KAK SYAHRIL
Muhamad Syahril, 2
S.Pd.
PNS Guru Bahasa Indonesia
MAN Insan Cendekia Serpong
+ Tutor Les Private TK--S-2
(sejak 2007)
0897-0606-092 aril@ic.sch.id
3
KAK SYAHRIL
4
KAK SYAHRIL
5
KAK SYAHRIL
6
KAK SYAHRIL
7
KAK SYAHRIL
8
EJAAN
MORFOLOGI
SINTAKSIS
SEMANTIK
PARAGRAF
KAK SYAHRIL
Ejaan bahasa Indonesia dikenal paling banyak menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah
huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah.
a. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf berikut. Nama setiap huruf
disertakan di sebelahnya.
b. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.
c. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h,
j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
d. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia , terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
e. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia, terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu
:kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. Bisa disebut dengan klaster.
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EBI (EYD),
yaitu penulisan huruf besar dan penulisan huruf miring. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada pembahasan berikut:
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu
1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia menulis surat di kamar.
Tugas bahasa Indonesia sudah dikerjakan.
5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama
tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Ma’ruf Amin memberi bantuan sosial.
Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
Dia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Depdikbud.
Gubernur Sulawesi Selatan menerima laporan korupsi.
6) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.
Misalnya:
Muhammad Rassya Pahlevi
Syahnaz Cendekia Zahra
7) Digunakan sebagai huruf pertama nama suku, nama bangsa, dan nama bahasa.
Misalnya:
suku Jawa ( kecuali: Pulau Jawa, gula jawa)
bangsa Eropa
bahasa Indonesia ( kecuali: mata pelajaran Bahasa Indonesia)
8) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa
sejarah.
Misalnya:
tahun Hijriah
hari Jumat
bulan Desember
hari Lebaran ( kecuali hari peringatan kenegeraan: Hari Pendidikan Nasional, dsb.)
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri.
Misalnya:
Laut Jawa
Jazirah Arab
Tanjung Harapan
kecuali: wilayah PIK, kawasan Pulo Gadung, daerah Jabodetabek
10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah,
ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
11) Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan
pengacuan.
Misalnya:
Surat Saudara sudah saya terima.
Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
12) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
Surat Anda telah saya balas.
Sudahkah Anda salat?
13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.
Misalnya:
Dr./DR. = doktor (kecuali: dr.= dokter, drg.= dokter gigi, drh.=dokter hewan, …)
M.H. = Magister Hukum
S.Pd.= Sarjana Pendidikan
14) Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta
dokumen resmi.
Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
15) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat
kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung.
Misalnya:
Bacalah majalah Tempo!
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.
c. Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-).
Jenis-jenis kata ulang :
Dwipurwa, yaitu pengulangan suku kata awal.
Misalnya:
laki - > lelaki
Dwilingga, yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Misalnya:
rumah -> rumah-rumah
Misalnya:
mata kuliah, orang tua.
Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang menimbulkan kemungkinan salah baca , diberi
tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur bersangkutan.
Misalnya:
ibu-bapak, pandang-dengar.
Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai.
Misalnya:
daripada, sekaligus, bagaimana, barangkali.
e. Kata Ganti (ku, mu, nya, kau)
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan kata ganti ku, mu, nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
kubaca, kaupinjam, bukuku, tasmu, sepatunya.
h. Partikel
Partikel merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus, yaitu sangat ringkas dan
fungsi-fungsi tertentu.
Kaidah penulisan partikel sebagai berikut:
Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang dipelajari minggu lalu?
Apatah gerangan salahku?
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali yang dianggap sudah
menyatu.
Misalnya:
Jika ayah pergi, ibu pun ikut pergi.
Partikel per berarti memulai, dari, dan setiap.
Ditulis terpisah dengan bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.
Misalnya:
Rapor siswa dilihat per semester.
5) Angka yang menyatakan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya mudah
dibaca.
Misalnya:
Sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta rupiah.
6) Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Kalau perlu diupayakan supaya tidak diletakkan di awal kalimat dengan mengubah struktur
kalimatnya dan maknanya sama.
Misalnya:
Dua puluh lima siswa diterima di FK UI. (benar)
50 siswa masuk ITB. (salah)
7) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, ditulis dengan huruf,
kecuali beberapa dipakai secara berurutan ,seperti dalam kalimat perincian atau pemaparan.
Misalnya:
Amir menonton pertunjukan itu selama dua kali.
Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli bahasa
Indonesia menganggap belum stabil dan belum konsisten. Dikatakan demikian karena
pemakai bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa
memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya
menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan aturan yang telah diterapkan.
Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara
utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan.
Contoh yang tergolong secara adopsi: civitas academica, de facto, de jure.
d. Tanda Seru ( ! )
Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.
e. Tanda Titik Koma ( ; )
Tanda titik koma dipakai :
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata
penghubung.
Trik (saat ujian):
• Doa & baca soal terlebih dahulu!
• Fokus pada kata kunci soal (ide pokok, simpulan, kecuali, dsb).
• Fokus pada teks yang sesuai kata kunci soal!
• Skip opsi jawaban yang bersinonim (PG)!
• Focus opsi jawaban yang berantonim (PG)!
• 4-T (Tenang, Tekun, Teliti, Tawakkaltu’alallah..)
Bersama
Pejuang Tangguh PTN 3422 Team
bersama
Pejuang Tangguh PTN LABSKY’23 Social Team
bersama
Pejuang Tangguh PTN LABSKY’23 Social feat Science Team
bersama
Pejuang Tangguh PTN LABSKY’23 Science Team
bersama
Pejuang Tangguh PTN Jkt46 feat Jkt47 Team
bersama
Pejuang Tangguh PTN Jkt62 Team
Pejuang Tangguh PTN 34’23 Team
“amanah ‘konser’ spc. Cucu Pak ex RI-2”
“Narsum TPS UTBK 2021 di Aceh Timur”
“Narsum Edu Expo 34’21 Sukses PTN bersama para Doktor”
“ ‘konser’ bersama Om Jero (penulis buku Wangsit)”
bersama Bunda-Bunda Pejuang Tangguh PTN
bersama 9 Pejuang Tangguh PTN Kolaborasi 4 SMA
(LABSKY+ALPUS+JKT6+JKT34)
“Bismillah.. terus melangkah menjemput sukses SNBT 2023..
masuk PTN favorit sesuai cita-cita..
MANICS JUARA ..AZKARA BISA!
Aamin YRA!!!” ;)
WASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.
-KAK SYAHRIL-