Contoh:
6+7 = 7+6
Contoh:
3x4 = 4x3
2 – 4 = –2 dan 4 – 2 = 2
2 : 4 = 0,5 dan 4 : 2 = 2
Pada penjumlahan dan perkalian tiga bilangan bulat berlaku sifat asosiatif atau disebut
juga sifat pengelompokan.
a. Sifat Asosiatif pada penjumlahan
Contoh:
(15 + 2) + 3 = 15 + (2 + 3)
17 + 3 = 15 + 5
20 = 20
Contoh:
(5 x 7 x 3) = 5 x (7 x 3)
105 = 105
3. Sifat Distributif
Selain sifat komutatif dan sifat asosiatif, terdapat pula sifat distributif.
Contoh:
13 x (12 + 3) = 13 x 15 = 195
Atau
= 156 + 39
= 195
Contoh:
Atau
= 750 - 250
= 500
Sifat distributif dapat kamu gunakan pada perkalian dua bilangan. Pada perkalian
tersebut, salah satu bilangannya merupakan bilangan yang cukup besar.
Contoh :
i. 8 x 123 = …….
= (8 x 100) + (8 x 20) + (8 x 3)
= 800 + 160 + 24
= 984
ii. 6 x 98 = …………
Jawab : 6 x 98 = 6 x (100 – 2)
= (6 x 100) – (6 x 2)
= 600 – 12
= 588
= 3 x 100
= 300
= 7 x 10
= 70
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mengerjakan soal operasi hitung campuran :
1. Jika dalam soal hanya ada perkalian dan pembagian, yang di depan dikerjakan lebih
dahulu. Demikian pula untuk penjumlahan dan pengurangan.
2. Jika dalam soal terdapat penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian
sekaligus, maka perkalian atau pembagian dikerjakan lebih dahulu. Selanjutnya,
dikerjakan penjumlahan atau pengurangan.
3. Jika dalam soal terdapat tanda kurung, operasi hitung yang ada di dalam tanda kurung
harus dikerjakan lebih dahulu.
Contoh :
= - 10
= -24
= - 26
= 30 + 27
= 57
= -300
1. Adam membeli 8 buku tulis dengan harga Rp 2.450/buah. Jika Adam membayar
dengan 2 lembar uang sepuluh ribuan berapa kembaliannya ?
Jawab:
= Rp 19.600
Dibayar = 2 x Rp 10.000
= Rp 20.000
= Rp 400
Jawab :
- 8 + 4 x 5 = - 8 + (4 x 5) = - 8 + 20 = 12
Untuk menentukan FPB dari dua bilangan dengan cara sebagai berikut :
Contoh:
Jawab:
- Uraikan menjadi faktorisasi prima dengan menggunakan pohon faktor untuk
kedua bilangan.
24 = 2 x 2 x 2 x 3 = 23 x 3
36 = 2 x 2 x 3 x 3 = 22 x 3 2
24 = 23 x 3
36 = 22 x 3 2
FPB = 22 x 3 = 12
Untuk menentukan FPB dari tiga bilangan dengan cara sebagai berikut :
Contoh:
Jawab :
Faktorisasi prima dari 12 adalah 12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3
Jawab:
Untuk menentukan KPK dari tiga bilangan dengan cara sebagai berikut :
Contoh:
i. Tentukanlah KPK dari 8, 16, dan 40 !
Jawab:
Jawab :
60 = 2 x 2 x 3 x 5 = 22 x 3 x 5
90 = 2 x 3 x 3 x 5 = 2 x 32 x 5
120 = 2 x 2 x 2 x 3 x 5 = 23 x 3 x 5
KPK = 23 x 32 x 5
= 8 x 9 x 5
= 360
Pada gambar di atas, tampak akuarium yang berbentuk kubus. Jika panjang sisinya 6
dm, volume akuarium tersebut adalah
V = 6 dm x 6 dm x 6 dm
= 63 dm3 .
23 = 2 x 2 x 2 = 8
53 = 5 x 5 x 5 = 125
Akar pangkat tiga adalah kebalikan dari perpangkatan tiga.
Contoh :
Ayah akan membuat sebuah kolam berbentuk kubus. Kolam tersebut harus memiliki
volume sebesar 3.375 dm3. Berapa panjang, lebar, dan tingi kolam yang harus dibuat
ayah ?
Jawab :
Kolam ayah berbentuk kubus sehingga panjang = lebar = tinggi = rusuk kubus.
= 15
Jadi, ayah harus membuat kolam yang panjangnya 15 dm, lebarnya 15 dm, dan
tingginya 15 dm.
a. Penjumlahan
Vika mempunyai sebuah wadah berbentuk kubus. Wadah tersebut berisi air sebanyak
53 cm3. Vika menambahkan air 43 cm3 ke dalam wadah tersebut. Berapa cm3 volume
air dalam wadah tersebut ?
Volume air = 53 + 43
= 125 + 64
= 189 cm3
b. Pengurangan
Bak mandi Tika menampung 853 cm3 air. Tika mengambil 303 cm3 untuk menyiram
taman. Berapa cm3 air yang tersisa dalam bak mandi ?
= 614.125 - 27.000
= 587.125 cm3
c. Perkalian
Untuk dapat memahami perkalian bilangan pangkat tiga, perhatikan contoh berikut.
33 x 23 = 27 x 8 = 216
d. Pembagian
43 : 23 = 64 : 8 = 8
83 : 43 = 512 : 64 = 8
Operasi hitung bilangan akar pangkat 3 sama dengan operasi hitung bilangan pangkat
tiga. Perhatikan contoh-contoh berikut !
Contoh :
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
Contoh :
Contoh :
1 dm3 = 1 ℓ
1 cm3 = 1 mℓ
Contoh :
2 m3 = ….. dm3
Jawab :
2 m3 = (2 x 1) m3
= (2 x 1.000) dm3
= 2.000 dm3
= 6 dm3
Terakhir diperbaharui: Sabtu, 9 Maret 2013, 14:23
Contoh 1 :
Jawab :
5 hm3 = 5.000.000 m3
7 dam3 = 7.000 m3 +
= 5.007.000 m3
Jawab :
5 daℓ = 50.000 cm3
= 52.000 cm3
Contoh 2 :
Sebuah bak mandi panjangnya 1,5 m , lebar 1 m , dan tinggi 1 m . Jika bak mandi
tersebut terisi penuh air, berapa liter volume airnya ?
Jawab :
= 1,5 m x 1 m x 1 m
= 1,5 m3
1,5 m3 = (1,5 x 1) m3
= 1.500 dm3
Satuan waktu yang sering digunakan yaitu jam, menit, dan detik.
Contoh :
a. jam = …. Menit
Jawab :
= 30 menit
= Jam
= 162 tahun
Satuan debit yang biasa digunakan adalah L/detik dan m3/detik. Hubungan antara
kedua satuan debit ini :
1 L = 1 dm3 = m3 .
Contoh :
30 m3/menit = ……. dm3/menit
18 dm3/detik = …… m3/menit
Jawab :
= 30.000 dm3/menit
= 1,08 m3/menit
= 4.000 x m3/detik
= 4 m3/detik
Contoh :
Jawab :
= 393 cL/detik
= 20.000 L/detik
= 170 L/detik
Contoh 1 :
Sebuah mobil sedang mengisi bensin di pompa bensin. Dalam waktu 50 detik mobil
terisi 50 L bensin. Berapa liter per detik debit slang pompa bensin tersebut ?
Jawab :
Debit = 50 L / 50 detik
= 1 L/detik
Contoh 2 :
Sebuah penampungan air berbentuk balok dengan ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm,
dan dalamnya 50 cm. Bak tersebut diisi air dengan pompa air, untuk memenuhi bak
tersebut diperlukan waktu 15 menit. Berapa debit air dari pompa air tersebut ?
Jawab :
Langkah pengerjaannya :
---> Volume = p x l x t
= 80 cm x 60 cm x 50 cm
= 240.000 cm3
= 16.000 cm3/menit
Contoh 3 :
Pak Ari akan mengisi sebuah kolam renang. Kolam renang tersebut panjangnya 25
meter, lebarnya 5 meter, dan tingginya 2 meter. Pak Ari mengisi kolam tersebut
dengan air dari 2 buah keran. Debit air setiap keran adalah 2,5 liter per detik. Berapa
jam waktu yang diperlukan Pak Ari untuk mengisi kolam renang tersebut ?
Penyelesaian :
Jawab :
= 25 x 5 x 2
= 250 m3
= 250.000 dm3
= 250.000 liter
Lama waktu =
= 50.000 detik
= 833,33 menit
= 13,89 jam
Jadi, Pak Ari memerlukan waktu 13, 89 jam untuk mengisi kolam renang tersebut.
1. Persegi
Persegi adalah segi empat yang keempat sisinya sama panjang dan keempat sudutnya
merupakan sudut siku-siku. Perhatikan gambar berikut.
Contoh :
Jawab :
Luas = sxs
Luas = 20 cm x 20 cm
= 400 cm2
2. Persegi Panjang
Persegi panjang adalah segi empat yang sisi-sisi berhadapannya sama panjang dan
keempat sudutnya merupakan sudut siku-siku. Perhatikan gambar berikut !
Contoh :
Sebuah persegi panjang panjangnya 20 cm, lebarnya 13 cm, tentukan luas persegi
panjang tersebut !
Jawab :
Luas = 20 cm x 13 cm
= 260 cm2
3. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi tiga buah ruas garis yang ujung-ujungnya
saling bertemu dan membentuk sudut. Perhatikan gambar berikut !
Contoh :
Sebuah Segitiga alasnya 40 cm, tingginya 8 cm, tentukan luas segitiga tersebut !
Jawab :
Luas = ½ x 40 cm x 8 cm
= 20 cm x 8 cm
= 160 cm2
1. Trapesium
Trapesium adalah segi empat yang memiliki sepasang sisi berhadapan sejajar.
Perhatikan gambar berikut !
Contoh :
Dua sisi sejajar sebuah trapesium 20 cm dan 12 cm, Jika tingginya 8 cm, tentukan
luasnya !
Jawab :
= 4 cm x 32 cm
= 128 cm2
2. Jajargenjang
Jajargenjang adalah segi empat yang sisi-sisi berhadapannya sejajar dan sama panjang
serta sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Perhatikan gambar berikut !
Contoh :
Jawab :
= 30 cm x 16 cm
= 480 cm2
1. Belah ketupat
Contoh :
Jawab :
Luas = ½ x d1 x d2
Luas = ½ x 12 cm x 16 cm
= 6 cm x 16 cm
= 96 cm2
2. Layang – layang
Layang – layang adalah segi empat dengan dua pasang sisi yang berdekatan sama
panjang dan kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus. Perhatikan gambar
berikut !
Contoh :
Jawab :
Luas = ½ x d1 x d2
Luas = ½ x 24 cm x 18 cm
= 12 cm x 18 cm
= 216 cm2
Segi banyak adalah gabungan dari dua atau lebih bangun datar.
Contoh 1:
Jawab :
Bangun I ( jajargenjang )
Bangun II ( segitiga )
= 9 cm x 8 cm
= 72 cm2
Jadi, luas bangun tersebut adalah 180 cm2 + 72 cm2 = 252 cm2
Contoh 2:
Jawab :
Bangun II (segitiga)
EC = BC – BE = 13 cm – 10 cm = 3 cm
= ½ x 15 cm x 3 cm
= 22,5 cm2
Jadi, luas ABCD adalah 150 cm2 + 22,5 cm2 = 172,5 cm2.
Contoh 3:
Jawab :
= axt + axt
= 12 cm x 6 cm + 12 cm x 8 cm
= 72 cm2 + 96 cm2
= 168 cm2
Contoh 1:
Jawab :
r = 6 cm
d =2xr
= 2 x 6 cm
= 12 cm
Jadi, panjang diameter lingkaran tersebut adalah 12 cm.
Contoh 2:
Jawab :
r = 5 cm, maka
K = πx2xr
= 3,14 x 2 x 5 cm
= 6,28 x 5 cm
= 31,4 cm
Contoh 3:
Jawab :
Jari-jari lingkaran r = 14 cm
Luas Lingkaran L = π x r2
= x (14)2 -------- pilih = karena r kelipatan 7
= x 14 x 14 = 616 cm2
1. Kubus
Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam sisi berbentuk persegi. Volume
kubus dapat ditentukan dengan cara mengalikan luas alas kubus dengan tinggi kubus.
Contoh :
Jawab :
s = 5 cm
Volume kubus = s3
= ( 5 cm )3
= 125 cm3
Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang persegi panjang. Pasangan
persegi panjang yang berhadapan memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Volume
balok ditentukan dengan cara mengalikan luas alas balok dengan tingginya.
Contoh :
Sebuah balok memiliki panjang 8 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 6 cm. Hitunglah volume
balok tersebut !
Jawab :
p = 8 cm
l = 5 cm
t = 6 cm
Volume balok = p x l x t
= 8 cm x 5 cm x 6 cm
= 240 cm3
1. Prisma segitiga
Prisma segitiga adalah bangun ruang yang bagian atas dan alasnya berbentuk segitiga.
Volume prisma segitiga ditentukan dengan cara mengalikan luas alas dengan tinggi
prisma.
Perhatikan gambar di bawah ini. Bidang alas prisma tersebut adalah segitiga DEF.
Panjang alas segitiga tersebut adalah a dan tingginya b. Adapun tinggi prisma tersebut
adalah t.
Contoh :
Jawab :
= ½ x 40 cm x 60 cm x 80 cm
= 96.000 cm3
2. Tabung
Tabung merupakan sebuah prisma dengan alas berbentuk lingkaran. Tabung memiliki
tiga sisi yaitu sisi atas, sisi bawah, dan sisi lengkung. Sisi yang berbentuk lengkung
disebut selimut tabung. Perhatikan gambar berikut ini !
Contoh :
Jawab :
r = 14 cm
t = 20 cm
= π x r2 x t
= x (14 cm)2 x 20 cm
= x 196 cm2 x 20 cm
= 12.320 cm3
Abaikan Navigasi
1. Trapesium
Trapesium adalah segi empat yang memiliki sepasang sisi berhadapan sejajar.
Perhatikan gambar berikut !
Contoh :
Dua sisi sejajar sebuah trapesium 20 cm dan 12 cm, Jika tingginya 8 cm, tentukan
luasnya !
Jawab :
= 4 cm x 32 cm
= 128 cm2
2. Jajargenjang
Jajargenjang adalah segi empat yang sisi-sisi berhadapannya sejajar dan sama panjang
serta sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Perhatikan gambar berikut !
Contoh :
Jawab :
= 30 cm x 16 cm
= 480 cm2
1. Limas
Limas adalah suatu bangun yang titik-titik sudut alasnya dihubungkan dengan sebuah
titik puncak. Sedangkan limas segi empat adalah limas yang alasnya berbentuk segi
empat. Dan limas segitiga adalah limas yang alasnya berbentuk segitiga. Perhatikan
gambar berikut ini !
Contoh :
Limas segi empat diatas memiliki alas dengan panjang 12 cm dan lebar 8 cm, serta
tinggi limas 20 cm. Hitunglah volume limas pada gambar diatas !
Jawab :
= 4 cm x 8 cm x 20 cm
= 640 cm3
2. Kerucut
Kerucut adalah limas yang alasnya berbentuk lingkaran. Perhatikan gambar berikut ini
!
Contoh :
Sebuah kerucut memiliki alas dengan jari-jari 30 cm dan tinggi 24 cm. Hitunglah
volume kerucut tersebut !
Jawab :
r = 30 cm
t = 24 cm
= 22.615,2 cm3
3. Bola
Volume bola dapat ditentukan dengan pendekatan volume tabung yang tingginya
sama dengan jari-jari tabung. Perhatikan gambar di bawah ini !
Contoh :
Jawab :
r = 21 cm
= x x (21 cm)3
= x x 9.261 cm3
= 38.808 cm3
1. Mengumpulkan Data
Data adalah keterangan yang benar dan nyata yang dapat dijadikan dasar suatu
kesimpulan. Data dalam matematika biasanya disajikan dalam bentuk bilangan-
bilangan. Perhatikan contoh data berikut !
Dibawah ini adalah contoh data hasil penimbangan berat badan siswa kelas VI SD
Angkasa dalam satuan kilogram.
31 36 34 32 35 30 33 38 37
36 32 35 33 34 36 29 35 37
30 36 33 30 32 35 29 34 31
Contoh di atas merupakan pengumpulan data dengan cara pencatatan langsung. Ada
beberapa cara mengumpulkan data, antara lain dengan cara pencatatan langsung dan
dengan lembar isian.
Guru kesenian ingin mengetahui jenis music apa yang digemari siswa kelas VI SD
Angkasa. Ia membuat pertanyaan pada selembar kertas. Pertanyaan tersebut
digandakan, kemudian dibagikan ke siswa. Siswa diminta mengisi dan
mengumpulkannya.
2. Membaca Data
Cara membaca data dapat dipelajari dengan memperhatikan contoh-contoh berikut ini.
Contoh 1 :
Pada semester II, nilai ulangan Matematika yang diperoleh Indra adalah :
6, 5, 7, 9, 8, 6.
Jawab :
Banyaknya ulangan yang Indra ikuti adalah banyak data tersebut. Banyak data
ulangan tersebut ada 6. Jadi, ia mengikuti 6 kali ulangan Matematika.
Nilai terendah adalah nilai paling kecil dari data tersebut, yaitu 5. Dan nilai tertinggi
adalah nilai paling besar dari data tersebut, yaitu 9.
Contoh 2 :
cara terbanyak siswa tersebut berangkat ke sekolah adalah dengan menggunakan apa
?
berapa selisih siswa yang naik angkutan umum dan berjalan kaki ?
Jawab :
45 siswa.
Selisih : 78 – 36 = 42 siswa.
1. Mengurutkan Data
Agar suatu data mudah dipahami, perlu diurutkan terlebih dahulu dalam suatu tabel
frekuensi.
Contoh :
6 8 7 5 9 8 8 6 9 7
10 6 6 8 8 7 7 5 5 10
4 5 9 9 5 4 4 5 6 10
Jawab :
Sebelum data dimasukkan ke tabel, perlu di kelompokkan terlebih dahulu secara urut.
45 kg 35 kg 34 kg 39 kg 38 kg 40 kg
27 kg 35 kg 28 kg 39 kg 39 kg 39 kg
28 kg 27 kg 29 kg 29 kg 27 kg 40 kg
45 kg 35 kg 38 kg 34 kg 22 kg 22 kg
Terakhir diperbaharui: Minggu, 2 September 2012, 21:20
Selain diagram batang, diagram lingkaran juga sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya data mengenai warna yang paling disukai oleh 40 siswa Kelas
VI disajikan sebagai berikut.
Dengan demikian, sebanyak 12 siswa menyukai warna merah dan 7 orang siswa
menyukai warna abu-abu.
Besar sudut satu putaran penuh adalah 360o. Untuk menentukan besar sudut pada
bagian yang berwarna merah dan kuning, dapat dihitung sebagai berikut.
Menyederhanakan Pecahan
Menyederhanakan Pecahan pada dasarnya adalah mencari pecahan senilai yang paling
sederhana. caranya sebagai berikut :
Dengan membagi pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama sampai tidak
dapat dibagi lagi.
Pecahan lebih cepat disederhanakan dengan membagi pembilang dan penyebut
dengan FPB-nya.
Mengurutkan Pecahan
Contoh 1:
Jawab :
Pecahan – pecahan tersebut berpenyebut sama. Oleh karena itu dapat langsung
mengurutkannya dari angka dengan pembilang terkecil sampai dengan angka
pembilang terbesar.
Contoh 2 :
Jawab :
Jika penyebut pecahan merupakan kelipatan 10, tambahkan tanda koma sebanyak
kelipatan 10 dari kanan.
contoh :
Contoh :
mengubah pecahan ke desimal dengan cara membagi pembilang dan penyebutnya.
Contoh :
Hal yang perlu diperhatikan adalah nilai tempat. Nilai tempat pecahan desimal
menyatakan penyebut pecahan tersebut. Perhatikan contoh-contoh berikut.
Contoh 1 :
Jawab :
Jawab :
Contoh 3 :
Jawab :
Contoh :
Jawab :
Kemudian ubahlah pecahan menjadi bentuk desimal.
= 2 + 0,6
= 2,6
Untuk mengubah bentuk persen menjadi pecahan desimal, dapat dilakukan dengan
mengubah bentuk persen menjadi pecahan biasa, kemudian mengubahnya menjadi
pecahan desimal. Misalnya :
23 % = 23/100 ---> perseratus, berarti ada 2 angka di belakang koma ---> 0,23
Contoh 1:
57 % = ……
Jawab :
57 % = 57/100 = 0,57
Jadi 57 % = 0,57 .
Contoh 2 :
654 % = …….
Jawab :
Contoh 1 :
Jawab :
Jawab :
Jadi, 0,6 = 60 % .
Untuk menentukan nilai pecahan dari suatu bilangan, kalikanlah pecahan dengan
bilangan tersebut. Perhatikan contoh berikut.
Contoh 1 :
Jawab :
Contoh 2 :
Jawab :
Pecahan perseratus (persen) dapat diubah terlebih dahulu ke pecahan biasa sehingga
diperoleh :
Contoh 1 :
Jawab :
= 10 lusin
Contoh 2 :
Ada 40 jeruk. Dari jumlah itu ditemukan sebanyak 4 jeruk busuk. Berapa bagian jeruk
yang masih bagus ? dan berapa persenkah itu ?
Jawab :
= 36
Contoh 1:
Jawab :
Contoh 2:
Jawab :
Terakhir diperbaharui: Selasa, 4 September 2012, 09:30
Pengurangan Pecahan
Contoh 1:
Jawab :
Contoh 2:
Jawab :
Terakhir diperbaharui: Selasa, 4 September 2012, 09:51
Perkalian Pecahan
Contoh 1:
Jawab :
Contoh 2:
Jawab :
Pembagian Pecahan
Membagi pecahan dengan pecahan lain sama dengan mengalikan kebalikan pecahan
bilangan pembagi. Perhatikan contoh berikut .
Contoh 1:
Jawab :
Contoh 2:
Jawab :
Jawab :
Contoh 2:
Jawab :
Contoh 3:
Jawab :
Jawab :
Contoh 2 :
Jawab :
Contoh 3 :
Untuk menempuh jarak 90 km, sepeda motor memerlukan 2 liter bensin. Berapa km
jarak yang dapat ditempuh sepeda motor itu jika bensin yang diperlukan 8 liter ?
Jawab :
Skala adalah perbandingan jarak yang bersesuaian pada peta dengan jarak
sesungguhnya.
Skala 1 : 500 artinya 1 cm jarak pada gambar mewakili 500 cm jarak sebenarnya.
Contoh 1 :
Berapa skalanya ?
Jawab :
Jadi, skala = 1 : 3.000.000
Contoh 2 :
Jawab :
= 27.000 cm
Contoh 3 :
Jarak kota B ke kota C adalah 60 km. Berapakah jarak pada gambar dengan
skala 1 : 1.200.000 ?
Jawab :
= 5 cm
Pada gambar tersebut, pasangan bilangan letak seekor semut adalah (2, 4). Artinya 2
satuan di kanan titik 0 dan 4 satuan di atas titik 0. Pasangan bilangan (2, 4) dinamakan
koordinat posisi.
Selain menggunakan angka-angka, posisi benda dapat dinyatakan pula dengan huruf
dan angka. Perhatikan gambar berikut.
1. Gambar topi terletak pada kotak pertemuan antara angka 1 dan huruf A, ditulis (1,A)
2. Gambar jam terletak pada kotak pertemuan antara angka 2 dan huruf C, ditulis (2, C)
3. Gambar kamera terletak pada kotak pertemuan antara angka 4 dan huruf B, ditulis (4,
B)
Semua titik pada sumbu x yang terletak di sebelah kanan nol bertanda positif. Yang
di sebelah kiri nol bertanda negatif
Semua titik pada sumbu y yang terletak di atas titik nol bertanda positif. Yang
terletak di bawah titik nol bertanda negatif.
Koordinat titik A
Koordinat titik B
enam satuan ke kiri dari titik nol adalah titik -6
Koordinat titik C
Koordinat titik D
Setelah memahami cara menentukan letak titik pada sistem koordinat Kartesius, maka
cara yang sama akan digunakan dalam menggambar bangun datar pada bidang
koordinat.
Gambarlah titik A(2, 2), B(7, 2), C(7, 5), dan D(2, 5). Kemudian hubungkan titik A,
B, C, dan D dengan garis. Bangun apakh yang terbentuk ? Tentukanlah luas
daribangun tersebut !
Selanjutnya gambarlah titik E(3, -2), F(3, -5), dan G(5, -5). Kemudian hubungkanlah
titik E, F, sampai G dengan garis. Bangun apakah yang terbentuk ? Hitung juga
luasnya !
Bangun ABCD yang terbentuk pada koordinat Kartesius tersebut adalah persegi
panjang. Panjang AB = 5 satuan panjang dan panjang AD = 3 satua panjang. Luas
daerah persegi panjang ABCD = 5 x 3 = 15 satuan luas.
Adapun bangun EFG adalah segitiga. Panjang EF = 3 satuan panjang dan panjang FG
= 2 satuan panjang. Dengan demikian, luas daerah segitiga EFG = ½ x 3 x 2 = 3
satuan luas.
Data dapat disajikan dalam berbagai bentuk. Misalnya, dalam bentuk tabel, diagram
batang, dan diagram lingkaran. Perhatikan contoh berikut ini !
Berdasarkan hasil sensus diketahui bahwa angkatan kerja di Indonesia yang bekerja di
sektor pertanian 60 juta, jasa 25 juta, perdagangan 18 juta, industry 12 juta, lain-lain 5
juta.
Menentukan Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, Rata-rata dan Modus dari Suatu
Data
Susun data tersebut ke dalam tabel frekuensi dari yang terbesar sampai terkecil
Nilai tertinggi merupakan nilai yang terbesar dalam suatu urutan data, dan Nilai
terendah merupakan nilai yang terkecil dalam suatu urutan data
Contoh 1:
8 6 7 5 4 5 6 5 7 6
7 5 6 7 6 5 7 5 5 8
Modusnya = 5
Contoh 2:
10 8 8 9 7
6 5 7 8 9
10 8 9 8 8
8 8 7 7 6
b. Modus, dan
c. rata-rata hitung.
Jawab :
Untuk mempermudah dalam pengolahan data, data kita urutkan terlebih dahulu.
5 6 6 7 7
7 7 8 8 8
8 8 8 8 8
9 9 9 10 10
b. Modus = 8, karena 8 merupakan nilai yang paling banyak muncul, yaitu 8 kali.
c.
= 7,8
Agar lebih memahami cara menafsirkan pengolahan data, perhatikan contoh berikut !
Contoh 1 :
Berdasarkan diagram diatas, siswa yang tingginya 145 -150 cm ada 25% dan 20%.
Dengan demikian, siswa yang tingginya 145 -150 cm ada 25% + 20% = 45%. Banyak
anak yang memenuhi syarat dapat kita hitung sebagai berikut.
= 45/100 x 40
= 18
Agar lebih memahami cara menafsirkan pengolahan data, perhatikan contoh berikut !
Contoh 1 :
Jawab :
Berdasarkan diagram diatas, siswa yang tingginya 145 -150 cm ada 25% dan 20%.
Dengan demikian, siswa yang tingginya 145 -150 cm ada 25% + 20% = 45%. Banyak
anak yang memenuhi syarat dapat kita hitung sebagai berikut.
Banyak Siswa = 45% x 40 siswa
= 45/100 x 40
= 18
Contoh 2 :
9 4 6 8 5 6 6 5 7
b. nilai rata-rata;
Jawab :
4 5 5 6 6 6 7 8 9
c. Modus (nilai yang paling banyak diperoleh siswa) adalah 6, yaitu sebanyak 3 siswa.