Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM BILANGAN REAL HINGGA BILANGAN ASLI


(BILANGAN REAL, BILANGAN BULAT, BILANGAN RASIONAL)
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah MATEMATIKA 1 SD/MI

Dosen Pengampu:

Ria Norfika Yuliandari, M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok 3

Ning Aliyatul Fikriyah 200103110042


Avifa Nurlaila Hesti P. 200103110059
Nurin Na’imah 200103110065
Kamilatus Sa’adah Abu Hasan 200103110069

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN AJARAN 2021
Kata Pengantar

Puji serta syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak
nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT.

Atas nikmat dan hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “SISTEM BILANGAN REAL HINGGA BILANGAN ASLI” dengan baik dan
tanpa ada halangan. Kami sampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu
mata kuliah Matematika 1 SD/MI, Ibu Ria Norfika Yuliandari, M.Pdi. dan semua pihak yang
turut membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Jika dalam
makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isi maupun
struktur penulisannya, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk
memperbaiki makalah ini. Demikian semoga makalah ini memberikan bermafaat bagi kita
semua.

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................................................ i

Daftar Isi ....................................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

1.2 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.3 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.4 Tujuan.......................................................................................................................... 1

BAB II........................................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2

2.1 Sistem Bilangan Real Dan Operasi Bilangan Real ..................................................... 2

2.2 Sistem Bilangan Bulat dan Operasinya ....................................................................... 4

2.3 Bilangan Rasional dan Operasinya ............................................................................. 9

BAB III .................................................................................................................................... 12

PENUTUP................................................................................................................................ 12

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Pada ilmu matematika dapat kita ketahui terdapat beberapa pembahasan. Salah satu
pembahasan tersebut yaitu sistem bilangan. Sistem bilangan sendiri terbagi menjadi
beberapa bagian. Nah, dalam pembahasan kali ini kita akan membahas tiga sistem bilangan.
Yaitu bilangan real, bilangan bulat, dan bilangan rasional. Terkait bilangan real dan
bagaimana operasinya. Kemudian terkait bilangan bulat dan operasinya. Dan yang terakhir
mengenai bilangan rasional dan bagaimana operasinya. Selain itu dalam pembahasan ini
terdapat juga beberapa sifat dari bilangan-bilangan tersebut.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Bilangan Real dan Operasinya?


2. Apa yang dimaksud dengan Sistem Bilangan Bulat dan Operasinya?
3. Apa yang dimaksud dengan Sistem Bilangan Rasional dan Operasinya?

1.4 Tujuan

1. Mengetahui Sistem Bilangan Real dan Operasinya


2. Mengetahui Sistem Bilangan Bulat dan Operasinya
3. Mengetahui Sistem Bilangan Rasional dan Operasinya

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Bilangan Real Dan Operasi Bilangan Real

A. Pengertian Bilangan Real


Bilangan Real adalah gabungan dari antara himpunan bilangan rasional dengan
bilangan irasional. Bilangan real disebut juga dengan bilangan riil dan diwakili oleh simbol
R. Bilangan rill terdiri dari bilangan rasional dan irasional. Bilangan Rasional adalah suatu
bilangan yang bisa diubah dalam bentuk pecahan a/b dengan a dan b merupakan bilangan
bulat. penekanannya adalah a dan b harus bilangan bulat, jika salah satu bukan bilangan
bulat maka bukan termasuk bilangan rasional contoh: 2,0.25, ¾. Bilangan Irasional adalah
bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai perbandingan bilangan-bilangan bulat a dan
b, dengan b ≠ 0, bilangan irasional bukan merupakan bilangan bulat dan juga bukan
merupakan bilangan pecahan. Jika bilangan Irasional ditulis dalam bentuk decimal,
bilangan itu tidak mempunyai pola yang teratur. Contoh: π, √2 ,√3 dan bilangan e.1

Hal- Hal yang perlu diperhatikan dalam operasi hitung dalam sistem bilangan real:

1. Penjumlahan dan pengurangan berada pada tingat yang sama.


2. Perkalian dan pembagian berada pada tingkat yang sama.
3. Operasi perkalian dan pembagian lebih tinggi tingkatnya daripada operasi penjumlahan
dan pengurangan sehingga harus dikerjakan terlebih dahulu.
4. Apabila terdapat operasi hitung campuran setingkat, maka yang harus dikerjakan
terlebih dahulu adalah terletak di sebelah kiri.
5. Apabila dalam operasi hitung campuran terdapat tanda kurung, maka terlebih dahulu
dikerjakan adalah operasi hitung yang terdapat tanda kurung.2

B. Operasi Hitung Bilangan Real


1. Penjumlahan
Jika a, b, maka jumlah dari a dan b dinyatakan sebagai “a + b”. a dan b masing-
masing disebut istilah. Sifat operasi penjumlahan:

1
Widdiharto, Rachmadi. 2021. Modul Belajar Mandiri. Jakarta: Tim GTK DIKNAS, Hal 21
2
Ilham Minggi dan djarji dkk. 2017. Sistem Bilangan Real dan Perpangkatan. Hal 3 & 4

2
1) Pesanan tertutup, Jika a, b hanya ada satu bilangan bulat yaitu c, maka a
+ b = c.
2) Pertukaran (Exchange), Jika a, b, maka a + b = b + a
3) Association (pengelompokan), Jika a, b, c, maka a + (b + c) = (a + b) + c
4) Penambahan distribusi (spread), Jika a, b, c, maka a × (b + c) = ab + ac
5) Memiliki rasa identitas, 0 adalah elemen yang diidentifikasi dengan
penjumlahan, yang berarti a + 0 = 0 + a = a
6) Kebalikan dari penjumlahan, Untuk setiap a, ada (-a), dan
menambahkannya bersama-sama akan menghasilkan elemen identitas,
yaitu nol (0). Yaitu a + (-a) = (-a) + a = 0
2. Pengurangan
Jika a, b, pengurangan a dan b dinyatakan sebagai “a-b”. Aturan pengurangan:
1) Pesanan tertutup, Jika a, b hanya ada satu bilangan bulat yaitu c, maka
a-b = c.
2) Untuk bilangan bulat a dan b, terapkan: a-b = a + (-b) Dengan kata lain,
mengurangi b dari a sama dengan menjumlahkan invers dari b ke a.
3) Pertukaran (pertukaran) tidak cocok untuk operasi pengurangan, Jika a,
b, maka a-b ≠ b-a.
4) Atribut terkait (pengelompokan) tidak cocok untuk operasi
pengurangan. Jika a, b, c, maka a- (b-c) ≠ (a-b) -c.
5) Penurunan distribusi (difusi), Jika a, b, c, maka a × (b-c) = ab-a.
6) Atribut pengurangan adalah nol (0)
a-0 = a
0-a = -a
0-0 = 0
3. Perkalian
Jika a, b, perkalian a dan b dinyatakan sebagai “a × b”. a dan b masing-
masing disebut faktor. Sifat perkalian adalah sebagai berikut:
1) Pesanan tertutup, Jika a, b hanya ada satu bilangan bulat yaitu c, maka a
×b=c
2) Pertukaran (Exchange), Jika a, b, maka a × b = b × a.
3) Association (pengelompokan), Jika a, b, c maka a × (b × c) = (a × b) ×
c.

3
4) Distribusi perkalian dan penjumlahan (dispersi), Jika a, b, c maka a × (b
+ c) = ab + ac.
5) Memiliki rasa identitas, Ada angka 1 yang merupakan elemen identitas
perkalian, yang artinya a × 1 = 1 × a = a.
4. Pembagian
Jika a, b, bagian a dan b dinyatakan sebagai “a: b” dengan b ≠ 0. Aturan
pembagiannya adalah:
1) a × (b: c) = (a × b): c, Misalnya: 2 × (4: 2) = (2 × 4): 2 = 4
2) (a × b): (c × d) = (a: c) × (b: d), Contoh: (4 × 8): (2 × 4) = (4: 2) × (8: 4)
=2×2=4
3) a: (b: c) = a × (b: c), Contoh: 8: (10: 5) = 8 × (10: 5) = 8 × 2 = 16
C. Sifat-Sifat Bilangan Real
Sifat Penjumlahan Perkalian
Tertutup a+b = bilangan real a×b = bilangan real
Asosiatif a+(b+c) = (a+b)+c a×(b×c) = (a×b)×c
Komutatif a+b = b+a a×b = b×a
Mempunyai unsur identitas a+0 = a a×1=a
Setiap bilangan punya invers a+(-a) = 0 a×(1/a) =a, dengan a≠0
Distributif a×(b+c) = (a×b)+(a×c)
Pembagian nol Tidak berlaku

2.2 Sistem Bilangan Bulat dan Operasinya

A. Definisi bilangan bulat


Bilangan bulat merupakan bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan
bilangan bulat negatif. Bilangan bulat dalam matematika dapat dilambangkan dengan
huruf Z. lambang ini berasal dari Bahasa Jerman, yaitu Zahlen yang berarti bilangan.

I I I I I I I I I I I
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Bilangan bulat negatif Bilangan bulat positif

Bilangan cacah

4
B. Operasi hitung pada bilangan bulat
1. Penjumlahan dan pengurangan berlaku:
a. a + b = a + b
4+3=7
b. a – b = a + (-b )
6 - 4 = 6 + (-4) = 2
c. -a + (-b) = - (a + b)
-3 + (-2) = - (3+2) = -5
d. a – (-b) = a + b
9 – (-5) = 9 + 5 = 14
2. perkalian dan pembagian berlaku:
Perkalian:
Perkalian merupakan penjumlahan secara berulang.
contoh: 3 x 5 = 5 + 5 + 5 = 15
a. a x b = ab
5 x 6 = 30
b. a x (– b) = - ab
4 x (-7) = - 28
c. (-a) x b = - ab
(-3) x 4 = -12
d. (-a) x (-b) = ab
(-6) x (-7) = 42
Pembagian:
- Pembagian merupakan kebalikan/invers dari perkalian3.
1
contoh: 30 : 5 = 30 x = 6
5
Berlaku:
𝒂
a. a : b =
𝒃
30
30 : 5 =
5

3
Bilangan bulat dan pecahan, diakses pada 24 sep 2021 pukul 18.57

5
𝒂
b. a : (– b) = -
𝒃
30
30 : (-5) = -
5
𝒂
c. (-a) : b = -
𝒃
30
(-30) : 5 = -
5
𝒂
d. (-a) : (-b) =
𝒃
30
(-30) : (-5) =
5

C. Sifat operasi hitung bilangan bulat


1. Penjumlahan
Sifat yang berlaku pada penjumlahan bilangan bulat yaitu sifat komutatif
(pertukaran) dan asosiatif (pengelompokan).
a) Sifat komutatif (pertukaran)

a+b=b+a

Contoh: 3 + 6 = 9 maka sebaliknya 6 + 3 = 9

b) Sifat Asosiatif (pengelompokan)

a + (b + c) = (a + b) + c

Contoh: 3 + (4 + 2) = (3 + 4) + 2
3+6 =7+2
9 = 9
(hasil ruas kiri dan ruas kanan sama)

2. Perkalian
Sifat yang berlaku pada perkalian yaitu sifat komutatif (pertukaran), asosiatif
(pengelompokan), dan distributif (penyebaran).
1) Sifat komutatif

a×b=b×a
Contoh:

6
4×3=3×4

12 = 12

2) Sifat asosiatif

a × (b × c) = (a × b) × c
Contoh:

4 × (3 × 5) = (4 × 3) × 5

4× 15 = 12× 5

60 = 60

3) Sifat distributif
• Sifat distributif perkalian pada penjumlahan

a × (b + c) = (a × b) + (a × b)
Contoh:

3 × (4 + 2) = (3 × 4) + (3 × 2)

3 × 6 = 12 + 6

24 = 24

• Sifat distributif perkalian pada pengurangan

a × (b – c) = (a × b) – (a × c)
Contoh:

3 × (6 – 2) = (3 × 6) – (3 × 2)

3 × 4 = 18 – 6

12 = 12

3. Operasi hitung campuran bilangan bulat


Dalam kehidupan sehari – hari, kita dapat melakukan empat jenis operasi hitung
sekaligus. Operasi hitung yang menggabungkan ke empat jenis operasi hitung
disebut dengan operasi hitung campuran.
• Operasi hitung campuran memiliki beberapa kaidah:

7
1) Pada operasi hitung perkalian dan penjumlahan, yang dilakukan
terlebih dahulu adalah operasi perkalian.
Contoh: 6 × 7 + 8 = 42 + 8 = 50
2) Pada operasi hitung perkalian dan pengurangan, yang dilakukan
terlebih dahulu adalah operasi perkalian.
Contoh: 40 – 4 × 6 = 40 – 24 = 16
3) Pada operasi hitung dalam tanda kurung dikerjakan terlebih dahulu.
Contoh: 120 + (14 × 5) + 30 = 120 + 70 + 30 = 220
4) Operasi perkalian dan pembagian setingkat, artinya operasi
dikerjakan urut dari kiri.
Contoh: 336 ÷ 6 × 8 = 56 × 8 = 448
5) Operasi penjumlahan dan pengurangan setingkat, artinya operasi
dikerjakan urut dari kiri.
Contoh: 29 + 6 – 8 = 35 – 8 = 27
6) Operasi perkalian dan pembagian lebih tinggi tinggi tingkatannya dari
operasi penjumlahan dan pengurangan, artinya jika menemukan
operasi perkalian atau pembagian dan penjumlahan atau pengurangan
dalam soal, maka yang dikerjakan terlebih dahulu adalah operasi
perkalian dan pembagian.4
Contoh: 250 ÷ 5 + 150 × 7 = 50 + 1.050 = 1.100

• Sifat operasi hitung pada bilangan bulat:

Komutatif Asosiatif Distributif Distributif


pada pada
penjumlahan pengurangan
Penjumlahan Berlaku Berlaku - -
(+)
Pengurangan Tidak Tidak - -
(-) berlaku berlaku
Perkalian Berlaku Berlaku Berlaku Berlaku
(×)

4
Dian Amalia & Imam Wahyudi, Seri Matematika MATEMATIKA 4 untuk tingkat SD/MI, 2018, hal 4-26

8
Pembagian Tidak Tidak Tidak berlaku Tidak berlaku
(÷) berlaku berlaku

2.3 Bilangan Rasional dan Operasinya

A. Pengertian Bilangan Rasional


𝑎
Bilangan rasional adalah bilangan yang bisa diubah dalam bentuk pecahan dengan a
𝑏
dan b merupakan bilangan bulat. Penekanannya adalah a dan b harus bilangan bulat, jika
salah satu bukan bilangan bulat maka bukan termasuk bilangan rasional serta5 b ≠ 0.
3
Contoh; a = 3 dan b = 6
6
B. Operasi Bilangan Rasional:
1. Penjumlahan Bilangan Rasional
𝑎 𝑐 𝑎.𝑑+𝑏.𝑐
Rumus : + =
𝑏 𝑑 𝑏.𝑑
1 1
Contoh : + =?
2 3
1.3+1.2 3+2 5
Jwb = = =
2.3 6 6

2. Pengurangan Bilangan Rasional


𝑎 𝑐 𝑎.𝑑−𝑏.𝑐
Rumus : - =
𝑏 𝑑 𝑏.𝑑
2 3
Contoh : - =?
3 5
2.5−3.3 10−6 4
Jwb = = =
3.5 15 5

3. Perkalian Bilangan Rasional


𝑎 𝑐 𝑎.𝑐
Rumus : × =
𝑏 𝑑 𝑏.𝑑
1 5
Contoh : × = ?
5 6
1.5 5 1
Jwb = = =
5.6 30 6

5
Jurnal Love Math Save Culture, 2015

9
4. Pembagian Bilangan Rasional
𝑎 𝑐 𝑎.𝑑
Rumus : : =
𝑏 𝑑 𝑏.𝑐
3 2
Contoh : : =?
14 7
3.7 21 3
Jwb = = =
14.2 28 4

Bilangan Desimal
Desimal dikenal sebagai basis sepuluh karena desimal memiliki angka sepuluh
sebagai dasarnya atau Untuk mempelajari bilangan pecahan desimal, kita perlu
memahami nilai tempat dan arti dari penulisan bilangan pecahan desimal. Untuk itu,
perhatikan bilangan-bilangan pecahan yang penyebutnya kelipatan 10 seperti berikut
ini.
pecahan desimal, maka penulisannya adalah sebagai berikut:
1/10 ditulis 0,1
1/100 ditulis 0,01
1/1000 ditulis 0,001
1/10000 ditulis 0,0001

Operasi bilangan desimal


a. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan.
Pada operasi penjumlahan dan pengurangan dua buah bilangan pecahan
desimal, kita harus memanfaatkan sistem nilai tempat. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan contoh berikut ini6.:
• 0,412 + 0,543 =
• 0,786 – 0,564 =

Jawab:
• 0, 412 = 0 + 0,4 + 0,01 + 0,002
0, 543 = 0 + 0,5 + 0,04 + 0,003
+
= 0 + 0,9 + 0,05 + 0,005

6
Operasi pada bilangan pecahan, diakses pada 26 Sep 2021 pukul 22.23

10
= 0 + 0,900 + 0,050 + 0,005
= 0,955

• 0,786 = 0 + 0,7 + 0,08 + 0,006


0,564 = 0 + 0,5 + 0,06 + 0,004
-
= 0 + 0,2 + 0,02 + 0,002

= 0,222

b. Operasi perkalian dan pembagian


Operasi pada perkalian dan pembagian yaitu dapat merubah dahulu bilangan
pecahan desimal ke pecahan biasa. Contoh sebagai berikut:
• 12,5 × 0,8 =
• 2,4 : 0,05 =

Jawab:
125 8
• 12,5 × 0,8 = ×
10 10
1000
=
10
= 100

24 5
• 2,4 : 0,05 = :
10 100
24 100
= ×
10 5
2400
=
50
= 48

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bilangan Real adalah gabungan dari antara himpunan bilangan rasional dengan
bilangan irasional. Bilangan real disebut juga dengan bilangan riil dan diwakili oleh
simbol R. Bilangan rill terdiri dari bilangan rasional dan irasional. Bilangan Rasional
adalah suatu bilangan yang bisa diubah dalam bentuk pecahan a/b dengan a dan b
merupakan bilangan bulat. penekanannya adalah a dan b harus bilangan bulat, jika salah
satu bukan bilangan bulat maka bukan termasuk bilangan rasional.
Bilangan bulat merupakan bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan
bilangan bulat negatif. Bilangan bulat dalam matematika dapat dilambangkan dengan
huruf Z. lambang ini berasal dari Bahasa Jerman, yaitu Zahlen yang berarti bilangan.
Operasi hitung bilangan bulat pada garis besar dibagi menjadi 4 bagian yaitu
penjumlahan, Pengurangan, perkalian, dan pembagian.

12
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Dian & Wahyudi, Imam, Seri Matematika MATEMATIKA 4 untuk tingkat SD/MI, th
2018, Hal: 4-26

Bilangan pecahan, diakses pada 26 Sep 2021 pukul 22.23

Jurnal Love Maath Save Culture, 2015

Minggi, Ilham & Djarji dkk, Sistem Bilangan Real dan Perpangkatan, 2017, Hal: 3&4

Operasi pada Bilangan bulat dan pecahan, diakses pada 24 sep 2021 pukul 18.57

Widdiharto, Rachmadi. Modul Belajar Mandiri, Jakarta: Tim GTK DIKNAS, Hal: 21

13

Anda mungkin juga menyukai