2) selanjutnya akan mentransformasikan ke dalam integran

fungsi aljabar dalam z. Substitusi dapat dilihat pada segitiga siku-siku berikut:

1 + 𝑧 2 Dari segitiga disamping diperoleh


2𝑥
𝑥 2𝑧 1 − 𝑧2
1−𝑧 2 sin 𝑥 = 𝑑𝑎𝑛 cos 𝑥
1 + 𝑧2 1 + 𝑧2

x
Dari bentuk z = tg (2) ⇒ x = 2tg −1 (z)
2 dz
⇒ dx =
1 + z2
x
Setelah proses integral selesai, gunaka z = tg (2) untuk mengembalikan ke variabel semula.

Contoh selesaikanlah integral tak tentu berikut:

1. ∫ sec x dx

dx
2. ∫
2 + cos x
dx
3. ∫
1 + sin x − cos x
Penyelesain:
2
dx 1 + z 2 dz = ∫ 2
1. ∫ sec xdx = ∫ = ∫ dz
cos x (1 − z 2 ) 1 − z2
(1 + z 2 )
dz dz
=∫ + ∫ c
1−z 1+z
= −ln|1 − z| + ln|1 + z| +
1+z
∫ sec x dx = ln | |+c
1−z

Diktat Kalkulus I Page 101 of 119


x
1 + tg (2)
∫ sec x dx = ln | x |+c
1 − tg (2)
2 2
dx 2 1 + z2
2. ∫ = ∫ 1 + z 2 dz = ∫ dz
2 + cos x 1−z 2 + 2z 2 + 1 − z 2
2+
1 + z2 1 + z2
2
= ∫ dz
3 + z2
Gunakan subsitusi Trigonometri:
z = √3 tan θ ⇒ dz = √3 sec 2 θ dθ
2
⇒ 3 + z 2 = 3 + (√3 tan θ) = 3 + 3 tan2 θ = 3(1 + tan2 θ) = 3sec 2 θ
2 √3 sec 2 θ dθ 2 2 z
⇒∫ 2
dz = 2 ∫ 2
= θ+c = tan−1 ( ) + c
3+z 3 sec θ √3 √3 √3
x
2 tan (2)
−1
= tan ( )+c
√3 √3

2
dx 1 + z2 2
3. ∫ =∫ 2 dz = ∫ dz
1 + sin x − cos x 2z 1−z 2z + 2z 2
2+ −( )
1 + z2 1 + z2
dz
=∫
z(z + 1)
dz dz
=∫ −∫
z z+1
= ln |z| − ln |z + 1| + c
z
= ln | |+c
z+1
x
tan (2)
= ln | x |+c
1 + tan (2)

Latihan
Hitunglah integral tak tentu berikut :
dx dx
1. ∫ 6 ∫ .
3 − 2 cos x 1 + sin x + cos x
dx dx
2. ∫ 7. ∫
5 + 4 sin x sin x − cos x − 1
dx sin x
3. ∫ 8. ∫ dx
2 + sin x 1 + sin2 x
dx dx
4. ∫ 9. ∫
1 − 2 sin x sin x + tan x

Diktat Kalkulus I Page 102 of 119


dx dx
5. ∫ 10. ∫
3 + 5 sin x 5 sin x + 3

1.10 Penggunaan Integral Tak Tentu


A. Masalah Gerak Lurus
Integral tak tentu dapat digunakan untuk menganalisis beberapa macam gerak benda. Untuk
gerak lurus, hubungan antara percepatan 𝑎(𝑡), kecepatan 𝑣(𝑡), dan jarak 𝑠(𝑡) adalah
sebagai berikut:
𝑑
𝑎(𝑡) = (𝑣(𝑡)) ⇒ 𝑣(𝑡) = ∫ 𝑎(𝑡)𝑑𝑡
𝑑𝑡
𝑑
𝑣(𝑡) = (𝑠(𝑡)) ⇒ 𝑠(𝑡) = ∫ 𝑣(𝑡)𝑑𝑡
𝑑𝑡
Contoh sebuah peluru ditembakan lurus ke atas dengan kecepatan tetap 300𝑚𝑠 −1 .
Berapakah kecepatan peluru itu pada jarak 2500 m di atas titik awalnya. Dengan
anggapan gesekan udara diabaikan.
Penyelesaian:
Karena percepatan grafitasi bumi cenderung ke pusat bumi maka percepatannya negatif
yaitu 𝑔 = 𝑎(𝑡) = −10 𝑚𝑠 −2, sehingga:

𝑣(𝑡) = ∫ 𝑎(𝑡)𝑑𝑡

𝑣(𝑡) = ∫ −10 𝑑𝑡

= −10𝑡 + 𝑐, karena pada saat 𝑡0 = 0 ⇒ 𝑣(0) = 300


𝑣(0) = −10 (0) + 𝑐
300 = 𝑐, 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎 𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑣 (𝑡) = −10𝑡 + 300
𝑠(𝑡) = ∫(−10𝑡 + 300)𝑑𝑡
= −5𝑡 2 + 300𝑡 + 𝑐
𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑡0 = 0 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠(0) = 0 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑐 = 0 maka
persamaannya menjadi: 𝑠(𝑡) = −5𝑡 2 + 300𝑡
𝐴𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 2500 𝑚
5𝑡 2 − 300𝑡 + 2500 = 0
𝑡 2 − 60𝑡 + 50 = 0
(𝑡 − 10)(𝑡 − 50) = 0 ⇒ 𝑡1 = 10 𝑑𝑎𝑛 𝑡2 50
𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡1 = 10 ⇒ 𝑣(10) = −10(10) + 300 = −100 + 300 = 200
𝑈𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡2 = 50 ⇒ 𝑣(50) = −10(50) + 300 = −500 + 300 = −200

Diktat Kalkulus I Page 103 of 119


Jadi pada saat 10 detik setelah diletupkan peluru berada pada jarak 2500 ke atas dengan
kecepatan 200 𝑚𝑠 −1,dan pada saat 50 detik setelah diletupkan peluru berada pada jarak
2500 ke bawah dengan kecepatan 200 𝑚𝑠 −1.
B. Persamaan diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang mengandung satu atau beberapa
turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui. Ada dua cara untuk menentukan fungsi y
= f (x) yaitu:
𝑑𝑦
1. Bila persamaan berbentuk = 𝑔(𝑥) Kita mengamati bahwa y harus barupa suatu
𝑑𝑥

anti turunan dari g(𝑥).


𝑑𝑦
2. Pikirkan sebagai suatu hasil bagi dua diferensial.
𝑑𝑥

Contoh:
Tentukan solusi umum dan khusus dari persamaan diferensial berikut:
𝑑𝑦
= 3𝑥 2 + 1, 𝑦 = 4 𝑑𝑖 𝑥 = 2
𝑑𝑥
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛:
𝑑𝑦
= 3𝑥 2 + 1 ⇒ 𝑑𝑦 = (3𝑥 2 + 1)𝑑𝑥
𝑑𝑥

∫ 𝑑𝑦 = ∫(3𝑥 2 + 1)𝑑𝑥

𝑦 = 𝑥 3 + 𝑥 + 𝑐, 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑦 = 4 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 2 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑐 = −6


𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑦 = 𝑥 3 + 𝑥 + 𝑐. merupakan solusi umum persamaan diferensial, sehingga solusi
khusus persamaan diferensial tersebut adalah 𝑦 = 𝑥 3 + 𝑥 − 6
Latihan:
1. Dekat permukaan bumi kecepatan benda jatuh karena gerafitasi adalah 32 kaki per
detik, gesekan udara di abaikan. Jika suatu benda dilemparkan ke atas dari suatu
ketinggian 1000 kaki dengan kecepatan 50 kaki perdetik. Cari kecepatan dan
tingginya pada saat 4 detik.
2. Sebuah bola dilemparkan ke atas dari permukaan bumi dengan kecepatan awal 96
kaki per detik. Berapa tinggi maksimum yang dicapai bola tersebut.
3. Sebuah obyek bergeraksepanjang suatu garis koordinat menurut percepatan (dalam
senti meter per detik kuadrat) dengan kecepatan awal dalam centi meter perdetik dan
jarak berah dalam centi meter.Carilah kecepatan v dan jarak berah s setelah 2 detik.
Persamaan percepatanya adalah sebagai berikut :

Diktat Kalkulus I Page 104 of 119


1. 𝑎 = 𝑡 ; 𝑣𝑜 = 0, 𝑠𝑜 = 0
2. 𝑎 = (1 + 𝑡)−3 ; 𝑣𝑜 = 4 , 𝑠𝑜 = 6
3
3. 𝑎 = √2𝑡 + 1 ; 𝑣𝑜 = 0, 𝑠𝑜 = 10
4. 𝑎 = (3𝑡 + 1)−3 ; 𝑣𝑜 = 4 , 𝑠𝑜 = 0
4. Tentukan solusi umum dan khusus dari persamaan diferensial berikut :
𝑑𝑦 1 𝑑𝑦 2
1. = 2 + 2𝑥 ; 𝑦 = 5 𝑑𝑖 𝑥 = 1 6. 3𝑥 + 4𝑥 − 1; 𝑦 = 5 𝑑𝑖 𝑥 = 2
𝑑𝑥 𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑥 𝑑𝑦
2. = ; 𝑦 = 3 𝑑𝑖 𝑥 = 2 7. = 𝑦 2 (𝑥 2 − 3𝑥) ; 𝑦 = 4 𝑑𝑖 𝑥 = 0
𝑑𝑥 2𝑦 𝑑𝑥
𝑑𝑦
𝑑𝑦 3 𝑥 8. = (2𝑥 + 1)4 ; 𝑦 = 6 𝑑𝑖 𝑥 = 6
3. = √ ; 𝑦 = 8 𝑑𝑖 𝑥 = 1 𝑑𝑥
𝑑𝑥 𝑦
𝑑𝑦
9. = 𝑦 −2 𝑥(𝑥 2 + 2)4 ; 𝑦 = 1 𝑑𝑖 𝑥 = 0
𝑑𝑦 𝑑𝑥
4. = 𝑥 3 𝑦 2 ; 𝑦 = 1 𝑑𝑖 𝑥 = 2
𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑥
10. + = 0, 𝑦 = 0 𝑑𝑖 𝑥 = 0
𝑑𝑦 𝑑𝑥 𝑦
5. = 𝑦 3 ; 𝑦 = 1 𝑑𝑖 𝑥 = 1
𝑑𝑥

Diktat Kalkulus I Page 105 of 119


BAB V
INTEGRAL TENTU
2.1 Integral Tentu
Pada prinsipnya integral tentu digunakan untuk menghitung luas daerah yang berada di
bawah kurva dengan suatu batas tertentu. Sedangkan proses integralnya tetap sama seperti
yang telah dipelajari sebelumnya. Berikut sifat dasar dari integral tertentu yaitu sebagai
berikut :
1. Jika fungsi f terintegralkan pada selang [𝑎, 𝑏] maka nilai integral tentunya adalah tunggal
yaitu :
𝑏
𝑏
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝐹(𝑥)] = 𝐹(𝑏) − 𝐹 (𝑎)
𝑎 𝑎
2. Integral tentu fungsi konstan
𝑏 𝑛
𝑙𝑖𝑚
𝐹(𝑥) = 𝑘 ⇒ ∫ 𝑘 𝑑𝑥 = ‖𝑝‖ ∑ 𝑘∆𝑥𝑖 = 𝑘(𝑏 − 𝑎)
𝑎
→0
𝑖=1

3. Jika fungsi f dan g terintegralkan pada [𝑎, 𝑏], maka fungsi 𝛼𝑓 + 𝛽g; 𝛼, 𝛽 𝑘𝑜𝑛𝑠 𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑎 juga
terintegralkan pada [𝑎, 𝑏] dan memenuhi :
𝑏 𝑏 𝑏

∫(𝛼𝑓(𝑥) + 𝛽𝑔(𝑥)) 𝑑𝑥 = 𝛼 ∫ 𝑓 (𝑥) 𝑑𝑥 + 𝛽 ∫ 𝑔 (𝑥)𝑑𝑥


𝑎 𝑎 𝑎

4. jika fungsi f terintegralkan pada [𝑎, 𝑏] dan 𝑐 ∈ [𝑎, 𝑏] maka f juga terintegralkan pada
[𝑎, 𝑐] 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 [𝑐, 𝑏 ]:
𝑏 𝑐 𝑏

∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 + ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥


𝑎 𝑎 𝑐

5. Jika fungsi terintegralkan pada selang tertutup I yang memuat titik a, b, dan c maka:
𝑐 𝑏
𝑏
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 + ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
𝑎
𝑎 𝑐

6. Jika fungsi f terintegralkan pada [𝑎, 𝑏] dan 𝑓(𝑥) ≥ 0 𝑝𝑎𝑑𝑎 [𝑎, 𝑏] maka:
𝑏
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 ≥ 0
𝑎

Diktat Kalkulus I Page 106 of 119


7. Jika fungsi f dan g terintegralkan pada [𝑎, 𝑏] dan jika 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥 ) pada [𝑎, 𝑏] maka:
𝑏 𝑏
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 ≤ ∫ 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥
𝑎 𝑎

8. Jika fungsi f terintegralkan pada [𝑎, 𝑏] dan fungsi |𝑓| juga terintegralkan pada selang [𝑎, 𝑏]
maka berlaku:
𝑏 𝑏
|∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥| ≤ |∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥|
𝑎 𝑎

9. Luas daerah D yang dibatasi oleh grafik fungsi kontinu f pada [𝑎, 𝑏] garis 𝑥 = 𝑎 dan garis
𝑥 = 𝑏 dengan sumbu – X adalah:
𝑏
∫ |𝑓(𝑥)| 𝑑𝑥
𝑎

10. Misalkan fungsi terintegralkan pada selang tertutup [−𝑎, 𝑎];maka :


a. Jika f adalah fungsi genap pada [−𝑎, 𝑎] 𝑚𝑎𝑘𝑎
𝑏 𝑎
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 2 ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
−𝑎 0

b. Jika f adalah fungsi ganjil pada [−𝑎, 𝑎] 𝑚𝑎𝑘𝑎


𝑎
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 0
−𝑎

Contoh soal
Hitunglah integral tentu berikut :
4
𝑥
1. ∫ 𝑑𝑥
0 √2𝑥 + 1
𝜋
2 𝑐𝑜𝑠 𝑥
2. ∫ 𝑑𝑥
𝜋 √1 + 𝑠𝑖𝑛 𝑥
6

𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛
4
𝑥
1. ∫ 𝑑𝑥
0 √2𝑥 + 1
Misalkan:
𝑡−1 1
𝑡 = 2𝑥 + 1 ⇒ 𝑥 = ⇒ 𝑑𝑥 = 𝑑𝑡
2 2
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 0 ⇒ 𝑡 = 1
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 4 ⇒ 𝑡 = 9
4 9 𝑡−1
𝑥 1
∫ 𝑑𝑥 = ∫ 2 𝑑𝑡
√ 2𝑥 + 1 2 √𝑡
0 1

Diktat Kalkulus I Page 107 of 119


9
1 𝑡−1
= ∫
4 √𝑡
1
9 9
1
= [∫ √𝑡 𝑑𝑡 − ∫ 𝑡 −1⁄2 𝑑𝑡]
4
1 1

1 2 9
= [ 𝑡√𝑡 − 2√𝑡]
4 3 1
1 2 2
= [( × 9 × 3 − 2 × 3) − ( × 1 × 1 − 2 × 1)]
4 3 3
1 4
= (12 + )
4 3
1 40
= ×
4 3
10
=
3
𝜋 𝜋
2 𝑐𝑜𝑠 𝑥 2 𝑑(1 + 𝑠𝑖𝑛 𝑥) 𝜋⁄2
2. ∫ 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝑥 = 2 √1 + 𝑠𝑖𝑛 𝑥 |𝜋⁄6
𝜋 √1 + 𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝜋 √1 + 𝑠𝑖𝑛 𝑥
6 6

𝜋 𝜋
= 2 √1 + 𝑠𝑖𝑛 ( ) + 2 √1 + 𝑠𝑖𝑛 ( )
2 6
3
=2√2 + 2√2 == 2√2 +√6

2.2 Penggunaan Integral Tentu untuk :


A. Menghitung luas daerah yang dibatasi oleh kurva f dengan sumbu X dan garis 𝑥 = 𝑎 .
Contoh:
Hitunglah luas daerah A yang dibatasi oleh kurva
𝑥
𝑓(𝑥) = ; 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑋 ; 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 4
√2𝑥 + 1
Penyelesaian
4
𝑥
𝐴= ∫ 𝑑𝑥
√2𝑥 + 1
0

Diktat Kalkulus I Page 108 of 119


Misalkan:
𝑡−1 1
𝑡 = 2𝑥 + 1 ⇒ 𝑥 = ⇒ 𝑑𝑥 = 𝑑𝑡
2 2
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 0 ⇒ 𝑡 = 1
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 4 ⇒ 𝑡 = 9
4 9 𝑡−1
𝑥 1
∫ 𝑑𝑥 = ∫ 2 𝑑𝑡
√2𝑥 + 1 2 √𝑡
0 1
9
1 𝑡−1
= ∫
4 √𝑡
1
9 9
1
= [∫ √𝑡 𝑑𝑡 − ∫ 𝑡 −1⁄2 𝑑𝑡]
4
1 1

1 2 9
= [ 𝑡√𝑡 − 2√𝑡]
4 3 1
1 2 2
= [( × 9 × 3 − 2 × 3) − ( × 1 × 1 − 2 × 1)]
4 3 3
1 4
= (12 + )
4 3
1 40
= ×
4 3
10
=
3
10
Jadi luas daerah tersebut adalah satuan luas.
3

B. Menghitung luas daerah yang dibatasi oleh dua kurva 𝑓 (𝑥) dan 𝑔(𝑥) dengan garis 𝑥 =
𝑎 dan garis 𝑥 = 𝑏
Untuk menghitung luas daerah A antara dua kurva dapat digunakan langkah berikut :
1. Tentukan terlebih dahulu titik potong kedua kurva, maka :
𝑏

2. 𝐴 = ∫[𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)] 𝑑𝑥
𝑎

Contoh :
Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑦 = 𝑥 2 − 2𝑥 − 3 dan garis
𝑦=𝑥+1
Penyelesaian:
Titik potong kedua kurva adalah :

Diktat Kalkulus I Page 109 of 119


𝑥 2 − 2𝑥 − 3 = 𝑥 + 1
⇒ 𝑥 2 − 3𝑥 − 4 = 0
⇒ (𝑥 + 1)(𝑥 − 4) = 0
⇒𝑥 = −1 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 4
Maka:
4
𝐴 = ∫ [(𝑥 + 1) − (𝑥 2 − 2𝑥 − 3)]d𝑥
−1
4
𝐴 = ∫ (4 + 3𝑥 − 𝑥 2 ) 𝑑𝑥
−1
3 1 4
𝐴 = (4𝑥 + 𝑥 2 − 𝑥 3 ) ]
2 3 −1
64 3 1
𝐴 = (16 + 24 − ) − (−4 + + )
3 2 3
120 − 64 −24 + 9 + 2
𝐴= −
3 6
112 + 13 125
𝐴= = 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠
6 6
Latihan
Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh kurva-kurva berikut
1. 𝑦 = 2𝑥, 𝑦 = 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 4 8. 𝑦 = 𝑥 3 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 𝑥 2
2. 𝑦 = 3𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 𝑥 2 9 . 𝑦 = 𝑥 2 𝑑𝑎𝑛 𝑦 2 = 𝑥
3. 𝑦 = 𝑥 2 − 3𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 𝑥 10. 𝑦 = 𝑥 3 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 4𝑥
4. 𝑦 = 𝑥 2 , 𝑦 =𝑥+2 11. 𝑦 = 𝑥 2 − 6𝑥 + 8 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 2 − 𝑥
5. 𝑦 = 4 − 𝑥 2 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 𝑥 + 1 12. 𝑦 = 9 − 𝑥 2 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 4 − 4𝑥
6. 𝑦 = (𝑥 + 2)2 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 10 − 𝑥 2 13. 𝑦 = 𝑥 2 − 2𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 4 − 4𝑥 2
7. 𝑦 = 𝑥 2 − 2𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 6𝑥 − 𝑥 2 14. 𝑦 = 𝑥 3 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 𝑥 2 + 2𝑥
C. Menghitung volume benda putar
Menghitung volume benda putar yang terjadi jika suatu daerah diputar ada dua macam,
yaitu diputar mengelingi sumbu X dan Y
1. Jika diputar mengelilingi sumbu X, maka volumenya adalah :
𝑏

𝑉 = 𝜋 ∫ y 2 𝑑𝑥
𝑎

Diktat Kalkulus I Page 110 of 119


Contoh hitunglah volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi oleh kurva
𝑦 = 𝑥 2 + 1 𝑑𝑖 𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 1 diputar mengelilingi sumbu X
Penyelesaian:
𝑏

𝑉 = 𝜋 ∫ 𝑦 2 𝑑𝑥
𝑎
1

𝑣 = 𝜋 ∫(𝑥 2 + 1)2 𝑑𝑥
0
1

= 𝜋 ∫(𝑥 4 + 2𝑥 2 + 1) 𝑑𝑥
0

1 2 1
= 𝜋 ( 𝑥 5 + 𝑥 3 + 𝑥) ]
5 3 0

1 2
= 𝜋 [( + + 1) − 0]
5 3

18 6
𝑣= 𝜋 = 𝜋 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
15 5
2. Jika diputar mengelilingi sumbu Y, maka volumenya adalah :
𝑏

𝑉 = 𝜋 ∫ 𝑥 2 𝑑𝑦
𝑎

Contoh hitunglah volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi oleh kurva
𝑥𝑦 = 2 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑦 = 1 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 4 diputar mengelilingi sumbu Y
Penyelesaian :
4
2 2
𝑣 = 𝜋 ∫ ( ) 𝑑𝑦
𝑦
1
4
4
= 𝜋 ∫ ( 2 ) 𝑑𝑦
𝑦
1
4
= −4𝜋𝑦 −1 ]
1
𝜋 4 𝜋 𝜋
=− 4 ] = −4 [( ) − ]
𝑦 1 4 1
𝑣 = 3𝜋 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

Diktat Kalkulus I Page 111 of 119


3. Volume benda putar yang dibatasi oleh dua kurva dan diputar mengelilingi sumbu X
dan sumbu Y adalah :
a. Jika diputar mengelilingi sumbu X maka:
𝑏

𝑣 = 𝜋 ∫(𝑦2 2 − 𝑦1 2 ) 𝑑𝑥
𝑎

b. Jika diputar mengelilingi sumbu Y maka:


𝑏

𝑣 = 𝜋 ∫(𝑥2 2 − 𝑥1 2 ) 𝑑𝑦
𝑎

Contoh tentukanlah volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi
Oleh kurva 𝑦 = 𝑥 2 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑦 = 2𝑥 𝑑𝑖𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 3600 mengelilingi sumbu X dan Y
Penyelesaian
Tentukanlah lebih dahulu titik potong kedua kurva adalah :
𝑥 2 − 2𝑥 = 0 ⇒ 𝑥 (𝑥 − 2) = 0 ⇒ 𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 2
𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑖𝑙i𝑛𝑔𝑖 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑋
𝑏

𝑣 = 𝜋 ∫(𝑦2 2 − 𝑦1 2 ) 𝑑𝑥
𝑎
2

= 𝜋 ∫((2𝑥)2 − (𝑥 2 )2 ) 𝑑𝑥
0
2

= 𝜋 ∫(4𝑥 2 − 𝑥 4 ) 𝑑𝑥
0
4 1 2
= 𝜋 ( 𝑥3 − 𝑥5) ]
3 5 0
32 32
= 𝜋 [( − ) − 0]
3 5
160 − 96
= 𝜋
15
64
𝑣 = 𝜋 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
15

Diktat Kalkulus I Page 112 of 119


𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔𝑖 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑌
𝑦
𝑦 = x 2 ⇒ 𝑥 = √𝑦 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 2𝑥 ⇒ 𝑥 =
2
𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ:
𝑦 𝑦2
√𝑦 = ⇒𝑦= ⇒ 𝑦 2 − 4𝑦 = 0 ⇒ 𝑦 (𝑦 − 4) = 0 ⇒ 𝑦 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 4
2 4
𝑏

𝑣 = 𝜋 ∫(𝑥2 2 − 𝑥1 2 ) 𝑑𝑦
𝑎
4
2 𝑦 2
= 𝜋 ∫ ((√𝑦) − ( ) ) 𝑑𝑦
2
0
4
𝑦2
= 𝜋 ∫ (𝑦 − ) 𝑑𝑦
4
0

1 1 3 4
= 𝜋 ( 𝑦2 − 𝑦 ) ]
2 12 0
16
= (8 − ) 𝜋
3
24 − 16 8
𝑣 =( ) 𝜋 = 𝜋 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
3 3
Latihan soal
 Tentukanlah volume benda putar dari kurva yang diputar mengelilingi sumbu X :
1. 𝑦 = √𝑥 ; 𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 9 5. 𝑦 2 = 8𝑥 ; 𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 5
2. 𝑦 = 2𝑥 − 1; 𝑥 = 1 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 4 6 . 𝑦 = 𝑥 (𝑥 − 3 )
3. 𝑦 = 1 − 𝑥 2 ; 𝑥 = −1 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 1 7. 𝑦 = 𝑥 (4 − 𝑥)
4. 𝑥 + 2𝑦 = 4 ; 𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 4
 Tentukanlah volume benda putar dari kurva yang diputar mengelilingi sumbu-Y:
1. 𝑥 = 2𝑦 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 3 6. 𝑦 = 1 − 𝑥 2 ; 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑋
2. 𝑥 = 𝑦 2 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 2 7. 𝑦 2 = 4𝑥; 𝑦 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 4
3. 𝑥𝑦 = 4 ; 𝑦 = 1 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 2 8. 𝑦 = 𝑥 2 ; 𝑦 = 1𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 5
4. 𝑥 + 𝑦 = 3 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑋 9. 𝑥 = 𝑦 2 ; 𝑦 = −2 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 2
5. 𝑦 = 𝑥 2 − 4; 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑋 10. 𝑥 = 𝑦(3 − 𝑦)

Diktat Kalkulus I Page 113 of 119


BAB VI
INTEGRAL TAK WAJAR

3.1 Integral tak wajar dengan batas tak hingga


Untuk integral tak wajar dengan batas tak hingga terdapat tiga defenisi penting yaitu:
A. Misalkan untuk setiap 𝜀 > 0 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 0 < 𝜀 < 𝑏 − 𝑎 fungsi terintegrasikan pada
selang [𝑎, 𝑏 − 𝜀],
𝑏−𝜀

𝑙𝑖𝑚 𝑓(𝑥) = ±∞ 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑑𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑚+ ∫ 𝑓 (𝑥) 𝑑𝑥


𝑥→𝑏 − 𝑥→0
𝑎

Dalam hal ini integral tak wajar dari f pada [𝑎, 𝑏] didefenisikan sebagai berikut :
𝑏 𝑏 𝑏

∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 = 𝑙𝑖𝑚+ ∫ 𝑓 (𝑥) 𝑑𝑥 = 𝑙𝑖𝑚+ ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐿


𝜀→0 𝑐→𝑎
𝑎 𝑎+𝜀 𝑐
𝑏

𝐷𝑖𝑘𝑎𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑔𝑟𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟 ∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 𝒌𝒐𝒏𝒗𝒆𝒓𝒈𝒆𝒏 𝑘𝑒 𝐿


𝑎

Tetapi jika
𝑏
𝑏
𝑙𝑖𝑚 ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = l𝑖𝑚+ ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ±∞
𝜀→0+ 𝑎+𝜀 𝑐→𝑎
𝑐

Disini dikatakan integral tak wajar dari:


𝑏

∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥
𝑎

Disebut divergen
𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑔𝑟𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑘 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 ∶
5 5
𝑑𝑥 𝑑𝑥
∫ = 𝑙𝑖𝑚 ∫
√𝑥 − 1 𝑐→1+ √𝑥 − 1
1 𝑐

5
= 𝑙𝑖𝑚 (2√𝑥 − 1) ]
𝑐→1+ 𝑐
= 𝑙𝑖𝑚 [(2√5 − 1) − (2√𝑐 − 1)]
𝑐→1+

= 4 − 2√1 − 1
=4
5
𝑑𝑥
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑔𝑟𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑘 𝑤a𝑗𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 ∫ 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑛 𝑘𝑒 4
√𝑥 − 1
1

Diktat Kalkulus I Page 114 of 119


B. Misalkan untuk setiap 𝜀 > 0 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 0 < 𝜀 < 𝑏 − 𝑎 fungsi f terintegralkan pada
[𝑎, 𝑏 − 𝜀]
𝑙𝑖𝑚 𝑓(𝑥) = ±∞ 𝑑𝑎𝑛
𝑥→𝑏 −
𝑏−𝜀 𝑑

𝑎𝑛𝑑𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑚+ ∫ 𝑓 (𝑥) 𝑑𝑥 = 𝑙𝑖𝑚− ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐿


𝑥→0 𝑑→𝑏
𝑎 𝑎

Dalam hal ini integral tak wajar dari f pada [𝑎, 𝑏]𝑑𝑖𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 ∶
𝑏 𝑏−𝜀

∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 = 𝑙𝑖𝑚+ ∫ 𝑓 (𝑥) 𝑑𝑥


𝜀→0
𝑎 𝑎
𝑑

= 𝑙𝑖𝑚− ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐿
𝑑→𝑏
𝑎
𝑏
𝐷𝑖𝑘𝑎𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑔𝑟𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟 ∫𝑎 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 𝒌𝒐𝒏𝒗𝒆𝒓𝒈𝒆𝒏 𝑘𝑒 𝐿. Tetapi jika
𝑏−𝜀 𝑑

𝑙𝑖𝑚 ∫ 𝑓 (𝑥) 𝑑𝑥 = 𝑙𝑖𝑚− ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ±∞


𝜀→0+ 𝑑→𝑏
𝑎 𝑎
𝑏
Disini dikatakan integral tak wajar dari ∫𝑎 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 di sebut divergen
𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑘 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟 berikut :
1 1−𝜀
𝑑𝑥 𝑑𝑥
∫ = 𝑙𝑖𝑚+ ∫
1−𝑥 𝜀→0 1−𝑥
0 0
1−𝜀
= 𝑙𝑖𝑚+ (− 𝑙𝑛|1 − 𝑥|) ]
𝜀→0 0
= 𝑙𝑖𝑚+ [−(𝑙𝑛|1 − (1 − 𝜀)|) + 𝑙𝑛|1 − 0|]
𝜀→0

= 𝑙𝑖𝑚+ (− 𝑙𝑛 𝜀) = 𝑙𝑛 0 = ∞, 𝒅𝒊𝒗𝒆𝒓𝒈𝒆𝒏
𝜀→0

C. Misalkan fungsi f terintegralkan pada himpunan [𝑎, 𝑐 ) ∪ ( 𝑐, 𝑏] dengan integral tak


wajar .
𝑐 𝑐

∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑔𝑒𝑛 𝑘𝑒 𝐿 𝑑𝑎𝑛 ∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑔𝑒𝑛 𝑘𝑒 𝑀


𝑎 𝑏

Dalam hal ini integral tak wajar dari f pada [𝑎, 𝑏] didefenisikan sebagai :
𝑏 𝑐 𝑏

∫ 𝑓 (𝑥)𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 + ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝐿 + 𝑀


𝑎 𝑎 𝑐

𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑘 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟 dari :

Diktat Kalkulus I Page 115 of 119


1 0 1 𝑎 1
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
∫ 2 = ∫ 2 + ∫ 2 = 𝑙𝑖𝑚− ∫ 2 + 𝑙𝑖𝑚+ ∫ 2
𝑥 𝑥 𝑥 𝑎→0 𝑥 𝑏→0 𝑥
−1 −1 0 −1 𝑏

1 𝑎 1 𝑏
= 𝑙𝑖𝑚− (− ) ] + 𝑙𝑖𝑚+ (− ) ]
𝑎→0 𝑥 −1 𝑏→0 𝑥 −1
1 1
= 𝑙𝑖𝑚− − [( ) − 1] + [ 𝑙𝑖𝑚+ − (1 − )]
𝑎→0 𝑎 𝑏→0 𝑏
1 1
=− +1−1+
0 0
= −∞ + ∞
=∞
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑔𝑟𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑘 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑑𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑣𝑒𝑟𝑔𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔 [−1, 1]
Latihan :
1 𝑑𝑥 3 𝑑𝑥 3 𝑑𝑥
1. ∫0 𝑑𝑥 6. ∫0 𝑑𝑥 11. ∫0 𝑑𝑥
1−𝑥 2 9−𝑥 2 √9−𝑥 2
4 𝑑𝑥 0 𝑥 2 𝑥
2. ∫2 3 𝑑𝑥 7. ∫−3 2 𝑑𝑥 12. ∫0 𝑑𝑥
√(3−𝑥) 2
(𝑥 2 −4)3 𝑥 2 + 𝑥−2
𝜋
7 𝑑𝑥 −1 𝑥
3. ∫3 𝑑𝑥 𝑑𝑥 13. ∫02 𝑐𝑠𝑐 𝑥 𝑑𝑥
√𝑥−3 8. ∫−2 4
(𝑥+4)3 1 𝑙𝑛 𝑥
4. ∫0
1 𝑑𝑥
𝑑𝑥 𝜋
14.∫0
𝑥
1−𝑥 9. ∫0 𝑡𝑎𝑛(2𝑥) 𝑑𝑥
4

2
27 1 𝑙𝑛|𝑥|
5. ∫−1 𝑥 7 𝑑𝑥 10. ∫0 dx
𝑥

3.2 Integral Tak wajar dan integral diskontinu


a. Integral tak wajar dengan satu batas tak hingga.
Integral tak wajar dengan satu batas tak hingga, didefenisikan sebagai berikut :
1 𝑏

1. ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝑙𝑖𝑚 ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥


𝑎→~
−~ 𝑎
𝑏 𝑏

2. ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝑙𝑖𝑚 ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥


𝑏→−~
−~ 𝑎

Contoh hitunglah integral tak wajar berikut :


−1
2
1. ∫ 𝑥𝑒 −𝑥 𝑑𝑥
−~

Diktat Kalkulus I Page 116 of 119


~

2. ∫ 𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑑𝑥
0

𝑃𝑒𝑛𝑦e𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛
−1 −1
−𝑥 2 2
1. ∫ 𝑥𝑒 𝑑𝑥 = 𝑙𝑖𝑚 ∫ 𝑥𝑒 −𝑥 𝑑𝑥
𝑎→−~
−~ 𝑎
−1
2 1
= 𝑙𝑖𝑚 ∫ 𝑑(−𝑥 2 )𝑒 −𝑥 (− )
𝑎→−~ 2
𝑎
1 2 −1
= 𝑙𝑖𝑚 (− ) [𝑒 −𝑥 ]
𝑎→−~ 2 𝑎
1 2 2
= (− ) 𝑙𝑖𝑚 [𝑒 −(−1) − 𝑒 −(𝑎) ]
2 𝑎→−~
1 1
= − (𝑒 −1 − 𝑙𝑖𝑚 𝑎2 )
2 𝑎→−~ 𝑒

1 1 1
= − ( − (−~)2 )
2 𝑒 𝑒
1
=− −0
2𝑒
1 1
=− 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑔𝑒𝑛 𝑘𝑒 −
2𝑒 2𝑒
~ 𝑏

2. ∫ 𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑙𝑖𝑚 ∫ 𝑠𝑖𝑛 (𝑥) 𝑑𝑥


𝑏→~
0 0

𝑏
= 𝑙𝑖𝑚 [− 𝑐𝑜𝑠 𝑥] ]
𝑏→~ 0
= − 𝑙𝑖𝑚 [𝑐𝑜𝑠 𝑏 − 𝑐𝑜𝑠 0]
𝑏→~

= 1 − 𝑐𝑜𝑠 ~, 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑖𝑛𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑎𝑑𝑎 ,


𝑖𝑛𝑡𝑒𝑔𝑟𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑘 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑖𝑣𝑒𝑟𝑔𝑒𝑛
b. Integral tak wajar dengan kedua batas integralnya tak hingga
Defenisi :
0 ~

∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 𝑑𝑎𝑛 ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑔𝑒𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑔𝑟𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑘 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟


−~ 0
~

∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
−~

Jika:

Diktat Kalkulus I Page 117 of 119


~ 0 ~

∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 + ∫ 𝑓(x) dx


−~ −~ 0

Contoh hitunglah integral tak wajar berikut :


~ 0 ~
dx dx dx
∫ 2
= ∫ 2
+∫
1+x 1+x 1 + x2
−~ −~ 0
0 b
dx dx
= lim ∫ + lim ∫
a→−~ 1 + x 2 a→−~ 1 + x 2
a 0

0 b
= lim (tan−1 x) ] + lim (tan−1 x) ]
a→−~ a b→−~ 0
= lim (tan−1 0 − tan−1 a ) + lim (tan−1 b − tan−1 0 )
a→−~ b→−~

= lim (−tan−1 a ) + lim (tan−1 b )


a→−~ b→−~
π π
= − (− ) + ( )
2 2

Latihan
Hitunglah integral tak wajar berikut :
~
dx
1. ∫
(2x − 3)3
−~
~ dx
2. ∫−~ (2x−3)3
~
dx
3. ∫
√x 2 + 4
−~
~
dx
4. ∫
√x 2 + 2x + 5
−~
~

5. ∫ cos x dx
−~

Diktat Kalkulus I Page 118 of 119


DAFTAR PUSTAKA

Hutahaen. (1980). Kalkulus Diferensial dan Integral I. Jakarta : Gramedia

Leithold. (1976). The Calculus and Analytic Geometry, 3 rd ed . New York : Harper and row

Martono, K. (1999). Kalkulus. Jakarta : Erlangga

Purcell, E.J.(Terjemahan Nyoman Susila). (2010). Kalkulus Jilid I, Tangerang:Binarupa


Aksara

Purcell, E.J.(1987). Kalkulus dan Geometris Analitis I, (Terjemahan Nyoman Susila, Bana
Kartasasmita,Rawuh).Jakarta: Erlangga

Samyoeto.1992. Kumpulan Makalah Disampaikan Pada Penataran Dosen Dalam Rangka


Peningkatan Mutu Bidang Ilmu Dasar (Matematika Kependidikan). Jakarta: Dirjendikti

Yahya, Yusuf, dkk. (2010). Matematika Dasar Perguruan Tinggi, Edisi kedua. Bogor: Ghalia
Indonesia

Diktat Kalkulus I Page 119 of 119

Anda mungkin juga menyukai