Anda di halaman 1dari 12

1.

Sifat-Sifat Operasi Hitung Bilangan Bulat


a. Sifat Komunikatif (Pertukaran)
1. Sifat Komunikatif Pada Operasi Penjumlahan
Contoh :
15 + 10 = 10 + 15
25 = 25
2. Sifat Komunikatif Pada Operasi Perkalian
Contoh :
15 x 10 = 10 x 15
150 = 150
Sifat komunikatif ini tidak berlaku pada operasi pengurangan dan pembagian
Contoh :
12 – 7 ≠ 7 - 12 dan 12 : 6 ≠ 6 : 12
5≠-5 2≠
b. Sifat Assosiatif (Pengelompokan)
1. Sifat Assosiatif Pada Operasi Penjumlahan
Contoh :
(10 + 5) + 2 = 10 + (5 + 2)
15 + 2 = 10 + 7
17 = 17
2. Sifat Assosiatif Pada Operasi Perkalian
Contoh :
(10 x 5) x 2 = 10 x (5 x 2)
50 x 2 = 10 x 10
100 = 100
Sifat komunikatif ini tidak berlaku pada operasi pengurangan dan pembagian
Contoh :
(10 – 6) – 2 ≠ 10 – (6 – 2) dan (24 : 6) : 2 ≠ 24 : (6 : 2)
4 – 2 ≠ 10 – 4 4 : 2 ≠ 24 : 3
2≠6 2≠8

c. Sifat Distributif (Penyebaran)


1. Sifat Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan
Contoh :
1. 5 x (6 + 7) = (5 x 6) + (5 x 7)
5 x 13 = 30 + 35
65 = 65

2. 52 x 7 = (50 + 2) x 7
= (50 x 7) + (2 x 7)
= 350 + 14
= 364
2. Sifat Distributif Perkalian Terhadap Pengurangan
Contoh :
1. 8 x (9 – 3) = (8 x 9) – (8 x 3)
8 x 6 = 72 - 24
48 = 48

2. 18 x 4 = (20 – 2) x 4
= (20 x 4) – (2 x 4)
= 80 – 8
= 72
Sifat distributif tidak berlaku untuk penyebaran perkalian terhadap pembagian
Contoh :
30 x (6 : 2) ≠ (30 x 6) : (30 x 2)
30 x 3 ≠ 180 : 60
90 ≠ 3

2. Pembulatan Bilangan
Adalah menaksir bilangan ke nilai yang terdekat.
Aturan :
 Tentukan digit pembulatan dan lihat dari sisi kanan.
1. Tentukan digitnya adalah 0, 1, 2, 3, 4 jangan ubah angka pembulatannya
2. Jika digitnya adalah 5, 6, 7, 8, 9 angka pembulatannya bertambah 1
 Semua digit yang ada disisi kanan digit pembulatannya akan menjadi 0

a. Pembulatan Dalam Puluhan Terdekat


Batas pada pembulatan dalam puluhan terdekat adalah angka pada nilai satuan.
Contoh :
1) 853 dibulatkan menjadi....
Angka pada nilai tempat satuan adalah 3

85 3 850 + 0 = 850
Satuan kurang dari 5
Dibulatkan menjadi 0

Pembulatan dalam puluhan terdekat dari 853 adalah 850

2) 100 + 55 = 155 dibulatkan menjadi....


Angka pada nilai tempat satuan adalah 5

15 5 150 + 10 = 160
Satuan sama dengan 5
Dibulatkan menjadi 10

b. Pembulatan Dalam Ratusan Terdekat


Batas pada pembulatan dalam puluhan terdekat adalah angka pada nilai
puluhan.
Contoh :
1) 8.430 dibulatkan menjadi....
Angka pada nilai tempat puluhan adalah 3

84 30 8.400 + 0 = 8.400
Puluhan kurang dari 50
Dibulatkan menjadi 0

2) 4.859 – 603 = 4.256 dibulatkan menjadi....


Angka pada nilai tempat puluhan adalah 5

42 56 4.200 + 100 = 4.300


Puluhan lebih dari 50
Dibulatkan menjadi 100

c. Pembulatan Dalam Ribuan Terdekat


Batas pada pembulatan dalam puluhan terdekat adalah angka pada nilai
ratusan.
Contoh :
1) 1.423 dibulatkan menjadi....
Angka pada nilai tempat ratusan adalah 4

1 423 1.000 + 0 = 1.000


Ratusan kurang dari 500
Dibulatkan menjadi 0
2) 261 x 18 = 4. 698 dibulatkan menjadi....
Angka pada nilai tempat ratusan adalah 6

4 698 4.000 + 1000 = 5.000


Ratusan lebih dari 500
Dibulatkan menjadi 1000

3. Penaksiran Hasil Operasi Hitung Dua Bilangan


Yaitu dengan melakukan pembulatan masing-masing bilangan terlebih dahulu baru
dioperasikan

a. Penaksiran Dengan Pembulatan Dalam Puluhan


Contoh :
1.357 = ........
Taksiran Rendah
1.350 (pembulatan ke bawah)

1.357 Taksiran Sedang


1.360 (sesuai aturan pembulatan)

Taksiran tinggi
1.360 (pembulatan ke atas)

b. Penaksiran Dengan Pembulatan Dalam Ratusan


Contoh :
5.634 + 7.670 =........

1. Taksiran Rendah
5.634 + 7.670 (pembulatan ke bawah)
Ditaksir = 5.600 + 7.600 = 13.200

2. Taksiran Tinggi (pembulatan ke atas)


5.634 + 7.670
Ditaksir = 5.700 + 7.700 = 13.400

3. Taksiran Baik (sesuai aturan pembulatan)


5.634 + 7.670
Ditaksir = 5.600 + 7.700 = 13.300
c. Penaksiran Dengan Pembulatan Dalam Ribuan
Contoh :
4.438 – 2.808 = ......

1. Taksiran Rendah
4.438 – 2.808 (pembulatan ke bawah)
Ditaksir = 4.000 - 2.000 = 2.000

2. Taksiran Tinggi (pembulatan ke atas)


4.438 – 2.808
Ditaksir = 5.000 - 3.000 = 2.000

3. Taksiran Baik (sesuai aturan pembulatan)


4.438 – 2.808
Ditaksir = 4.000 – 3.000 = 1.000

Adalah bilangan itu sendiri di sisi sebaliknya pada garis bilangan, serta memiliki
jarak yang sama dari 0.

Contoh:
1) -4 adalah lawan dari 4

2) 3 adalah lawan dari 3

Suatu bilangan pecahan jika dikalikan dengan bilangan kebalikannya akan


menghasilkan bilangan 1.
Misalnya kebalikan dari adalah .
Karena hasil perkalian dari adalah adalah 1
Tiga Cara Mencari Kebalikan:
1) Mencari Kebalikan dari Pecahan atau Angka Bulat
a) Carilah Kebalikan Dari Pecahan Dengan Membalikkannya.
Definisi dari “resiprok” atau kebalikan sangatlah mudah.
Untuk mencari kebalikan dari angka bulat berapa pun, hitunglah saja "1 ÷
(angka itu)".
Untuk pecahan, kebalikannya merupakan pecahan yang berbeda, yaitu
dengan angka-angka yang “dibalik” (invers).
Misalnya, kebalikan dari adalah .

b) Tulislah Kebalikan Dari Angka Bulat Sebagai Suatu Pecahan.


Kebalikan dari suatu angka selalu merupakan 1 ÷ (angka itu).
Untuk angka bulat, tulislah angka itu sebagai pecahan. Tidak ada gunanya
menghitung angka itu menjadi desimal.
Misalnya, kebalikan dari 2 adalah 1 ÷ 2 = .

2) Mencari Kebalikan dari Pecahan Campuran


a) Kenali Pecahan Campuran.
Pecahan campuran terdiri dari angka bulat dan pecahan, seperti . Ada dua
langkah untuk mencari kebalikan dari pecahan campuran seperti yang
dijelaskan di bawah ini.

b) Ubahlah Pecahan Campuran Menjadi Pecahan Biasa.


Ingatlah bahwa angka 1 selalu dapat ditulis sebagai (angka)/(angka yang
sama), dan pecahan dengan penyebut (angka bawah) yang sama dapat
dijumlahkan.
Berikut adalah contoh menggunakan :
c) Baliklah Pecahannya.
Setelah angka itu dituliskan sepenuhnya sebagai sebuah pecahan, Anda
dapat mencari kebalikannya sama seperti mencari kebalikan pecahan lain,
yaitu dengan membalikkan pecahan.
Dalam contoh di atas, kebalikan dari adalah .

3) Mencari Kebalikan dari Desimal


a) Ubahlah Desimal Menjadi Pecahan Jika Memungkinkan.
Anda mungkin mengenali beberapa angka desimal yang sering digunakan,
yang dapat dengan mudah diubah menjadi pecahan.
Misalnya, 0,5 = dan 0,25 = . Setelah desimal berubah menjadi bentuk
pecahan, baliklah saja pecahan untuk mencari kebalikannya.

Misalnya, kebalikan dari 0,5 adalah = 2.

b) Tulislah Soal Pembagiannya.


Jika Anda tidak dapat mengubahnya menjadi pecahan, hitunglah kebalikan
angka itu dalam bentuk soal pembagian: 1 ÷ (desimal). Anda dapat
menggunakan kalkulator untuk menyelesaikannya atau melanjutkan ke
langkah selanjutnya untuk menyelesaikannya secara manual.
Misalnya, Anda dapat mencari kebalikan dari 0,4 dengan menghitung 1 ÷
0,4.

c) Ubahlah Soal Pembagiannya Untuk Menggunakan Angka Bulat.


Langkah pertama untuk membagi desimal adalah dengan memindahkan titik
desimal hingga semua angkanya menjadi angka bulat. Selama Anda
memindahkan titik desimal dari kedua angka sejauh beberapa langkah yang
sama, Anda akan mendapatkan jawaban yang benar.
Misalnya, Anda dapat menggunakan 1 ÷ 0,4 dan menulisnya ulang sebagai
10 ÷ 4. Dalam kasus ini, Anda memindahkan semua tempat desimalnya satu
langkah ke kanan, sama seperti mengalikan setiap angka dengan sepuluh.
d) Selesaikan Soal Menggunakan Pembagian Panjang.
Gunakan cara pembagian panjang untuk menghitung kebalikannya. Jika
Anda menghitung 10 ÷ 4, Anda akan mendapatkan jawaban 2,5 yang
merupakan kebalikan dari 0,4.

a. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat


1) Garis Bilangan
Berikut adalah bentuk anak panah dan istilah bagian-bagiannya
Pangkal Ujung
Contoh :
Definisi bilangan positif 2 (maju 2 langkah) yaitu :
 Dari -5 maju dua langkah kekanan menuju -3
 Dari 0 maju dua langkah kekanan menuju 2
 Dari 5 maju dua langkah kekanan menuju 7

Contoh :
Definisi bilangan negatif 3 atau -3 (mundur 3 langkah) yaitu :
 Dari -4 mundur tiga langkah menuju -7
 Dari 0 mundur 3 langkah menuju -3
 Dari 7 mundur tiga langkah menuju 4
2) Aturan Penjumlahan Bilangan Bulat
a. Jika bilangan yang dijumlahkan bertanda sama (semua bertanda positif
atau semua bertanda negatif), maka :
(1) Kedua bilangan dijumlahkan
(2) Tanda sesuai dengan bilangan yang lebih banyak
Contoh :
-5 + -7 = 12
hasilnya
Dijumlahkan

- 5 + - 7 = - 12
(-) (-)

Tanda bilangan (-)

b. Jika bilangan yang dijumlahkan tandanya tidak sama (yang satu positif
yang lainnya negatif atau sebaliknya), maka:
(1) Kedua bilangan diselisihkan
(2) Tanda sesuai dengan bilangan yang lebih banyak

b. Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat


1) Perkalian
(+) x (+) = (+) Contoh soal :
(-) x (-) = (-) Hasil dari (-5) x 20 x 10 = - 1.000
(-) x (+) = (-)
(+) x (-) = (-)

2) Pembagian
(+) : (+) = (+) Contoh soal :
(-) : (-) = (+) Hasil dari (-60) : (-4) x (-20) = - 300
(-) : (+) = (-)
(+) : (-) = (-)
1. Mengenal Bilangan Pangkat Dua
adalah suatu perkalian dua bilangan yang sama sebanyak dua kali.
Perhatikan contoh:
1) 1 = 1 x 1 = 12 = 1
1

2) 2 = 2 x 2 = 22 = 4

3)

5 5 x 5 = 52 = 25

5
2. Mengenal Akar Pangkat Dua
Adalah kebalikan dari kuadrat, dimana akar pangkat dua merupakan hasil dari
kuadrat suatu bilangan.
Tanda akar pangkat dua adalah √
Contoh :
 Tentukan akar dari √ = .......
a. Menggunakan Pohon Faktor
225
Faktorisasi prima dari 225 adalah :
225 = 52 x 32 sehingga
5 45
√ = 52:2 x 32:2 (akar pangkat dua berarti
= 5 1 x 31 pangkat faktorisasinya di
5 9 =5x3 bagi)
= 15

3 3

3 1
b. Menggunakan Konsep Dasar
√ = 15
1x1=1 -
125
25 x 5=125 –
0
Penjelasan :
1. Ambil angka terdepan dari bilangan akar tersebut, yaitu 2.
2. Perkalian dari dua bilangan yang sama yang sama atau mendekati dari
angka 2 adalah 1 x 1 = 1, maka 1 sebagai angka awal dari hasil akar
tersebut.
3. Kurangi 225 dengan kuadrat dari 1 yaitu 1, jadi hasilnya 125.
4. Jumlahkan angka yang didapat di langkah kedua, yaitu 1, menjadi 1 + 1
= 2. Letakkan sejajar dengan 125
5. Cari perkalian bilangan yang memenuhi “2 …. x …. ” yaitu 5, sehingga
menjadi 25 x 5 = 125. Jadi angka kedua hasil dari akar tersebut adalah
5.
Jadi hasil akar dari 225 adalah 15.

1. Mengenal Bilangan Pangkat Dua


Pangkat tiga atau bilangan kubik adalah bilangan hasil pemangkatan tiga
suatu bilangan. Jadi bisa dikatakan bahwa bilangan kubik adalah bilangan
hasil perpangkatan tiga.
Perhatikan Contoh:
 53 = 125
Hasil perpangkatan
Bilangan Pangkat tiga
Bilangan Pokok

 43 berarti 4 x 4 x 4 = 64

2. Mengenal Akar Pangkat Tiga


Adalah kebalikan dari pangkat tiga.
Tanda akar pangkat tiga adalah √
Contoh :
 Tentukan akar dari √ = .......

a. Menggunakan Pohon Faktor


1.728 864 432 216 108 54 27 9 3 1
2 2 2 2 2 2 3 3 3

1.728 = 2 6 x 33
√ = 26:3 x 33:3
= 2 2 x 31
= 4x3
= 12
b. Menggunakan Konsep Dasar
√ = 12
1x1x1 =1 -
728
3 2 x 2 x 2 = 128-
600
2
300 x1 x2 = 600-
0
Penjelasan :
1. Deretan bilangan itu dipisahkan tiga angka dari belakang
2. Carilah perkalian kembarnya (kubik) yang nilainya sama dengan atau
kurang dari sisa yang paling depan
3. Jika menurunkan angka harus selalu tiga angka
4. Jumlahkan bilangan kubik yang pertama (sebagai angka puluhan) dan
carilah angka satuan yang apabila dikalikan dua kali dengan angka
satuan tersebut, angka sisa pada satuan dan puluhan dari pengurangan
hasilnya nol
5. Kalikan 300 dengan bilangan kubik pertama dipangkatkan dua dan
dikalikan dengan bilangan kubik kedua, hingga hasil pengurangan nol.

Anda mungkin juga menyukai