Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KE (I)

1. Jika dalam diagram cartesius terdapat titik-titik yang membentuk sebuah persegi yaitu titik
x  2, x  3, y  1dany  2 . Tentukanlah :
a. Jari-jari (radius)
b. Titik pusat lingkaran
c. Persamaan lingkaran
Jawab :

2 D C

d
1,5

1 B
A

x
0 1 2 2,5 3

a. Radius Lingkaran
 AC 2  AB 2  BC 2

( AC) 2  (3  2) 2  (2  1) 2

( AC ) 2  12  12
( AC ) 2  2
AC  2
Karena AC adalah diameter lingkaran maka untuk mencari radius lingkaran
1
AC , sehingga di peroleh :
2

1
r AC
2
1
r 2
2
1 1
AC  2
Jadi radiusnya adalah 2 2

b. Titik pusat lingkaran.


(x,y) = (2,5 ; 1,5)

5 3
 ; 
2 2

c. Persamaan lingkaran

2 2 2
 5  3 1 
x   y     2
 2  2 2 
10 x 25 6 9 1
 x2    y2  y  
2 4 2 4 2
10 6 34 1
 x2  y2  x  y   0
2 2 4 2
10 6 34 2
 x2  y2  x  y   0
2 2 4 4
32
 x 2  y 2  5x  3 y  0
4
 x 2  y 2  5x  3 y  8  0

2. Posisi titik dari persamaan garis singgung


Untuk menentukan kedudukan garis terhadap suatu lingkaran,terlebih dahulu
kita subsitusikan garis ke persamaan lingkaran kemudian tentukan nilai
Diskriminannya (D = b2 – 4ac). Ada tiga titik nilai D, yaitu:
a. Garis yang memotong lingkaran
yyy
Ket :

D  0, maka persamaan garis terletak di dalam lingkaran, dan


B (x2,y2) memotong lingkaran di dua titik atau jarak pusat lingkaran ke
garis lebih kecil dari jari-jari lingkaran (k  r ).
A (x1,y1)
0\ g

xxx
0\ 0
D D˃0 memotong
b. Garis yang menyinggung Lingkaran

yyy
A (xa,ya) Ket:

Jika D  0, maka persamaan garis terletak di luar


lingkaran, dan tidak memotong lingkaran atau
jarak pusat lingkaran ke garis lebih dari jari-

0\ g jari lingkaran k  r

xxx
0\ 0
D D = 0 menyinggung

c. Garis yang tidak memotong atau menyinggung Lingkaran

yyy ket :

Jika D  0, maka persamaan garis terletak pada


lingkaran dan memotong lingkaran di satu titik
atau jarak pusat lingkaran ke garis sama
0\ g
dengan jari-jari lingkaran (k  r ) atau bisa
disebut juga garis bersinggungan dengan
lingkaran.

xxx
0\ 0
D D < 0 tidak nenyinggung atau memotong

http://teknosains.com/amp/sains-teknologi/matematika-pembahasan-dan-contoh-
soal-garis-singgung-lingkaran
3. x1  a x  a    y1  b y  b  r 2

Persamaan garis singgung lingkaran yang berpusat di (a,b) dan melalui titik
yyy
(X1,Y1)

R
y y1 r
Y1-b r
P(a,b)
b b
X x1-a
p(a,b)

g g

xxx
0\ 0 aa X 1 x1

Persamaan lingkaran diatas adalah :

x  a 2   y  b 2  r 2

 
Karena x1, y1 terletak pada lingkaran maka:

x  a 2   y  b 2  r 2 ..........(1)

Gradien dari r adalah :

y1  b
mr 
x1  b

Karena tegak lurus terhadap r maka:

m g m r  1

y1  b
mg  1
x1 a

x1 a
mg  
y1  b
 
Garis singgung g malalui titik x1, y1 dengan gradien mg, maka

y  y1  m g x  x1 
x1  a
y  y1   x  x1 
y1  b
 y1  b  y  y1   x1  a x  x1 
 y1  b  y  b    y1  b   x1  a x  a   x1  a 
 y1  b  y  b    y1  b 2  x1  a x  a   x1  a 2
x1  a x  a    y1  b  y  b   x1  a 2   y1  b 2
x1  a x  a    y1  b  y  b   x1  a 2   y1  b 2
x1  a x  a    y1  b  y  b x1  a 2   y1  b 2  0.......2
Subsitusi persamaan (2) kepersamaan (1), pada ruas kanan di atas:

x  a 2   y  b2  r 2
x  a 2   y  b2 x1  a x  a    y1  b y  b  x1  a 2   y1  b2  r 2
x1  a x  a    y1  b y  b  r 2 .terbukti

https://smatika.blogspot.com/2017/01/pembuktian-rumus-persamaan-garis.html?m=1
TUGAS REVIEW

Judul Designing Hypotecnical Learning Trajectory Based On Van Hiele

Theori : A Case Of Geometry

Penulis R Rezky dan A Wijaya (Pendidikan Matematika, Program Pendidikan

Matematika Pascasarjana, Universitas Negeri

Yogyakarta,Karangmalang, Depok, Sleman, Yogyakarta,

Indonesia).

Tahun 2018

Terbit

Reviewer ARDIANSYAH WIRA ARMIN

Tanggal 15 April 2019

Latar belakang

Dari penulisan artikel ini adalah perlunya perencanaan dalam proses belajar
mengajar dikelas yang dirancang sesuia dengan kebutuhan guru dan siswa. Proses ini
pada dasarnya merupakan rancang jangka pendek untuk memperkirakan apa yang
akan dilakukan dalam pembelajaran, dan penyusunan perencanaan ini perlu
memperhitungkan perbedaan peserta didik berdasarkan gender, kemampuan awal,
tingkat intelektual, minat, motivasi, bakat,potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya
belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, dan
lingkungan peserta didik. Hubungan pedagogis digunakan untuk merumuskan
pengetahuan yang dimiliki oleh guru tentang matematika, kegiatan belajar, dan
representasi matematis yang diperlukan. Hal ini bertujuan unutk membuat lintasan
pembelaran hipotesis ketika para guru memperoleh wawasan pemikiran siswa dan
belajar, mereka akan mulai mermuskan konsepsi pemahaman siswa dan menggunakan
mereka untuk mengembangkan dugaan tentang urutan tugas dan kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian, perlunya perumusan lintasan pembelajaran hipotesis
(Hypotecnical Learning Trajectory) untuk diadakan.

Abstrak penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah hipotesis dari


lintasan pembelajaran berdasarkan teori van hiele yang dapat membantu siswa dalam
memahami volume berbentuk kubus desain penelitian studi ini digunakan untuk
membuat lintasan pembelajaran hipotesis bagi siswa untuk belajar volume berbentuk
kubus. HTL berdasarkan teori van hiele terdiri dari empat tahapan yaitu 1) tahap
visualisasi, dimana siswa menemukan volume berbentuk kubus dengan menghitung
sejumlah unit dari kubus dengan kontruksi yang lengkap. 2) tahap analisis, dimana
siswa mengidentifikasi volume berbentuk kubus dengan mencari panjang tepi tanpa
menghitung unit kubus. 3) tahap deduksi informal dimana siswa menemukan volume
berbentuk kubus dengan melihat panjang sisi. 4) tahap deduksi dimana siswa
menemukan formula umum volume untuk semua jenis kubus, dan berbentuk kubus.

Subjek penelitian adalah para pendidik matematika (guru, peneliti dan


pengembang kurikulum) dan para siswa.

Review

Dalam artikel ini dijelaskan bahwa lintasan pembelajaran hipotetis, pertama


kali diusulkan oleh Simon pada tahun 1995, mengungkapkan bahwa lintasan
pembelajaran hipotetis terdiri dari tiga komponen: tujuan pembelajaran yang
menentukan arah, kegiatan belajar, dan proses belajar hipotetis yang merupakan
spekulasi tentang perkembangan pemikiran siswa dan pemahaman dalam kegiatan
belajar. Lintasan pembelajaran hipotetis memperjelas saling ketergantungan dari
kegiatan dan proses pembelajaran. Lintasan pembelajaran hipotetis didefinisikan
dengan menggunakan empat prinsip yaitu:

1) Generasi HLT didasarkan pada pemahaman pengetahuan siswa saat ini;

2) HLT adalah wadah untuk merencanakan pembelajaran konsep-konsep matematika


tertentu;

3) Tugas matematika menyediakan alat untuk mempromosikan pembelajaran dari konsep-


konsep matematika tertentu yang merupakan bagian penting dari proses pembelajaran;
4) Karena hipotetis pasti dan melekat dari proses ini, guru secara teratur terlibat dalam
memodifikasi setiap aspek HLT.

Metode

Desain penelitian studi ini dimanfaatkan sebagai studi metodologi penelitian


jenis validasi untuk menciptakan kerangka pembelajaran desain trajektori yang akan
dilalui oleh siswa dalam belajar matematika. Tahapan yang dilakukan dalam desain
penelitian dibagi menjadi tiga yaitu:

(1) Mempersiapkan percobaan (desain awal);

(2) Bereksperimen di dalam kelas; dan

(3) Melakukan analisis retrospektif.

Peneliti fokus pada mempersiapkan percobaan (desain awal) yang bertujuan


untuk merumuskan teori instruksi lokal yang bisa dijabarkan dan disempurnakan saat
melakukan percobaan.Desain penelitian adalah metodologi yang memiliki lima
karakteristik: sifat intervensionis; Proses berorientasi; komponen reflektif; karakter
siklik; dan teori berorientasi. Desain penelitian adalah proses siklus eksperimen pikiran
dan percobaan instruksi. Ada dua aspek penting yang terkait dengan desain penelitian.
Mereka adalah pembelajaran hipotetis lintasan (HLT) dan teori lokal instruksi (LIT).
Peneliti berhipotesis pembelajaran geometri pelajaran sekolah SMP yang disesuaikan
dengan penguasaan konsep siswa geometri. Penelitian ini dilakukan pada geometri
polyhedron berfokus pada volume kubus dan balok dengan menggunakan empat tahap
teori Van Hiele.

Hasil penelitian adalah Pelajaran ini dirancang untuk menyusun hipotesis


pembelajaran lintasan dalam pembelajaran kubus dan bahan volume yang berbentuk
kubus ini menggunakan empat tahap teori van Hiele. Hipotesis tentang bagaimana
untuk menyimpulkan aliran pemikiran mahasiswa dan tindakan yang dilakukan oleh
guru berdasarkan pada tujuan yang mengacu pada kurikulum di Indonesia belajar.
Tujuan pembelajaran kubus dan volume berbentuk kubus adalah: menentukan volume
kubus dan balok dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan
balok.
Kesimpulan berdasarkan uraian contoh pelaksanaan pembelajaran lintasan
hipotesis, dapat disimpulkan bahwa hipotesis lintasan pembelajaran dalam volume
kubus dan balok dapat digunakan sebagai petunjuk intruksional bagi guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pengetahuan ini merupakan tujuan
utama matematika dalam pengembangan pembelajaran. Pembelajaran hipotesis
pelaksanaan lintasan, dapat berguna sebagai panduan untuk pelaksanaan serta
memberikan strategi alternatif untuk mengatasi kesulitan dalam memahami konsep
materi yang dipelajari. Pendekatan ini telah diuji dan memberikan hasil positif. Oleh
karena itu metode ini dianggap sebagai metode yang efektif untuk mengajar
matematika.

Kelebihan adalah dengan adanya HLT dapat meningkatkan kemampuan siswa


dalam berpikir geometri pada materi yang berbentuk kubus berdasarkan teori van
Hiele. Dan dengan mengetahui HLT belajar siswa, guru bisa mendapatkan lintasan
pembelajaran yang tepat dan dapat digunakan untuk membantu siswa menangkap
matematika.

Kekurangannya adalah menekankan pengetahuan guru matematika tentang


pentingnya pemahaman guru adalah karena guru harus tahu urutan aliran terus belajar
matematika dan hipotesis guru dari pengetahuan siswa.

Anda mungkin juga menyukai