Anda di halaman 1dari 26

MATERI REMEDIAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

KALKULUS

DISUSUN OLEH

RENDI IRAWAN SANDI

1957201056

FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
LAMPUNG TIMUR
2019/2020
SISTEM BILANGAN REAL

Bilangan riil atau bilangan real adalah sistem bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk desimal. Angka
desimal adalah angka berbasis 10 yang dibentuk dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Ahli
matematika mendefinisikan notasi bilangan real sebagai simbol R.
Ada beberapa istilah bilangan pada Matematika, yakni Bilangan Real, Rasional, Irrasional, Bulat, Asli, Prima,
dan Bilangan Cacah, pengertian ini merupakan sebuah dasar dalam ilmu matematika. Bila sobat tidak hafal
maupun tahu tentang beberapa bilangan matematika, maka nantinya akan sulit. Dalam tingakatan SD,
SMP, dan SMA bilangan ini sering dibahas, maka dari itu berikut masing-masing pengertiannya. Definisi
popular dari bilangan real meliputi klas ekuivalen dari deret Cauchy rasional, irisan Dedekind, dan deret
Archimides. Bilangan riil ini berbeda dengan bilangan kompleks yang termasuk di dalamnya
adalah bilangan imajiner.

Macam-Macam Bilangan Real


Dalam sistem bilangan pada ilmu matematika, bilangan real terdiri dari 2 sistem bilangan yaitu:

1. Bilangan Rasional

Seperti penjelasan di atas, bilangan rasional adalah sistem bilangan yang dapat dinyatakan
dalam bentuk pecahan a/b dengan a dan b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0.

Misalnya: 0; 23; 1,25; dan lain-lain.

2. Bilangan Irasional

Bilangan irasional adalah sistem bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan
a/b namun dapat ditulis dalam bentuk desimal. Misalnya:

π (phi) =  3,14159 26535 89793 …

e (euler) =  2,7182818….
Sifat-Sifat Bilangan Real
Berikut sifat-sifat bilangan real:

Sifat Penambahan Perkalian

a + b = adalah bilangan


Tertutup a × b = adalah bilangan real
real

Asosiatif a + (b + c)  =  (a + b) + c a × (b × c)  =  (a × b) × c

Komutatif a + b  =  b + a a × b  =  b × a

Mempunyai unsur
a + 0  =  a a × 1  =  a
identitas

Setiap bilangan punya


a + (−a)  =  0 a × (1/a) = 1, dengan a ≠ 0
invers

Distributif a × (b + c)  =  (a × b) + (a × c)

jika a × b = 0, maka a = 0 atau b = 0 (atau


Tidak ada pembagi nol –
keduanya)

Keterangan:

1. Tertutup: operasi perkalian dan penjumlahan bilangan real menghasilkan bilangan real.


2. Asosiatif: penjumlahan atau perkalian tiga buah bilangan real yang dikelompokkan secara
berbeda mempunyai hasil yang sama.
3. Komutatif: pertukaran letak angka pada penjumlahan dan perkalian bilangan real mempunyai
hasil sama.
4. Unsur identitas: operasi perkalian dan penjumlahan setiap bilangan real dengan identitasnya
dapat menghasilkan bilangan real itu sendiri.
5. Mempunyai Invers: setiap bilangan real mempunyai invers terhadap operasi penjumlahan dan
perkalian, suatu bilangan real yang dioperasikan dengan invers menghasilkan unsur identitasnya.
6. Sifat Distributif: suatu penggabungan dengan kombinasi bilangan real dari hasil operasi
terhadap elemen-elemen kombinasi tersebut
7. Tidak ada pembagi nol: pembagian bilangan real dengan nol menghasilkan nilai tidak terdefinisi
(∞).

Aksioma medan
Bilangan riil, beserta operasi penjumlahan dan perkalian, memenuhi aksioma berikut.
Misalkan x,y dan z merupakan anggota himpunan bilangan riil R, dan operasi x+y merupakan penjumlahan,
serta xy merupakan perkalian. Maka:

 Aksioma 1 (hukum komutatif): x+y = y+x, dan xy = yx


 Aksioma 2 (hukum asosiatif): x+(y+z) = (x+y)+z dan x(yz) = (xy)z
 Aksioma 3 (hukum distributif): x(y+z) = (xy + xz)
 Aksioma 4: Eksistensi unsur identitas. Terdapat dua bilangan riil berbeda, yang dilambangkan
sebagai 0 dan 1, sehingga untuk setiap bilangan riil x kita mendapatkan 0+x=x dan 1.x=x.
 Aksioma 5: Eksistensi negatif, atau invers terhadap penjumlahan. Untuk setiap bilangan riil x,
terdapat bilangan riil y sehingga x+y=0. Kita dapat juga melambangkan y sebagai -x.
 Aksioma 6: Eksistensi resiprokal, atau invers terhadap perkalian. Untuk setiap bilangan riil x tidak
sama dengan 0, terdapat bilangan riil y sehingga xy=1. Kita dapat melambangkan y sebagai 1/x.
Himpunan yang memenuhi sifat-sifat ini disebut sebagai medan, dan karena itu aksioma di atas dinamakan
sebagai aksioma medan.

Aksioma urutan
Kita akan mengasumsikan terdapat himpunan R+, yang disebut sebagai bilangan positif yang
merupakan himpunan bagian dari R. Misalkan juga x dan y adalah anggota R+. Himpunan bagian ini
memenuhi aksioma urutan berikut ini:[3]

 Aksioma 7: x+y dan xy merupakan anggota R+


 Aksioma 8: Untuk setiap x yang tidak sama dengan 0, x anggota R+ atau -x anggota R+, tetapi tidak
mungkin keduanya sekaligus
 Aksioma 9: 0 bukan anggota R+.

Garis bilangan tak terhingga yang menggambarkan bilangan riil

Aksioma kelengkapan
Aksioma 10: Setiap himpunan bilangan riil S yang memiliki batas atas memiliki supremum, yakni ada suatu
bilangan riil B sehingga B=sup(S).

1. Bilangan Real
Bilangan real adalah bilangan yang merupakan gabungan dari bilangan rasioanal dan bilangan irrasioanal
sendiri.
Contohnya :
0, 1, 2, ½, 4/7, 55/7, √2, √3, √5, .... dan seterusnya.

2. Bilangan Rasional
Bilangan Rasional yaitu bilangan dalam bentuk a/b, dengan a dan b anggota bilangan bulat dan b  ≠ 0.
Contohnya :
1/4 menjadi a = 1 dan b = 4

3. Bilangan Irrasional
Bilangan irrasional adalah bilangan-bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai pecahan, atau bilangan
yang bukan bilangan rasional.
Contohnya :
√2, √3, √5
NB :
√9 = 3, maka √9 bukan bilangan irrasional.

4. Bilangan Bulat
Bilangan bulat yaitu bilangan yang terdiri atas bilangan negatif, bilangan 0 (nol), dan bilangan postitif, yaitu :
..., -2, -1, 0, 1, 2, 3, ... , dan seterusnya.
5. Bilangan Cacah
Bilangan cacah yaitu bilangan yang dimulai dari angka 0 (nol) sampai tak terhingga, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5,
6, ..., dan seterusnya.
6. Bilangan Asli
Bilangan Asli yaitu bilangan yang dimulai dari angka 1 (satu) sampai tak terhingga, yaitu: 1, 2, 3, 4, 5, 6, ...,
dan seterusnya.
7. Bilangan Prima
Bilangan Prima yaitu bilangan asli yang tepat mempunyai 2 faktor, yaitu 1 dan bilangan itu sendiri, yaitu: 2,
3, 5, 7, 11, 13,  ..., dan seterusnya.

Contoh Soal:
1.
2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.
9.  Sebuah koperasi sekolah membeli lima lusin buku tulis seharga Rp. 150.000,00. Apabila harga jual
sebuah buku Rp. 2.800,00, maka persentase keuntungan yang diperoleh koperasi tersebut ialah …

Jawab: 12%

Pembahasannya:

Untung = harga jual – harga beli


= Rp.168.000,00 – Rp.150.000,00
= Rp.  18.000,00

% Untung = Untung
H.B  = Rp. 18.000,00 x 100% = 12%
Rp. 150.000,00

10. Pedagang elektronik menjual televisi 16 inci seharga Rp1.500.000,00 dan memperoleh kerugian
25% dari penjualan tersebut, maka harga pembelian pedagang itu ialah ….
Harga beli dengan jumlah rugi p% ialah = Harga jual × 100/100-p%
Harga beli = Rp1.500.000,00 × 100/100-25
= Rp1.500.000,00 × 100/75
= Rp. 2.000.000,00
Maka, harga beli 1 televisi 16 inci adalah Rp. 2.000.000,00

TURUNAN FUNGSI
Pengertian Turunan Fungsi
Turunan Fungsi (diferensial) dari fungsi lain dari fungsi sebelumnya, fungsi misalkan f menjadi f 'yang
memiliki nilai tidak beraturan.

Turunan atau Derivatif dalam ilmu kalkulus merupakan pengukuran terhadap bagaimana fungsi berubah


seiring perubahan nilai input. Secara umum, turunan menyatakan bagaimana suatu besaran berubah
akibat perubahan besaran lainnya; contohnya, turunan dari posisi sebuah benda bergerak terhadap waktu
adalah kecepatan sesaat objek tersebut.
Proses dalam menemukan turunan disebut diferensiasi. Kebalikan dari turunan disebut
dengan antiturunan. Teorema fundamental kalkulus mengatakan bahwa antiturunan sama
dengan integrasi. Turunan dan integral adalah 2 fungsi penting dalam kalkulus.
Konsep turunan sebagai bagian dari kalkulus dipikirkan pada saat yang bersamaan oleh Ilmuan Ahli
matematika dan Fisika berkebangsaan bahasa Inggris yaitu Sir Isaac Newto (1642 - 1727) dan Ahli
matematika bangsa Jerman Gottfried Wilhelm Leibniz (1646 - 1716).
Turunan (diferensial) digunakan sebagai alat untuk menyelesaikan berbagai masalah-masalah di dalam
bidang geometri dan mekanika.
Konsep turunan universal atau komprehensif banyak digunakan di berbagai bidang keilmuan.
Sebut saja dalam bidang ekonomi: digunakan untuk menghitung terdiri, total biaya atau total penerimaan.
Dalam bidang biologi: digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan pertanian
Dalam bidang fisika: digunakan untuk menghitung kepadatan kawat,
Dalam bidangkimia: digunakan untuk menghitung laju pembayaran
Dan dalam bidang geografi dan sosiologi: digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk dan
masih banyak lagi.

Rumus-rumus Turunan Fungsi Aljabar

Rumus-rumus Turunan Fungsi Aljabar


Dengan definisi turunan akan dicari rumus-rumus turunan fungsi aljabar yang terdiri dari fungsi
pangkat  , hasil kali fungsi f(x) = u(x) . v(x), hasil pembagian fungsi   , dan pangkat dari
fungsi  .

Contoh Soal:

1. Tentukan turunan pertama dari fungsi berikut:


a) f(x) = 3x4 + 2x2 − 5x
b) f(x) = 2x3 + 7x
Pembahasan
Rumus turunan fungsi aljabar bentuk axn

Sehingga:
a) f(x) = 3x4 + 2x2 − 5x
f ‘(x) = 4⋅3x4− 1 + 2⋅2x2−1 − 5x1-1
f ‘(x) = 12x3 + 4x1 − 5x0
f ‘(x) = 12x3 + 4x − 5
b) f(x) = 2x3 + 7x
f ‘(x) = 6x2 + 7

2. Tentukan turunan pertama dari fungsi berikut:


a) f(x) = 10x
b) f(x) = 8
c) f(x) = 12
Pembahasan
a) f(x) = 10x
f(x) = 10x1
f ‘(x) = 10x1−1
f ‘(x) = 10x0
f ‘(x) = 10

b) f(x) = 8
f(x) = 8x0
f ‘(x) = 0⋅ 8x0−1
f ‘(x) = 0

c) f(x) = 12
f ‘(x) = 0

3. Tentukan turunan pertama dari fungsi berikut:


a) f(x) = 5(2x2 + 4x)
b) f(x) = (2x + 3)(5x + 4)
Pembahasan
Tentukan turunan pertama dari fungsi berikut:
a) f(x) = 5(2x2 + 4x)
f(x) = 10x2 + 20x
f ‘ (x) = 20x + 20
b) f(x) = (2x + 3)(5x + 4)

Urai terlebih dahulu hingga menjadi


f (x) = 10x2 + 8x + 15x + 12
f (x) = 10x2 + 13x + 12
Sehingga
f ‘ (x) = 20x + 13

4. Tentukan turunan dari fungsi-fungsi berikut

a)

b)

c)

Pembahasan
a)

b)

c)

5. Tentukan turunan dari fungsi-fungsi berikut, nyatakan hasil akhir dalam bentuk akar

a)

b)

c)

Pembahasan

a)

b)

c)

6. Dengan menggunakan rumus turunan hasil kali fungsi berikut ini

Tentukan turunan untuk f(x) = (x2 + 2x + 3)(4x + 5)


Pembahasan
Misal :
u = (x2 + 2x + 3)
v = (4x + 5)
maka
u ‘ = 2x + 2
v‘=4

sehingga penerapan rumus di atas menjadi

7. Diketahui

Jika f ‘(x) menyatakan turunan pertama f(x), maka f(0) + 2f ‘ (0) =…


A. − 10
B. − 9
C. − 7
D. − 5
E. − 3
(Soal UN 2008)
Pembahasan
Untuk x = 0 maka nilai f(x) adalah

Berikutnya menentukan turunan f (x) yang berbentuk hasil bagi fungsi

Misal:
u = x2 + 3    ->    u’ = 2x
v = 2x + 1    ->    v’ = 2
Sehingga
Untuk nilai x = 0 langsung bisa dimasukkan saja seperti ini

Sehingga f(0) + 2f’ (0) = 3 + 2(−6) = − 9

8.
Tentukan turunan pertama dari fungsi berikut:
a) f (x) = 10x
b) f (x) = 8
c) f (x) = 12

Pembahasan
a) f (x) = 10x
f (x) = 10x 1
f '(x) = 10x 1−1
f' (x) = 10x 0
f '(x) = 10

b) f (x) = 8
f (x) = 8x 0
f' (x) = 0⋅ 8x 0−1
f '(x) = 0

c) f (x) = 12
f '(x) = 0

9. Tentukan turunan pertama dari


pengaturan berikut : a) f (x) = 5 (2x 2 + 4x)
b) f (x) = (2x + 3) (5x + 4)

dibahasasan
Tentukan turunan pertama dari fungsi berikut:
a) f (x) = 5 (2x 2 + 4x)
f (x) = 10x 2 + 20x
f '(x) = 20x + 20

b) f (x) = (2x + 3) (5x + 4)

Urai terlebih dahulu hingga menjadi


f (x) = 10x 2 + 8x + 15x + 12
f (x) = 10x 2 + 13x + 12

Terlihat
f '(x) = 20x + 13

10. Diketahui

Jika f '(x) menyatakan turunan pertama f (x), maka f (0) + 2f' (0 ) = ...
A. - 10
B. - 9
C. - 7
D. - 5
E. - 3

Pembahasan
Untuk x = 0 maka nilai f (x) adalah terjemahan lengkap

FUNGSI KOMPOSISI
Fungsi komposisi merupakan suatu penggabungan dari operasi pada dua jenis fungsi f (x) dan g (x) sampai
bisa menghasilkan fungsi baru. Operasi fungsi komposisi juga biasa dinotasikan dengan penggunaan huruf
atau simbol “o” yang dibaca sebagai komposisi atau bundaran.

Fungsi baru yang dapat terbentuk dari f (x) dan juga g (x), yakni:

 (f o g)(x) = g dimasukkan ke f
 (g o f)(x) = f dimasukkan ke g

Dalam fugsi komposisi juga dikenal dengan istilah fungsi tungal. Apa itu fungsi tunggal?
Fungsi tunggal sendiri adalah fungsi yang bisa dilambangkan dengan penggunaan huruf “f o g” maupun
juga bisa dibaca sebagai“fungsi f bundaran g”.

Fungsi “f o g” ini merupakan suatu fungsi g yang dikerjakan terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan f.

Sementara, untuk fungsi “g o f” dibaca sebagai fungsi g bundaran f. Sehingga, “g o f” merupakan suatu
fungsi dengan f dikerjakan terlebih dahulu daripada g.

Sifat-sifat Fungsi Komposisi

Berikut akan kami berikan beberapa sifat dari fungsi komposisi, diantaranya adalah sebagai berikut:

Apabila f : A → B , g : B → C , h : C → D, maka akan berlaku beberapa sifat seperti:

1. (f o g)(x)≠(g o f)(x). Tidak berlaku sifat komutatif.


2. [f o (g o h)(x)] = [(f o g ) o h (x)]. Akan bersifat asosiatif.
3.  Apabila fungsi identitas I(x), maka akan berlaku (f o l)(x) = (l o f)(x) = f(x).

Contoh soal:

1. Jika diketahui f (x) = 3x + 4 dan g (x) = 3x berapa nilai dari (f o g) (2)?


Jawab:
(f o g) (x) = f (g (x))
= 3 (3x) + 4
= 9x + 4
(f o g) (2) = 9(2) + 4
= 22
2. Diberikan dua buah fungsi yang masing-masing f (x) dan g (x) berturut-turut yaitu :
f (x) = 3x + 2
g (x) = 2 − x
Tentukanlah:
a) (f o g) (x)
b) (g o f) (x)
Jawaban
Data:
f (x) = 3x + 2
g (x) = 2 − x
a) (f o g)(x)

(f o g)(x) = f ( g(x) )
= f (2 − x)
= 3 (2 − x) + 2
= 6 − 3x + 2
= − 3x + 8
b) (g o f ) (x)

(f o g) (x) = g (f (x) )


= g ( 3x + 2)
= 2 − ( 3x + 2)
= 2 − 3x − 2
= − 3x
3. Diketahui fungsi f (x) = 3x − 1 dan g (x) = 2×2 + 3. Nilai dari komposisi fungsi ( g o f )(1) =….?
A. 12
B. 8
C. 7
D. 11
E. 9
Jawaban
Diketahui:
f (x) = 3x − 1 dan g (x) = 2×2 + 3
( g o f )(1) =…?

(g o f) (x) = 2 (3 x − 1) 2 + 3
(g o f) (x) = 2 (9 x 2 − 6x + 1) + 3
(g o f) (x) = 18x 2 − 12x + 2 + 3
(g o f) (x) = 18×2 − 12x + 5
(g o f) (1) = 18 (1) 2 − 12(1) + 5 = 11
4. Diberi dua buah fungsi:
f (x) = 2x − 3
g (x) = x2 + 2x + 3
Jika (f o g)(a) adalah 33, tentukanlah nilai dari 5a
Jawaban:

(f o g)(x) sama dengan 2(x2 + 2x + 3) − 3


(f o g)(x) sama dengan 2×2 4x + 6 − 3
(f o g)(x) sama dengan 2×2 4x + 3
33 sama dengan 2a2 4a + 3
2a2 4a − 30 sama dengan 0
a2 + 2a − 15 sama dengan 0
Faktorkan:
(a + 5)(a − 3) sama dengan 0
a = − 5 ataupun a sama dengan 3
Hingga
5a = 5(−5) = −25 atau 5a = 5(3) = 15
5. Jika (f o g)(x) = x² + 3x + 4 dan g(x) = 4x – 5. Berapakah nilai dari f(3)?
Jawaban:
(f o g)(x) sama dengan x² + 3x + 4
f (g(x)) sama dengan x² + 3x + 4
g(x) sama dengan 3 Jadi,
4x – 5 sama dengan 3
4x sama dengan 8
x sama dengan 2
f (g(x)) = x² + 3x + 4 dan untuk g(x) sama dengan 3 didapat x sama dengan 2
Hingga : f (3) = 2² + 3 . 2 + 4 = 4 + 6 + 4 = 14

6.    Diketahui   jika   adalah invers dari f, maka  = ...


a.    2/3 (1 + x)
b.    2/3 (1 – x)
c.    3/2 (1 + x)
d.    – 3/2 (x – 1)
e.    – 2/3 (x + 1)
PEMBAHASAN:

Ingat rumus ini ya:  jika   , maka:

7. Diketahui fungsi f(x) = 2x + 3 dan g(x) = x2 – 2x + 4. Komposisi fungsi (g o f)(x) adalah ...

PEMBAHASAN:
(g o f)(x)   = g(f(x))
                = g(2x + 3)

           
JAWABAN: C

8. Diketahui f(x) = x + 4 dan g(x) = 2x maka   = ...


a.    2x + 8
b.    2x + 4
c.    ½ x – 8
d.    ½ x – 4
e.    ½ x – 2
PEMBAHASAN:
(f o g)(x) = f(g(x))
              = f(2x)
              = 2x + 4
Kita cari invers dari (f o g)(x) yaitu:
(f o g)(x) = 2x + 4
y = 2x + 4
2x = y – 4
x = (y-4)/2
x=½y–2
maka,  = ½ x – 2
JAWABAN: E

9. Fungsi f ditentukan   , x ≠ 3, jika   invers dari f maka  (x + 1) = ...

 
PEMBAHASAN:

Ingat lagi ya, jika 

Sehingga:

JAWABAN: D
10. Diketahui   , dan   adalah invers dari f, maka  (x) = ...

 
PEMBAHASAN:

Kita gunakan rumus: jika  

JAWABAN: B
LIMIT FUNGSI

Pengertian Limit Fungsi


Limit merupakan sebuah konsep matematika dimana sesuatu dikatakan “hampir” atau “mendekati” nilai
suatu bilangan tertentu. Limit dapat berupa sebuah fungsi yang kodomainnya “hampir” atau “mendekati”
nilai suatu bilangan asli tertentu. Limit bisa diartikan sebagai menuju batas, sesuatu yang dekat namun
tidak bisa dicapai. Dalam bahasa matematika, keadaan ini adalah umum disebut limit. Berikut akan kami
jelaska tentang pengertian beserta rumus, metode, sifat, teorema dan contoh soalnya.

Pada dasarnya limit digunakan untuk menyatakan sesuatu yang yang nilainya mendekati nilai tertentu,
seperti tak hingga yang pada dasarnya adalah angka yang sangat besar yang nilainya tidak dapat
dipastikan. Limit menjelaskan suatu fungsi jika batas tertentu didekati. Jika suatu fungsi tidak terdefinisi
untuk titik tertentu, tetapi kita masih bisa mencari nilai yang didekati oleh fungsi tersebut apabila titik
tertentu makin didekati yaitu dengan limit.
Suatu fungsi memetakan keluaran f(x) untuk setiap masukan x. Fungsi tersebut memiliki limit L pada titik
masukan p bila f(x) "dekat" pada L ketika x dekat pada p. Dengan kata lain, f(x) menjadi semakin dekat
kepada L ketika x juga mendekat menuju p. Lebih jauh lagi, bila f diterapkan pada tiap masukan
yang cukup dekat pada p, hasilnya adalah keluaran yang (secara sembarang) dekat dengan L. Bila masukan
yang dekat pada p ternyata dipetakan pada keluaran yang sangat berbeda, fungsi f dikatakan tidak
memiliki limit.
Definisi limit dirumuskan secara formal mulai abad ke-19.
Sejarah
Meskipun termasuk secara implisit dalam pengembangan kalkulus pada abad ke-17 dan 18, gagasan
modern limit fungsi baru dibahas oleh Bolzano, yang pada 1817, memperkenalkan dasar-dasar teknik
epsilon-delta.[1] Namun karyanya tidak diketahui semasa hidupnya. Cauchy membahas limit dalam
karyanya Cours d'analyse (1821) dan tampaknya telah menyatakan intisari gagasan tersebut, tapi tidak
secara sistematis.[2] Presentasi yang ketat terhadap khalayak ramai pertama kali diajukan oleh Weirstrass
pada dasawarsa 1850-an dan 1860-an[3], dan sejak itu telah menjadi metode baku untuk menerangkan
limit.Notasi tertulis menggunakan singkatan lim dengan anak panah diperkenalkan oleh Hardy dalam
bukunya A Course of Pure Mathematics pada tahun 1908.[2]

Konsep Limit Fungsi Aljabar

Limit bisa diartikan sebagai menuju suatu batas, sesuatu yang dekat tetapi tidak bisa dicapai. Pada bahasa
matematika, keadaan ini biasa disebut limit. Kenapa harus ada limit? karnalimit menjelaskan suatu fungsi
jika batas tertentu didekati.

Kenapa harus didekati? karena pada suatu fungsi biasanya tak terdefinisi pada suatu titik tertentu.
Meskipun suatu fungsi seringkali tidak terdefinisi untuk titik tertentu, Akan tetapi masih bisa dicari tahu
berapa nilai yang didekati oleh fungsi tersebut apabila titik tertentu makin didekati yaitu dengan limit.
Macam-Macam Metode Limit Aljabar

Metode subitusi

ini langkahnya dengan mengganti peubah yang mendekati nilai tertentu dengan fungsi aljabarnya.
Berikut adalah beberapa contoh yang dapat dipahami.

Metode pemfaktoran

Cara pemfaktoran digunakan apabila cara substitusi menghasilkan nilai limit yang tidak
terdefinisikan seperti pada contoh berikut:

Metode membagi dengan pangkat tertinggi penyebut


Tentukan nilai limit fungsi aljabar dariBesar pangkat pembilang  dan penyebut dalam soal ini adalah 2,
maka

Jadi, nilai dari limit fungsi aljabar tersebut,

Metode mengalikan dengan faktor sekawan


  Contoh:
Tentukan nilai limit dari

Langkah awal yang perlu dilakukan untuk menentukan nilai suatu limit yaitu dengan mensubtitusikan
x=c ke f(x), sehingga dalam kasus ini substitusikan

x=4 ke 
Setelah disubstitusikan ternyata nilai limit tersebut tidak terdefinisi atau merupakan bentuk tak

tentu . Maka dari itu untuk menentukan nilai suatu limit harus menggunakan metode lain. 
Apabila diperhatikan, pada f(x) terdapat bentuk akar yaitu  sehingga metode perkalian
dengan akar sekawaran dapat dilakukan pada kasus seperti ini. 

Bentuk  dapat difaktorkan menjadi 

Jadi, nilai limit fungsi aljabar tersebut adalah -4

Contoh Soal:

Soal 1

Carilah nilai limit berikut :


a. 
lim  4x→3

b. 
lim  3xx→3

c. 
limx→2
 3x2
d. 
lim  3x2 + 5x→3

e. 
limx→2
 2x2 + 42x + 2

Pembahasan

a. 
lim  4 = 4x→3

b. 
lim  3x = 3.(3) = 9x→3

c. 
limx→2
 3x2= 3.(2)2 = 3

d. 
lim  3x2 + 5 = 3.(3)2 + 5 = 32x→3

e. 
limx→2
 2x2 + 42x + 2 = 2.(22) + 42.(2) + 2 = 126 = 2

Soal 2

Hitunglah nilai limit fungsi aljabar berikut ini:


limx→2
 x2 - 4x - 2

Pembahasan
Jika hasil substitusi adalah 0/0 (bentuk tak tentu), maka tidak dapat dilakukan dengan cara memasukkan
nilai langsung, melainkan harus difaktorkan terlebih dahulu
limx→2
 x2 - 4x - 2 = 22 - 42 - 2 = 00 (bentuk tak tentu)

Jadi hasil faktornya adalah :


limx→2
 x2 - 4x - 2 = (x-2)(x+2)(x-2) = (x+2)= (2+2) = 4

Soal 3

Hitunglah nilai limit dibawah ini :


limx→3
 x2 - 9√ x2 + 7 - 4

Pembahasan
Dengan substitusi langsung
limx→3
 (x2 - 9)√ x2 + 7 - 4 = (32 - 9)√ 32 + 7 - 4 = 00

Karena diperoleh bentuk tidak tentu, maka harus digunakan cara lain yaitu menggunakan perkalian akar
sekawan:
limx→3
 (x2 - 9)√ x2 + 7 - 4 x √x2 + 7 + 4√ x2 + 7 + 4
⇔ 
limx→3
 (x2 - 9).(√x2 + 7 + 4)(x2 + 7) - 16
⇔ 
limx→3
 (x2 - 9).(√x2 + 7 + 4)(x2 - 9)
⇔ 
limx→3
 (√x2 + 7 + 4) = (√32 + 7 + 4) = 8

Soal No.4

Hitunglah nilai limit fungsi aljabar berikut ini:


limx→2
 x2 - 5x + 6x2 - 4

Pembahasan
Jika disubstitusi langsung, maka akan didapatkan :
limx→2
 x2 - 5x + 6x2 - 4 = 22 - 5.(2) + 622 - 4 = 00 (bentuk tidak tentu)

Dengan demikian kita harus menggunakan cara lain, yaitu : dengan mengfaktorkan dan melakukan
turunan. Dalam soal no.4 ini kita lakukan dengan turunan :
limx→2
 x2 - 5x + 6x2 - 4 = 2x - 52x = 2.(2) - 52.(2) = -14

Soal 5

Tentukan nilai limit dari :


limx→∞
 4x - 12x + 1

Pembahasan
Perhatikan pangkat tertinggi dari x pada f (x ) = 4x – 1 dan g(x) = 2x + 1. ternyata pangkat tertinggi dari x
adalah satu.
limx→∞
 4x - 12x + 1
⇔ 
limx→∞
 
4xx - 1x2xx + 1x
⇔ 
limx→∞
 
4 - 1x2 + 1x
 = 
4 - 1∞2 + 1∞
 = 
4 - 02 - 0
 = 2

Soal 6

Tentukan nilai limit dari :


limx→∞
 4x + 1x2 - 2

Pembahasan
Fungsi tersebut memiliki x dengan pangkat tertinggi 2, yaitu x2 yang terdapat pada x2 - 2. Sehingga :
limx→∞
 4x + 1x2 - 2
⇔ 
limx→∞
 
4xx2 + 1x2x2x2 - 2x2
⇔ 
limx→∞
 
4x + 1x21 - 2x2
 = 
4∞ + 1(∞)21 - 2(∞)2
 = 
0 + 01 - 0
 = 0

Soal 7

Carilah nilai limit dari :


limx→∞
 2x2 - 5x2 - 3

Pembahasan
Fungsi tersebut memiliki x dengan pangkat tertinggi 2. Sehingga :
limx→∞
 2x2 - 5x2 - 3
⇔ 
limx→∞
 
2x2x2 - 5x2x2x2 - 3x2
⇔ 
limx→∞
 
2 - 5x21 - 3x2
 = 
2 - 5(∞)21 - 3(∞)2
 = 
2 - 01 - 0
 = 2

Soal 8

Carilah limit dari :


limx→a
 x4 - a4x - a

Pembahasan
Jika hasil substitusi adalah 0/0 (bentuk tak tentu), maka tidak dapat dilakukan dengan cara memasukkan
nilai langsung, melainkan harus difaktorkan terlebih dahulu
limx→a
 x4 - a4x - a = 
a4 - a4a - a
 = 
00
 (bentuk tak tentu)

Jadi hasil faktornya adalah :


⇔ 
limx→a
 (x2 - a2)(x2 + a2)x - a

Sederhanakan lagi untuk : (x2 - a2), sehingga menjadi :


⇔ 
limx→a
 (x - a)(x + a)(x2 + a2)(x - a) = (a + a)(a2 + a2) = 4a3

Soal 9

Hitunglah nilai dari:

lim 2x 2  + x - 15
x→4 x 2  + 7x + 12

Pembahasan:

x 2  + x - 15 (2x - 5) (x + 3)


lim lim
=
x→4 x→4
7x + 7x + 12  (x + 4) (x + 3)

x 2  + x - 15 (2x - 5)
lim lim
=
x→4 x→4
2x 2  + 7x + 12  (x + 4)

2x 2  + x - 15 2 (4) - 5
lim
=
x→4
x 2  + 7x + 12  4+4

x 2  + x - 15 3
lim
=
x→4
x 2  + 7x + 12 8

Soal 10
Tentukan nilai dari batas fungsi di bawah ini.

3x 2  - 14x + 8
lim
x→4
  x 2  - 3x - 4

Pembahasan:

.x 2  - 14x + 8 (3x - 2) ( x - 4)


lim lim
=
x→4 x→4
  x 2  - 3x - 4  (x + 1) (x  - 4)

3x 2 - 1x + 8 (3x - 2)
lim lim
=
x→4 x→4
  x 2  - 3x - 4  (x +1)

3²x 2  - 14x + 8 3 (4) - 2


lim
=
x→4
  x 2  - 3x - 4   4 +1
lim

x → 4 3x 2  - 14x + 8 = 10 x 2  - 3x - 4 5

3x 2  - 14x + 8
lim
=2
x→4

Anda mungkin juga menyukai