Anda di halaman 1dari 18

BAB I

SISTEM BILANGAN DAN KODE

A. Istilah dan Tanda Aritmatika

Sebelum memasuki pelajaran matematika tingkat lanjut ada


baiknya kembali mempelajari istilah dan tanda yang ada pada artimatika.

Simbol Nama Simbol Arti / definisi Contoh


= tanda sama Persamaan 5 = 2 +3
dengan
≠ tanda tidak Ketidaksamaan 5≠4
sama
> ketidaksetaraan lebih besar dari 5> 4
ketat
< ketidaksetaraan kurang dari 4 <5
ketat
≥ ketidaksamaan lebih besar dari atau sama 5≥4
dengan
≤ ketidaksamaan kurang dari atau sama dengan 4≤5
() kurung menghitung angka dalam kurung 2 × (3 +5) = 16
[] kurung menghitung angka dalam kurung [(1 +2) * (1 +5)] =
18
+ tanda plus Tambahan 1+1=2
- tanda kurang Pengurangan 2-1=1
± ditambah - operasi baik plus dan minus 3 ± 5 = 8 dan -2
dikurangi

∓ Minus - operasi baik plus minus dan 3 ∓ 5 = -2 dan 8


ditambah
* asterisk Perkalian 2*3=6
× tanda kali Perkalian 2×3=6
∙ perkalian dot Perkalian 2∙3=6
÷ Tanda bagi Pembagian 6÷2=3
/ slash/ Tanda Pembagian 6/2 = 3
bagi
- garis divisi / fraksi / pembagian
horizontal
modern modulo perhitungan sisa 7 mod 2 = 1
. periode titik desimal, pemisah desimal 2.56 = 2 +56 / 100
ab pangkat Eksponen 23=8
a^b pangkat Eksponen 2^3=8
√a akar pangkat √√a·a= √9=±3
dua
3
√a akar pangkat 3
√a·3√a·3√a=a 3
√8=2
tiga
4
√a akar pangkat 4
√a·4√a·4√a·4√a= 4
√ 16 = ± 2
keempat
n
√a akar pangkat n untuk n = 3, n = 2
√8
% persen 1% = 1/100 10% × 30 = 3
‰ per mille 1 ‰ = 1/1000 = 0,1% 10 ‰ × 30 = 0,3
ppm per-juta 1ppm = 1/1000000 10ppm × 30 =
0.0003
ppb per-miliar 1ppb = 1/1000000000 10ppb × 30 = 3 ×
10 -7
ppt per-triliun 1ppt = 10 -12 10ppt × 30 = 3 ×
10 -10
B. Urutan Operasi Aritmatika
Penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian disebut
sebagai operasi aritmatika. Hasil dari operasi-operasi tersebut
masing-masing disebut jumlah, selisih, hasil kali dan hasil bagi. Keempat
operasi tersebut bisa dinyatakan seperti pada tabel berikut :

Urutan pengerjaan operasi matematika :


1. Dimulai dari yang ada dalam tanda kurung paling dalam kemudian keluar.
2. Lakukan semua perkalian dan pembagian, mulai dari kiri kekanan.
3. Lakukan semua penjumlahan dan pengurangan, mulai dari kiri kekanan

Contoh :

Tentukan hasil dari 2 +3 ( - 12) : 6 -(-4-10 ) = …… !


2 + 3 ( -12): 6 - (-4-10 ) = 2 +3 (-12 ): 6 - (-14 )
Kerjakan terlebih dahulu yang berada di dalam kurung
= 2 + (-36 ):6- (-14 )
Ingat !
Kerjakan perkalian dan pembagian
(+) (+) maka (+)
= 2 + (-6 ) - (-14 )
(+) (-) maka (-)
= 2 – 6 + 14
= 10 (-) (+) maka (-)
(-) (-) maka (+)

Adapun sifat-sifat pada operasi hitung bilangan bulat, yaitu:

a. Sifat Tertutup
Setiap bilangan bulat a dan b, berlaku rumus: a + b = c dengan c juga
bilangan bulat
Contoh : 9 + 8 = 17
b. Sifat Komutatif (Pertukaran)
Dalam penjumlahan dan perkalian hasilnya akan tetap sama jika letak
kedua bilangan ditukar tempat antara satu dengan yang lain. Sebab
penjumlahan dan perkalian memiliki sifat komutatif atau pertukaran. Dalam
penjumlahan dan perkalian bilangan bulat a dan b selalu berlaku rumus:
♦ Penjumlahan (+) ⇒a + b = b +a
Contoh :7+5 = 5+7
♦ Perkalian (x ) ⇒axb = bxa
Contoh : 9x6 = 6x9

c. Sifat Asosiatif (Pengelompokan)


Dalam pengelompokan pada penjumlahan dan perkalian, hasil
penjumlahan dan perkalian akan tetap sama jika dikerjakan dari mana
saja. Pengelompokan pada penjumlahan dan perkalian bilangan bulat a,
b, dan c selalu berlaku rumus:
♦ Penjumlahan (+) ⇒ (a + b ) + c = a + (b + c )
Contoh :7 + (2+10 ) = (7+2 ) + 10
♦ Perkalian ( x ) ⇒ (a x b)x c = a x(b
x c) Contoh : ( 8 x 2) x 3 = 8 x( 2 x
3)

d. Sifat Distributif (Penyebaran)


Dalam perkalian dan penjumlahan berlaku sifat penyebaran. Berlaku
rumus pada setiap bilangan bulat a, b, dan c:
♦ Penjumlahan (+ ) ⇒a x (b + c) = (a x b )+ (a x c )
Contoh : 5 x (3 + 5 )= (5x3 )+(5 x 5)

♦ Perkalian (x) ⇒a x (b-c) = (axb)-(axc)


Contoh : 7 x (4-2) = (7x4) – (7x2)

e. Sifat Identitas (Netral)


Sifat identitas merupakan sifat operasi suatu bilangan yang hasilnya bilangan
itu sendiri. Perhatikan sifat identitas pada operasi berikut.
♦ Penjumlahan (+ ) a+0=a
Contoh : 8 + 0 = 8
♦ Perkalian (x ) ⇒ a x 1 = a
♦ Contoh : 7 x 1 = 7

f. Sifat Invers (Kebalikan)


Sebuah unsur bilangan jika dioperasikan dengan bilangan lain akan
menghasilkan sebuah unsur identitas. Jika a adalah bilangan riil berlaku
a + ( -a) = (-a ) + a = 0
Contoh : 3 + (-3 ) = (-3) + 3 = 0

C. Faktor dan Kelipatan

1) Faktor Bilangan
Faktor bilangan adalah bilangan – bilangan yang dapat habis
membagi bilangan lain. Contoh: bilangan 4 dapat habis dibagi oleh
bilangan 1, 2 dan 4 berarti bilangan bilangan tersebut merupakan faktor
bilangan dari 4.
Contoh : Tentukan faktor dari 20 !
Faktor dari 20 adalah perkalian yang menghasilkan 20 yaitu
1 x 20
2 x 10
4x5
Sehingga faktor dari 20 adalah 1, 2, 4, 5 10, dan 20.

2) Faktor Persekutuan terbesar (FPB)


Faktor persekutuan terbesar adalah faktor dari dua bilangan atau
lebih yang bernilai sama dan paling besar.
Contoh : Tentukan FPB dari 18 dan 24 !
Faktor 18 = 1, 2, 3, 6, 9, 18.
Faktor 24 = 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24

Faktor persekuatan dari 18 dan 24 adalah : 1, 2, 3, 6


Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari 18 dan 24 = 6.

3) Kelipatan
Kelipatan suatu bilangan merupakan bilangan-bilangan hasil
penjumlahan dengan bilangan yang sama secara terus menerus atau
hasil perkalian bilangan tersebut dengan bilangan asli. Kelipatan 2 adalah
2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, ….

Kelipatan 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, ….


Kelipatan persekutuan 2 dan 3 = 6, 12, 18, 24,….
Contoh : Tentukan kelipatan bersama dari 4, 6, dan 8 !
Kelipatan 4 adalah 4, 8,12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, ….
Kelipatan 6 adalah 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, ….
Kelipatan 8 adalah 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64 ….
Jadi, kelipatan bersama 4, 6, dan 8 adalah 24, 48, ….

4) Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)


Kelipatan persekutuan terkecil adalah kelipatan persekutuan dua atau
lebih bilangan yang paling kecil.

Contoh : Tentukan KPK dari 6 dan 9 !


Kelipatan 6 : 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, . . . .
Kelipatan 9 : 9, 18, 27, 36, 45, 54, . . . .
Kelipatan 6 dan 9 mempunyai persekutuan pada bilangan 18, 36 dan 54.
Kelipatan yang paling kecil adalah 18 maka KPK dari 6 dan 9 adalah 18.

a) Pecahan
Bilangan pecahan adalah bilangan yang terdiri atas dua angka, yaitu
angka sebagai pembilang dan angka sebagai pembagi atau penyebut.
Bilangan pecahan mempunyai bentuk a
dengan b≠0, dimana a disebut
pembilang dan b disebut penyebut.

Jenis-Jenis Bilangan Pecahan

a. Pecahan Biasa
Pecahan biasa adalah pecahan yang hanya terdiri atas
pembilang dan penyebut.
Contoh :
1/4 (satu per empat) dengan 1 sebagai pembilang dan 4 sebagai
penyebut.
4/5 (empat per lima) dengan 4 sebagai pembilang dan 5 sebagai
penyebut.

b. Pecahan Campuran
Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari atas pecahan
bilangan bulat, pembilang, dan penyebut.
Contoh :

c. Pecahan Desimal
Pecahan desimal adalah bilangan yang didapat dari hasil
pembagian suatu bilangan dengan 10, 100, 1000 dst. Pecahan
desimal biasanya ditandai dengan tanda koma ( ).
Contoh :

Bentuk persepuluh adalah 0,7

Bentuk perseratus adalah 0,36

Bentuk perseribu adalah 0,231

Bentuk persepuluh ribu adalah 0,6765

d. Pecahan Persen
Pecahan persen adalah merupakan suatu bilangan yang dibagi
seratus. Contoh:
5% artinya

75% artinya

Mengubah Bentuk Pecahan

a. Mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran dan


sebaliknya Bentuk pecahan biasa menjadi pecahan campuran
mempunyai syarat dimana pembilang harus lebih besar dari pada

penyebut, dimana a > b maka dengan c adalah hasil

bilangan bulat pembagian dan d merupakan sisa dari hasil


pembagian tersebut.

Contoh: Ubahlah pecahan berikut menjadi pecahan campuran !

Bentuk pecahan campuran menjadi pecahan biasa dapat dituliskan

sebagai berikut

Contoh: Ubahlah pecahan berikut menjadi pecahan biasa


b. Mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal dan sebaliknya
Bentuk pecahan dapat dinyatakan dalam bentuk desimal. Untuk
mengubah pecahan ke bentuk desimal adalah dengan mengubah
penyebut pecahan itu menjadi kelipatan 10, 100, 1.000, dan
seterusnya. Selain cara tersebut dapat juga dilakukan dengan
membagi pembilang dengan penyebutnya.
Contoh :

Bagaimana bila penyebutnya bukan 10 atau kelipatannya, misalnya 1/4


Bilangan pecahan 1/4 dapat diubah menjadi bentuk desimal dengan
cara sebagai berikut.

Mengubah bentuk desimal ke bentuk pecahan dilakukan dengan


melihat banyaknya angka di belakang koma.

 Jika ada 1 (satu) angka maka penyebutnya 10;


 Jika ada 2 (dua) angka maka penyebutnya 100;
 Jika ada 3 (tiga) angka maka penyebutnya 1.000, dan

seterusnya. Contoh :
c. Mengubah Bentuk Pecahan ke Bentuk Persen dan Sebaliknya Persen
artinya per seratus dan dilambangkan dengan %.
Contoh:
 80% dibaca delapan puluh persen
 45% dibaca empat puluh lima persen

Bentuk pecahan dapat dijadikan ke bentuk persen dengan cara


mengalikan pecahan tersebut dengan 100%.
Contoh :

Bentuk persen dapat dijadikan ke bentuk pecahan dengan


cara menyederhanakannya.

Contoh:
b) Desimal
Mengenai desimal sudah dibahas sebelumnya pada bagian pecahan,
oleh karena itu pada bagian ini langsung saja membahas mengenai
operasi pada desimal. Pada dasarnya operasi hitung pecahan desimal,
(baik untuk penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun pembagian),
tidak ada perbedaan alias sama saja dengan operasi hitung bilangan
bulat. Hanya saja pada operasi hitung pecahan desimal, mesti mengikuti
beberapa aturan tertentu, agar hasil pengerjaan bilangan desimal itu
hasilnya tidak salah atau keliru. Adapun aturan aturan yang mesti dilalui
itu antara lain sebagai berikut :
 Pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan
desimal, harus menggunakan proses penjumlaham atau
pengurangan bersusun, dengan tujuan agar lebih mudah ketika
meluruskan tanda koma (tanda desimal).
 Pada operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan desimal,
kita dituntut untuk mengamati jumlah Desimal (jumlah angka
dibelakang koma),sebab hal ini akan mempengaruhi jumlah angka
dibelakang koma (jumlah desimal) pada hasil pengerjaannya.
1. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Desimal :

Pada operasi hitung penjumlahan dam pengurangan pecahan desimal,


sebaiknya digunakan metode penjumlahan dan pengurangan bersusun,
dan caranya sama dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat,
yaitu dengan meluruskan angka satuannya. Yang mesti dicermati adalah
bahwa angka yang tepat di depan koma itu adalah angka satuan, maka
akan lebih mudah diingat bila bahasanya diubah menjadi yang diluruskan
adalah koma.
Contoh:
98,76 + 5,432 =......
2. Perkalian Bilangan Desimal :
Pada operasi hitung perkalian pecahan desimal, jumlah desimal pada
jawaban adalah jumlah desimal pada bilangan yang dikalikan ditambah
jumlah desimal pada bilangan yang mengalikan. Misalnya bila jumlah
desimal pada bilangan dikalikan adalah 2 desimal dan jumlah desimal
pada bilangan dikalikan adalah 3 desimal, maka jumlah desimal pada
jawaban adalah 2 desimal ditambah 3 desimal = 5 desimal.

Contoh :
30,75 x 12,3 = ..........
Untuk memudahkan, hitung dulu sebagai bilangan bulat, dengan cara
mengabaikan dulu tanda desimal (tanpa tanda koma), seperti ini: 3075 x
123 = 378225, perhatikan kembali jumlah desimalnya, 30,75 memiliki dua
angka desimal, 12,3 memiliki satu angka desimal, dua desimal
ditambah satu desimal = tiga desimal berarti pada jawabannya menjadi
tiga angka dibelakang koma (tiga desimal) 378225 (tiga angka dihitung
dari belakang) menjadi 378,225 jadi 30,75 x 12,3 = 378,225.

3. Pembagian Bilangan Desimal


Pada operasi hitung pembagian pecahan desimal, jumlah desimal pada
jawaban adalah jumlah desimal pada bilangan yang dikalikan dikurangi
jumlah desimal pada bilangan yang mengalikan. Misalnya bila jumlah
desimal pada bilangan dikalikan adalah 3 desimal dan jumlah desimal
pada bilangan dikalikan adalah 1 desimal, maka jumlah desimal pada
jawaban adalah 3 desimal dikurangi 1 desimal = 2 desimal.

Contoh:
30,75 : 12,3 = ..........
Hitung dulu sebagai bilangan bulat dengan mengabaikan desimal
3075 : 123 = 25.

30,75 ada dua desimal


12,3 ada satu desimal
Dua dikurangi satu = satu berarti satu desimal atau satu angka
dibelakang koma 25 menjadi 2,5 jadi 30,75 : 12,3 = 2,5.
c) Satuan Berat

Table 1.1 Satuan berat

Tabel diatas merupakan konversi dari pengukuran satuan berat. Adapun


tambahan konversi satuan berat sebagai berikut:
1 kg = 10 ons
1 kg = 1000 gram
1 ons = 100 gram
1hg = 1 ons
1 kwintal = 100 kg
1 kg = 2 pon
1 ton = 10 kuintal
1 pon = 5 ons
1 ton = 1000 kg

d) Rasio
Perbandingan rasio adalah membandingkan dua nilai atau lebih
dari suatu besaran yang sejenis dan dinyatakan dengan cara yang
sederhana. Perbandingan ada dua jenis yaitu perbandingan senilai dan
berbalik nilai.

i. Perbandingan Rasio Senilai


Perbandingan senilai merupakan upaya membandingkan dua objek
atau lebih dengan besar salah satu nilai variabel yang bertambah maka
membuat variabel lain menjadi bertambah juga. Maka perbandingan
senilai memiliki jumlah nilai variabel yang sama. Contohnya jumlah
barang yang dibeli dengan jumlah harga barang, jumlah nilai tabungan
dengan waktu menyimpan, jumlah pekerja dengan gaji pekerja, dan
sebagainya. Untuk lebih jelasnya dapat kita simak rumus perbandingan
senilai dibawah ini ;

Berdasarkan rumus perbandingan diatas kita dapat disimpulkan bahwa nilai


a1 sama dengan nilai b1 dan nilai a2 sama dengan nilai b2 .

ii. Perbandingan Rasio Berbalik Nilai


Berikutnya terdapat juga rumus perbandingan berbalik nilai.
Perbandingan berbalik nilai merupakan upaya membandingkan dua objek
atau lebih dengan besar nilai salah satu variabel yang bertambah maka
membuat variabel lain menjadi berkurang nilainya. Misalnya jumlah hewan
dengan waktu makanan habis, jumlah pekerja dengan waktu
menyelesaikan pekerjaan dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya dapat kita
simak rumus perbandingan berbalik nilai dibawah ini:

Berdasarkan rumus perbandingan diatas dapat kita disimpulkan


bahwa nilai a1 berbalik nilai dengan b2 dan nilai a2 berbalik nilai dengan
b1.
Contoh :
1. Olivia sedang berjalan-jalan ke Amerika dan menerima uang saku dari
neneknya. Perbandingan antara uang Olivia dengan Uang Alice adalah
4:5. Jumlah uang mereka adalah $ 72. Berapakah jumlah uang yang
diterima masing-masing?
Jumlah uang Olivia Jumlah uang Alice
2. Pembuatan kolam dilakukan oleh 8 pekerja dengan gaji seluruh pekerja
sebesar Rp 200.000. Namun pemilik kolam ingin mempercepat pembuatan
maka dari itu menambahkan 4 orang lagi. Berapa jumlah gaji tambahannya ?

Diketahui :

Ditanya :

Jadi, jumlah gaji tambahannya sebesar Rp 100.000.

3. Pembangunan rumah dilakukan oleh 6 pekerja dengan waktu


penyelesaikan selama 20 hari. Apabila jumlah pekerjanya menjadi 8
orang maka membutuhkan waktu berapa hari agar rumah tersebut
dapat selesai ?

Diketahui :
Ditanya : ?

Jadi, pekerja tersebut membutuhkan waktu selama 15 hari.

e) Rata-rata
1.8.1 Rata – rata hitung data tunggal

Dari sekumpulan data maka rata-rata hitung dari data


tersebut adalah :

Keterangan : n = Banyak data


Contoh: Tentukan nilai rata-rata hitung dari data
6,4,8,10,11,10,7 ?

Penyelesaian:

Rata – rata hitung data kelompok (Mean)

Keterangan :

= frekuensi

= nilai tengah (Nilai tengah adalah jumlah tepi bawah dan tepi atas di
bagi 2) Contoh:
Perhatikan tabel berikut :

Dari tabel berikut tentukan rata-rata hitungnya!

Rata – rata gabungan


Ada beberapa buah nilai rata-rata, maka untuk mendapatkan nilai rata-rata
gabungannya tidak boleh langsung merata-ratakan beberapa buah nilai rata-rata
tersebut. Hal ini disebabkan karena masing=masing rata-rata tersebut mungkin saja
berasal dari jumlah sampel yang berbeda-beda. Oleh karena itu, untuk menghitung rata-
rata gabungannya,harus mempertimbangkan jumlah sampel masing-masing rata-rata.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata gabungan dari sejumlah rata-rata
dengan mempertimbangkan ukuran sampel ( n) adalah sebagai berikut:

Dimana adalah rata-rata gabungan, adalah rata-rata pertama dan

adalah jumlah sampelnya, adalah rata-rata kedua dan adalah jumlah


sampelnya, begitu seterusnya hingga rata-rata ke-k.

Contoh:
Nilai rata-rata ujian matematika di kelas A adalah 7. Seseorang mengikuti
ujian susulan dan mendapatkan nilai 8,25. Jika rata-rata di kelas A
menjadi 7,05 maka banyak siswa dalam kelas A adalah ….
Misalkan: n = banyak siswa di kelas A
Diketahui:
 Rata – rata kelompok sebelum ditambah nilai siswa yang mengikuti

ujian susulan: =7
 Rata – rata kelompok setelah ditambah nilai siswa yang mengikuti

ujian susulan: = 7,05


 Nilai siswa yang mengikuti ujian susulan = 8,25

Maka dapat diperoleh persamaan di bawah:


Jadi, banyak siswa di kelas A adalah 25 siswa.

Revision : 00 Page : 18

Anda mungkin juga menyukai