Anda di halaman 1dari 8

SISTEM BILANGAN REAL

ZASLI PURWANTO, SP., MP.

SKEMA BILANGAN REAL

1
DEFINISI BILANGAN REAL

Bilangan Real
Sistem bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk desimal.
Angka desimal adalah angka berbasis 10 yang dibentuk dari
angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Ahli matematika mendefinisikan
notasi bilangan real sebagai simbol “R”.
Bilangan real berasal dari bahasa inggris "real" yang berarti nyata,
karena bilangan real dapat ditemukan pada garis bilangan. Setiap
bilangan real dapat diidentifikasi sebagai suatu titik pada garis
bilangan.

Contoh bilangan real:


 -2,123 dibaca minus dua koma satu dua tiga
 -23,13 dibaca minus dua puluh tiga koma satu tiga
 -1 dibaca minus satu
 0
 1
 23
 12,6
 ½ = 0,5
 √2 = 1,4142 ...
 e = 2,718281 ... disebut konstanta euler
 π = 3,141592 ... disebut konstanta phi
 76% = 0,76
 sin 60º = 0,866 ...

Terlihat semua angka tersebut dibentuk dari angka berbasis


10 (desimal)

2
Bilangan real terdiri dari 2 sistem bilangan yaitu:

1. Bilangan Rasional
Sistem bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
pecahan a/b dengan a dan b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0.
Misal: -1,25; 0; 23; 1,25; dan lain-lain.
2. Bilangan Irasional
sistem bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
pecahan a/b namun dapat ditulis dalam bentuk desimal.
Misal: π (phi) = 3,14159 26535 89793 …
e (euler) = 2,7182818…

SIFAT-SIFAT BILANGAN REAL

Jika a, b, dan c merupakan elemen dari himpunan bilangan real,


maka berlaku sifat-sifat berikut.

Sifat Penjumlahan Perkalian


Tertutup a + b = bilangan real a × b = bilangan real
Asosiatif a + (b + c) = (a + b) + c a × (b × c) = (a × b) × c
Komutatif a+b = b+a a×b = b×a
Mempunyai unsur identitas a+0 = a a×1 = a
Setiap bilangan punya invers a + (−a) = 0 a × (1/a) = 1, dengan a ≠ 0
Distributif a × (b + c) = (a × b) + (a × c)
Pembagi Nol Tidak berlaku

3
Keterangan:

1. Tertutup: operasi perkalian dan penjumlahan bilangan real menghasilkan


bilangan real.
2. Asosiatif: penjumlahan atau perkalian tiga buah bilangan real yang
dikelompokkan secara berbeda mempunyai hasil yang sama.
3. Komutatif: pertukaran letak angka pada penjumlahan dan perkalian
bilangan real mempunyai hasil sama.
4. Unsur Identitas: operasi perkalian dan penjumlahan setiap bilangan real
dengan identitasnya dapat menghasilkan bilangan real itu sendiri.
a. Identitas penjumlahan termasuk bilangan real yaitu 0
b. Identitas perkalian termasuk bilangan real yaitu 1
5. Mempunyai Invers: setiap bilangan real mempunyai nilai invers real
terhadap operasi penjumlahan dan perkalian, suatu bilangan real yang
dioperasikan dengan invers menghasilkan unsur identitasnya.
6. Sifat Distributif: penyebaran 2 operasi hitung yang berbeda, salah satu
operasi hitung berfungsi sebagai operasi penyebaran dan operasi lainnya
digunakan untuk menyebarkan bilangan yang dikelompokan dalam tanda
kurung.
7. Tidak ada pembagi nol: pembagian bilangan real dengan nol menghasilkan
nilai tidak terdefinisi (undefined).

OPERASI BILANGAN REAL

A. Penjumlahan dan Pengurangan


1. Bilangan Bulat
a. Komulatif: a + b = b + a
Contoh: 2 + 3 = 3 + 2
b. Asosiatif: a + (b + c) = (a + b) + c
Contoh: 1 + (3 + 5) = (1 + 3) + 5
c. Memiliki elemen identitas penjumlahan yaitu 0: a + 0 = 0 + a
Contoh: 1 + 0 = 0 + 1
d. Memiliki invers penjumlahan
Misal: inversnya a = -a, sehingga: a + (-a) = -a + a
Contoh: 2 + (-2) = -2 + 2
=0

4
2. Bilangan Pecahan
Sifat – sifat :

B. Perkalian dan Pembagian


1. Komutatif, yaitu: a x b = b x a
Contoh : 4 x 3 = 3 x 4

2. Asosiatif, yaitu: (a x b) x c = a x (b x c)
Contoh: {5 x (-7)} x 2 = 5 x {(-7) x 2}
3. Memiliki unsur identitas, yaitu 1, sehingga : a x 1 = 1 x a = a
Contoh: 2 x 1 = 1 x 2 = 2
4. Memiliki invers perkalian untuk aR; a ≠ 0, sehingga: a x 1/a = 1,
maka invers 1/a perkalian dari a
Pada perkalian dan pembagian real berlaku:

5
MENGKONVERSI BENTUK PERSEN
ATAU PECAHAN DESIMAL

1. Konversi pecahan biasa ke bentuk persen


Mengubah pecahan biasa ke bentuk persen yaitu dengan mengubah
penyebutnya menjadi 100
Contoh: 𝟏𝟎 𝟒𝟎 𝟏𝟎 𝟒 𝟒𝟎
= 𝒙 = = 𝟒𝟎%
𝟐𝟓 𝟏𝟎𝟎 𝟐𝟓 𝟒 𝟏𝟎𝟎

𝟒 𝟒𝟒 𝟏𝟎 𝟒𝟒𝟎
𝟒 = 𝒙 = = 𝟒𝟒𝟎%
𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎𝟎
2. Konversi pecahan biasa ke bentuk desimal
Mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal yaitu dengan
mengubah penyebutnya menjadi 10 atau perpangkatan 10 lainnya
Contoh:

3. Konversi persen ke bentuk pecahan biasa atau desimal


Contoh:

6
LATIHAN SOAL

1. Hasil dari 5 + [6 : (−3)] adalah…….


2. Hasil dari (−20) + 7 x 5 − 18 : (−3) adalah…….
𝟏 𝟏
3. Penjumlah bilangan pecahan berikut ini 𝟏 + 𝟏 adalah…….
𝟑 𝟐
𝟐 𝟐
4. Pengurangan bilangan pecahan berikut ini 𝟏 − adalah…….
𝟑 𝟑
𝟒 𝟑
5. Perkalian bilangan pecahan berikut 𝒙 adalah…….
𝟗 𝟓
𝟑 𝟐 𝟏
6. Perkalian bilangan pecahan berikut 𝒙 𝒙 adalah…….
𝟐 𝟑 𝟒
𝟒 𝟑
7. Pembagian bilangan pecahan berikut ini : adalah…….
𝟓 𝟕
𝟒
8. Pembagian bilangan pecahan berikut ini 0,75: adalah…….
𝟓
𝟒 𝟒
9. Pembagian bilangan pecahan berikut ini 𝟏 : adalah…….
𝟓 𝟓
𝟏 𝟏 𝟐
10.Nilai dari bilangan berikut 𝟐 + 𝟏 𝒙 𝟐 adalah…….
𝟐 𝟐 𝟑

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. F. 2016. Buku Ajar Matematika Dasar. Umsida Press.


Sidoarjo.
Sjarif, Bahtiar. 1990. Pengantar Dasar Matematika. Fakultas MIPA
ITB. Bandung.
Sugiarto dan I. Hidayah. 2011. Pengantar Dasar Matematika.
Fakultas MIPA Unnes. Semarang.

7
Saya Tidak Pernah Bertemu
Orang Pesimis Yang:

Berhasil
&
Sukses

Anda mungkin juga menyukai