Anda di halaman 1dari 17

Makalah Kalkulus Dasar

Bilangan Real dan Bilangan Kompleks

Oleh:
 Ziana Alarica Lissandra
 Risky Putra Ernanda
 Gehan Ibra Alfath Hasibuan

Kls Ik-4
Prodi Ilmu Komputer
Fakultas Sains & Teknologi
Universitas Islam Sumatera Utara
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang,
segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan Karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Bilangan Real dan Bilangan
Kompleks”, dengan harapan agar kita dapat memahami lebih dalam tentang
definisi dan contoh daripada penjabaran materi tersebut. Dan kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung dalam
pembuatan makalah ini.
Pada hal ini, kami para penyusun sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu kritik maupun saran diharapkan dapat diberikan kepada pembaca
untuk lebih menyempurnakan makalah ini, semoga ada manfaatnya...
Terima Kasih.

Medan,29 September
Daftar isi

Kata pengantar
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II Pembahasan
2. Bilangan real dan bilangan kompleks
A. Desimal, kerapatan dan ketaksamaan
B. Nilai mutalak akar kuadrat dan kuadrat

C. Sistem koordinat
D. Garis lurus dan grafik persamaan

KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kalkulus adalah cabang dari matematika yang dikembangkan dari aljabar
dan geometri serta memiliki cakupan limit, turunan, integral dan deret tak
terhingga. Kata kalkulus berasal dari bahasa latin yang artinya “batu kecil”
untuk menghitung dari bilangan rasional dan irasional. Bilangan rasional adalah
gabungan dari bilangan bulat dan bilangan pecahan. Bilangan bulat adalah
gabungan dari bilangan asli, bilangan nol, dan bilangan negatif.
Bilangan real adalah sekumpulan bilangan (rasional dan tak rasional) yang
dapat mengukur panjang, bersama-sama dengan negatifnya dan nol.
Bilangan kompleks merupakan salah satu terobosan penting dalam dunia
matematika. Himpunan bilangan bulat dikenal sebagai suatu himpunan yang
sederhana yang memiliki stuktur grup, lebih jauh lagi gelanggang.

1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini untuk mengenal lebih lanjut mengenai bilangan
real dan bilangan kompleks agar pembaca dapat memahami dengan jelas materi
yang di sampaikan.

1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini yaitu memperluas ilmu materi
pembahasan tentang bilangan real dan bilangan kompleks.
BAB II
PEMBAHASAN

2. Bilangan Real dan Bilangan Kompleks


Bilangan real ialah sebutan bagi bilangan asli atau kelompok bilangan yang
terdiri dari angka-angka hitung dengan sifat natural. Bilangan real dapat disebut
juga sebagai bilangan nyata.
Bilangan real meliputi bilangan rasional, seperti bilangan bulat 42 dan pecahan
−23/129, dan bilangan irasional, seperti π dan kuadrat. Bilangan real juga dapat
dilambangkan sebagai salah satu titik dalam garis bilangan.

Sistem Bilangan Real

Contoh bilangan rasional


• 0 = 0/1
• 5 = 5/1
• 1,2 = 12/10
• 2,5 = 25/10
• 1/4 = 0,25
• 5/4 = 0,636363
• √4 = 2 = 2/1
• √9 = 3 = 3/1
• 20% = 20/100

Contoh bilangan irasional


• π = 3,14159265...
• √2 = 21/2 = 1,4142135....
• e = 2,7182818...

Operasi Bilangan Real


Operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian .
a) Operasi penjumlahan
Contoh:
1. 4 + 6 = 10
2. 4 + (-6 ) = -2
b) Operasi pengurangan.
Contoh:
1. -6 – 4 = -6 + (-4) = -10
2. 3 -6 – 4 = -6 + (-4) = -10
c) Operasi perkalian
Contoh:
1. 6x4 = 24 _
2. 6 x ( -4) = -24
3. (-6) x (-4) = 24
d) Operasi pembagian
Contoh:
1. 12 : 2 = 6
2. 12 : -2 = -6
3. (-12) : (-2)
Contoh penerapan bilangan real
Dalam bidang matematika, fisika, dan kimia, bilangan real digunakan dalam
melakukan perhitungan.
Pada bidang bidang lain, bilangan real digunakan untuk menuliskan nominal
mata uang, akuntansi/pembukuan, menuliskan hasil pengukuran dan
sebagainya.

Bilangan kompleks merupakan bilangan yang terdiri dari dua bagian yaitu
bagian riil dan bagian imajiner. Bentuk umum bilangan kompleks yaitu a + ib,
dengan a dan b merupakan bilangan riil. Pada bilangan kompleks berbentuk a +
ib, bagian a merupakan bagian riil, sedangkan ib merupakan bagian
imajinernya. Misal z = 2 + 3i, bilangan tersebut merupakan bilangan kompleks
dengan bagian riil nya 2 dan bagian imajinernya 3i, adapun simbol untuk bagian
riil dapat dituliskan Re dan untuk bagian imajinernya dapat dituliskan Im.
Sehingga pada bilangan tersebut dapat dituliskan Re(z) = 2 dan Im(z) = 3i.

Operasi bilangan kompleks


a. Operasi Penjumlahan
contoh operasi penjumlahan bilangan kompleks.
(3 + 4i) + (2 – 8i)
= (3 + 2) + (4i – 8i)
= 5 + (-4i)
= 5 – 4i

b. Operasi Pengurangan
Pengurangan 6 + 3i oleh 3 – 2i.
(6 + 3i) – (3 – 2i)
= (6 – 3) + (3i – (-2i))
= 3 + 5i
A. Desimal, kerapatan dan ketaksamaan

Desimal adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat dan pecahan, yang
dalam penulisannya antara bilangan bulat dan pecahan dipisahkan dengan tanda
koma, yang disebut dengan koma desimal.
Contoh :
12,335; -0,5; -10,75
Bilangan desimal adalah bilangan yang menggunakan basis 10 angka mulai
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9. Sistem bilangan desimal disusun dari 10 angka atau
lambang. Dengan menggunakan lambang-lambang tersebut sebagai digit pada
sebuah bilangan, kita dapat mengekspresikan suatu kuantitas. Kesepuluh
lambang tersebut adalah D={0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}.
Kerapatan diartikan dengan jika ada dua buah bilangan real, maka diantara
kedua bilangan itu ada bilangan real yang lain. Untuk menjelaskan konsep ini,
diperlukan konsep archimedian.
Sifat Archimedian
Jika x ∈ R maka ada nx ∈ sedemikian hingga x < nx
Kerapatan bilangan real
Jika x dan y adalah bilangan real dengan x<y maka ada bilangan rasional r ∈ Q
sedemikian hingga x < r <y.
Ketaksamaan ditandai dengan salah satu tanda hubung yaitu : "<" untuk
menyatakan kurang dari, ">" untuk menyatakan lebih dari, "<" untuk
menyatakan tidak lebih dari atau kurang dari atau sama dengan, dan ">" untuk
menyatakan tidak kurang dari atau lebih dari atau sama dengan.
Jenis ketaksamaan :
• Ketaksamaan linear
• Ketaksamaan kuadrat
• Ketaksamaan pangkat tinggi
• Ketaksamaan pecahan
• Ketaksamaan bentuk akar dan ketaksamaan mutlak

B. Nilai mutlak, akar kuadrat dan kuadrat

Nilai mutlak yang juga disebut sebagai nilai absolut atau modulus, merupakan
jarak suatu bilangan ke bilangan nol pada garis bilangan real.
Nilai mutlak, merupakan nilai suatu bilangan real tanpa tanda positif dan
negatif
Bisa dikatakan bahwa nilai mutlak adalah jarak yang ditempuh dan
menghiraukan arahnya.
Sebagai contoh, notasi │5│ menyatakan jarak 5 satuan dari titik 0 pada garis
bilangan.

Sehingga I5I = I-5I (ke kiri) = I5I (ke kanan)

Sifat-sifat nilai mutlak :


1. IxI > 0
2. IxyI = IxI IyI
3. Ix/yI = IxI / IyI; y≠0
4. Ix-yI = IxI - IyI
5. Ix+yI =IxI + IyI
6. IxI = I-xI
7. Ix-yI = Iy-xI
8. IxI= √Ix²I
9. IxI² = x²
10. Jika IxI < IyI maka x² < y²
11. IxyI = IxI IyI
12. Ix/yI = IxI / IyI; y≠0
13. Ix-yI = IxI - IyI
14. Ix+yI =IxI + IyI

Akar kuadrat atau akar persegi dari bilangan x sama dengan bilangan r
sedemikian sehingga r²=x, atau jika bilangan r dikuadratkan hasil kali dengan
bilangannya sendiri sama dengan x.
Akar kuadrat dari bilangan bulat yang bukan merupakan kuadrat sempurna
merupakan bilangan irasional, atau bilangan yang tidak dapat dinyatakan
sebagai hasil bagi bilangan bulat.
Bilangan kuadrat disimbolkan dengan angka 2 yang diletakkan pada bagian atas
bilangan tersebut. Artinya, bilangan kuadrat untuk menggambarkan perkalian
antara kedua bilangan tersebut. Sebagai contoh 2² berarti bilangan 2 x 2 yang
hasilnya ialah 4. Begitu pula 3² = 3 x 3 = 9 dan 4² = 4 x 4 = 16.
contoh soal akar kuadrat:

1. √25 = ?
5² = 5x5 = 25
→ √25 = 5
2. √900 = √9x100
= √9 x √100
= 3√100
Salah satu sifat penting dari kuadrat, bagi semua bilangan maupun sistem
matematika, adalah bahwa untuk setiap bilangan atau variabel x, pangkat dua
dari x sama hasilnya dengan pangkat dua invers aditifnya −x. Jadi fungsi
kuadrat memenuhi persamaan x2 = (−x)2. Karena itu fungsi kuadrat merupakan
suatu fungsi genap.

C. Sistem koordinat

Koordinat adalah suatu titik yang didapatkan dari hail perpotongan dari garis
lintang dengan garis bujur sehingga akan menunjukkan lokasi pada suatu
daerah.
Sistem koordinat adalah suatu sistem yang menggunakan suatu atau lebih
bilangan, atau koordinat, untuk secara unik menentukan posisi suatu titik atau
unsur geometris lain pada manifold seperti ruang Euklides.
Pada sistem koordinat dua dimensi, terdapat dua macam koordinat yaitu,
koordinat kartesius, dan koordinat kutub (polar).

a. koordinat kartesius
Sistem koordinat kartesius adalah sistem koordinat berupa susunan garis dan
titik dalam dua dimensi. Sistem koordinat kartesius terdiri dari dua garis
bilangan yang saling tegak lurus. Garis bilangan horizontal disebut dengan
sumbu x dan garis bilangan vertikal disebut dengan sumbu y.
Kuadran koordinat kartesius meliputi sumbu x dan sumbu y dari diagram
kartesius yang saling berpotongan dan membentuk udut 90°. Kedua sumbu
tersebut membagi diagram kartesius menjadi 4 buah daerah yang disebut
dengan kuadran I, kuadran II, kuadran III, dan kuadran IV.
 Kuadran I : absis dan ordinat bernilai positif
 Kuadran II : absis bernilai negatif dan ordinat bernilai positif
 Kadran III : absis dan ordinat bernilai negatif
 Kuadran IV : absis bernilai positif dan ordinat bernilai negatif

b. Koordinat polar
koordinat polar adalah koordinat yang memiliki sumbu ke arah r dan θ.
Sistem koordinat polar adalah suatu sistem koordinat 2 dimensi di mana setiap
titik pada bidang ditentukan dengan jarak dari suatu titik yang telah ditetapkan
dan suatu sudut dari suatu arah yang telah ditetapkan.
D. Garis lurus dan grafik persamaan
Garis lurus adalah garis yang menghubungkan dua titik dengan jarak
terdekat.
Persamaan garis lurus
Persamaan garis lurus adalah persamaan yang memuat suatu atau lebih
variabel di mana masing-masing variabelnya berpangkat satu.
Rumus persamaan garis lurus:

• Diketahui gradien dan satu titik yang dilalui garis, maka y - y1 = m (x-x1)
• Diketahui dua titik yang dilalui garis, maka:

Contoh gambar grafik persamaan garis lurus:

Pada grafik di atas diketahui fungsi f(x) = 2x + 1. Sumbu mendatar disebut


sumbu x dan sumbu tegak disebut sumbu f(x). Jika fungsi di atas dituliskan
dalam bentuk y = 2x + 1, maka sumbu tegak disebut sumbu y. Jadi, y = f(x).
Grafik fungsi f(x) = 2x + 1 atau y = 2x + 1 berupa garis lurus, maka bentuk y =
2x + 1 disebut persamaan garis lurus.

Bentuk persamaan garis


Secara umum garis lurus memiliki dua bentuk yaitu:
• Bentuk eksplisit
• Bentuk implisit

Bentuk eksplisit adalah bentuk persamaan garis lurus dituliskan dengan y = mx


+ c dimana x dan y merupakan variabel sedangkan m dan c adalah konstanta.
Dalam hal ini, m sering disebut koefisien arah atau gradien dari garis lurus.
Sehingga untuk garis yang persamaannya y = 2x + 1 dengan gradien m = 2.
Bentuk implisit dimana persamaan y = 2x + 1 dapat diubah ke bentuk lain yaitu
2 x - y + 1 = 0. Jadi, bentuk umum lain dari persamaan garis lurus dituliskan
dengan Ax + By + C = 0.
Sifat-sifat pada materi persamaan garis lurus yaitu meliputi:
1. Persamaan garis lurus yang sejajar sumbu x

Pada gambar di bawah ini, garis AB sejajar dengan sumbu x. Persamaan


garis AB adalah y = 2.

Dari gambar di atas, diketahui koordinat titik A (-3, 2) dan B (3, 2). Perhatikan
bahwa ordinat (y) kedua titik tersebut sama yaitu 2. Kesimpulannya,
"sifat garis yang sejajar sumbu x adalah memiliki ordinat (y) titik yang
sama". Bentuk umum persamaan garisnya adalah y= k, dengan k adalah
konstanta.

2. Persamaan garis lurus yang sejajar sumbu y


Pada gambar di bawah ini, garis AB sejajar dengan sumbu y. Persamaan
garis AB adalah x = 2.

Dari gambar di atas, diketahui koordinat titik A (2, 2) dan B (2, -1). Perhatikan
bahwa absis (x) kedua titik sama yaitu 2. Dengan demikian, "sifat garis yang
sejajar sumbu y adalah memiliki absis titik yang sama". Bentuk umum
persamaan garisnya adalah x = k, dengan k adalah konstanta.

3. Persamaan garis lurus yang saling sejajar

Persamaan y = ax + b akan sejajar dengan y = ax + c jika memiliki nilai a atau


koefisien x yang sama.

4. Persamaan garis lurus yang tegak lurus


Berdasarkan gambar di atas dapat kita lihat bahwa persamaan y = x berpotongan
tegak lurus dengan persamaan y = -x. Kedua persamaan yang saling tegak lurus
ini menghasilkan sudut siku siku (90°) pada perpotongan kedua garisnya.

Maka dari itu, persamaan garis y = ax + b dengan y = (-1/a)x + c akan saling


berpotongan tegak lurus. Garis lurus yang tegak lurus juga pasti garis lurus yang
berpotongan.

5. Persamaan garis lurus yang berpotongan

Apabila dua buah garis lurus tidak saling sejajar, maka dapat dikatakan bahwa
keduanya saling berpotongan.

6. Persamaan garis lurus yang berimpit

Apabila kedua garis memiliki dua titik potong paling sedikit, maka dapat
dikatakan bahwa garis tersebut saling berimpit. Contohnya persamaan garis px
+ qy = r yang berimpit dengan ax + by = c. Kedua garis yang saling berimpit ini
memiliki hubungan seperti di bawah ini:

a/p = b/q = c/r

Kedua persamaan garis ini memiliki perbandingan suku yang sejenis sehingga
dapat dikatakan sebanding.

Sifat-sifat persamaan garis lurus adalah :


1. Garis Sejajar
2. Garis Berpotongan
3. Garis Tegak Lurus
4. Garis Berimpit
KESIMPULAN

Melalui pembahasan di atas, kita bisa mengetahui tentang definisi bilangan real
dan bilangan kompleks serta beberapa penjabarannya. Seperti:
Bilangan real ialah sebutan bagi bilangan asli atau kelompok bilangan yang
terdiri dari angka-angka hitung dengan sifat natural. Dan sekumpulan bilangan
(rasional dan tak rasional) yang dapat mengukur panjang, bersama-sama dengan
negatifnya dan nol. Serta bilangan kompleks merupakan bilangan yang terdiri
dari dua bagian yaitu bagian real dan bagian imajiner.

Anda mungkin juga menyukai