Anda di halaman 1dari 11

RANGKUMAN MATERI MATEMATIKA KELAS 5

BAB I: Bilangan Bulat

Pada garis bilangan, bilangangan di sebelah kanan nol merupakan bilangan bulat positif, sedangkan bilangan di
sebelah kiri nol merupakan bilangan bulat negatif.’

Contoh:
7 dibaca positif tujuh atau tujuh
23 dibaca positif dua puluh tiga atau dua puluh tiga
-3 dibaca negatif tiga
-65 dibaca negatif enam puluh lima

Perkalian
Hasil perkalian antara dua bilangan negatif merupakan bilangan positif.
Contoh: -12 x -10 = 120

Hasil perkalian bilangan positif dengan bilangan negatif merupakan bilangan negatif.
Contoh:
5 x -7 = -35
-8 x 3 = -24

Hasil perkalian antara dua bilangan positif merupakan bilangan positif.


Contoh: 2 x 3 = 6

Pembagian
Hasil pembagian antara bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif hasilnya adalah bilangan positif.
Contoh:
-12 : -6 = 2

Hasil pembagian antara bilangan bulat positif dengan bilangan positif merupakan bilangan bulat positif.
Contoh: 8 : 4 = 2

Hasil pembagian antara bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif (atau sebaliknya) merupakan bilangan
negatif.
Contoh:
18 : -9 = -2
-15 : 5 = -3

Operasi Hitung Campuran

Perkalian dan pembagian didahulukan ketimbang penjumlahan dan pengurangan.


Contoh:
15 x 2 + 5 = 30 + 5 = 35
24 : 12 + 5 = 2 + 5 = 7

– Penjumlahan dan pengurangan dikerjakan urut dari depan.


Contoh: 10 + 5 – 9 = 6

– Operasi dalam kurung dikerjakan terlebih dahulu.


Contoh: (1 + 3) x 2 = 4 + 2 = 6

– Perkalian dan pembagian dikerjakan urut dari depan.


Contoh: 6 x 5 : 3 = 10
Sifat-sifat Operasi Hitung

1. Sifat Komutatif (Pertukaran)

a+b=b+a
axb=bxa

Contoh:
1+2=2+1
5x7=7x5

Sifat komutatif tidak berlaku pada pengurangan dan pembagian.

2. Sifat Asosiatif (Pengelompokan)


(a + b) + c = a + (b + c)
(a x b) x c = a x (b x c)

Contoh:
(2 + 1) + 3 = 2 + (1 + 3)
(4 x 3) x 2 = 4 x (3 x 2)

3. Sifat Distributif (Penyebaran)

a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
a x (b – c) = (a x b) – (a x c)

Contoh:
5 x (2 + 3) = (5 x 2) + (5 x 3)
5 x (4 – 2) = (5 x 4) – (5 x 2)

Membulatkan Bilangan

Contoh:
Bulatkan 67 ke puluhan terdekat dari 67!

Bilangan 70 merupakan puluhan terdekat dari 70.

Pembulatan ke puluhan terdekat


Jika angka satuan lebih dari atau sama dengan 5 dibulatkan menjadi 1 puluhan, jika satuan kurang dari 5 maka
dihilangkan.

Contoh:
37 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 40
32 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 30

Pembulatan ke ratusan terdekat

Contoh:
570 dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi 600
531 dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi 500

Pembulatan ke ribuan terdekat

Contoh:
3.125 dibulatkan ke ribuan terdekat menjadi 3.000
3.725 dibulatkan ke ribuan terdekat menjadi 4.000
Perpangkatan dan Akar Sederhana

5 x 5 dapat ditulis 3(pangkat 2) dibaca lima pangkat dua


2 x 2 x 2 dapat ditulis 2(pangkat 3) dibaca dua pangkat tiga
7 x 7 x 7 x 7 x 7 dapat ditulis 7(pangkat 5) dibaca tujuh pangkat lima

3(pangkat 2), 2, 7 merupakan bilangan berpangkat.

Bilangan kuadrat adalah hasil perkalian suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri.

Contoh: 1, 4, 9, 16, 25

9 merupakan bilangan kuadrat karena bisa dihasilkan dari 3 x 3.

Operasi hitung bilangan kuadrat

Contoh: 5(pangkat2) + 9(pangkat 2) = 25 + 81 = 106

Akar kuadrat

25 = 5(pangkat2) => akar 25 = 5


5 merupakan akar kuadrat dari 25

BAB 2: KPK dan FPB

Menentukan KPK
1. Menentukan faktorisasi prima bilangan-bilangan yang ingin dicari KPK-nya.
2. Mengalikan semua faktor prima bilangan tersebut. Apabila terdapat faktor prima yang sama, maka pilih faktor
prima yang memiliki pangkat terbesar.

Menentukan FPB
1. Menentukan faktorisasi prima dari bilangan-bilangan yang hendak dicari FPB-nya.
2. Mengalikan faktor-faktor prima yang sama dari bilangan-bilangan yang hendak dicari FPB-nya. Apabila ada
faktor yang sama yang memiliki pangkat berbeda, maka ambil faktor yang memiliki pangkat terkecil.

BAB 3: Waktu
Menuliskan jam, menit, dan detik

a. Jarum detik
Jarum detik merupakan jarum yang kecil dan panjang. Untuk bergerak dari satu angka ke angka berikutnya
diperlukan waktu 6 detik. Pada jam terdapat 12 anka. Jadi, jarum detik memerlukan waktu 60 detik untuk
melakukan satu putaran penuh.

b. Jarum menit
Jarum menit merupakan jarum yang panjang. Jarum menit memerlukan waktu 5 menit untuk untuk bergerak dari
satu angka ke angka selanjutnya. Jadi untuk melakukan satu putaran penuh, jarum menit memerlukan waktu 60
menit.

c. Jarum jam
Jarum jam merupakan jarum yang pendek. Untuk bergerak dari satu angka ke angka berikutnya, jarum jam
memerlukan waktu 1 jam. Jadi, jarum jam memerlkan waktu 12 jam untuk melakukan satu putaran penuh.
Operasi Hitung Satuan waktu

1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik

Contoh:
3 1/2 jam berapa menit?

3 1/2 jam = 3 jam + 1/2 jam = (3 x 60) + 1/2 x 60) = 180 + 30 = 210 menit

BAB 4: Sudut

BAB 5: Kecepatan
– Jarak adalah panjang lintasan yang dilalui. Satuan jarak sama dengan satuan panjang, diantaranya adalah meter
(m) dan kilometer (km).

– Kecepatan adalah jarak yang ditempuh dalam satuan waktu.

– Rumus kecepatan = jarak tempuh/waktu tempuh

Contoh:
Sebuah sepeda motor menempuh jarak 100 km dalam waktu 2 jam. Hitunglah kecepatan sepeda motor tersebut?

jarak tempuh = 100 km


waktu tempuh = 2 jam

kecepatan = jarak tempuh/waktu tempuh = 100/2 = 50 km/jam

Hubungan Antarsatuan Kecepatan


Misal: 60 km/jam = 1.000 m/menit

Bab 6: Luas Trapesium dan Layang-layang

Luas trapesium = 1/2 x tinggi x sisi atas + sisi alas)

Atau bisa dirumuskan sebagai berikut.


L = 1/2 x t x (a + b)

Luas layang-layang = 1/2 x diagonal 1 x diagonal 2

L = 1/2 x d1 x d2

BAB 7: Volume Kubus dan Balok

Volume kubus = rusuk x rusuk x rusuk

Jika rusuk kubus dinyatakan dengan s, maka volume kubus dapat dinyatakan sebagai berikut.

V=sxsxs

Volume balok = panjang x lebar x tinggi


atau
V=pxlxt
BAB 8: Pecahan

– Persen artinya per seratus, dilambangkan dengan %. Misal, 30% sama dengan 30/100.

– Mengubah pecahan biasa ke bentuk persen berarti mengubah pecahan tersebut menjadi pecahan dengan
penyebut 100.
Contoh: 2/10 = …%

Pada pecahan tersebut, penyebutnya adalah 10. Supaya menjadi 10, maka penyebut harus dikalikan 10. Jika
penyebutnya dikalikan 10, maka pembilangnya juga harus dikalikan 10 supaya nilainya sama.

2/10 = 20/100 = 20%

– Mengubah persen ke pecahan biasa


Contoh: 50% = 50/100 = 1/2

– Mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal


Contoh: 3/5 = 0,6

– Mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa

Contoh:
0,25 = 25/100 = 1/4

BAB 8: Pengerjaan Hitung Pecahan

– Perbandingan selalu dalam bentuk pecahan yang paling sederhana.

Contoh:
Dalam satu keranjang ada 10 buah jeruk dan 20 buah mangga.
Perbandingan jumlah buah jeruk dan buah mangga adalah 1 : 2

– Rumus skala = jarak pada peta / jarak sebenarnya

BAB 10: Bangun datar dan Bangun Ruang

1. Bangun Datar

Sifat-sifat persegi
– Memiliki 4 sisi yang sama panjang.
– Memiliki 4 sudut yang sama besar.

Sifat-sifat persegi panjang


– Memiliki 4 sisi, dua sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
– Memiliki 4 sudut siku-siku.

Sifat-sifat segitiga
– Mempunyai 3 sisi.
– Mempunyai 3 sudut.

Sifat-sifat trapesium
– Mempunyai 4 sisi.
– Mempunyai sepasang sisi sejajar.
– Mempunyai 4 sudut.
Sifat-sifat jajar genjang
– Mempunyai 4 sisi.
– Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
– Kedua sudut byang berhadapan sama besar.

Sifat-sifat belah ketupat


– Memiliki 4 sisi sama panjang.
– Memiliki dua pasang sisi sejajar.
– Sudut yang berhadapan sama besar.
– Kedua diagonalnya berpotongan tegak lurus.

Layang-layang
– Memiliki 4 sisi.
– Memiliki 2 pasang sisi yang sama panjang.
– Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus.

Sifat-sifat lingkaran
– Memiliki 1 sisi.
– Memiliki sumbu simetri yang tidak terhingga.

2. Bangun Ruang

Sifat-sifat balok: memiliki 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut.

Sifat-sifat kubus
– Mempunyai 6 sisi yang sama dan sebangun.
– Mempunyai 8 titik sudut.
– Mempunyai 12 rusuk yang sama panjang.

Sifat-sifat prisma segitiga


– Memiliki 5 sisi berupa 3 sisi tegak, 1 sisi alas, dan 1 sisi atas.
– Memiliki 6 titik sudut.
– Memiliki 9 rusuk.

Sifat-sifat tabung
– Mempunyai 3 sisi berupa sisi alas, sisi atas, dan selimut tabung.
– Tidak mempunyai titik sudut.
– Mempunyai 2 rusuk.

Sifat-sifat limas segitiga


– Mempunyai 4 sisi berbentuk segitiga.
– Mempunyai 4 titik sudut.
– Mempunyai 6 rusuk.

Sifat-sifat limas segi empat


– Mempunyai 4 sisi berbentuk segitiga dan 1 sisi berbentuk segi empat.
– Mempunyai 8 rusuk.
– Mempunyai 5 titik sudut.

Sifat-sifat Kerucut
– Mempunyai 2 sisi yang berupa sisi alas dan selimut kerucut.
– Mempunyai alas berbentuk lingkaran.
– Mempunyai 1 rusuk.

BAB 11: Kesebangunan dan Simetri

– Dua bangun dapat dikatakan sebangun apabila kedua bangun tersebut sejenis dan sisi-sisi yang bersesuaian
memiliki perbandingan yang sama.

– Ada dua macam simetri, antara lain simetri putar dan simetri lipat.
Rangkuman Materi Matematika Kelas 5 SD

Bab 1 Bilangan Bulat

1. Penggunaan sifat-sifat operasi hitung.


a. Penggunaan sifat komutatif (sifat pertukaran).
b. Penggunaan sifat asosiatif (sifat pengelompokan).
c. Penggunaan sifat distributif (sifat penyebaran).

2. Urutan pengerjaan operasi hitung campuran


a. Kerjakan terlebih dahulu operasi dalam tanda kurung.
b. Perkalian dan pembagian dikerjakan dahulu daripada penjumlahan dan pengurangan.
c. Penjumlahan dan pengurangan dikerjakan secara urut dari sebelah kiri.
d. Perkalian dan pembagian dikerjakan secara urut dari sebelah kiri.

3. Bilangan prima adalah bilangan yang hanya memiliki dua fakor, yaitu 1 dan bilangan itu sendiri
4. Faktor prima adalah faktor-faktor suatu bilangan yang berupa bilangan prima.
5. KPK dari beberapa bilangan merupakan kelipatan bersama terkecil dari bilangan-bilangan tersebut
6. FPB dari beberapa bilangan merupakan faktor bersama yang terbesar dari bilangan-bilangan tersebut.

Bab 2 Pangkat dan Akar Bilangan Bulat


1. Bilangan kuadrat merupakan perkalian suatu bilangan dengan bilangan yang sama sebanyak dua kali.
Bentuk 22 dibaca dua pangkat dua atau dua kuadrat.
2. Pengakaran adalah kebalikan dari perpangkatan.
3. Pengerjaan operasi hitung yang melibatkan pangkat dan akar.
a. Kerjakan operasi dalam tanda kurung.
b. Kerjakan operasi pangkat dan akar pangkat.
c. Kerjakan operasi perkalian dan pembagian.
d. Kerjakan operasi penjumlahan dan pengurangan

Bab 3 Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak, dan Kecepatan


1. Notasi waktu 24 jam
a. 00.00 – 12.00 menunjukkan waktu dini hari sampai siang hari.
b. 12.00 – 24.00 menunjukkan waktu siang sampai malam hari.
2. Pada operasi hitung satuan waktu, harus mengetahui hubungan:
a. 1 milenium = 10 abad = 100 dasawarsa = 1.000 tahun
b. 1 abad = 10 dasawarsa = 100 tahun
c. 1 dasawarsa = 10 tahun
d. 1 windu = 8 tahun
e. 1 lustrum = 5 tahun
f. 1 tahun = 12 bulan = 52 minggu = 365 hari
g. 1 bulan = 4 minggu = 30 hari
h. 1 minggu = 7 hari
i. 1 jam = 60 menit = 3.600 detik
j. 1 menit = 60 detik
3. Pengukuran sudut dilakukan dengan busur derajat.
a. Besar sudut satu putaran penuh adalah 360
b. Satu putaran pada jarum jam adalah 12 jam.

4. Hubungan jarak dan kecepatan dirumuskan.


Bab 4 Trapesium dan Layang-Layang
1. Berikut jenis-jenis trapesium.
a. Trapesium sama kaki memiliki sepasang sisi sama panjang.
b. Trapesium siku-siku memiliki sudut siku-siku.
c. Trapesium sembarang memiliki sisi tidak sama panjang dan sudutnya tidak siku-siku.

2. Bagian-bagian trapesium.
a. Trapesium terdiri atas empat sisi. Dua sisi alas sejajar.
b. Trapesium memiliki tinggi.

3. Luas trapesium dirumuskan:


L = ½ x (jumlah dua sisi yang sejajar) x t
L = ½ x (a + b) x t

4. Layang-layang merupakan segi empat yang dua pasang sisi berdekatan samapanjang.
5. Layang-layang terdiri atas empat sisi dan dua diagonal.

6. Luas layang-layang dirumuskan:

L=

Bab 5 Kubus dan Balok


1. Kubus adalah bangun ruang yang semua sisinya sama panjang.
2. Berikut bagian-bagian kubus.
a. Titik sudut kubus ada 8 buah.
b. Rusuk kubus ada 12 buah.
c. Sisi kubus ada 6 buah

3. Volum kubus dirumuskan


V = s x s x s

4. Balok adalah bangun ruang yang dua sisi berhadapan sama panjang.
5. Berikut bagian-bagian balok.
a. Titik sudut balok ada 8 buah
b. Rusuk balok ada 12 buah.
c. Sisi balok ada 6 buah

6. Volum balok dirumuskan


V = p x l x t

Bab 6 Pecahan
1. Bentuk persen ditulis ”%”. Bentuk persen adalah bentuk perseratus.
2. Mengubah pecahan ke bentuk persen adalah mengalikan pecahan dengan 100%.

3. Mengubah persen ke pecahan dilakukan dengan mengganti bentuk a % dengan .


4. Mengubah pecahan ke desimal, yaitu dengan membagi pembilang dengan penyebut.
5. Mengubah desimal ke pecahan, yaitu dengan disederhanakan.

6. a. Penjumlahan pecahan:

b. Pengurangan pecahan:
c. Penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan penyebut berbeda dilakukan dengan menyamakan
penyebutnya.
d. Penjumlahan dan pengurangan bilangan campuran, yaitu dengan mengubahnya menjadi pecahan.
e. Penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal , yaitu dengan menyamakan angka di belakang koma.

7. a. Perkalian pecahan:

8. b. Pembagian pecahan:

9. Skala merupakan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya.

Bab 7 Bangun Datar dan Bangun Ruang


1. Sifat-sifat persegi panjang.
a. Panjang sisi yang berhadapan sama
AB = DC dan BC = AD
b. Keempat titik sudutnya sama besar, yaitu 90°
–A = –B = –C = –D
c. Persegi panjang mempunyai 2 buah diagonal yang berpotongan di satu titik
(O). Titik O membagi dua diagonal yang sama.
AO = OC dan BO = OD
d. Persegi panjang mempunyai 2 sumbu simetri, 2 simetri lipat, dan 2 simetri putar.

2. Sifat-sifat persegi.
a. Panjang semua sisinya sama
AB = BC = CD = AD
b. Keempat titik sudutnya sama besar, yaitu 90°
∠A = ∠B = ∠C = ∠D
c. Diagonal persegi membagi sudut-sudutnya menjadi 2 sama besar.
d. Persegi mempunyai 4 sumbu simetri.

3. Jenis-jenis segitiga.
a. Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang. Sisi-sisi yang sama panjang
adalah AB = BC = AC.
b. Segitiga sama kaki adalah segitiga yang dua sisinya sama panjang. Sisi-sisi yang sama panjang
adalah RP = RQ.
c. Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya berbeda.
d. Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya kurang dari 90°.
e. Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya 90°.
f. Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya lebih dari 90°.

4. Sifat-sifat jajargenjang.
a. Panjang sisi yang sejajar
AB = DC dan BC = AD
b. Sudut yang berhadapan sama besar
∠A = ∠C dan ∠B = ∠D
c. Mempunyai dua diagonal yang berpotongan di satu titik. Diagonal tersebut saling membagi dua
sama panjang. AP = PC dan BP = PD.
d. Mempunyai dua simetri putar dan tidak memiliki simetri lipat.
5. Sifat-sifat belah ketupat.
a. Panjang semua sisi sama
AB = BC = CD = AD
b. Sudut yang berhadapan sama besar
∠A = ∠C = ∠B = ∠D
c. Belah ketupat mempunyai dua sumbu simetri.
d. Diagonalnya merupakan sumbu simetri. Diagonal tersebut saling membagi dua sama panjang dan
saling tegak lurus.

6. Sifat-sifat layang-layang.
a. Panjang sisi yang berdekatan sama
AB = CB dan AD = DC
b. Memiliki sepasang sudut yang sama besar
∠A = ∠C dan ∠B = ∠D

7. Sifat-sifat trapesium
a. Memiliki sepasang sisi yang sejajar. Sisi AB sejajar dengan CD.
b. Memiliki empat buah sudut.

8. Sifat-sifat kubus adalah sebagai berikut.


a. Semua rusuk kubus sama panjang
AB = BC = CD = AD = AE = BF = CG = DH = EF = FG = GH = EH
b. Semua titik sudut kubus sama besar
∠A = ∠B = ∠C = ∠D = ∠E = ∠F = ∠G = ∠H = 90°
c. Semua sisi kubus berbentuk persegi yang sama
ABCD = EFGH = ADHE = BCGF = ABFE = DCGH

9. Sifat-sifat balok adalah sebagai berikut.


a. Rusuk-rusuk balok yang berhadapan sama panjang.
AB = DC = EF = HG
BC = AD = FG = EH
AE = BF = CG = DH
b. Semua titik sudut balok sama besar
∠A = ∠B = ∠C = ∠D = ∠E = ∠F = ∠G = ∠H = 90°
c. Sisi balok yang berhadapan sama dan berbentuk persegi panjang
ABCD = EFGH
ADHE = BCGF
ABEF = DCGH

10. Sifat-sifat prisma segi empat adalah sebagai berikut.


a. Rusuk-rusuk prisma segi empat yang berhadapan sama panjang.
AB = DC = EF = HG
BC = AD = FG = EH
AE = BF = CG = DH
b. Semua titik sudut prisma segi empat sama besar.
∠A = ∠B = ∠C = ∠D = ∠E = ∠F = ∠G = ∠H = 90°
c. Sisi prisma segi empat yang berhadapan sama.
ABCD = EFGH
ADHE = BCGF
ABFE = DCGH
11. Sifat-sifat prisma segitiga adalah memiliki sisi berhadapan yang sama, yaitu
ABC = DEF dan BEFC = ADFC. Prisma memiliki 9 rusuk, 6 sudut, dan 5 sisi.

12. Sifat-sifat limas segi empat adalah sebagai berikut.


a. Sisi alas limas segi empat berbentuk segi empat (ABCD).
b. Sisi tegak limas segi empat berbentuk segitiga sama kaki (DABT, DBCT, DCDT,
DADT).
c. Limas memiliki 8 buah rusuk, 5 sudut, dan 5 sisi.

13. Benda dikatakan sebangun, jika:


a. memiliki sudut seletak sama besar, dan
b. perbandingan sisi seletaknya sama

14. Bangun dikatakan simetris apabila dilipat atau diputar sisi dan sudut-sudutnya saling berimpit.

15. Untuk menentukan bangun itu simetri atau tidak yang dilakukan adalah
a. menentukan sumbu simetri,
b. melipat bangun, dan
c. memutar bangun.

16. Simetri lipat tidak bisa lepas dengan sumbu simetri. Sumbu simetri adalah garis di tengah-tengah bangun
yang apabila dilipat saling berimpit.

17. Simetri putar adalah keadaan bangun datar apabila:


a. diputar sisi-sisi dan sudutnya saling berimpit, dan
b. dapat menempati bingkainya kembali.

Anda mungkin juga menyukai