Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH

PERMULAAN KEHIDUPAN MANUSIA

DOSEN PEMBINA

SAMRON S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK III

ALI IMRAN 17 221 0

ASRINA RASLI 17 221 071

NURSIA 17 221 076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

BAUBAU

2019
KATA PENGANTAR

Terangkai puja dan segala pujian atas karunia tiada banding, kepada penguasa tiada
tanding, Allah Azza wa Jalla. Seonggok syukur atas nikmat iman islam yang mengokohkan
takwa, syukur atas nikmat rasa aman dan persaudaraan, kesehatan dan kekuatan yang diberika-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERMULAAN
KEHIDUPAN MANUSIA”.

Teriring shalawat, salam, tasbih penuh cinta, kita haturkan kepada sang juru selamat,
nabiullah muhammad SAW, sebagai sebaik-baik suri tauladan, contoh, dan panutan bagi
seluruh umat manusia.

Sebelumnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini baik berupa ide ataupun gagasan. Dan tidak
lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Samron S.Pd.,M.Pd selaku dosen
pembimbing.

Harapan kami selaku penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
siswa dan pembaca pada umumnya.

BauBau, 15 Januari 2019

PENULIS
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................................2
D. Manfaat....................................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN.....................................................................................................3


A. Pengertian Perkembangan Masa Prenatal…............................................................3
B. Tahapan Perkembangan Pada Masa Prenatal...........................................................4
C. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal............................................10
D. Urgensi Dengan Adanya Masa Prenatal Bagi Perkembangan................................11
E. Implikasi Perkembangan Masa Prenatal Pada Pendidikan....................................12
F. Peristiwa Kelahiran Manusia Ke Alam Nyata dan Permasalahannya....................13

BAB III. PENUTUP.............................................................................................................19


A. Kesimpulan.….......................................................................................................19
B. Saran…..................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Awal mula kehidupan manusia dimulai pada saat pembuahan, ketika sel reproduksi
wanita yang disebut ovum dibuahi oleh sel reproduksi pria yang disebut spermatozoon. Hal ini
terjadi kira-kira 280 hari atau sekitar 9 bulan didalam rahim seorang wanita. Janin didalam
kandungan akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, motorik atau psikis.
Seorang wanita harus menjaga kandungannya sejak awal saat terjadi kehamilan, karena itu
sangat mempengaruhi tumbuh kembang janin.
Manusia pada hakikatnya senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Proses perkembangan kehidupan manusia melalui beberapa tahapan. Umumnya, manusia akan
selalu berubah mengikuti proses perkembangan di sekitar kehidupannya, dimulai sejak masa
prenatal, masa bayi, lalu tumbuh menjadi seorang remaja, dewasa, dan kemudian meninggal.

Masa prenatal merupakan titik awal dari proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia yaitu di saat manusia belum lahir atau masih berada di rahim ibu. Namun, banyak
masyarakat pedesaan pada umumnya cenderung menganggap bahwa permulaan perkembangan
psikologis dimulai pada saat anak dilahirkan. Akibat kecenderungan ini, kebanyakan dari
mereka tidak melakukan hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak
pada masa prenatal. Padahal pada masa inilah penentu dan pembentuk karakter dan tingkah
laku anak sesudah lahir.

Melihat keadaan masyarakat yang demikian, tentu sangat perlu untuk segera
diluruskan. Inilah yang menyebabkan perkembangan masa prenatal perlu untuk dipelajari.
Terutama yang perlu dipelajari yaitu tahapan selama masa prenatal, pengaruhnya terhadap
tingkah laku sesudah dilahirkan, serta pendidikan yang baik selama masa prenatal.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan perkembangan masa prenatal?
2. Apa saja tahapan perkembangan janin dalam kandungan?
3. Apa saja pengaruh masa prenatal pada tingkah laku sesudah dilahirkan?
4. Bagaimana implikasi perkembangan masa prenatal pada pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud perkembangan masa prenatal.
2. Menjelaskan tahapan perkembangan janin dalam kandungan.
3. Menjelaskan bahaya-bahaya yang harus diperhatikan selama masa prenatal.
4. Menjelaskan implikasi perkembangan prenatal pada bidang pendidikan.

D. Manfaat
1. Bagi penulis dapat dijadikan ilmu tentang perkembangan masa prenatal.
2. Bagi guru dapat dijadikan pemahaman bahwa kepribadian siswa merupakan
implikasi dari hasil perkembangan masa prenatal.
3. Bagi orang tua agar memahami serta dapat melakukan tindakan yang tepat saat
menghadapi perkembangan masa prenatal.
4. Bagi pembaca diharapkan dapat memberikan masukan bagi yang berkepentingan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Masa Prenatal


Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal kehidupan manusia yang
dimulai sejak konsepsi yakni ketika indung telur (ovum) wanita dibuahi oleh sperma laki-laki
sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama
9 bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir.
Periode prenatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun
psikologis. Meskipun tidak dapat diklaim bahwa periode ini merupakan periode yang paling
berbahaya dalam seluruh rentang kehidupan, banyak yang percaya bahwa masa anak-anak
lebih berbahaya tetapi jelas bahwa periode ini merupakan masa di mana bahaya-bahaya
lingkungan atau bahaya-bahaya psikologis dapat sangat mempengaruhi pola perkembangan
selanjutnya atau bahkan dapat mengakhiri suatu perkembangan. (Ani Endriani, 2011)

Di lihat dari segi waktunya, periode masa pranatal ini merupakan periode
perkembangan manusia paling singkat tetapi justru disinilah terjadi perkembangan yang sangat
cepat dalam diri individu . Karakteristik perkembangan masa pada masa pranatal yaitu proses
tahapan perkembangan dari mulai pembuahan sel hingga pembentukan organ tubuh.
Dalam hadits Nabi Muhammad SAW juga Telah Diterangkan proses penciptaan Manusia:
surah al-mu’minun ayat 12-14 yang artinya : “ Dan sesunguhnya kami telah menciptakan
manusia dari saripati (berasal ) dari tanah, kemudian kami jadikan saripati itu air mani yang (
tersimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim), kemudian air mani itu kami jadikan tulang
belulang itu kami bungkus dengan daging kemudian kami jadikan dia mahluk yang (berbentuk)
lain. Maha suci allah , pencipta yang paling baik “.
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata:
Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang
yang benar dan dibenarkan: Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut
ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah
selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari.
Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan
untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau
bahagianya. Demi Allah yang tidak ada ilah selain-nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang
melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan syurga tinggal sehasta akan
tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah
dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka
hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya
ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli syurga maka masuklah dia ke dalam surga. [HR.
Bukhari dan Muslim]

B. Tahapan Perkembangan Pada Masa Prenatal


Permulaan kehidupan manusia dapat ditinjau secara psikologis dan biologis. Secara
psikologis kehidupan manusia dimulai pada saat janin mulai berinteraksi terhadap rangsang-
rangsang dari luar. Reaksi terhadap rangsang dari luar telah dimulai sangat awal. Ditinjau
secara biologis kehidupan dimulai pada saat terjadinya konsepsi atau pembuahan, yakni
bersatunya sel telur (ovum: tunggal, ova: jamak) dan sel laki-laki (spermatozoa: tunggal,
spermatozoon: jamak). Kedua sel yang telah bersatu tersebut tumbuh dan berkembang dalam
organ reproduksi wanita (gonad). Sel telur diproduksi dalam gonad wanita (ovarium) dan sel
spermatozoa diprodiksi dalam gonad pria (tes tes) (Rita Eka Izzaty, 2008).
Proses terjadinya pembuahan dalam dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 1. Pembuahan sel telur

Kemungkinan terjadinya pembuahan semacam itu telah ditentukan secara alamiah.


Sekali dalam 28 hari, seringkali sekitar pertengahan siklus menstruasi, sebuah telur dalam salah
satu kandung telur menjadi masak dan begerak pelan masuk kedalam rahim. Perjalanan ini
memerlukan waktu 3 sampai 7 hari, dan apabila dalam perjalanan tersebut tidak terjadi
pembuahan, maka lenyaplah telur dalam rahim. Bila telur dalam perjalanan bertemu dengan
spermatozoa dan masuk melalui dinding telur, maka terjadilah pada detik itu hal-hal sebagai
berikut: sel benih melepaskan 23 bagian kecil-kecil dari dirinya yang disebut kromosom.
Kromosom ayah dan kromosom ibu lebur menjadi satu dan membentuk bakal keturunan bagi
anak. Kromosom tadi mengandung bagian yang lebih kecil lagi yang membawa faktor-faktor
keturunan yang sesungguhnya disebut gene(Rita Eka Izzaty, 2008)
Periode prenatal berlangsung selama 280 hari atau kurang lebih 40 minggu yang
dihitung mulai dari sesudah hari pertama menstruasi terakhir. Hurlock (1993) mengatakan
bahwa orang awam menghitung kehamilan selama 9 bulan kalender. Bertentangan dengan itu,
para ilmuwan menggunakan bulan yang lamanya 28 hari (lunar) sebagai tolok ukur. Ini
bertepatan dengan periode siklus menstruasi wanita (Rita Eka Izzaty, 2008)
Urutan perkembangan dalam periode prenatal telah pasti dan tidak dapat diubah.
Kepala, mata, tubuh, tangan, kaki, alat-alat kelamin dan alat-alat berkembang dengan urutan
tertentu dan juga kurang lebih pada usia pranatal yang sama pada semua fetus. Perkembangan
yang teratur menurut skema tertentu itu sebelum dan sesaat sesudah dilahirkan merupakan hal
yang sangat penting. Pertumbuhan yang teratur ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa semua
fetus selalu dapat memutar kepalanya lebih dahulu sebelum mereka dapat melencangkan
kepalanya (Rita Eka Izzaty, 2008)
Monks, dkk (1998) membagi periode pranatal menjadi (1) fase germinal (waktu 3
minggu pertama), (2) fase embrional (waktu 6-8 minggu berikutnya), (3) fase fetal (mulai
minggu 8 sampai saat dilahirkan). Adapun masing-masing periode dapat dijelaskan sebagai
berikut:

1. Tahap Germinal
Tahap germinal, yang sering disebut juga periode zigot, ovum atau periode nuthfah
yang secara harfiah berarti setetes cairan. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu
pertama dari kehidupan yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan
sel telur (ovum) perempuan, yang dinamakan “pembuahan” (fertilization). Saat itu sel sperma
pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel baru yang
disebut zigot. Zigot ini kemudian membelah-belah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-
bulatan kecil yang disebut blastokis. Setelah sekitar 3 hari, blastokis mengandung sekitar 60
sel. Blastokis yang berisikan cairan dengan cepat mengalami sejumlah perubahan penting.
2. Tahap Embrio
Tahap embryonic/embrionis merupakan periode perkembangan pranatal yang terjadi
dari 2 hingga 8 minggu setelah konsepsi. Selama periode embrionis, angka pemisahan sel
meningkat, sistem dukungan bagi sel terbentuk dan organ-organ mulai tampak. Ketika zigot
mendekati dinding rahim, sel-selnya membentuk dua lapisan. Massa sel tersebut disebut
embrio. Embrio yang sudah terbentuk terdiri dari (a) lapisan bagian dalam sel ( endoderm)
yang akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan pernapasan, (b) lapisan luar yang terdiri
dari lapisan paling luar sel ( ectoderm) dan lapisan tengah ( mesoderm). Ectoderm akan
berkembang menjadi sistem syaraf, penerima sensor (misalnya telinga, hidung, mata) dan
bagian kulit (misalnya rambut dan kuku), sedangkan mesoderm akan berkembang menjadi
sistem peredaran, tulang, otot, sistem pembuangan kotoran badan, dan sistem reproduksi.
Ketika lapisan embrio terbentuk, sistem dukungan kehidupan bagi embrio matang
dan berkembang dengan cepat. Sistem dukungan kehidupan ini meliputi ari-ari, tali pusar, dan
amnion, dan lebih jelaskan dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Ari-ari (placenta) merupakan suatu sistem dukungan kehidupan yang terdiri dari
sekelompok jaringan yang berbentuk piring yang didalamnya pembuluh darah
dari ibu dan anak mengait tetapi tidak menyatu.
b. Tali pusar (umbilical cord) adalah suatu sistem dukungan kehidupan yang
mengandung dua pembuluh nadi dan satu pembuluh vena yang menghubungkan
bayi dengan ari-ari. Molekul-molekul yang sangat kecil seperti udara, air, garam,
makanan dari darah ibu, dan karbon dioksida serta kotoran pencernaan dari darah
embrio berpindah dari ibu kepada bayi dan bayi kepada ibu. Molekul-molekul
yang besar tidak dapat berpindah melalui dinding ari-ari; ini meliputi sel darah
merah dan zat-zat berbahaya seperti kebanyakan bakteri, kotoran ibu dan zat-zat
berbahaya seperti kebanyakan bakteri, kotoran ibu dan hormon, Mekanisme yang
mengatur pemindahan zat-zat melalui hambatan ari-ari itu kompleks dan masih
belum seluruhnya dipahami.
c. Amnion merupakan suatu keranjang yang berisi cairan bening yang didalamnya
embrio yang sedang berkembang mengapung. Seperti halnya ari-ari dan tali
pusar, amnion berkembang dari telur yang dibuahi bukan dari tubuh ibu. Pada
kira-kira usia 16 minggu ginjal janin mulai memproduksi air kencing yang
merupakan sumber utama cairan amniotis hingga trimester ketiga, ketika
beberapa cairan dikeluarkan dari paru-paru oleh janin yang sedang bertumbuh. Isi
cairan amniotis meningkat sepuluh kali lipat dari usia ke-12 hingga ke-40
minggu kehamilan, dan dikeluarkan dengan berbagai cara. Sebagian ditelan oleh
janin, dan sebagian lagi diserap melalui tali pusar dan selaput yang menutup ari-
ari. Cairan amniotis penting dalam menyediakan lingkungan yang suhu dan
kelembapannya terkendali, serta untuk melindungi janin dari guncangan.

Beberapa perkembangan penting dari embrionis antara lain pada minggu ketiga,
saluran syaraf yang pada akhirnya menjadi susunan tulang belakang terbentuk. Pada usia kira-
kira 21 hari, mata mulai kelihatan, dan pada usia 24 hari sel untuk jantung mulai berpisah.
Selama minggu keempat, penampakan pertama sistem saluran kencing alat kelamin
(urogenital) kelihatan, dan kuncup lengan serta kaki muncul. Empat bilik jantung terbentuk
dan pembuluh darah naik ke permukaan. Dari minggu kelima hingga kedelapan, lengan dan
kaki selanjutnya berpisah, pada saat ini, wajah mulai berbentuk tetapi masih begitu dapat
dikenal. Bidang usus berkembang dan struktur wajah tersusun bersama. Pada usia 8 minggu,
janin yang sedang berkembang beratnya kira-kira sepertigapuluh ons dan panjangnya satu inci.
Proses pembentukan organ yang berlangsung selama dua bulan pertama perkembangan
prenatal disebut organogenesis.

3. Tahap Fetal
Periode ketiga dari perkembangan masa pranatal disebut sebagai periode fetal atau
janin yang dalam psikologi islam disebut periode mudhghah, yang secara harfiah berarti
sepotong daging yang telah di kunyah. Periode fetal merupakan periode perkembangan
pranatal yang dimulai dari dua bulan setelah pembuahan dan pada umumnya berlangsung
sampai 7 bulan. Empat bulan setelah pembuahan, panjang janin kira-kira 3 inci dan beratnya
kira-kira 1 ons. Janin semakin aktif menggerakan tangan dan kakinya, membuka dan menutup
mulutnya, dan menggerakkan kepalanya. Wajah, dahi, kelopak mata, hidung, dan dagu dapat
dibedakan, demikian pula lengan bagian atas, tangan, dan tungkai, serta alat kemaluan dapat
diidentifikasi sebagai laki-laki atau perempuan. Pada akhir bulan keempat, janin telah tumbuh
hingga 5,5 inci panjangnya dan beratnya 4 ons. Pada saat ini, suatu percepatan pertumbuhan
terjadi pada tubuh bagian bawah. Refleks pranatal semakin kuat, gerakan-gerakan lengan dan
kaki dapat dirasakan untuk pertama kalinya oleh ibunya. Menurut psikologi Islam, janin yang
telah berumur 4 bulan ditiupkan ruh oleh Allah SWT. Serta ditentukanlah semua yang
berkaitan dengan kehidupannya.
Pada akhir bulan kelima, panjang janin kira-kira 10-12 inci dan beratnya 0,5 pon-1
pon. Struktur kulit sudah terbentuk misalnya kuku jari kaki dan kuku jari tangan. Janin semakin
aktif, yang memperlihatkan keinginan akan suatu posisi tertentu di dalam kandungan. Pada
akhir bulan keenam, panjang janin kira-kira 14 inci dan beratnya naik 0,5 pon-1 pon lagi. Mata
dan kelopak mata benar-benar terbentuk, suatu lapisan rambut halus menutup kepala. Refleks
menggengam muncul, dan pernafasan yang belum beraturan terjadi. Pada akhir bulan ketujuh,
panjang janin 14-17 inci dan naik beberapa pon lagi hingga beratnya 2,5-3 pon. Selama bulan
kedelapan dan kesembilan, janin tumbuh lebih panjang dan naik lebih berat lagi kira-kira 4
pon. Ketika lahir, rata-rata bayi Amerika beratnya 7-7,5 pon dan tingginya sekitar 20 inci. Pada
dua bulan terakhir, jaringan lemak berkembang dan fungsi berbagai sistem organ, misalnya
jantung dan ginjal.
Ada tahapan yang terkait dengan perkembangan prenatal secara proses biologi,
proses kognitif, afektif dan proses sosioemosionalnya anatara lain:
a. Tahap perkembangan secara proses biologisnya dari pertumbuhan prenata
Adapun pertumbuhan dan perkembangan utama janin selama tiga trimester mulai
dari periode germinal sampai fetal dapat dirinci ke dalam tiga tabel yang disajikan berikut ini:
Tabel 1. Pertumbuhan fetal pada trimester pertama (3 bulan pertama)

Pertumbuhan hingga 4 8 minggu 12 minggu


minggu
1) Pertumbuhan kurang 5) Panjangnya kurang dari 1 11) Panjangnya sekitar 3 inci dan
dari 1/10 inci. inci. beratnya sekitar 1 Ons.
2) Awal perkembangan 6) Wajah sudah berbentuk 12) Dapat menggerakkan lengan,
susunan tulang dengan mata, telinga, kaki, jari tangan, dan jari
belakang, system syaraf, mulut, dan pucuk gigi kaki.
usus, jantung, dan paru yang belum sempurna. 13) Sidik jari muncul.
paru. 7) Lengan dan kaki 14) Dapat tersenyum,
3) Kantung amniotis bergerak. memberengut, mengisap, dan
membungkus lapisan 8) Otak mulai membentuk. menelan.
dasar seluruh tubuh. 9) Denyut jantung janin 15) Jenis kelamin dapat
4) Disebut “telur” (ovum) dapat dideteksi dengan dibedakan.
ultrasound. 16) Dapat kencing.
10) Disebut “embrio” 17) Disebut “fetus” (janin)
Tabel 2. Pertumbuhan fetal pada trimester kedua (3 bulan pertenganhan)

16 minggu 20 minggu 24 minggu


18) Panjangnya sekitar 5,5 inci 24) Panjangnya 10-12 inci 29) Panjangnya 11-14 inci
dan beratnya 4 ons. dan beratnya 0,5-1 pon. dan beratnya 1-1,5 pon.
19) Denyut jantung kuat. 25) Denyut jantung dapat 30) Kulit mengkerut dan
20) Kulit tipis, tembus didengar dengan tertutup dengan lapisan
pandang. stetoskop biasa. pelindung (vernix
21) Rambut halus (lanugo) 26) Menghisap ibu jari. caseosa).
menutup tubuh. 27) Tersedak. 31) Mata sudah terbuka.
22) Kuku jari tangan dan kuku 28) Rambut, bulu mata, alis 32) Meconium berkumpul di
jari kaki sudah berbentuk. mata muncul. dalam usus besar.
23) Gerakan-gerakan 33) Mampu memegang
terkoordinasi, dapat dengan kuat.
berguling di dalam cairan
amniotis.

Tabel 3. Pertumbuhan fetal pada trimester ketiga (3,5 bulan terakhir)

28 minggu 32 minggu 36-38 minggu


34) Panjangnya 14-17 inci 38) Panjangnya 16,5-18 inci 43) Panjangnya 19 inci dan
dan beratnya 2,5-3 ons. dan beratnya 4-5 pon. beratnya 6 pon.
35) Bertambahnya lemak 39) Memiliki periode tidur 44) Kulit kurang mengkerut.
tubuh. dan bangun. 45) Vernix caseosa tipis.
36) Sangat aktif. 40) Berada dalam posisi 46) Lanugo umumnya hilang.
37) Gerakan pernafasan yang lahir. 47) Kurang aktif.
belum sempurna muncul. 41) Tulang kepala lembut 48) Memperoleh kekebalan dari
dan lentur. ibu.
42) Zat besi disimpan di
dalam hati.
b. Tahap Perkembangan Secara Proses Kognitifnya
Salah satu teori perkembangan kognitif (Piaget) menyatakan bahwa pertumbuhan
intelektual secara biologis ditentukan dan diatur oleh dua proses yaitu: adaptasi yang mencakup
penyesuaian kognitif terhadap lingkungan (asimilasi dan akomodasi), dan organisasi yang
mencakup peningkatan kompleks dan representasi mental yang berintegrasi.
c. Tahap Perkembangan Secara Proses Akfektif
Pada tahap afektif, janin yang berusia 5 bulan didalam kandungan sudah bisa
menggerakkan kakinya seperti menendang-nendang perutnya. Dan janin yang berusia 7 bulan
sudah bisa berubah posisi.
d. Tahap Perkembangan Secara Proses Sosioemosional
Pada tahap sosioemosional, janin yang berusia 4 bulan didalam kandungan sudah
bisa merasakan apa yang dirasakan oleh ibunya.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Pada Masa Prenatal


1. Kesehatan Ibu
Penyakit yang diderita oleh ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa
pranatal. Apalagi penyakit tersebut bersifat kronis seperti, kencing manis, TBC, penyakit
kelamin, dan sebagainya. Itu dapat mengakibatkan lahirnya bayi-bayi yang cacat. Demikian
pula bila terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan disertai dengan gangguan-gangguan
kesehatan pada ibu, seperti influensa, gondok, cacar, dapat merusak perkembangan janin.
2. Gizi Ibu
Faktor lain yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan masa pranatal adalah
gizi ibu. Hal ini terjadi karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi
ibunya, yang diperoleh melalui darah ibunya. Oleh sebab itu makanan ibu-ibu yang sedang
hamil harus mengandung cukup protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat untuk menjaga
kesehatan bayi. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat.
3. Pemakaian bahan-bahan kimia oleh Ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam
peredaran darah ibu yang tengah hamil, dapat mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-
bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik maupun pada sistem
kimiawi dalam tubuh janin yang disebut metabolite. Bahan-bahan kimia juga dapat
mempengaruhi lingkungan di dalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga mempengaruhi
janin.
4. Keadaan dan Ketegangan Emosi Ibu
Keadaan emosinal ibu selam kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar
terhadap perkembangan masa pranatal. Hal ini terjadi karena ketika seorang ibu hamil
mengalami ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam, maka terjadi
perubahan psikologis, antara lain meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya
produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran
darah ke daerah kandungan dan membuat janin kekurangan udara. Dan ini mengakibatkan
kelahiran bayi yang abnormal.
5. Takhayul
Takhayul di Indonesia menjadi masalah, terutama mengenai pengaruh tingkah laku
sewaktu orangtua terhadap bayi yang akan dilahirkan. Ada anggapan bahwa sewaktu ibu
sedang hamil, suaminya membunuh seekor ular, maka anak yang akan dilahirkan bersisik
seperti ular. Selain itu ibu hamil sering ngidam, misalnya mengginginkan makanan yang aneh-
aneh, buah-buahan masam, bau-bauan tertentu, mual-mual bila membau keringat atau rokok
suami. Hal itu dapat diterangkan bahwa dalam diri ibu adanya pengaruh keadaan hormonal
terhadap psikis ibu.
6. Ketergantungan Emosi Antara Ibu dan Janin
Ketergantungan emosional dapat berpengaruh pada kenaikan aktivitas yang sangat
menyolok pada fetus. Penelitian yang pernah dilakukan membuktikan bahwa wanita dengan
susunan syaraf otonom yang labil mempunyai fetus yang paling aktif. Fetus yang aktif pada
waktu dilahirkan memiliki berat badan yang kurang serta menunjukan masalah-masalah makan
menurut penelitian Stott, 1957, 1958 (dalam Monks, 1991) menemukan bahwa kegoncangan
psikis dalam dua bulan pertama dapat menyebabkan gangguan sentral, missal mongolismus
atau down syndrome. Bila ketegangan psikis terjadi pada usia fetal, maka dapat terjadi sindrom
nafsu terhambat, yakni sedikit aktivitas, sedikit spontanitas, pada umumnya terjadi suatu
tingkah laku apatis.

D. Urgensi bagi perkembangan pada masa prenatal


Menurut Elizabeth B.Hurlock setidaknya ada empat kondisi penting yang memberi
pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa datang.
1. Penentuan sifat bawaan
Waktu pembuahan dianggap sangat penting karena pada saat inilah ditentukan sifat
bawaan dari indivdu yang baru terbentuk. Hal ini adalah karena dalam masing-masing sel
kelamin, baik sel pria maupun sel wanita, terdapat 23 pasangan kromosom, dan setiap
kromosom mengandung ribuan partikel yang dinamakan gen. Gen inilah yang dipandang
sebagai faktor penentu keturunan.
2. Penentuan jenis kelamin
Penentuan jenis kelamin individu merupakan unsur penting yang kedua terjadi pada
saat pembuahan. Jenis kelamin ini bergantung pada jenis spermatozoa yang menyatu dengan
ovum. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa setiap sel benih mengandung 23 kromosom. Salah
satu dari 23 pasangan kromosom ini terdapat kromosom jenis kelamin. Sel telur atau ovum
wanita yang matang mengandung kromosom X, sedangkan spermatozoa pria mengandung
sebuah kromosom Y. bila telur wanita yang mengandung kromosom X bersatu dengan sperma
pria yang mengandung kromosom Y, hasilnya menjadi kombinasi kromosom XY, yang akan
menghasilkan jenis kelamin pria. Bila spermatozoa yang mengandung kromosom X bersatu
dengan ovum, hasilnya menjadi kombinasi XX, ini akan menghasilkan keturunan wanita.
3. Penentuan jumlah anak
Peristiwa penting yang ketiga terjadi pada saat pembuahan adalah penentuan jumlah
anak. Pada umumnya dalam peristiwa kelahiran hanya satu anak yang dilahirkan, namun sering
juga terjadi kelahiran kembar. Kelahiran anak kembar ini terjadi apabila ovum yang telah
dibuahi oleh satu spermatozoa membelah menjadi dua bagian atau lebih yang terpisah selama
tahap-tahap permulaan pembelahan sel. Apabila ini terjadi akan menghasilkan kembar identik,
dua, tiga , atau lebih. Tetapi, kalau dua ovum atau lebih dibuahi secara bersamaan oleh
spermatozoa yang berlainan, akan menghasilkan kembar non-identik.
4. Penentuan urutan anak
Posisi anak dalam urutan saudara-saudaranya merupakan kondisi keempat yang
ditentukan pada saat pembuahan, dan mempunyai pengaruh mendasar terhadap perkembangan
selanjutnya. Hal ini terjadi karena umumnya orang tua memiliki sikap, perlakuan dan
memberikan peran yang spesifik terhadap anak tunggal, anak tertua, anak menengah, atau anak
bungsu. Sikap dan perlakuan yang diberikan orang tua sesuai dengan tempat dan urutannya
dalam keluarg. Ini mempunyai pengaruh yang terhadap kepribadian dan pembentukan sikap
anak baik terhadap dirinya sendiri maupun lingkungannya.

E. Implikasi Perkembangan Masa Prenatal pada Pendidikan

Perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan perawatan yang kondusif untuk


pertumbuhan dan perkembangan, agar bayi yang dilahirkan normal. Bila terjadi hambatan
dalam kandungan yang mencegah terjadinya perkembangan menurut waktu yang tepat,
individu akan mengalami cacat yang dapat mengganggu selama hidupnya.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan keabnormalan bayi yang disebabkan dari
dalam kandungan. Selain seperti yang telah disebutkan Monks, dkk. di atas, ada beberapa
faktor lagi yang menurut Kartini Kartono antara lain: (1) kekurangan nutrisi, infeksi dan luka-
luka serta keracunan sewaktu dalam kandungan. Peristiwa tersebut dapat menyebabkan
keguguran (abortus), (2) sewaktu ibu mengandung menderita penyakit kholera, thypus, malaria
tropika kronis, gondok (bof) pada waktu mengandung muda, syphilis, gabag atau mazelen,
TBC sehingga ada pengaruh buruk pada janin (foetus intra uterina). Bayi yang lahir mungkin
akan menderita toxemia, yaitu peristiwa keracunan pada darah, sehingga terjadi abnormalitas
pada system syaraf (neuron), (3) terjadi intoxicztion atau keracunan pada janin, karena ibu
sewaktu mengandung minum obat-obat penenang beracun (thalidomid) juga obat kontraseptif
anti hamil yang sangat kuat mengandung racun, namun obat tersebut gagal atau tidak bekarja
secara efektif.

Supaya bayi yang dilahirkan sehat, maka ibu harus merawatnya dengan baik yaitu
membutuhkan perawatan secara fisik dan psikis dan menjauhkan dari bahaya-bahaya selama
kehamilan. Pemeriksaan rutin selama kehamilan akan semakin mudah diketahui secara dini
gejala-gejala kelainan selama kehamilan, sehingga pencegahan terhadap gangguan selama
kehamilan sedini mungkin dapat dicegah dan diobati.

F. Peristiwa Kelahiran Manusia ke Alam Nyata dan Permasalahannya


Kelahiran bukanlah awal kehidupan, melainkan interupsi dalam pola perkembangan
yang dimulai pada saat pembuahan. Itulah saatnya ketika individu harus melakukan peralihan
dari lingkungan intern di dalam rahim ke dunia luar tubuh individu. Dengan melakukan hal
tersebut individu yang hidup sebagai parasit dan bergantung mutlak pada ibunya bagi
kelangsungan hidupnya harus menyesuaikan diri untuk hidup mandiri.
Berikut ini ada beberapa hal penting pada kelahiran:
1. Jenis kelahiran
Secara umum terdapat lima jenis kelahiran yang berbeda, yaitu:
a. Kelahiran Normal atau Spontan
Kelahiran spontan biasanya disebut proses kelahiran “normal” karena terjadi
tanpa bantuan luar dan dengan sedikit atau tanpa pemberian obat pada ibu. Pada jenis
kelahiran ini, posisi janin dalam rahim ibu dan ukurannya memungkinkan janin untuk
mengeluarkan kepala terlebih dahulu. Setelah kepala, atau bahu, dan kemudian
lainnya tampak pada saat tubuh janin berputar perlahan dalam saluran kelahiran.
Berikutnya lengan keluar, satu demi satu, dan akhirnya kaki.

b. Kelahiran dengan Peralatan


Pada kelahiran ini janin yang terdapat dalam rahim ibu terlalu besar untuk dapat
keluar dari tubuh ibu, sehingga tidak mungkin terjadi kelahiran normal atau secara
spontan. Maka diperlukan peralatan pembedahan harus digunakan untuk membantu
persalinan.

c. Kelahiran Sungsang
Pada jenis kelahiran ini, pantat bayi muncul lebih dulu, diikuti kaki, lengan, dan
akhirnya kepala. Apabila posisi janin tidak dapat diubah sebelum proses kelahiran
dimulai, harus digunakan peralatan untuk membantu persalinan.

d. Kelahiran Letak Melintang


Pada kelahiran ini janin terletak melitang dalam rahim ibu. Bila posisi ini tidak
dapat diubah sebelum proses kelahiran dimulai, peralatan harus digunakan untuk
membantu persalinan.

e. Kelahiran Melalui Pembedahan Caesar


Pada jenis kelahiran ini, tubuh janin terlalu besar untuk dapat melalui saluran
kelahiran tanpa persalinan yang sulit dan lama, walaupun digunakan peralatan. Janin
akan dilahirkan melalui pembedahan dengan mengiris dinding perut ibu.

2. Proses kelahiran berbahaya


Sejak semula proses kelahiran telah dianggap berbahaya bagi ibu dan anak.
Meskipun kelahiran spontan mungkin mengandung sedikit bahaya yang berkaitan dengan
proses itu, kelahiran yang sulit atau membutuhkan penggunaan peralatan atau pembedahan
akan mengakibatkan kerusakan otak yang sementara atau menetap. Ada beberapa proses
kelahiran berbahaya:
a. Kelahiran Kembar
Terdapat tiga alasan mengapa keahiran kembar berbahaya. Pertama, bayi
kelahiran kembar biasanya lebih kecil dan lemah pada saat lahir daripada yang lahir
tunggal. Kedua, mereka biasanya prematur. Ketiga, karena prematur, mereka lebih
mudah terkena gangguan kelahiran, terutama kerusakan pada otak dari pada yang lahir
tunggal dan dilahirkan setelah berumur lengkap. Sedangkan, alasan pertama dan
kedua tersebut dapat menambah masalah penyesuaian yang dihadapi setiap bayi.

b. Persalinan yang dipercepat (precipitate labor)


Persalinan yang berlangsung kurang dari dua jam berbahaya karena menyebabkan
kesulitan melakukan pernapasan. Akibatnya, bayi menerima oksigen secara tiba-tiba
dan belum siap untuk mulai bernapas. Berapa berat kerusakan otak yang terjadi
tergantung pada keepatan bayi melakukan pernapasan.

c. Pengobatan Ibu
Obat-obatan yang digunakan ibu sebelum dan selama proses kelahiran untuk
mengurangi rasa sakit terhadap proses kelahiran dapat dan sering berbahaya karena
memperlambat proses kelahiran dan sering membutuhkan bantuan alat. Kondisi ini
akan menyebabkan kerusakan otak sementara atau tetap.

d. Postmaturitas
Ciri khas jenis kelahiran ini adalah apabila tubuh bayi, terutama kepala, menjadi
terlalu besar untuk melalui jalan lahir ibu sehingga janin harus di lahirkan dengan
bantuan alat atau pembedahan caesar. Terdapat bahaya kerusakan otak yang
ditimbulkan akibat tekanan pada kepala janin selama proses kelahiran atau tidak
adanya oksigen selama pembedahan caesar. Jadi, bahaya kematian lebih sedikit
daripada kerusakan otak karena sebenarnya postmaturitas sendiri tidak berbahaya,
tetapi kondisi kelahiran yang ditimbulkannyalah yang membahayakan.

e. Prematuritas
Prematur adalah sebutan untuk bayi yang dilahirkan kurang dari kehamilan
minggu ke-38 dan beratnya kurang dari 2,5 kg. Prematuritas umunya terjadi pada bayi
dari kelas sosial ekonomi rendah dan pada bayi kulit bewarna daripada bayi kulit
putih, wanita yang bertubuh kecil juga lebih mungkin melahirkan secara prematur
daripada wanita yang bertubuh besar. Prematuritas biasanya juga lebih sering terjadi
pada kelahiran kembar daripada kelahiran tunggal.
Meskipun ilmu kedokteran belum mengatahui penyebab prematuritas dengan
tepat, akan tetapi telah ditemukan bukti yang kuat tentang sejumlah kondisi yang
menyebabkan atau merupakan faktor prematuritas, yaitu: rahim yang sesak pada
kelahiran kembar, lingkungan pra lahir yang merugikan disebabkan gizi buruk dari
ibu, dan penyakit pada saat kritis masa kehamilan. Selain itu juga terdapat bukti medis
yang lebih kuat bahwa prematuritas disebabkan oleh ketidakseimbangan kelenjar
dalam tubuh ibu yang disebabkan oleh stres emosional yang berkepanjangan,
(biasanya terjadi pada kalangan wanita yang merokok dan minum berlebihan yang
berfungsi sebagi pengurang rasa sakit secara psikologis yang sementara waktu dapat
membantu mereka melupakan kondisi yang disebabkan stres tersebut).
Bahaya prematuritas yang umum adalah kesulitan dalam penyesuaian sesudah
lahir, terutama menjalankan pernapasan, kerusakan otak karena tengkorak kepala
tidak berkembang untuk melindungi otak selama proses lahir.

f. Kerusakan Otak
Dalam ilmu kedokteran, kerusakan otak ini disebut sebagi pembunuh utama
selama proses kelahiran. Pembunuh dalam hal ini diartikan lebih luas yaitu
kesempatan bayi untuk berkembang normal “terbunuh”. Pembunuh utama yang
pertama adalah kerusakan otak yang disebabkan oleh tekanan pada kepala bayi selama
proses kelahiran. Bila proses lahir lama dan sulit, tekanan pada otak meningkat hingga
cukup berat untuk menyebabkan pendarahan di dalam dan disekitar otak. Pengaruh
pendarahan ini mungkin sementara atau tetap, yang sangat bergantung pada berat
ringannya pendarahan. Misalnya, bila hemisfer kiri terluka kemungkinan akan
mempengaruhi kemampuan berbicara.
Pembunuh utama yang kedua adalah kerusakan otak yang disebabkan oleh
anoksia (kekurangan oksigen). Anoksia merupakan kegagalan untuk segara bernafas
setelah dipisahkan dari sumber oksigen ibu (tali pusar) yang mempengaruhi
persediaan oksigen ke dalam sel saraf otak. Luasnya kerusakan otak akan bergantung
pada banyaknya kehilangan oksigen. Kerusakan dapat bersifat sementara atau tetap.
Tidak adanya oksigen secara total akan membunuh sel otak dalam 18 detik. Neuron
dari sistem saraf pusat membutuhkan oksigen, jika tidak mendapatkan oksigen,
beberapa sel akan mati yang mengakibatkan kerusakan fisik dan psikis. Lebih
parahnya lagi jika terlalu banyak sel neuron yang mati, bayi akan menderita kerusakan
otak yang serius atau akan terjadi kematian.
Studi mengenai pengaruh kerusakan otak pada perkembangan pasca lahir telah
mengungkapkan beberapa bayi yang terluka otaknya bersifat hiperaktif, mudah
tersinggung, dan sensitif terhadap rangsangan yang sedang. Perilaku mereka
cenderung lebih tidak teratur daripada bayi normal pada usia tersebut. Bila kerusakan
otak cukup berat hingga menyebabkan pendarahan, umumnya terjadi hambatan
mental, cerebral palsy , dan komplikasi lainnya.

3. Permasalahan kelahiran
Ada beberapa permasalahan kelahiran, yaitu :
a. Dataran perkembangan
Dataran (plateau) biasanya terjadi sesudah lahir. Orang tua merasa khawatir
karena mereka yakin sesuatu yang sangat salah terjadi yang membuat bayinya
kehilangan berat badan dan sulit memberi makan. Sehingga bayi tampak kehilangan
jumlah berat yang besar dan kurang sehat dan dokter menganjurkan bayi di rawat di
rumah sakit lebih lama daripada yang direncanakan semula.
Rasa khawatir tersebut mempunyai dua pengaruh yang serius. Pertama, hal itu
menyakinkan orang tua bahwa bayinya rapuh dan membutuhkan perhatian dan
perawatan tambahan. Kedua, hal itu membuat orang tua meragukan kemampunnya
untuk merawat bayi setelah keluar dari rumah sakit.

b. Kesenjangan Perkembangan
Kesenjangan perkembangan berarti perkembangan fisik dan mental di bawah
norma bagi usia individu tertentu. Kesenjangan perkembangan mungkin timbul
selama masa bayi, atau tidak timbul hingga beberapa bulan sesudah lahir. Bila
perkembangan berlangsung di bawah norma tertentu, atau bila orang tua menilai
perkembangan anak berdasarkan perkembangan anak yang lebih besar dalam
keluarga atau anak dari keluarga dan temannya, mereka khawatir akan kenormalan
anak mereka.

c. Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan dan ketergantungan bayi yang baru lahir sangat menonjol,
sehingga membuat mereka mudah dirawat dan diatur. Kebisaan ini seringkali
cenderung berlanjut sampai jauh sesudah masa bayi berlalu dan anak tidak
membutuhkannya lagi. Apa saja alasan perilaku orang tua yang demikian akan
merusak perkembangan anak dan menghilangkan kesempatan mereka untuk belajar
sebagaimana anak lain seusianya belajar. Kegagalan menguasai tugas perkembangan
yang sesuai untuk usia mereka berarti bahwa mereka akan sulit menyesuaikan diri
dan ini mengakibatkan penyesuaian pribadi yang buruk. Sehingga akhirnya anak
kecewa karena merasa frustasi dalam usaha mereka untuk belajar mandiri.

d. Individualitas
Banyak orang tua meletakkan standar bagaimana seharusnya perilaku dan
penampilan bayi yang baru lahir dan kemudian menilai bayinya dengan standar itu.
Apabila bayi mengikuti standar tersebut, maka orang tua merasa semua berlangsung
dengan baik. Apabila bayi melampaui standar, mereka cenderung merasa bangga
karena bayinya lebih hebat (superior). Sebaliknya, apabila bayi tidak memenuhi
standar tersebut, mereka panik dan merasa yakin semua salah. Karena terdapat
kecenderungan yang luas diantara orang dewasa seperti halnya pada anak-anak
untuk menganggap seseorang yang berbeda sebagai lebih rendah (inferior) atau
abnormal dalam beberapa aspek.

e. Kemurungan Orang Tua


Kemurungan orang tua merupakan keadaan depresi dengan intensitas ringan atau
berat yang timbul dari sekumpulan penyebab. Dalam banyak kasus keadaan depresi
yang mencirikan “kemurungan orang tua baru” dimulai tepat sebelum atau sesudah
orang tua membawa bayinya ke rumah dan bertanggung jawab atas perawatannya.
Pada saat berlangsung, “kemurungan orang tua baru” ini berbahaya bagi
penyesuaian bayi dengan kehidupan pascalahir karena membuat orang tua tegang,
bingung, dan bahkan sikap mereka menolak.

f. Nama
Nama merupakan yang paling penting bagi bayi dan akan mempengaruhi
penyesuaian mereka dalam kehidupannya di masa mendatang. mengubah nama
sangat sulit, maka nama yang diberikan bagi bayi pada saat lahir tidak boleh
sembarangan karena terdapat sejumlah jenis nama yang dapat menimbulkan bahaya
psikologis yang potensial terhadap penyesuaian pribadi dan sosial. Sehingga, para
orang tua tidak boleh mempertimbangkan kesukaan mereka saja bila memilih nama
bagi anaknya. Sebaliknya, mereka harus memikirkan benar bagaimana nama yang
dipilihmya dapat mempengaruhi anaknya dengan bertambahnya usi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Awal kehidupan manusia secara biologis atau psikologis sama-sama terjadi pada waktu
konsepsi atau pembuahan karena pada waktu itu terjadi pertemuan antara sel sperma dengan
sel telur. Periode pranatal merupakan periode dimana perkembangan dan pertumbuhan terjadi
lebih banyak dan lebih cepat, namun periode ini juga mengandung banyak bahaya, baik fisik
maupun psikologis yang sangat mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya bahkan dapat
mengakhiri suatu perkembangan. Urutan perkembangan dalam periode pranatal telah pasti dan
tidak dapat diubah. Mulai dari kepala, mata, tubuh, tangan, kaki, alat-alat kelamin, dan alat-
alat berkembang dengan urutan tertentu dan juga kurang lebih pasa usia pranatal yang sama
pada semua fetus. Periode pranatal juga merupakan periode awal kehidupan manusia yang
sangat menentukan pola perkembangannya pada periode-periode selanjutnya. Sifat-sifat
bawaan yang diturunkan sekali untuk selamanya dan berfungsi sebagai dasar bagi
perkembangan selanjutya, ditentukan pada periode ini. Periode ini juga merupakan saat dimana
calon orang tua menentukan sikapnya terhadap anak yang akan lahir.

B. Saran
Adapun saran yang ingin kami sampaikan pada kesempatan kali ini agar sekurang-
kurangnya dapat bermanfaat diwaktu yang akan datang yaitu Dalam penyusunan makalah ini,
penulis menyadari bahwa dalam pembahasan masih terdapat kekurangan baik dari substansi
materi maupun dari setiap materi yang dibahas. Dalam penulisan makalah ini juga masih
terdapat kekurangan lain, oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis butuhkan dalam
memperbaiki makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya untuk penulis
dan umumnya untuk pembaca
DAFTAR PUSTAKA

Endriani, Ani. 2011. Pengertian Masa Prenatal


(Online).(http://aniendriani.blogspot.com/2011/02/pengertian-masa-prenatal.html, diakses
tanggal 15 Januari 2019)

F. J. Monks, A. M. P. Knoers. 1991. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.
Izzaty, Rita Eka, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY

John W. Santrock. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., dan Haditono, S.R. (1998). Psikologi Perkembangan.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Anda mungkin juga menyukai