Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN

PRAKTEK TINDAKAN KELAS

( PTK )

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK

KELOMPOK B TK MA’RIF NAHDLATUS SHAUFIAH TAHUN AJARAN 2020/2021

DISUSUN OLEH:

NAMA : ERNAWATI, S.Pd

NIM : E1F220002

MAHASISWA PPG DALJAB ANGKATAN 1

PROGRAM STUDI S1 PGPAUD

UNIVERSITAS MATARAM

2020

i
ii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Praktek Tindakan Kelas (

PTK ) yang saya susun sebagai syarat untuk mengikuti Ujan Kinerja PPG Daljab angkatan 1

Tahun 2020 pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD)

Universitas Mataram merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan PTK yang saya kutip dari

hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah

dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PTK ini bukan

hasil karya saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya

sandang dan sanksi-sanksi lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Wanasaba, November 2020

ERNAWATI

NIM E1F220002

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pemantapan Kemampuan

Profesional yang berjudul “ Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar

Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B Tk Ma’rif

Nahdlatus Shaufiah Tahun Ajaran 2020/2021” dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Pemantapan Kemampuan Profesional ini merupakan hasil pemikiran penyusun tentang suatu

kegiatan yang menyenangkan bagi siswa dan bermanfaat dalam proses pembelajaran.

Penyusun sadar bahwa laporan ini dapat selesai berkat bimbingan dan dukungan

dari berbagai pihak. Untuk itu penyusun menyampaikan rasa hormat dan penghargaan serta

ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H Lalu Husni, SH., M.Hum., Rektor Universitas Mataram.

2. Prof. Dr. A. Wahab Jufri, M.Sc., Dekan FKIP Universitas Mataram.

3. Dr. H. Wildan, M.Pd., Koordinator PPG FKIP Unram.

4. Ika Rachmayani, M.Pd., Dosen Pembimbing PPL PPG

5. Irna Sullaswati, S.Pd. selaku guru pamong yang telah memberi bimbingan/konsultasi

selama PPL.

6. Dosen-dosen dan segenap panitia PPG Daljab Tahun 2020 LPTK Mataram.
7. Kepala TK Ma’rif Nahdlatus Shaufiah dan teman – teman sejawat.

8. Buat suami dan anak-anak tercinta, orang tuaku tersayang, terima kasih atas dukungan

dan perhatian yang tak terkira.

9. Rekan-rekan tangguh mahasiswa PPG Daljab Angkatan 1 Tahun 2020.

iv
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,

oleh sebab itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

perbaikan penulisan laporan ini di masa yang akan dating. Semoga penulisan ini bermanfaat

bagi pembaca dan bagi dunia pendidikan.

Wanasaba, November 2020

Penyusun

ERNWATI,S.Pd

NIM E1F2220002

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………… ii

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... iii

KATA PENGANTAR …………………………………………………... iv

DAFTAR ISI …………………………………………………………….. v

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... vi

ABSTRAK ……………………………………………………………….. vii

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………… 1

1. LATAR BELAKANG MASALAH …………………... 1

2. IDENTIFIKASI MASALAH …………………………. 3

3. ANALISIS MASALAH ................................................. 3

4. RUMUSAN MASALAH ............................................... 3

5. TUJUAN PENELITIAN ………………………………. 3

6. MANFAAT PENELITIAN ............................................. 3

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ……………………………………... 5

1. DEVINISI PENELITIAN TINDAKAN KELAS......................5

2. PENGERTIAN KARTU KATA ...................................... 7

3. PENGERTIAN MEMBACA PERMULAAN ................. 16

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .........……………………. 28

1. SUBJEK PENELITIAN ………………......................... 28

2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN……………….. 28

3. DESKRIPSI RENCANA TIAP SIKLUS ……………… 28

vi
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………… 35

1. HASIL PENELITIAN .........................……………….. 35

2. PEMBAHASAN ……………..……………………… 40

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………… 42

1. KESIMPULAN ………………………………………... 42

2. SARAN ………………………………………………… 42

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 44

LAMPIRAN – LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi instrument

Lampiran 2 Kisi-kisi instrument Penilaian anak

Lampiran 3 RPPH Siklus 1-3

Lampiran 4 Biodata Peneliti

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap anak memiliki hak untuk tumbuh berkembang dan belajar dalam suatu

pendidikan. Mengingat kebutuhan tersebut maka seorang guru harus menyediakan

sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka memenuhi kebutuhan anak supaya

tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Stimulasi atau rangsangan yang di

berikan harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan dan kebutuhan setiap anak,

sehingga tujuan pendidikan anak usia dini untuk mengembangkan semua aspek

perkembangan yang di miliki anak dan mengembangkan potensi yang dimilikinya

dapat tercapai.

TK Ma’rif Nahdlatus Shaufiah merupakan tempat pendidikan anak usia dini

pada jalur formal. Dimana dalam TK Ma’rif Nahdlatus Shaufiahterdapat dua

kelompok belajar yakni kelompok A untuk anak usia 4 sampai 5 tahun dan B untuk

anak usia 5 sampai 6 tahun. Kelompok A terdapat 28 anak, sedangkan kelompok B

terdapat 31 anak. Permasalahan yang terjadi di TK Ma’rif Nahdlatus Shaufiah

Wnasaba adalah adanya tuntutan kondisi yang terjadi dewasa ini dimana orang Tua

dan guru Sekolah Dasar (SD) yang menuntut anak TK untuk mampu Membaca

sebelum masuk SD. Sementara itu berdasarkan data yang kami peroleh jumlah

peserta didik TK Ma’rif Nahdlatus Shaufiah Wanasaba kelompok B berjumlah 31,

yang belum mampu Membaca kata berjumlah 23 peserta didik. Hal tersebut

disebabkan karena belum sesuainya media yang digunakan dalam pembelajaran

Membaca yakni guru hanya menggunakan media papan tulis yang ada. Dalam

1
pembelajaran Membaca peserta didik disuruh meniru tulisan dalam papan tulis dan

setelah selesai peserta didik disuruh untuk Membaca tulisan-tulisan tersebut Karena

hanya memakai media yang monoton dan sederhana anak sering merasa bosan dalam

pembelajaran Membaca. Hal inilah yang menjadi penyebab belum maksimalnya

pembelajaran Membaca. Oleh karena itu guru TK dituntut untuk mendesain

pembelajaran yang dapat mengajak peserta didik dalam belajar Membaca permulaan

yang yang sesuai dengan tingkat perkembangan, menyenangkan dan peserta didik

tidak merasa tertekan.

Alat pembelajaran permainan Membaca dapat berupa segala macam alat atau

situasi yang dapat membantu bahkan memperkaya atau memperjelas pemahaman

anak terhadap sesuatu yang sedang dipelajarinya. Alat- alat tersebut bisa berupa:

buku, gambar kalender, huruf magnetik, kartu, sequencing pictures, surat kabar/koran

dan syair. Untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak usia dini lebih

ditekankan dengan permainan yang menggunakan media atau alat bantu. Hal tersebut

mengacu pada tahap berpikir anak yang dicetuskan oleh Piaeget yaitu pada umur dua

sampai tujuh tahun anak berpikir pada tahap praoperasional. Pada tahap ini cara

berpikir anak masih didominasi oleh cara-cara bagaimana atau hal-hal ataubenda-

benda itu tampak. Cara berpikirnya masih kurang operasional, misalnya untuk

pengenalan huruf pada buah apel harus mengunakan gambar apel dan tulisan di

bawahnya atau dibelakangnya agar anak mengetahui ternyata buah apel seperti itu

dan tulisanya juga.

Jadi dapat dikatakan bahwa masa berpikir anak dalam tahap abtsrak ke

kongkrit (harus ada bendanya agar tidak bingung). Pengembangan kemampuan

bahasa anak usia dini dapat menggunakan media atau alat bantu salah satunya kartu

kata bergambar.Kartu kata bergambar adalah kartu yang berisi gambar-gambar


2
(benda-benda, binatang, buah buahan dan lain-lain).

Dengan dasar inilah peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan

judul “Penggunaan media kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan

Membaca permulaan anak kelompok B TK Ma’rif Nahdlatus Shaufiah

B. Identifikasi Masalah

a. Kurangnya perkembangan bahasa anak dalam hal mengenal huruf.

b. Kurangnya perkembangan bahasa anak dalam hal Membaca.

c. Belum Sesuainya media yang digunakan dalam pembelajaran Membaca yakni

guru hanya menggunakan papan tulis yang membuat anak cepat bosan

d. Adanya tuntutan dari orang tua untuk mampu Membaca sebelum masuk SD

C. Analisis Masalah

Kurangnya kemampuan Membaca pada anak.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah: “Apakah dengan menggunakan media kartu kata bergambar dapat

meningkatkan kemampuan Membaca permulaan anak kelompok B di TK ma’rif

Nahdlatus Shaufiah tahun ajaran 2020/2021?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu Untuk membuktikan apakah

kemampuan Membaca permulaan anak usia dini di TK Ma’rif Nahdlatus Shaufiah

meningkat setelah menggunakan media kartu kata bergambar.

F. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

3
1) Dapat dijadikan sebagia wawasan pengetahuan tentang penggunaan kartu

kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan.

b. Manfaat Praktis

I). bagi kepala sekolah

Sebagai informasi bagi kepala sekolah untuk memotivasi guru membuat

APE untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan.

2). Bagi Guru

Dapat dijadikan sumber informasi bagi guru TK khususnya TK Ma’rif

Nahdlatus Shaufiah dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan

kartu kata bergambar.

3). Bagi Orang tua

Sebagai informasi untuk menggunakan APE khususnya kartu kata

bergambar untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas disingkat PTK atau Classroom Action

Research adalah bentuk penelitian yang terjadi di dalam kelas berupa

tindakan tertentu yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar

mengajar guna meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya.

Menurut Calhoun, Penelitian Tindakan Kelas adalah cara yang

menarik untuk mengajak, mempelajari hal-hal yang terjadi di dalam kelas,

dan menentukan cara membuat suasana memjadi lebih baik. Penelitian

tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupasebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau

dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Suatu penelitian

dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan

melaksanakan penelitian harus terlibat langsung di dalam prosespenelitian

sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa laporan.

2. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins (1993), penelitian tindakan kelas diawali dengan

perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action),

mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation and

evaluation). Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas terdiri


5
atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai

perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

Gambar dan penjelasan langkah-langkah penelitian tindakan kelas adalah

sebagai berikut:

Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

a. Perencanaan (Planning), yaitu persiapan yang dilakukan untuk

pelaksanaan Penellitian Tindakan Kelas, seperti: menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dan pembuatan media pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting), yaitu deskripsi tindakan yang akan

dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan serta

prosedur tindakan yang akan diterapkan.

6
c. Observasi (Observe), Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan

semua rencana yang telah dibuat dengan baik, tidak ada penyimpangan-

penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal dalam

meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan observasi dapat dilakukan

dengan cara memberikan lembar observasi atau dengan cara lain yang sesuai

dengan data yang dibutuhkan.

d. Refleksi (Reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang

terjadi atau hasil yang diperoleh atas yang terhimpun sebagai bentuk

dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan

diketahui perubahan yang terjadi. Bagaimana dan sejauh mana tindakan

yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah secara

signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan dalam

bentuk replanning dapat dilakukan.

B. Pengertian Media Kartu Kata Bergambar

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar, media merupakan salah satu

komponen penunjang yang penting di aplikasikan untuk memudahkan

siswa untuk belajar. Media pembelajaran merupakan alat untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Selain itu siswa akan lebih tertarik untuk mengikuti

proses belajar mengajar ketika media pembelajaran tersebut digunakan.

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium

7
yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala

sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber kepada penerima

(Hairudin, 2008: 7). Gagne berpendapat media adalah berbagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar

(Cece Wijaya,dkk. 1991: 137).

Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan

menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Jadi, media pembelajaran

adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur

pesan antara guru dan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai dan

bermakna. Dalam depdiknas (2003) juga dinyatakan bahwa media

pembelajaran adalah media pendidikan yang secara khusus digunakan

untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang sudah dirumuskan

(Hairudin, 2008: 7).

b. Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi utama media pembelajaran adalah memberikan

rangsangan terhadap anak didi, agar proses belajar terjadi secara optimal.

Arif S Sadiman (1990: 34) mengemukakan bahwa fungsi media

pembelajaran adalah sebagai berikut :

 Memperjelas pesan yang akan diungkapkan,

 Meminimalisir keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera seperti

objek yang terlalu kecil,

 Media yang menarik dapat menjadikan anak aktif dalam kegiatan

8
pembelajaran.

Jika fungsi di atas dikaitkan dalam pembelajaran, tentunya akan

terlihat bagaimana pentingnya media pembelajaran dalam proses kegiatan

mengajar. Media juga bisa sebagai penjelas. Sebagai pembawa pesan,

media tidak hanya digunakan oleh guru tetapi berguna juga bagi siswa

untuk memperoleh pesan yang bermakna dari media yang sudah

disiapkan.

9
2. Kartu Kata

a. Pengertian Kartu Kata Bergambar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kartu adalah kertas tebal

berbentuk persegi panjang, kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau

dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran

yang dapat digunakan dalam berbahasa. Sedangkan gambar adalah tiruan

barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya) yang dibuat dengan

coretan pensil, alat tulis, dll pada kertas atau sejenisnya. Jadi kartu kata

bergambar adalah kertas tebal yang tertulis unsur bahasa yang mempunyai

gambar sesuai dengan unsur bahasa tersebut. Sejalan dengan Mohammad

Jaruki (2008: 15) bahwa kartu kata bergambar adalah kartu yang berisi

kata-kata dan terdapat gambar. Dalam penelitian ini, kartu kata bergambar

yang dimaksud adalah kartu tebal yang bergambar benda-benda di sekitar

anak seperti binatang, tumbuhan, buah, maupun peralatan sekolah yang

mempunyai variasi warna dan tertulis kata pada setiap kartunya. Kata yang

tertera pada kartu akan sesuai dengan gambar yang ada.

Kartu kata di sini dipahami sebagai media (alat) dalam pengajaran,

yang mana melaluinya simulasi dari inti pengajaran disampaikan baik

secara deskriptif maupun demonstratif, yang tentunya ini menandaskan

pada fungsinya sebagai penyampai pesan (Gagne dalam Rita, 2009:22).

Dalam konteks media pembelajaran bagi anak usia dini, media merupakan

segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang anak didik

untuk belajar (Brigs dalam Rita, 2009:22).

Media kartu kata bergambar merupakan jenis media visual yang


10
dapat ditangkap melalui penglihatan. Media kartu kata gambar menyajikan

gambar yang dapat dilengkapi kata, pada setiap gambar mempunyai arti,

uraian dan tafsiran tersendiri, dapat memperlancar dan memperkuat

ingatan anak, menambah wawasan dan kecakapan, menarik minat anak

dalam kegiatan mengenal huruf, membaca huruf dan kata, anak dapat

menanggapi makna dari gambar sebagai pendukung imajinasi mereka

yang memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata

melalui perumpamaan gambar, sehingga kemampuan membaca permulaan

anak dapat berkembang tanpa mengurangi kesenangan anak (Dhieni,

2011:10.3).

Kartu kata bergambar ini merupakan alat bantu untuk mengajarkan

membaca melalui kata yang sesuai dengan gambar yang tertera. Kartu kata

yang akan digunakan memiliki panjang 15 cm dan lebar 10 cm. Sebagai

ilutrasi dari media kartu kata bergambar, dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 1. Contoh kartu kata bergambar

11
Gambar 2. Contoh kartu kata bergambar

12
Secara umum tujuan media ini adalah untuk menarik anak agar

aktif dalam pembelajaran. Kartu ini mudah digunakan dan dapat

disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Selain itu, kartu huruf ini

dilengkapi oleh gambar yang sesuai dengan kata yang tertulis. Cara kerja

kartu huruf ini adalah sebagai berikut:

Guru menjelaskan kepada anak mengenai kartu kata bergambar yang

akan digunakan dalam pembelajaran.

Guru mengeluarkan satu persatu kartu kata bergambar dengan

mengajarkan setiap huruf yang ada pada kartu kata bergambar dan

menanyakan gambar yang ada pada kartu kata bergambar.

Siswa menirukan huruf yang sudah disebutkan oleh guru dan

menyebutkan huruf-huruf yang sudah ditunjukkan oleh guru.

Siswa mulai menyebutkan sendiri satu persatu huruf yang ditunjuk

oleh guru dan membacanya.

b. Keuntungan Penggunaan Kartu Kata Bergambar

Kelebihan media kartu kata bergambar sebagai media gambar

menurut Arif S. Sadiman dkk (1986: 29) mengemukakan sebagai berikut:

Sifatnya konkrit gambar atau foto lebih realistis menunjukkan

pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas

13
dan tidak selalu bisa dibawa (diperlihatkan) ke obyek peristiwa

tersebut.

Media gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan.

Dapat memperjelas suatu masalah dibidang apa saja dan untuk

tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau

membentuk pemahaman.

Murah harganya dan mudah untuk didapat dan digunakan tanpa

memerlukan peralatan khusus.

14
Selain kelebihan yang sudah disebutkan media gambar menurut

Rahadi (2003: 27) memiliki kelemahan yaitu hanya menampilkan gambar

dengan persepsi indera mata, ukurannya terbatas, gambar diintepretasikan

secara personal dan subjektif dan disajikan dalam ukuran yang kecil sehingga

kurang efektif dalam pembelajaran. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat

Arif Sadiman (1992: 29) yang meneybutkan bahwa kelamahan media gambar

sebagai berikut.

Hanya menekankan persepsi indra mata

Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan

pembelajaran

Ukuran terbatas untuk kelompok besar

Memerlukan keterbatasan sumber dan keterampilan kejelian untuk

memanfaatkannya.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

keuntungan media kartu huruf bergambar adalah mempermudah bagi peserta

didik untuk memahami pembelajaran yang berlangsung, karena dengan kartu

huruf tersebut materi akan mudah diulangi sehingga pemahaman anak akan

optimal. Desain gambar yang menarik akan membuat anak lebih tertarik untuk

mengikuti pembelajaran. Akan tetapi kelemahan media kartu kata bergambar

ini memiliki keterbatasan ukuran sehingga diperlukan kejelian untuk dapat

menggunakannya.

15
3. Hakikat Membaca Permulaan

1. Pengertian Membaca

Masa peka anak untuk belajar membaca dan berhitung berada di usia

4 – 5 tahun, karena di usia ini anak lebih mudah membaca dan mengerti

angka (Hainstock, 2002: 103). Anak sebaiknya melai belajar membaca di usia

1-5 tahun karena pada masa ini otak anak akan dapat menyerap semua hal

yang berkaitan dengan kehidupan sehari-harinya, seperti membaca, berhitung,

maupun menulis.

Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang pada umumnya

diperoleh dari sekolah, kemampuan ini sangat penting dikembangkan karena

membaca merupakan kegiatan yang bisa mengembangkan pengetahuan dan

sebagai alat komunikasi manusia. Menurut H.G.Tarigan (2008: 7)

mendefinisikan pengertian membaca adalah sebagai suatu proses yang

dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang

hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

Membaca mencakup: (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca

adalah strategis, dan (3) membaca merupakan interaktif. Membaca

merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan

yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam

membentuk makna.

Menurut Saleh Abbas (2006: 101), membaca pada hakikatnya adalah

suatu aktivitas untuk menangkap informasi bacaan baik yang tersurat maupun

yang tersirat dalam bentuk pemahaman bacaan secara literal, inferensial,

evaluatif, dan kreatif dengan memanfaatkan pengalaman pembaca. Hal ini


16
juga disebutkan oleh Farida Rahim (2005: 1), terdapat tiga istilah yang sering

digunakan untuk memberikan komponen dasar dari proses membaca yaitu:

recording, decoding, dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan

kalimat kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan

sistem tulisan yang digunakan. Decoding adalah proses penerjemahan

rangkaian grafis ke dalam kata- kata yaitu pengenalan korespondensi

rangkaian huruf dengan bunyi- bunyi bahasa yang sering disebut dengan

istilah membaca permulaan sedangkan meaning lebih ditekankan di kelas

tinggi Sekolah Dasar. Menurut Lerner (Rini Utami Aziz, 2006: 15),

kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang

studi. Jika anak pada usia permulaan sekolah tidak segera memiliki

kemampuan membaca, ia akan mengalami kesulitan dalam mempelajari

bidang studi lain.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan

bahwa pengertian membaca adalah proses memahami dan merekonstruksi

makna yang terkandung dalam bahan bacaan. Pesan atau makna yang

terkandung dalam teks bacaan merupakan interaksi timbal balik, interasi aktif,

dan interaksi dinamis antara pengetahuan dasar yang dimiliki pembaca

dengan kalimat-kalimat fakta dan informasi yang tertuang dalam teks bacaan.

2. Kemampuan Membaca Permulaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 623), “kemampuan”

berarti kesanggupan atau kecakapan. “Membaca” berarti melihat serta

memahami isi dari apa yang tertulis, atau mengeja dan melafalkan apa yang

tertulis (KBBI, 1999: 72). Membaca permulaan merupakan tahap awal dalam
17
belajar membaca yang difokuskan kepada mengenal simbol-simbol atau

tanda-tanda yang berkaitan dengan huruf-huruf sehingga menjadi pondasi

agar anak dapat melanjutkan ketahap membaca permulaan (Darwadi 2002).

Menurut Steinberg (Ahmad Susanto, 2011: 83) membaca permulaan

adalah membaca yang diajarkan secara terprogram kepada anak prasekolah.

Program ini merupakan perhatian pada perkataan-perkataan utuh, bermakna

dalam konteks pribadi anak-anak dan bahan- bahan yang diberikan melalui

permainan dan kegiatan yang menarik sebagai perantaran pembelajaran.

Menurut Yulia Ayriza, Chaer, Purwanto dan Alim (dalam Lucky Ade

2007: 9), huruf konsonan yang harus dapat dilafalkan dengan benar untuk

membaca permulaan adalah b, d, k, l, m, p, s, dan t. Huruf -huruf ini, ditambah

dengan huruf – huruf vokal akan digunakan sebagai indikator kemampuan

membaca permulaan, sehingga menjadi a, b, d, e, i, k, l, m, o, p, s, t, dan u.

Menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996: 50), membaca

permulaan harus dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pramembaca dan

membaca. Pada tahap pramembaca anak akan diajarkan sebagai berikut:

a) Sikap yang baik pada waktu membaca, seperti sikap duduk yang benar.

b) Cara anak meletakkan buku di meja

c) Cara anak memegang buku

d) Cara anak dalam membuka dan membalik-balik buku

e) Cara anak melihat dan memperthatikan tulisan.

Pada tahap membaca permulaan, dititik beratkan pada kesesuaian antara

tulisan dan bunyi yang ada, kelancaran dan kejelasan suara, pemahaman isi atau

18
makna. Persiapan membaca didukung dengan pengalaman keaksaraan seperti

membaca buku atau sering menggunakan tulisan maupun simbol saat

pembelajaran. Bahan-bahan untuk membaca permulaan harus sesuai dengan

bahasa dan pengalaman anak.

Tahapan membaca anak usia dini menurut Abdurrahman M (2002: 201)

ada pada tahap kesiapan membaca dan membaca permulaan adapun ciri-cirinya

yaitu anak sudah mulai memusatkan perhatiaanya pada satu atau dua aspek dari

sebuah kata, seperti huruf pertama yang ada pada sebuah kata dan gambarnya.

Anak juga akan mempelajari kosa kata dan dalam waktu yang bersamaan anak

belajar membaca dan menuliskan kosa kata tersebut.

Menurut Thahir (dalam Leni Nofrienti, 2012: 4), tahapan membaca

menggunakan metode fonik terdiri dari tiga tahap yaitu ; 1)Tahap merah yaitu

membaca dengan suku kata terbuka seperti mata, mama, papa, meja, babi, dsb.

2)Tahap biru yaitu membaca kata yang mengandung suku kata tertutup seperti

mo-tor, ka-sur, jen-dela, si-sir, kun-ci, dsb. 3)Tahap hijau yaitu membaca kata

yang mengandung suku kata vokal ganda maupun konsonan ganda. Contoh kata

dari vokal ganda atau doble vokal seperti pa-kai, pu-lau, si-lau, dsb. Sedangkan

konsonan ganda atau doble konsonan seperti nye-nyak, ta-ngan, struk-tur, bin-

tang dsb.

Ritawati (1996: 51) menyebutkan ada lima langkah dalam membaca

permulaan yaitu mengenal unsur kalimat, mengenal unsur kata, mengenal unsur

huruf, merangkai huruf menjadi suku kata, merangkai suku kata menjadi kata.

Pengajaran membaca permulaan lebih ditekankan pada pengembangan

19
kemampuan dasar membaca. Anak-anak dituntut untuk mampu menyuarakan

huruf, suku kata, kata dan kalimat yang disajikan dalam bentuk tulisan ke dalam

bentuk lisan ( Sabarti A Khadiah, dkk. 1993: 11).

Contoh : Huruf /a/ dibaca /a/

/b/ dibaca /be/

/c/ dibaca /ce/

Suku kata /ba/ dibaca /ba/ bukan

/bea/

/bu/ dibaca /bu/ bukan /beu/

Kata /baju/ dibaca /baju/ bukan

/beaju/

/batu/ dibaca /batu/ bukan /beatu/

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pengertian kemampuan membaca permulaan adalah kecakapan atau

kesanggupan anak untuk mengenal simbol-simbol dan tanda-tanda yang

berkaitan dengan huruf-huruf, huruf-huruf tersebut adalah huruf konsonan (b,

d, k, l, m, p, s) dan huruf vokal (a, e, i, o, u) sebagai pondasi untuk

melanjutkan ke tahap membaca lanjutan.

3. Tujuan Pembelajaran Membaca Permulaan

Menurut Iskandar Wassid dan Dadang Sunendar (2008: 289) tujuan

pembelajaran membaca dibagi menjadi tingkat pemula, menengah, dan mahir.

Menurutnya, tujuan pembelajaran bagi tingkat pemula adalah sebagai berikut.

20
a. Mengenali lambang-lambang (simbol-simbol bahasa), dengan membaca anak

akan langsung melihat lambang-lambang bahasa dan anak semakin

memahami perbedaan dari lambang-lambang bahasa.

b. Mengenali kata dan kalimat, dengan mengenal lambang-lambang anak juga

akan mengenal kata kemudian mengenal kalimat-kalimat.

c. Menemukan ide pokok dan kata kunci.

d. Menceritakan kembali cerita-cerita pendek.

Menurut Herusantosa (dalam K. Istarocha, 2012: 14), tujuan pembelajaran

membaca permulaan agar peserta didik mampu memahami dan menyuarakan

kalimat sederhana yang ditulis dengan intonasi yang wajar, peserta didik dapat

membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat dalam waktu

yang relatif singkat. Menurut Soejono (Lestary, 2004: 12), tujuan mengajarkan

membaca permulaan pada anak adalah:

a. Mengenalkan anak pada huruf – huruf dalam abjad sebagai tanda suara atau

tanda bunyi

b. Melatih keterampilan anak dalam mengubah bentuk huruf menjadi bentuk

suara

c. Pengetahuan huruf –huruf dalam abjad dan ketrampilan menyuarakan wajib

untuk dapat dipraktikkan dalam waktu singkat ketika anak belajar membaca

lanjut.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

dari pembelajaran membaca permulaan bagi anak adalah agar anak mengenali

lambang-lambang bahasa kemudian menyuarakannya dengan tujuan untuk

memahami isi dari lambang-lambang bahasa tersebut sebagai bekal anak saat
21
belajar membaca tingkat lanjut.

4. Tahap-tahap Membaca

Kemampuan membaca anak akan jelas perbedaanya sesuai dengan usia

dan tahapan pencapaiannya. Menurut Steinberg (dalam Akhmad Susanto,

2011:90) mengatakan bahwa kemampuan membaca anak usia dini dapat

dibagi atas empat tahap perkembangan, yaitu :

a. Tahap timbulnya kesadaran terhadap tulisan

Pada tahap ini anak mulai belajar dengan buku dan menyadari bahwa buku

itu penting, melihat dan membalik-balikkan buku dan kadang-kadang ia

membawa buku favoritnya.

b. Tahap membaca gambar

Pada tahap ini anak mulai memandang dirinya sebagai pembaca dan

memulai libatkan diri dalam kegiatan membaca seperti pura-pura membaca,

membolak-balikan buku, dan membaca gambar pada buku yang di

pegangnya.

c. Tahap pengenalan bacaan

Pada tahap ini anak usia Taman Kanak-kanak telah dapat menggunakan

tiga sistem bahasa ,seperti fonem (bunyi huruf), semantik (arti kata) dan

sintaksis (aturan kata atau kalimat) secara bersama-sama. Anak yang sudah

tertarik pada bahan bacaan mulai mengingat kembali cetakan hurufnya dan

konteksnya. Anak mulai mengenal tanda-tanda yang ada pada benda-benda

dilingkungannya

d. Tahap membaca lancar

22
Pada tahap ini anak sudah dapat membaca lancar berbagai jenis buku yang

berbeda dan bahan-bahan yang langsung berhubungan dengan kehidupan

sehari- hari. Menurut Abdurrahman M (2002: 201) membagi lima tahapan

dalam membaca, yaitu ;

1) Kesiapan membaca.

Kesiapan membaca memiliki arti sebagai mental anak yang sudah siap

untuk belajar membaca. Pada umumnya anak sudah memiliki kesiapan

membaca pada usia 6 tahun, akan tetapi beberapa penelitian menunjukkan

bahwa kesiapan membaca sudah terjadi pada masa anak duduk di usia

taman kanak-kanak

Pada tahap ini anak mulai memusatkan perhatiannya pada satu atau

dua aspek dari suatu kata, seperti huruf pertama yang ada pada suatu kata

dan gambarnya. Anak juga mungkin akan menyadari bahwa huruf pertama

tersebut sama dengan namanya. Anak yang bernama Toni mungkin saja

membaca tulisan “Tani” menjadi “Toni” dengan menyadari hal ini bahwa

huruf dapat dirangkai menjadi kata maka anak akan menyenangi bermain

dengan huruf dan bunyi huruf, pada tahap ini bimbingan dari orang-orang

disekitar anak sangat diperluka

seperti bantuan dalam mencari huruf, menyebutkan bunyinya atau

menyebutkan bunyinya kemudian mencari hurufnya. Selanjutnya

merangkai huruf dan menyebutkan kata yang dirangkai oleh huruf

tersebut, kegiatan-kegiatan semacam ini dapat mudah dilakukan dengan

menggunakan media seperti kartu Alfabet, buku cerita sederhana, dan

gambar-gambar yang relevan.


23
2) Membaca permulaan.

Pada tahap membaca permulaan ini dimulai sejak anak masuk kelas

satu Sekolah Dasar, yaitu pada saat berusia sekitar enam tahun. Akan

tetapi ada anak yang sudah melakukannya di taman kanak-kanak dan

paling lambat pada waktu anak duduk di kelas dua sekolah dasar. Pada

tahap ini, anak mulai mempelajari kosa kata dan dalam waktu yang

bersamaan anak belajar membaca dan menuliskan kosa kata tersebut.

3) Ketrampilan membaca cepat.

Pada tahap keterampilan membaca cepat atau membaca lancar

terjadi pada saat anak duduk di kelas tiga SD. Anak sudah menguasai

atau memahami kerterampilan membaca memerlukan pemahaman simbol

dengan bunyi. Anak juga sudah mampu membaca 100-140 kata per menit

dengan kesalahan sedikit.

4) Membaca luas.

Pada tahap membaca luas terjadi pada anak ada di bangku kelas

empat sampai lima SD. Anak sudah gemar dan menikmati kegiatan

membaca. Anak akan membaca berbagai variasi buku bacaan seperti

majalah maupun buku cerita dengan penuh motivasi untuk memudahkan

mereka dalam membaca. Pada tahap ini guru maupun orang tua harus

memperkaya kosa kata anak, menganalisis struktur kalimat atau mereviu

berbagai sumber bacaan.

5) Membaca yang sesungguhnya.

pada tahap membaca yang sesungguhnya akan terjadi pada anak

yang sudah duduk di SD dan berkelanjutan hingga dewasa. Mereka tidak


24
membaca untuk beljar membaca akan tetapi membaca sebagai

pemahaman anak mengetahui, mempelajari bidang studi tertentu.

Kemahiran membaca setiap anak akan sesuai pada latihan membaca

sebelumnya.

Tadkiroatun (2009, 8-9) mengungkapkan bahwa adala 5 tahap

dalam membaca yaitu ;

a) Tahap magic.

Pada tahap ini, anak sudah mengerti dan memahami guna buku,

buku itu penting dan mulai membawa buku-buku kesukaannya.

b) Tahap konsep diri.

Pada tahap ini, anak mulai menempatkan diri bahwa dirinya

adalah pembaca, anak mulai membolak-balik buku dan berpura-pura

membaca buku.

c) Tahap membaca antara.

Pada tahap ini, anak mulai mengenal huruf. Anak sudah dapat membaca

tulisan-tulisan yang penting untuk anak dan mampu membaca ulang kata

yang sudah ditulis sudah dibaca serta mampu membaca puisi sederhana

d) Tahap lepas landas

Pada tahap ini anak mulai menggunakan 3 sistem bahasa yaitu

grafafonik, semantik, dan sintaksis. Anak mulai senang membaca, mulai

mengenal huruf dari konteks, anak membaca apapun kalimat atau kata

disekitar anak.

e) Tahap independen

25
Anak mulai membaca buku yang tidak dikenal dan mampu

memperkirakan isi dari buku tersebut.

Sedangkan menurut Thahir (dalam Leni Nofrienti, 2012: 4), tahapan

membaca menggunakan metode fonik terdiri dari tiga tahap yaitu ;

a) Tahap merah yaitu membaca dengan suku kata terbuka seperti mata,

mama, papa, meja, babi, dsb.

b) Tahap biru yaitu membaca kata yang mengandung suku kata tertutup

seperti mo-tor, ka-sur, jen-dela, si-sir, kun-ci, dsb.

c) Tahap hijau yaitu membaca kata yang mengandung suku kata vokal

ganda maupun konsonan ganda. Contoh kata dari vokal ganda atau doble

vokal seperti pa-kai, pu-lau, si-lau, dsb. Sedangkan konsonan ganda atau

doble konsonan seperti nye-nyak, ta-ngan, struk-tur, dsb.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa anak

usia 5-6 tahun, anak senang membaca dan anak mampu menggunakan 3

sistem bahasa yaitu bunyi huruf atau bunyi kata, arti dari kata dan anak mulai

menunjukkan kesadaran gramatis atau berbicara menggunakan kalimat.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca akan berbeda-beda pada setiap anak dan

berkembang sesuai dengan stimulus yang diberikan. Akan tetapi ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca pada

anak (Farida Rahim, 2005: 16), seperti;

a. Faktor fisiologis

Faktor fisiologis meliputi kesehatan fisik, pertimbangan

neurologis, dan jenis kelamin. Menurut beberapa ahli, keterbatasan


26
neurologis seperti cacat otak dan kekurangmatangan secara fisik

merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan peserta didik tidak

berhasil dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka.

b. Faktor intelektual

Terdapat hubungan positif antara kecerdasan yang diindikasikan

oleh IQ dengan rata-rata peningkatan remedial membaca tetapi tidak

semua anak yang mempunyai kemampuan intelegensi tinggi menjadi

pembaca yang baik.

c. Faktor lingkungan

Lingkungan yang meliputi latar belakang dan pengalaman peserta

didik mempengaruhi kemampuan membacanya. Peserta didik tidak akan

menemukan kendala yang berarti dalam membaca jika mereka tumbuh

dan berkembang di dalam rumah tangga yang harmonis, rumah yang

penuh dengan cinta kasih, memahami anak-anaknya, dan mempersiapkan

mereka dengan rasa harga diri yang tinggi.

d. Faktor sosial ekonomi anak

Status sosial ekonomi anak mempengaruhi kemampuan verbal

anak. Hal ini dikarenakan jika peserta didik tinggal dengan keluarga yang

berada dalam taraf sosial ekonomi yang tinggi kemampuan verbal

mereka juga akan tinggi. Hal ini didukung dengan fasilitan yang

diberikan oleh orang tuanya yang berada pada taraf sosial ekonomi tinggi.

Lain halnya peserta didik yang tinggal di keluarga yang sosial ekonomi

rendah. Orangtua mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya dan

anaknya cenderung kurang percaya diri


27
e. Faktor psikologis

Faktor psikologis meliputi motivasi, minat, dan kematangan sosial,emosi,

serta penyesuaian diri.

28
29
31
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah anak kelompok B di TK Ma’rif

Nahdlatus Shaufiah.

2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Adapun tempat dalam melakukan penelitian ini adalah di TK Ma’rif Nahdlatus

Shaufiah yang dilakukan pada bulan Oktober 2020

3. Deskripsi Per Siklus

a. Siklus I

1) Perencanaan Tindakan

a) Peneliti dan kolaboran menyusun tujuan pembelajaran

Membaca permulaan.

b) Peneliti dan kolaboran menyusun perangkat pembelajaran ( RPPH,

alat evaluasi, media dan sumber).

c) Peneliti dan kolaboran menyiapkan lembar observasi,

dokumentasi, evaluasi, dan lembar refleksi.

d) Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran.

e) Guru mengkondisikan suasana kelas agar anak terfokus pada

pembelajaran.

f) Guru menyajikan pembelajaran.

g) Guru mendemontrasikan kegiatan


28
h) Guru memberikan tugas kegiatan pembelajaran

i) Guru memberikan evaluasi

j) Kesimpulan.

2) Pelaksanaan

a) Peserta didik dan guru berbaris didepan kelas.

b) Salam, berdoa, bercakap-cakap, menyanyi

 Mengkondisikan kelas untuk memulai kegiatan

 Apersepsi

 Inti

 Pemberian tugas

 Pemberian penghargaan

 Tanya jawab tentang hal yang belum dimengerti

3) Pengamatan

a) Peneliti mengamati bagaimana respon peserta didik terhadap

pembelajaran.

b) Mengamati aktivitas peserta didik.

c) Mengamati semangat siswa saat mengikuti pembelajaran

d) Refleksi

4) Menganalisa hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan

sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.

5) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada kegiatan

penelitian dalam siklus II

6) kegiatan penelitian dalam siklus II

b. Siklus II

29
Pada prinsipnya, semua kegiatan siklus II mirip dengan kegiatan siklus

I. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I, terutama didasarkan atas hasil

refleksi pada siklus I.

1) Perencanaan Tindakan

a) Peneliti dan kolaboran menyusun tujuan pembelajaran

tentang Membaca permulaan.

b) Peneliti dan kolaboran menyusun perangkat pembelajaran ( RPPH,

alat evaluasi, media dan sumber).

c) Peneliti dan kolaboran menyiapkan lembar observasi,

dokumentasi, evaluasi, dan lembar refleksi.

d) Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran.

e) Guru mengkondisikan suasana kelas agar anak terfokus pada

pembelajaran.

f) Guru menyajikan pembelajaran.

g) Guru mendemontrasikan kegiatan

h) Guru memberikan tugas kegiatan pembelajaran

i) Guru memberikan evaluasi

j) Kesimpulan.

2) Pelaksanaan

a) Peserta didik dan guru berbaris didepan kelas.

b) Salam, berdoa, bercakap-cakap, menyanyi

 Mengkondisikan kelas untuk memulai kegiatan

 Apersepsi tentang tema

 Inti

 Pemberian tugas
30
(Kegiatan 1):

Menggunting kartu kata nama bagian tubuh

(Kepala,kaki,tangan,mata,mulut,hidung), kemudian anak menempel

kartu kata pada gambar bagian tubuh, lalu anak mewarnai gambar

bagian tubuh.,minta anak menceritakan hasilnya

(Kegiatan 2):

Membaca kartu kata bergambar

(kepala,kaki,tangan,mata,mulut,hidung), ,minta anak menceritakan

(Kegiatan 3):

Meniru Tulisan kartu kata kepala,tangan,kaki,mata,hidung,mulut,minta

anak menceritakan hasilnya

 Tanya jawab tentang hal yang belum dimengerti

3) Pengamatan

a) Peneliti mengamati bagaimana respon peserta didik terhadap

pembelajaran.

b) Mengamati aktivitas peserta didik.

c) Mengamati semangat siswa saat mengikuti pembelajaran

d) Refleksi

4) Menganalisa hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan

sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2.

5) Diharapkan aktifitas belajar peserta didik semakin meningkat.

6) Di akhir kegiatan peneliti mendemontrasikan bersama dengan peserta

didik atau menstimulasi bersama-sama.

31
c. Siklus 3

1) Perencanaan Tindakan

a) Peneliti dan kolaboran menyusun tujuan pembelajaran

tentang Membaca permulaan.

b) Peneliti dan kolaboran menyusun perangkat pembelajaran ( RPPH,

alat evaluasi, media dan sumber).

c) Peneliti dan kolaboran menyiapkan lembar observasi,

dokumentasi, evaluasi, dan lembar refleksi.

d) Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran.

e) Guru mengkondisikan suasana kelas agar anak terfokus pada

pembelajaran.

f) Guru menyajikan pembelajaran.

g) Guru mendemontrasikan kegiatan

h) Guru memberikan tugas kegiatan pembelajaran

i) Guru memberikan evaluasi

j) Kesimpulan.

2) Pelaksanaan

a) Peserta didik dan guru berbaris didepan kelas.

b) Salam, berdoa, bercakap-cakap, menyanyi

 Mengkondisikan kelas untuk memulai kegiatan

 Apersepsi tentang tema

 Inti

 Pemberian tugas

Kegiatan 1:

Lomba menyusun kartu huruf menjadi sebuah kata nama bagian

32
tubuh

Kegiatan 2:

Menggunting kartu kata nama bagian tubuh

(Kepala,kaki,tangan,mata,mulut,hidung), kemudian anak

menempel kartu kata pada gambar bagian tubuh, anak meniru

tulisan kartu kata pada kolom yang disediakan, lalu anak

mewarnai gambar bagian tubuh,.

 Tanya jawab tentang hal yang belum dimengerti

3) Pengamatan

a) Peneliti mengamati bagaimana respon peserta didik terhadap

pembelajaran.

b) Mengamati aktivitas peserta didik.

c) Mengamati semangat siswa saat mengikuti pembelajaran

d) Refleksi

4) Menganalisa hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan

sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus 3.

5) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada kegiatan

penelitian dalam siklus 3

6) Menganalisa hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan

sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus 3.

7) Diharapkan aktifitas belajar peserta didik semakin meningkat.

8) Di akhir kegiatan peneliti mendemontrasikan bersama dengan peserta

didik atau menstimulasi bersama-sama.

33
4. Indikator Keberhasilan

Sebagai indikasi bahwa tujuan penelitian telah tercapai adalah Minimal 90%

anak berkembang dengan sangat baik.

34
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di TK Ma’rif Nahdlatus Shaufiah di Wanasaba Lombok

timur, dari tanggal 17 Oktober -09 November 2020. Adapun hasil penelitian pada

siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 dapat digambarkan melalui diagram batang di bawah ini

1. Hasil Siklus 1

HASIL SIKLUS 1
100% 95%
90% 95% 90%
90%
80%
80% 70% 73% 73%
70%
60%
50%
40%
HASIL SIKLUS 1
30%
20%
10%
0%

Analisis hasil penelitian dan refleksi dilakukan pada akhir siklus 1. Pada tahap

ini, peneliti mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh dalam pemberian tindakan

kelas pada satu siklus terdata dari 8 orang anak yang diamati,terdapat 4 anak yang

perkembangannya sesuai harapan dan 4 anak mulai berkembang tingkat keberhasilan

dari jumlah sample PTK adalah

Nilai Jumlah skor perolehan ( 4 x 2 ) + ( 4 x 3 ) = 20


x 100 %=62,5%
= skor maksimal ( 8 x 4=32 )

35
Adapun Tingkat keberhasilan di siklus 1 yaitu 62,5 % artinya Hal ini belum

mencapai ketuntasan secara klasikal maka peneliti harus memperbaiki pembelajaran

pada siklus selanjutnya.

Hasil dari refleksi ini akan digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki serta

menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus 2.

2. Hail Siklus 2

Hasil siklus 2
100% 95% 95%
90% 90%
90%
80%
80%
70% 73% 73%
70%
60%
50%
40% Hasil siklus 2
30%
20%
10%
0%

Analisis hasil penelitian dan refleksi dilakukan pada akhir siklus 1. Pada tahap

ini, peneliti mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh dalam pemberian tindakan

kelas pada satu siklus terdata dari 8 orang anak yang diamati,terdapat 1 anak yang

mulai berkembang,3 anak yang perkembangannya sesuai harapan dan 4 anak mulai

berkembang tingkat keberhasilan dari jumlah sample PTK adalah

Jumlah skor perolehan ( 1 x 2 ) + ( 3 x 3 ) +(4 x 4)=


Nilai
27 x 100 %=84,4%
=
skor maksimal ( 8 x 4=32 )

36
Adapun Tingkat keberhasilan di siklus 2 yaitu 84,4%, artinya Hal ini belum

mencapai ketuntasan secara klasikal maka peneliti harus memperbaiki pembelajaran

pada siklus selanjutnya.

Hasil dari refleksi ini akan digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki serta

menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus 3.

3. Hasil Siklus 3

Hasil Siklus 3
100% 98% 98%
98% 97%
95%
92%
90%
87%
85% 85%
85% Hasil Siklus 3

80%

75%

Analisis hasil penelitian dan refleksi dilakukan pada akhir siklus 3. Pada tahap

ini, peneliti mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh dalam pemberian tindakan

kelas pada satu siklus terdata dari 8 orang anak yang diamati,terdapat 2 anak yang

berkembang sesuai harapan ,6 anak yang berkembang dengan sangat baik. tingkat

keberhasilan dari jumlah sample PTK adalah

Nilai Jumlah skor perolehan ( 2x 3 ) +(6 x 4)= 30 x 100

37
= skor maksimal ( 8 x 4=32 ) %=93,75%

Adapun Tingkat keberhasilan di siklus 3 yaitu 93,75%, artinya artinya semua

aspek sudah mencapai tingkat keberhasilan yang diinginkan , maka menurut

peneliti tidak ada lagi tindakan yang perlu dilakukan atau tidak perlu lagi tindakan

pada siklus selanjutnya. Hasil penelitian menunjukkan dengan diterapkannya kartu

kata bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak.

4. Rekapitulasi Peningkatan kemampuan membaca permulaan dengan menerapkan kartu

kata bergambar pada kelompok B di TK Ma’rif Nahdlatus Shaufiah tahun ajaran

2020 / 2021.

Peningkatan Kemampuan Membaca di


Setiap siklus
120%

98% 98%
95% 97% 98%
95%
100% 90% 90% 92%
85% 85% 87%
80% 83%
80% 73% 75% 73% 73% 72%
70%
60% 62% 63% SIKLUS 1
58%
60%
SIKLUS 2

40% SIKLUS 3

20%

0%
sandra Bq.Nia Hisyam L.Firman Nizam Risma Sar Nani

Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan, setiap anak mengalami peningkatan

kemampuan membaca di setiap siklus yang dapat diterangkan sebagai berikut ,

Sandra di siklus 1 tingkat kemampuan membacanya 73%,kemudian di siklus 2

38
meningkat menjadi 90 %, dan di siklus ke 3 meningkat lagi menjadi 98%. Bq Nia di

siklus 1 tingkat kemampuan membacanya 75%,kemudian di siklus 2 meningkat

menjadi 95 %, dan di siklus ke 3 meningkat lagi menjadi 98%. Hisyam di siklus 1

tingkat kemampuan membacanya 58%,kemudian di siklus 2 meningkat menjadi 70%,

dan di siklus ke 3 meningkat lagi menjadi 85%. L.Firman di siklus 1 tingkat

kemampuan membacanya 60%,kemudian di siklus 2 meningkat menjadi 73 %, dan di

siklus ke 3 meningkat lagi menjadi 85%. Nizam di siklus 1 tingkat kemampuan

membacanya 62%,kemudian di siklus 2 meningkat menjadi 73%, dan di siklus ke 3

meningkat lagi menjadi 87%. Risma di siklus 1 tingkat kemampuan membacanya

72%,kemudian di siklus 2 meningkat menjadi 90 %, dan di siklus ke 3 meningkat lagi

menjadi 97%. Sar di siklus 1 tingkat kemampuan membacanya 63%,kemudian di

siklus 2 meningkat menjadi 80 %, dan di siklus ke 3 meningkat lagi menjadi 92%.

Nani di siklus 1 tingkat kemampuan membacanya 83%,kemudian di siklus 2

meningkat menjadi 95 %, dan di siklus ke 3 meningkat lagi menjadi 98%.

5. Rekapitulasi Hasil Siklus 1-siklus 3

Peningkatan Kemampuan Membaca


Permulaan
93.75%
100.00% 84.40%

80.00%
62.50%
60.00%
Peningkatan Kemampuan
40.00% Membaca Permulaan

20.00%

0.00%
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

39
B. PEMBAHASAN

Dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 terjadi Peningkatan kemampuan membaca

permulaan dengan menerapkan kartu kata bergambar pada kelompok B di TK Ma’rif

Nahdlatus Shaufiah . Adapun tingkat keberhasilan tiap siklus dijelaskan seperti berikut :

Analisis hasil penelitian dan refleksi dilakukan pada akhir siklus 1. Pada tahap

ini, peneliti mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh dalam pemberian tindakan

kelas pada satu siklus terdata 4 orang siswa dengan tingkat capaian Mulai Berkembang (

MB ) dan 4 orang tingkat capainannya Berkembang sesuai Harapan ( BSH ), tingkat

keberhasilan dari jumlah sample PTK adalah 62,5%. Hasil dari refleksi ini akan

digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan perencanaan dan

pelaksanaan tindakan pada siklus 2

Analisis hasi penelitian dan refleksi dilakukan pada akhir siklus 2 terdata 1

orang anak tingkat capaiannya mulai berkembang, 3 orang anak yang berkemabang

sesuai harpan, dan 4 orang anak yang berkembang dengan sangat baik. dengan tingkat

keberhasilan dari jumlah sample PTK adalah 84,4 %. Pada tahap ini, peneliti mengkaji

pelaksanaan dan hasil yang diperoleh dalam pemberian tindakan kelas pada satu siklus,

dan hasil dari refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki serta

menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus 3.

Analisis hasi penelitian dan refleksi dilakukan pada akhir siklus 3 terdata 2 orang

anak dengan tingkat capaian berkembang sesuai harapan dan 6 orang anak berkembang

dengan sangat baik, artinya tingkat keberhasilan dari jumlah sample PTK adalah 93,75%.

artinya semua aspek sudah mencapai tingkat keberhasilan yang diinginkan , maka

menurut peneliti tidak ada lagi tindakan yang perlu dilakukan atau tidak perlu lagi

40
tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil penelitian menunjukkan dengan diterapkannya

kartu kata bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak

41
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil implementasi dari semua siklus, diketahui pada siklus kesatu,

kedua dan ketiga, data telah menunjukkan adanya perubahan ke arah yang lebih

optimal sebagai bentuk telah terjadinya suatu peningkatan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa “Penggunaan media kartu kata bergambar dapat

meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak kelompok B di TK ma’rif

Nahdlatus Shaufiah pada tahun ajaran 2020/2021.”

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan penulis memberikan saran- saran

antara lain:

1. Bagi Pendidik

Media Kartu kata bergambar sebagai alternatif dalam pembelajaran untuk

mengembangkan membaca permulaan pada anak.

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan pembelajaran dengan

pengunaan media Kartu kata bergambar.

b. Mendukung upaya guru menggunakan media kartu kata bergambar untuk

mengembangkan kemampuan membaca permulaan

3. Bagi Orang Tua

a. Meluangkan waktu untuk bermain dengan anak, karena melalui bermain

anak dapat belajar.

42
b. Mengajak anak selalu komunikasi dengan menggunakan bahasa yang baik

dan benar.

c. Saat ada undangan pengambilan Laporan Perkembangan Anak, sempatkan

untuk hadir agar perkembangan mengetahui perkembangan anak di

sekolah, dan dapat ditindaklanjuti sesuai hasil perkembangannya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi pada peserta didiknya dan

merancang solusi serta mencipta / memanfaatkan media yang menarik

minat anak agar memudahkan mengatasi masalah anak.

43
DAFTAR PUSTAKA

Annisa Ulfa, “Efektifitas Penerapan Metode Glenn Doman (Flash Card) Untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca permulaan Anak Usia Dini Di BA

Aisyiyah Gulon Kec. Salam Kab. Magelang”Skripsi Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : 2011.

Arikunto Suharsimi, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2008.

Arsyad Ahmad, Anwar, Pendidikan Anak Dini Usia (Panduan Praktis Bagi Ibu

dan Calon Ibu), Bandung: Alfabeta, 2004.

Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo,

2008.

Suyanto Slamet, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta:

Hikayat.2005

Yamini, “Efektivitas ermainan Kotak Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca

permulaan Menulis Permulaan (Penelitian Pada Anak TK Pertiwi Desa

Glagahombo Kec. Tegalrejo, Kab. Magelang)”Skipsi, Fakultas FKIP UMM

Magelang. 2007

44
LAMPIRAN-LAMPIRAN

01. KISI-KISI INSTUMEN

SKALA PENILAIAN
NO INDIKATOR DESKRIPTOR
1 2 3 4 Catatan
1 Menyebutkan simbol- 1. Anak dapat menyebutkan huruf-
simbol huruf huruf vokal (a,i,u,e,o).

2. Anak dapat menyebutkan huruf-


huruf
konsonan(b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,
q,r,s,t,v,w, x,y,z).
2 Menunujukkan bentuk- 3. Anak dapat menunjukkan huruf-
bentuk simbol huruf vokal (a,i,u,e,o).
4. Anak dapat menunjukkan huruf-
huruf
konsonan(b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,
q,r,s,t,v,w, x,y,z).
3 Mengenal suara huruf 5. Anak dapat menyebutkan huruf
awal awal pada sebuah kata kepala
6. Anak dapat menyebutkan huruf
awal pada sebuah kata kaki

7. Anak dapat menyebutkan huruf


awal pada kata tangan
4 Mengelompokan kata 8. Anak dapat mengelompokkan
dan gambar yang gambar kaki dan kepala
mempunyai huruf awal
yang sama
5 Mengenal arti kata dari 9. Anak dapat membaca tulisan
gabungan beberapa huruf kepala
konsonan dan vokal 10. Anak dapat membaca kata
tangan
11. Anak dapat membaca kata kaki

12. Anak dapat menghubungkan


antara gambar dengan kartu kata
6 Meniru tulisa 13. Anak dapat meniru tulisan pada
kata kepala
14. Anak dapat meniru tulisan pada
kata tangan
15. Anak dapat meniru tulisan pada
kata kaki

TOTAL

1
02. KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN ANAK

SKALA PENILAIAN
NO INDIKATOR DESKRIPTOR
1 2 3 4 Catatan
1 Menyebutkan 16. Anak dapat menyebutkan huruf-huruf √
simbol-simbol vokal (a,i,u,e,o).
huruf
17. Anak dapat menyebutkan huruf-huruf √
konsonan(b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,q,r,s,t,v,
w, x,y,z).
2 Menunujukkan 18. Anak dapat menunjukkan huruf-huruf √
bentuk-bentuk vokal (a,i,u,e,o).
simbol
19. Anak dapat menunjukkan huruf-huruf √
konsonan(b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,q,r,s,t,v,
w, x,y,z).
3 Mengenal suara 20. Anak dapat menyebutkan huruf awal √
huruf awal pada sebuah kata kepala
21. Anak dapat menyebutkan huruf awal √
pada sebuah kata kaki

22. Anak dapat menyebutkan huruf awal √


pada kata tangan
4 Mengelompokan 23. Anak dapat mengelompokkan gambar √
kata dan gambar kaki dan kepala
yang mempunyai
huruf awal yang
sama
5 Mengenal arti kata 24. Anak dapat membaca tulisan kepala √
dari gabungan 25. Anak dapat membaca kata tangan √
beberapa huruf 26. Anak dapat membaca kata kaki √
konsonan dan vokal
27. Anak dapat menghubungkan antara √
gambar dengan kartu kata
6 Meniru tulisa 28. Anak dapat meniru tulisan pada kata √
kepala
29. Anak dapat meniru tulisan pada kata √
tangan
30. Anak dapat meniru tulisan pada kata √
kaki

TOTAL 3 56 59

2
03. RPPH SIKLUS 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


HARIAN (RPPH) TK MA’RIF
NAHDLATUS SHAUFIAH

Semester/ Bulan/
Minggu ke :
1/OKTOBER/3
Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Oktober 2020
Kelompok : B (USIA 5-6 TAHUN)
Tema/sub tema : DIRIKU (TUBUHKU)
KD : 1.1, 2.8, 3.3-4.3, 3.10-4.10, 3.12-4.12, 3.5-4.5, 3.15-4.15.
TUJUAN LANGKAH –LANGKAH PEMBELAJARAN/MAIN (Kegiatan BAHAN DAN MEDIA ALAT
PEMBELAJARAN Belajar Mengajar) SUMBER PEMBELA ASESMEN
LURING : DARING : BELAJAR JARAN PERKEMBAN
(APE) GAN

1. Anak dapat Pijakan sebelum main (kegiatan PERSIAPAN  Bahan  Gunting,  Pedoman
berdoa dengan awal) pembelajar lem, pengamata
sikap khusuk  Guru memperkenalkan tema Diri an : gambar n capaian
(NAM)  Doa pembuka sendiri Tubuhku melalui video Bagian- bagian indikator
2. Anak terampil  Guru bercakap-cakap tentang yang dikirimkan melalui bagian tubuh perkemban
Tubuhku untuk menarik WhatsApp tubuh manusia,k gan.
menggunakan
perhatian anak terkait dengan Guru membagikan video, “Dua manusia ertas,gam  Pedoman
tangan kanan bagian-bagian tubuh, kata dari Mata saya” sebagai apersepsi bar bagian penilaian
dan tangan kiri nama bagian tubuh, dan cara awal bagi anak sebelum  Sumber tubuh, hasil karya
pada saat merawat diri. mengikuti kegiatan pembelajaran belajar:  Kartu kata  Anekdote
menggunting  Membuat kesepakatan main disekolah dan meminta anak gambar bergamba (catatan
3
kartu kata nama dengan anak menyanyikannya dirumah dan bagian r. (Kata kasus)
bagian tubuh  Guru menyampaikan informasi didokumentasikan dalam bentuk tubuh. kepala,
(FM) tentang kegiatan main yang akan video untuk selanjutnya tangan,kak
dilakukan anak dikirimkan melalui whatsApp i)
3. Anak Dapat  Guru memperkenalkan kegiatan
menyelesaikan main yang akan dilakukan di
tugas sekolah melalui video yang
Pijakan selama main (kegiatan inti) dikirimkan via WhasApp
menggunting,
dan menempel 1. Kegiatan 1:
kata pada Membaca kartu kata
gambar bagian bergambar
(kepala,kaki,tangan)
tubuh (SOSEM) 2. Kegiatan 2:
4. Anak dapat Menggunting kartu kata
mengenal nama bagian tubuh
bagian-bagian (Kepala,kaki,tangan),
kemudian anak
tubuh manusia
menempel kartu kata
(KOG) pada gambar bagian
5. Anak dapat tubuh, lalu anak
mengenal huruf mewarnai gambar bagian
dari kata nama tubuh.
3. Kegiatan 3:
bagian tubuh
Meniru Tulisan kartu kata
(BAHASA)
kepala,tangan,dan kaki
6. Anak dapat
menghubungka
n kartu kata
nama bagian
tubuh dengan PIJAKAN SETELAH MAIN (KEGIATAN
gambar bagian

4
tubuh AKHIR)
(BAHASA)
 Guru meminta anak merapikan
7. Anak dapat dan membereskan peralatan
meniru tulisan main yang telah digunakan
nama bagian secara bersama-sama
tubuh  Guru meminta anak
menceritakan tentang kegiatan
(BAHASA) yang telah dilakukannya
8. Anak dapat
mewarnai PENUTUP
gambar tubuh  Guru Melakukan penguatan
manusia (SENI) pengetahuan yang didapat anak
dengan bercerita
 Guru menyampaikan kegiatan
esok hari
 Berdoa sesudah belajar

Wanasaba, 17 Oktober 2020

Mengetahui, Guru Kelompok B


Kepala TK Ma’rif Nahdlatus Shaufiah

PATRIAH,S.Pd ERNAWATI,S.Pd

5
RPPH SIKLUS 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) TK MA’RIF


NAHDLATUS SHAUFIAH

Semester/ Bulan/ Minggu ke : 1/OKTOBER/3


Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Oktober 2020
Kelompok : B (USIA 5-6 TAHUN)
Tema/sub tema : DIRIKU (TUBUHKU)
KD : 1.1, 2.8, 3.3-4.3, 3.10-4.10, 3.12-4.12, 3.5-4.5, 3.15-4.15.
TUJUAN LANGKAH –LANGKAH PEMBELAJARAN/MAIN (Kegiatan Belajar Mengajar) BAHAN DAN MEDIA ALAT
PEMBELAJARAN LURING : DARING : SUMBER PEMBELA ASESMEN
BELAJAR JARAN (APE) PERKEMBAN
GAN
9. Anak dapat berdoa Pijakan sebelum main (kegiatan awal) PERSIAPAN  Bahan  Gunting, lem,  Pedoman
dengan sikap pembelajar gambar bagian pengamata
khusuk (NAM)  Doa pembuka  Guru memperkenalkan tema Diri sendiri an : Konsep tubuh n capaian
10. Anak terampil  Guru bercakap-cakap tentang Tubuhku untuk Tubuhku melalui video yang dikirimkan Bagian- manusia,k indikator
menarik perhatian anak terkait dengan bagian- melalui WhatsApp bagian ertas,gam bar perkemban
menggunakan tangan
bagian tubuh, kata dari nama bagian tubuh, dan cara Guru membagikan video, “Dua Mata tubuh bagian tubuh, gan.
kanan dan tangan kiri merawat diri. saya” sebagai apersepsi awal bagi anak manusia  Kartu kata  Pedoman
pada saat  Membuat kesepakatan main dengan anak sebelum mengikuti kegiatan bergamba r. penilaian
menggunting kartu  Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan pembelajaran disekolah dan meminta  Sumber (Kata kepala, hasil karya
kata nama bagian main yang akan dilakukan anak anak menyanyikannya dirumah dan belajar: tangan,kaki,ma  Anekdote
tubuh (FM) didokumentasikan dalam bentuk video gambar ta (catatan
untuk selanjutnya dikirimkan melalui
11. Anak Dapat bagian hidung,mulut) kasus)
whatsApp
menyelesaikan tubuh.
Pijakan selama main (kegiatan inti)  Guru memperkenalkan kegiatan main
tugas menggunting, yang akan dilakukan di sekolah melalui
4. Kegiatan 1: video yang dikirimkan via WhasApp
dan menempel kata Menggunting kartu kata nama bagian tubuh
pada gambar bagian (Kepala,kaki,tangan,mata,mulut,hidung),
tubuh (SOSEM) kemudian anak menempel kartu kata pada
6
12. Anak dapat gambar bagian tubuh, lalu anak mewarnai
mengenal bagian- gambar bagian tubuh.,minta anak
menceritakan hasilnya
bagian tubuh
manusia (KOG)
13. Anak dapat 5. Kegiatan 2:
mengenal huruf dari Membaca kartu kata bergambar
(kepala,kaki,tangan,mata,mulut,hidung),
kata nama bagian
,minta anak menceritakan
tubuh (BAHASA)
14. Anak dapat 6. Kegiatan 3:
menghubungkan Meniru Tulisan kartu kata
kartu kata nama kepala,tangan,kaki,mata,hidung,mulut,minta
bagian tubuh anak menceritakan hasilnya
dengan gambar
bagian tubuh
(BAHASA)
15. Anak dapat meniru
tulisan nama bagian
tubuh (BAHASA)
16. Anak dapat
mewarnai gambar PIJAKAN SETELAH MAIN (KEGIATAN AKHIR)
tubuh manusia  Guru meminta anak merapikan dan membereskan
(SENI) peralatan main yang telah digunakan secara
bersama-sama
 Guru meminta anak menceritakan tentang kegiatan
yang telah dilakukannya

PENUTUP

 Guru Melakukan penguatan pengetahuan yang


didapat anak dengan bercerita
 Guru menyampaikan kegiatan esok hari
7
 Berdoa sesudah belajar

Wanasaba, 24 Oktober 2020

Mengetahui, Guru Kelompok B


Kepala TK Ma’rif Nahdlatus Shaufiah

PATRIAH,S.Pd ERNAWATI,S.Pd

8
RPPH SIKLUS 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) TK MA’RIF


NAHDLATUS SHAUFIAH

Semester/ Bulan/ Minggu ke : 1/OKTOBER/3


Hari/Tanggal : Sabtu, 10 November 2020
Kelompok : B (USIA 5-6 TAHUN)
Tema/sub tema : DIRIKU (TUBUHKU)
KD : 1.1, 2.8, 3.3-4.3, 3.10-4.10, 3.12-4.12, 3.5-4.5, 3.15-4.15.
TUJUAN PEMBELAJARAN LANGKAH –LANGKAH PEMBELAJARAN/MAIN (Kegiatan Belajar Mengajar) BAHAN DAN MEDIA ALAT
LURING : DARING : SUMBER PEMBELA ASESMEN
BELAJAR JARAN PERKEMBAN
(APE) GAN
17. Anak dapat berdoa Pijakan sebelum main (kegiatan awal) PERSIAPAN  Bahan  Gunting,  Pedoman
dengan sikap khusuk pembelajar lem, pengamata
(NAM)  Doa pembuka  Guru memperkenalkan tema Diri sendiri an : gambar n capaian
18. Anak terampil  Guru bercakap-cakap tentang Tubuhku untuk Tubuhku melalui video yang dikirimkan melalui Konsep bagian indikator
menarik perhatian anak terkait dengan WhatsApp Bagian- tubuh perkemban
menggunakan tangan kanan
bagian-bagian tubuh, kata dari nama bagian Guru membagikan video, “Dua Mata saya” bagian manusia,k gan.
dan tangan kiri pada saat tubuh, dan cara merawat diri. sebagai apersepsi awal bagi anak sebelum tubuh ertas,gam  Pedoman
menggunting kartu kata  Membuat kesepakatan main dengan anak mengikuti kegiatan pembelajaran disekolah manusia bar bagian penilaian
nama bagian tubuh (FM)  Guru menyampaikan informasi tentang dan meminta anak menyanyikannya dirumah tubuh, hasil karya
kegiatan main yang akan dilakukan anak dan didokumentasikan dalam bentuk video   Kartu kata
19. Anak Dapat Sumber  Anekdote
untuk selanjutnya dikirimkan melalui belajar:
menyelesaikan tugas bergamba (catatan
whatsApp
menggunting, dan gambar r. (Kata kasus)
 Guru memperkenalkan kegiatan main yang bagian
Pijakan selama main (kegiatan inti) kepala,
menempel kata pada akan dilakukan di sekolah melalui video yang
tubuh. tangan,ka
gambar bagian tubuh dikirimkan via WhasApp
7. Kegiatan 1: ki,mata
(SOSEM) Lomba menyusun kartu huruf menjadi hidung,m
20. Anak dapat mengenal sebuah kata nama bagian tubuh ulut)
bagian-bagian tubuh 8. Kegiatan 2:  Stroform,
Menggunting kartu kata nama bagian double
9
manusia (KOG) tubuh tip, kartu
21. Anak dapat mengenal (Kepala,kaki,tangan,mata,mulut,hidung huruf
), kemudian anak menempel kartu kata
huruf dari kata nama
pada gambar bagian tubuh, anak
bagian tubuh (BAHASA) meniru tulisan kartu kata pada kolom
22. Anak dapat yang disediakan, lalu anak mewarnai
menghubungkan kartu gambar bagian tubuh,.
kata nama bagian tubuh
dengan gambar bagian PIJAKAN SETELAH MAIN (KEGIATAN AKHIR)
tubuh (BAHASA)
23. Anak dapat meniru  Guru meminta anak merapikan dan
membereskan peralatan main yang telah
tulisan nama bagian
digunakan secara bersama-sama
tubuh (BAHASA)  Guru meminta anak menceritakan tentang
24. Anak dapat Menyusun kegiatan yang telah dilakukannya
huruf menjadi sebuah
PENUTUP
kata (BAHASA)
25. Anak dapat mewarnai  Guru Melakukan penguatan pengetahuan
gambar tubuh manusia yang didapat anak dengan bercerita
(SENI)  Guru menyampaikan kegiatan esok hari
 Berdoa sesudah belajar

Wanasaba, 10 November 2020

Mengetahui, Guru Kelompok B


Kepala TK Ma’rif Nahdlatus Shaufiah

PATRIAH,S.Pd ERNAWATI,S.Pd

10
POTO-POTO KEGIATAN

11
Lampiran
Biodata Diri

NAMA : ERNAWATI, S.Pd


NIM : E1F220002
TTL : WANASAB,18 JULI 1993
AGAMA : ISLAM
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
INSTANSI KERJA : TK MA’RIF NAHDLATUS
SHAUFIAH
ALAMAT : RT. 02/ RW. 03
DESA WANASABA LAUK
KEC. WANASABA
KAB. SUMBAWA BARAT
NTB
NO HP : 082339577679
EMAIL : ewati872@yahoo.com

12

Anda mungkin juga menyukai