Bilangan Rasional
a. Pengertian Bilangan Rasional (ℚ)
Bilangan rasional adalah sistem bilangan yang merupakan himpunan dari semua
bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan a/b dengan a, b adalah bilangan bulat dan b
≠ 0. Secara fundamental bilangan rasional berasal dari bahasa inggris yaitu "rational" karena
bilangan ini dapat dinyatakan dalam bentuk perbandingan (rasio). Ahli matematika memberikan
simbol ℚ untuk bilangan rasional.
a
Q={ ∨a , b ∈ Z ,b ≠ 0 }
b
Contoh: Bilangan-bilangan rasional 1/5, 1/3, 3/2, 22/7, 56/10, …, a/b… disebut bilangan-
bilangan rasional pecahan biasa atau sering disebut pecahan biasa. Bilangan-bilangan rasional 2
1/2, 4 2/3, 7 5/6, 15 1/9, …. C a/b disebut bilangan-bilangan rasional pecahan sempurna atau
sering disebut pecahan campuran. Operasi bilangan rasional meliputi pengurangan, perkalian, dan
pembagian yang memiliki sifatnya masing-masing.
Bilangan 1,2 termasuk bilangan rasional, karena 1,2 dapat dinyatakan dalam bentuk
pecahan 12/10, 6/5, ataupun bentuk pecahan lain yang memenuhi a/b dengan a, b (bilangan bulat)
dan b ≠ 0. Sehingga 1,2 termasuk bilangan rasional.
a c c a
+ = +
b d d b
Mempunya
a c c a
∙ = ∙
b d d b
Mempunya
4) Asosiatif, terhadap operasi penjumlahan dan perkalian
Penjumlahan dan perkalian antar bilangan rasional mempunyai sifat asosiatif, yang
dapat dirumuskan sebagai berikut.
a c e a c e
( + )+ = +( + )
b d f b d f
a c e a c e
( ∙ )∙ = ∙( ∙ )
b d f b d f
5) Distributif
Bilangan rasional mempunyai sifat distributif, yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
a c e a c a e
∙( + )= ∙ + ∙
b d f b d b f
bilangan rasional yang dikalikan dengan hasilnya x bilangan rasional itu sendiri.
a 0 1 a a
∙ = ∙ =
b 1 1 b b
a. Bilangan Bulat
a bx
Jika b membagi a, maka a = bx, untuk bilangan bulat. Maka diperoleh = =X , jadi jika
b b
a
b membagi a, makadapat dinyatakan sebbagai bilangan bulat.
b
4 15
Contoh: =2 dan =5
2 3
Contohnya:
Perkalian (dan pembagian) dua bilangan desimal dilakukan dengan cara yang sama
dengan perkalian (dan pembagian) pada bilangan bulat.
Untuk bilangan desimal dengan banyak angka berhingga di belakang koma, cara
mengalikanya adalah dengan mengalikan kedua bilangan tersebut (tanda koma) kemudian
banyak angka di belakang koma pada hasil perkaliannya sama dengan jumlah banyaknya
angka di belakang koma dari kedua bilangan yang dikalikan.
Sedangkan untuk pembagian bilangan desimal yang memiliki banyak angka berhingga di
belakang koma adalah dengan membagi kedua bilangan (tanpa tanda koma) kemudian letak
tanda koma pada hasil pembagianya ditentukan oleh hasil pengurangan banyak angka
dibelakang koma pada pembilang oleh banyak angka dibelakang koma pada penyebut. Kalau
hasil pengurangan positif berarti tanda komanya maju sedangkan hasil penguranganya negatf
berti tanda komanya mundur. Kalau tanda komanya mundur dan mentok, tambahkan bilangan
nol di belakangnya .
Untuk bilangan desimal dengan bilangan berulang di belakangnya, bilangan berulang
tersebut dianggap sebagai banyak angka berulang di belakang koma.
Contoh:
1. 1,2 x 0,05 = ?
Kalikan terlebih dahulu 12 dengan 5
12 x 5 = 60
Angka dibelakang koma pada hasil perkaliannya sebanyak 3 angka
Diperoleh dari jumlah banyaknya angka di belakang koma pada kedua bilangan yang
dikalikan.
Hasilnya 0,060 = 0,06
1,2 x 0,5 = 0,06
2. 6,3/0,18 = ?
Bagi terlebih dahulu kedua bilangan tanpa tanda koma
63/18 + 3,5
Lalu pindahkan tanda komanya dengan aturan yang sudah dijelaskan.
Banyak angka dibelakang koma pada pembilang dikurangi banyak angka dibelakang
koma pada penyebut = 1 – 2 = -1
Karena hasil pengurangannya negative berarti tanda koma mundur satu angka.
Diperoleh hasil 35,0 = 35
6,3/0,18 = 35
3 3 2 6
2) = × = =0,6
5 5 2 10
4 15
3) =2 dan =5
2 3
2 3 ∙ 0+2 3 ∙0 2 2 2
4) = = + =0+ =
3 3 3 3 3 3
20 3 ∙ 6+2 3 ∙6 2 2 2
5) = = + =6+ =6
3 3 3 3 3 3
6) Budi akan merayakan ulang tahunnya, dan dia ingin merayakanya dengan mengundang pesta
teman-teman sekelasnya, dan menyajikan nasi liwet. Bila dalam satu kelas ada 28 orang
siswa, dan untuk satu porsi nasi liwet diperlukan 1¼ gelas beras, berapa berapa beras yang
harus dimasak oleh Budi?
Jawab:
Beras yang diperlukan adalah
= 28 ÷ 1 1/4
= 28 ÷ 5/4
= 112/5
= 22 2/5 gelas
7) Suhu udara di Puncak Jaya pada siang hari adalah 17 °c. menjelang tengah malam suhu udara
turun 19 °c. Berapa derajatkah suhu udara di puncak tersebut pada malam hari ?
Jawab:
Kalimat matematikanya adalah : 17 – 19 = -2
Jadi suhu udara pada malam hari di puncak tersebut adalah -2º
a. Bilangan Irasional
a. Pengertian Bilangan Irasional
Bilangan irasional adalah sistem bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
pecahan a/b dengan a, b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0, namun dapat dinyatakan dalam bentuk
desimal. Bilangan ini juga dinyatakan dalam bentuk akar yang tidak sempurna(menghasilkan
bilangan yang tidak bulat).
a+b=b+a
axb=bxa
(a + b) + c = a + (b + c)
(a x b) x c = a x (b x c)
Misalnya a, b, dan c adalah bilangan irasional, maka berlaku sifat distributif.
a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
a x (b – c) = (a x b) – (a x c)
Identitas penjumlahan
√2 + 0 = √ 2
Identitas perkalian
√2x1=√2
Invers bilangan irasional suatu bilangan dapat dihitung berdasarkan konsep pecahan,
perlu dicatat bentuk pecahan a/b bilangan irasional "tidak memenuhi" a dan b = bulat.
Perlu diketahui suatu bilangan yang dioperasikan dengan suatu operasi dengan inversnya
menghasilkan elemen identitas operasi yang digunakan.
Contoh:
7. Operasi Perkalian dengan Nol menghasilkan Nol
n
n adalah bilangan irasional yang dapat ditulis sebagai .
1
1
Maka invers perkalian dari n adalah
n
√3
√ 3 adalah bilangan irasional yang dapat ditulis sebagai .
1
√3
Maka invers perkalian dari √ 3 adalah
n
Setiap bilangan irasional yang dikalikan dengan nol akan menghasilkan angka nol.
8. Tidak mempunyai bentuk desimal berulang
Bilangan irasional tidak membentuk pola berulang
Contoh √ 2=¿
1.41421356237309504880168872420969807856967187537694
807317667973799…
Hingga digit ke-2 juta, pola berulang dari √ 2 belum juga ditemukan
9. Mempunyai bentuk akar tidak sempurna dengan hasil desimal tidak berulang
Bentuk akar tidak sempurna adalah bentuk akar yang menghasilkan nilai tidak bulat.
Contoh:
10. Mempunyai sifat tidak tertutup
√ 2=1.4142135 …
√ 3=1.7320508 …
√ 5=2.236067 …
Sifat tidak tertutup pada bilangan irasional disebabkan karena operasi penjumlahan dan
perkalian antar bilangan irasional dapat menghasilkan bilangan rasional.
Contoh:
n
√3 4
n
4 √
3. ( √ a) =a
Contoh:
2
a. ( √ 3) =3
3 3
b. ( √ 25) =25
1
4. m
√ n √ a=a mn =mn√ a
Contoh:
4 4
6 n 4
√ √ 8 =8 6.2
=8 12 =2
Catatan:
4 1 1
8 12 =8 3 =(23 ) 3 =21=2
5. Penjumlahan dan pengurangan akar
Contoh:
a. Selesaikanlah : 5 √ 3−7 √ 3+ 4 √ 3
Jawab: 5 √ 3−7 √ 3+ 4 √ 3=( 5−7+4 ) √ 3=2 √ 3
b. Selesaikanlah : √ 72−√ 8+ √ 2
Jawab: √ 72−√ 8+ √ 2= √ 36.2− √ 4.2+ √ 2.1
= 6√ 2−2 √ 2+ √ 2
= (6−2+1) √ 2
= 5√ 2
6. Merasionalkan penyebut suatu pecahan
a
a. Pecahan-pecahan berbentuk :
√b
Dengan mengggunakan sifat : √ b ∙ √ b=b
a √b a √b
Maka × =
√b √b b
a a √b a
Pengubahan menjadi disebut merasionalkan
√b √b √b
Contoh:
Merasionalkan:
1 1 3 3 1
= ∙ √ = 2 = √3
1.
√3 √ 3 √3 3 3
6 6 2 6 2
√
2. = ∙ √ = √ =3 √ 2
√2 √ 2 √ 2 2
1
b. Pecahan-pecahan berbentuk
a+ √ b
Bentuk-bentuk akar a + √ b dan a - √ b di mana a adalah rasional dan √ b adalah
bentuk akar, dinamakan bentuk-bentuk akar yang sekawan. Hasil perkaliannya
adalah rasional. Sebab (a + √ b ) (a - √ b ) = a2 – b bilangan pada ruas kanan tersebut
adalah rasional.
Contoh:
Rasionalkan:
4
1. =¿ Bilangan sekawan √ 3−1 adalah √ 3+1
√ 3−1
4 3+1
= ∙√
√ 3−1 √ 3+1
4 ( √ 3+1)
=
3−1
4 ( √ 3+1)
=
2
= 2 (√ 3+1 ¿
1−√ 2
2. =¿ Bilangan sekawan dari 1 + √ 2 adalah 1 - √ 2
1+ √ 2
1−2 √2+2
=
1−2
3−2 √ 2
=
−1
= -3 + 2√ 2
= 2√ 2−3