Anda di halaman 1dari 32

LARUTAN

NON ELEKTROLIT (1)


Evi Sapinatul Bahriah, S.Pd, M.Pd
Jurusan Pendidikan Kimia FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2015/2016

Definisi Larutan
Campuran homogen dari dua zat atau lebih
Terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent)
Satu fasa

Jenis Larutan
Berdasarkan kemampuannya untuk menghantarkan arus
listrik, larutan digolongkan menjadi 2, yaitu:
1. Larutan elektorit
2. Larutan non elektrolit

1. Komposisi Larutan
Komposisi larutan dinyatakan dengan:
1. Fraksi mol (X)
2. Molaritas (M)
3. Molalitas (m)

4. Persen berat (% massa)

Contoh soal 1
Larutan HCl pekat yang ada di laboratorium
mengandung 36,0% massa HCl. Kerapatan larutan
tersebut pada 25oC dan atm adalah 1,26 gr/cm3.
tentukan:
a) Fraksi mol

b) Konsentrasi molar
c) Kemolalan

2. Termodinamika Larutan
1) Besaran Molar Parsial
2) Larutan Ideal
3) Termodinamika Percampuran Larutan Ideal

4) Hukum Henry
5) Hukum Distribusi Nernst

1) Besaran Molar Parsial


Sifat suatu larutan bergantung pada suhu, tekanan, dan
komposisi.
Volume molar volume per mol (besaran intensif)
Volume total dari suatu larutan yang mengandung dua komponen
(Va dan Vb) tidak dapat dituliskan sebagai penjumlahan dari
masing-masing komponen. Hal ini dikarenakan:
Perbedaan gaya antar molekul dalam lautan dan dalam
larutan komponen murninya
Perbedaan penataan molekul dalam larutan dan dalam
komponen murninya
Perbedaan ukuran dan bentuk molekul dari komponen yang
dicampurkan

Volume molar parsial perubahan volume suatu larutan jika 1 mol komponen
tersebut dilarutkan pada T dan P tetap ke dalam sejumlah besar larutan dengan
komposisi tertentu yang dengan penambahan komponen tersebut komposisinya tidak
berubah.
Volume molar komponen A , dalam setiap larutan merupakan peningkatan volume
larutan untuk 1 mol A yang ditambahkan pada T,P dan komposisi tertentu. Karena
merupakan perubahan volume yang disebabkan perubahan jumlah A, nA pada P,
T dan jumlah B, nB yang tetap, maka volume molar parsial A didefinisikan sebagai:


,,

Demikian pula halnya dengan volume molar parsial komponen B,


,,
Pada P dan T tetap, volume suatu larutan yang terdiri dari komponen A dan B
merupakan fungsi dari nA dan nB
V= V (nA, nB

Jika sejumlah kecil A (dnA) dan sejumlah B (dnB)


ditambahkan ke dalam larutan, peningkatan volume
larutan dinyatakan dengan:

=
+
,,
,,

Sehingga,
= + =

= + =

Perubahan volume pada proses pencampuran


(pembentukan larutan) dari komponen-komponen
murninya pada T dan P tetap, dinyatakan dengan
=
Dengan:
= volume larutan
= volume total komponen-komponen murninya
sebelum dicampur pada T dan P

Contoh
Gunakan data pada gambar 1.3 (hal. 10) untuk
menghitung volume larutan yang mengandung 4 mol
etanol dan 6 mol air. Tentukan pula perubahan volume
pada proses pencampuran tersebut. Volume molar
etanol dan air pada T,P tersebut masing-masing adalah
58,7 cm3/mol dan 18,1 cm3/mol

Besaran molar parsial untuk sifat-sifat termodinamika yang lainnya dapat


dipahami dengan cara yang sama seperti halnya volume. Karena sifat-sifat
ekstensif seperti V, U, S, H, A dan G dapat dikaji sebagai fungsi dari T, P, n,
maka untuk setiap sifat ekstensif (J) diferensial totalnya adalah:

=
+
+
1 +
2
,1,2
,1,2
1 ,,2
2 ,,1
Pada T, P tetap:

=
1

1 +
2 +
2 ,,1
,,2

,,

Dengan:

,,

Besaran molar parsial dari komponen I dengan:


= 1 1 + 2 2
Dan hasil integrasnya:
= 1 1 + 2 2 =

Jika J=V, maka ersamaan untuk dua komponen berubah menjadi persamaan energy
bebas Gibbs (G), maka energy bebas Gibbs larutan dua komponen:
= 1 1 + 2 2
= 11 + 22
1 dan 1 energy Gibbs molar parsial zat 1
Besaran molar parsial komponen I didefinisikan pada T, P, dan tetap.
Energi bebas Gibbs besaran molar parsial komponen i, didefinisikan sebagai:
=

=
,,

Besaran molar parsial energy dalam (U)

=
,,
Sementara =

,,

Larutan Ideal
Gas yang ideal gas yang tidak mempunyai gaya
antaraksi antara partikel-partikel gasnya
Larutan ideal larutan yang mempunyai gaya antaraksi
yang sama antara partikel-partikelnya
Larutan ideal larutan yang memenuhi hokum Raoult
pada semua rentang konsentrasi

Termodinamika Pencampuran Larutan Ideal


Pada proses pencampuran sejumlah n1,n2,ni mol
cairan murni yang asalnya terpisah membentuk larutan
ideal pada T, P tertentu, dapat pula diturunkan G, V,
S dan H dan seterusnya

Energi Gibbs (G) larutan ideal:

(,)
+

Energi
Gibbs
komponen-komonennya
dicampurkan pada T,P tetap adalah
,

sebelum

= =

Karena 0 < < 1, maka < 0 dan < 0, artinya


proses pelarutan berlangsung dengan spontan pada T,P
tetap (isothermal, isobar)

Untuk menentukan dan


= +
=

dan =

Karena < 0 , maka negatif, sehingga positif


sistem semakin tidak teratur

Untuk menentukan dan

=
,

Untuk larutan ideal bergantung pada T, n dan fraksi


mol tetapi tidak bergantung pada P. oleh karena itu,

berharga nol, sehingga

= 0

Karena antaraksi antar molekul pada larutan ideal adalah


sama, maka kalor pencampurannya diharapkan berharga
nol.

Untuk menentukan gunakan persamaan =


pada T tetap sehingga
= + T =

= 0

Jadi tidak ada kalor yang diserap maupun yang dilepaskan


pada saat pembentukan larutan ideal pada T,P tetap

Hukum Henry
Hukum Henry: Hubungan antara kelarutan zat terlarut
volatile terhadap tekanan gas di atas larutan
Hukum Henry dinyatakan dengan:
=
1
=

1
=

Tetapan Henry Beberapa Gas dal Air 250C


GAS
H2
He
Ar
N2
O2
CO2
H2S

kj/(torr)
5,54x107
1,12x108
2,80x107
6,80x107
3,27x107
1,24x106
4,27x105

Hukum Henry dihubungkan dengan kelarutan gas


dalam cairan
Hukum Henry digunakan untuk larutan-larutan yang
mengandung zat terlarut gas non volatile

Keterbatasan Hukum Henry


1. Hanya berlaku untuk larutan encer
2. Tidak ada reaksi kimia antara zat terlarut dengan
pelarut, karena jika ada reaksi kimia maka kelarutannya
dapat terlihat sangat besar. Seperti: CO2, H2S, NH3,
SO2, HCl

Contoh
Tekanan parsial CO2 di udara adalah 350x10-6 atm.
Hitung kelarutan CO2 dalam air pada 25oC?

Hukum Distribusi Nernst


Hukum Distribusi Nernst: Perbandingan komposisi suatu
zat terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling
melarutkan berharga tetap pada suhu tertentu
Hukum distribusi Nernst:
2
=
1

Hukum Nernst hanya berlaku bagi spesi molekul yang


sama di kedua larutan: jika terlarut terasosiasi menjadi
ion-ionnya atau molekul yang lebih sederhana atau jika
terasosiasi membentuk molekul yang lebih kompleks,
maka hukum distribusi Nernst tidak berlaku pada
konsentrasi totalnya di kedua fasa melainkan hanya
konsentrasi spesi yang sama yang ada dalam kedua
fasa.
Hukum distribusi
ekstraksi

Nernst

digunakan

pada

proses

Contoh
Pada 25oC koefisien distribusi dari H2S diantara benzene
2 2
dan air didefinisikan sebagai
= 0,167. tentukan
2 6 6

volume total benzene yang diperlukan untuk


mengekstraksi 90% H2S dari 1 L larutan H2S 0,1 M
dalam air dengan:
a) Satu kali pengerjaan ekstraksi?
b) Tiga kali ekstraksi dengan setiap ekstraksi
menggunakan volume benzene yang sama?

Penyelesaian
Diketahui: 1 L larutan H2S 0,1 M dalam air, Vair = VA = 1 L
2 2
= 0,167
2 6 6
Ditanya: V benzene =VB untuk:

a) VB, 1X Ekstraksi?
b) 3VB, 3X Ekstraksi?

Referensi
1. Castellan, G.W.1983.Physical Chemistry.Third Edition.
Addison-Wesley Publishing Company: Amsterdam
2. Dogra, S.K, and Dogra, S.1990.Kimia Fisik dan SoalSoal. Jakarta: Universitas Indonesia
3. Rohman, I dan Mulyani S.2002.Kimia Fisika 2. Jurusan
Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai