Anda di halaman 1dari 14

BILANGAN DAN PENGUNAAN OPERASI HITUNG (PENJUMLAHAN DAN PERKALIAN

BESERTA SIFAT-SIFATNYA KOMUTATIF,ASOSIATIF DAN DISTRIBUTIF)

MAKALAH
KONSEP DASAR MATEMATIKA SD

Disusun Oleh:

NAMA NIM
DIKA FURQANI 2213062267
RIZKY INDRAWAN 2213062288

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSADA KHATULISTIWA
SINTANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai, yang berjudul “ BILANGAN DAN PENGUNAAN OPERASI HITUNG
(PENJUMLAHAN DAN PERKALIAN BESERTA SIFAT-SIFATNYA KOMUTATIF,ASOSIATIF DAN
DISTRIBUTIF)”.Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………….…………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………….……..1
A. Latar Belakang………………………………………………………...........................1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………..1
D. Manfaat Penulisan……………………………………………………........................1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………….1
A. Pengertian bilangan dan penggunaan operasi hitung……………………….1
B. Penjumlahan beserta sifat komutatif, asosiatif dan distributif…………..1
C. Perkalian beserta sifat komutatif, asosiatif, dan distributif…………………1
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………….1
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………..1
B. Saran………………………………………………………………………………………………….1
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
operasi hitung bilangan adalah salah satu kegiatan yang melibatkan
penjumlahan,pengurangan, pembagian dan perkalian dalam perhitungan susunan angka atau
bilangan. dalam matematika terdapat beberapa macam operasi hitung bilangan bulat, antara lain:

 Penjumlahan: menggabungkan atau menjumlahkan dua atau lebih bilangan


sehingga menjadi bilangan baru

 Pengurangan: mengambil sejumlah bilangan dari bilangan tertentu sehingga


jumlah bilangannya berkurang

 Perkalian: penjumlahan yang berulang. Perkalian juga dapat diartikan dengan


menjumlakan bilangan yang sama sebanyak bilangan pengali

 Pembagian: pengurangan yang berulang, pembagian juga dapat diartikan dengan


membagi suatu bilangan dalam beberapa kelompok dengan jumlah yang sama.

2. Rumusan Masalah
1. Jenis-jenis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soalsoal
tentang operasi hitung campuran?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan tentang operasi hitung
campuran?
3. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kesalahan tentang operasi hitung
campuran pada bilangan bulat?

3. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-
soal tentang operasi hitung campuran.
2. Mendeskripsikan faktor apa saja yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan
tentang operasi hitung campuran.

4. Manfaat Penulisan
 Sebagai salah satu informasi untuk mengetahui kesalahan-kesalahan penyelesaian
hitung campuran pada bilangan bulat agar bisa diperbaiki menjadi benar.
 Sebagai tambahan khasanah ilmu pengetahuan dan sumber informasi dalam
bidang analisis kesalahan penyelesaian hitung campuran bilangan bulat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BILANGAN DAN PENGGUNAAN OPERASI HITUNG
Dalam matematika, operasi hitungan bilangan memiliki berbagai macam jenis yang biasa kita
gunakan dalam kegiatan berhitung, baik saat belajar maupun dalam kegiatan sehari-hari. Apa
itu operasi hitung bilangan dan apa saja macam-macam operasi hitung yang ada dalam
matematika. Mari kita simak pemaparan mengenai pengertian operasi hitung bilangan dan
macam-macamnya. operasi hitung bilangan adalah salah satu kegiatan yang melibatkan
penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian dalam perhitungan susunan angka atau
bilangan. Sesuai dengan pemaparan tersebut, kita mengetahui bahwa dalam operasi hitung
bilangan matematika memiliki beberapa macam.
B. PENJUMLAHAN BESERTA SIFAT KOMUTATIF, ASOSIATIF DAN DISTRIBUTIF
Penjumlahan merupakan operasi dasar aritmatika yang menjumlahkan dua buah bilangan
menjadi sebuah bilangan. Penjumlahan juga merupakan penambahan sekelompok bilangan
atau lebih menjadi suatu bilangan yang disebut jumlah. Pengertian penjumlahan menurut
Hasan diambil dari kata dasar jumlah yang berarti banyaknya (bilangan atau sesuatu yang
dikumpulkan menjadi satu). Pengertian penjumlahan adalah proses, cara, perbuatan
menjumlahkan. Menurut Subarinah penjumlahan adalah menggabungkan dua kelompok
(himpunan).
Tanda plus atau tanda tambah (+) dan tanda minus atau tanda kurang (−) adalah simbol
matematika yang digunakan untuk mewakili gagasan positif dan negatif dan mewakili gagasan
operasi penjumlahan dan pengurangan.
1. SIFAT KOMUTATIF PENJUMLAHAN
Sifat komutatif adalah salah satu sifat yang dimiliki oleh suatu operasi hitung bilangan. Operasi
hitung bilangan merupakan salah satu hal yang mendasar dan perlu dipahami pada ilmu hitung-
hitungan. Operasi hitung bilangan ini akan digunakan dalam hitung-hitungan baik di dalam
matematika maupun ilmu pengetahuan lainnya seperti fisika. Sifat komutatif secara umum
berarti sifat di dalam operasi hitung yang terjadi pada dua bilangan yang memiliki bisa
melakukan pertukaran letak antar-bilangan tetapi tetap menghasilkan bilangan yang
sama. Artinya, suatu operasi hitung dikatakan memiliki sifat komutatif jika letak bilangannya
saling ditukarkan, akan tetapi menghasilkan hasil yang sama meskipun bilangan itu merupakan
bilangan positif maupun negatif. Sifat komutatif hanya bisa digunakan di dalam operasi hitung
penjumlahan dan perkalian saja, sedangkan pada pengurangan dan pembagian tidak bisa.
Sifat komutatif pada operasi hitung bilangan penjumlahan ini berarti dua bilangan yang
dijumlahkan hasilnya sama meskipun bilangannya berbeda dan letak antar-bilanganya
ditukar. Rumus dari sifat komutatif penjumlahan ini adalah: a + b = b + a = c
a dan b = bilangan operasi hitung
c = hasil operasi hitung penjumlahan.

Contoh Sifat Komutatif pada Penjumlahan Bilangan Bulat

Rumus: a + b = b + a = c

- Penjumlahan dua bilangan positif

Contoh:

5+4=4+5=9
2+7=7+2=9
100 + 90 = 90 + 100 = 190
Seperti yang dilihat dari contoh di atas bahwa penjumlahan dua bilangan hasilnya akan tetap
sama meskipun posisi bilangannya ditukar-tukar.

- Penjumlahan bilangan positif dengan negatif

Contoh:

-3 + 5 = 5 + (-3) = 2
4 + (-2) = (-2) + 4 = 2
250 + (-120) = (-120) + 250 = 130
Dari dua contoh di atas dapat dilihat juga, meskipun salah satu bilangan bulat merupakan
bilangan negatif, hasilnya akan tetap sama ketika dipindah posisikan.
Seperti diketahui, sifat dari penjumlahan bilangan positif dengan negatif adalah:
1. Ketika bilangan pertama negatif ketika dijumlahkan dengan bilangan positif, maka
bilangan negatif itu akan mengarah ke bilangan nol atau melebihinya.
2. Ketika bilangan pertama positif dan yang kedua negatif, operasi bilangan
penjumlahan secara tidak langsung akan berubah menjadi pengurangan.

- Penjumlahan dua bilangan negatif

Contoh:
(-4) + (-3) = (-3) + (-4) = -7
(-5) + (-8) = (-8) + (-5) = -13
(-90) + (-66) = (-66) + (-90) = -156
Dari operasi penjumlahan di atas bisa dilihat bahwa tidak ada perubahan hasil ketika dua
bilangan negatif dijumlahkan dan ditukar posisinya. Penjumlahan dua bilangan negatif ini
sifatnya mirip dengan penjumlahan dua bilangan positif, tetapi yang membedakan adalah dua
bilangan negatif ketika dijumlahkan, hasilnya juga akan negatif pula.
2. SIFAT ASOSIATIF PENJUMLAHAN
Sifat asosiatif adalah kondisi ketika operasi hitung tiga angka atau lebih, hasilnya tidak
bergantung pada pengelompokan dari angka yang dioperasikan. Karena dilakukan pada tiga
bilangan, sifat komutatif ini bisa dibilang sebagai operasi hitung yang dibantu dengan
pengelompokan 2 bilangan. 2 bilangan tersebut dapat dikelompokan dengan cara memberikan
tanda kurung untuk dihitung lebih dulu, sebelum akhirnya ditambahkan dengan bilangan
lainnya. Sifat asosiatif awal mulanya dicetuskan melalui Perjanjian Aljabar yang terbit pada
tahun 1830-an. Ketika itu Perjanjian Aljabar berisi tentang upaya untuk menjelaskan mengenai
perlakuan logis seperti unsur Euclid. Jadi, di dalam perjanjian itu terdapat dua jenis aljabar,
yakni simbolis dan aritmatika. Simbolis menjelaskan bahwa ilmu matematika terkait dengan
kombinasi simbol bebas dan tanda. Namun, pada akhirnya sifat operasi hitung, termasuk
asosiatif sulit dijelaskan secara pasti kapan tanggal pencetusannya karena masyarakat sudah
mengetahui mengenai sifat umum dari penjumlahan maupun perkalian. Hingga pada akhirnya,
masyarakat kuno menyadari bahwa penjumlahan atau perkalian pada tiga atau lebih bilangan
dapat dioperasikan meskipun letaknya dipindah-pindah. Bisa dibilang bahwa tidak ada yang
tahu secara pasti kapan dan siapa penemu sifat-sifat operasi hitung seperti sifat asosiatif
ditemukan.
Contoh sifat asosiatif secara sederhana digambarkan seperti berikut ini:
A + B + C = (A + B) + C = A + (B + C) = D
Atau
A x B x C = (A x B) x C = A x (B x C) = D

Sifat Asosiatif Penjumlahan

Dalam penerapan sifat asosiatif dalam penjumlahan, berarti hasil dari penjumlahan tidak akan
terpengaruh oleh letak pengelompokkan dari bilangan-bilangan yang dijumlahkan. Meskipun
pada awalnya sifat asosiatif ini diragukan mengenai kepentingannya, tetapi pada
perkembangannya sifat ini dapat membantu kita untuk menyederhanakan operasi hitung
penjumlahan. Apalagi ketika ada kombinasi dari beberapa operasi hitung dalam satu kasus,
misalnya penjumlahan dengan perkalian.

Contoh:

1+2+3= 6

(1 + 2) + 3 = 6

3+3= 6

atau

1 + (2 + 3) = 6

1 + (5) = 6
4 + 2 + 6 = (4 + 2) + 6 = 4 + (2 + 6) = 12

5 + 3 + 7 = (5 + 3) + 7 = 5 + (3 + 7) = 15

6 + 7 + 8 = (6 + 7) + 8 = 6 + (7 + 8) = 21

Dari contoh-contoh di atas dapat diketahui bahwa ketika posisi tanda kurung dipindahkan, hasil
dari penjumlahan tidak mengalami perubahan.

Pengelompokan juga dapat dilakukan pada operasi penjumlahan empat bilangan. Jadi, biasanya
pengelompokan dilakukan tiap dua bilangan.
Contoh:
1 + 2 + 3 + 4 = 10
(1 + 2) + (3 + 4) = 10
3 + 7 = 10

Atau bisa juga:


2+ 3 + 4 + 5 = (2 + 3) + (4 + 5) = 14

3+ 5 + 6 + 4 = (3 + 5) + (6 + 4) = 18

4+ 6 + 7 + 8 = (4 + 6) + (7 + 8) = 25

8+ 9 + 6 + 7 = (8 + 9) + (6 + 7) = 30

3. SIFAT DISTRIBUTIF PENJUMLAHAN

sifat distributif ini merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh operasi hitung. Secara umum
sifat distributif ini berarti operasi hitung yang digunakan dengan cara mengombinasikan atau
menggabungkan bilangan hasil operasi dengan elemen kombinasi yang ada.
Sifat distributif ini juga bisa dibilang digunakan untuk menyederhanakan suatu persamaan
dengan menggunakan tanda kurung “()”. Dengan kata lain, sifat distributif ini mengizinkan kita
untuk mengalikan suatu bilangan yang ada di dalam tanda kurung dengan bilangan yang sedang
dioperasi hitungkan di dalam kurung.
Rumus dasar sifat distributif antara lain: a(b + c) = ab + bc
Keterangan: Dalam suatu operasi hitung jika tidak ada tanda operasi hitung seperti “+”, “-”, “:”,
atau “x” , berarti akan digunakan operasi hitung perkalian. Oleh sebab itu, dari rumus di atas
dapat disamakan dengan: a x ( b + c) = (a x b) + (a x c).
Cara Perhitungan Sifat Distributif
1. Menggunakan Rumus Dasar Sifat Distributif

 Pendistribusian Perkalian dengan Penjumlahan

Cara ini menjadi cara dasar dari sifat distributif seperti yang telah dirumuskan
sebelumnya. Artinya, ketika kalian menemui suatu operasi hitung yang menunjukkan
ada bilangan yang di luar tanda kurung dan ada operasi hitung penjumlahan di dalam
tanda kurung, maka kalian bisa mengalikan suku yang ada di luar tanda kurung dengan
dua atau lebih bilangan yang ada di dalam tanda kurung.
Contoh:
4(2+3) = 4 x 5 = (4 x 2) + (4 x 3) = 20
5 (4+2) = 5 x 6 = (5 x 4) + (5 x 2) = 30
Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa ketika operasi hitung di dalam tanda kurung
dijumlahkan terlebih dahulu hasilnya akan sama ketika suku yang ada di luar tanda
kurung dikalikan lebih dulu dengan dua suku yang ada di dalam tanda kurung dan
kemudian dijumlahkan.

 Pendistribusian Perkalian dengan Pengurangan

Jika sebelumnya penjumlahan, maka yang membedakan pada distribusi ini adalah
operasi hitung yang ada di dalam tanda kurung adalah pengurangan. Artinya hasil kali
dari suku yang ada di luar tanda kurung dengan suku yang ada di dalam tanda kurung
akan dikurangkan hasilnya.
Contoh:
6(5-2) = 6 x 3 = (6 x 5) – (6 x 2) = 18
8(6-4) = 8 x 2 = (8 x 6) – (8 x 4) = 16

2. Distribusi Koefisien Negatif

Dalam operasi hitung, terdapat beberapa aturan dasar ketika ada koefisien angka yang bernilai
negatif dan juga positif, yaitu:
 (+) + (+) = (+)
 (-) + (-) = (-)
 (-) – (-) = (-) + (+)
 (+) + (-) = (+) – (+)
 (-) – (+) = (-) + (+)
 (-) x (-) = (+)
 (+) x (+) = (+)
 (-) x (+) = (-)
Dengan aturan tersebut, maka ketika menemukan suatu operasi bilangan yang
mengandung suku dengan koefisien negatif di luar tanda kurung dan operasi
penjumlahan atau pengurangan dalam tanda kurung bisa dicontohkan sebagai berikut:
-4(2+3) = (-4 x 2) + (-4 + -18) = -20
-5(-2-4) = (-5 x -2) + (-5 x -4) = 30

 Sifat Distributif Digunakan untuk Menyederhanakan Bilangan Pecahan

cara yang bisa dilakukan untuk menyederhanakan pecahan dengan sifat distributif, yaitu:

 Menyamakan Penyebut Bilangan Pecahan dengan Mencari KPK

Cara ini digunakan untuk operasi hitung bilangan pecahan, yaitu penjumlahan atau
pengurangan. Jadi, kita diminta untuk menyamakan penyebut dari bilangan pecahan dengan
cara mencari kelipatan persekutuan terbesar atau KPK dari penyebut tersebut.
Misalnya:
2/4 + 2/8 =
Maka KPK dari kedua penyebut tersebut adalah 8, karena 8 merupakan hasil perkalian dari 2×4,
maka pembilang dari pecahan pertama juga harus dikalikan dua, sedangkan bilangan pecahan
yang kedua tidak berubah karena penyebutnya sudah 8 jadi:
(2×2)/8 + 2/8 =
4/8 + 2/8 =
Dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan nilai penyebut jika
sudah sama tidak perlu dijumlahkan atau dikurangkan sehingga nilainya tetap. sedangkan yang
dijumlahkan adalah angka penyebut. Jadi:
4/8 + 2/8 =6/8
Dari hasil tersebut masih bisa disederhanakan lagi karena 6 dan 8 masih bisa dibagi dengan
angka 2. Sehingga hasilnya adalah ¾.
C. PERKALIAN BESERTA SIFAT KOMUTATIF, ASOSIATIF DAN DISTRIBUTIF
Perkalian merupakan proses aritmatika dasar dimana satu bilangan dilipatgandakan sesuai
dengan bilangan pegalinya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa perkalian adalah
penjumlahan berulang. Contoh: 3 X 5 = 15 dibaca tiga kali lima, atau bilangan 5 dilipatgandakan
sebanyak 3 kali atau dalam bentuk penjumlahan berulang berarti 5+5+5=15.

1.) Sifat Komutatif Perkalian


Sifat komutatif ( Pertukaran ) dalam operasi perkalian yaitu perkalian akan selalu menerima
output yg sama meskipun kedua bilangan tadi ditukarkan tempatnya, Sehingga hal tadi bisa
dituliskan ” Untuk setiap sapta p & q akan selalu berlaku p x q = q x p”. contoh soal dibawah ini:

6 x (-4) = (-4) x 6 =-24

(-5) x (-8) = (-8) x (-5) = 40

2.) Sifat Asosiatif Perkalian


Pada Sifat ini, dinyatakan dengan ” Untuk Setiap bilangan p, dan q maupun r, akan selalu
berlaku ( p x q ) x r = p x ( q x r)”. Untuk Lebih mempermudah pemahaman sahabat Gramedia
tentang sifat asosiatif ( pengelompokan ) pada operasi perkalian bilangan bulat, contoh soal;

3 x (-5 x 2) = ( 3 x (-5) ) x 2 = -30

( -4 x 6 ) x 3 = -4 x ( 6 x 3) = -72

3.) Sifat distributif Perkalian

 Sifat Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan


Pada Sifat Ini dinyatakan bahwa ” Untuk setiap bilangan p, q, dan r yang merupakan bilangan
bulat, akan selalu berlaku p x (q + r) = (p x q) + (p x r)”.Untuk Lebih jelasnya tentang Sifat
Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan pada operasi perkalian bilangan bulat,

contoh soal; 4 x ( 5 + (-3) ) = 4 x 2 = 8 bisa juga diselesaikan dengan, ( 4 x 5) + ( 4 x (-3) ) = 20 + (-


12) = 8 jadi, 4 x ( 5 + (-3) ) = ( 4 x 5) + ( 4 x (-3) ) = 8.

(- 5) x ( -3 + 6) = (-5) x 3 = -15 bisa juga diselesaikan dengan, ( (-5) x (-3) ) + ( (-5) x 6 ) = 15 + (-30)
= -15 jadi, (- 5) x ( -3 + 6) = ( (-5) x (-3) ) + ( (-5) x 6 ) = -15.
 Sifat Distributif Perkalian Terhadap Pengurangan
Pada Sifat ini dinyatakan dengan ” Untuk Setiap p, q, dan r yang merupakan bilangan bulat,
akan selalu berlaku p x ( q – r ) = (p x q) – ( p x r) “. Untuk Lebih jelasnya tentang Sifat Distributif
Perkalian Terhadap Pengurangan pada operasi perkalian bilangan bulat,

contoh soal;

3 x ( 7 – (-6) ) = 3 x 13 = 39 bisa juga diselesaikan dengan, (3 x 7) – (3 x (-6) ) = 21 – (-18) = 21 +18


= 39 jadi, 3 x ( 7 – (-6) ) = (3 x 7) – (3 x (-6) ) = 39.

5 x ( -4 – 2) = 5 x (-6) = -30 bisa juga diselesaikan dengan, (5 x (-4) ) – (5 x 2) ) = -20 – 10 = -30


jadi, 5 x ( -4 – 2) = (5 x (-4) ) – (5 x 2) ) = -30.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulannya, bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat positif, seperti 1, 2, 3, lalu ada bilangan
nol, dan terdiri dari bilangan bulat negatif, seperti -1, -2, -3, dan seterusnya. Dalam operasi
hitung, ada beberapa operasi, dimulai dari penjumlahan dan pengurangan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com

https://jawabanapapun.com/apa-itu-penjumlahan-dan-pengurangan/

© 2022 Sampoerna Academy. All rights reserved

Anda mungkin juga menyukai