Anda di halaman 1dari 7

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sistem bilangan adalah hal pokok dalam sebuah ilmu matematika, dapat juga
dikatakan sebagai inti dari suatu ilmu matematika itu sendiri. Sistem bilangan terbagi
sangat banyak jenisnya, dalam critical book report ini saya memilih bilangan real sebagai
pokok pembahasan.

Bilangan real terdiri atas bilangan asli, bilangan bulat negatif dan nol, bilangan
rasional dan bilangan irasional. Manfaat kita mempelajari jenis-jenis bilangan real
tersebut agar kita dapat membedakan masing masing dari jenis jenis bilangan real.
Dengan manfaat dan tujuan tersebut akan dijelaskan tentang bilangan real dan operasi
dari bilangan real.

B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi permasalahan dalam critical book
report ini adalah tentang bilangan real, terutama pada pembahasan jenis-jenis bilangan real,
perbedaan bilangan rasioanl dan bilangan irasional, dan ketaksamaan yang dibandingkan dari
buku Purcel (2003) dan E Hutahaean (1980)

C. Tujuan
 Mengetahui jenis-jenis bilangan real
 Mengetahui sifat-sifat bilangan real
 Dapat membedakan bilangan rasional dan bilangan irasional
 Mengetahui sifat sifat ketaksamaan
 Mengetahui konsep dan prinsip pertidaksamaan dengan garis bilangan

1
BAB II. PEMBAHASAN

A. Ringkasan Materi
Bilangan Real
Jenis jenis bilangan real yaitu sebagai berikut:
1. Bilangan asli, 1,2,3,4...., yang juga dinamakan bilangan bulat positif
digunakan dalam menghitung anggota sebuah himpunan.
2. Bilangan bulat negatif dan nol yang berturut-turut dinyatakan oleh -1, -2, -3,....
dan 0, telah timbul untuk mengirimkan pemecahan persamaan seperti x+ b =
a dimana a dan b adalah sebarang bilangan asli. Himpunan bilanagn bulat
positif dan bilangan bulat negatif dan nol dinamakan himpunan bilangan bulat.
2 5
3. Bilangan rasional atau pecahan seperti 3 , − 4,... timbul untuk mengirimkan
pemecahan seperti bx=a untuk semua bilanagn bulat a dan b dimana b ≠ 0.
Persamaan ini menuju kepada operasi pembagian,atau invers perkalian, dan
kita menuliskan x= a/b atau a ÷ 𝑏 dimana a adalah pembilang dan b adalah
penyebut.
4. Bilangan irasional seperti √2 dan 𝜋 adalah bilangan yang bukan rasioanal
𝑎
yakni tidak dapat dinyatakan sebagai 𝑏 yang dimana a dan b adalah bilanagn
bulat dan b ≠ 0.

Cara mudah membedakan bilangan rasional dan bilangan irasional yaitu:


2 : 3 = 0, 666 666 666....
13 : 12 = 1, 18 18 18 182 ....
17 : 3 = 5, 666 666 667 ....
Ternyata bilangan rasional merupakan desimal berulang, artinya di dalam bentuk
desimal tersebut ada beberapa angka yang berulang secara teratur.
√2 = 1, 414 213 562
√5 = 2, 236 067 977
Ternyata bilangan irasional merupakan desimal tidak berulang.

Operasi dengan Bilangan Real


Jika a, b, c adalah elemen-elemen dari himpunan R dari bilangan real, maka:
1. a +b dan ab adalah elemen dari R Hukum ketertutupan
2. a +b = b+a Hukum komutatif penjumlahan
3. a +( b+c ) = (a+b) + c Hukum asosiatif penjumlahan
4. ab=ba Hukum komutatif perkalian
5. a (bc) = (ab) c Hukum asosiatif perkalian
6. a (b+c) = ab + ac Hukum distributif

2
7. a+0 = 0+a = a, 1.a = a.1 = a
0 dinamakan elemen satuan terhadap penjumlahan, 1 dinamakan elemen
satuan terhdapa perkalian.

8. Untuk setiap a terdapat sebuah bilangan x dalam R sehingga x+a = 0


x dinamakan invers dari a terhadap penjumlahan dan dinyatakan oleh –a
9. Untuk setiap a ≠ 0 terdapat sebuah bilangan x dalam R sehingga ax = 1.
x dinamakan invers dari a terhadap perkalian dan dinyatakan oleh
𝑎 −1 𝑎𝑡𝑎𝑢 1⁄𝑎.

Ketaksamaan
Dua bilangan a dan b yang ditulis a > b atau b > a jika b-a adalah positif. Jika
a dan b adalah positif maka a > b mempunyai arti bahwa b pada garis bilangan
terletak lebih jauh terhadap titik 0 dibandingkan dengan titik yang mewakili bilangan
a.

𝑎2 𝑎1 𝑏2 0 𝑎3 𝑏1 𝑏3

𝑎1 > 𝑏1 : 𝑎2 > 𝑏2 : 𝑎3 > 𝑏3

Jika a negatif dan b positif maka b-a positif. Jika a dan b keduanya negatif
maka a < b mempunyai arti b terletak lebih dekat terhadap 0 dibandingkan dengan a
pada garis bilangan.
Jika a, b dan c adalah sebarang bilangan-bilangan real yang diberikan maka:
1. a > b, a=b, atau a < b Hukum trikotomi
2. Jika a > b dan b > c, maka a > c Hukum transitivitas
3. Jika a > b, maka a + c > b + c
4. Jika a > b dan c > 0, maka ac > bc
5. Jika a > b dan c < 0, ac < bc
Interval
Sebuah himpunan titik (bilangan real) yang terletak pada sumbu real
dinamakan sebuhan himpunan titik berdimensi satu. Himpuan titik x sehingga 𝑎 ≤
𝑥 ≤ 𝑏 dinamakan sebuah interval tertutup dan dinyatakan oleh [𝑎, 𝑏]. Himpunan 𝑎 <
𝑥 < 𝑏 dinamakan sebuah interval terbuka yang dinyatakan oleh (𝑎, 𝑏). Himpunan 𝑎 <
𝑥 ≤ 𝑏 dan himpunan 𝑎 ≤ 𝑥 < 𝑏 yang dinyatakan berturut-turut oleh (a,b] dan [a,b)
dinamakan interval setengah terbuka atau interval setengah tertutup.
Simbol x yang dapat menyatakan sebarang bilngan atau titik dari sebuah
himpunan dinamakan sebuah variabel. Bilangan a atau b yang diberi nama konstanta.

Contoh: himpunan semua x sehingga |𝑥| < 4, yakni −4 < 𝑥 < 4 dinyatakan oleh
(−4, 4) adalah interval terbuka.

3
Himpunan 𝑥 < 𝑎 dapat juga dinyatakan oleh 𝑎 < 𝑥 < ∞. Sebuah himpunan
seperti itu dinamakan sebuah interval tak berhingga atau sebuah interval tak terbatas.
Demikian juga −∞ < 𝑥 < ∞ menyatakan semua bilangan real.

B. Perbandingan Kedua Buku

Definisi tentang bilangan real dari kedua buku sama, hanya saja dalam buku
Purcel (2003) tidak menyebutkan secara langsung bahwa penjelasan tentang jenis-
jenis bilangan real telah dipaparkan didalamnya. Sedangkan pada buku E Hutahaean
(1980) jelas menyebutkan bilangan apa saja yang termasuk kedlam bilangan real.
Kedalaman konsep ataupun materi dari kedua buku tersebut masih terlalu
sedikit. Dari kedua buku tersebut tidak ada penjelasan tentang konsep dan prinsip
pertidaksamaan bilangan real dengan cara analisis dan dengan grafik fungsi. Kedua
buku hanya menjelaskan konsep dan prinsip pertidaksamaan dengan garis bilngan
walaupun dalam buku E Hutahaean (1980) tidak disertai dengan gambar garis
bilangannya hanya menjelaskan konsepnya saja. Bukan hanya itu, contoh soal dalam
kedua buku juga tidak ada sehingga pembaca akan sulit memahami materi yang
dijelaskan di dalam kedua buku tersebut.
Kesamaan dari kedua buku tampak pada penjelasan-penjelasan atau
definisinya (makna) namun terdapat pula perbedaannya. Dalam buku E Hutahaean
(1980) menjelaskan tentang representasi geometris dari bilangan real. Representasi
geometri dari bilangan real sebagai titik titik pada sebuah garis yang dinamakan
sumbu real. Untuk setiap bilangan akan bersesuaian dengan satu dan hanya satu titik
pada garis tersebut dan sebaliknya, yakni terdapat sebuat korespondensi satu-satu (1-
1) diantara himpunan bilangan real dan himpunan titik pada garis tersebut.
Himpunan bilngan real kesebelah kanan dari 0 dinamakan himpunan bilangan
positif, himpunan bilangan real ke sebelah kiri dinamakan himpunan bilangan negatif,
sedangkan 0 itu bukan positif dan bukan negatif.
Diantara sebarang dua bilngan rasional (atau bilangan irasional) pada garis
tersebut terdapat tak berhingga banyaknya bilngan rasional (dan bilangan irasional).
Hal ini menyebanakan kita menamakan himpunan bilangan rasioanal (atau irasional)
sebuah himpunan yang rapat dimana-mana (everywhere dense). Sedangkan dalam
buku Purcel (2003) penjelasan tersebut tidak ada.
Perbedaan lainnya yaitu terdapat pada operasi ataupun sifat-sifat bilangan real.
Dalam buku E Hutahaean (1980) operasi dari bilangan real terdapat hukum
ketertutupan dengan operasinya yaitu 𝑎 + 𝑏 dan ab adalah elemen dari R, sedagkan
dalam buku Purcel (2003) tidak dijelaskan.

4
BAB III. KESIMPULAN

Bilangan real terdiri atas bilangan asli, bilangan bulat negatif dan nol, bilangan
rasional dan bilngan irasional. Cara untuk membendakan bilangan rasional dengan bilngan
irasional yaitu bilangan rasional merupakan desimal berulang, artinya di dalam bentuk
desimal tersebut ada beberapa angka yang berulang secara teratur, sedangkan bilangan
irasional merupakan desimal tidak berulang.
Bilangan real memiliki sifat-sifat yaitu sebagai berikut:
1. a +b dan ab adalah elemen dari R Hukum ketertutupan
2. a +b = b+a Hukum komutatif penjumlahan
3. a +( b+c ) = (a+b) + c Hukum asosiatif penjumlahan
4. ab=ba Hukum komutatif perkalian
5. a (bc) = (ab) c Hukum asosiatif perkalian
6. a (b+c) = ab + ac Hukum distributif
7. a+0 = 0+a = a, 1.a = a.1 = a
0 dinamakan elemen satuan terhadap penjumlahan, 1 dinamakan elemen
satuan terhdapa perkalian.
8. Untuk setiap a terdapat sebuah bilangan x dalam R sehingga x+a = 0
x dinamakan invers dari a terhadap penjumlahan dan dinyatakan oleh –a
9. Untuk setiap a ≠ 0 terdapat sebuah bilangan x dalam R sehingga ax = 1.
x dinamakan invers dari a terhadap perkalian dan dinyatakan oleh
𝑎 −1 𝑎𝑡𝑎𝑢 1⁄𝑎.

SARAN
Penjelasan dari kedua buku sudah cukup jelas, hanya saja perlu ditambahkan contoh-
contoh soal agar pembaca lebih mengerti tentang materi yang dijelaskan dalam buku tersebut
dan juga penambahan soal-soal latihan serta adanya penjelasan mengenai konsep dan prinsip
pertidaksamaan dengan ketiga cara analisis, garis bilangan dan dengan menggunkan grafik
fungsi.

Jika dibandingkan terhadap kedua buku. Buku yang lebih mudah saya pahami adalah buku
Purcel (2003) walaupun isinya buku tersebut tidak terlalu lengkap jika dibandingkan dengan
buku E Hutahaean (1980) namun penjelasannya menggunakan kalimat yang lebih mudah
dipahami terutama pada pembahasan perbedaan bilangan rasional dan bilangan irasional.

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan “Critical Book Report” ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Medan, September 2017


Penyusun

6
DAFTAR ISI

Kata pengantar
Daftar isi
Bab I pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Rumusan masalah

Bab II Pembahasan

Bab III Penutup


1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai