DISUSUN OLEH :
NIM : A1I122057
KELAS :C
KENDARI
2022
A. Aspek-Aspek Penyebab Perubahan Sosial
1. Demokratisasi
Gelombang reformasi total yang melanda kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa Indonesia dewasa ini telah menimbulkan berbagai perubahan
yang mendasar dalam segala aspek kehidupan manusia yang meliputi
bidang politik, ekonomi, hukum, kebudayaan, dan pendidikan. Dalam
sistem pemerintahan telah terjadi perubahan penyelenggaraan yang bersifat
sentralistik yang menghilangkan inisiatif atau prakarsa, kreativitas,
keseragaman baik pribadi maupun masyarakat, kini kita memerlukan
paradigma baru yang mampu menghidupkan dan mendorong serta
mengaktualisasikan dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Kehidupan
baru tersebut adalah kehidupan yang memberikan peluang kepada setiap
orang, kelompok, organisasi, masyarakat untuk berpendapat, mengambil
bagian secara aktif sesuai dengan kapasitasnya masing-masing namun tidak
menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku dan falsafah hidup bangsa
Indonesia. Proses perubahan seperti itu adalah "demokratisasi".
2. Globalisasi
Memasuki abad XXI manusia dihadapkan pada berbagai tantangan
yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kompleksitas masalah kesejahteraan material dan spiritual, serta perubahan
sosial yang semakin cepat. Globalisasi terjadi dalam berbagai bidang
kehidupan, seperti politik, ekonomi, budaya, dan teknologi. Sunaryo
Kartadinata (2000) mengemukakan kehidupan masyarakat global ditandai
dengan kehidupan yang interdependent, interconnected, dan networking.
Interdependent artinya kehidupan yang saling tergantung, saling
membutuhkan antara negara dan bangsa yang satu dengan bangsa/negara
lainnya; interconnected, artinya adanya saling berhubungan antara
negara/bangsa yang satu dengan negara/bangsa yang lain dalam berbagai
aspek kehidupan, dan networking artinya negara/bangsa yang satu dengan
yang lain memiliki jaringan yang sangat erat dan dekat sehingga
menghilangkan batasbatas negara/bangsa tersebut.
2. Otoritas Daerah
Otoritas daerah adalah pemberian wewenang dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah dan daerah mempunyai keleluasaan untuk
merencanakan, melaksanakan sendiri urusan yang diserahkan pemerintah
pusat dengan konsekuensi bahwa daerah harus mampu membiayainya pula.
Kebijakan pemerintah di bidang otonomi daerah relevan dengan
karakteristik sosial budaya Indonesia yang heterogen dalam suku, agama,
bahasa, adat-istiadat, dan kebiasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Dinn wahudin, M.A., et al. 2009. Materi Pokok Pengantar Pendidikan.
Jakarta : Universitas Terbuka Dapartemen Pendidikan Nasional, 2009.