Anda di halaman 1dari 11

Nama : M.

Haykal Alfaidzi
NIM : A1C320053
Kelas : Reguler B
MK : Fisika Modern
Resume Transdormasi galileo, Einstein, dan Lorenz

Transformasi Galileo :
Sesuai dengan konsep koordinat ruang dan waktu, jika kita ingin menggambarkan keadaan dua
pengamat sebagai acuan dalam waktu yang sama, tentu harus ada dua pengamat yang berbeda,
misalnya P1 dan P2 seperti dalam gambar 3 berikut :

Gambar 3 : Pengamat P1 dan P2 sedang mengamati objek O


Pengamat P1 diam atau relatife diam, pengamat P 2 relatif bergerak dan Objek O relative
bergerak. Marilah kita memotret koordinat ruang kejadian tersebut dalam suatu rentang waktu.
Dalam rentang waktu yang lebih besar dari epsilon (ε) waktu, posisi P 1 adalah tetap dalam
tempatnya, sementara posisi P2 dan O berada dalam ujung panah merah dalam dimensi ruang.
Berdasarkan tulisan sebelumnya (Redefinisi Relativitas :  Kaitan Konsep Kesinkronan dan
Ketidaksinkronan Waktu , Konsep Ruang Inersia, Konsep Kecepatan Inersia dan Relative),
waktu inersia, ruang inersia dan kecepatan inersia adalah bernilai sama bagi semua pengamat,
baik yang diam maupun yang bergerak. Dengan demikian, rentang waktu pemotretan kejadian
inersia O adalah sama bagi P1 dan P2. Jika posisi O menurut P1 dalam koordinat x, y dan z
memenuhi fungsi :
xo = f(t), dan kecepatan inersia O dalam sumbu x adalah v ox=df(t)/dt
yo =g(t), dan kecepatan inersia O dalam sumbu y adalah v oy=dg(t)/dt
zo=h(t), dan kecepatan inersia O dalam sumbu z adalah v oz=dh(t)/dt
Dan posisi P2 menurut P1 dalam koordinat x, y dan z memenuhi fungsi :
x2=h(t), dan kecepatan inersia P2 dalam sumbu x adalah v2x=dh(t)/dt
y2=i(t), dan kecepatan inersia P2 dalam sumbu x adalah v2y=di(t)/dt
z2=j(t), dan kecepatan inersia P2 dalam sumbu x adalah v2z=dj(t)/dt
Ruang inersia menurut P2 adalah sama menurut P1, dengan demikian koordinat ruang inersia O
menurut P1 dan P2 adalah juga sama. Dalam setiap waktu t dalam rentang waktu tersebut, posisi
O menurut P2 adalah :
x’o = f(t) – h(t)
y’o= g(t) – i(t)
z’o = h(t)- j(t)
Karena waktu inersia sama bagi semua pengamat, maka kecepatan O menurut P 2 bisa dituliskan
menjadi:
Vox’ = dx’o/dt = df(t)/dt – dh(t)/dt = vox-v2x
Voy’ = dy’o/dt = df(t)/dt – dh(t)/dt = voy-v2y
Voz’ = dz’o/dt = df(t)/dt – dh(t)/dt = voz-v2z
Dengan demikian transformasi Galileo adalah transformasi ruang dan waktu inersia, berlaku
sama untuk semua kecepatan pengamat dan untuk semua kecepatan objek. Kecepatan relative
inersia benda menurut pengamat yang satu dengan yang lainnya juga memenuhi transformasi
Galileo, untuk semua kecepatan pengamat dan objek. (Muslim, 1997)

Relativitas einstein

Pada tahun 1905, mempublikasikan makalah berjudul”Elektrodinamika benda bergerak” yang


menyajikan teori relativitas khusus, berdasarkan dua postulat utama:

a. Postulat Pertama

Postulat pertama menyatakan, “hukum-hukum fisika adalah sama dalam semua


kerangka inersia”. Postulat ini merupakan perluasan prinsip relativitas Newton untuk mencakup
semua jenis pengukuran fisis (tidak hanya pengukuran mekanis).

b. Postulat Kedua

Postulat kedua berbunyi, “kelajuan cahaya adalah sama dalam semua kerangka inersia”.
Postulat pertama dikemukakan karena tidak adanya acuan universal sebagai acuan mutlak.
Sementara itu, postulat kedua memiliki implikasi yang sangat luas dengan kecepatan, panjang,
waktu, dan massa benda yang semuanya bersifat relatif.

Postulat kedua menguraikan sifat sekutu semua gelombang. Misalnya, kecepatan bunyi
tidak tergantung pada gerak sumber bunyi. Apabila mobil yang datang mendekat membunyikan
klaksonnya, frekuensi yang terdengar akan meningkat sesuai dengan efek Doppler yang telah
kita bahas pada materi sebelumnya, tetapi kecepatan gelombang yang merambat melalui udara
tidak tergantung pada kecepatan mobilnya. Kecepatan gelombang hanya tergantung pada sifat
udara, misalnya temperatur.
Massa suatu objek meningkat pesat ketika melaju mendekati kecepatan cahaya.
Persamaan-persamaan Einstein meramal bahwa massa suatu objek akan membesar tak terhingga
ketika melaju secepat cahaya. Pesawat yang melaju lebih cepat daripada cahaya mungkin hanya
ada di dalam cerita fiksi. (Lois, Kelvin, 2015)

Transformasi lorentz

Transformasi Galileo hanya berlaku jika kecepatan-kecepatan yang digunakan tidak bersifat
relativistik, yaitu jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya, c. Sebagai contoh, pada persamaan 6
transformasi Galileo berlaku untuk kecepatan cahaya, karena cahaya yang bergerak di S' dengan
kecepatan ux' = c akan memiliki kecepatan c + v di S. Sesuai dengan teori relativitas bahwa
kecepatan cahaya di S juga adalah c. Sehingga, diperlukan persamaan transformasi baru untuk
bisa melibatkan kecepatan relativistik.

Berdasarkan teori relativitas, S' yang bergerak ke kanan relatif terhadap s ekivalen dengan S
yang bergerak ke kiri relatif terhadap S'.

Gambar 1. Kerangka acuan S bergerak ke kanan dengan kecepatan v relatif


terhadap kerangka S.

Berdasarkan Gambar 1, kita asumsikan transformasi bersifat linier dalam bentuk:

x = γ (x' + vt') .................................................. (1)


y = y' ................................................................(2)
z = z' ................................................................ (3)

Kita asumsikan bahwa y dan z tidak berubah karena diperkirakan tidak terjadi kontraksi panjang
pada arah ini.
Persamaan invers harus memiliki bentuk yang sama di mana v diganti dengan -v, sehingga
diperoleh:

x' = γ (x - vt) .................................................. (4)

Jika pulsa cahaya meninggalkan titik acuan S dan S' pada t = t' = 0, setelah waktu t menempuh
sumbu x sejauh x = ct (di S ), atau x' = ct' (di S'). 

Jadi, dari persamaan (10.10):

c.t = γ (ct' + vt') = γ (c + v) t' ............................. (5)


c.t' = γ (ct - vt) = γ (c - v) t ................................ (6)

dengan mensubstitusikan t' persamaan (6) ke persamaan (5) akan diperoleh:

c.t = γ (c + v) γ (c - v)(t/c) = γ2 (c2 - v2) t/c

Dengan mengalikan 1/t pada tiap ruas diperoleh nilai γ :

Untuk menentukan hubungan t dan t', kita gabungkan persamaan (1) dan (4), sehingga
diperoleh:

x' = γ (x - vt) = γ { γ (x' + vt') - vt}

Diperoleh nilai t = γ (t' + vx'/c2). Sehingga secara keseluruhan didapatkan:


yang menyatakan persamaan transformasi Lorentz. 

Untuk transformasi kecepatan relativistik dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (6),
yaitu:

Dengan cara yang sama maka disimpulkan:

Dengan adanya transformasi Lorentz, maka masalah perbedaan pengukuran panjang, massa, dan
waktu, antara di Bumi dan di luar angkasa dapat terpecahkan. (Lois, Kelvin, 2015)

Teori Einstein membawa akibat-akibat yang sangat luas dirasakan agak menyimpang
dari pengalaman-pengalaman yang kita peroleh sehari-hari sebagai Efek dari Relativitas
Khusus. Diantaranya adalah :

1. Kecepatan relatif
2. Dilatasi waktu (termasuk “paradok kembar” yang terkenal)
3. Konstraksi panjang ( konstraksi Lorentz)
4. Massa relativistik
5. Energi kinetik relativistik
6. Energi total relativistik
7. Momentum relativistik
8. Efek Doppler relativistk
9. Simultanitas dan sinkronisasi waktu

1. Kecepatan relatif

Bila v1 adalah laju kereta api relatif terhadap tanah, dan v2 adalah laju orang relatif terhadap
kereta api, maka laju orang relatif terhadap tanah :

v 1 +v 2

V= v 1 v2
1+ 2
c

c = kecepatan cahaya = 3x108m/s. (Beiser, Arthur, 1986)


2. Dilatasi waktu (perpanjangan waktu)

Waktu yang diamati oleh pengamat yang diam (Δt0) dengan waktu yang diamati oleh pengamat
yang bergerak dengan kecepatan v adalah berbeda, dimana :Δt adalah waktu yang tercatat
menurut pengamatan pengamat yang bergerak dengan kecepatan v.

∆ t0
∆t = v2
√ 1− 2
c

Analisa ini menunjukkan bahwa benda yang bergerak relatif lebih lambat waktunya bila
dibandingkan dengan benda yang dalam keadaan diam. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
FENOMENA ANAK KEMBAR. (Kusminarto, 2011)

3. Kontraksi lorentz
Benda yang panjangnya L, oleh pengamat yang bergerak sejajar dengan panjang benda dan
dengan kecepatan v, panjangnya akan teramati sebagai L.

v2

L = L0 1−
c2

Konsep ini juga berlaku untuk dua dimensi, yaitu Luas benda dan tiga dimensi atau Volume
benda. 

4. Massa relativistik

Massa benda yang teramati oleh pengamat yang tidak bergerak terhadap benda, berbeda dengan
massa yang teramati oleh pengamat yang bergerak dengan kecepatan v terhadap benda.

m0
m= v2
√ 1−
c2

m = adalah massa yang teramati oleh pengamat yang bergerak dengan kecepatan v terhadap
tanah dan m0  massa yang teramati oleh pengamat yang tidak bergerak terhadap benda.

5. Energi relativistik

Didalam mekanika relativistik, benda yang dalam keadaan diam dengan massa
diam momemiliki energi sebesar:

E0 = m 0 v 2

dan energi benda yang sedang bergerak dengan kecepatan konsten sebesar v adalah memiliki
energi total (mekanik) sebesar:

E = mc 2
sehingga energi kinetik benda adalah:

Ek = E- E0

Atau

1 1
m0 c 2
Ek =
(√ )
v
1− 2
c
2
−1
= E0 =
(√ )
v2
1− 2
c
−1

untuk v << c maka 

1
Ek = m0 v 2
2

(Beiser, Arthur, 1986)


Transformasi Lorenz
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur, 1986, Konsep Fisika Modern, Jakarta, Airlangga.
Kusminarto, 2011, Esensi Fisika Modern, Yogyakarta, CV ANDI OFFSET.
Lois, Kelvin, 2015, Penurunan Transformasi Lorentz dengan Menggunakan Sifat Grup
Transformasi dan Postulat Pertama Einstein, Jurnal Research Gate
Muslim, 1985, Teori Relativitas Khusus, Yogyakarta, Pasca Sarjana UGM.
Muslim, 1997, Teori Relativitas Khusus, Produk dan Eksponen Paradigma Simetri, Unifikasi
dan Optimasi dalam Fisika Modern, Yogyakarta, Lab Atom-Inti FMIPA UGM.

Anda mungkin juga menyukai