Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Pengendalian manajemen dilakukan untuk menjaga agar aktivitas organisasi
tetap mengarah kepada tujuan organisasi semula. Pengendalian manajemen didefinisikan
sebagai pengendalian seseorang manajer terhadap manajer yang lain. Sebuah pengendalian
dalam organisasi dapat disesuaikan dengan tingkatan yang ada dalam organisasi itu sendiri
Pengendalian yang efektif dapat mendorong manajer untuk membuat keputusan yang
mengarah kepada tujuan organisasi. Aktivitas pengendalian berusaha dalam memotivasi
pada karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan. Pengendalian berbeda dengan
perencanaan. Perencanaan berkaitan dengan penentuan tujuan dan sasaran perusahaan
sedangkan pengendalian memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan. Penggunaan teori
kontinjensi untuk analisis dalam akuntansi manajemen telah lama menarik minat para
peneliti. Pendekatan kontinjensi yang digunakan dalam akuntansi manajemen berdasarkan
premis bahwa tidak terdapat satu sistem akuntansi-akuntansi manajemen secara universal
selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan (Otley
1980) sistem akuntansi manajemen tergantung pada faktor faktor situasional yang ada dalam
setiap keadaan. Dalam penelitian-penelitian akuntansi manajemen, pendekatan kontinjensi
diperlukan untuk mengevaluasi faktor-faktor kondisional yang menyebabkan sistem
pengendalian manajemen lebih efektif (Purwati dan Siti, 2006).
Akuntansi manajemen berkaitan dengan pengukuran dan informasi isu-isu dalam
suatu perusahaan. Informasi ini digunakan untuk membantu mengevaluasi keputusan masa
lalu serta upaya untuk meningkatkan keputusan masa depan. Keputusan ini meliputi alokasi
sumber daya dalam suatu perusahaan, koordinasi lintas subunit (luas didefinisikan), harga,
biaya, dan kompensasi dan insentif. Ada berbagai cara bahwa informasi ini disediakan,
termasuk penganggaran, sistem produk-biaya, sistem transfer pricing, penilaian, dan
pengukuran kinerja (termasuk keuangan dan tindakan-tindakan non keuangan). Teori
keagenan telah menjadi salah satu paradigma teoritis yang paling penting dalam akuntansi
selama 25 tahun terakhir. Fitur utama dari teori keagenan yang telah membuatnya menjadi
menarik bagi para peneliti akuntansi adalah bahwa hal itu memungkinkan kita untuk secara
eksplisit memasukkan konflik kepentingan, masalah insentif, dan mekanisme untuk
mengendalikan masalah insentif dalam model penelitian (Lambert, 2007).

1 Konsep-Konsep Teori Riset Akuntansi Manajemen


1.2 Rumusan Masalah

1. Bagimana teori kontijensi dalam sistem pengendalian manajamen (SPM)?


2. Bagaimana keterkaitan teori agensi dan akuntansi manajemen?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk dapat memahami teori kontijensi dalam sistem pengendalian manajamen


(SPM)
2. Untuk dapat memahami teori agensi dan akuntansi manajemen

2 Konsep-Konsep Teori Riset Akuntansi Manajemen


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Manajemen Kontrol Sistem


Sistem Pengendalian manajemen merupakan suatu sistem yang digunakan untuk
mendesain berbagai kegiatan dalam mewujudkan visi organisasi melalui misi yang
ditentukan, mengiplementasikan dan memantau pelaksanaan rencana kegiatan yang telah
ditetapkan. Dalam sistem pengendalian manajemen tersebut terdapat tiga frasa penting,
meliputi visi dan misi organisasi, sistem perencanaan kegiatan yang memiliki serangkaian
tahapan melalui perumusan strategi, perencanaan strategi, penyusunan program, dan
penyusunan anggaran, serta mengimplementasikan dan memantau semua rencana kegiatan.
Bentuk terakhir dari sistem pengendalian manajemen adalah fungsi pengawasan
(monitoring) dan fungsi umpan balik (feedback) (Sugianto dan Rachmad, 2003: 128).
Istilah Akuntansi Manajemen (MA), Manajemen Sistem Akuntansi (MAS), Kontrol
Manajemen Sistem (MCS) dan Kontrol Organisasi (OC) kadang-kadang digunakan secara
bergantian. MA mengacu pada kumpulan praktik seperti penganggaran atau penetapan biaya
produk, sementara MAS mengacu pada penggunaan sistematis MA untuk mencapai
beberapa tujuan. MCS adalah istilah yang lebih luas yang mencakup MAS dan juga
mencakup kontrol lain seperti kontrol pribadi atau klan. Kadang-kadang OC digunakan
untuk merujuk pada kontrol yang dibangun ke dalam kegiatan dan proses seperti kontrol
kualitas statistik atau manajemen tepat waktu (Chenhall, 2007: 164).
Definisi MCS telah berevolusi sepanjang tahun dari satu fokus pada penyediaan
yang lebih formal, informasi yang dapat dikuantifikasi secara finansial untuk membantu
manajerial pengambilan keputusan kepada orang lain yang mencakup banyak hal ruang
lingkup informasi yang lebih lua, termasuk eksternal informasi yang berkaitan dengan pasar,
pelanggan, informasi non keuangan terkait dengan produksi proses, informasi prediktif dan
beragam mekanisme pendukung keputusan dan pribadi informal dan kontrol sosial. Secara
konvensional, MCS dirasakan sebagai alat pasif, memberikan informasi untuk membantu
manajer. Namun, pendekatannya mengikuti sosiologis orientasi melihat MCS sebagai lebih
aktif, alat individu dengan kekuatan untuk mencapai tujuan mereka sendiri. Penelitian
berbasis kontingensi mengikuti yang lebih konvensional yang memandang MCS sebagai
alat pasif yang dirancang untuk membantu pengambilan keputusan manajer (Chenhall,
2007: 164).

3 Konsep-Konsep Teori Riset Akuntansi Manajemen


2.2 Teori Kontigensi
Teori kontigensi dalam akuntansi manajemen menunjukkan suatu upaya untuk
mengidentifikasi sistem pengendalian yang sesuai untuk suatu keadaan tertentu. Pada
prinsipnya, proses dalam mengidentifikasi ketidakpastian menjadi sangat penting dan dapat
menilai pengaruh dari ketidakpastian atas desain sistem pengendalian manajemen. Adapun
variabel-variabel ketidakpastian yang perlu dipertimbangkan dalam sistem pengendalian
manajemen antara lain sebagai berikut (Sugiyanto dan Rachmad: 2003: 131):
a. Lingkungan
Sistem pengendalian manajemen sangat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal atau
lingkungan bisnis dimana perusahaan tersebut beroperasi. Dalam desain sistem
pengandalian manajemen, perusahaan perlu memperhatikan dan menyesuaikan dengan
karekteristik lingkungan bisnis. Adapun lingkungan bisnis yang ada sekarang dan untuk
yang akan datang memiliki karakteristik: custumer memegang kendali bisnis, persaingan
semakin kompetitif, dan perubahan menjadi konstan dan radikal.
b. Teknologi
Teknologi umumnya menjadi pendorong utama dalam perubahan ketidakpastian yang
terjadi dalam lingkungan bisnis. Suatu struktur dan proses sistem pengendalian
manajemen yang digunakan dalam unit-unit organisasi selalu akan berhubungan dengan
teknologi baik secara langsung atau tidak langsung. Yang dimaksud dengan teknologi
informasi disini, dalam desain sistem pengandalian manajemen, teknologi menjadi suatu
hal yang sangat penting dan perlu dipertimbangkan mengingat prinsip-prinsip
manajemen dalam era teknologi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu memperkerjakan
knowledge workers untuk memanfaatkan secara optimum kemampuan teknologi
informasi dan kemampuan informasi untuk menyediakan fasilitas information sharing.
c. Ukuran
Ukuran perusahaan adalah suatu faktor penting yang mempengaruhi penyusunan struktur
organisasi yang merupakan sarana untuk mendelegasikan wewenang yang diperlukan
dalam memanfaatkan berbagai sumbe daya organisasi untuk mewujudkan tujuan
organisasi. Hal ini berarti bahwa struktur organisasi adalah komponen-komponen yang
berkaitan erat dengan sistem pengendalian manajemen. Secara eksplisit hal-hal yang
harus diperhatikan terhadap ukuran suatu organisasi dalam ketidakpastian adalah secara
cepar dan terpadu mampu merespon keinginan lingkungan.

4 Konsep-Konsep Teori Riset Akuntansi Manajemen


d. Strategi
Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi
melalui misi. Strategi yang dirumuskan dalam rangka untuk menghimpun sumber daya
organisasi dan mengarahkan kepada pencapaian visi organisasi. Tanpa strategi yang tepat
akan berakibat pada kegagalan organisasi dalam mewujudkan visinya.

2.3 Teori Kontigensi dalam Riset Manajemen Control Sistem


Meninjau ulang penelitian dalam 25 tahun terakhir berbasis kontingensi, penting untuk
mempertimbangkan sejauh mana kemajuan telah dibuat dalam mengembangkan suatu
empiris dalam literatur yang menghubungkan MCS dengan elemen konteks. Kontingensi
fungsionalis konvensional pendekatan berbasis penelitian mengasumsikan bahwa MCS
adalah diadopsi untuk membantu manajer mencapai beberapa organisasi yang diinginkan
hasil atau tujuan organisasi (Chenhall, 2007: 164).
Penelitian berbasis kontigensi memiliki dasar dalam teoriorganisasi, yang
menganggap hanya organisasi dan variabel kontekstual lingkungan. Awal Penelitian
berbasis kontinjensi MCS menggunakan organisasi teori dikembangkan pada 1960-an dan
1970-an. Ahli teori seperti Woodward (1965), Burns & Stalker (1961), Perrow (1970),
Thompson (1967) dan Galbraith (1973) dianggap konsep generik konteks dan disediakan
argumen persuasif tentang bagaimana mereka berhubungan dengan organisasi struktur dan
sistem. Ada sudut pandang bahwa kemajuan dalam penelitian berbasis kontinjensi akan
paling baik dilayani dengan mengembangkan dan menyempurnakan teori di dalam inti
organisasinya. Tentunya konsep dan ide-ide dari teori organisasi terus memberikan dasar
yang koheren dan kaya untuk memeriksa tradisional dan MCS baru dalam pengaturan
kontemporer. Banyak dapat diperoleh dalam memahami implikasi elemen lingkungan
kontemporer, teknologi dan struktur untuk desain dan implementasi MCS dengan
mempertimbangkan wawasan yang disediakan oleh ini ahli teori terdahulu. Sebagai contoh,
Chapman (1997) meneliti peran ketidakpastian dalam desain MCS dengan merefleksikan
terkait teori ketidakpastian pada penawaran dan permintaan akan informasi. Kalagnanam &
Lindsay (1999) mengembangkan teori tentang pentingnya kontrol organik untuk situasi JIT
dengan menggunakan ide-ide dari Woodward (1965) (Chenhall, 2007: 164).

5 Konsep-Konsep Teori Riset Akuntansi Manajemen


Fisher (1998) mengklasifikasikan riset terdahulu berdasarkan tingkat kompleksitas
analisis. Klasifikasi tersebut terdiri dari empat kategori berdasarkan variabel kontinjensi,
pengendalian dan hasil.
1. Analisis Level 1
Pada level ini, satu faktor kontinjensi dihubungkan dengan satu mekanisme
pengendalian. Hipotesis penelitian ini memprediksi keberadaan faktor kontinjensi akan
meningkat, kemungkinan perusahaan menggunakan mekanisme pengendalian tertentu.
Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan Macintosh dan Daft (1987) yang meneliti
hubungan interdependensi departemen dan tiga komponen pengendalian yaitu anggaran
operasi, laporan periodik dan standar operasi. Saling ketergantungan per departemen
telah diterapkan dengan mengacu pada Thomson’s (1967) tentang kerangka pooled,
percontohan dan saling ketergantungan timbal balik. Di bawah kondisi saling
ketergantungan, departemen secara konsekuen saling tergantung menekankan anggaran
dan laporan statistik. Departemen secara berbalasan saling tergantung melonggarkan
pengawasan formal dan menekankan lebih pada format hubungan pengendalian.
Macintosh dan Daft (1987) menyimpulkan bahwa peran sistem pengendalian
mencerminkan suatu kecocokan antara kebutuhan akan informasi yang diciptakan oleh
saling ketergantungan dan persediaan informasi yang disajikan oleh sistem pengendalian
tersebut.

2. Analisis Level 2
Pada level ini, diuji efek gabungan dari mekanisme pengendalian dan faktor kontinjensi
dalam variabel hasil. Dalam studi yang khas, keberadaaan faktor kontinjensi dan
mekanisme pengendalian dihipotesiskan untuk menghasilkan suatu peningkatan
efektivitas (atau ketidakefektifan). Simons (1987) menguji perbedaan antara sistem
pengendalian unit kerja dalam defender dan prospector strategi. Beberapa hipotesis studi
ini menguji korelasi antara strategi unit bisnis (SBU) dan mekanisme pengendalian
(yang mengukur analisa). Pendukung SBU mendasarkan insentif pada prestasi target
anggaran dan sistem pengendalian adalah statis. Penyelidik SBU, secara kontras
memasang lebih dari arti penting untuk meramalkan data, pengaturan tujuan anggaran
ketat, dan monitoring keluaran. Simon (1987) menemukan adanya kesesuaian antara
mekanisme pengendalian dan strategi unit bisnis dalam meningkatkan kinerja.

6 Konsep-Konsep Teori Riset Akuntansi Manajemen


3. Analisis Level 3
Pada analisis level ini, riset menguji efek hubungan dari faktor kontinjensi dan sistem
pengendalian terpadu dalam variabel hasil. Analisis level ini mengasumsikan bahwa
sistem pengendalian kemungkinan bisa diganti atau disempurnakan tergantung dari
faktor kontinjensi yang ada dalam perusahaan. Waterhouse dan Teiessen (1978)
memetakan dua variabel yang kemungkinan berpengaruh terhadap hasil pengendalian
yaitu teknologi dan lingkungan. Sementara Perrow (1967) membagi pengukuran range
teknologi dari rountine sampai dengan non rountine, sedangkan lingkungan dibagi dari
lingkungan yang tidak pasti sampai dengan lingkungan yang dapat diprediksi.
Waterhouse dan Teissen (1978) mengemukakan bahwa apabila teknologi dari
perusahaan diketahui dengan baik dan lingkungan dapat diprediksi maka sistem
pengendalian akan optimal.

4. Analisis Level 4
Level ini menguji faktor-faktor kontinjensi yang menentukan efektivitas desain
pengendalian. Govindarajan dan Fisher (1990) mengemukakan bahwa apabila semua
faktor kontinjensi dimasukkan dalam sistem pengendalian maka desain sistem
pengendalian akan berjalan dengan baik. Sistem pengendalian internal yang konsisten
diasosiasikan dengan kinerja yang tinggi. Perusahaan mungkin mendesain sistem
pengendalian yang konsisten dengan satu faktor kontinjensi yang dominan dan
mengabaikan faktor lainnya. Selain pengelompokan yang disusun Fisher tersebut,
Otley (1980) juga membandingkan riset kontinjensi sesuai dengan variabel
kontinjensi, desain organisasi tipe sistem informasi akuntansi dan efektivitas
organisasi.

2.4 Teori Agency


Teori agensi berakar pada literatur ekonomi informasi. Dengan demikian, akuntansi
dan informasi lainnya ditempatkan dalam pengaturan pengambilan keputusan yang eksplisit.
Nilai informasi berasal dari keputusan yang lebih baik (dan laba lebih tinggi) yang
dihasilkan dari penggunaannya. Pengalihan penting lainnya dari ekonomi informasi adalah
gagasan bahwa cara paling bermakna untuk membandingkan sistem pengukuran akuntansi /

7 Konsep-Konsep Teori Riset Akuntansi Manajemen


kinerja adalah dengan membandingkan setiap sistem ketika digunakan secara optimal
(Chenhall, 2007: 247).
Teori Keagenan (Agency Theory) mendefinisikan teori keagenan sebagai
hubungan antara agen (manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha). Di dalam
hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal)
memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal dan memberi
wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal (Jensen dan
Meckling, 1976). Eisenhardt (1989) mengemukakan bahwa teori keagenan dilandasi oleh
tiga asumsi, yaitu:
1. Asumsi tentang sifat manusia
Asumsi tentang sifat manusia mengemukakan bahwa manusia memiliki kecenderungan
untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas
(bounded rationality), dan menghindari risiko (risk aversion).
2. Asumsi tentang keorganisasian
Asumsi keorganisasian mengemukakan adanya konflik antar anggota organisasi, efisien
sebagai kriteria produktivitas dan adanya asimetris informasi antara pemilik perusahaan
dan manajemen.
3. Asumsi tentang informasi
Asumsi informasi menerangkan bahwa informasi dipandang sebagai komoditas yang
dapat diperjual-belikan.
Teori Keagenan (Agency Theory) menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan
antara pemilik sebagai principal dan manajer sebagai agen yang menjalankan perusahaan
maka akan muncul permasalahan agensi karena masing-masing pihak tersebut akan selalu
berusaha untuk memaksimalisasikan fungsi utilitasnya (Jensen dan Meckling, 1976). Secara
garis besar teori agensi dikelompokkan menjadi dua (Eisenhardt,1989) yaitu:
1. Positive agent research, memfokuskan pada indentifikasi situasi dimana agen dan
prinsipal mempunyai tujuan yang bertentangan dan mekanisme pengendalian yang
terbatas hanya menjaga perilaku self serving agen. Secara ekslusif, kelompok ini hanya
memperhatikan konflik tujuan antara pemilik (stockholder) dengan manajer.
2. Principal agent research, memfokuskan pada kontrak optimal antara perilaku dan
hasilnya, secara garis besar penekanan pada hubungan principal dan agent. Principal
agent research mengungkapkan bahwa hubungan agent-principal dapat diaplikasikan

8 Konsep-Konsep Teori Riset Akuntansi Manajemen


secara luas, misalnya untuk menggambarkan hubungan pekerja dan pemberi kerja,
lawyer dengan kliennya, auditor dengan auditee.

2.5 Teori Agency dan Akuntansi Manajemen


Model agensi yang paling sederhana, organisasi dibagi menjadi dua: Principal dan
agen. Peran principal adalah untuk memasok modal, menanggung risiko, dan membangun
insentif, sedangkan peran agen adalah membuat keputusan atas principal dan juga
menanggung risiko. Pertama, principal memilih sistem evaluasi kinerja, yang menentukan
ukuran kinerja (atau sinyal informasi) yang menjadi dasar kompensasi agen dan bentuk
fungsi yang menghubungkan pengukuran kinerja dengan kompensasi agen (Lambert, 2007).
Eisenhardt (1989) mengemukakan bahwa teori keagenan dilandasi oleh tiga asumsi, yaitu:
1. Asumsi tentang sifat manusia
Asumsi tentang sifat manusia mengemukakan bahwa manusia memiliki
kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki
keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan menghindari risiko (risk
aversion).
2. Asumsi tentang keorganisasian
Asumsi keorganisasian mengemukakan adanya konflik antar anggota organisasi,
efisien sebagai kriteria produktivitas dan adanya asimetris informasi antara pemilik
perusahaan dan manajemen.
3. Asumsi tentang informasi
Asumsi informasi menerangkan bahwa informasi dipandang sebagai komoditas yang
dapat diperjual-belikan.
Salah satu alasan utama bahwa literatur teori agensi kehabisan tenaga adalah
ketidakmampuan peneliti untuk membuat model yang menarik yang cukup mudah
diselesaikan. Ada beberapa alasan untuk ini. Pertama, para peneliti agensi biasanya
mencoba menyelesaikan untuk kontrak yang optimal dan kombinasi ukuran kinerja.
Meskipun ini mungkin mewakili yang ideal, ada wawasan yang dapat diperoleh dari
memeriksa pertanyaan yang kurang ambisius. Misalnya, peneliti dapat membandingkan sifat
insentif atau efisiensi kontrak alternative ‘masuk akal’ alternatif. Hal ini umum dalam
literatur manajemen operasi (lihat Cachon, 2003; Cachon & Lariveiere, 2005). Kesulitan
kedua adalah bahwa standar publikasi umumnya bersikeras pada solusi bentuk tertutup

9 Konsep-Konsep Teori Riset Akuntansi Manajemen


untuk model agensi atau karakterisasi solusi yang mana analisis statik komparatif dapat
dilakukan secara teoritis. Di bidang lain, solusi numerik atau analisis simulasi adalah teknik
solusi umum. Hal ini setidaknya harus dipertimbangkan oleh para peneliti di bidang
akuntansi juga (Lambert, 2007).
Selain itu, di sebagian besar makalah agensi, utilitas moneter agen ditentukan semata-
mata atas kompensasi yang diterimanya dari kontrak kompensasi. Hal ini menempatkan
beban besar pada kontrak kompensasi karena merupakan satu-satunya sumber insentif bagi
agen dalam model. Pada kenyataannya, ada banyak bentuk insentif lainnya, termasuk
insentif moneter dari sumber lain (yaitu, pasar tenaga kerja atau pasar pengambilalihan) dan
insentif. Asumsi ini juga secara implisit mengasumsikan bahwa agen tidak memiliki
kekayaan lain, atau bahwa principal entah bagaimana dapat mengontrak seluruh kekayaan
agen. Ini memungkinkan principal untuk memutuskan risiko apa yang ditanggung agen dan
bagaimana konsumsi agen dialokasikan dari waktu ke waktu (dalam model multiperiode).
Secara umum, pilihan yang akan diambil principal untuk agen sepanjang garis ini tidak akan
menjadi pilihan yang akan dibuat agen itu sendiri. Khususnya, jika agen memiliki akses ke
pasar asuransi atau pasar modal, ia dapat memilih untuk mengimbangi atau melindungi
sebagian risiko yang diinginkan oleh pelaku untuk dikenakan padanya, atau meminjam
terhadap pendapatan di masa depan, dll. Sejauh masalah ini dianggap terjadi memiliki
dampak penting pada masalah insentif yang sedang diperiksa, model harus memasukkan
kekayaan luar untuk agen, dan harus jelas tentang peluang apa yang dimiliki agen untuk
merealokasi kekayaan ini sebagai tanggapan terhadap kontrak yang ditawarkan oleh
principal (Lambert, 2007).
Akhirnya, kendala kedua dalam perumusan agensi tidak terlalu bisa ditelusuri. Pada
dasarnya, model agensi mengharuskan peneliti untuk menyelesaikan optimasi dalam
masalah optimasi. Yaitu, untuk kontrak apa pun, agen memilih tindakan yang terbaik
untuknya. Principal harus menyelesaikan masalah respons ini untuk setiap kontrak yang
dipertimbangkannya, dan kemudian mengoptimalkan serangkaian parameter kontrak. Salah
satu cara untuk membuat optimasi ini lebih mudah, dipopulerkan di Grossman & Hart
(1983), adalah dengan mengasumsikan bahwa hanya ada serangkaian tindakan terbatas yang
tersedia untuk agen. Dalam hal ini, kendala kompatibilitas-kompatibilitas dapat dimodelkan
menggunakan serangkaian kendala ketimpangan.

10 Konsep-Konsep Teori Riset Akuntansi Manajemen


DAFTAR PUSTAKA

Chapman, C. S. (1997). Reflections on a contingent view of accounting. Accounting.


Organizations and Society. 22. 189–205.

Chenhall, R. H. 2007. Theorising Contingencies in Management Control System Research.


In Handbook of Management Accounting Research. Edited by C. S. Chapman, A. G.
Hopwood and M. D. Shield. Oxford OX5 1GB, United Kingdom: Elsevier, pp. 163-
205.

Eisenhardt, Kathleen M. 1989. Agency Theory: An Assessment and Review. Dalam


Academy of Management Review. 14, (1), p. 57-74.

Fisher, G Joseph, 1998, Contingency Theory, Management Control System and Firm
Outcomes: Past Results and Future Directions, Behavioural Research in Accunting
Vol. 10.

Govindarajan, V., and Fisher, J. 1990. Strategic, Control Systems, and Resource Sharing:
Effects on Business-Unit Performance. Academy of Management Journal. Vol. 33,
No. 2, pp. 259-285.

Kalagnanam, S. S. & Lindsay, R. M. (1999). The use of organic models of control in JIT
firms: generalizing Woodward’s findings to modern manufacturing practices.
Accounting, Organizations and Society, 24(1), 1–30.

Lambert, R. A. (2007). Agency theory and management accounting. In: C. Chapman, A.


Hopwood & M. Shields (Eds), Handbook in Management Accounting (Vol. 1).
Oxford, UK: Elsevier

Macintosh, N. B., & Daft, R. L. Management control systems and Accounting,


Organizations and Society, 12(1), 49-61. 1987

Simons, R. 1987. Accounting Control Systems and Business Strategy: An Empirical


Analysis. Accounting, Organizations and Society, Vol. 12, No. 4, pp. 357-374.

Sugianto Eko dan Rachmad Saleh.. 2003. Prespektif Sistem Pengendalian Manajemen
Dalam Pengukuran Kinerja Dan Keunggulan Kompetitif. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol 2 No. 2. September 2003. Hal. 126 – 140.

Outley David. 1980. The Contingency Theory of Management Accounting: Achievement


and Prognosis. Accounting and Organization Society 5.

Purwati Atiek Sri dan Siti Zulaikha. 2006. Teori Kontijensi, Sistem Pengendalian
Manajemen dan Outcomes Perusahaan: Implikasinya dalam Riset Masa Kini dan
Masa Yang Akan Datang. PERFORMANCE: Vol: 4 No. 1 September 2006 (p.1-11)

11 Konsep-Konsep Teori Riset Akuntansi Manajemen


Waterhouse and Tiessen. 1978. A Contigency Framework For Management Accounting
Systems Research. Management Accounting Systems Research. 65-76.

Woodward, J. (1965). Industrial Organization: Theory and Practice. London, UK: Oxford
University Press.

12 Konsep-Konsep Teori Riset Akuntansi Manajemen

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen4 halaman
    Daftar Pustaka
    Anggie Rizka Safitri
    Belum ada peringkat
  • Tugas Rangkuman Usefulness of Accounting Information
    Tugas Rangkuman Usefulness of Accounting Information
    Dokumen3 halaman
    Tugas Rangkuman Usefulness of Accounting Information
    Anggie Rizka Safitri
    Belum ada peringkat
  • Faktor
    Faktor
    Dokumen16 halaman
    Faktor
    Anggie Rizka Safitri
    Belum ada peringkat
  • Riview Jurnal Buk Enggaar
    Riview Jurnal Buk Enggaar
    Dokumen1 halaman
    Riview Jurnal Buk Enggaar
    Anggie Rizka Safitri
    Belum ada peringkat
  • Revies Backer
    Revies Backer
    Dokumen6 halaman
    Revies Backer
    Anggie Rizka Safitri
    Belum ada peringkat
  • 9 Sektor
    9 Sektor
    Dokumen19 halaman
    9 Sektor
    Anggie Rizka Safitri
    Belum ada peringkat
  • 1 SM
    1 SM
    Dokumen12 halaman
    1 SM
    Anggie Rizka Safitri
    Belum ada peringkat
  • Signalling Theory
    Signalling Theory
    Dokumen33 halaman
    Signalling Theory
    Anggie Rizka Safitri
    Belum ada peringkat
  • Teori Etika
    Teori Etika
    Dokumen21 halaman
    Teori Etika
    Anggie Rizka Safitri
    Belum ada peringkat
  • Pembahasan TPA
    Pembahasan TPA
    Dokumen56 halaman
    Pembahasan TPA
    Anggie Rizka Safitri
    Belum ada peringkat
  • Materi 1 B
    Materi 1 B
    Dokumen45 halaman
    Materi 1 B
    Anggie Rizka Safitri
    Belum ada peringkat