Anda di halaman 1dari 24

A.

Bilangan Bulat dan Urutannya


Bilangan-bilangan di bawah nol seperti,

-1,-2,-3,-4,-5,.... disebut bilangan bulat negatif


sedangkan bilangan-bilangan di atas nol seperti,

1,2,3,4,5,.... disebut bilangan bulat positif


Himpunan bilangan bulat positif, nol dan bilangan bulat negatif membentuk himpunan bilangan bulat. Nol ()
adalah

bilangan

yang

tidak

positif

dan

tidak

pula

negatif.

Bilangan bulat adalah .....,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4......


Pada garis bilangan dengan arah mendatar, bilangan bulat dapat dinyatakan sebagai berikut,

Bilangan bulat negatif terletak di sebelah kiri nol, dan bilangan bulat positif terletak di sebelah kanan nol. Pada
garis bilangan tersebut, makin ke kanan letak bilangan makin besar nilai bilangan tersebut. Sebaliknya, makin
ke kiri letak bilangan makin kecil nilai bilangan tersebut.
Terdapat beberapa operasi hitung pada bilangan bilangan bulat, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian dan perpangkatan bilangan bulat.

B. Operasi pada Bilangan Bulat


1. Penjumlahan Bilangan Bulat
Garis bilangan dapat dipakai sebagai alat bantu untuk penjumlahan bilangan bulat. Pada garis
bilangan tersebut, bilangan-bilanga yang dijumlahkan, digambarkan oleh ruas garis berarah yang
panjang dan arahnya sesuai dengan bilangan-bilangan tersebut. Arah ruas garis ke kanan untuk
bilangan bulat positif, sedangkan arah ruas garis ke kiri untuk bilanga bulat negatif.

2. Lawan Bilangan atau Invers Jumlah Bilangan


Sebelumnya telah dijelaskan bahwa bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat negatif, nol, dan bilangan
bulat positif. Setiap bilangan positif memiliki pasangan atau lawan suatu bilangan negatif. Kedua bilangan itu
disebut saling berlawanan.
Perhatikan garis bilangan berikut!

Dari gambar iketahui bahwa invers jumlah dari 1 adalah -1, invers jumlah dari 2 adalah -2, invers jumlah
dari 3 adalah -3, invers jumlah dari 4 adalah -4, dan seterusnya.

Untuk setiap bilangan bulat a, lawan dari a adalah -a

3. Pengurangan Bilangan Bulat


Pengurangan bilangan bulat dinyatakan sebagai penjumlahan dengan lawan pengurangnya atau
pengurangan bilangan bulat sama denga penjumlahan bilangan itu dengan invers jumlahnya. Secara sistematis
dapat ditulis sebagai berikut:

Untuk setiap bilangan bulat a dan b


a-b = a + (-b)
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh di bawah ini dan cobalah untuk membandingkannya.

4. Perkalian Bilangan Bulat dan Sifat-Sifatnya

a. Arti Perkalian
Kita ketahui bersama bahwa operasi perkalian bilangan bulat adalah operasi
penjumlahan berulang dengan bilangan yang sama, contoh

Meskipun hasilnya sama, perkalian 5 x 4 dan 4 x 5 berbeda artinya. Secara umum,


dapat dituliskan sebagai berikut,

Sedangkan Pembagian Bilangan Bulat dinyatakan sebagai operasi kebalikan dari


operasi perkalian bilangan bulat. Perhatikan contoh berikut ini,

Dari uraian di atas, tampak bahwa permbagian merupakan operasi kebalikan (invers)
dari perkalian. Secara umum dapat ditulis sebagai berikut,

Jika p, q dan r adalah bilangan bulat, dengan q faktor p


dan q 0,
maka berlaku p : q = r <=> p = q r

b. Sifat-Sifat Perkalian Bilangan Bulat


1) Sifat tertutup
Perhatikan tabel perkalian berikut!

axb

-3
2
5

8
3
-7

-24
6
-35

a . b = cDari tabel tersebut dinyatakan bahwa perkalian bilangan bulat memenuhi sifat tertutup.
Dengan a,b dan c bilangan bulat.
2) Sifat komutatif
Perhatikan tabel!
a
-3
-5
6

b
5
-1
4

axb
-15
5
24

bxa
-15
5
24

Dari tabel tersebut dapat ditulis bahwa


a.b=b.a
Untuk setiap bilangan bulat a dan b. Memenuhi sifat komutatif.
3) Sifat asosiatif
Perhatikan tabel!
a
b
c
axb
-2
6
2
-12
5
-2
-7
-10
-4
3
-6
-12

bxc
12
14
-18

(axb)xc
-24
70
72

Menunjukkan perkalian tiga bilangan bulat, dapat dituliskan:


(a . b) . c = a . (b . c)
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c.
Dengan kata lain perkalian bilangan bulat memenuhi sifat asosiatif.
4) Sifat distributif
Perhatikan tabel!
a
b

B+c

axb

axc

ax(b+c)

(axb) +(axc)

Ax(bxc)
-24
70
72

1
4
2

-4
-3
-2

6
2
-7

2
-1
-9

-4
-12
-4

6
8
-14

2
-4
-18

2
-4
-18

a . ( b + c) = (a . b) + (a . c)
Menunjukkan perkalian tiga bilangan bulat, dapat dituliskan:
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c.
Dengan kata lain perkalian bilangan bulat memenuhi sifat distributif.

5. Pembagian Bilangan Bulat dan Sifat-Sifatnya


Perhatikan pembagian berikut!
12 : 2
Bentuk 12 : 2 artinya sama dengan: bilangan berapa yang jika dikalikan 2 sama dengan 12.
Jawabannya adalah 6.
Jadi, 12 : 2 = 6, artinya sama dengan 2 x 6 = 12 dan dapat ditulis sebagai berikut.
12 : 2 = 6
2 x 6 = 12
Dapat disimpulkan bahwa pembagian adalah kebalikan dari perkalian.

6. Perpangkatan dan Akar Bilangan Bulat


a)
1)

Pangkat suatu bilangan adalah perkalian suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri.

Pangkat bilangan positif


a2 = a x a (a2 dibaca a pangkat 2)
a3 = a x a x a (a3 dibaca a pangkat 3)
an = a x a x a x . X (sebanyak n faktor)
Contoh : -52 = 5 x 5 = 25
- 32 = 3 x 3 = 9
- (63 ) = (-6) x (-6) x (-6) = -216
2) Pangkat bilangan negatif dan nol
Untuk sembarang bilangan bulat a berlaku :
a-n = (1/a)n , a 0.
Contoh : (a) 23 = (1/2)3 = 1/8
(b) 53 = (1/5)3 = 1/125
a0 = 1, a 0.
Contoh : (a) 50 = 1
(b) 30 = 1
Sifat sifat operasi pangkat pada bilangan bulat :
am x an = am + n
m
a : an = am - n
am + bm = (ab)m
am + bm = (a/b)m
(am)n = amn

a0 = 1

b)

Akar suatu bilangan bulat

1) Akar kuadrat suatu bilangan


Contoh :
( a) 9 = 3, sebab 32 = 9
(b) 38 = 2, sebab 23 = 8
2) Menghitung akar kuadrat suatu bilangan
(1). Akar kuadrat suatu bilangan dapat dihitung dengan pohon faktor
(2). Menghitung akar pangkat tiga suatu bilangan
(3). Menarik akar dengan perkiraan

C. Bilangan Pecahan
1. Pengertian Pecahan
Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a : b,
dengan a, b bilangan bulat dan b 0, dan b bukan pembagi a
a disebut pembilang dan b disebut penyebut.
Contoh: Dua buah mangga dibagikan seorang ibu kepada 3 orang anaknya. Berapa bagian
yangdidapatkan oleh setiap anaknya ?
Jawab: masing-masing anaknya memperoleh 32 bagian.

2. Bentuk dan Jenis Pecahan


a) Pecahan biasa
contoh:

b) Pecahan campuran
contoh:

c)

Pecahan desimal
contoh: 0,3 , 0,25

d) Persen (perseratus)
contoh:

e) Permil (perseribu)
contoh: 20 = 20 / 1000
f) Pecahan senilai
contoh: 4/8 = 2/4 = 6/12

D. Menentukan Letak Pecahan pada Garis Bilangan


Untuk menunjukkan letak suatu pecahan pada garis bilangan, perhatikan:

E. Operasi Hitung pada Pecahan


1. Penjumlahan dan Pengurangan pada Pecahan
contoh:

2. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Desimal


Cara mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa atau sebaliknya, telah kamu pelajari di Kelas V.
Materi tersebut akan mempermudah kamu dalam mempelajari penjumlahan dan pengurangan pada
pecahan desimal.
Contoh: 0,27 0,13 = ....
Jawab: untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan desimal dapat digunakan 2 cara.
Cara 1:
0,27 0,13 = 27/100 - 13/100
= 14/100
= 0,14
Cara 2:
Menggunakan cara bersusun.

ubah kebentuk pecahan biasa

0,27
0,13

letak koma harus lurus

0,14

3. Perkalian dan Pembagian pada Pecahan Biasa dan Campuran


Untuk perkalian pada pecahan, kalikanlah pembilang dengan pembilang serta penyebut dengan
penyebut.Adapun untuk pembagian pecahan ubahlah tanda " : " menjadi "", kemudian kalikan dengan
kebalikan dari bilangan pembaginya.

4. Perkalian dan Pembagian Pecahan Desimal


Untuk mengalikan pecahan desimal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengubah ke bentuk
pecahan biasa dan dengan cara bersusun.

Notasi Himpunan

Hubungan di antara 8 buah set dengan menggunakan diagram Venn


Biasanya, nama himpunan ditulis menggunakan huruf besar, misalnya S, A, atau B, sementara
elemen himpunan ditulis menggunakan huruf kecil (a, c, z). Cara penulisan ini adalah yang umum
dipakai, tetapi tidak membatasi bahwa setiap himpunan harus ditulis dengan cara seperti itu. Tabel
di bawah ini menunjukkan format penulisan himpunan yang umum dipakai.

Notasi

Contoh

Himpunan

Huruf besar

Elemen himpunan

Huruf kecil (jika merupakan huruf)

Kelas

Huruf tulisan tangan

Himpunan-himpunan bilangan yang cukup dikenal, seperti bilangan kompleks, riil, bulat, dan
sebagainya, menggunakan notasi yang khusus.

Bilangan
Notasi

Asli

Bulat

Rasional

Riil

Kompleks

Simbol-simbol khusus yang dipakai dalam teori himpunan adalah:

Simbol

Arti
Himpunan kosong

atau

Operasi gabungan dua himpunan


Operasi irisan dua himpunan
,

Subhimpunan, Subhimpunan sejati, Superhimpunan, Superhimpunan


sejati
Komplemen
Himpunan kuasa

Himpunan dapat didefinisikan dengan dua cara, yaitu:

Enumerasi, yaitu mendaftarkan semua anggota himpunan. Jika terlampau banyak tetapi
mengikuti pola tertentu, dapat digunakan elipsis (...).

Pembangun himpunan, tidak dengan mendaftar, tetapi dengan mendeskripsikan sifatsifat yang harus dipenuhi oleh setiap elemen himpuan tersebut.

Notasi pembangun himpunan dapat menimbulkan berbagai paradoks, contohnya adalah himpunan
berikut:

Himpunan A tidak mungkin ada, karena jika A ada, berarti harus mengandung anggota yang bukan
merupakan anggotanya. Namun jika bukan anggotanya, lalu bagaimana mungkin A bisa
mengandung anggota tersebut.

Himpunan kosong
Himpunan {apel, jeruk, mangga, pisang} memiliki anggota-anggota aPELI, jeruk,mangga,
dan pisang. Himpunan lain, semisal {5, 6} memiliki dua anggota, yaitu bilangan 5 dan 6. Kita boleh
mendefinisikan sebuah himpunan yang tidak memiliki anggota apa pun. Himpunan ini disebut

sebagai himpunan kosong.


Himpunan kosong tidak memiliki anggota apa pun, ditulis sebagai:

Relasi antar himpunan


Subhimpunan
Dari suatu himpunan, misalnya A = {apel, jeruk, mangga, pisang}, dapat dibuat himpunanhimpunan lain yang elemen-elemennya adalah diambil dari himpunan tersebut.

{apel, jeruk}

{jeruk, pisang}

{apel, mangga, pisang}


Ketiga himpunan di atas memiliki sifat umum, yaitu setiap anggota himpunan itu adalah juga
anggota himpunan A. Himpunan-himpunan ini disebut sebagai subhimpunan atauhimpunan
bagian dari A. Jadi dapat dirumuskan:
B adalah himpunan bagian dari A jika setiap elemen B juga terdapat dalam A.

Kalimat di atas tetap benar untuk B himpunan kosong. Maka


Untuk sembarang himpunan A,

juga subhimpunan dariA.

Definisi di atas juga mencakup kemungkinan bahwa himpunan bagian dari A adalah Asendiri.
Untuk sembarang himpunan A,

Istilah subhimpunan dari A biasanya berarti mencakup A sebagai subhimpunannya sendiri. Kadangkadang istilah ini juga dipakai untuk menyebut himpunan bagian dari A, tetapi bukan A sendiri.
Pengertian mana yang digunakan biasanya jelas dari konteksnya.
Subhimpunan sejati dari A menunjuk pada subhimpunan dari A, tetapi tidak
mencakup A sendiri.

Superhimpunan
Kebalikan dari subhimpunan adalah superhimpunan, yaitu himpunan yang lebih besar yang
mencakup himpunan tersebut.

Kesamaan dua himpunan


Himpunan A dan B disebut sama, jika setiap anggota A adalah anggota B, dan sebaliknya, setiap
anggota B adalah anggota A.

atau

Definisi di atas sangat berguna untuk membuktikan bahwa dua himpunan A dan B adalah sama.
Pertama, buktikan dahulu A adalah subhimpunan B, kemudian buktikan bahwa Badalah
subhimpunan A.

Himpunan Kuasa
Himpunan kuasa atau himpunan pangkat (power set) dari A adalah himpunan yang terdiri
dari seluruh himpunan bagian dari A. Notasinya adalah
Jika A = {apel, jeruk, mangga, pisang}, maka

{ { },
{apel}, {jeruk}, {mangga}, {pisang},
{apel, jeruk}, {apel, mangga}, {apel, pisang},
{jeruk, mangga}, {jeruk, pisang}, {mangga, pisang},
{apel, jeruk, mangga}, {apel, jeruk, pisang}, {apel, mangga, pisang},
{jeruk, mangga, pisang},
{apel, jeruk, mangga, pisang} }
Banyaknya anggota yang terkandung dalam himpunan kuasa dari A adalah 2 pangkat banyaknya
anggota A.

Kelas
Suatu himpunan disebut sebagai kelas, atau keluarga himpunan jika himpunan tersebut terdiri
dari himpunan-himpunan. Himpunan
adalah
sebuah keluarga himpunan. Perhatikan bahwa untuk sembarang himpunan A, maka himpunan
kuasanya,

adalah sebuah keluarga himpunan.

Contoh berikut,
bukan himpunan.

bukanlah sebuah kelas, karena mengandung elemen c yang

Kardinalitas
Kardinalitas dari sebuah himpunan dapat dimengerti sebagai ukuran banyaknya elemen yang
dikandung oleh himpunan tersebut. Banyaknya elemen
himpunan
adalah 4. Himpunan
juga
memiliki elemen sejumlah 4. Berarti kedua himpunan tersebut ekivalen satu sama lain, atau
dikatakan memiliki kardinalitas yang sama.
Dua buah himpunan A dan B memiliki kardinalitas yang sama, jika terdapat fungsi korespondensi
satu-satu yang memetakan A pada B. Karena dengan mudah kita membuat
fungsi
yang memetakan satusatu dan kepada himpunan A ke B, maka kedua himpunan tersebut memiliki kardinalitas yang sama.

Himpunan Denumerabel
Jika sebuah himpunan ekivalen dengan himpunan

, yaitu himpunan bilangan asli, maka

himpunan tersebut disebut denumerabel. Kardinalitas dari himpunan tersebut disebut sebagai
kardinalitas .
Himpunan semua bilangan genap positif merupakan himpunan denumerabel, karena memiliki
korespondensi satu-satu antara himpunan tersebut dengan himpunan bilangan asli, yang dinyatakan
oleh

Himpunan Berhingga
Jika sebuah himpunan memiliki kardinalitas yang kurang dari kardinalitas , maka himpunan
tersebut adalah himpunan berhingga.

Himpunan Tercacah
Himpunan disebut tercacah jika himpunan tersebut adalah berhingga atau denumerabel.

Himpunan Non-Denumerabel
Himpunan yang tidak tercacah disebut himpunan non-denumerabel. Contoh dari himpunan ini
adalah himpunan semua bilangan riil. Kardinalitas dari himpunan jenis ini disebut sebagai
kardinalitas . Pembuktian bahwa bilangan riil tidak denumerabel dapat menggunakan pembuktian
diagonal.
Himpunan bilangan riil dalam interval (0,1) juga memiliki kardinalitas , karena terdapat
korespondensi satu-satu dari himpunan tersebut dengan himpunan seluruh bilangan riil, yang salah
satunya adalah

Fungsi Karakteristik
Fungsi karakteristik menunjukkan apakah sebuah elemen terdapat dalam sebuah himpunan atau
tidak.

Jika

maka:

Terdapat korespondensi satu-satu antara himpunan kuasa


dengan himpunan dari semua
fungsi karakteristik dari S. Hal ini mengakibatkan kita dapat menuliskan himpunan sebagai barisan
bilangan 0 dan 1, yang menyatakan ada tidaknya sebuah elemen dalam himpunan tersebut.

Representasi Biner
Jika konteks pembicaraan adalah pada sebuah himpunan semesta S, maka setiap himpunan bagian
dari S bisa dituliskan dalam barisan angka 0 dan 1, atau disebut juga bentuk biner. Bilangan
biner menggunakan angka 1 dan 0 pada setiap digitnya. Setiap posisi bit dikaitkan dengan masingmasing elemen S, sehingga nilai 1 menunjukkan bahwa elemen tersebut ada, dan nilai 0
menunjukkan bahwa elemen tersebut tidak ada. Dengan kata lain, masing-masing bit merupakan
fungsi karakteristik dari himpunan tersebut. Sebagai contoh, jika himpunan S = {a, b, c, d, e, f,
g}, A = {a, c, e, f}, dan B = {b, c, d, f}, maka:
Himpunan
----------------------------

Representasi Biner
-------------------

S = { a, b, c, d, e, f, g }

a b c d e f g
1 1 1 1 1 1 1

-->

A = { a,
c,
e, f
}
-->
1 0 1 0 1 1 0
B = {
b, c, d,
f
}
-->
0 1 1 1 0 1 0
Cara menyatakan himpunan seperti ini sangat menguntungkan untuk melakukan operasi-operasi
himpunan, seperti union, interseksi, dan komplemen, karena kita tinggal menggunakan operasi
bit untuk melakukannya.

Operasi gabungan

setara dengan A or B

Operasi irisan

Operasi komplemen

setara dengan A and B


setara dengan not A

Trapesium
Pengertian Trapesium
Trapesium adalah suatu bangun dua dimensi segi empat yang mempunyai dua sisi yang sejajar
namun panjangnya tidak sama.
Trapesium yang sisi ketiganya memiliki sudut 90 derajat terhadap sisi yang sejajar disebut
trapesium siku-siku.

Rumus-rumus Trapesium
Keliling Trapesium
Keliling trapesium adalah jumlah dari sisi-sisi trapesium itu sendiri. Dikarenakan sisi-sisinya
yang tidak sama maka hanya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keliling Trapesium

= Jumlah seluruh sisi trapesium


= a+b+c+d

Luas Trapesium
Luas trapesium adalah 1/2 x (jumlah sisi sejajar) x t.

Mengapa demikian?
Disini akan dijabarkan mengapa demikian.
Trapesium adalah bangun yang terbuat dari dua jenis bangun datar lainnya, yaitu persegi panjang
dan segitiga.
Jika kita kupas kembali, luas dari persegi panjang adalah p x t dan luas segitiga adalah 1/2 x alas
xt
Karena itu dapat dibuat persamaan sebagai berikut :
Luas Trapesium
Luas Trapesium

= L segitiga 1 + L persegi panjang + L segitiga 2


= (1/2 x alas1 x tinggi) + (panjang x lebar) + (1/2 x alas2 x tinggi)

Jika kita masukkan variabel yang ada pada gambar, maka akan menjadi seperti ini:
Luas Trapesium

(1/2 x t) + (a t) + (1/2 y t)

Lalu kita gunakan sifat distributif:


Luas Trapesium

(1/2 x + a + 1/2 y) (t)

Lalu kita gunakan lagi distributif untuk penguraian (1/2 x + a + 1/2 y) dengan cara dibagi 1/2:
Luas Trapesium

1/2 (x + 2a + y) (t)

karena 2a = a + a, maka dapat berlaku seperti ini:


Luas Trapesium

1/2 (x + a + a + y) (t)

lalu menggunakan metode subsitusi pada (x + a + a + y) menjadi:

Luas Trapesium

1/2 (a + (x + a + y)) (t)

dikarenakan (x + a + y) = b, maka dapat kita ganti menjadi:


Luas Trapesium

1/2 (a + b) (t)

JAJAR GENJANG
Advertisement
Rumus jajar genjang merupakan salah satu rumus yang diajarkan dari ketika
anda masih duduk di bangku sekolah dasar. Ciri yang paling terlihat dan paling
mendasar pada bangun datar yang satu ini ialah memiliki sepasang sisi miring yang
saling berhadapan dan sama panjangnya.
Jika dilihat sekilas bentuk dari jajar genjang mirip dengan trapesium. Kadang ada
saja orang yang terkecoh karena tidak melihatnya secara teliti padahal jajar
genjang sangat jauh berbeda bentuknya jika dilihat secara teliti.
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas rumus luas dan keliling dari jajar
genjang. Bukan hanya itu kita juga akan membahas mengapa jajar genjang dapat
dikatakan sama dengan persegi / persegi panjang. Nah mari kita mulai
pembahasannya dari rumus luas jajar genjang.

Rumus Jajar Genjang


Luas
Rumus untuk mencari luas dari jajar genjang adalah sebagai berikut :

Luas = Alas x Tinggi


Keliling
Setelah membahas rumus luasnya, sekarang kita akan lanjut untuk membahas
rumus kelilingnya. Rumus keliling dari jajar genjang adalah sebagai berikut :

Keliling = 2 x Alas + 2 x Sisi Miring


Taukah anda bahwa rumus diatas dapat dipersingkat lagi? Rumus kelilingnya bisa
dipersingkat menjadi :

Keliling = 2 (Alas + Sisi Miring)


Sebenarnya jajar genjang sendiri sama seperti persegi karena jika kita potong salah
satu sisi miringnya dan kita pindahkan ke sisi yang lain maka akan membentuk
sebuah persegi. Agar semakin mudah untuk memahaminya anda dapat melihat
gambar dibawah ini :

Dapat kila lihat diatas sebuah jajar genjang kita ambil garis tinggi lalu kita potong
sisi sebelah kirinya mengikuti garis tinggi. Setelah kita potong kita satukan di sisi
sebelah kanan. Hasilnya sangat pas dan menyatu menjadi sebuah persegi. Nah jika
kalian ingin mencobanya silahkan lakukan sendiri ya.
Nah sekian pembahasan kali ini mengenai materi matematika rumus keliling dan
luas jajar genjang. Silahkan anda coba rumus diatas untuk menjawab soal-soal jajar
genjang anda

x jumlah rusuk sejajar x tinggi

Segitiga
Hai teman bertemu lagi nih.. :-D
"Segitiga" wah kayaknya kita mau belajar bidang dua dimensi nih? Memang benar. Tahukah
teman apa itu bidang dua dimensi dan bangun tiga dimensi? Yah sudah kalo belum tahu nanti
juga akan tahu ;-)

"Bab ini berisi uraian materi mengenai sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya;
menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan menggunakannya dalam memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari; serta cara melukis segitiga, garis tinggi, garis bagi,
garis berat, dan garis sumbu"
Dalam materi segitiga kali ini kita akan mempelajari segala macam hal yang berhubungan
dengan segitiga, salah satunya adalah:
1. Rumus segitiga
2. Jumlah sudut segitiga
3. Garis tinggi segitiga
4. Luas segitiga
5. Keliling segitiga
6. Gambar segitiga
7. Bentuk segitiga
8. Jenis-jenis segitiga
9. Segitiga sembarang
10. Segitiga sama sisi
11. Segitiga sama kaki
12. Segitiga siku-siku
13. Contoh segitiga
14. Soal segitiga
15. Melukis segitiga
Wah kok banyak topik yang hampir sama sih? Hehe.. :-D ada ajah!
Topik-topik di atas bisa teman-teman pahami di setiap blog kami yang lainnya.
Dan ini sedikit tentang segitiga yang perlu teman ketahui:
Rangkuman

Segitiga siku-siku dapat dibentuk dari sebuah persegi panjang yang dipotong menurut
diagonalnya. Besar salah satu sudut pada segitiga siku-siku adalah 90.

Sifat-sifat segitiga sama kaki:


a. dapat dibentuk dari dua buah segitiga siku-siku yang sama besar dan sebangun;
b. mempunyai satu sumbu simetri;
c. mempunyai dua buah sisi yang sama panjang;
d. mempunyai dua buah sudut yang sama besar;
e. dapat menempati bingkainya dengan tepat dalam dua cara.

Sifat-sifat segitiga sama sisi:


a. mempunyai tiga buah sumbu simetri;
b. mempunyai tiga buah sisi yang sama panjang;
c. mempunyai tiga buah sudut yang sama besar (60);
d. dapat menempati bingkainya dengan tepat dalam enam cara.
4. Jumlah ketiga sudut segitiga adalah 180.

Ketidaksamaan segitiga, Jumlah dua buah sisi pada segitiga selalu lebih panjang daripada
sisi ketiga.

Pada setiap segitiga berlaku sudut terbesar terletak berhadapan dengan sisi terpanjang,
sedangkan sudut terkecil terletak berhadapan dengan sisi terpendek.

Besar sudut luar suatu segitiga sama dengan jumlah dua sudut dalam yang tidak
berpelurus dengan sudut luar tersebut.

Keliling segitiga yang panjang sisinya a, b, dan c adalah


K = a + b + c.

Luas segitiga dengan panjang alas a dan tinggi t adalah

Cukup sekian dulu ya sedikit materi tentang segitiga kali ini, silahkan surfing ke blog-blog kami
lainnya. ;-)

Segi Empat
Hai teman.. :-)
Sebelumnya sih kita sudah mempelajari sedikit masalah segitiga dan sekarang kita akan
melangkah lebih maju dengan materi tentang segi empat. Semoga bermanfaat! :-D

"Bab ini berisi uraian materi mengenai sifat-sifat berbagai segi empat, seperti: persegi panjang,
persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium; menghitung keliling dan
luas bangun segi empat dan menggunakannya dalam memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari; serta cara melukis segi empat"
Dalam blog-blog kami lainnya kami akan memberikan juga materi tentang cabangnya segi
empat, salah satunya seperti ini:
1. Rumus Segi empat
2. Soal segi empat
3. Persegi
4. Persegipanjang
5. Jajarangenjang
6. Belahketupat
7. Layang-layang
8. Trapesium
Dan lain-lain tentunya yang pasti berhubungan dengan segi empat. Hehe...
Kami berikan juga nih sedikit atau sekilas materi tentang segi empat. ;-)

Anda mungkin juga menyukai