Anda di halaman 1dari 17

Bahan Ajar Matematika Dasar

BAB II
SISTEM BILANGAN RIIL
Oleh : Ramdani Miftah, M.Pd
Pertemuan #3
A. Sistem Bilangan Riil
Sistem bilangan merupakan dasar matematika. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk
mengenal berbagai jenis bilangan dan perbedaan di antara bilangan-bilangan tersebut. Sistem
bilangan riil adalah himpunan bilangan riil dan operasi aljabar yaitu operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian. Biasanya bilangan riil dilambangkan dengan R. secara
skematis dapat ditunjukkan pada bagan berikut ini.
Bilangan Kompleks

Bilangan Riil (R)

Bilangan Irrasional (H)

Bilangan Imajiner

Bilangan Rasional (Q)

Bilangan Bulat (B)


Bilangan Pecahan
Bilangan Desimal Berulang
Bilangan Desimal Terbatas

Bilangan Negatif Bilangan Cacah (C)

Bilangan Nol

Bilangan Asli (A)

A={1,2, 3, }

Bilangan asli

Bilangan cacah

: C={0, 1, 2,3, }

Bilangan bulat

: B={ ,3,2,1, 0,1, 2,3, }

Bilangan rasional
Bilangan rasional adalah bilangan yang mempunyai bentuk

ditulis dalam bentuk

p
q

atau bilangan yang dapat

p
q0 .
q , dimana p dan q adalah anggota bilangan bulat dan

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 1

Bahan Ajar Matematika Dasar


p
Q= p dan q B , q 0
q
Contoh
Buktikan bahwa bilangan-bilangan berikut :
a. 0,333
b. 0,123123
c. 2,5858
adalah bilangan rasional!
Bilangan desimal yang mempunyai angka dibelakang tanda koma tak terbatas dan tak berulang
tidak

dapat

dinyatakan

dalam

bentuk

pembagian

bilangan

bulat

p
q .

seperti

(3,01001000100001000001) .
Bilangan Irrasional
Bilangan irrasional adalah bilangan-bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai pembagian
bilangan bulat.
Contoh :
Bilangan 2 adalah bilangan irrasional.
Bilangan Riil
Gabungan bilangan rasional dengan irrasional membentuk suatu himpunan bilangan yang disebut
bilangan riil dan dinotasikan dengan R. Garis bilangan riil adalah tempat kedudukan titik-titik
yang menunjukkan suatu bilangan riil tertentu yang tersusun secara terurut. Perhatikan garis
bilangan riil berikut :
-3

-1

1,5

2,5

Bilangan Imajiner
Bilangan kompleks yang bukan bilangan riil disebut bilangan imajiner. Jadi bilangan imajiner
berbentuk bi dengan b R .
Contoh :

3 dsb.

Bilangan Kompleks

Kuadrat suatu bilangan riil selalu tidak negatif. Oleh karena itu, persamaan

x =1

tidak

mempunyai penyelesaian dalam bentuk bilangan riil. Para matematikawan memperkenalkan


bilangan baru dengan notasi i yang disebut bilangan kompleks yaitu bilangan yang berbentuk
a+bi dengan a dan b bilangan riil. Definisi bilangan kompleks C={a+ bia , b R }
Contoh : 12 i=1 1 dengan a=1 dan b=2
B. Operasi pada Bilangan Riil
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 2

Bahan Ajar Matematika Dasar


1. Sifat Operasi Penjumlahan
Jika a, b merupakan bilangan riil maka hasil penjumlahan antara a dan b adalah bilangan riil
c dan ditulis : c=a+b .
Untuk bilangan riil a, b dan c berlaku sifat-sifat operasi penjumlahan sebagai berikut:
a. Sifat tertutup
Penjumlahan dua bilangan riil menghasilkan bilangan riil juga.
b. Sifat komutatif
a+b=b+ a
c. Sifat asosiatif
( a+b + c=a+(b+ c)
d. Adanaya elemen identitas/netral
a+0=0+ a=a , bilangan 0 dinamakan elemen identitas untuk penjumlahan
e. Adanya elemen invers
a+(a)=0 , bilangan

dikatakan invers penjumlahan dari a.

2. Sifat Operasi Pengurangan


Untuk bilangan riil a, b dan c berlaku sifat-sifat operasi pengurangan ebagai berikut:
a. Sifat tertutup
Pengurangan dua bilangan riil menghasilkan bilangan riil juga.
b. Sifat tidak komutatif
Jika a b maka ab ba
c. Sifat tidak asosiatif
Jika c 0 maka ( ab )c a(bc )
3. Sifat Operasi Perkalian
Untuk bilangan riil a, b dan c berlaku sifat-sifat operasi perkalian sebagai berikut:
a. Sifat tertutup
Perkalian dua bilangan riil menghasilkan bilangan riil juga.
b. Sifat komutatif
Jika a . b=b . a
c. Sifat asosiatif
Jika ( a . b ) . c=a .(b . c )
d. Adanaya elemen identitas/netral
a 1=1 a=a , bilangan 1 dinamakan elemen identitas untuk perkalian
e. Adanya elemen invers
1 1
a = a=1
, bilangan
a a

1
a

dikatakan invers perkalian dari a.

4. Sifat Operasi Pembagian


Untuk bilangan riil a, b dan c berlaku sifat-sifat operasi pembagian ebagai berikut:
a. Sifat tertutup
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 3

Bahan Ajar Matematika Dasar


Pembagian dua bilangan riil dengan penyebut tidak nol menghasilkan bilangan riil.
b. Sifat tidak komutatif
a b

Jika a 0, b 0 dan a b maka b a


c. Sifat tidak asosiatif
Jika a , b , c

tidak nol, a b , dan c 1 maka

( ab )
c

a
b
c

()

C. Menerapkan Operasi Pada Bilangan Berpangkat


1. Pengertian Bilangan Berpangkat
Biasanya penulisan bilangan yang cukup besar akan menjadi sederhana
jika ditulis dalam bentuk perpangkatan, misal 2.000.000 dapat ditulis
menjadi

2 10

Jika a adalah suatu bilangan riil dan n adalah suatu bilangan bulat positif,
maka a pangkat n dituliskan dalam bentuk an, yang didefinisikan sebagai :
an =a a a a
n kali
Keterangan :
a = bilangan berpangkat
a = bilangan pokok
n = Pangkat / eksponen
2. Pangkat Bilangan Positif
Sifat-sifat operasi bilangan berpangkat ponsitif
Jika a dan b adalah bilangan riil serta m dan n adalah anggota bilangan
bulat positif, maka berlaku :
n
m
n+m
1. a a =a
n

2.

an
nm
=a , dengan a 0
m
a

3.

( a n) =a n m

4.

( a b )n=a n bn

5.

a n an
= n , dengan b 0
b
b

()

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 4

Bahan Ajar Matematika Dasar


6.

a1=a

7.

0n=0

3. Pangkat Bilangan Positif


a. Bilangan Berpangkat Nol
Untuk memahami arti bilangan
0

0+m

a a =a
Jika

, perhatikan sifat perpangkatan

=a

am 0

maka haruslah

a0 =1 , agar kesamaan

a0 am=am

dipenuhi.

Selanjutnya dengan tambahan syarat untuk bilangan a, yaitu agar


cukup dipilih

am 0

a0 .

Jadi untuk bilangan riil

a 0, maka

a =1

b. Bilangan Berpangkat Negatif


Bagaimana kita mendefinisikan bilangan pangkat negatif ? kita lihat sifat
perpangkatan.
an
nm
=a
m
a
Jika

a0

dan

n=0

maka didapat

an 1
0m
m
= m =a =a
m
a
a
Oleh karena itu menghasilkan definisi bilangan berpangkat negatif berikut :
m
Untuk bilangan bulat n dan bilangan real a 0 , a
didefinisikan sebagai
am =

1
m
a

Bagaimana kita mendefinisikan

4. Pangkat Bilangan Pecahan


p

a q = a p

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 5

Bahan Ajar Matematika Dasar


Segitiga Pascal
Salah
satu
pemakain

bilangan
berpangkat
adalah
untuk
k
menghitung/menguraikan bentuk ( x+ y) . Hasil dari penguraian bentuk
( x+ y)k

mempunyai suatu keteraturan koefisien dari setiap suku yang

dinamakan segitiga pascal.


Sekarang kita coba uraikan bentuk

(x+ y)k

untuk k = 0, 1, 2, 3, 4, 5 seperti

berikut :
0
1. ( x+ y ) =1
2.

( x+ y )1 =1 x +1 y

3.

( x+ y )2=x 2+ xy + xy + y 2=1 x 2+ 2 xy +1 y 2

4.

x
( x+ y ) ( x+ y )=( 2+ 2 xy + y 2 ) ( x + y )
( x+ y )3 =
2

1 x 3 +3 x 2 y +3 x y 2 +1 y 3
x
( x+ y ) ( x + y )=( 3+3 x2 y +3 x y 2 + y 3 ) ( x + y )
( x + y )4 =
3

5.

1 x 4 + 4 x 3 y +6 x 2 y 2+ 4 x y3 +1 y 4
x
( x+ y ) ( x + y ) =( 4+ 4 x y +6 x 2 y 2 + 4 xy 3 + y 4 ) ( x + y )
( x+ y )5 =
4

6.

1 x +5 x y+10 x y +10 x y +5 xy +1 y

Perhatikan uraian diatas, bahwa pada setiap suku dari


x

ki

( x+ y )k , ada bentuk

dengan i = 0, 1, 2, 3, , k.

Sebagai ilustrasi perhatikan untuk k = 5 berikut ini:

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 6

Bahan Ajar Matematika Dasar


(x+ y)5=1 x 5 +5 x 4 y +10 x 3 y 2 +10 x 2 y 3 +5 xy 4 +1 y 5

Pada suku ke-1, (i=0), mempunyai bentuk

x 5=x 5 y 0= x50 y 0

Pada suku ke-2, (i=1), mempunyai bentuk

x 4 y 1=x 51 y 1

Pada suku ke-3, (i=2), mempunyai bentuk

x 3 y 2=x 52 y 2

Pada suku ke-4, (i=3), mempunyai bentuk

x 2 y 2=x 53 y3

Pada suku ke-5, (i=4), mempunyai bentuk

x y 3=x 54 y 4

Pada suku ke-6, (i=5), mempunyai bentuk

y =x y =x

Konstanta (koefisien) dari setiap suku pada

55

( x+ y )0 sampai dengan

( x+ y )5

mempunyai suatu bentuk keteraturan yang dinamakan Segitiga Pascal


seperti berikut ini.
k=0
k=1
k=2
k=3
k=4
k=5

1
1
1
1
1
1

k=6
k=7

1
1

2
3

4
5

1
6

1
0
1
5

1
3

1
4

1
0
2
0

1
5

1
5
+

1
6

1
+

Gambar Segitiga Pascal


D. Bilangan Dalam Bentuk Akar (Irasional)
1. Definisi Bentuk Akar
Sebelum membahas bentuk akar, akan dibahas terlebih dahulu tentang akar
kuadrat.
Akar kuadrat suatu bilangan real a non negatif adalah bilangan non
negatif b yang kalau dipangkatkan dua, menjadi bilangan semula a. secara
2
notasi matematika: a=b jika b =a ; b bilangan positif .
Contoh :

9=3, karena 32=9.

25=5, karena 52=25 .

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 7

Bahan Ajar Matematika Dasar


Tentukan hasil akar kuadrat berikut ini.
a. 625=
b.

1296=

Untuk mengerjakan soal diatas ada dua cara yang bisa dilakukan sehingga :
Cara 1
Cara 2
625=
625=
a.

a.

Pertama faktorkan 625. Karena


akhir bilangan 625 adalah 5 maka
5 merupakan faktor, sehingga
menjadi :
625= 54

625= 52 52
625=(5 5)2
Jadi,

Caranya
dengan
membagi
bilangan tersebut, untuk jumlah
digit
angkanya
ganjil
maka
dibaginya satu angka dulu tetapi
jika jumlah digit angkanya genap
maka dibaginya dua angka dulu.
Karena 625 jumlah digit angkanya
ganjil maka :
6 25= 25
2 2=4

625=( 5 5 )=25
225
4 5 5=2 25

0
Jadi,

625=25

Cara 1
b.

1296=

Cara 2
b.

1296=

Pertama faktorkan 1296. Karena Karena


1296
jumlah
akhir bilangan 1296 adalah 6 angkanya genap maka :
maka
2
merupakan
faktor,
12 96= 36
sehingga menjadi :
3 3=9
1296= 24 3 4
3 96
4
1296= ( 2 3 )
6 6 6=3 96
( 2 3 )
2
0
( 2)
1296=
Jadi,
36
1296=
Jadi,

digit

1296=(2 3)2=36

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8

Bahan Ajar Matematika Dasar


karena

362=1296

Selanjutnya kita akan bahas tentang bentuk akar. Seperti yang telah dibahas
1

pada subkompetensi sebelumnya, bahwa bentuk

a 2 = a . Bentuk akar

adalah akar dari suatu bilangan yang nilainya merupakan bilangan


irasional. Contoh: 3 , 5 , 8 dan lain-lain. Contoh yang bukan bentuk
akar,

1 sebab 1 =1, 4 sebab 4 =2, 64 sebab 64 =8, dan

lain-lain.
2. Menyederhanakan Bentuk Akar
Bentuk akar dapat disederhanakan dengan cara mengubah bilangan di
dalam akar tersebut menjadi dua bilangan di mana bilangan yang satu dapat
diakarkan sedangkan bilangan yang lain tidak dapat diakarkan.
Misal sederhanakan bentuk akar dibawah ini :
32
16.2= 16 . 2=4 2
32
=
bisa
juga
=

4.8= 4 . 8= 4 . 4 . 2=2.2. 2=4 2


3. Operasi Aljabar Pada Bilangan Berbentuk Akar
Bilangan dalam bentuk akar juga dapat dikenakan operasi aljabar seperti
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Karena pada
dasarnya bilangan dalam bentuk akar adalah suatu bilangan real yang dapat
dioperasikan.
a. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bentuk Akar
Bentuk akar dapat dijumlahkan atau dikurangkan jika bentuk akarnya
sejenis.
Misal tentukan hasil pengoperasian bilangan bentuk akar berikut :
1. 2 3+5 3=( 5+2 ) 3=7 3

125 3= 4.35 3=2 35 3=3 3

2.
3. 2

3+ 2= tidak bisa disederhanakan

b. Perkalian Dan Pembagian Bilangan Bentuk Akar

Perkalian Bentuk Akar

Jika a dan b merupakan bilangan real positif, maka berlaku :


FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 9

Bahan Ajar Matematika Dasar


i.

a b c=ab c

Co :

4 3 2=12 2

ii.

a b= ab

Co :

2 3= 2 3= 6

iii. a c b d=a b c d

Co : 2 5 3 6=(2 3) 5 6=6 30

iv. ( a+ b ) ( a b )=ab

Co :

( 3+ 2 )( 3 2 )=32=1

Pembagian Bentuk Akar

Penyederhanaan pembagian bentuk akar sering disebut dengan istilah


merasionalkan penyebut bentuk pecahan. Untuk merasionalkan
penyebut bentuk pecahan, perhatikan rumus berikut :
a
a b a b
i. b = b b = b

Contoh :

8
8
2 8 2
= = =4 2
2 2 2 2

c
c
a b c (a b)
=

= 2
a+ b a+ b a b
a b

ii.

Contoh :

iii.

c
c
a+ b c (a+ b)
=
= 2
a b a b a+ b
a b

Contoh :

iv.

408 17
408 17
8
8
5 17 8(5 17)
=

= 2
= = =5 17
2517
8
5+ 17 5+ 17 5 17
5 17

8+ 4 3
8+ 4 3
4
4
2+ 3 4 (2+ 3)
=

= 2
= = =8+ 4 3
43
1
2 3 2 3 2+ 3
2 3

c
c
a b = c( a b)
=

ab
a+ b a+ b a b

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 10

Bahan Ajar Matematika Dasar

Contoh :
v.

20
20
10 5 20( 10 5)
=

=
=4 104 5
105
10+ 5 10+ 5 10 5

c
c
a+ b c ( a b )
=
=
ab
a b a b a+ b
20
20
10+ 5 20( 10+ 5)
=

=
=4 10+ 4 5
105
105 10 5 10+ 5

Contoh :

Pertidaksamaan
Pertidaksamaan adalah salah satu bentuk pernyataan matematika
yang menagndung satu peubah atau lebih yang dihubungkan oleh tanda ,>, atau . Ditinjau dari jumlah dan pangkat peubah maka
tanda
pertidaksamaan dapat dibagi menjadi pertidaksamaan linear dengan satu
peubah, pertidaksamaan linear dengan peubah banyak dan pertidaksamaan
kuadrat.
Sifat-sifat pertidaksamaan :
i. Jika a>b dan b> c , maka

a> c

ii.

Jika

a>b

maka

a+ c>b +c

iii.

Jika

a>b

maka

ac >bc

iv.

Jika

a>b

dan

v.

Jika a>b dan c adalah bilangan negatif, maka ac <bc


ac >0 jika a>0 dan c >0 atau jika a<0 dan c <0
ac <0 jika a<0 dan c >0 atau jika a>0 dan c <0
a
> 0 jika a>0 dan c >0 atau jika a<0 dan c <0
c

vi.
vii.
viii.
ix.

a
<0
c

a<0

jika

adalah bilangan positif, maka

dan

c >0

atau jika

Jika

a>b ,

xi.

Jika

1 1
< ,
a b

xii.

Jika

a<b <c ,

maka

b> a

dan

xiii.

Jika

a>b >c ,

maka

b< a

atau

x.

maka

a>0

dan

ac >bc

c <0

a <b

maka

a>b
b< c

b> c

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(bentuk komposit)
(bentuk komposit)
Page 11

Bahan Ajar Matematika Dasar


Selang (interval)
Selang adalah himpunan bagian dari bilangan riil yang mempunyai sifat
relasi tertentu. Jika batas-batasnya merupakan bilangan riil maka dinamakan
selang hingga. Jika bukan bilangan riil maka dinamakan selang tak hingga
() . Lambang menyatakan membesar tanpa batas dan lambing

menyatakan mengecil tanpa batas. Contoh dari bermacam-macam

selang dapat dilihat pada tabel berikut ini.


Notasi

Definisi

Grafik
a

(a , b)

{xa< x< b }

( Selang terbuka
)

[a ,b ]

Keterangan

{xa x b }

[ Selang tertutup
]
a

{xa x <b }

[ Selang
setengah
terbuka

)
a

{xa< x b }

( Selang
setengah
terbuka

]
a
(a , )

{xx >a }

Selang terbuka

Selang tertutup

{xx a}

b
(, b)

Selang terbuka

{xx <b }
)
b

{xx b }
]

(, )

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selang tertutup

Selang terbuka

Page 12

Bahan Ajar Matematika Dasar

Pertidaksamaan linear satu peubah


Pertidaksamaan linear satu peubah adalah pernyataan matematika
yang memuat satu peubah yang mempunyai pangkat satu dan dihubungkan
dengan tanda-tanda ,>, atau . Bentuk umum dari pertidaksamaan linear
satu peubah adalah :
ax +b ( ? ) 0 , dengan a dan b adalah konstan, sedangkan (?) adalah salah satu
dari tanda-tanda

,>, atau .

Contoh :
Tentukan himpunan
42 x
4<
<2 x 1
5

penyelesaian

Nilai Mutlak
Nilai mutlak dari x dinyatakan dengan

dari

pertidaksamaan

berikut

x dan didefinisikan sebagai :

{1 jika x< 0

|x|= x jika x 0

Teorema-teorema
Jika a dan b adalah bilangan riil, maka :
|x|0
i.
ii.

|x|= x

iii.

x2= x

iv.

|x|<a a< x< a

v.

|x|>a x >a atau x<a

vi.

|x|a a x a

vii.

|x|a x a atau x a

viii.

|x|=a x=a atau x=a

ix.

|ab|=|a|b

x.

b , b 0
a

a
=
b

||

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 13

Bahan Ajar Matematika Dasar

xii.

|a+ b||a|+ b (ketidaksamaan segitiga)


|ab||a|+ b

xiii.

|a b|ab

xi.

Contoh
Selesaikan pertidaksamaan berikut : (gambarkan garis bilangan dan
selangnya)
a. x5 4 ,
b.

x +3
| x4
|< 2

c.

|x3| > 4|x3|+12

Latihan Soal
1. Uraikan bentuk-bentuk perpangkatan dibawah ini.
5
a. ( x+ y )
b.

( x+ y )6

c.

( x+ y )7

d.

( x y )7

2. Tentukan hasil akar kuadrat berikut ini.


a. 361 =
b.

729 =

c.

1225 =

d.

2116 =

e.

194481 =

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 14

Bahan Ajar Matematika Dasar


f.

x2 +2 x+1

3. Sederhanakan bentuk akar dibawah ini :


a. 18
b.

24

c.

80

d.

147

4. Tentukan hasil pengoperasian bilangan bentuk akar berikut:


a. 3 5+ 7 5=
b.

12 66 6=

c.

3 6 + 6+4 65 6=

d.

5+2 34 5+5 3=

e.

32+ 8+ 50 98=

f.

10 4 20=

g.

5 6 3=

h.

3(5 6+ 3)=

i.

2 6 (7 2+ 4 5)=

j.

( 2+ 5)( 6+ 4)=

k.

( 12+ 5)( 12 5)=

5. Selesaikan
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 15

Bahan Ajar Matematika Dasar

a.

9
=
3

f.

2
=
1 2

g.

2 =
23

h.

3 2
=
3+ 2

9
=
2

i.

35 =
3+ 5

3
=
7

j.

3
=
5+ 2 3

b.

6 3

c.

2
=
18

d.
e.

6. Selesaikan
5 x+6 3 x9
a.
b.

1
3
+5 x< 6 x
2
5

c.

1
( 7 x3 ) < x +1
3

d.

12 x 2 x + x
>
3
5

e.

2x 1

9
6

f.

1 32 x 1
>
>
5
7
6

g.

x3
>0
x 8 x +7

h.

5
7
>
x7 x +5

7. Selesaikan
|x +8|<2
a.
b.

|62 x| 7

c.

>6
|4 x5
3 |

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 16

Bahan Ajar Matematika Dasar

f.

|7+64 x| 3
x1
|6x+5
| 3
|3+ 7x|>1

g.

|2 x+1|<|2 x3|

d.
e.

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 17

Anda mungkin juga menyukai