Anda di halaman 1dari 33

Yuliusman, SE., M.Si.

,Ak
Variabel Costing
 Variabel costing merupakkan metode penentuan
harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan
biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam
harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik variabel.
Full Costing

 Full costing merupakan metode penentuan harga


pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur
biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik baik yang
berperilaku variabel maupun tetap.
PENENTUAN HARGA POKOK
VARIABEL
 PENGERTIAN PENENTUAN HP VARIABEL
 PENTINGNYA KONSEP HP VARIABEL
 ELEMEN BIAYA YG TERMASUK HARGA POKOK
PRODUK
 TUJUAN PENENTUAN HP VARIABEL
 MANFAAT HP VARIABEL
 PERBEDAAN KONSEP HP VARIABEL DAN HP
PENUH
PENENTUAN HARGA POKOK
VARIABEL
ADALAH :
 SUATU KONSEP PENENTUAN HARGA POKOK
YANG HANYA MEMASUKKAN BIAYA PRODUKSI
VARIABEL SEBAGAI ELEMEN HARGA POKOK
PRODUK,
 BIAYA PRODUKSI TETAP DIANGGAP SEBAGAI
BIAYA BIAYA PERIODE (Period Cost) YANG
LANGSUNG DIBEBANKAN KEPADA RUGI LABA
PERIODE TERJADINYA DAN TIDAK
DIPERLAKUKAN SEBAGAI BIAYA PRODUKSI
Elemen Harga Pokok Produk
 BIAYA BAHAN BAKU
 BIAYA TENAGA KERJA
LANGSUNG
 BIAYA OVERHEAD
PABRIK
BIAYA BAHAN BAKU

HP BAHAN BAKU+
HP BAHAN BAKU
BIAYA LAINNYA

ELEMEN BI. VARIABEL SEMUA MENJADI


MELIPUTI BB + BI LAIN ELEMEN BI VARIABEL
VARIABEL
BIAYA TENAGA KERJA
LANGSUNG

SISTEM UPAH PER


POTONG

Elemen Biaya Produksi


SISTEM UPAH PER
JAM

SISTEM UPAH Biaya Tetap  Period Cost


TETAP
BIAYA OVERHEAD PABRIK

BOP VARIABEL BOP TETAP

ELEMEN BIAYA BIAYA PERIODE


PRODUKSI
TUJUAN PENENTUAN HARGA
POKOK VARIABEL
 MEMBANTU MANAJEMEN MENGETAHUI BATAS
KONTRIBUSI (CONTRIBUTION MARGIN) UTK
PERENCANAAN LABA MELALUI ANALISA HUBUNGAN
BIAYA VOLUME LABA UNTUK PENGAMBILAN
KEPUTUSAN JANGKA PENDEK
 MEMUDAHKAN MANAJEMEN DALAM
MENGENDALIKAN KONDISI-KONDISI OPERASIONAL
YANG SEDANG BERJALAN SERTA MENETAPKAN
PENILAIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPADA
DEPARTEMEN ATAU DEVISI TERTENTU DI DALAM
PERUSAHAAN
Manfaat data perhitungan harga pokok dengan
menggunakan metode variabel costing (HPV) adalah :
• 1.Menigkatkan estimasi tingkat profitabilitas produk,
konsumen, dan segmen bisnis lain.
2. Laba periodik tidak dipengaruhi oleh tingkat
persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain tetap (harga
jual, biaya,bauran benjualan dan sebagainya) laba
akan searah dengan penjualan.
3. Dengan menggunakan Variabel costing, biaya
produksi per unit tidak mengandung biaya tetap.
4. Laba bersih berdasarkan variabel costing lebih
dekat dengan aliran kas bersih. Hal ini akan sangat
penting untuk perusahaan yang mengalami masalah
aliran kas.
MANFAAT PENENTUAN HARGA
POKOK VARIABEL
PIHAK INTERNAL PIHAK EKSTERNAL
• PERENCANAAN LABA • PENENTUAN HARGA
• PENENTUAN HARGA POKOK PERSEDIAAN
JUAL • PENENTUAN LABA
• PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
• PENGENDALIAN BIAYA
PERBEDAAN VARIABEL DAN FULL
COSTING
PERBEDAAN DILIHAT DARI SEGI :
1. Penentuan Harga Pokok Produk
2. Penentuan Harga Pokok Persediaan
3. Pengakuan “Period Cost”
4. Pendekatan Pengelompokkan biaya
5. Penyajian Laporan Rugi / Laba
Akibat perbedaan tersebut mengakibatkan timbulnya perbedaan
lain yaitu :
 Dalam metode full costing, perhitungan harga
pokok produksi dan penyajian laporan laba rugi
didasarkan pendekatan “fungsi”. Sehingga apa
yang disebut sebagai biaya produksi adalah
seluruh biaya yang berhubungan dengan fungsi
produksi, baik langsung maupun tidak langsung,
tetap maupun variabel. Dalam metode variabel
costing, menggunakan pendekatan “tingkah laku”,
artinya perhitungan harga pokok dan penyajian
dalam laba rugi didasarkan atas tingkah laku
biaya. Biaya produksi dibebani biaya variabel saja,
dan biaya tetap dianggap bukan biaya produksi.
Sambungan
 Dalam metode full costing, biaya periode diartikan sebagai
biaya yang tidak berhubungan dengan biaya produksi, dan
biaya ini dikeluarkan dalam rangka mempertahankan
kapasitas yang diharapkan akan dicapai perusahaan,
dengan kata lain biaya periode adalah biaya operasi. Dalam
metode variabel costing, yang dimaksud dengan biaya
periode adalah biaya yang setiap periode harus tetap
dikeluarkan atau dibebankan tanpa dipengaruhi
perubahan kapasitas kegiatan. Dengan kata lain biaya
periode adalah biaya tetap, baik produksi maupun operasi.
Sambungan
 Menurut metode full costing, biaya overhead tetap
diperhitungkan dalam harga pokok, sedangkan
dalam variabel costing biaya tersebut diperlakukan
sebagai biaya periodik. Oleh karena itu saat
produk atau jasa yang bersangkutan terjual, biaya
tersebut masih melekat pada persediaan produk
atau jasa. Sedangkan dalam variabel costing, biaya
tersebut langsung diakui sebagai biaya pada saat
terjadinya.
Sambungan
 Jika biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atau
jasa berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka dan
jumlahnya berbeda dengan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya maka selisihnya dapat berupa pembebanan
overhead pabrik berlebihan (over-applied factory
overhead). Menurut metode full costing, selisih tersebut
dapat diperlakukan sebagai penambah atau pengurang
harga pokok yang belum laku dijual (harga pokok
persediaan).
 Dalam metode full costing, perhitungan laba rugi
menggunakan istilah laba kotor (gross profit), yaitu
kelebihan penjualan atas harga pokok penjualan.
 Dalam variabel costing, menggunakan istilah marjin
kontribusi (contribution margin), yaitu kelebihan
Perbedaan perhitungan Laba Bersih yang Menggunakan Metode
HPV dengan Harga Pokok Penuh
 Metode Variabel Costing
Perhitungan Biaya Produksi :
Biaya bahan baku Rp. xxxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxxx
Biaya overhead pabrik Rp. xxxx
(BOP Variabel)
Biaya Produksi Rp.xxxx
Perhitungan Harga Pokok :
Harga Pokok Produksi :
Persediaan produk dalam proses awal Rp xxx
Biaya Produksi Rp xxx +
Rp xxx
Persediaan produk dalam proses akhir Rp xxx -
Harga Pokok Produksi Rp xxx
Sambungan
 Perhitungan Harga Pokok Penjualan :
Persediaan produk selesai awal Rp xxx
Harga pokok produksi Rp xxx +
Rp xxx
Persediaan produk selesai akhir Rp xxx -
Harga Pokok Penjualan Rp xxx
Perhitungan Rugi-Laba
(Metode Variabel Costing)
Pendapatan Penjualan Rp. xxxx
Biaya-Biaya Variabel :
Harga Pokok Penjualan Rp. Xxxx
Biaya Non Produksi Variabel Rp. xxxx
Rp. xxxx
Kontribusi Marjin Rp. Xxxx
Biaya-Biaya Tetap :
Biaya Overhead Pabrik - Tetap Rp.xxxx
Biaya Non Produksi –Tetap Rp.xxxx
Rp. Xxxx
Laba/Rugi Bersih Rp. xxxx
Metode Full Costing
Perhitungan Biaya Produksi :
Biaya bahan baku Rp. xxxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxxx
Biaya overhead pabrik Rp. xxxx
(BOP Variabel & Tetap)
Biaya Produksi Rp.xxxx
Perhitungan Harga Pokok :
Harga Pokok Produksi :
Persediaan produk dalam proses awal Rp xxx
Biaya Produksi Rp xxx +
Rp xxx
Persediaan produk dalam proses akhir Rp xxx -
Harga Pokok Produksi Rp xxx
Sambungan
 Perhitungan Harga Pokok Penjualan :
Persediaan produk selesai awal Rp xxx
Harga pokok produksi Rp xxx +
Rp xxx
Persediaan produk selesai akhir Rp xxx -
Harga Pokok Penjualan Rp xxx
Perhitungan Rugi-Laba
(Metode Full Costing)
Pendapatan Penjualan Rp. xxxx
Harga Pokok Penjualan Rp. xxxx
Laba Kotor Rp. Xxxx
Biaya Umum Administrasi Rp.xxxx
Biaya Pemasaran & Penjualan Rp.xxxx
(Rp. Xxxx)
Laba/Rugi Bersih Rp. xxxx
PERBEDAAN HARGA POKOK
PRODUK
ELEMEN HP PENUH HP PRODUK
VARIABEL

BIAYA BAHAN BAKU  

BIAYA TENAGA  
KERJA
BIAYA OVERHEAD  
VARIABEL
BIAYA OVERHEAD 
TETAP
PENENTUAN HP PERSEDIAAN
Full Costing Variable Costing
 Sebagian biaya  Biaya overhead pabrik
overhead pabrik tetap tetap DIBEBANKAN
MASIH MELEKAT pada pada Period Cost
persediaan sampai sehingga TIDAK
produk laku terjual. MELEKAT pada
persediaan
PENYAJIAN DALAM LAP R/L
PERBEDAAN HP PENUH DAN HP VARIABEL DPT
DITINJAU DARI SEGI:
o PENGGOLONGAN BIAYA DI DALAM LAP RUGI LABA
o STRUKTUR ATAU SUSUNAN PENYAJIAN LAP RUGI
LABA
o BESARNYA LABA BERSIH
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari perbedaan laba rugi dalam
metode full costing dengan metode variable costing adalah :

• Dalam metode full costing, dapat terjadi penundaan sebagian


biaya overhead pabrik tetap pada periode berjalan ke periode
berikutnya bila tidak semua produk pada periode yang sama.
• Dalam metode variable costing seluruh biaya tetap overhead
pabrik telah diperlakukan sebagai beban pada periode berjalan,
sehingga tidak terdapat bagian biaya overhead pada tahun
berjalan yang dibebankan kepada tahun berikutnya.
• Jumlah persediaan akhir dalam metode variable costing lebih
rendah dibanding metode full costing. Alasannya adalah dalam
variable costing hanya biaya produksi variabel yang dapat
diperhitungkan sebagai biaya produksi.
• Laporan laba rugi full costing tidak membedakan antara biaya
tetap dan biaya variabel, sehingga tidak cukup memadai untuk
analisis hubungan biaya volume dan laba (CVP) dalam rangka
perencanaan dan pengendalian.
PENGGOLONGAN BIAYA
Full Costing Variable Costing
Biaya digolongkan Biaya digolongkan
dengan pendekatan dengan pendekatan
Fungsi  Biaya Variabelitas  Biaya
digolongkan menjadi digolongkan menjadi
biaya produksi dan biaya biaya variabel dan biaya
non produksi. tetap
Pendekatan Fungsi
Produksi tetap
Produksi
Biaya
Produksi variabel

Non Produksi tetap


Non Produksi
Non Produksi variabel
Pendekatan Variabelitas
Produksi Variabel
Variabel
Biaya Non Produksi Variabel

Produksi Tetap
Tetap

Non Produksi Tetap


Kelemahan Full Costing
1. Sebagian Biaya menempel pada persediaan 
biaya dicatat terlalu sedikit  laba yang
dihasilkan lebih tinggi

2. Jika produksi tidak mencapai kapasitas normal


 biaya overhead tetap akan kurang
dibebankan dan sebaliknya
Kelemahan Variable Costing

Satu-satunya kelemahan Varible Costing :


Variable Costing tidak diterima oleh Prinsip
Akuntansi yang diterima secara Umum 
Penyusunan Laporan dengan Variable
Costing harus di “ADJUST” kembali ke
dalam Full Costing
Formula

Jika ∑Produksi > ∑Terjual 


Laba Full Costing > Laba Variable Costing

Jika ∑Produksi < ∑Terjual 


Laba Full Costing < Laba Variable Costing

Jika ∑Produksi = ∑Terjual 


Laba Full Costing = Laba Variable Costing
Selisih Laba ke-2 Metode
Selisih laba yang diperoleh dari ke-2 metode dapat
dihitung dengan rumus :

∑ Persediaan x Tarif BOP tetap


Contoh Soal :
Data biaya PT. GLORIA
∑ Produksi 9.000 unit
∑ Terjual 8.000 unit
Harga Jual Rp. 10.000/unit
Biaya variable :
- Bahan baku Rp. 250/unit
- Tenaga Kerja Rp. 200/unit
- BOP Rp. 150/unit
- Penjualan Rp. 25/unit
Biaya tetap :
- Biaya tetap produksi Rp. 1.000.000/periode
Kapasitas normal 10.000 unit
- Biaya Administrasi Rp. 250.000/periode
- Biaya Penjualan Rp. 200.000/periode
Diminta : Buatlah laporan rugi laba dengan kedua metode !
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai