Anda di halaman 1dari 32

1.

Sifat Komutatif

a. Sifat komutatif penjumlahan


a+b=b+a
Contoh:
2+3=5
3+2=5

b. Sifat komutatif perkalian


axb=bxa
Contoh:
3 x 5 = 15
5 x 3 = 15

2. Sifat Asosiatif

a. Sifat asosiatif penjumlahan


a + (b + c) = (a + b) + c
Contoh:
2 + (3 + 4) = 9
(2 + 3) + 4 = 9

b. Sifat asosiatif perkalian


a x ( b x c) = (a x b) x c
Contoh:
2 x (3 x 5) = 30
(2 x 3) x 5 = 30

3. Sifat Distributif

a. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan


a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
Contoh:
2 x (3 + 4) = (2 x 3) + (2 x 4) = 6 + 8 = 14

b. Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan


a x (b – c) = (a x b) – (a x c)
Contoh:
2 x (4 – 3) = (2 x 4) – (2 x 3) = 8 – 6 = 2

Rumus Pembulatan Bilangan

1. Cara Membulatkan Ke Satuan Terdekat

Angka di belakang koma kurang dari 0,5 maka dibulatkan


menjadi nol
Contoh:
23,4 dibulatkan menjadi 23
12,3 dibulatkan menjadi 12

Angka di belakang koma lebih dari 0,5 atau sama dengan 0,5
maka dibulatkan menjadi 1
Contoh:
12,5 dibulatkan menjadi 13
33,8 dibulatkan menjadi 34

2. Cara Membulatkan Ke Puluhan Terdekat

Angka satuan kurang dari 5 dibulatkan menjadi 0


Contoh:
33 dibulatkan menjadi 30
121 dibulatkan menjadi 120

Angka satuan yang lebih dari atau sama dengan 5 dibulatkan


ke atas menjadi 1 angka puluhan
Contoh:
58 dibulatkan menjadi 60
139 dibulatkan menjadi 140

3. Cara Membulatkan Ke Ratusan Terdekat

Angka puluhan yang kurang dari 5 dibulatkan menjadi nol


Contoh:
539 dibulatkan menjadi 500
1547 dibulatkan menjadi 1500

Angka puluhan yang lebih dari atau sama dengan 5


dibulatkan menjadi 1 angka ratusan
Contoh:
367 dibulatkan menjadi 400
1898 dibulatkan menjadi 1900

4. Cara Membulatkan Ke Ribuan Terdekat

Angka ratusan yang kuran dari 5 dibulatkan menjadi nol


Contoh:
5.300 dibulatkan menjadi 5.000
42.400 dibulatkan menjadi 42.000

Angka ratusan yang lebih dari atau sama dengan 5 dibulatkan


menjadi 1 angka ribuan
Contoh:
2.600 dibulatkan menjadi 3.000
30.700 dibulatkan menjadi 31.000

Rumus Matematika KPK dan FPB Kelas 5


KPK adalah singkatan dari Kelipatan Persekutuan Kecil dan
FPB adalah singkatan dari Faktor Persekutuan Besar. Untuk
menentukan KPK dan FPB antar dua bilangan dapat
menggunakan beberapa cara, diantaranya yaitu metode
kelipatan, faktorisasi prima/pohon faktor dan metode tabel.

1. Metode Kelipatan

Contoh:
a. Mencari KPK dari 4 dan 5
Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, …
Kelipatan 5 = 5, 10, 15, 20, …
Kelipatan yang sama dari dua bilangan: 20
KPK dari 4 dan 5 adalah 20

b. Mencari FPB dari 8 dan 12


Faktor dari 8 = 1, 2, 4, 8
Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6, 12
Faktor persekutuan dari 8 dan 12 = 1, 2, 4
FPB dari 8 dan 12 adalah 4

2. Faktorisasi Prima/Pohon Faktor

Contoh:
Mencari KPK dan FPB dari 12 dan 20
Faktorisasi prima dari 12 = 2 x 2 x 3 = 2² x 3
Faktorisasi prima dari 20 = 2 x 2 x 5 = 2² x 5
KPK dari 12 dan 20 = 2² x 3 x 5 = 60
FPB dari 12 dan 20 = 2² = 4

3. Menggunakan Metode Tabel


Contoh:
Mencari KPK dan FPB dari 12 dan 36

: 12 36

2 6 18

2 3 9

3 1 3

KPK dari 12 dan 36 = 2 x 2 x 3 x 1 x 3 = 36


FPB dari 12 dan 36 = 2 x 2 x 3 = 12

Rumus Matematika kelas 5 Operasi Hitung Campuran

Operasi hitung campuran bilangan bulat adalah perhitungan


yang di dalamnya melibatkan gabungan berbagai jenis
operasi hitung (penambahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian). Aturan untuk melakukan operasi hitung
campuran pada bilangan bulat adalah sebagai berikut:

 Penjumlahan dan pengurangan adalah setara, maka


dikerjakan mulai dari kiri
 Pembagian dan perkalian adalah setara, maka dikerjakan

dimulai dari kiri


 Perkalian dan pembagian lebih tinggi tingkatnnya

daripada penjumlahan dan pengurangan, sehingga


dikerjakan terlebih dahulu
Contoh:
100 – 50 + 60 = 50 + 60 = 110
40 : 2 x 10 = 8 x 10 = 80
100 + 50 : 10 – 5 = 100 + (50 : 10) – 5 = 100 + 5 – 5 = 105 – 5
= 100
5 x 4 + 25 : 5 = (5 x 4) + (25 : 5) = 20 + 5 = 25
Baca Juga :  Ciri-Ciri Kerucut Dan Rumusnya

Rumus Perpangkatan Dan Akar

1. Perpangkatan

Perpangkatan adalah perkalian bilangan yang sama dengan


bilangan itu sendiri sebanyak jumlah pangkatnya

Contoh:
2² = 2 x 2 = 4
4² = 4 x 4 = 16
5² = 5 x 5 = 25

2. Akar

Akar adalah hasil dari suatu perpangkatan

Contoh:
√25 = 5
√16 = 6
√9 = 3

Rumus Matematika Kelas 5 Pengukuran

1. Mengukur Waktu

Untuk mengukur waktu, terdapat dua cara pengukuran, yaitu


menggunakan notasi 12 jam dan dengan menggunakan
notasi 24 jam.
Contoh:
Jam 9 malam jika diukur menggunakan notasi 12 jam, maka
dibaca jam 9 malam
Jam 9 malam jika diukur menggunakan notasi 24 jam, maka
menjadi jam 21 malam

2. Operasi Hitung Waktu

1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik
1 jam = 60 x 60 = 3.600 detik

Contoh:
2 jam = 2 x 60 = 120 menit
5 menit = 5 x 60 = 300 detik
120 detik = 120 : 60 = 2 menit
5.400 detik = 5.400 : 60 : 60 = 1,5 jam

3. Mengukur Sudut

Pengukuran sudut dapat dilakukan dengan menggunakan


busur derajat

 Sudut lancip adalah sudut yang kurang dari 90º


 Sudut tumpul adalah sudut yang lebih dari 90 derajat

dan kurang dari 180º


 Sudut siku-siku adalah sudut yang besarnya 90º

 Sudut lurus adalah sudut yang besarnya 180º

 Sudut refleks adalah sudut yang lebih dari 180º dan

kurang dari 360º


4. Rumus Matematika Kelas 5 Jarak dan Kecepatan
Rumus untuk menentukan kecepatan, jarak dan waktu adalah
sebagai berikut:
Kecepatan = jarak : waktu
Waktu = jarak : kecepatan
Jarak = kecepatan x jarak

Contoh:
Jarak = 100 km
Waktu = 2 jam
Kecepatan = 100 : 2 = 50 km/jam

Rumus Luas Bangun Datar Kelas 5

Bangun datar matematika yang dipelajari di kelas 5 SD adalah


bangun datar trapesium dan layang-layang.

1. Rumus Luas Trapesium

Trapesium adalah bangun datar segi empat segiempat yang


memiliki sepasang sisi sejajar, tetapi tidak sama panjang,
sedangkan sepasang sisi lainnya tidak sejajar. Rumus untuk
menghitung luas trapesium adalah:

Luas Trapesium (L) = 1/2 x jumlah sisi sejajar x tinggi

Contoh:
Trapesium memiliki ukuran sisi sejajar 6 cm dan 8 cm, serta
tinggi 5 cm, berapa luas trapesium?
L = 1/2 x jumlah sisi sejajar x tinggi
L = 1/2 x (6 + 8) x 5
L = 1/2 x 14 x 5
L = 35 cm²
2. Rumus Luas Layang-layang

Layang-layang adalah bangun datar segiempat yang memiliki


dua pasang sisi sama panjang dan memiliki dua garis
diagonal yang berpotongan tegak lurus. Rumus untuk
menghitung luas layang-layang adalah:

Luas Layang-layang (L) = 1/2 x diagonal 1 x diagonal 2

Contoh:
Sebuah layang-layang memiliki ukuran diagonal 10 cm dan
20 cm. Berapa luas layang-layang?
L = 1/2 x diagonal 1 x diagonal 2
L = 1/2 x 10 x 20
L = 1/2 x 200
L = 100 cm²

Rumus Matematika Kelas 5 Kubus Dan Balok

1. Rumus Menghitung Volume Kubus

Berikut merupakan rumus matematika yang digunakan untuk


menghitung volume kubus:

Rumus volume kubus = s x s x s

Keterangan:
s = sisi kubus

Contoh:
Sebuah kubus memiliki ukuran sisi 5 cm. Berapa volume
kubus tersebut?
V=sxsxs
V=5x5x5
V = 125 cm³

2. Rumus Menghitung Volume Balok

Berikut merupakan rumus matematika yang digunakan untuk


menghitung volume balok:

Rumus volume balok = p x l x t

Keterangan:
p = panjang balok
l = lebar balok
t = tinggi balok

Contoh:
Sebuah balok memiliki ukuran panjang 8 cm, lebar 6 cm dan
tinggi 5 cm. Berapa volume balok tersebut?
V=pxlxt
V=8x6x5
V = 120 cm³

3. Satuan Volume

1 km³ = 1.000.000 dam³ = 1.000.000.000 m³


1 m³ = 1.000 dm³ = 1.000.000 cm³
1 liter = 1 dm³
1 mililiter = 1 cm³ = 1 cc

Rumus Matematika Kelas 5 Semester 2


Rumus Matematika Kelas 5 Pecahan
1. Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Persen

Untuk mengubah pecahan ke bentuk persen dapat dilakukan


dengan mengubah penyebut pecahan ke bentuk 100

Contoh:
1/4 = 25/100 = 25%
1/2 = 50/100 = 50%
3/4 = 75/100 = 75%

2. Mengubah Bentuk Persen ke Pecahan Biasa

Untuk mengubah bentuk persen ke pecahan dapat dilakukan


dengan menambahkan penyebut 100 pada bilangan persen

Contoh:
50% = 50/100 = 1/2
20% = 20/100 = 1/5
10% = 10/100 = 1/10

3. Mengubah Desimal menjadi Pecahan Biasa

Untuk mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa dapat


dilakaukan dengan melihat tanda koma pada desimal:

 Jika satu angka dibelakang koma maka diubah menjadi


pecahan persepuluh
 Jika dua angka dibelakang koma maka diubah menjadi
pecahan perseratus
 Jika tiga angka dibelakang koma maka diubah menjadi
pecahan perseribu, dan seterusnya
Contoh:
0,5 = 5/10 = 1/2
0,25 = 25/100 = 1/4
0,125 = 125/1000 = 1/8

4. Mengubah Pecahan Biasa menjadi Desimal

Untuk mengubah pecahan biasa ke desimal dapat dilakaukan


dengan mengubah penyebut pecahan menjadi 10, 100, 1000,
dan seterusnya.

Contoh:
1/5 = 2/10 = 0,2
1/25 = 4/100 = 0,04
1/8 = 125/1000 = 0,125

Rumus Operasi Hitung Pecahan

1. Rumus Matematika Kelas 5 Penjumlahan Pecahan

Baca Juga :  1 Abad Berapa Tahun, Dekade, Windu, Lustrum,


Milenium?

a. Penjumlahan pecahan berpenyebut sama

a/b + c/b = (a + c)/b

Contoh:
1/4 + 2/4 = (1 + 2)/4 = 3/4
2/6 + 3/6 = (2 + 3)/6 = 5/6

b. Penjumlahan pecahan beda penyebut


a/b + c/d = (a x d) + (b x c)/(b x d)

Contoh:
1/2 + 1/3 = (1 x 3) + (2 x 1)/(2 x 3) = (3 + 2)/ 6 = 5/6
2/3 + 1/5 = (2 x 5) + (3 x 1)/(3 x 5) = (10 + 3)/ 15 = 13/15

2. Rumus Pengurangan Pecahan

a. Pengurangan pecahan berpenyebut sama

a/b – c/b = (a – c)/b

Contoh:
3/4 – 2/4 = (3 – 2)/4 = 1/4
5/6 – 3/6 = (5 – 3)/6 = 2/6 = 1/3

b. Pengurangan pecahan beda penyebut

a/b – c/d = (a x d) – (b x c)/(b x d)

Contoh:
1/2 – 1/3 = (1 x 3) – (2 x 1)/(2 x 3) = (3 – 2)/ 6 = 1/6
2/3 – 1/5 = (2 x 5) – (3 x 1)/(3 x 5) = (10 – 3)/ 15 = 7/15

3. Rumus Perkalian Pecahan

a/b x c/d = (a x c)/(b x d)

Contoh:
1/2 x 1/3 = (1 x 1)/(2 x 3) = 1/6
3/4 x 2/5 = (3 x 2)/(4 x 5) = 6/20 = 3/10

4. Rumus Pembagian Pecahan

a/b : c/d = a/b x d/c


Contoh:
1/8 : 1/4 = 1/8 x 4/1 = (1 x 4)/(8 x 1) = 4/8 = 1/2
1/2 : 1/4 = 1/2 x 4/1 = (1 x 4)/(2 x 1) = 4/2 = 2

Rumus Matematika Kelas 5 Perbandingan Dan Skala

1. Perbandingan

Perbandingan dapat dilakukan melalui pembagian. Misalnya 2


: 5, maka artinya 2/5

a. Rumus perbandingan senilai


a1/b1 = a2/b2

b. Rumus perbandingan berbalik nilai


a1/b2 = a2/b1

2. Rumus Skala

Skala = jarak pada peta : jarak sebenarnya


Jarak pada peta = jarak sebenarnya x skala
Jarak sebenarnya = jarak pada peta : skala

Sifat-Sifat Bangun Datar Dan Bangun Ruang

1. Sifat-Sifat Bangun Datar

Sifat-sifat persegi:

 Memiliki 4 sisi sama panjang


 Memiliki 4 titik sudut
 Memiliki 4 sudut siku-siku
 Memiliki 2 diagonal sama panjang
Sifat-sifat persegi panjang:

 Memiliki 4 buah sisi


 Memiliki 2 pasang sisi sama panjang

 Memiliki 4 titik sudut

 Memiliki 4 sudut siku-siku

 Mempunyai 2 diagonal sama panjang

Sifat-sifat segitiga sama kaki:

 Memiliki 3 buah sisi


 Memiliki 3 titik sudut

 Memiliki 2 sisi sama panjang

 Memiliki 2 sudut sama besar

Sifat-sifat segitiga sama sisi:

 Memiliki 3 buah sisi sama panjang


 Memiliki 3 titik sudut

 Memiliki 3 sudut sama besar (60º)

Sifat-sifat segitiga siku-siku:

 Memiliki 3 buah sisi


 Memiliki 3 titik sudut

 Memiliki 1 buah sudut siku-siku 45º

Sifat-sifat segitiga lancip:

 Memiliki 3 buah sisi


 Memiliki 3 titik sudut

 Memiliki 3 sudut yang besarnya kurang dari 90º

Sifat-sifat segitiga tumpul:

 Memiliki 3 buah sisi


 Memiliki 3 titik sudut
 Memiliki 1 sudut yang besarnnya lebih dari 90º
Sifat-sifat segitiga sembarang:

 Memiliki 3 buah sisi yang panjang berbeda


 Memiliki 3 titik sudut yang besarnya berbeda

 Jumlah ketiga sudutnya 180º

Sifat-sifat jajar genjang:

 Memiliki 4 buah sisi


 Memiliki 4 titik sudut

 Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang

 Sudut-sudut yang berhadapan sama besar

 Memiiki 2 diagonal yang saling membagi dua sama

panjang
Sifat-sifat trapesium sama kaki:

 Memiliki 4 buah sisi


 Memiliki 4 titik sudut

 Memiliki sepasang sisi sejajar yang beda panjang

 Memiliki 2 sisi yang sama panjang

 Memiliki 2 pasang sudut yang besarnya sama

Sifat-sifat trapesium siku-siku:

 Memiliki 4 buah sisi


 Memiliki 4 titik sudut

 Memiliki sepasang sisi sejajar yang beda panjang

 Memiliki 2 sudut siku-siku

Sifat-sifat trapesium sembarang:

 Memiliki 4 buah sisi yang panjang berbeda


 Memiliki 4 titik sudut
 Memiliki sepasang sisi sejajar yang beda panjang
Sifat-sifat layang-layang:

 Memiliki 4 buah sisi


 Memiliki 4 titik sudut

 Memiliki 2 pasang sisi sama panjang

 Memiliki sepasang sudut sama besar

 Memiliki 2 diagonal berpotongan tegak lurus

Sifat-sifat belah ketupat:

 Memiliki 4 buah sisi sama panjang


 Memiliki 4 titik sudut

 Memiliki 2 pasang sudut sama besar

 Memiliki 2 diagonal berpotongan tegak lurus

Sifat-sifat lingkaran:

 Memiliki 1 buah sisi


 Tidak memiliki titik sudut

 Memiliki 1 titik pusat

 Memiliki jari-jari

 Memiliki diameter

2. Sifat-Sifat Bangun Ruang

Sifat-sifat kubus:

 Memiliki 6 sisi berbentuk persegi


 Memiliki 12 rusuk sama panjang

 Memiliki 8 titik sudut

Sifat-sifat balok:

 Memiliki 6 sisi berbentuk persegi dan persegi panjang


 Memiliki 12 rusuk, terdiri dari 4 rusuk panjang, 4 rusuk
lebar, 4 rusuk tinggi
 Memiliki 8 titik sudut
Sifat-sifat prisma tegak segitiga:

 Memilik 5 buah sisi


 Memiliki 9 buah rusuk

 Memiliki 6 buah titik sudut

 Sisi alas dan atap berbentuk segitiga

Sifat-sifat prisma tegak segiempat:

 Memilik 6 buah sisi


 Memiliki 12 buah rusuk

 Memiliki 8 buah titik sudut

 Sisi alas dan atap berbentuk segiempat

Sifat-sifat limas segitiga:

 Memiliki 4 buah sisi


 Memiliki 6 buah rusuk

 Memiliki 4 buat titik sudut

 Sisi alas berbentuk segitiga

Sifat-sifat limas segiempat:

 Memiliki 5 buah sisi


 Memiliki 8 buah rusuk

 Memiliki 5 buat titik sudut

 Sisi alas berbentuk segiempat

Sifat-sifat kerucut:

 Memiliki 2 buah sisi


 Memiliki 1 buah rusuk

 Memiliki 1 buah titik sudut

 Sisi alas berbentuk lingkaran

Sifat-sifat tabung:
 Memiliki 3 buah sisi
 Memiliki 2 buah rusuk

 Tidak memiliki titik sudut

 Sisi alas dan atas berbentuk lingkaran

Sifat-sifat bola:

 Memiliki 1 buah sisi


 Tidak memiliki rusuk

 Tidak memiliki titik sudut

 Memiliki titik pusat

3. Simetri Lipat dan Simetri Putar

Berikut merupakan daftar simetri lipat dan simetri putar


bangun datar:

Nama Bangun Simetri Lipat Simetri Puta

Persegi 4 4

Persegi Panjang 2 2

Segitiga Sama Kaki 1 –

Segitiga Sama Sisi 3 3

Jajar Genjang – 2

Trapesium Sama Kaki 1 –

Layang-layang 1 –

Belah Ketupat 2 2

Lingkaran tak terhingga tak terhingga

Elips 2 2

Segi Lima Beraturan 5 5

Segi Enam Beraturan 6 6


Sgi Delapan Beraturan 8 8
Kumpulan Rumus Matematika SD Kelas 5
Bilangan Bulat
Bilangan bulat merupakan bilangan yang terdiri dari
bilangan positif, nol, dan negatif. Berikut adalah
rumus-rumus untuk menghtung bilangan bulat:
Penjumlahan

1) Bilangan positif dijumlahkan dengan bilangan


positif menghasilkan
 bilangan positif.
 Contoh: 6 + 7 = 13
adversitemens

2) Bilangan positif dijumlahkan dengan bilangan


negatif yang lebih rendah  
 angkanya akan menghasilkan bilangan yang positif.
 Contoh: 5 + -4 = 1
3) Bilangan positif dijumlahkan dengan bilangan
negatif yang angkanya  
 lebih besar akan menghasilkan bilangan negatif.
 Contoh: 7 + -8 = -1
Pengurangan
1) Bilangan positif dikurangi bilangan positif yang
memiliki angka lebih kecil
 akan menghasilkan bilangan positif.
 Contoh: 10-8 = 2
 2) Bilangan positif dikurangi dengan bilangan positif
yang angkanya lebih
 besar akan menghasilkan bilangan negatif.
 Contoh: 3-7 = -4
 3) Bilangan negatif dikurangi dengan bilangan
negatif akan menghasilkan
 bilangan negatif.
 Contoh: -6 – (-9) = -15
Perkalian
1) Bilangan positif dikalikan dengan bilangan positif
akan menghasilkan
 bilangan positif.
 Contoh: 12 x 12 = 144
 2) Bilangan positif yang dikalikan dengan bilangan
negatif akan
   menghasilkan bilangan negatif.
  Contoh: 8 x -9 = 73
 3) Bilangan negatif dikalikan dengan bilangan negatif
akan menghasilkan bilangan negatif.
     Contoh: -3 x -3 = 9
Pembagian
1) Bilangan positif dibagi bilangan positif akan
menghasilkan bilangan
 positif.
 Contoh: 6 : 6 = 1
2) Bilangan positif dibagi bilangan negatif akan
menghasilkan bilangan
         negatif.
 Contoh: 12 : -4 = -3
3) Bilangan negatif dibagi bilangan negatif maka
hasilnya bilangan positif.
         Contoh: -21 : -3 = -7
4) Bilangan negatif dibagi bilangan positif maka
hasilnya bilangan negatif.
 Contoh: -36 : 6 : -6
Operasi hitung berjajar
1) jika ada operasi hitung berjajar (+) dan (-) maka
operasi itu adalah
   pengurangan.
   Contoh: 6 + (-4) = 2
 2) Jika ada operasi hitung berjajar (-) dan (+) maka
operasi itu adalah
  pengurangan.
  contoh: 6 – (8) = -2
 3) jika ada (-) dan (-) maka didefinisikan sebagai
penjumlahan.
   Contoh: 8 – (-11) = 8 + 11 = 19

KPK dan FPB


KPK adalah singkatan dari Kelipatan Persekutuan
Kecil dan FPB adalah singkatan dari Faktor
Persekutuan Besar.
Cara mencari KPK dan FPB ada dua macam, yaitu:

Metode mencari kelipatan

Contoh 1: Mencari KPK dari 4 dan 5  


       Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40
dst…
       Kelipatan 5= 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40 dst…
       Kelipatan yang sama dari dua bilangan: 20,40,…
       Jadi KPK dari 4 dan 5 adalah 20.
        Contoh 2: Mencari FPB dari 6 dan 9
       Faktor dari 6= 1, 2, 3, dan 6
       Faktor dari 9= 1, 3, 9
       Faktor persekutuan dari 6 dan 9= 1 dan 3
       Jadi FPB dari 6 dan 9 adalah 3.

Menggunakan Pohon Faktor/Faktorisasi Prima


Bilangan prima adalah bilangan yang habis dibagi
oleh 1 dan bilangan itu sendiri. Contoh bilangan
prima: 2, 3, 5, 7, 11, 13, dst…
Contoh: Soal fpb dan kpk dari 12 dan 36

Faktorisasi prima dari 12= 2² x 3


Faktorisasi prima dari 36= 2² x 3²
Jadi KPK dari 12 dan 36 adalah 2² x 3² yaitu 36.
 Faktor 12= 1, 2, 3, 4, 6, 12
 Faktor 36= 1, 2, 3, 4, 9, 12, 36
 Jadi FPB 12 dan 36 adalah 12.
Menggunakan Tabel
Contoh: Mencari KPK dan FPB dari 12 dan 36  

 
: 12 36

2 6 18

2 3 9

3 1 3

KPK dari 12 dan 36 adalah 2 x 2 x 3 x 1 x 3 = 36


FPB dari 12 dan 36 adalah 2 x 2 x 3 = 12

Operasi Hitung Campuran


Operasi hitung campuran adalah sebuah perhitungan
yang merupakan gabungan berbagai jenis operasi
hitung (penambahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian). Mengerjakan operasi hitung harus
mendahulukan operasi x (kali), : (bagi), + (tambah),
baru kemudian – (kurang). Berikut ini
adalah kumpulan rumus matematika sd kelas
5 mengenai operasi hitung campuran:
Contoh 1: 1000 – 500 + 600 = 500 + 600 = 100
Contoh 2: 300 – 50 x 45 = 300 – (2.250) = -1.950
Contoh 3: 400 : 200 x 4 = 800     : dan x setara, jadi
dikerjakan dari operasi hitung yang ada lebih dulu.
Contoh 4: 125 + -150 : 15 – 130 = 125 + (-10) – 130
= -15

Perpangkatan dan Akar


Perpangkatan adalah perkalian bilangan yang sama
sebanyak dua kali.
Contoh: 2² = 2 x 2 = 4
      4² = 4 x 4 = 16
      11² = 11 x 11 = 121
Akar adalah hasil dari suatu perpangkatan.
Contoh: 
Cara mencari akar dari suatu bilangan sederhana:
 Ambil angka terdepan dari bilangan akar

yang dicari
 Cari perkalian dua bilangan yang sama atau

mendekati angka pertama bilangan akar yang


dicari.
 Kurangi angka pertama akar tersebut dengan

hasil kuadrat angka yang dihasilkan dari


langkah sebelumnya.
 Jumlahkan angka yang didapat dari langkah

kedua dan letakkan sejajar dengan hasil


pengurangan di langkah sebelumnya.
 Cari perkalian yang memenuhi penjumlahan

bilangan di langkah sebelumnya dengan


mengisi …. X …. Dengan angka yang sama
dan hasilnya angka hasil pengurangan di
langkah ketiga.
 Simpang angka yang memenuhi dua titik-titik

itu adalah angka kedua dari hasil.

Contoh : 

Satuan Ukuran
Satuan Jarak
Contoh 1:    Merubah 1500 km ke dalam m
              karena jarak km ke m adalah dua tangga,
maka dikali 100
      = 1500 x 100 = 150.000 m
      Contoh 2:    Merubah 520 mm ke dalam dam
                    Karena jarak mm ke dam adalah tiga
tangga, maka dibagi 1000
                    = 520 : 1000 = 0,520 atau 0,52 dam
Satuan Kecepatan
Kecepatan =  , misal jarak dinyatakan dengan
kilometer (km)
Waktu =   
Jarak = kecepatan x waktu
Contoh: Menghitung kecepatan sepeda motor yang
menempuh jarak 160 km selama 4 jam.
= = 40 km/jam

Satuan Waktu
mengukuran waktu ada dua, menggunakan notasi 12
jam atau notasi 24 jam.
1 jam setara dengan 60 menit.
1 menit setara dengan 60 detik.
1 jam setara dengan 3.600 detik.
Contoh 1: Mengubah 1 jam 20 menit ke dalam detik.
      = 60 detik x 80 menit = 4800 detik
Contoh 2: Mengubah 2500 detik ke menit.
      = 41, 66 menit
Contoh 3: Mengubah 6000 detik ke jam.
      = 1,66 jam.
Sudut
Sudut lancip < 90°
Sudut tumpul > 90° dan < 180°
Sudut siku-siku = 90°
sudut reflek = 180°< … <360°
Bangun Datar

Persegi

Bangun datar berbentuk bujur sangkar dengan


ukuran keempat sisi yang sama.

Rumus luas persegi: L = sisi x sisi


Rumus keliling persegi: 4 x sisi
Persegi panjang

Bangun datar yang memiliki dua sisi sejajar dan


sama panjang.
Rumus luas persegi panjang: L = panjang x lebar
Rumus keliling persegi panjang: K = 2 x (panjang +
lebar)

Jajar genjang

Bangun datar yang memiliki dua pasang sisi yang


sejajar dan sama serta dua sudut tumpul dan dua
sudut lancip.
Rumus luas jajar genjang: alas x tinggi
Rumus keliling jajar genjang: (2 x alas) + (2 x tinggi)

Belah ketupat

Bangun datar yang memiliki empat sisi dan titik


sudut, dua pasang sudut sama besar dan diagonal
berpotongan tegak lurus.
Rumus luas belah ketupat: L = ½ x diagonal1 x
diagonal2
Rumus keliling belah ketupat: K = 4 x sisi
Trapesium
Bangun yang memiliki sepasang sisi sejajar tapi tidak
sama panjang dan sudut di antara sisi sejajar
besarnya 180°.      
Rumus luas trapesium: ½ x (sisi AB + sisi DC) x
tinggi
Rumus keliling trapesium: keliling = jumlah seluruh
sisi
Layang-Layang
Bangun yang memiliki empat sisi, dimana dua
pasang sisinya sama panjang dan ada dua sudut
yang besarnya sama.
Rumus luas layang-layang: L = ½ x diagonal 1 x
diagonal 2
Rumus keliling lingkaran: k = 2 x (sisi a + sisi b)  
Lingkaran
Bangun datar yang memiliki satu sisi dan memiliki
simetri putar tak terhingga.
Rumus luas lingkaran: L = π x r²
Rumus keliling belah ketupat: K = 2 π r
Segitiga
Bangun yang memiliki tiga sisi dan memiliki tiga
sudut.
Rumus luas segitiga: ½ alas x tinggi
Rumus keliling segitiga: 3 x sisi

Anda mungkin juga menyukai