Anda di halaman 1dari 12

HIMPUNAN BILANGAN SEMESTA

DISUSUN OLEH:
AHMAD NIZAR
44223068

JURUSAN TEKNIK MESIN


PRODI TEKNIK PEMBANGKIT ENERGI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2023

1 dari 12
DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

2 dari 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Himpunan bilangan semesta adalah himpunan semua bilangan yang mungkin
ada. Dalam matematika, ada beberapa jenis bilangan, seperti bilangan alami (1, 2,
3, ...), bilangan bulat (..., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ...), bilangan rasional (bilangan yang
dapat diwakili dalam bentuk a/b, di mana a dan b adalah bilangan bulat dan b
tidak sama dengan nol), bilangan irasional (bilangan yang tidak dapat diwakili
sebagai pecahan), dan bilangan nyata (gabungan dari bilangan rasional dan
irasional).

Himpunan bilangan semesta mencakup semua jenis bilangan ini. Dalam


konteks matematika, semesta juga dapat mencakup bilangan imajiner dan
bilangan kompleks. Bilangan imajiner adalah bilangan yang melibatkan akar
kuadrat dari -1, yang ditunjukkan dengan huruf i. Bilangan kompleks adalah
gabungan dari bilangan nyata dan bilangan imajiner.

Himpunan bilangan semesta adalah konsep penting dalam matematika karena


membantu kita memahami struktur dan relasi antara bilangan-bilangan ini.
Dengan mempelajari himpunan bilangan semesta, kita dapat melakukan operasi
matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dengan
mempertimbangkan semua tipe bilangan yang mungkin ada.

Latar belakang himpunan bilangan semesta membuat kita dapat menjelajahi


dan menerapkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk dalam
memecahkan masalah nyata.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu bilangan nyata?
2. Apa itu bilangan imajiner?
3 dari 12
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu bilangan nyata.
2. Untuk mengetahui apa itu bilangan imajiner.

4 dari 12
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bilangan Nyata


1. Pengertian Bilangan Nyata
Dalam matematika, bilangan nyata ( bilangan riil) (bahasa Inggris: nyata
number) adalah bilangan yang dipakai untuk mengukur kuantitas dimensi satu
yang sinambung seperti jarak, durasi atau suhu.

Pengunaan kata adjektiva nyata pertama kali diperkenalkan oleh René Descartes
pada abad ke-17, yang bertujuan untuk membedakan akar fungsi nyata dan
imajiner dari polinomial.[1]

Bilangan nyata meliputi bilangan rasional, seperti bilangan bulat 42 dan pecahan
−23/129, dan bilangan irasional, seperti π dan {\displaystyle {\sqrt {2}}}. Bilangan
nyata juga dapat dilambangkan sebagai salah satu titik dalam garis bilangan.[2]

Bilangan nyata dapat dipandang sebagai titik-titik yang terletak di sebuah garis
yang panjangnya tak terhingga, dan garis itu disebut garis bilangan nyata. Garis
bilangan nyata dapat dipandang sebagai bagian dari bidang kompleks, sedangkan
bilangan nyata dapat dipandang sebagai bagian dari bilangan kompleks.Bilangan
nyata dapat dipandang sebagai titik-titik yang terletak di garis bilangan dengan
panjangnya tak terhingga.

Penjelasan tersebut belum cukup cermat berdasarkan standar modern matematika


murni. Penemuan suatu definisi bilangan nyata yang cukup cermat, dengan
nyataisasi bahwa dibutuhkan definisi yang lebih baik, merupakan salah satu
perkembangan matematika terpenting pada abad ke-19. Definisi aksiomatik
standar yang ada saat ini menyatakan bahwa bilangan nyata yang membentuk
lapangan terurut Dedekind-lengkap isomorfisma,[3] sedangkan
definisi konstruktif dari bilangan nyata meliputi pernyataan sebagai kelas
ekuivalensi dari deret Cauchy (dari bilangan rasional), Dedekind cut, atau
"representasi desimal" tak terhingga, sama-sama mempunyai penafsiran tepat

5 dari 12
untuk operasi aritmetika dan relasi orde. Definisi-definisi ini ekuivalen dan juga
memenuhi definisi aksiomatik.

2. Sistem Bilangan Nyata

Bilangan nyata terbagi menjadi dua yaitu bilangan rasional dan bilangan tidak
rasional. Adapun penjelasan kedua hal tersebut, sebagai berikut.

Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan a
atau b. Dengan a dan b merupakan suatu bilangan bulat serta b tidak sama dengan
0. Untuk simbol bilangan rasional disimbolkan dengan Q.

3. Macam-macam Bilangan Nyata

Bilangan nyata dibagi menjadi beberapa macam yang sering kita temui antara
lain sebagai berikut.
a. Bilangan Nol
Bilangan nol merupakan bilangan yang tidak memiliki nilai kecuali ditambah
dengan bilangan positif, nol (0)
b. Bilangan Asli
Bilangan asli merupakan bilangan positif yang tidak dimulai dari angka nol
melainkan dimulai dari angka satu, seperti {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, …dst}.
c. Bilangan Bulat
Bilangan bulat merupakan himpunan dari bilangan negatif, bilangan nol dan
bilangan positif, seperti {…, -7, -6, -5, -4, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, …dst}.
d. Bilangan Cacah
Bilangan cacah merupakan himpunan dari bilangan nol dan bilangan positif
atau lebih mudahnya bilangan cacah merupakan bilangan yang dimulai dari nol,
seperti {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, …dst}.
e. Bilangan Prima
Bilangan prima merupakan bilangan yang tidak dapat dibagi oleh bilangan
lain kecuali satu dan bilangan itu sendiri, seperti {2, 3, 5, 7, 11, 13 …dst}.

6 dari 12
f. Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan merupakan bilangan yang dinyatakan dalam bentuk n/m
dimana n sebagai pembilang dan m sebagai penyebut yang merupakan bilangan
bulat yang tidak sama dengan nol (b ≠ 0), seperti {⅓, ⅔, ⅛, ⅝, …dst}.
g. Bilangan Rasional
Bilangan rasional merupakan bilangan yang ditulis dalam bentuk n/m
posisinya sama dengan bilangan pecahan dimana n dan m merupakan bilangan
bulat yang tidak sama dengan nol (b ≠ 0), seperti {⅓, ⅔, ⅛, ⅝, …dst}.
h. Bilangan Irasional
Bilangan irasional merupakan bilangan yang tidak dapat dijadikan sebagai
bilangan pecahan, seperti {√2, √3, √5, √6, √7, …dst} √9 bukan merupakan
bilangan irasional karena √9 = 3.
i. Bilangan Nyata
Bilangan nyata merupakan himpunan bilangan gabungan dari bilangan
rasional dan bilangan irasional, seperti {0, 1, ¼, ⅔, √2, √5, …dst}.
j. Bilangan Positif
Bilangan potifit merupakan bilangan yang memiliki nilai positif selain nol,
seperti {13, 14, 15, 16, 17, 18, …dst}.
k. Bilangan Negatif
Bilangan negatif merupakan bilangan yang memiliki nilai negatif selain nol,
seperti {-7, -6, -29, -3, -8, …dst}.
l. Bilangan Genap
Bilangan genap merupakan bilangan yang akan habis jika dibagi dengan angka
dua, seperti {2, 4, 6, 8, 10, 12, …dst}.
m. Bilangan Ganjil
Bilangan ganjil merupakan bilangan yang jika dibagi dua akan tersisa satu atau
biasa menggunakan 2n-1 dimana n merupakan bilangan bulat, seperti {-1, 1, 3, 5,
7, 9, …dst}.
n. Bilangan Komposit
Bilangan komposit merupakan bilangan asli yang lebih dari satu namun tidak
termasuk bilangan prima, seperti {4, 6, 8, 9, 10, 12, …dst}.

7 dari 12
o. Bilangan Riil
Bilangan riil merupakan bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk desimal,
seperti {5/8, log 10, …dsb}.
p. Bilangan Imajiner
Bilangan imajiner merupakan bilangan i yang merupakan lambang bilangan
baru bersifat i2 = -1, seperti {i, 3i, 4i, …dst}.
q. Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks merupakan bilangan yang memiliki anggota a + bi dimana
a,b ϵ R, i2 = -1, a merupakan bilangan riil sedangkan b merupakan bilangan
imajiner, seperti { 2 – 3i, 8 + 2, …dsb}.
r. Bilangan Kuadrat
Bilangan kuadrat merupakan bilangan yang dihasilkan dari perkalian suatu
bilangan dengan bilangan itu sendiri sebanyak dua kali yang disimbolkan dengan
pangkat dua, seperti {22, 32, 42, 52, 62, …dst}.
s. Bilangan Romawi
Bilangan romawi merupakan bilangan yang angkanya berasal dari romawi kuno
melambangkan angka numerik, seperti {I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI,
…dst} angka tersebut merupakan {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, …dst}.

2.2. Bilangan Imajiner

1. Pengertian Bilangan Imajiner

Bilangan imajiner merupakan anggota bilangan riil yang dikalikan dengan i


(Unsur Imajiner) dan juga bagian dari bilangan kompleks. Nilai i yaitu √-1.
Bilangan imajiner disimbolkan dengan bi dengan r sebagai bilangan riil dan i
sebagai unsur imajiner. Pada operasi aljabar, bilangan ini juga masih bisa
digunakan, misalkan pada penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Karena termasuk sebagai bilangan imajiner atau khayal, jadi pada dasarnya
bilangan tersebut tidak ada dan hanya dituliskan saja sebagai simbol suatu
komputasi matematika. Misalkan diketahui bahwa bilangan imajiner adalah ai dan
bi, maka pada operasi aljabar berlaku:
 ai + bi, maka bisa dinyatakan dengan (a+b)i
8 dari 12
 ai – bi, maka bisa dinyatakan dengan (a-b)i
 ai x bi, maka bisa dinyatakan dengan -ab
 ai/bi maka bisa dinyatakan dengan a/b dimana nilai b tidak boleh sama
dengan 0 (b ≠ 0)
Selain bisa dinyatakan dengan persamaan diatas, bilangan imajiner pada operasi
aljabar juga bisa memenuhi sifat komutatif, distributif, dan juga asosiatif.
Bilangan imajiner juga banyak diterapkan pada sifat arus AC atau arus bolak
balik. Selain itu, bilangan ini juga dimanfaatkan untuk menganalisa adanya
gelombang fisika yang menjalar.
Sebagai bilangan kompleks, bilangan imajiner umumnya bersanding dengan
bilangan riil. Misalkan saja a + bi. Nilai a sebagai bilangan riil dan nilai bi sebagai
bilangan imajiner. Pada operasi aljabar seperti 5 + 2i, nilai 5 termasuk dalam
bilangan riil, sedangkan nilai 2i merupakan bilangan imajiner karena mempunyai
unsur imajiner i.

2. Persamaan Quadratik Bilangan Imajiner


Setelah menjelaskan tentang definisi bilangan imajiner, selanjutnya saya akan
membahas tentang persamaan kuadratik bilangan imajiner. Persamaan kuadratik
yang diperoleh dari nilai bilangan imajiner dapat berbentuk seperti di bawah ini:
 x² + 1 = 0
 x² = -1
 x = √-1
Nilai x tersebut tidak dimiliki secara numerik, hal ini dikarenakan hanya nilai √-1
yang memenuhinya. Untuk itu simbol i berguna untuk menjelaskan nilai tersebut.
Dari sini kita dapat memperoleh x = √-1 = i, maka:
i² = i × i
= √-1 × √-1
= -1
Jadi diperoleh nilai imajiner dalam bentuk i² = -1.

9 dari 12
Berdasarkan pengertian bilangan imajiner di atas, kita dapat menghasilkan pola
teratur dalam perpangkatan angka imajiner dan bilangan bulat

3. Aturan Bilangan Imajiner


Perhatikan sebuah contoh, a+bi adalah bilangan kompleks. Untuk a+bi, pasangan
konjugasinya adalah a-bi. Akar-akar kompleks tersebut berpasangan sehingga jika
dikalikan menjadi persamaan dengan koefisien real.
Perhatikan persamaan kuadrat murni: x 2 = a, dengan 'a' adalah nilai yang
diketahui. Solusinya dapat direpresentasikan sebagai x = √a. Oleh karena itu,
aturan beberapa bilangan imajiner adalah:
 saya = √-1
 saya 2 = -1
 saya 3 = -i
 saya 4 = +1
 saya 4n = 1
 saya 4n-1 = -i

4. Penafsiran Geometri
Dalam geometri, bilangan imajiner dilambangkan sebagai titik-titik pada
sumbu vertikal pada bidang bilangan kompleks, digambarkan secara tegak lurus
terhadap sumbu bilangan real. Satu cara untuk melihat bilangan-bilangan imajiner
adalah dengan membayangkan suatu garis bilangan, bertambah secara positif ke
sebelah kanan dan bertambah negatif ke sebelah kiri, kemudian pada titik nol "O"
garis yang dapat dipandang sebagai sumbu-x, suatu sumbu-y dapat digambarkan
sebagai suatu garis tegak lurus yang bertambah "positif" (bilangan imajiner
bertambah positif) ke arah atas, dan bertambah negatif (demikian pula dengan
bilangan imajiner) ke arah bawah. Sumbu vertikal ini sering disebut "sumbu
bilangan imajiner" dan dilambangkan dengan iℝ , {\displaystyle \scriptstyle \
mathbb {I} }, atau ℑ.
Dalam representasi ini, perkalian dengan –1 berhubungan dengan suatu rotasi 180
derajat mengelilingi titik nol. Perkalian dengan i berhubungan dengan rotasi 90

10 dari 12
derajat pada arah "positif" (yaitu, berlawanan dengan jarum jam), dan persamaan
i2 = −1 ditafsirkan sebagai pernyataan bahwa jika diterapkan dua rotasi 90 derajat
mengelilingi titik nol, maka hasil akhirnya adalah suatu rotasi tunggal 180 derajat.
Perhatian bahwa rotasi 90 derajat pada arah "negatif" (yaitu searah jarum jam)
juga memenuhi penafsiran ini. Hal ini mencerminkan fakta bahwa −i juga
memecahkan persamaan x2 = −1. Pada umumnya, perkalian dengan suatu bilangan
kompleks sama dengan rotasi mengelilingi titik nol oleh argument bilangan
kompleks itu, diikuti dengan perubahan skala besarannya.

11 dari 12
DAFTAR PUSTAKA
Byju. 2023. Angka Imajiner. https://byjus-com.translate.goog/maths/imaginary-
numbers/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

Pram, Hanif. 2023. Bilangan Real. Pinhome:


https://www.pinhome.id/blog/bilangan-real/

Tunggal, Anto. 2022. Rumus Hitung: https://rumushitung.com/2023/01/14/yuk-


belajar-pengertian-bilangan-imajiner-dan-contohnya/

Wikipedia. 2023. Bilangan riil. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bilangan_riil

12 dari 12

Anda mungkin juga menyukai