Anda di halaman 1dari 57

Mata Kuliah: MA1001

KALKULUS 1
Tahap Persiapan Bersama (TPB)
Deskripsi Mata Kuliah:

Mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberi


kemampuan pada mahasiswa tentang konsep-konsep
matematika mengenai:
• Sistem Bilangan Real
• Fungsi dan Limit
• Turunan (Diferensiasi)
• Aplikasi Turunan
• Integrasi
Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki:
Mahasiswa mampu menerapkan konsep-konsep dasar
matematika yang meliputi sistem bilangan real,
fungsi, limit, turunan beserta aplikasinya, dan
integral, dalam menyelesaiakan permasalahan
matematis secara teliti, sistematis, dan tepat.
Kontrak Perkuliahan:
 KEHADIRAN
Syarat kehadiran 80%,
 PERFORMA
Pakaian standar kuliah,
bersih, rapi, dan bersepatu (tidak menginjak bagian belakang sepatu).
 PENILAIAN
Sikap (Keaktifan, etika, kerajinan) : 10%
Tugas : 10%
Postest : 15%
Quiz : 15%
Ujian Tengah Semester (UTS) : 25%
Ujian Akhir Semester (UAS) : 25%
 PUSTAKA
[1] Dale Varberg, Edwin Purcell and Steve Rigdon, Calculus, Prentice Hall, 2007, 9th ed
[2] James Stewart, Calculus, Brooks/Cole Publishing Company, 1999, 4th ed.
[3] Thomas, Calculus, Pearson Education, 2005, 11th ed.
Sistem Bilangan
N = {1, 2, 3, 4, 5, ...}
Himp. Bilangan
{0} NOL ASLI
Terdapat bilangan 1,
bilangan prima, dan bilangan komposit.

Himp. Bilangan Himp. Bilangan


{0, 1, 2, 3, 4, 5, ...}
CACAH BULAT NEGATIF

Himp. Bilangan Himp. Bilangan


BULAT PECAHAN

Himp. Bilangan Himp. Bilangan


RASIONAL IRASIONAL

Himp. Bilangan Himp. Bilangan


REAL IMAGINER

Himp. Bilangan
Gambar Diagram Sistem Bilangan KOMPLEKS
Bilangan Asli dan Bilangan Bulat
 Sistem bilangan merupakan dasar kalkulus. Apakah itu bilangan real
dan bagaimana sifat-sifatnya? Untuk memahami sistem bilangan real,
kita akan memulai dengan beberapa sistem bilangan yang sederhana.
 Himpunan yang paling sederhana adalah himpunan bilangan asli,
dinotasikan dengan N = {1, 2, 3, 4, 5, ...}
 Dengan bilangan asli kita biasa menghitung banyaknya buku, kursi,
permen, bolpoint, dan lain-lain.
 Dalam bilangan asli terdiri dari bilangan 1, bilangan prima dan bilangan
komposit.
 Gabungan antara himpunan bilangan asli, nol, dan himpunan lawan dari
bilangan asli disebut sebagai himpunan bilangan bulat,
dinotasikan dengan Z = {..., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ...}.
Bilangan Rasional dan Irasional
Pembagian dengan Nol
 Perlu diingat bahwa dalam perhitungan pembagian bilangan real dengan
nol tidak pernah diperkenankan karena hubungan dalam bentuk
mengakibatkan

Jika p ≠ 0, persamaan ini bertentangan dengan sifat perkalian dengan


bilangan nol;
Jika p = 0, persamaan ini dipenuhi oleh sebarang bilangan y, maka
pembagian nol dengan nol tidak mempunyai nilai tunggal. Ini
merupakan suatu keadaan yang secara matematik tidak bermakna.
Sehingga, bentuk seperti dan

tidak menyatakan suatu nilai dan dikatakan tak terdefinisi.


Bilangan Real

Bil. REAL
Bil. RASIONAL
Bil. ASLI Bil. BULAT

Gambar Hubungan Himpunan Bilangan

Gambar Garis Bilangan


Bilangan Real
 Antara dua bilangan real sebarang a dan b, berapapun jaraknya,
terdapat suatu bilang real lain, misalnya x1 = (a + b)/2 adalah
bilangan real di tengah-tengah a dan b.
 Demikian halnya, terdapat bilangan real lain misal x2 yang terletak
di antara a dan x1
 Terdapat pula bilangan real lain x3 yang terletak di antara x1 dan x2
 Hal ini dapat terus berulang tanpa ada habisnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa antara sebarang dua bil real a dan b terdapat
takterhingga banyaknya bilangan real
Bilangan Kompleks
 Sistem
bilangan real dapat diperluas lagi menjadi sistem bilangan
komples. Bentuk umum bilangan kompleks berbentuk a + bi
dengan a dan b adalah bilangan real dan i = √-1.
 Sistem bilangan kompleks akan dibahas lebih jauh dalam mata
kuliah lain seperti Analisis kompleks atau Fungsi Peubah
Kompleks dan yang berkaitanq.
 Dalam Kalkulus domain pembahasannya hanya dalam lingkup
sistem bilangan real.
Kalkulator dan Komputer
 Saat ini banyak jenis kalkulator yang sudah mampu melakukan
perhitungan operasi dengan angka (numerik), grafik, dan simbol,
bahkan sudah mampu mengurai/memfaktorkan bentuk aljabar
seperti (x – 3y)12 atau memecahkan akar-akar dari persamaan
polinomial seperti x3 – 2x2 + x = 0.
 Software komputer seperti Matlab, Mathematica, Maple dan
lainnya dapat melakukan bahkan lebih jauh dari contoh di atas.
 Dalam penggunaan kalkulator perlu diketahui kapan kalkulator
dan komputer memberikan solusi eksak dan kapan solusi
hampiran/pendekatan/perkiraan/aproksimasi.
Aproksimasi/Perkiraan/Hampiran
 Seringkali dalam permasalahan sehari-hari, penyelesaiannya
berupa penyelesaian aproksimasi/hampiran. Tidak semuanya
masalah mempunyai penyelesaian eksak.
 Dalam bentuk desimal, bilangan irasional tidak dapat disajikan
dengan ketepatan yang sempurna, tetapi berupa nilai hampiran.
 Contohnya: π yang sering digunakan dengan nilai hampirannya
3,14. Padahal, berapapun banyaknya tempat desimal yang
digunakan untuk menghampiri nilai π, bahkan jika ditulis sampai
2000 tempat desimal, itu pun masih merupakan nilai hampiran
dari π, bukan nilai sebenarnya. Oleh karena itu π termasuk
bilangan irasional
 Namun, semakin banyak tempat desimal yang disediakan untuk
menulis bilangan irasional, akan semakin mendekati nilai
sebenarnya.
 Contoh 1:
Pada gambar garis bilangan di bawah ini, berikan tanda
tempat titik-titik 2; -3; -1/2; -2; π; -1,75; dan √2.

-4 0 4
Saat menentukan di mana letak titik π dan √2, perlu
adanya perkiraan/hampiran desimalnya.
 Contoh 2:
Misalkan daerah arsiran (region) R pada gambar di
samping diputar terhadap sumbu horizontal. Perkirakan
volume cincin padat yang dihasilkan. (tidak perlu nilai
eksaknya)

 Penyelesaian:
Daerah R panjangnya 3 satuan dan tingginya 0,9
satuan. Sehingga, diperkirakan luasnya 3 (0,9) ≈ 3
satuan persegi. Bayangkan cincin padat yang
terbentuk itu di belah dan diletakkan mendatar, akan
membentuk sebuah balok sepanjang kira-kira
2πr ≈ 2(3)(6) = 36 satuan. Volume balok adalah luas
penampang dikali tinggi. Jadi, kira-kira volume
cincin padat itu adalah 3(36) = 108.
Jika hasil perkiraan Anda jauh dari 108, teliti
kembali jawaban Anda.
Interval
 Himpunan penyelesaian suatu pertidaksamaan akan dapat
dinyatakan dalam notasi himpunan maupun dalam bentuk interval.
 Himpunan penyelesaian {x | a < x < b} dapat ditulis dengan (a, b)
yang menunjukkan interval terbuka yang terdiri semua bilangan
real antara a dan b, tidak termasuk titik-titik ujung a dan b.
Contoh: (-1, 6) = {x | -1 ≤ x ≤ 6}

 Himpunan penyelesaian {x | a ≤ x ≤ b} dapat ditulis dengan [a, b]


yang menunjukkan interval tertutup yang terdiri semua bilangan
real antara a dan b, termasuk titik-titik ujung a dan b.
Contoh: [-1, 5] = {x | -1 ≤ x ≤ 5}
Interval
Tabel berikut menunjukkan beberapa macam interval:
Pertidaksamaan
 Contoh pertidaksamaan sederhana:
(i) 3x – 18 > 9 (iv) x2 – x – 6 ≤ 0
(ii) -5 < 2x + 6 < 4 (v) (x + 1) (x – 1)2(x – 3) ≤ 0
(iii) 3x + 7 > 5x – 9 (vi) x  1
0
x2

 Menyelesaikan suatu pertidaksamaan adalah mencari semua himpunan


bilangan real yang membuat pertidaksamaan itu berlaku. Berbeda
dengan persamaan, yang himpunan pemecahannya umumnya terdiri
dari satu bilangan atau mungkin sejumlah bilangan berhingga,
himpunan pemecahan suatu pertidaksamaan biasanya terdiri dari suatu
interval bilangan atau gabungan dari beberapa interval bilangan.
Menyelesaikan Pertidaksamaan
 Prosedur menyelesaikan pertidaksamaan adalah mengubah pertidaksamaan satu
langkah demi satu langkah hingga diperoleh himpunan penyelesaiannya jelas.
 Dapat dilakukan operasi-operasi tertentu (tambah, kurang, kali, bagi, akar,
pangkat) pada kedua ruas pada suatu pertidaksamaan. Perlakuan pada kedua
ruas harus sama.
Ingat! Tidak ada operasi coret dalam operasi hitung.
Itu hanya istilah teknik/cara saja
Contohnya:
 Kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan suatu bilangan
 Kedua ruas dikali atau dibagi dengan suatu bilangan positif
 Jika kedua ruas dikali atau dibagi dengan bilangan negatif, tanda
pertidaksamaan harus berbalik arah
Contoh 3:
Selesaikan pertidaksamaan 2x – 7 < 4x – 2 dan tunjukkan garis
bilangan himpunan penyelesaiannya.
Penyelesaian:
2x – 7 < 4x – 2
2x < 4x – 2 + 7 (kedua ruas ditambah 7)
2x – 4x < 5 (kedua ruas dikurangi 4x atau ditambah -4x)
– 2x < 5
x > -5/2 (kedua ruas dibagi -2 atau dikali -1/2)
Himpunan penyelesaiannya = {x | x > -5/2} atau
ditulis dalam bentuk interval (-5/2, ∾) atau dapat juga ditunjukkan
dengan garis bilangan
Contoh 4:
Selesaikan pertidaksamaan -5 ≤ 2x + 6 < 4 dan tunjukkan garis
bilangan himpunan penyelesaiannya.
Penyelesaian:
-5 ≤ 2x + 6 < 4
-5 – 6 ≤ 2x < 4 – 6 (kedua ruas dikurangi 6)
-11 ≤ 2x < -2
11

2
≤ x < -2/2 (kedua ruas dibagi -2 atau dikali -1/2)
11

2
≤ x < -1

Himpunan penyelesaiannya = {x | -11/2 ≤ x < -1} atau


ditulis dalam bentuk interval [-11/2, -1) atau dapat juga ditunjukkan
dengan garis bilangan
Contoh 6:
Selesaikan pertidaksamaan kuadrat x2 – x < 6
Penyelesaian:
Pertama, pindahkan semua suku bukan nol ke salah satu ruas dan
faktorkan.
x2 – x < 6
x2 – x – 6 < 0 (dikurangi 6)
(x + 2)(x – 3) < 0 (faktorkan)
Ingat bahwa,
x – a bernilai positif untuk x > a dan
bernilai negatif untuk x < a
Berdasarkan hasil uji titik tersebut, maka
himpunan penyelesaiannya adalah
{x | -2 < x < 3} atau ditulis (-2, 3)
Contoh 7:
Selesaikan pertidaksamaan kuadrat 3x2 – x – 2 > 0
Penyelesaian:
Karena, 3x2 – x – 2 = (x – 1)(3x +2) = 3(x – 1)(x +2/3)
Jadi, titik pemisahnya adalah 1 dan -2/3
Bisa dipilih titik uji x = -1, x = 0, dan x = 2
Diperoleh informasi seperti
gambar di samping:

Berdasarkan hasil uji titik tersebut, maka


himpunan penyelesaiannya adalah {x | x < -2/3 ⋃ x > 1 } atau
ditulis dalam interval (-∾, -2/3) ⋃ (1, ∾)
Contoh 8:
Selesaikan pertidaksamaan (x +1) (x – 1)2 (x – 3) ≤ 0

Penyelesaian:
Amati, hasil bagi tersebut berubah tanda pada x = -1, 1, dan 3
Dapat diambil titik uji x = -2, x = 0, x = 2, dan x = 4.
Berdasarkan hasil uji titik tersebut diperoleh

Berdasarkan hasil uji titik tersebut diperoleh


himpunan penyelesaian = [-1, 1] ⋃ [1, 3] = [-1, 3]
Contoh 9:
x 1
Selesaikan pertidaksamaan 0
x2
Penyelesaian:
Hati-hati. Jangan langsung kalikan kedua ruas dengan (x +2) karena
(x + 2) mungkin bernilai positif atau negatif, sehingga harus
mempertimbangkan apakah tanda pertidaksamaan perlu dibalik atau
tidak. Sehingga harus mengurai dua permasalahan. Lebih mudah jika
mengamati hasil bagi tersebut berubah tanda pada x = 1 dan x = -2.
Dapat diambil titik uji x = -3, x = 0, dan x = 2.
x 1
Pada x = -2, nilai menjadi tak terdefinisi. Jadi, x = -2 tidak
x2
masuk dalam himpunan penyelesaian.
Berdasarkan hasil uji titik tersebut diperoleh
himpunan penyelesaian = (-∾, -2) ⋃ [1, ∾)
Contoh 10:
1
Selesaikan pertidaksamaan 2,9   3,1
x
Penyelesaian:
Jangan langsung kalikan kedua ruas dengan x karena mungkin x
bernilai positif atau negatif, sehingga harus mempertimbangkan
apakah tanda pertidaksamaan perlu dibalik atau tidak.
1
Tetapi, dalam kasus ini berada di antara 2,9 dan 3,1 menjamin
x
bahwa x positif (tidak perlu membalik tanda pertidaksamaan)
2,9x < 1 < 3,1x ⇔ 2,9x < 1 dan 1 < 3,1x
1 1
⇔ x dan x
2,9 3,1
1 1  10 10 
⇔ x ⇔ Jadi, HP =  31 , 29 
3,1 2,9
10 10
⇔ x
31 29
Nilai Mutlak
 Konsep nilai mutlak sangat berguna dalam Kalkulus.
 Nilai mutlak suatu bilangan real x, dinyatakan dengan |x|,
didefinisikan sebagai
|x| = x jika x ≥ 0
|x| = -x jika x < 0
 Misalnya |7| = 7, |0| = 0, dan |-4|= -(-4) = 4
 Salah satu cara terbaik menganalogikan nilai mutlak adalah
dengan konsep jarak (tak berarah).
 |x| adalah jarak antara titik x dengan 0 (titik asal).
 |x - a| adalah jarak antara titik x dengan titik a.
Sifat-sifat Nilai Mutlak
 Nilai mutlak tidak menimbulkan masalah dalam operasi
perkalian dan pembagian, tetapi tidak demikian dalam
operasi penjumlahan dan pengurangan
 Sifat nilai mutlak:
1) |ab| = |a||b|
a a
2) 
b b
3) |a + b| ≤ |a| + |b| (pertidaksamaan segitiga)
4) |a – b| ≥ ||a| – |b||
5) |a| < |b| ⇔ a2 < b2
Pertidaksamaan yang Melibatkan Nilai Mutlak
 Jika |x| < 3, maka jarak antara x dengan titik asal harus
lebih kecil dari 3. Dengan kata lain, x lebih besar dari -
3 dan lebih kecil dari 3; yaitu -3 < x < 3.

|x| < a ⇔ –a < x < a

 Jika Jika |x| > 3, maka jarak antara x dengan titik asal
harus lebih besar dari 3. Ini dapat terjadi jika x lebih
besar dari 3 atau x lebih kecil dari -3; yaitu x < -3 atau
x > 3.
| x| > a ⇔ x < -a atau x > a
Contoh 11:
Selesaikan pertidaksamaan |x – 4| < 2 dan tunjukkan
penyelesaiannya pada garis bilangan. Intrepretasikan nilai mutlak
tersebut sebagai suatu jarak.

Penyelesaian:
Berdasarkan definisi nilai mutlak, maka
|x – 4| < 2 ⇔ -2 < x – 4 < 2
⇔ -2 + 4 < x < 2 + 4
⇔ 2<x<6

Dalam bentuk jarak, lambang |x – 4 | < 2 menyatakan jarak antara x


dengan 4 harus lebih kecil dari 2. Bilangan x yang memenuhinya
adalah 2 < x < 6. Dapat juga dinyatakan dalam bentuk interval (2, 6).
Contoh 12:
Selesaikan pertidaksamaan |3x – 5| ≥ 1 dan tunjukkan
penyelesaiannya pada garis bilangan.
Penyelesaian:
Berdasarkan definisi nilai mutlak, maka
|3x – 5| ≥ 1 ⇔ 3x – 5 ≤ -1 atau 3x – 5 ≥ 1
⇔ 3x ≤ 4 atau 3x ≥ 6
⇔ x ≤ 4/3 atau x ≥ 2

Himpunan penyelesaian dari |3x – 5| ≥ 1 adalah gabungan dua


interval (-∾, 4/3] ⋃ [2, ∾)
Dapat dinyatakan dalam garis bilangan:
Contoh 13:
Misalkan ε (epsilon) adalah bilangan positif. Tunjukkan bahwa

x  2   5 x  10  
5
Dalam konteks jarak, ini berarti jarak antara x dan 2 lebih kecil dari
ε/5 jika dan hanya jika jarak 5x dan 10 kurang dari ε.

Penyelesaian:

x2   5 x  10   (kedua ruas dikalikan 5)
5
 5 x2  (|5| = 5)
 5( x  2)   (|a||b| = |ab|)
 5 x  10  
Contoh 14:
Misalkan ε (epsilon) adalah bilangan positif. Carilah bilangan positif
δ(delta) sedemikian hingga
x  3    6 x 18  
Penyelesaian:
6x 18    6( x  3)   (faktorkan)
 6 x 3   (|ab| = |a||b|)
 6 x 3   (|6| = 6)

 x3  (kedua ruas dibagi 6)
6
Jadi, kita pilih δ = ε/6. Dengan mengikuti implikasi mundur,

terlihat bahwa x 3   x 3   6 x  18  
6
Contoh 16:
Sebuah beker gelas ½ liter (500 cm3)mempunyai jari-jari
dalam 4 cm. Seberapa dekat kita harus mengukur tinggi air
h dalam gelas untuk meyakinkan kita mempunyai ½ liter
air dengan galat lebih kecil dari 1%, yakni galat lebih kecil
dari 5 cm3?
Penyelesaian: Volume air dlm gelas = V = πr2h = 16πh
16h  500  5  500 
 16  h   5
 16 
500
 16 h  5
16
500
 16 h  5
16
Jadi, kita harus
500 5
 h  mengukur tinggi air
16 16
tersebut sampai
 h  9,947  0,09947  0,1
ketelitian sekitar 0,1 cm
Contoh 17:
Selesaikan pertidaksamaan 3x  1  2 x  6
Penyelesaian:
Gunakan sifat |a| < |b| ⇔ a2 < b2
|3x + 1| < 2|x – 6| ⇔ |3x + 1| < |2x – 12|
⇔ (3x + 1)2 < (2x – 12)2
⇔ 9x2 + 6x + 1 < 4x2 – 48x + 144
⇔ 5x2 + 54x – 143 < 0
⇔ (x + 13)(5x – 11) < 0
Titik pemisah pertidaksamaan ini adalah adalah -13 dan 11/5.
Titik tersebut membagi garis bilangan menjadi tiga interval
(-∾, -13), (-13, 11/5), dan (11/5, ∾)
Pilih titik uji, misalnya -14, 0 dan 3, akan diperoleh bahwa
himpunan penyelesaian yang memenuhi adalah dalam interval
(-13, 11/5).
Latihan Mandiri

Latihaan Soal di buku


Dale Varberg, Edwin Purcell and Steve Rigdon, Calculus,
Prentice Hall, 2007, 9th ed
Problem Set 0.2 page 14 – 16

Siapkan diri pertemuan berikutnya Pretest/Postest/Quiz...


...... .....
Bidang Koordinat


TITIK DAN JARAK

Jarak
Contoh
Carilah jarak antara P(-2,3) dan Q(4,-1)

Garis Lurus


contoh

Macam-macam gradien


Rumus titik tengah

Lingkaran


Kedudukan sebuah titik terhadap suatu
lingkaran

Persamaan Lingkaran 
Contoh
Carilah persamaan baku lingkaran berjari-jari 5 dan berpusat
di (1,-5)




Latihan Soal

 Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2,3) dan


tegak lurus dengan garis y = 2x - 5
 Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2,3) dan
sejajar dengan garis y = 2x - 5
 Titik (a, b) adalah pusat lingkaran x2 + y2 – 2x + 4y + 1 = 0.
Tentukan nilai 2a + b = …
Soal Postest 1 (20 menit, closed book)

Sub Capaian Mahasiswa mampu menyelesaikan pertidaksamaan


dan permasalahan nilai mutlak dalam suatu
Pembelajaran interval/selang pada sistem bilangan real.
Mata Kuliah:
Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan garis,
jarak dan lingkaran dalam sistem bilangan real.
Jawaban Post Test 1

[30 poin]

[30 poin]

[40 poin]

Anda mungkin juga menyukai