Anda di halaman 1dari 25

Kumpulan Rumus Matematika.

Berikut ini saya mencoba merangkum beberapa rumus


matematika untuk tingkat sekolah dasar. Memang masih jauh dari lengkap, tetapi saya
mencoba untuk meringkasnya. Semoga ringkasan rumus ini dapat membantu anda dalam
mempelajari matematika di sekolah dasar. Berikut ini beberapa rumus yang sering digunakan
di sekolah dasar.

Konversi Satuan :

Panjang Luas Volume Berat Liter


Kilometer km² km³ kg kiloliter
hektometer hm² hm³ hg(ons) hektoliter
dekameter dam² (are) dam³ dag dekaliter
Meter m² m³ gr liter
Desimeter dm² dm³(liter) dg desiliter
centimeter cm² cm³ cg centiliter
Milimeter mm² mm³(cc) mg mililiter
naik : 10 naik :100 naik :1.000 naik : 10 naik : 10
turun x10 turun x 100 turun x 1.000 turun x 10 turun x 10

Satuan Berat dan Satuan Waktu:


Satuan Senilai Satuan Senilai Senilai
1 ton 1.000 kg 1 tahun 52 minggu 365 hari
1 ton 10 kwintal 1 bulan 4 minggu 30 hari
1 kwintal 100 kg 1 minggu 7 hari 168 jam
1 kg 10 ons 1 tahun 4 triwulan 2 semester
1 kg 2 pon 1 windu 8 tahun 96 bulan
1 pon 5 ons 1 abad 100 tahun 10 dasawarsa
1 pon 500 gram 1 milenium 1.000 tahun 10 abad
1 ons 100 gram 1 jam 60 menit 3.600 detik

Satuan Kuantitas :

 1 lusin = 12 buah
 1 gros = 12 lusin
 1 gros = 144 buah
 1 kodi = 20 lembar
 1 rim = 500 lembar

Rumus Kecepatan
 Kecepatan = Jarak : Waktu;
 Jarak = Kecepatan x waktu;
 Waktu = Jarak : Kecepatan

Rumus Debit

 Debit = Volume : Waktu;


 Volume = Debit x Waktu;
 Waktu = Volume : Debit

Perbandingan

Rumus Skala

 Skala = Jarak Sebenarnya : Jarak Pada Peta;


 Jarak Sebenarnya = Skala x Jarak Pada Peta;(jadikan km);
 Jarak Pada Peta = Jarak Sebenarnya : Skala

Rumus Luas Bangun Datar :

 Persegi = s x s, keliling 4 x s;
 Persegi panjang = p x l, keliling = 2( p +l);
 Segitiga = 1/2 x alas x t;
 Jajargenjang = alas x tinggi ;
 Belahketupat = 1/2 x d1 x d2 ;
 Layang-layang = 1/2 x d1 x d2;
 Trapesium = 1/2 (a +b) x tinggi;
 Lingkaran = πr², keliling = 2πr

Rumus Volume Bangun Ruang

 Kubus = s x s x s, luas permukaan = 6 x s²;


 Balok = p x l x t, luas permukaan = 2(pxl + pxt + lxt);
 Prisma segitiga = L alas x t, luas permukaan = ( 2 x luas alas) + (t x keliling alas);
 Limas segiempat = 1/3 x alas x tinggi, luas permukaan = s x s + 4(luas segitiga);
 Tabung = πr² x t, luas permukaan = 2πr(r+t);
 Kerucut = 1/3 x πr²t, luas permukaan = π r (r + s);
 Bola = 4/3 x πr³, luas permukaan = 4 x πr²

Rumus Konversi Satuan Suhu

 Rumus merubah celcius ke kelvin = Celcius + 273,15


 Rumus merubah celcius ke rheamur = Celcius x 0,8
 Rumus merubah reamur ke celcius = Rheamur x 1,25
 Rumus merubah celcius ke fahrenheit = (Celcius x 1,8) + 32
 Rumus merubah fahrenheit ke celcius = (Fahrenheit - 32) / 1,8
 Rumus merubah rheamur ke farenheit = (Rheamur x 2,25) + 32

Operasi Hitung Bilangan Pecahan

Operasi Hitung Campuran

 Pengerjaan dalam tanda kurung dikerjakan terlebih dahulu.


 Perkalian dan pembagian mempunyai kedudukan yang lebih kuat dibandingkan
dengan penjumlahan dan pengurangan.
 Perkalian dan pembagian memiliki kedudukan yang sama, artinya pengerjaan
perkalian dan pembagian dilakukan terlebih dahulu. Apabila dalam pengerjaan hitung
terdapat perkalian dan pembagian, maka yang dikerjakan terlebih dahulu adalah
pengerjaan sebelah kiri dahulu.
 Penjumlahan dan pengurangan memiliki kedudukan yang sama. Apabila dalam
pengerjaan hitung terdapat penjumlahan dan pengurangan, maka yang dikerjakan
terlebih dahulu adalah pengerjaan yang berada di sebelah kiri dahulu.

Operasi Hitung Bilangan Bulat


a. Penjumlahan dan Pengurangan

b.Perkalian dan pembagian bilangan bulat


Pada dasarnya perkalian bilangan bulat hampir sama dengan perkalian bilangan cacah.
Namun pada perkalian bilangan bulat terdapat aturan perkalian tanda dengan tententuan :

 (+) x (+) = (+)


 (+) x (-) = (-)
 (-) x (+ = (-)
 (-) x (-) = (+)

Dalam operasi pembagian bilangan bulat juga berlaku aturan, sebagai berikut :

 (+) : (+) = (+)


 (+) : (-) = (-)
 (-) : (+) = (-)
 (-) : (-) = (+)

Pengolahan Data

 Rata-rata = Banyak Data : Jumlah Data;

Advertisement

Operasi Bilangan Bulat

1. Sifat Komutatif atau Pertukaran

Sifat komutatif pada penjumlahan


rumus bentuk umum: a + b = b + a
Contoh:
7 + 8 = 8 + 7 = 15
20 + 15 = 15 + 20 = 35
Sifat komutatif pada perkalian
rumus bentuk umum: a x b = b x a
Contoh:
4 x 5 = 5 x 4 = 20
12 x 3 = 12 x 3 = 36

2. Sifat Asosiatif atau Pengelompokan

Sifat asosiatif pada penjumlahan


bentuk umum : (a+b) + c = a + (b +c)
Contoh:

(12 + 3) + 7 = 12 + (3 +7)
15 + 7 = 12 + 10
22 = 22

Sifat asosiatif pada perkalian


bentuk umum : (a xb) x c = a x (b x c)
Contoh:

(4 x 3) x 5 = 4 x (3 x 5)
12 x 5 = 4 x 15
60 = 60

3. Sifat Distribusif atau Penyebaran

Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan


rumus bentuk umumnya adalah : a × (b + c) = (a × b) + (a × c)
Contoh:

3 x (5 + 7) = 3 x 5 + 3 x 7
= 15 + 21
= 36

Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan


Contoh:

3 x (9 – 2) = 3 x 9 – 3 x 2
= 27 – 6
= 21

Operasi Hitung Bilangan Campuran

Ketentuan operasi hitung:


– Jika ada kurung kerjakan yang di dalam kurung terlebih dahulu
– jika tidak ada kurung, perkalian dan pembagian di dahulukan adari pada penjumlahan dan
pengurangan

Contoh:
7500 – 30 × 50 : 3 + 250
= 7500 – 500 – 250
= 6750

336 : 12 x 20 – (235 + 146)


= 336 : 12 x 20 – 381
= 28 x 20 – 381
= 560 – 381
= 179

KPK dan FPB pada Dua dan Tiga Bilangan

Menentukan FPB dua bilangan


Cara menentukan FPB dua bilangan
– Cari faktor pad masing-masing bilangan
– Tentukan faktor persekutuan dari kedua bilangan
– Kalikan faktor persekutuan (faktor yang sama) yang memiliki pangkat paling kecil

18 = 2 x 32
27 = 33
—————
faktor yang sama adalah 3, yang berpangkat paling kecil adalah 32 = 9

Menentukan KPK dua Bilangan


Cara menentukan KPK dua bilangan
– Cari faktor prima dari masing-masing bilangan
– kalikan semua faktor, faktor yang sama dipilih pangkat yang laing tinggi
Contoh
KPK 12 dan 15
Faktor Prima
12 = 22 x 3
15 = 3 x 5
KPK = 22 x 3 x 5 = 60
untuk KPK dan FPB 3 bilangan caranya sama.

Baca Juga : Advanced KPK dan FPB

Menentukan Akar Pangkat 3 Bilangan Kubik

13 dibaca satu pangkat tiga = 1 × 1 × 1 = 1


3
2 dibaca dua pangkat tiga = 2 × 2 × 2 = 8
33 dibaca tiga pangkat tiga = 3 × 3 × 3 = 27
43 dibaca empat pangkat tiga = 4 × 4 × 4 = 64
53 dibaca lima pangkat tiga = 5 × 5 × 5 = 125
1, 8, 27, 64, 125, dan seterusnya adalah bilangan kubik atau bilangan pangkat 3

Penjumlahan dan Pengurangan

23 + 33 = (2 × 2 × 2) + (3 × 3 × 3)
= 8 + 27
= 35

63 – 43 = (6 × 6 × 6) – (4 × 4 × 4)
= 216 – 64
= 152

Perkalian dan Pembagian

23 × 43 = (2 × 2 × 2) × (4 × 4 × 4)
= 8 × 64
= 512

63 : 23 = (6 × 6 × 6) : (2 × 2 × 2)
= 216 : 8
= 27

Volume dan Waktu

Hubungan Satuan Volume

Contoh
1 m3 = 1.000 dm3 = 1.000.000 cm3 = 1.000.000.000 mm3
1.000.000.000 m3 = 1.000.000 dam3 = 1.000 hm3 = 1 km3

Volume dalam Liter


Satuan Waktu

1 abad = 100 tahun


1 windu = 8 tahun
1 tahun = 12 bulan
1 tahun = 52 minggu
1 bulan = 4 minggu
1 bulan = 4 minggu
1 minggu = 7 hari
1 dasawarsa = 10 tahun
1 dekade = 10 tahun
1 milenium = 1000 tahun
1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menity
1 menit = 60 detik

Menghitung Luas Bangun Datar

Bangun Rumus Luas


Persegi Panjang L = Panjang x Lebar
Jajar Genjang L = Alas x Tinggi
Belah Ketupat L = ½ x d1 x d2
Layang-Layang L = ½x d1 x d2
Trapesium L = ½ t × (a+b)
Segitiga L = ½ alas x tinggi
Persegi L = sisi x sisi = s2
Lingkaran L = phi x r2
Rumus Volume Bangun Ruang Kelas 6 SD

Nama Bangun Ruang Rumus Volume


Prima tegak segitiga V = Luas alas x Tinggi
Tabung V = phi r2 x t

Pengolahan Data Kelas 6 SD

Pengurutan Data

6 8 7 5 9 8 8 6 9 7
10 6 6 8 8 7 7 5 5 10
4 5 9 9 5 4 4 5 6 10

Jika diurutkan dengan tabel dan frekuensi menjadi

Nilai Banyaknya (Frekuensi)


4 3
5 6
6 5
7 4
8 5
9 4
10 6
Total 30

Menafsirkan Data:

– Nilai Terkceil
– Nilai Terbesar
– Nilai Rata-rata, dan sebagainya

Operasi Hitung Pecahan

Menyederhanakan Pecahan

Menyederhanakan pecahan dapat dilakukan dengan membagi pembilan dan penyebut dengan
menggunakan bilangan yang sama contoh:

Mengurutkan Pecahan
Langkah-langka mengurutkan pecahan
– Samakan penyebut pecahan yang akan diurutkan
– Penyamaan bisa sobat lakukan dengan menggunakan KPK
– Jika penyebutnya sudah sama tinggal urutkan pembilangnya dari yang terkecil atau yang
terbesar.

Mengubah Bentuk Pecahan ke desimal dan sebaliknya

Jadikanlah penyebutnya kelipatan sepuluh kemudian tarik koma kekiri sesuai dengan angka
nol di penyebutnya

Untuk lebih lengkapnya tentang cara cepat mengubah pecahan biasa ke bilangan desimal atau
sebaliknya bisa sobat baca di mengubah pecahan.
Mengalikan Pecahan dengan Bilangan Bulat

Contoh:

Menjumlahkan dan Mengurangkan Pecahan

Untuk dapat menambahkan dan mengurangkan pecahan terlebih dahulu samakan


penyebutnya.

Mengalikan dan Membagi Pecahan

Mengalikan pecahan cukup mudah. Pembilang dikalikan pembilang. Penyebut dikalikan


penyebut. Kalau bisa disederhanakan maka sederhanakanlah.
Pembagian pecahan sama dengan mengalikan dengan kebalikan bilangan pecahan
pembagi.

Skala

 Rumus Skala = Jarak pada gambar (peta) / jarak sebenarnya


 Rumus Jarak Sebenarnya = Jarak pada gambar (peta) / skala
 Rumu Jarka pada gambar = Jarak sebenarnya x skala

Sistem Koordinat

 Sebuah bidang koordinat cartesius terbetuk oleh dua buah sumbu. Sumbu tegak
(sumbu y) dan sumbu mendatar (sumbu x).
 Dari titik nol sumbu tegak ke atas dan sumbu mendatar ke kanan mempunyai nilai
positif.
 Dari titik nol sumbu tegak ke bawah dan sumbu mendatar ke kiri mempunyai nilai
negatif.
 Mencari titik koordinat suatu objek didapat dengan mencari letak pada sumbu x ke
kanan atau ke kiri dengan letak pada sumbu y ke atas atau ke bawah.
 Sumbu x juga disebut dengan absis (x) dan sumbu y disebut dengan ordinat (y).

Mengolah dan Menyajikan Data

Rata-Rata : Rata-rata dicari dengan menjumlahkan semua sample dibagi dengan jumlah
sampel.
Nilai Maksimum : Adalah nilai tertinggi dari semua data yang ada.
Nilai Minimum : Nilai terkecil atau terendah dari semua data.
Modus : Nilai yang paling banyak muncul
Penyajian data dapat dilakukan dengan bentuk:

penyajian data dalam bentuk diagram lingkaran

a. Tabel
b. Diagram Batang
c. Diagram Lingkaran
d. Bentuk Lain

Demikian sobat rangkuman rumus matematika kelas 6 SD yang kami buat. Silahkan di
download bagi yang membutuhkan.

Kumpulan Soal Luas Bagian Lingkaran. Lingkaran adalah suatu garis lengkung yang kedua
ujungnya dan semua titik yang terletak pada garis lengkung tersebut mempunyai jarak yang
sama jauh terhadap suatu titik tertentu. Lingkaran mempunyai diameter (garis tengah) dan
jari-jari (radius). Jari-jari lingkaran adalah ½ diameter. Dalam menentukan keliling dan luas
lingkaran ada huruf atau simbol yang bernama pi. π (pi) adalah hasil perbandingan antara
keliling lingkaran dengan diameter lingkaran. Nilai π yang lazim digunakan adalah 3,14 atau
22/7. Nilai π sampai 10 tempat desimal adalah 3,14159265358.

Untuk mempermudah mencari luas lingkaran :


a. gunakan nilai π = 22/7 jika jari-jari atau diameter lingkaran merupakan kelipatan 7.
b. gunakan nilai π = 3,14 jika jari-jari atau diameter lingkaran bukan merupakan kelipatan 7.

Berikut ini cara menentukan luas bagian lingkaran :


Untuk lebih mempermudah pengerjaan luas bagian lingkaran berikut ini tabel luas bagian
lingkaran :
Jari-jari Luas Luas 1/4 Luas 1/2 Luas 3/4
Lingkaran Lingkaran Lingkaran Lingkaran Lingkaran
7 cm 154 cm² 36,5 cm² 77 cm² 38,5 cm²
14 cm 616 cm² 154 cm² 308 cm² 462 cm²
21 cm 1.386 cm² 346,5 cm² 693 cm² 1.039,5 cm²
28 cm 2.464 cm² 616 cm² 1.232 cm² 1.848 cm²
35 cm 3.850 cm² 962,5 cm² 1.925 cm² 2.887,5 cm²
42 cm 5.544 cm² 1.386 cm² 2772 cm² 4.158 cm²
49 cm 7.546 cm² 1.886,5 cm² 3.773 cm² 5.659 cm²
56 cm 9.856 cm² 2.464 cm² 4.928 cm² 7.392 cm²
Berikut ini beberapa contoh soalluas bagian lingkaran :

1. Perhatikan gambar di samping !

Daerah yang diarsir adalah seperlima lingkaran, luas daerah yang


diarsir adalah....cm persegi (phi =3,14).
A. 1.570 cm²
B. 1.520 cm²
C. 1.475 cm²
D. 1.425 cm²

2. Perhatikan gambar di samping !

Luas bagian yang diarsir adalah....cm²


A. 27 5/8 cm²
B. 27 7/8 cm²
C. 28 3/8 cm²
D. 28 7/8 cm²

3. Perhatikan gambar di samping !

Luas gambar yang diarsir pada gambar di samping adalah....cm²


A. 226,06
B. 113,04
C. 75,36
D. 56,52

4. Perhatikan gambar di samping !


Luas bagian yang diarsir adalah....
A. 628
B. 942
C. 1.256
D. 2.512
Advertisement

Soal: Bila a + 1/a = 5, maka nilai dari a3 + 1/a3 =…

Dengan cepat teman saya itu pun menyelesaikan soal tersebut seperti berikut ini:

a3 + 1/a3 = (a + 1/a)3 – 3a.1/a(a + 1/a) = 53 – 3(5) = 125 – 15 = 110.

Melihat cara penyelesaiannya, saya hanya bisa melongo waktu itu. “Cuma satu baris?
Padahal saya mencoba menyelesaikannya berbaris-baris, dan belum ketemu juga”, itu yang
ada di pikiran saya. Kemudian, saya pun bertanya ke teman saya itu, kenapa cara
pengerjaannya seperti itu?

Dengan senang hati, ia pun menjelaskan ke saya. Ia katakan bahwa, soal semacam tersebut
dapat dengan mudah diselesaikan dengan rumus “cepat” berikut ini.

a3 + b3 = (a + b)3 – 3ab(a + b) ………………………………..(1)

Dengan mengganti b dengan 1/a, katanya, maka soal tadi dapat diselesaikan dengan cepat
seperti yang sudah dikerjakannya tadi.

Saya yang tak terbiasa menggunakan rumus “cepat” ketika di SMA dulu, penasaran ingin
tahu alasan kenapa rumus “cepat” tersebut bisa dipakai. Tapi sayang, teman saya itu tak
memberi tahu saya. Malahan ia menambah lagi rumus cepat yang sudah ia ketahuinya, yaitu:

a3 – b3 = (a – b)3 + 3ab(a – b)……………………………….(2)

Akhirnya, ngobrol-ngobrol pun beres. Ia bergegas pulang menuju kost-kost-annya. Saya pun
begitu, pulang dengan rasa penasaran yang mengganjal.

Di kost-kost-an, dengan penuh rasa penasaran ingin tahu, saya pun mengutak-atik rumus
“cepat” yang telah ia gunakan tersebut. Setelah beberapa waktu lamanya, akhirnya,
terpecahkan juga rahasia rumus “cepat” yang dipakai teman saya tersebut. Saya berhasil
menelusuri asal-muasal rumus “cepat” tersebut, berhasil menguak rahasianya. (Duh rasanya
begitu senang sekali, tak bisa saya ekspresikan dengan kata-kata).

Hasil penelusuran saya tersebut, setelah saya rapikan, seperti berikut ini.

(a + b)3 = (a + b)2(a + b)

= (a2 + 2ab + b2)( a + b)


= a3 + a2b + 2a2b + 2ab2 + b2a + b3

= a3 + b3 + 3a2b + 3ab2

= a3 + b3 + 3ab (a + b)

Jadi, (a + b)3 = a3 + b3 + 3ab (a + b).

Sehingga, a3 + b3 = (a + b)3 – 3ab (a + b). Rumus “cepat” (1) dapat saya buktikan
kebenarannya. Kemudian, dengan cara serupa, saya pun berhasil menelusuri asal-muasal
rumus “cepat” (2).

Walaupun apa yang telah saya lakukan tersebut sederhana, tapi bagi ukuran saya waktu itu
adalah sesuatu yang menggembirakan hati, menyenangkan pikiran, dan memuaskan dahaga
keingin-tahuan saya.

Sejak saat itu, bila ada rumus-rumus “cepat” yang saya temui di buku-buku bimbingan tes,
saya pun terpacu untuk menelusuri asal-muasalnya. Dengan cara seperti itu, saya seringkali
berhasil memecahkan rahasia rumus-rumus “cepat” yang selama ini beredar luas di kalangan
siswa yang mengikuti bimbingan test.

Baiklah, segitu dulu saja ceritanya ya…, lain kali insya Allah saya akan membahas baik-
buruknya penggunaan rumus “cepat” (Ada satu cerita yang sangat menggelikan tentang hal
ini. Mau tahu? Silakan tunggu di postingan mendatang…). Sampai di sini dulu ya…, mudah-
mudahan bermanfaat.

Sebagai bahan latihan untuk Anda, cobalah telusuri asal-muasal rumus-rumus “cepat” berikut
ini.

1. Persamaan garis yang melalui titik (0, a) dan (b, 0) adalah ax + by = ab.
2. Perhatikan gambar berikut. Panjang PQ dapat ditentukan dengan mudah, yaitu:

PQ = (AP. DC + DP. AB)/(AD)


Catatan:

Kumpulan Rumus Matematika SD Kelas 5


Bilangan Bulat

Bilangan bulat merupakan bilangan yang terdiri dari bilangan positif, nol, dan negatif.
Berikut adalah rumus-rumus untuk menghtung bilangan bulat:

Penjumlahan

1) Bilangan positif dijumlahkan dengan bilangan positif menghasilkan

bilangan positif.

Contoh: 6 + 7 = 13

adversitemens

2) Bilangan positif dijumlahkan dengan bilangan negatif yang lebih rendah

angkanya akan menghasilkan bilangan yang positif.

Contoh: 5 + -4 = 1

3) Bilangan positif dijumlahkan dengan bilangan negatif yang angkanya

lebih besar akan menghasilkan bilangan negatif.

Contoh: 7 + -8 = -1

Pengurangan

1) Bilangan positif dikurangi bilangan positif yang memiliki angka lebih kecil

akan menghasilkan bilangan positif.

Contoh: 10-8 = 2

2) Bilangan positif dikurangi dengan bilangan positif yang angkanya lebih

besar akan menghasilkan bilangan negatif.

Contoh: 3-7 = -4

3) Bilangan negatif dikurangi dengan bilangan negatif akan menghasilkan

bilangan negatif.
Contoh: -6 – (-9) = -15

Perkalian

1) Bilangan positif dikalikan dengan bilangan positif akan menghasilkan

bilangan positif.

Contoh: 12 x 12 = 144

2) Bilangan positif yang dikalikan dengan bilangan negatif akan

menghasilkan bilangan negatif.

Contoh: 8 x -9 = 73

3) Bilangan negatif dikalikan dengan bilangan negatif akan menghasilkan bilangan negatif.

Contoh: -3 x -3 = 9

Pembagian

1) Bilangan positif dibagi bilangan positif akan menghasilkan bilangan

positif.

Contoh: 6 : 6 = 1

2) Bilangan positif dibagi bilangan negatif akan menghasilkan bilangan

negatif.

Contoh: 12 : -4 = -3

3) Bilangan negatif dibagi bilangan negatif maka hasilnya bilangan positif.

Contoh: -21 : -3 = -7

4) Bilangan negatif dibagi bilangan positif maka hasilnya bilangan negatif.

Contoh: -36 : 6 : -6

Operasi hitung berjajar

1) jika ada operasi hitung berjajar (+) dan (-) maka operasi itu adalah

pengurangan.

Contoh: 6 + (-4) = 2
2) Jika ada operasi hitung berjajar (-) dan (+) maka operasi itu adalah

pengurangan.

contoh: 6 – (8) = -2

3) jika ada (-) dan (-) maka didefinisikan sebagai penjumlahan.

Contoh: 8 – (-11) = 8 + 11 = 19

KPK dan FPB

KPK adalah singkatan dari Kelipatan Persekutuan Kecil dan FPB adalah singkatan dari
Faktor Persekutuan Besar.

Cara mencari KPK dan FPB ada dua macam, yaitu:

Metode mencari kelipatan

Contoh 1: Mencari KPK dari 4 dan 5

Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40 dst…

Kelipatan 5= 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40 dst…

Kelipatan yang sama dari dua bilangan: 20,40,…

Jadi KPK dari 4 dan 5 adalah 20.

Contoh 2: Mencari FPB dari 6 dan 9

Faktor dari 6= 1, 2, 3, dan 6

Faktor dari 9= 1, 3, 9

Faktor persekutuan dari 6 dan 9= 1 dan 3

Jadi FPB dari 6 dan 9 adalah 3.

Menggunakan Pohon Faktor/Faktorisasi Prima

Bilangan prima adalah bilangan yang habis dibagi oleh 1 dan bilangan itu sendiri. Contoh
bilangan prima: 2, 3, 5, 7, 11, 13, dst…

Contoh: Soal fpb dan kpk dari 12 dan 36


Faktorisasi prima dari 12= 2² x 3

Faktorisasi prima dari 36= 2² x 3²

Jadi KPK dari 12 dan 36 adalah 2² x 3² yaitu 36.

Faktor 12= 1, 2, 3, 4, 6, 12

Faktor 36= 1, 2, 3, 4, 9, 12, 36

Jadi FPB 12 dan 36 adalah 12.

Menggunakan Tabel

Contoh: Mencari KPK dan FPB dari 12 dan 36

: 12 36
2 6 18
23 9
31 3

KPK dari 12 dan 36 adalah 2 x 2 x 3 x 1 x 3 = 36

FPB dari 12 dan 36 adalah 2 x 2 x 3 = 12

Operasi Hitung Campuran

Operasi hitung campuran adalah sebuah perhitungan yang merupakan gabungan berbagai
jenis operasi hitung (penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian). Mengerjakan
operasi hitung harus mendahulukan operasi x (kali), : (bagi), + (tambah), baru kemudian –
(kurang). Berikut ini adalah kumpulan rumus matematika sd kelas 5 mengenai operasi
hitung campuran:

Contoh 1: 1000 – 500 + 600 = 500 + 600 = 100

Contoh 2: 300 – 50 x 45 = 300 – (2.250) = -1.950


Contoh 3: 400 : 200 x 4 = 800 : dan x setara, jadi dikerjakan dari operasi hitung yang ada
lebih dulu.

Contoh 4: 125 + -150 : 15 – 130 = 125 + (-10) – 130 = -15

Perpangkatan dan Akar

Perpangkatan adalah perkalian bilangan yang sama sebanyak dua kali.

Contoh: 2² = 2 x 2 = 4

4² = 4 x 4 = 16

11² = 11 x 11 = 121

Akar adalah hasil dari suatu perpangkatan.

Contoh:

Cara mencari akar dari suatu bilangan sederhana:

 Ambil angka terdepan dari bilangan akar yang dicari


 Cari perkalian dua bilangan yang sama atau mendekati angka pertama
bilangan akar yang dicari.
 Kurangi angka pertama akar tersebut dengan hasil kuadrat angka yang
dihasilkan dari langkah sebelumnya.
 Jumlahkan angka yang didapat dari langkah kedua dan letakkan sejajar dengan
hasil pengurangan di langkah sebelumnya.
 Cari perkalian yang memenuhi penjumlahan bilangan di langkah sebelumnya
dengan mengisi …. X …. Dengan angka yang sama dan hasilnya angka hasil
pengurangan di langkah ketiga.
 Simpang angka yang memenuhi dua titik-titik itu adalah angka kedua dari
hasil.

Contoh :

Satuan Ukuran

Satuan Jarak
Contoh 1: Merubah 1500 km ke dalam m

karena jarak km ke m adalah dua tangga, maka dikali 100

= 1500 x 100 = 150.000 m

Contoh 2: Merubah 520 mm ke dalam dam

Karena jarak mm ke dam adalah tiga tangga, maka dibagi 1000

= 520 : 1000 = 0,520 atau 0,52 dam

Satuan Kecepatan

Kecepatan = , misal jarak dinyatakan dengan kilometer (km)

Waktu =

Jarak = kecepatan x waktu

Contoh: Menghitung kecepatan sepeda motor yang menempuh jarak 160 km selama 4 jam.

= = 40 km/jam

Satuan Waktu

mengukuran waktu ada dua, menggunakan notasi 12 jam atau notasi 24 jam.

1 jam setara dengan 60 menit.

1 menit setara dengan 60 detik.

1 jam setara dengan 3.600 detik.


Contoh 1: Mengubah 1 jam 20 menit ke dalam detik.

= 60 detik x 80 menit = 4800 detik

Contoh 2: Mengubah 2500 detik ke menit.

= 41, 66 menit

Contoh 3: Mengubah 6000 detik ke jam.

= 1,66 jam.

Sudut

Sudut lancip < 90°

Sudut tumpul > 90° dan < 180°

Sudut siku-siku = 90°

sudut reflek = 180°< … <360°

Bangun Datar

Persegi

Bangun datar berbentuk bujur sangkar dengan ukuran keempat sisi yang sama.

Rumus luas persegi: L = sisi x sisi

Rumus keliling persegi: 4 x sisi

Persegi panjang

Bangun datar yang memiliki dua sisi sejajar dan sama panjang.

Rumus luas persegi panjang: L = panjang x lebar

Rumus keliling persegi panjang: K = 2 x (panjang + lebar)

Jajar genjang

Bangun datar yang memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan sama serta dua sudut tumpul
dan dua sudut lancip.

Rumus luas jajar genjang: alas x tinggi

Rumus keliling jajar genjang: (2 x alas) + (2 x tinggi)

Belah ketupat
Bangun datar yang memiliki empat sisi dan titik sudut, dua pasang sudut sama besar dan
diagonal berpotongan tegak lurus.

Rumus luas belah ketupat: L = ½ x diagonal1 x diagonal2

Rumus keliling belah ketupat: K = 4 x sisi

Trapesium

Bangun yang memiliki sepasang sisi sejajar tapi tidak sama panjang dan sudut di antara sisi
sejajar besarnya 180°.

Rumus luas trapesium: ½ x (sisi AB + sisi DC) x tinggi

Rumus keliling trapesium: keliling = jumlah seluruh sisi

Layang-Layang

Bangun yang memiliki empat sisi, dimana dua pasang sisinya sama panjang dan ada dua
sudut yang besarnya sama.

Rumus luas layang-layang: L = ½ x diagonal 1 x diagonal 2

Rumus keliling lingkaran: k = 2 x (sisi a + sisi b)

Lingkaran

Bangun datar yang memiliki satu sisi dan memiliki simetri putar tak terhingga.

Rumus luas lingkaran: L = π x r²

Rumus keliling belah ketupat: K = 2 π r

Segitiga

Bangun yang memiliki tiga sisi dan memiliki tiga sudut.

Rumus luas segitiga: ½ alas x tinggi

Rumus keliling segitiga: 3 x sisi

Dengan membaca informasi mengenai kumpulan rumus matematika sd kelas 5 di atas,


kamu telah mendapatkan gambaran seperti apa materi matematika yang dipelajari ketika
kelas 5 SD. Rumus-rumus di atas sangat bermanfaat dalam kehidupan, misalnya untuk
menghitung jarak yang ditempuh, sudut, waktu, presentase, dan sebagainya. Semoga kamu
bisa mempelajarinya dengan baik ya!

Anda mungkin juga menyukai