Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MODUL 8

BILANGAN RASIONAL DAN BILANGAN


IRASIONAL SERTA CARA
MENGAJARKANNYA

Tim Penyusun :

……………… (……………)
……………… (……………)
……………… (……………)
……………… (……………)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR ………………….
TAHUN ……….
DAFTAR ISI
Cover.......................................................................................................1
Daftar Isi..................................................................................................2
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang............................................................................3
Pembatasan Masalah...................................................................3
Rumusan Masalah.......................................................................3
Tujuan..........................................................................................4
BAB II Pembahasan
Pengertian Bilangan Rasoinal.....................................................6
Kesamaan Bilangan Rasional......................................................7
Sifat-Sifat Bilangan Rasional......................................................9
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Rasional.....................9
Perkalian dan Pembagian Bilangan Rasional..............................10
Sifat-Sifat Operasi Bilangan Rasional.........................................11
Bilangan Rasional Desimal.........................................................13
Bilangan Irasional dan Sifat-Sifatnya.........................................15
Memperkenalkan Pecahan...........................................................16
Pecahan Campuran......................................................................16
Pecahan Sama..............................................................................17
Menjumlahkan dan Mengurangkan Pecahan..............................17
Mengalikan dan Membagi Pecahan............................................18
Mengajarkan Bilangan Rasional.................................................20
BAB III Kesimpulan
Kesimpulan...................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Orang yang mahir matematika bukan karena kebetulan untuk menguasai


materi matematika disyaratkan mengetahui dan menguasai kajian dasarnya.
Selanjutnya seringnya berlatih soal-soal yang berkaitan dengan apa yang sedang
dipelajarinya. Sehingga bisa menguasai secara benar teori, konsep dan
penerapannya untuk mempelajari salah satu disiplin ilmu ini. Oleh karena itu
untuk memenuhi tuntutan tersebut dalam masalah ini di cantumkan uraian singkat
tentang bilangan rasional dan irasional.

B. Pembatasan Masalah

Mata kuliah : Pendidikan Matematka I


Kode Mata Kuliah : PDGK4203
Pokok Bahasan : Bilangan Rasional da Bilangan Irasional serta Cara
Mengerjakan

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan makalah di atas, maka rumusan masalah yaitu:
1. Apa penegertian bilangan rasional ?
2. Apa pengertian bilangan irasional?
3. Bagaimana cara membedakan bilangan rasional dan bilangan
irasional ?
4. Bagaimana cara mengurutkan bilangan rasional dan bilangan
irasional ?
5. Bagaimana cara menjelaskan penerapan operasi yang telah
diidentifikasi dalam suatu himpunan ?
6. Apa lambang operasi dan makna selain operasi x, +, : dan – ?
7. Bagaimana prinsip-prinsip mengembangkan krgiatan mengajar-
mengajar bilangan rasional dan bilangan irasional yang interaktif di
Sekolah Dasar ?
8. Bagaimana cara menerapkan aneka cara mengajarkan bilangan
rasional dan irasional dengan bahan-bahan yang sesuai ?

D. Tujuan
Tujuan penulisan dari tugas ini adalah

1. Menjelaskan penegertian bilangan rasional


2. Menjelasan pengertian bilangan irasional
3. Membedakan bilangan rasional dan bilangan irasional
4. Mengurutkan bilangan rasional dan bilangan irasional
5. Menjelaskan penerapan operasi yang telah diidentifikasi dalam
suatu himpunan
6. Menjelaskan adanya lambang operasi dan makna selain operasi x,
+, : dan –
7. Menjelaskan prinsip-prinsip mengembangkan krgiatan mengajar-
mengajar bilangan rasional dan bilangan irasional yang interaktif di
Sekolah Dasar
8. Menerapkan aneka cara mengajarkan bilangan rasional dan
irasional dengan bahan-bahan yang sesuai.
PETA KONSEP
BAB II

PEMBAHASAN

MODUL 7 : BILANGANRASIONAL DAN BILANGAN IRASIONAL


SERTA CARA MENGERJAKANNYA

KEGIATAN BELAJAR 1 : BILANGAN RASIONAL DAN SIFAT-


SIFATNYA

A. PENGERTIAN BILANGAN RASIONAL

Definisi 8.1

Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat di buktikan dengan bentuk

perbandingan atau A dan B yang merupakan bilangan bulat serta B ≠ 0.

Selanjutnya, dari bilangan , a disebut pembilang (numerator) atau pengatas dan

b disebut penyebut (demurator) atau pembawah.

Himpunan yang anggota-anggotanya adalah semua bilanga rasional


disebut himpunan bilangan rasional, di lambangkan dengan Q. Jika N adalah
lambang himpunan bilangan asli, dan I adalah himpunan maka dalam notasi
pembentuk himpunan ( set builder notation ), Q dapat di nyatak dengan :

, atau

disebut hasil bagi a : b


Contoh :

12 : 3 mempunya hasil bagi rasional

12 = 3 . 4 maka

Dengan jalan yang sama, dapatditentukan bahwa

B. KESAMAAN BILANGAN RASIONAL

Seperti halnya pembahasan pada bagian-bagian matematika lainnya, jika


diketahui dua unsur di dalam suatu system maka dapat di tentukan hubungan atau
relasi di antara keduanya, yaitu sama atau tidak.

Definisi 8.2

Bilangan-bilangan rasional adalah sama, ditulis jika dan hanya jika

ad = bc

Contoh

sebab 3 . 12 = 4 . 9 = 36

Dalil 8.1

Relasi sama dengan ( = ) pada bilangan rasional bersifat :


a. Reflektif

ab = ba dengan catatan =

b. Simetris

cb = da dengan catatan =

c. Transitif

af = bedengan catatan =

Contoh

Himpunan atau kelas ekuivalen dari adlah

sehingga nama-nama lain dari , antara lain

C. SIFAT-DIFAT BILANGAN RASIONAL

Uraian berikutnya, akan membahas hubungan antara undur-unsur yang ada di

dalam suatu kelas ekuivalen. Secara nyata akan ditujukan bahwa jika c 0, maka

artinya ada di dalam satu kelas ekuivalen bilangan rasional yang

lambangnya .

Dalil 8.2

“Jika a, b, c, I, b 0 dan c 0, maka “


Bukti

Harus dibuktikan bahwa , berati harus dibuktikan bahwa a (bc) = b (ac)

a(bc)=(bc)a (sifat komutatif)

a(bc)=b(ca) (sifat asosiatif)

a(bc)=b(ac) (sifat asosiatif)

contoh ambil bilanga rasional dan bilangan bulat 5 maka dapat ditentukan

bahwa:

(perhatikan bahwa 3.20 = 4.15= 60)

Dari contoh diatas tampak bagaimana hubungan bilangan-bilangan rasional dalam


satu kelas ekuivalen.

Hubungan yang dimaskud adalah mengalikan pembilang dan penyebut bilangan


rasional yangdiketahui dengan bilangan bulat yang tidak nol. Selanjutnya jika c
adalah faktor persekutuan dari pembilang dan penyebut suatu bilangan rasional
maka dengan membagi pembilang dan penyebut dengan c , akan diperoleh
bilangan rasional yang sama dengan bilangan rasional semula.

Jiika kita mempunyai suatu bilangan rasional dengan nilai pembilang dan
penyebut cukuip besar maka kita berusaha untuk mencari bilangan rasional lain
yang pembilang dan penyebutnya lebih kecil, tetapi ekuivalen dengan bilanga
semula. Proses mengganti bilangan rasional menjadi bilangan rasional lain yang
mempunyai pembilang dan penyebut lebih kecil disebut menyederhanakan
( simplifying) atau mereduksikan (reducing) bilangan rasional.
Penyederhanaan bilangan rasional dilakukan sampai diperoleh bilanmgan rasional
lain yang mana faktor persekutuan tersebut dari pembilang dan penyebutnya
adalah 1 atau sering dikatan pembilangrelatif prima dengan penyebut.

Definisi 8.3

“ jika a dan b mempunya faktor persekutuan terbesar 1 maka bilangan rasional

disebut sederhana”

Contoh

a. bilangan rsional adalah sederhana sebab faktor persekutuan terbesar dari

2 dan 5 adalah 1 atau 2 relatif prima dengan 5.

b. Bilangan reasional tidak sederhana sebab faktor persekutuan terbesar

dari 12 dan 16 adalah 4.

Setelah pembilang dan penyebut dibagi 4 maka di peroleh , yang mana

adalah bilanga rasional ssederhana.

Jadi, bilangan dapat disederhanakan sehingga diperoleh .

D. PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN RASIONAL

Definisi 5.4

“Jika p, q, r, s, I,q 0, dan s 0 maka”

a.

b.
c.

Contoh

Definisi 8.5

“Jika p, q, r, s, I,q 0, dan s 0 maka”

a.

b.

c.

Contoh

E. PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN RASIONAL

Definisi 8.6

“Jika p, q, r, s, I,q 0, dan s 0 maka”

a.
b.

Contoh

Definisi 8.7

“Jika

Contoh

sebab

Dalil 8.3

“Jika

Contoh :

F. SIAT-SIFAT OPERASI BILANGAN RASIONAL


1. Sifat Ketertutupan (Closure Property )

dan adalah sebarang unsur Q maka

Contoh :

Berapa nilai dari ?

Jawab

2. Sifat Komutatif ( Commutative Property )

adalah sebarang unsur Q maka

Contoh :

Jika , berapa nilai x ? tanpa menghitung hanya dengan

menggunakan sifat komutatif.


Jawab :

3. Sifat Assosiatif (Associative Property)

adalah sebarang unsur Q maka

dan

Contoh
Jika , berapa nilai x ? tanpa menghitung hanya

dengan menggunakan sifat komutatif.


Jawab :

4. Sifat Identitas (Identity Property)

Untuk sebarang ada suatu yang masing-masing

adalah tunggal sehingga :

disebut elemen atau unsur identitas penjumlahan.


1 disebut elemen atau unsur identitas perkalian.
Contoh :

Jawab :

5. Sifat Inverse ( Inverse Property)

Untuk sebarang ada suatu yang masing-masing

adalah tunggal sehingga:


Contoh :
Kebalikan dari 2 adalah ... ?
Jawab :

2. sebab 2 x

6. Sifat Distributif (Distributive Property) Perkalian terhadap


Penjumlahan

adalah sebarang unsur Q maka

Contoh :

Berapa nilai dari tanpa menghitung hanya dengan

menggunakan sifat distributif.


Jawab :

= .

Definis 8.8

“suatu group adalah suatu himpunan dengan satu operasi tertentu yang
memnuhi sifat ketertutupan, asosiatif, identias dan invers.”

Sistem (struktur) matematika yang terdiri dari himpunan G dan operasi *


ditulis dengan (G, *).

Struktur (G,*) adalah group jika * memenuhi sifat-sifat ketertutupan, asosiatif,


identitasdan invers. Jika (G,*) adalah group dan * bersifat komutatif maka (G,*)
disebut group Koomutatif.
G. BILANGAN RASIONAL DESIMAL

Lambang bilangan Hindu-Arab yang menggunakan nilai tempat ini


menggunakan perpangkatan bulat dari sepuluh untuk setiap posisi atau tempat
sehingga disebut desimal.

Dalam kaitannya dengan bilangan rasional pecahan, Simon Stevin


(Belanda), pada abad 16, memperkenalkan cara menuliskan pecahan dalam bentuk
desimal sebagai berikut :

1. Tanda koma di letakkan setelah angka satuan.


2. Satu angka bilangan setelah koma menyatakan per sepuluhan.
3. Setiap satu angka bilanga setelahnya, secara berturut-turut menyatakan per
seratusan, per seribuan dan seterusnya.
4. Bilangan-bilangan rasional dengan penyebut 10 mempunya satu tempat
desimal, penyebut 100 mempunyai dua tempat desimal, penyebu 1000
mempunyai tiga tempat desimal dan seterusnya.

Cara Simon Stevin untuk menuliskan bilangan rasional pecahan dinamakan notasi
desimal yang diperluas.
KEGIATAN BELAJAR 2 : BILANGAN IRASIONAL DAN SIFAT-
SIFATNYA

Definis 8.9

“Suatu bilangan yang tidak rasional disebut bilangan irasional.

Bilangan irasional tidak dapat dinyatakan sebagai desimal berakhir atau desimal
berulang”

a. buktikan : kuadrat suatu bilangan genap adalah bilangan genap.

b. buktikan : kuadrat suatu bilangan gasal (ganjil) adalah bilangan gasal.

Bukti :

a. Sebarang bilangan bulat genap dapat dinyatakan dengan 2k dengan k I

(2k)2 = 4k2 = 2.2k2 = 2(2k)2 =2t


Jadi (2k)2 adalah bilangan genap. Dengan kata lain, kuadrat suatu bilangan
genap adalah bilangan genap.

b. Sebarang bilangan bulat gasal dapat dinyatakan dengan 2k + 1 dengan k

(2k + 1)2 = 4k2 +4k +1 = 2k (2k+2k) + 1 = 2r + 1 ( r = 2k2 + 2k I)

Jadi, (2k + 1)2 adalah bilangan gasal dengan kata lain, kuasrat suatu
bilangan gasal adalah bilangan gasal.
KEGIATAN BELAJAR 3 : MENGAJARKAN BILANGAN RASIONAL
DAN IRASIONAL di SD

A. MEMPERKENALKAN PECAHAN

1. Memperkenalkan pecahan-pecahan

2. Memperkenalkan pecahan-pecahan yang penyebutnya 2, 4, 8 dan


pembilangnya bukan 1

3. Kenalkan pecahan-pecahan yang pembilangnya 1 dan penyebutnya selain


2, 4 atau 8

4. Kenalkan pecahan-pecahan yang pembilangnya bukan 1, tetapi pembilang


kurang dari penyebut, dan penyebutnya selain, 2, 4 , 8

B. PECAHAN CAMPURAN

Dengan sedikit pengembangkan, pecahan-pecahan campuran dapat di tunjukkan


dengan memilih atau menetapkan salah satu potongan sebagai satuan.
Misal jika d digunakan sebagai satuan maka potongan-potongan yang lain akan
mempunya nilai sebagai berikut :

u=

d=1

a=

b= dan lain sebagainya

C. PECAHAN SAMA

Anda tentu sudah memahami betul bahwa suatu pecahan mempunya banyak

nama. Nama-nam lain dari adalah , ... merupakan pecahan-pecahan yang

nilainya sama dan disebut dengan pecahan-pecahan ekuivalen.

c c

a a a a

u u u u u u u u

dari g = u dari g = 4u

dari g = a dari g= 4u

dari g = c dari g= 4u
Karena c = 2a = 4u maka menyatakan panjang sama sehingga di

katakan :

D. MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN PECAHAN

Untuk memberikan penjelasan yang sebaik-baiknya kepada siswa, anda harus


memahami dengan sungguh-sungguh ke arah mana siswa akan dibawa. Jika
mereka akan dibawa untuk memahami jumlah

maka cara terbaik adalah menggunakan

ukuran a, b, dane serta di bantu u.

b b

a a A

u u u u u u

b = dari e atau e = 2b

a = dari e atau e = 3a

u = dari e atau b = 3u

u = dari b atau b = 3u
b = dari a atau a = 2u

Contoh

b + a = 5u maka dapat ditentukan bahwa :

E. MENGALIKAN DAN MEMBAGI PECAHAN

1. Menentukan Perkalian Pembilang


a. Ambil ukuran b, letakkan mendatar.
b. Ambil ukuran a, letakkan tegak di atas b.
c. Lengkapilah dengan ukuran b yang lain saehingga terbentuk
bangun perseji panjang.
d. Ambil semua ukuran b dan letakkan berisian memanjang sehingga
dapat ditentukan ukuran panjangnya dengan menggunakan u.

a b a
b b b b b
1.1 1.2 1.3 1.4

2. Menentkan perkalian penyebut


a. Ambil ukuran c, letakkan mendatar
b. Ambilo ukuranb b, letakkan tegas diatas c
c. Lengkapilah dengan ukuran c yang lain sehingga terbentuk bangun
persegi panjang.
d. Ambil semua ukuran c dan letakkan bersisian memanjang sehingga
dapat ditentukan ukuran panjangnya dengan menggunakan u.
c c c

c c c

3. Membandingkan Perkalian Pembilang Dan Perkalian Penyebut.

b b

c c c

4. Menetukan hasil perkalian

F. MENGAJARKAN BILANGAN IRASIONAL

Sebagai bahan pertama, bilangan irasional akan diberikan melalui metode


pendekatan.

Bilangan irasional dinyatakan sebagai bilangan r sehingga r x r = 2.

Dalam hal ini, siswa diminta untuk mencoba-coba menemukan nilai r sehingga r x
r = 2. Ada baiknya anda mengarahkan mereka untuk memperoleh pendekatan
terbaik untuk satu tempat desimal, dua tempat desimal dan tiga tempat desimal.

Beberapa bilangan akar yang dapat diberikan adalah .

Usahan mereka memahami bahwa proses mencari nilai pendekatan


bilangan akar yang irasional, dapat dikerjakan terus-menerus sampai berapa pun
temptat desimal yang diinginkan. Nilai hasil pendekatan juga perlu diminta untuk
diamati sehingga siswa mengerti bahwa tidak ada pola beruang teratur dari
lambang bilangan hasil pendekatan.

Selanjutnya siswa diajak berpikir untuk mampu membedakan bilangan


rasional dengan irasional. Dengan menggunakn contoh-contoh pengubahan
pecahan menjadi desimal berakhir atau desimal berulang (teratur), mereka
akhirnya tahu bahwa pengubahan ini tidak terjadi pada bilangan irasional.
BAB III

KESIMPULAN

Bilangan rasional penjumlahan dan perkalian membentuk suatu sistem


atau struktur dengan sifat-sifat tertentu seperti rasional bulat atau rasional
pecahan. Pecahan dapat berupa biasa atau pecahan campuran. Operasi pada
bilangan rasional adalah penjumlahan, penfurangan, perkalian dan pembagian.

Bilangan irasional ada istilah yang salah dan sering dipakai yaitu bilangan
tak terukur. Sesungguhnya bila bilangan irasional diperoleh dari suatu hasil
pengukuran. Bentuk-bentuk bilangan irasional antara lain bentuk akar, bentuk
logaritma, dan bentuk nilai fungsi.

Bilangan rasional dan bilangan irasional memang perlu diperkenalkan


kepada siswa SD sejak awal hingga wawasan mereka lebih luas dan mendalam.
SOAL

1. Apa yang dimaksud bilangan irasional ?


Jawab :
Bilangan irasional adalah bilangan yang tidak bisa di ubah ke dalam
bentuk pecahan biasa ab. Dan bila kita mencoba untuk merubahnya
kedalam bentuk pecahan desimal, maka angkanya tidak akan berhenti dan
juga tidak meiliki pola tertentu.

2. Soal tersebut termasuk ke dalam materi soal yang bagaimana ? apakah

termasuk ke dalam soal rasional atau bukan ?


Jawab :
Merupakan bilangan rasional karena bila 5 di bagi dengan 9 meiliki hasil
0, 55555 .. sesuai dengan ciri-ciri bilangan rasional yaitu meiliki pola.

3. Soal tersebut termasuk ke dalam materi soal yang bagaimana ?

apakah termasuk ke dalam soal rasional atau bukan ?


Jawaban :
Bilangan rasional ini karena akar dari 64 adalah 8.

4. Soal tersebut termasuk ke dalam materi soal yang bagaimana ?

apakah termasuk ke dalam soal rasional atau bukan ?


Jawaban
Bilangan irasional karena 16 dari 8 sama dengan 2 hasil 2 adalah 1,14213
tidak memiliki pola sehingga cocok menjadi bilangan irasional.
5. Sebutkan siapa orang yang menemukan bilangan irasopnal ?
Jawaban
Hipposos dari Mesopontum

Anda mungkin juga menyukai