Anda di halaman 1dari 64

SUKSES SNBT 2023

KAK SYAHRIL
Muhamad Syahril, 2
S.Pd.
PNS Guru Bahasa Indonesia
MAN Insan Cendekia Serpong
+ Tutor Les Private TK--S-2
(sejak 2007)

TTL : Jakarta, 16 Juni 1987

Alamat : Jalan Swadaya No. 1 RT 11/11 Bintaro Jaya Sektor 1,


Jakarta Selatan

Pendidikan : S-1 JBSI UNJ

Motto Hidup : Man Jadda wa Jada

0897-0606-092 aril@ic.sch.id
3

KAK SYAHRIL
4

KAK SYAHRIL
5

KAK SYAHRIL
6

KAK SYAHRIL
7

KAK SYAHRIL
8

TPS SNBT/UTBK/TKD SIMAK UI/UTUL UGM/SMUP UNPAD/DLL.

EJAAN

MORFOLOGI

SINTAKSIS

SEMANTIK

PARAGRAF

KAK SYAHRIL
Ejaan bahasa Indonesia dikenal paling banyak menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah
huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah.

a. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf berikut. Nama setiap huruf
disertakan di sebelahnya.
b. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.
c. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h,
j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
d. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia , terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
e. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia, terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu
:kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. Bisa disebut dengan klaster.
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EBI (EYD),
yaitu penulisan huruf besar dan penulisan huruf miring. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada pembahasan berikut:

a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)

Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu
1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia menulis surat di kamar.
Tugas bahasa Indonesia sudah dikerjakan.

2) Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.


Misalnya:
Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
“Kemarin engkau terlambat,” kata Pak Guru.
3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
Misalnya:
Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa serta Maha Penyayang.
Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.

4) Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan,


keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin.
Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.

5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama
tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Ma’ruf Amin memberi bantuan sosial.
Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
Dia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Depdikbud.
Gubernur Sulawesi Selatan menerima laporan korupsi.
6) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.
Misalnya:
Muhammad Rassya Pahlevi
Syahnaz Cendekia Zahra

7) Digunakan sebagai huruf pertama nama suku, nama bangsa, dan nama bahasa.
Misalnya:
suku Jawa ( kecuali: Pulau Jawa, gula jawa)
bangsa Eropa
bahasa Indonesia ( kecuali: mata pelajaran Bahasa Indonesia)

8) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa
sejarah.
Misalnya:
tahun Hijriah
hari Jumat
bulan Desember
hari Lebaran ( kecuali hari peringatan kenegeraan: Hari Pendidikan Nasional, dsb.)
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri.
Misalnya:
Laut Jawa
Jazirah Arab
Tanjung Harapan
kecuali: wilayah PIK, kawasan Pulo Gadung, daerah Jabodetabek

10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah,
ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat

11) Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan
pengacuan.
Misalnya:
Surat Saudara sudah saya terima.
Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
12) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
Surat Anda telah saya balas.
Sudahkah Anda salat?

13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.
Misalnya:
Dr./DR. = doktor (kecuali: dr.= dokter, drg.= dokter gigi, drh.=dokter hewan, …)
M.H. = Magister Hukum
S.Pd.= Sarjana Pendidikan

14) Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta
dokumen resmi.
Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
15) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat
kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung.
Misalnya:
Bacalah majalah Tempo!
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.

b. Penulisan Huruf Miring

Huruf miring digunakan untuk:


1) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya :
Buku Negarakertagama karangan Mpu Prapanca.
Adik sedang membaca Bobo.
Ayah membaca Kompas di teras.
2) Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama kata abad adalah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Buatlah kalimat dengan kata lapang dada!

3) Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing.


Misalnya:
Politik devide et impera pernah merajalela di Indonesia.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu
a. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai
suatu kesatuan.
Misalnya:
Dia teman baik saya.

b. Kata Turunan (Kata berimbuhan)


Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :
Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya:
membaca, menulis, dan menghitung.
Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata.
Misalnya:
bertepuk tangan, sebar luaskan.
menandatangani, mempertanggungjawabkan.
Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran,
kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
menandatangani, keanekaragaman.
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai.
Misalnya:
antarkota, Maha Adil, subseksi, prakata.

c. Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-).
Jenis-jenis kata ulang :
Dwipurwa, yaitu pengulangan suku kata awal.
Misalnya:
laki - > lelaki
Dwilingga, yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Misalnya:
rumah -> rumah-rumah

Dwilingga salin suara, yaitu pengulangan variasi fonem atau bunyi.


Misalnya:
sayur -> sayur-mayur

Pengulangan berimbuhan, yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan.


Misalnya:
main -> bermain-main
d. Gabungan Kata
Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus.
Bagian-bagiannya pada umumnya ditulis terpisah.

Misalnya:
mata kuliah, orang tua.
Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang menimbulkan kemungkinan salah baca , diberi
tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur bersangkutan.
Misalnya:
ibu-bapak, pandang-dengar.
Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai.
Misalnya:
daripada, sekaligus, bagaimana, barangkali.
e. Kata Ganti (ku, mu, nya, kau)
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan kata ganti ku, mu, nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
kubaca, kaupinjam, bukuku, tasmu, sepatunya.

f. Kata Depan (di, ke, dari)


Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya,
kecuali pada gabungan kata yang dianggap padu sebagai satu kata, seperti
kepada dan daripada.
Misalnya:
Jangan bermain di jalan!
Saya pergi ke kampung halaman.
Dewi baru pulang dari kampus.
g. Kata Sandang (si, sang)
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Nama si pengrim surat tidak jelas.
Anjing bermusuhan dengan sang kucing.
Dialah Sang Pencipta.

h. Partikel
Partikel merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus, yaitu sangat ringkas dan
fungsi-fungsi tertentu.
Kaidah penulisan partikel sebagai berikut:
Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang dipelajari minggu lalu?
Apatah gerangan salahku?
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali yang dianggap sudah
menyatu.
Misalnya:
Jika ayah pergi, ibu pun ikut pergi.
Partikel per berarti memulai, dari, dan setiap.
Ditulis terpisah dengan bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.
Misalnya:
Rapor siswa dilihat per semester.

i. Singkatan dan Akronim


Singkatan adalah nama bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu kata atau lebih.
Misalnya:
dll. = dan lain-lain
Yth. = Yang terhormat
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Misalnya:
SIM = Surat Izin Mengemudi
IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
j. Angka dan Lambang Bilangan
Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka yang lazim digunakan , yaitu
(1) Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan
(2) Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X.

Lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut :


1) Bilangan utuh. Misalnya: 15= lima belas
2) Bilangan pecahan. Misalnya: 3/4 = tiga perempat
3) Bilangan tingkat. Misalnya: Abad II= Abad ke-2
4) Kata bilangan yang mendapat akhiran –an.
Misalnya:
Tahun 50-an = lima puluhan

5) Angka yang menyatakan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya mudah
dibaca.
Misalnya:
Sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta rupiah.
6) Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Kalau perlu diupayakan supaya tidak diletakkan di awal kalimat dengan mengubah struktur
kalimatnya dan maknanya sama.
Misalnya:
Dua puluh lima siswa diterima di FK UI. (benar)
50 siswa masuk ITB. (salah)

7) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, ditulis dengan huruf,
kecuali beberapa dipakai secara berurutan ,seperti dalam kalimat perincian atau pemaparan.
Misalnya:
Amir menonton pertunjukan itu selama dua kali.
Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli bahasa
Indonesia menganggap belum stabil dan belum konsisten. Dikatakan demikian karena
pemakai bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa
memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya
menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan aturan yang telah diterapkan.

Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa Indonesia dibenarkan, sepanjang:


(a) konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa Indonesia, dan
(b) unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili
dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam bahasa
Indonesia.
Sebaliknya, apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili konsep
tersebut, penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima.
Menerima unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa
Indonesia ketinggalan atau miskin kosakata.
Penyerapan unsur serapan asing merupakan hal yang biasa, dianggap
sebagai suatu variasi dalam penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu terjadi
karena setiap bahasa mendukung kebudayaan pemakainya. Kebudayaan
setiap penutur bahasa berbeda-beda antara satu dengan yang lain sehingga
dapat terjadi saling memengaruhi, yang biasa disebut akulturasi. Sebagai
contoh, dalam masyarakat penutur bahasa Indonesia tidak mengenal
konsep “radio” dan “televisi”, diseraplah dari bahasa asing (Inggris). Begitu
pula sebaliknya, di Inggris tidak mengenal adanya konsep “bambu” dan
“sarung”, mereka menyerap bahasa Indonesia dalam bahasa Inggris.

Kata-kata yang sudah diserap dalam KBBI:


Gadget, Dealer, Stop, Digital, Heroisme
Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia
dikelompokkan dua bagian:

Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara
utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan.
Contoh yang tergolong secara adopsi: civitas academica, de facto, de jure.

Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke


dalam kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun
penulisannya.
Salah satu contoh yang tergolong secara adaptasi: ekspor, material, sistem,
atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.
a. Tanda Titik (.)
Penulisan tanda titik dipakai pada:
 Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
 Akhir singkatan nama orang.
 Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
 Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum. (Bila singkatan itu
terdiri atas tiga huruf atau lebih dipakai satu tanda titik saja).
 Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.
 Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
 Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar.
 Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau
ilustrasi dan tabel.
b. Tanda koma (,)
Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan:
 Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
 Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului
oleh konjungsi pertentangan (sedangkan, tetapi, dan melainkan).
 Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk
kalimatnya.
 Digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat, termasuk kata : (1) Oleh karena itu, (2) Jadi, (3) Lagi pula, (4)
Meskipun begitu, dan (5) Akan tetapi, … .
 Digunakan untuk memisahkan kata seperti: o, ya, wah, aduh, dan kasihan.
 Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
 Dipakai diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagian-bagian alamat, (3) tempat dan
tanggal, (4) nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.
 Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka.
Lanjutan Tanda Koma (,):
 Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
 Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat.
 Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
 Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
 Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan
tanda tanya atau seru.
c. Tanda Titik Tanya ( ? )
Tanda tanya dipakai pada:
 Akhir kalimat tanya.
 Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
diragukan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

d. Tanda Seru ( ! )
Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.
e. Tanda Titik Koma ( ; )
Tanda titik koma dipakai :
 Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
 Memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata
penghubung.

f. Tanda Titik Dua ( : )


Tanda titik dua dipakai :
 Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
 Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
 Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan .
 Di antara jilid atau nomor dan halaman.
 Di antara bab dan ayat dalam kitab suci.
 Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
 Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
g. Tanda Elipsis (…)
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan
menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika
yang dibuang itu di akhir kalimat, dipakai empat titik dengan titik terakhir
diberi jarak atau loncatan.

h. Tanda Garis Miring ( / )


Tanda garis miring ( / ) dipakai:
 Penomoran kode surat.
 Pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.
i. Tanda Petik Tunggal ( ‘…’ )
Tanda petik tunggal dipakai:
 Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
 Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

j. Tanda Petik ( “…” )


Tanda petik dipakai:
 Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan
atau yang belum dikenal.
 Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam
kalimat.
 Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau
bahan tertulis lain.
1. Kata penghubung intrakalimat
Kata yang menghubungkan kata dengan kata
dalam sebuah kalimat.
Contoh: dan, atau, tetapi, supaya, karena,
Kata penghubung atau konjungsi
sedangkan, hingga, lalu, sehingga,
adalah kata yang menghubungkan kata
dengan kata dalam sebuah kalimat walaupun, meskipun, dan lain-lain.

atau menghubungkan kalimat dengan


kalimat dalam sebuah paragraf. 2. Kata penghubung antarkalimat
Kata yang menghubungkan kalimat dengan kalimat
dalam satu paragraf
Contoh: akan tetapi, namun, oleh karena itu,
dengan demikian, dan lain-lain.
HkK
Kata Baku
K Huruf Kapital
H
Angka
A
Si Singkatan
A Akronim
T Tanda Baca
HkK
Generalisasi
G Analogi
A Deduktif
D Induktif
I
Silogisme
S
HkK
Deduktif
D Eksposisi
E Persuasi
P Argumentasi
A
Narasi
N
Ameliorasi
Peyorasi
A HkK
Pe Sinestesi
Si Meluas
Melu Menyempit
Menye Hipernim
Hi
Hiponim
Hi
Ho Homonim
Ho Homograf
Ho Homofon
Tips (pra-ujian):
• Biasakan membaca cermat, cepat, dan tepat mencerna isi teks
• Referensi bacaan  artikel surat kabar nasional (cetak & elek.)
• Perbanyak latihan soal (bila perlu bentuk kelompok belajar fokus
PTN)
• Rajin konsultasi & bimbingan (dengan guru atau tutor
private/bimbel)
• Perbanyak beramal saleh dan kurangi bermain games.


Trik (saat ujian):
• Doa & baca soal terlebih dahulu!
• Fokus pada kata kunci soal (ide pokok, simpulan, kecuali, dsb).
• Fokus pada teks yang sesuai kata kunci soal!
• Skip opsi jawaban yang bersinonim (PG)!
• Focus opsi jawaban yang berantonim (PG)!
• 4-T (Tenang, Tekun, Teliti, Tawakkaltu’alallah..)


Bersama
Pejuang Tangguh PTN 3422 Team
bersama
Pejuang Tangguh PTN LABSKY’23 Social Team
bersama
Pejuang Tangguh PTN LABSKY’23 Social feat Science Team
bersama
Pejuang Tangguh PTN LABSKY’23 Science Team
bersama
Pejuang Tangguh PTN Jkt46 feat Jkt47 Team
bersama
Pejuang Tangguh PTN Jkt62 Team
Pejuang Tangguh PTN 34’23 Team
“amanah ‘konser’ spc. Cucu Pak ex RI-2”
“Narsum TPS UTBK 2021 di Aceh Timur”
“Narsum Edu Expo 34’21 Sukses PTN bersama para Doktor”
“ ‘konser’ bersama Om Jero (penulis buku Wangsit)”
bersama Bunda-Bunda Pejuang Tangguh PTN
bersama 9 Pejuang Tangguh PTN Kolaborasi 4 SMA
(LABSKY+ALPUS+JKT6+JKT34)
“Bismillah.. terus melangkah menjemput sukses SNBT 2023..
masuk PTN favorit sesuai cita-cita..
MANICS JUARA ..AZKARA BISA!
Aamin YRA!!!” ;)
WASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.

-KAK SYAHRIL-

Anda mungkin juga menyukai