Anda di halaman 1dari 6

NASKAH

KAPITA SELEKTA MATEMATIKA PENDIDIKAN DASAR


“BILANGAN BULAT”

DOSEN PENGAMPU : SALEH, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :

MUFLIHATUN NISA
A1I122057
C

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
BILANGAN BULAT

A. Konsep Dasar Bilangan Bulat


Bilangan bulat adalah nama dari salah satu bilangan rasional meliputi bilngan
cacah { 0 , 1 ,2 , 3 , 4 , 5 , 6 , … } dan bilangan negatif {−1 ,−2 ,−3−,−4 ,−5−,−6 ,… }.
Dalam operasi hitung matematika, kehadiran bilanga ini dapat menjadi simbol
pengangkaan atau penomoran dan simbol nilai dari suatu pengukuran atau simbol
hasil perhitungan. Sebagai suatu konsep yang lama ada, bilangan bulat menjadi
suatu hal yang tidak terpisahkan dari konsep operasi hitung matematika
Walaupun sebelumnya telah diterapkan bahwa bilangan bulat terdiri dari
bilangan cacah dan bilangan negatif, namun dalam himpunan bilangannya dapat
dibagi menjadi tiga jenis bilngan bulat.
1. Bilngan Bulat Positif
Bilangan bulat jenis ini sering dikenal dengan sebutan bilangan asli karena
dalam penyimbolan bilagannya dimulai dari angka positif 1 dan seterusnya di
mana himpunannya dinyatakan dengan pengangkaan
{ 1 , 2, 3 , 4 ,5 , 6 , … dan seterusnya } .
2. Bilangan Bulat Negatif
Bilngan jenis ini merupakan kebalikan dari atau lawan dari bilangan bulat
positif yang himpunannya ditandai dengan penyimbolan angka negatif
{−1 ,−2 ,−3 ,−4 ,−5 ,−6 , … dan seterusnya }.
3. Bilangan Bulat Nol
Bilangan jenis ini lazimnya disimbolkan dengan angka (0) yang merupakan
bilangan bulat yang bukan angka positif (+) dan bukan angka negatif (-).
Himpunan bilangan bulat sebagaimana yang tersusun daribilangan bulat
positif (+),bilangan bulat negatif (-) dan bilangan bulat nol dapat dituliskan
{ dan seterusnya … ,−4 ,−3 ,−2 ,−1, 0 , 1 ,2 , 3 , 4 , 5 , 6 , … dan seterusnya }atau dapat
digambarkan dengan menggunakan garis bilangan bulat berikut.
Sesuai penggambarannya seperti yang ditunjukkan melalui garis nilangan
bulat,di dalam bilangannya juga terdapat bilangan ganjil dan bilangan genap.
4. Bilangan Ganjil
Bilangan ganjil adalah semua jenis bilangan yang tidak dapat habis dibagi 2
dan bukan merupakan bilagan kelipatan 2, seperti angka 1,3,5,7,9,11,13,15,17,19
dan lain sebagainya sesuai ketentuan definisinya.
5. Bilagan Genap
Bilangan genap adalah kebalikan dari bilangan ganjil yang merupakan
bilangan-bilangan yang dapat habis dibagi 2 dan merupakan kelipatan 2, seperti
2,4,6,8,10,12,14,16,18,20 dan lain sebagainya sesuai ketentuan definisinya.

B. Operasi Bilangan Bulat


1. Penjumlahan dua bilangan bulat
(1) Jika kedua bilangan bertanda sama, maka dapat langsung dijumlahkan
seperti pada bilangan cacah. Tanda bilangan pada hasil penjumlahan sama
dengan tanda kedua bilangan yang dijumlahkan
Contoh:
-275 + (-302) = -577
(tandanya sama negatif, maka tinggal ditambahkan dan hasilnya negatif)
(2) Jika kedua bilangan yang dijumlahkan berbeda tanda, abaikan tandanya
terlebih dahulu, kurangi bilangan yang lebih besar dengan bilangan yang
lebih kecil. Tanda bilangan pada hasil penjumlahan sama dengan tanda
bilangan yang lebih besar
Contoh :
-250 + 120 = -130
(abaikan tanda negatif, bilangan yang lebih besar nilainya adalah 250.
kurangi dengan 120, lalu tanda hasil penjumlahannya adalah negatif).
2. Pengurangan dua bilangan bulat
Pengurangan bilangan bulat dapat dihitung dengan cara menjumlahkan
dengan lawan bilangan pengurangnya
Contoh :
275 - (-175) = 275 + 175 = 450
(perhatikan bahwa lawan -175 adalah 175)
3. Perkalian dan pembagian bilangan bulat
Hasil perkalian dan pembagian bilangan bulat dapat ditentukan dengan
cara yang sama seperti pada bilangan cacah. Jika kedua bilangan bertanda sama
maka hasilnya positif. Jika tandanya berbeda maka hasilnya negatif
Contoh :
25 x 4 = 100 (tanda sama)
-30 x -5 = 150 (tanda sama)
-20 x 3 = - 60 (tanda beda)
40 x -4 = -160 (tanda beda)

C. Sifat-Sifat Operasi Bilangan Bulat


Sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dapat digunakan untuk
mempermudah dalam melakukan penghitungan.
1. Sifat Komutatif (Pertukaran)
Hanya berlaku pada operasi penjumlahan dan perkalian.
Penjumlahan : a+ b=b+a
Perkalian : a × b=b ×a
 Keterangan: a dan b merupakan bilangan bulat.
 Sifat komutatif tidak berlaku pada pengurangan dan pembagian.
Contoh:
1) 8+ (−7 )=1
8+ (−7 )=(−7 )+ 8=1
(−7 )+ 8=1

2) (−31 ) × (−5 )=155 (−31 ) × (−5 )=(−5 ) × (−31 )=155


(−5 ) × (−31 )=155

2. Sifat Asosiatif (Pengelompokan)


Hanya berlaku pada operasi penjumlahan dan perkalian.
Penjumlahan :( a+ b ) +c=a ( b+c )
Perkalian : ( a × b ) +c=a ( b ×c )
 Keterangan: a, b, dan c merupakan bilagan bulat.
 Sifat asosiatif tidak berlaku pada pengurangan dan pembagian.
Contoh:
1) ( 12+8 ) +7=12+(8+7)
20+7=12+15
27=27
2) ( (−6)× 5 ) ×4=(−16)×(5 × 4)
(−30 ) × 4=(−6) ×20
−120=−120

3. Sifat Distributif (Penyebaran)


Sifat distributif yang berlaku adalah distributif perkalian terhadap penjumlahan
dan distributif perkalian terhadap pengurangan.
a) Distributif perkalian terhadap penjumlahan
a × ( b+c )= ( a ×b )+ ( a ×c )
Contoh:
2 × ( 3+ 4 ) =( 2× 3 ) +(2× 4)
2 ×7 ¿6 +8
14 ¿ 14

b) Distributif perkalianterhadap pengurangan


a × ( b−c )=( a × b ) + ( a−c )
Contoh:
3 × ( 4−1 )=( 3 × 4 ) −( 3× 1 )
3 ×3 ¿ 12 −3
9 ¿9
Sifat distributif tidak berlaku pada operasi pembagian terhadap penjumlahan
dan pengurangan.
Contoh:
12 ÷ ( 4+2 ) ≠ ( 12÷ 4 ) + ( 12 ÷ 2 )
12 ÷6 ≠3 +6
2 ≠ 9 (artinya 2 tidak sama dengan 9)

4. Sifat identitas
Sifat identitas merupakan sifat operasi hitung yang jika dioperasikan dengan
bilangan lain akan menghasilkan bilangan itu sendiri.
Penjumlahan : a+ 0=0+ a=a
Perkalian : : a × 1=1× a=a
Contoh:
1) (−19 ) +0=0+ (−19 )=0−19=−19
2) 152 ×1=1 ×152=152
3) 250 ÷ 1=250
4) 73−0=73

D. Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat


Aturan pengerajaan soal operasi hitung campuran:
1) Operasi hitung dalam tanda kurung dikerjakan terlebih dahulu
2) Operasi perkalian dan pembagian lebih tinggi tingkatannya daripada
penjumlahan dan pengurangan, sehingga perkalian dan pembagia dikerjakan
terlebih dahulu
3) Operasi perkalian dan pembagian setingkat,sehingga dikerjakan urut dari kaki
4) Operasi penjumlahan dan pengurangan setingkat, sehingga dikerjakan urut dari
kiri
Contoh:
−100+ ( 75−(−200 ) ) =−100+275=175

Dikerjakan
pertama

500+ (−800 ) : 4=500+ (−200 ) =300

Dikerjakan
pertama

Anda mungkin juga menyukai