O
L
E
H
Kelompok 5
1. Joice Iyai
2. Lidya Djangkarang
3. Green Lengkong
4. Panji Laneryking
5. Andra Bonde
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
banyak nikmatnya kepada kami, sehingga kami dapat membuat makalah dengan mata kuliah
Pembelajaran Matematika SD 1. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu tugas
kelompok.
Dalam pembuatan makalah ini kami mendapat banyak bantuan baik dari dosen pengajar
dan teman-teman sekalian, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
ikut membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu bagi kita semua dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………..
C. Tujuan…………………………………………………………………………………………………
Bab 2 Pembahasan
3. Pecahan………………………………………………………………………………………………..
4. Jenis-jenis Pecahan…………………………………………………………………………………….
Bab 3 Penutup
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
belajar matematika. Begitu pentingnya pengetahuan teori belajar matematika dalam sistim
penyampaian materi di kelas, sehingga setiap metode pengajaran harus selalu disesuaikan
Tidak hanya tingkat kedalaman konsep yang diberikan pada siswa tetapi harus
disesuaikan dengan tingkat kemampuannya, cara penyampaian materi pun demikian pula.
Guru harus mengetahui tingkat perkembangan mental siswa dan bagaimana pengajaran yang
Setelah membaca materi dalam makalah ini diharapkan dapat menjelaskan tentang teori
belajar Bruner dan dapat menerapkannya dalam pengajaran matematika di sekolah dasar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Menurut Bruner belajar matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-
struktur matematika yang terdapat didalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara
didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk dapat
Bruner melalui teorinya mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak baiknya diberi
kesempatan memanipulasi benda-benda atau alat peraga yang dirancang secara khusus dan dapat
Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh (yang berarti proses secara
Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara langsung terlihat
dalam memanipulasi (mengotak atik)objek. Pada tahap ini pembelajaran yang dilakukan dengan
Tahap ikonik yaitu suatu tahap pembelajaran suatu pengetahuan dimana pengetahuan itu
dipresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (Visual Imaginery), gambar, atau
diagram, yang menggambarkan kegiatan konkret atau situasi konkret yang terdapat pada tahap
enaktif tersebut. Dalam hal ini bahasa menjadi lebih penting sebagai suatu media berfikir.
Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran internal dimana
pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak,
berhubungan dengan mental yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya.
Contoh:
c. Model Tahap Simbolis
Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi Simbol-simbol
atau lambang-lambang objek tertentu. Anak tidak lagi terikat dengan objek-objek seperti pada
tahap sebelumnya. Anak pada tahap ini sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan
terhadap objek rill.Pada tahap simbolik ini, pembelajaran dipresentasikan dalam bentuk symbol-
simbol abstrack yaitu symbol-simbol yang dipakai berdasarkan kesepakatan orang-orang dalam
bidang yang bersangkutan, baik symbol-simbol verbal (Misalnya huruf-huruf, kata-kata, kalimat-
Contohnya:
3. Pecahan
Pecahan adalah bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk a/b (dibaca a per b), dengan
bentuk dimana a dan b merupakan bilangan bulat, b tidak sama dengan nol, dan bilangan a bukan
kelipatan bilangan b. Secara sederhana, dapat dikatakan pecahan merupakan sebuah bilangan yang
memiliki pembilang dan penyebut.
4. Jenis-Jenis Pecahan
2 3
1. Pecahan biasa yaitu bilangan pecahan yang hanya terdiri dari pembilang dan penyebut. Misalnya: 5 , 6,,
4 5 9
, , ,…… Pecahan biasa terdiri dari: Pecahan biasa penjumlahan, pecahan biasa pengurangan, pecahan
7 7 4
biasa perkalian, dan pecahan biasa pembagian.
2. Pecahan campuran yaitu pecahan yang terdiri atas bagian bilangan bulat dan bagian pecahan biasa.
Biasanya pecahan campuran dapat diperoleh dari pecahan biasa yang pembilangnya lebih besar daripada
penyebutnya.
12 7 5 5
Contoh: 7
=7 +7=17
3.Pecahan desimal yaitu pecahan yang diperoleh dari hasil pembagian suatu bilangan dengan bilangan
sepuluh dan pangkatnya. Misalnya 10, 100, 1.000, dan seterusnya. Untuk menulis pecahan desimal, kita
gunakan tanda koma (,). Bilangan-bilangan disebelah kiri dari koma menunjukkan bilangan bulat.
Bilangan disebelah kanan koma menunjukkan nilai penyebut pecahan. Apabila disebelah kanan koma
terdapat satu angka berarti persepuluh, dua angka berarti perseratus, tiga angka berarti perseribu, dan
5
seterusnya. missalnya: 0,5= 10
4. Pecahan persen yaitu pecahan dengan penyebut 100. Lambang persen atau perseratus adalah (%).
Misalnya 10% di baca sepuluh persen, dan seterusnya
a. Penjumlahan
1. Menjumlahkan Pecahan Berpenyebut Sama
Kamu sudah tahu apa itu penyebut dan pembilang. Pada pecahan berpenyebut sama, sangat
mudah untuk menjumlahkannya. Kita tinggal menjumlahkan pembilangnya saja.
Contoh:
1 5
Jumlahkanlah pecahan dan
2 2
Jawab:
1 5
Pecahan dan , memiliki penyebut yang sama, yaitu 2
2 2
1 5 1+5 6
Jadi, 2 + 2 = 2
=2
b. Pengurangan
1. Mengurangkan Pecahan Berpenyebut Sama
Sama seperti penjumlahan, pengurangan pecahan berpenyebut sama dilakukan dengan
mengurangkan pembilangnya saja. Mari perhatikan contoh berikut:
7 1
Contoh : - = ……
4 4
Jika penyebutnya tidak sama, maka harus disamakan terlebih dahulu. Dengan cara mencari KPK
dari kedua penyebut tersebut, kemudian bagi dengan penyebut bilangan tersebut, hasil pembagian tersebut
kalikan dengan pembilang dari bilangan tersebut. Hal itu dilakukan pada kedua bilangan tersebut.
2 2 2𝑥4 2𝑥3 8 6 2
Contoh: 3 - 4 = 12
- 12
= 12 - 12 = 12
c. Perkalian
Untuk melakukan operasi perkalian pecahan, kalikan kedua bilangan tersebut seperti biasa,
dimana pembilang dikalikan dengan pembilang, dan penyebut dengan penyebut.
2 3 2𝑥3 6
contoh : 5 x 4 = 5𝑥4 = 20
d. Pembagian
Untuk melakukan operasi pembagian pecahan, balik bilangan pecahan kedua, sehingga
pembilang menjadi penyebut dan juga sebaliknya, kemudian kalikan kedua bilangan tersebut dengan cara
perkalian pecahan.
2 3 2 4 8
contoh : ÷ = x =
5 4 5 3 15
Pecahan campuran adalah angka-angka yang terdiri dari bilangan cacah dan sebuah pecahan, .
Untuk membaginya, angka-angka tersebut harus diubah menjadi pecahan biasa terlebih dahulu.
a. Penjumlahan
Untuk menjumlahkan bilang pecahan campuran, hal pertama yang harus dilakukan adalah
menjumlahkan bagian bilangan bulat dan bilangan pecahan secara terpisah. Contoh:
b. Pengurangan
Sama halnya dengan penjumlahan bilangan pecahan campuran, pengurangan juga dapat
dilakukan dengan cara mengurangkan bilangan bagian bilangan bulat dan bagian bilangan pecahannya
secara terpisah terlebih dahulu. Contoh:
c. Perkalian
Cara menghitung perkalian pecahan campuran dengan bilangan bulat yaitu dengan mengubah
pecahan campuran ke bentuk pecahan biasa terlebih dahulu. mengalikan pembilang dengan pembilang
dan penyebut dengan penyebut. Contohnya
a. Cara menghitung perkalian pecahan dengan decimal yaitu dengan mengubah bentuk desimal menjadi
pecahan dan bentuk pecahan campuran menjadi pecahan biasa. Contohnya:
b. Pembagian pecahan desimal. contohnya:
BAB 3 Penutup
A. Kesimpulan
Bilangan pecahan merupakan bilangan yang berbentuk dimana a dan b merupakan bilangan
Dalam bilangan pecahan , a disebut dengan pembilang, sedangkan b disebut dengan penyebut.
2. Pecahan Campuran
3. Bilangan Desimal
B. Saran
Diakhir pembuatan makalah ini penulis menyarankan kepada pembaca khususnya dan kepada
semua pada umumnya untuk mempelajari matematika dengan baik, agar tidak terjadi kesalahan
penanaman konsep matematika yang diberikan kepada siswa SD. Penulis juga menyarankan kepada
semua agar tidak menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit karena matematika merupakan
salah satu ilmu yang dibutuhkan dan digunakan untuk pemecahan masalah sehari-hari.
Daftar Pustaka
Fajariyah, N dan Rasyid AA.. 2007. Matematika untuk SD/MI Kelas 4. Surakarta: Grahadi.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/AKSIOMA/article/viewFile/7990/6324