a+b=b+a
Contoh: 3 + 5 = 5 + 3
a×b=b×a
Contoh: 3 × 4 = 4 × 3
a + (b + c) = (a + b) + c
Contoh: 2 + (3 + 4) = (2 + 3) + 4
a × (b × c) = (a × b) × c
Contoh: 3 × (4 × 2) = (3 × 4) × 2
a × (b + c) = (a × b) + (a × c)
Contoh: 3 × (4 + 2) = (3 × 4) + (3 × 2)
a × (b – c) = (a × b) – (a × c)
Contoh: 3 × (4 – 2) = (3 × 4) – (3 × 2)
8. Lambang “lebih kecil dari” adalah “<“ dan lambang
9. Perkalian: 3 × 5 artinya 5 + 5 + 5
5 × 3 artinya 3 + 3 + 3 + 3 + 3
11. Operasi perkalian (×) dan pembagian (:) adalah dua operasi
13. Ada tiga macam taksiran dalam operasi hitung, yaitu taksiran
KPK FPB
1. Kelipatan suatu bilangan adalah hasil perkalian antara bilangan yang bersangkutan dengan bilangan asli.
2. Faktor adalah pembagi habis suatu bilangan. Jika bilangan A habis dibagi oleh bilangan B, maka dikatakan B adalah faktor
dari A.
3. Kelipatan persekutuan dua bilangan adalah semua bilangan asli yang habis dibagi oleh dua bilangan tersebut.
5. Faktor persekutuan dua bilangan adalah semua bilangan asli yang membagi habis dua bilangan tersebut.
6. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah bilangan asli terbesar yang membagi habis kedua bilangan
tersebut.
PENGUKURAN
1. Sudut adalah suatu daerah yang terbentuk dari pertemuan dua garis pada satu titik.
4. Alat yang digunakan untuk mengukur besar sudut disebut busur derajat.
5. Busur derajat berbentuk setengah lingkaran yang diberi skala 0° sampai 180°.
6. Ada 8 arah mata angin yaitu utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut.
7. Besar sudut antara dua arah mata angin yang berdekatan adalah 45°.
1 km = 1.000 m
1 m = 100 cm
1 hm = 100 m
1 m = 1.000 mm
1 dam= 10 m
1 cm = 10 mm
1 m = 10 dm
BANGUN DATAR
K = AB + BC + CA
L=a×t
4.
a = alas t = tinggi
BILANGAN BULAT
1. Bilangan bulat terdiri dari bilangan negatif, nol, dan bilangan positif.
2. Dalam menulis lambang bilangan bulat tanda positif (+) tidak perlu ditulis, tetapi lambang negatif (–) harus ditulis.
Contoh:
3. Pada garis bilangan bulat, semakin ke kanan nilainya semakin besar dan semakin ke kiri nilainya semakin kecil.
Contoh:
5 lawannya –5
–4 lawannya 4
Contoh:
5 + 3 = 8 –3 – (–5)= 2
5 – 3 = 2 –5 – (–3)= –2
3 – 5 = –2 3 – (–5) = 8
–3 – 5 = –8 5 – (–3) = 8
PECAHAN
4. Pecahan-pecahan senilai dapat ditentukan dengan cara mengalikan pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama
atau dapat menggunakan tabel perkalian.
5. Menyederhanakan pecahan dilakukan dengan cara membagi pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama,
6. Hasil penjumlahan pada pecahan yang berpenyebut sama ditentukan dengan cara berikut.
a. Pembilang hasil penjumlahan sama dengan jumlah dari pembilang-pembilang pecahan yang dijumlahkan.
7. Hasil pengurangan pada pecahan yang berpenyebut sama ditentukan dengan cara berikut.
8. Bilangan 1 dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan dengan pembilang dan penyebut yang sama.
9. Operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (–) adalah dua operasi yang sederajat, artinya mana yang lebih dahulu muncul
dikerjakan lebih dahulu.
BILANGAN ROMAWI
a. Jika angka di sebelah kiri lebih kecil dari angka yang di sebelah kanan, berarti lambang bilangan itu dikurangi.
b. Jika angka di sebelah kanan kurang dari atau sama dengan angka yang di sebelah kiri, berarti dijumlahkan.
c. Penulisan lambang bilangan Romawi yang sama hanya boleh sebanyak tiga kali berturut-turut.
BANGUN DATAR
1. Sifat-sifat balok:
- mempunyai 12 rusuk,
- mempunyai 6 sisi,
2. Sifat-sifat kubus:
3. Simetri lipat
Suatu bangun memiliki simetri lipat jika bangun tersebut dilipat pada suatu garis, maka dapat saling menutupi.
4. Pencerminan adalah suatu perubahan dalam geometri yang memetakan sembarang titik atau garis terhadap suatu garis
yang merupakan sumbu simetri.