Contoh :
a. Sifat Tertutup
Setiap bilangan bulat a dan b, berlaku rumus: a + b = c dengan c juga
bilangan bulat
Contoh : 9 + 8 = 17
b. Sifat Komutatif (Pertukaran)
Dalam penjumlahan dan perkalian hasilnya akan tetap sama jika letak
kedua bilangan ditukar tempat antara satu dengan yang lain. Sebab
penjumlahan dan perkalian memiliki sifat komutatif atau pertukaran. Dalam
penjumlahan dan perkalian bilangan bulat a dan b selalu berlaku rumus:
♦ Penjumlahan (+) ⇒a + b = b +a
Contoh :7+5 = 5+7
♦ Perkalian (x ) ⇒axb = bxa
Contoh : 9x6 = 6x9
1) Faktor Bilangan
Faktor bilangan adalah bilangan – bilangan yang dapat habis
membagi bilangan lain. Contoh: bilangan 4 dapat habis dibagi oleh
bilangan 1, 2 dan 4 berarti bilangan bilangan tersebut merupakan faktor
bilangan dari 4.
Contoh : Tentukan faktor dari 20 !
Faktor dari 20 adalah perkalian yang menghasilkan 20 yaitu
1 x 20
2 x 10
4x5
Sehingga faktor dari 20 adalah 1, 2, 4, 5 10, dan 20.
3) Kelipatan
Kelipatan suatu bilangan merupakan bilangan-bilangan hasil
penjumlahan dengan bilangan yang sama secara terus menerus atau
hasil perkalian bilangan tersebut dengan bilangan asli. Kelipatan 2 adalah
2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, ….
a) Pecahan
Bilangan pecahan adalah bilangan yang terdiri atas dua angka, yaitu
angka sebagai pembilang dan angka sebagai pembagi atau penyebut.
Bilangan pecahan mempunyai bentuk a
dengan b≠0, dimana a disebut
pembilang dan b disebut penyebut.
a. Pecahan Biasa
Pecahan biasa adalah pecahan yang hanya terdiri atas
pembilang dan penyebut.
Contoh :
1/4 (satu per empat) dengan 1 sebagai pembilang dan 4 sebagai
penyebut.
4/5 (empat per lima) dengan 4 sebagai pembilang dan 5 sebagai
penyebut.
b. Pecahan Campuran
Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari atas pecahan
bilangan bulat, pembilang, dan penyebut.
Contoh :
c. Pecahan Desimal
Pecahan desimal adalah bilangan yang didapat dari hasil
pembagian suatu bilangan dengan 10, 100, 1000 dst. Pecahan
desimal biasanya ditandai dengan tanda koma ( ).
Contoh :
d. Pecahan Persen
Pecahan persen adalah merupakan suatu bilangan yang dibagi
seratus. Contoh:
5% artinya
75% artinya
sebagai berikut
seterusnya. Contoh :
c. Mengubah Bentuk Pecahan ke Bentuk Persen dan Sebaliknya Persen
artinya per seratus dan dilambangkan dengan %.
Contoh:
80% dibaca delapan puluh persen
45% dibaca empat puluh lima persen
Contoh:
b) Desimal
Mengenai desimal sudah dibahas sebelumnya pada bagian pecahan,
oleh karena itu pada bagian ini langsung saja membahas mengenai
operasi pada desimal. Pada dasarnya operasi hitung pecahan desimal,
(baik untuk penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun pembagian),
tidak ada perbedaan alias sama saja dengan operasi hitung bilangan
bulat. Hanya saja pada operasi hitung pecahan desimal, mesti mengikuti
beberapa aturan tertentu, agar hasil pengerjaan bilangan desimal itu
hasilnya tidak salah atau keliru. Adapun aturan aturan yang mesti dilalui
itu antara lain sebagai berikut :
Pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan
desimal, harus menggunakan proses penjumlaham atau
pengurangan bersusun, dengan tujuan agar lebih mudah ketika
meluruskan tanda koma (tanda desimal).
Pada operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan desimal,
kita dituntut untuk mengamati jumlah Desimal (jumlah angka
dibelakang koma),sebab hal ini akan mempengaruhi jumlah angka
dibelakang koma (jumlah desimal) pada hasil pengerjaannya.
1. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Desimal :
Contoh :
30,75 x 12,3 = ..........
Untuk memudahkan, hitung dulu sebagai bilangan bulat, dengan cara
mengabaikan dulu tanda desimal (tanpa tanda koma), seperti ini: 3075 x
123 = 378225, perhatikan kembali jumlah desimalnya, 30,75 memiliki dua
angka desimal, 12,3 memiliki satu angka desimal, dua desimal
ditambah satu desimal = tiga desimal berarti pada jawabannya menjadi
tiga angka dibelakang koma (tiga desimal) 378225 (tiga angka dihitung
dari belakang) menjadi 378,225 jadi 30,75 x 12,3 = 378,225.
Contoh:
30,75 : 12,3 = ..........
Hitung dulu sebagai bilangan bulat dengan mengabaikan desimal
3075 : 123 = 25.
d) Rasio
Perbandingan rasio adalah membandingkan dua nilai atau lebih
dari suatu besaran yang sejenis dan dinyatakan dengan cara yang
sederhana. Perbandingan ada dua jenis yaitu perbandingan senilai dan
berbalik nilai.
Diketahui :
Ditanya :
Diketahui :
Ditanya : ?
e) Rata-rata
1.8.1 Rata – rata hitung data tunggal
Penyelesaian:
Keterangan :
= frekuensi
= nilai tengah (Nilai tengah adalah jumlah tepi bawah dan tepi atas di
bagi 2) Contoh:
Perhatikan tabel berikut :
Contoh:
Nilai rata-rata ujian matematika di kelas A adalah 7. Seseorang mengikuti
ujian susulan dan mendapatkan nilai 8,25. Jika rata-rata di kelas A
menjadi 7,05 maka banyak siswa dalam kelas A adalah ….
Misalkan: n = banyak siswa di kelas A
Diketahui:
Rata – rata kelompok sebelum ditambah nilai siswa yang mengikuti
ujian susulan: =7
Rata – rata kelompok setelah ditambah nilai siswa yang mengikuti
Revision : 00 Page : 18