Anda di halaman 1dari 18

BILANGAN BULAT

A. Pengertian Bilangan Bulat

Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat negatif (-1, -2, -3, -4,...), bilangan

nol dan bilangan bulat positif (1, 2, 3, 4,...). Himpunan semua bilangan bulat dalam matematika

dilambangkan dengan Z. Bilangan bulat positif disebut juga bilangan asli.

Dalam garis bilangan digambarkan sebagai berikut:

Perhatikan gambar 1.1 diagram panah garis bilangan pada daftar gambar!

Keterangan:

 Semakin ke kanan, nilai bilangan semakin besar

 Semakin ke kiri, nilai bilangan semakin kecil

 Disebelah kiri nol adalah bilangan bulat negatif

 Disebelah kanan nol adalah bilangan bulat positif

Setiap bilangan bulat memiliki tepat satu lawan yang merupakan bilangan bulat. Dua bilangan bulat

dikatakan berlawanan, apabila hasil penjumlahan kedua bilangan tersebut sama dengan nol (0), berlaku

a  (a)  0.

Misalnya:

1) Lawan dari 4 adalah -4, sebab 4  (4)  0

2) Lawan dari -7 adalah 7, sebab  7  7  0

3) Lawan dari 0 adalah 0, sebab 0  0  0

B. Operasi Hitung Bilangan Bulat dan Sifat-Sifatnya

1. Operasi Penjumlahan

Penjumlahan adalah menggabungkan dua atau lebih angka sehingga menjadi angka yang baru. Angka

baru tersebut beranggotakan semua jumlah anggota angka pembentuknya.

Pola penjumlahan:

1
(+) + (+) = (+) positif ditambah positif hasilnya positif.

(+) + (-) = (+/-) positif ditambah negatif hasilnya positif atau negatif.

(-) + (+) = (+/-) negatif ditambah positif hasilnya positif atau negatif .

(-) + (-) = (-) negatif ditambah negatif hasilnya negatif.

Sifat-sifat pada operasi penjumlahan bilangan bulat yaitu:

a. Sifat Tertutup

Sifat tertutup pada operasi penjumlahan yaitu untuk setiap a dan b ada di dalam Z maka (a + b) juga

ada di dalam Z.

Contoh: Misalkan kita mengambil dua bilangan bulat yang berbeda yaitu a = 4, b = -2 dari

himpunan bilangan bulat. Jika a dan b di jumlahkan maka (4 + (-2)) = -1, ternyata bilangan -1

adalah bilangan bulat juga.

b. Sifat komutatif (pertukaran)

Sifat komutatif penjumlahan yaitu untuk setiap a dan b di dalam Z berlaku a  b  b  a

Contoh:

1) (-3) + 4 = 4 + (-3)

2) (-8) + 6 = 6 + (-8)

3) 7 + (-5) = (-5) + 7

4) 4 + 6 = 6 + 4

Penyelesaian: terdapat pada tabel 1.1 sifat komutatif penjumlahan bilangan bulat dalam daftar

tabel.

Perlu diperhatikan bahwa hasil penjumlahan pada kolom ketiga sama dengan hasil penjumlahan

pada kolom keempat.

c. Sifat Asosiatif

Sifat asosiatif pada penjumlahan yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b, dan c berlakau

(a  b)  c  a  (b  c).

Contoh:
2
1. (( 3)  4)  (7)  (3)  (4  (7))

2. (( 8)  6)  9  (8)  (6  9)

3. (7  (5))  (8)  7  (( 5)  (8))

4. (4  (6))  2  4  (( 6)  2)

Penyelesaian: terdapat pada tabel 1.2 sifat asosiatif penjumlahan bilangan bulat dalam daftar tabel.
Perhatikan bahwa hasil penjumlahan pada kolom kelima sama dengan hasil penjumlahan pada

kolom ketujuh.

d. Unsur Identitas Penjumlahan

Untuk setiap bilangan bulat a, selalu berlaku a  0  0  a  a.

Artinya, hasil penjumlahan suatu bilangan bulat dengan bilangan nol atau sebaliknya, akan

menghasilkan bilangan itu sendiri. Nol (0) disebut unsur identitas pada penjumlahan.

Contoh:

1. 2 + 0 =2 atau 0 + 2 = 2

e. Invers Jumlah atau Lawan Suatu Bilangan

Lawan (invers jumlah) dari a adalah -a. Untuk sebarang bilangan bulat a selalu berlaku:

a  (a)  a  a  0. Artinya, penjumlahan bilangan bulat dengan lawannya selalu menghasilkan

bilangan nol.

Contoh:

1. 2 + (-2) = -2 + 2 = 0

Penjumlahan dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu.

1. Penjumlahan Dengan Alat Bantu

Dalam menghitung hasil penjumlahan dua bilangan bulat, dapat digunakan dengan menggunakan

garis bilangan. Bilangan yang di jumlahkan di gambarkan dengan anak panah, arah sesuai dengan

3
bilangan tersebut. Apabila bilangan positif, anak panah menunjuk ke arah kanan. Sebaliknya,

apabila bilangan negatif, anak panah menunjuk ke arah kiri.

Contoh:

Hitunglah hasil penjumlahan berikut dengan menggunakan garis bilangan!

1. 5  ( 2) =....

Penyelesaian: terdapat pada gambar 1.2 diagram panah garis bilangan dalam daftar gambar.

Untuk menghitung 5  ( 2), langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Gambarlah anak panah dari angka 0 sejauh 5 satuan ke kanan sampai pada angka 5.

b. Gambarlah anak panah tadi dari angka 5 sejauh 2 satuan ke kiri.

c. Hasilnya, 5  ( 2) = 3

2. Penjumlahan Tanpa Alat Bantu

Penjumlahan pada bilangan yang bernilai kecil dapat dilakukan dengan bantuan garis bilangan.

Namun, untuk bilangan-bilangan yang bernilai besar, hal itu tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu,

dapat dilakukan dengan menjumlahkan bilangan bulat tanpa alat bantu.

Pada operasi penjumlahan terdapat dua jenis, yaitu:

1) Penjumlahan dua bilanga bulat bertanda sama

Penjumlahan ini terjadi jika kedua bilangan memiliki tanda yang sama yaitu sama-sama bilanga

positif dan sama-sama bilanan negatif.

Rumusnya adalah:

Jika bilangan bulat positif (+) ditambahkan dengan bilangan bulat positif (+) hasilnya = bilangan

bulat positif (+).

Contoh: 20 + 30 = 50

Jika bilangan bulat negatif (-) ditambahkan dengan bilangan bulat negatif (-) hasilnya = bilangan

bulat negatif (-).

Contoh:

-20 + (-30) = -50


4
2) Penjumlahan Dua Bilangan Bulat Tanda Berlawanan

Penjumlahan ini terjadi jika kedua bilangan berbeda tandanya, yang satu betanda positif (+),

yang lainnya bertanda negatif (-).

Rumusnya adalah:

ab  ba

Contoh 1: -10 + 20 = 20 – 10 = 10

Contoh 2: -30 + 10 = 10 – 30 = -20

a  (b)  a  b.

Contoh 1: 10 + (-20) = 10 – 20 = -10

Contoh 2: 30 + (-10) = 30 – 10 = 20

2. Operasi Pengurangan

Pengurangan adalah mengambil sejumlah angka dari angka tertentu.

Pola pengurangan:

(+) – (+) = (+/-) positif dikurang positif hasilnya positif, jika a > b dan positif dikurang positif

hasilnya negatif, jika a< 𝑏.

(+) – (-) = (+) positif dikurang negatif hasilnya positif.

(-) – (+) = (-) negatif dikurang positif negatif.

(-) – (-) = (+/-) negatif dikurang negatif hasilnya positif, jika a< 𝑏 dan negatif dikurang negatif

hasinya negatif, jika a > b.

Pada pengurangan bilangan bulat, mengurangi dengan suatu bilangan sama artinya dengan

menambah lawan pengurangnya.

Misalkan a dan b bilangan bulat, untuk setiap bilangan bulat a dan b, maka berlaku a  b  a  (b) dan

a  b  c yang berarti b  c  a.

Kesimpulannya adalah bahwa a – b = c jika dan hanya jika a = b + c

5
Sifat-sifat pada operasi pengurangan bilangan bulat:

a. Sifat Tertutup

Sifat tertutup pada pengurangan yaitu untuk setiap a dan b ada di dalam Z maka (a-b) juga ada di

dalam Z.

Contoh: misalkan kita mengambil dua bilangan bulat yang berbeda yaitu:

a  2, b  3 dari himpunan bilangan bulat. Jika a dan b dikurangkan maka (2–3)= -1, ternyata -1

adalah bilangan bulat juga.

b. Pada Operasi Pengurangan Tidak Berlaku Sifat Komutatif dan Asosiatif

(a  b)  c tidak sama dengan a  (b  c). pengurangan pada himpunan bilangan bulat bersifat

komutatif dan asosiatif apabila pengurangan sebagai penjumlahandengan lawan pengurang.

- Komutatif

a  b  a  (b)  b  a

Contoh:

1. 6  2  6  (2)  2  6

- Asosiatif

(a  b)  c  (a  (b))  (c)
 a  (( b)  (c))
 a  (b  c)

Contoh:

1. (15  6)  3  (15  (6))  (3)


 15  (( 6)  (3))
 15  (6  3)

c. Unsur Identitas Pengurangan

Untuk setiap bilangan bulat a, selalu berlaku: a – 0 = 0 – a = a.

Artinya, hasil pengurangan suatu bilangan bulat dengan bilangan nol atau sebaliknya, akan

menghasilkanbilangan itu sendiri.

Contoh: 4 – 0 = 4
6
Pengurangan dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu.

1. Pengurangan dengan alat bantu

Dalam menghitung hasil pengurangandua bilangan bulat, dapat digunakan dengan menggunakan

garis bilangan. Bilangan yang dikurangkan digambarkan dengan anak panah, arah sesuai dengan

bilangan tersebut. Apabila bilangan positif, anak panah menunujuk ke arah kanan, sebaliknya

apabila bilangan negatif, anak panah menunjuk ke arah kiri.

Contoh:

1. 4  5  ....

Penyelesaian: terdapat pada gambar 1.3 diagram panah garis bilangan dalam daftar gambar.

Untuk menghitung 4  5  , langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Gambarlah anak panah dari angka 0 sejauh 4 satuan ke kanan sampai pada angka 4.

b. Gambarlah anak panah tadi dari angka 4 sejauh 5 satuan ke kanan sampai pada angka 9.

c. Hasilnya, 4  5  9

2. Pengurangan tanpa menggunakan alat bantu

Pengurangan pada bilangan yang bernilai kecil dapat dilakukan dengan bantuan gari bilangan.

Namun, untuk bilangan-bilangan yang bernilai besar, hal itu tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu,

kita harus mengurangkan bilangan bulat tanpa alat bantu.

Contoh:

1. (-3) – 4 = -7 sebab 4 + (-3) = -7

2. 16  (6)  16  6  22

3.  8  16  8  ( -16) = -24

3. Operasi Perkalian

Perkalian adalah menjumlahkan bilangan yang sam sebanyak bilangan pengali/penjumlahan yang

berulang. Perhatikan contoh berikut:

2 3 berarti penjumlahan angka 3 sebanyak 2 kali. Maka, 2 × 3 = 3 + 3 = 6

4 3 berarti penjumlahan angka 3 sebanyak 4 kali. Maka, 4  3  3  3  3  3  12.

7
Meskipun hasilnya sama perkalian diatas, memiliki arti yang berbeda. Persamaan umum dari perkalian

adalah: n  a  a  a  a...  a (sebanyak n kali).

Pola perkalian:

(+) × (+) = (+)

(+) × (-) = (-)

(-) × (+) = (-)

(-) × (-) = (+)

Contoh:

1. 3 × 3 = 9

2. 3 × (-3) = -9

3. -3 × 3 = -9

4. -3 × (-3) = 9

Sifat-sifat operasi perkalian bilangan bulat:

a. Sifat Tertutup

Sifat tertutup pada perkalian yaitu untuk setiap a dan b ada didalam Z maka ( a×b) juga ada didalam

Z. Contoh: misalkan kita mengambil dua bilangan bulat yang berbeda yaitu

a = 3, b = -1 dari himpunan bilangan bulat. Jika aa dan b dikalikan maka 3 × (-1) = -3, ternyata -3

adalah bilangan bulat juga.

b. Sifat Komutatif (Pertukaran)

Sifat komutatif perkalian yaitu unrtuk setiap a dan b di dalam Z berlaku: a  b  b  a

Contoh:

1. (-3) × 4 = 4 × (-3)

2. (-8) × 6 = 6 × (-8)

3. 7 × (-5) = (-5) × 7

4. 4 × 6 = 6 × 4

8
Penyelesaian: terdapat pada tabel 1.3 sifat komutatif perkali bilanangan bulat dalam daftar tabel.

Perlu diperhatikan bahwa hasil perkalian pada kolom ketiga sama dengan hasil penjumlahan pada

kolom keempat.

c. Sifat Asosiatif (pengelompokan)

Sifat asosiatif pada penjumlahan yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b, dan c berlakau

(a  b)  c  a  (b  c).

Contoh:

1. (( 3)  4)  (7)  (3)  (4  (7))

2. (( 8)  6)  9  (8)  (6  9)

3. (7  (5))  (8)  7  (( 5)  (8))

4. (4  (6))  2  4  (( 6)  2)

Penyelesaian: : terdapat pada tabel 1.4 sifat asosiatif perkalian bilangan bulat dalam daftar tabel.

Perhatikan bahwa hasil penjumlahan pada kolom kelima sama dengan hasil penjumlahan pada

kolom ketujuh.

d. Unsur Identitas Perkalian

Untuk setiap bilangan bulat a, ada dengan tunggal bilangan bulat 1 sehingga a × 1= 1 × a = 1

Sehingga 1 disebut unsur identitas perkalian.

Contoh:

1. 2 × 1 = 2

2. (-3) × 1 = -3

e. Perkalian Dengan Bilangan Nol

Semua bilangan apablia dikalikan dengan nol hasilnya tetap nol.

Contoh: 5 × 0 = 0

f. Sifat Distributif Perkalian

1. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan

9
 Sifat distributif kiri perkalian terhadap penjumlahan, yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b,

dan c berlaku sifat a  (b  c)  (a  b)  (a  c).

Contoh: 5  (12  (8))  (5  12)  (5  (8))  20

 Sifat distributif kanan perkalian terhadap penjumlahan, yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b,

dan c berlaku sifat (a  b)  c  (a  c)  (b  c)

Contoh: (12  (8))  5  (12  5)  (( 8)  5)  20

2. Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan

 Sifat distributif kiri perkalian terhadap pengurangan, yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b,

dan c berlaku sifat a  (b  c)  (a  b)  (a  c).

Contoh: (6)  (4  2)  (( 6)  4)  (( 6)  (2))  (12)

 Sifat distributif kanan perkalian terhadap pengurangan, yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b,

dan c berlaku sifat (a  b)  c  (a  c)  (b  c).

Contoh: (4  2)  (6)  (4  (6))  (( 2)  (6))  (12)

Penanaman konsep perkalian pada bilangan bulat

Dalam menghitung hasil perkalian dua bilangan bulat, dapat dilakukan dengan menggunakan benda

konkrit contohnya kartu.

Contoh:

1. 3 × 4 =...

Penyelesaian:

Untuk menghitung 3 4, langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Sediakan beberapa kartu

b. Pada sekumpulan kartu tersebut di ambil 4 kartu sebanyak 3 kali pengambilan kartu.

c. Hasilnya, 3×4 = 12

10
4. Operasi Pembagian

Pembagian adalah membagi suatu bilangan dalam beberapa kelompok dengan jumlah yang

sama.pembagian juga merupakan operasi kebalikan dari perkalian a : b  c  c  b  a.

Jika a, b, dan c bialangan bulat dengan b ≠ 0, maka a : b = c jika dan hanya jika a = b×c.

Pola pembagian:

(+) : (+) = (+)

(+) : (-) = (-)

(-) : (+) = (-)

(-) : (-) = (+)

Sifat-sifat operasi pembagian bilangan bulat yaitu:

a. Pembagian dengan bilangan nol

Untuk sebarang bilangan bulat a, maka:

a : 0 tidak terdefenisikan, 0 : a = 0

contoh: 3 : 0 = tidak terdefenisi, 0 : 4 = 0

b. Pada operasi pembagian tidak berlaku sifat komutatif dan asosiatif

a:b≠b:a

(a : b) : c ≠ a : (b : c)

a, b, dan c adalah sebarang bilangan bulat dengan a, b, c bukan 0 dan 1.

Contoh:

1. 6 : 2 ≠ 2 : 6

1
3 tidak sama dengan
3

2. (16 : 4) : 2 tidak sama dengan 16 : (4 : 2)

4 : 2 tidak sama dengan 16 : 2

c. Pembagian pada bilangan bulat tidak bersifat tertutup

11
Untuk sebarang bilangan bulat a dan b, jika a : b = c, maka ada c yang bukan merupakan bilangan

bulat.

1
Contoh: 3 : (-6) = -
2

1
3 dan -6 adalah bilangan bulat, tetapi - bukan bilangan bulat.
2

d. Unsur identitas pembagian

Untuk sebarang bilangan bulat apabila di bagi 1, maka akan menghasilkan bilangan itu sendiri.

Sehingga dapat dituliskan “untuk setiap bilangan bulat a selalu berlaku a : 1 = a

Penanaman konsep pembagian pada bilangan bulat

Dalam menghitung hasil pembagian dua bilangan bulat, dapat dilakukan dengan menggunakan

benda konkrit contohnya kartu.

Contoh:

1. 9 ÷ 3 =.....

Penyelesaian:

Untuk menghitung 9  3, langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Pertama buatlah tiga buah lingkaran

b. Bagi kan 9 kartu pada 3 buah lingkaran

c. Masing-masing lingkaran terdapat 3 buah kartu

d. Jika jumlah kartu pada masing-masing lingkaran bernilai sama artinya 9 ÷ 3 =3

5. Operasi campuran

Operasi campuran merupakan operasi yang didalamnya melibatkan operasi penjumlahan, operasi

pengurangan, operasi perkalian dan operasi pembagian. Aturan dalam mengerjakan operasi campuran

adalah sebagai berikut:

1) Operasi dalam tanda kurung dikerjakan terlebih dahulu.


12
2) Perkalian dan pembagian adalah setara, artinya operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan

terlebih dahulu.Penjumlahan dan pengurangan setara, artinya operasi yang terletak di sebelah kiri

dikerjakan terlebih dahulu.

3) Perkalian atau pembagian dikerjakan terlebih dahulu dari pada penjumlahan atau pengurangan.

Contoh:

1. a. 20+ 30 -12 = 50-12= 38

b. 40 -10 -5 =30 – 5 = 25

c. 40 – (10-5) = 40- 5 = 35

2. a. 600 ÷ 20 ÷5 = 30 ÷ 5 = 6

b. 600 ÷ (20 ÷5) = 600÷ 4 = 150

c. 5×8 ÷4 = 40 ÷ 4 = 10

3. a. 5 × (8 + 4) = 5 ×12 =60

b. 5× 8 -4 = 40-4 = 36

c. 5 × (8-4) = 5 ×4 = 20

Sifat-sifat operasi campuran terdiri atas:

1) Sifat komutatif ( pertukaran )

2) Sifat asosiatif (pengelompokan)

3) Sifat distributif ( penyebaran)

13
DAFTAR GAMBAR

I I I I I I I I I
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Bilangan bulat negatif Bilangan bulat positif

Bilangan nol
Gambar 1.1
Diagram panah garis bilangan

Gambar. 1.2
Diagram garis bilangan

Gambar. 1.3
Diagram garis bilangan

14
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1
Sifat komutatif penjumlahan bilangan bulat
a b a+b b+a
-3 4 (-3) + 4 = 1 4 + (-3) = 1

-8 6 (-8) + 6 = -2 6 + (-8) = 2

7 -5 7 + (-5) = 2 (-5) + 7 = 2

4 6 4 + 6 = 10 6 + 4 = 10

Tabel 1.2
Sifat asosiatif penjumlahan bilangan bulat
a b c a+b (a + b) + c b+c a + (b+c)
-3 4 -7 1 -6 -3 -6
-8 6 9 -2 7 15 7
7 -5 -8 2 -6 -13 -6
4 -6 2 -2 0 -4 0

Tabel 1.3
Contoh Sifat komutatif Perkalian Bilagan Bulat
a b a+b b+a

-3 4 (-3) × 4 = -12 4 × (-3) = -12

-8 6 (-8) × 6 =-12 6 × (-8) = -12

7 -5 7 × (-5) = -12 (-5) × 7 = -12

4 6 4 × 6 = -12 6 × 4 = -12

15
Tabel 1.4
Sifat asosiatif perkalian bilangan bulat

a B C ab (a  b)  c bc a  (b  c)
-3 4 -7 -12 84 -29 84
-8 6 9 -48 -432 54 -432
7 -5 -8 -35 280 40 280
4 -6 2 -24 -48 -12 -48

16
LATIHAN

1. Hasil dari 21  (3  10)  4  (2)  ....

2. Hitunglah nilai dari  9  6  ... dengan menggunakan garis bilangan.

3. Hitunglah nilai dari (4  (4))  3  ... dengan menggunakan sifat asosiatif.

4. Diberikan enam bilangan bulat yaitu -2, -6, -8, 4, 6, dan 10. Jumlah keenam bilangan tersebut

adalah....

5. Suhu mula-mula suatu ruangan adalah 250˚ C. Ruangan tersebut akan di gunakan untuk ikan

sehingga suhunya di turunkan mnjadi -30˚ C. Besar perubahan suhu pada ruangan tersebut adalah....

6. Tina memiliki 3 buah apel. Jika nisa memberikan 4 buah apel kepada Tina. Berapakah jumlah apel

yang dimiliki Tina sekarang?

7. Ibu membeli 5 buah roti dipasar. Sesampainya di rumah ibu memberikan 3 buah roti kepada ayah.

Berapakah sisa roti ibu sekarang?

17
DAFTAR PUSTAKA

Karso,dkk. 1998. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Depdikbud. UT

Rosa, B. Shella dkk. 2008. Buku Pintar Juara Matematika SD. Jakarta: Lima Adi Sekawan.

Tiro, Muhammad Arif. 2008. Pengenalan Teori Bilangan. Makassar: Andira.

https://www.berpendidikan.com/2016/02/operasi-hitung-bilangan-bulat-positif-dan-negatif-

lengkap.html (diakses pada tanggal 18 Oktober 2018).

18

Anda mungkin juga menyukai