Anda di halaman 1dari 21

“ANALISIS BIAYA VOLUME LABA ALAT

PERENCANAAN MANAJERIAL”

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi


Manajemen

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Tri Asih Pujiastuti 2019410078


2. Davina Safira 2019410087
3. Tarisya Rachma Dewi 2019410766
4. Tengku Syarifah Bayduri 2019410768

FAKULTAS EKONOMI PRODI D-III AKUTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

T.P 2021/2022

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Segala puji milik Allah subhanahu wa Ta’la .Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW . Berkat limpahan
waktu, kesehatan dan ilmu dari Allah subhanahu wa Ta’la.Alhamdulillah naskah
makalah tentang Penetapan Harga Transfer, dapat kami selesaikan.

Tercurah dari segala kemampuan yang ada, kami berusaha membuat


makalah ini dengan sebaik mungkin, namun demikian kami menyadari
sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dikarenakan
keterbatasan pengetahuan kami, maka dengan sepenuh hati kami mohon maaf dan
mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan
selanjutnya.

Tujuan kami menyusun makalah ini untuk menjelaskan Kebutuhan akan


Harga Transfer, Konsep dan Metode Harga Transfer, Metode Harga Transfer
Negosiasi, Metode Harga Transfer Berdasarkan Biaya,dan Metode Harga Transfer
Berdasarkan Harga Pasar. Terakhir kami ucapkan terimakasih untuk semua pihak
yang sudah membantu dan memudahkan penyelesaian makalah ini, kami berharap
semoga makalah ini bisa bermanfaat.

Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Surabaya , 26 Mei 2021

DAFTAR ISI

2
Kata Pengantar ................................................................................................ 2

Daftar Isi........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang....................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1Konsep Dasar Analisis Cost Volume Profit (CVP)................................... 6


2.2Tujuan Analisis Cost Volume Profit (CVP).............................................. 7
2.3Perhitungan Analisis CVP......................................................................... 10
2.4Margin Pengaman (Margin of Savety)...................................................... 13
2.5Perubahan yang Memengaruhi Break Even.............................................. 14
2.6Kelemahan Analisis Cost Volume Profit .................................................. 15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 17
3.2 Saran........................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang
Analisis Biaya Volume Laba atau biasa disebut dengan Cost Volume
Profit Analysis (CVPA) merupakan suatu alat yang sangat tepat untuk
perencanaan dan pengambilan keputusan terkait dengan biaya variable per unit,
kuantias yang terjual, harga produk (prices of products), volume produksi, dan
semua informasi keuangan perusahaan yang terkandung di dalamnya yang
sangat mempengaruhi tngkat laba. Analisis CVP dapat mengatasi banyak isu
lainnya sepert jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas, dampak
pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, serta dampak kenaikan harga
terhadap laba. Selain itu analisis CVP memungkinkan para manajer untuk
melakukan analisis sensitvitas dengan menguji dampak dari berbagai tngkat
harga atau biaya terhadap laba.Sementara tujuan utama suatu perusahaan
adalah untuk memperoleh laba yangmaksimal agar kelangsungan hidup
perusahaan terus berjalan sepanjang waktu, maka perlu dilakukan analisis
terhadap biaya volume laba perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja konsep dasar analisis cost volume profit?
2. Apa tujuan analisis cost volume profit?
3. Apa perhitungan analisis cost volume profit?
4. Apa yang dimaksud dengan margin pengaman (margin of savety)?
5. Apa saja yang mempengaruhi perubahan break even?
6. Apa saja kelemahan analisis cost volume profit?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan tentang konsep dasar analisis cost volume profit.
2. Menjelaskan tujuan analisis cost volume profit.

4
3. Menjelaskan tentang perhitungan cost volume profit.
4. Menjelaskan tentang margin pengaman.
5. Menjelaskan apa saja yang memperngaruhi perubahan break even.
6. Menjelaskan kelemahan-kelemahan analisis cost volume profit

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Analisis Cost Volume Profit (CVP)

Dalam prinsip penandingan (matching principle), semua pendapatan


(revenue) dan biaya (cost) harus dihitung dan selisih antara pendapatan dan
biaya diistilahkan dengan laba (profit) atau rugi (loss), seperti yang telah
saudara pahami dalam akuntansi keuangan. Sekedar merefresh materi yang
pernah saudara pahami dalam akuntansi biaya diklasifikasikan menjadi biaya
variabel dan dan biaya tetap.

Berikut akan kami jelaskan kembali kedua biaya tersebut :

1. Biaya variabel . Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya


berubah secara proporsional sesuai dengan volume kegiatan atau
produksi dan jumlah biaya perunitnya tidak mengalami perubahan.
Contohnya jenis biaya ini adalah biaya bahan baku, biaya pekerja
langsung, biaya bahan bakar, dan biaya overhead variabel lainnya.
2. Biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya totalnya tidak
berubah walaupun terjadi perubahan volume kegiatan atau produksi dan
jumlah biaya per unitnya berubah. Contoh dari jenis biaya ini adalah
biaya sewa, biaya asuransi, biaya depresiasi, biaya pelatihan karyawan,
dan biaya overhead tetap lainnya.

Kedua konsep biaya ini (variabel dan tetap) sangat penting dalam
memahami anlisis CVP dikarenakan hubungan keduanya sangat erat dengan
penjualan dan laba. Hubungan biaya, penjualan dan laba inilah yang
selanjutnnya dikembangkan kedalam analisis CVP. CVP merujuk pada biaya,
volume, dan penjualan.

Analisis CVP memperluas penggunaan informasi yang diberikan oleh


analisis titik impas (break-even analysisis). Bagian penting dari analisis CVP
adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya (biaya tetap dan

6
biaya variabel). Pada titik impasini, perusahaan tidak mengalami laba atau
rugi. Titik impas ini dapat menjadi pemeriksaan awal yang mendahului
analisis CVP yang lebih rinci.

Perlu dipahami disini bahwa analisis CVP atau analisis titik impas
mempunyai beberapa asumsi dasar. Berikut ini kami jelaskan asumsi yang
mendasari analisis CVP atau titik impas adalah:

 Perilaku biaya dan pendapatan adalah liner sepanjang rentang aktivitas


yang relevan.
 Biaya dapat diklasifikasikan secara akurat menjadi biaya tetap atau
biaya variabel.
 Perubahan aktivitas adalah satu-satunya faktor yang mempengaruhi
biaya .
 Semua unit yang diproduksi adalah terjual (tidak ada persediaan barang
jadi akhir ).
 Analisis terbatas pada satu jenis produk. Apabila perusahaan menjual
lebih dari satu jenis produk, bauran produk (rasio produk terhadao total
penjual) akan tetap konstan.

2.2 Tujuan Analisis Cost Volume Profit (CVP)

Analisis CVP membantu manajemen dalam menemukan hubungan


antara biaya dan pendapatan. Tujuan hubungan ini adalah menghasilkan laba.
Laba yang dihasilkan perusahaan tergantung pada banyak faktor dan faktor
yang paling penting adalah biaya produksi dan volume penjualan. Kedua
faktor tersebut mempunyai hubungan yang saling tergantung yaitu antara
volume penjualan dan volume produksi, tentu saja volume sangat erat
kaitannya dengan pengaruhnya terhadap biaya. Semakain besar volume
produksi maka tentu biaya produksi yang dibutuhkan juga semakain besar.
Selain volume produksi, beberapa faktor lainnya dapat mempengaruhi biaya,
diantaranya:

 Efisien internal

7
 Bauran produk
 Metode produksi
 Ukuran pabrik

Untuk mempermudah Analisis CVP, saudara perlu mencatat bahwa


dalam analisis CVP menghubungkan banyak faktor yang saling terkait, yaitu:

 volume penjualan
 harga jual
 baran penjualan produk
 biaya variabel per unit
 total biaya tetap

Apabila sebenarnya tujuan diimplementasikannya analisis biaya volume


penjualan ini? Analisis ini sangat membutuhkan beberapa informasi atau data
seperti diuraikan sebelumnya. Tujuan implementasi analisis CVP ini
meliputi:

 Dalam rangka meramal laba secara akurat, faktor yang penting adalah
mengetahui hubungan antara laba dan biaya pada satu sisi dan
volumenya pada sisi lain.
 Analisis biaya-volume-penjualan bermanfaat dalam menyusun flexible
budget yang mengidentifikasi biaya pada banyak level aktivitas.
 Analisis CVP membantu evaluasi kinerja untuk tujuan pengendalian.
Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan review laba dan biaya serta
perubahan volume.
 Analisis hubungan CVP mendukung penetapan kebijakan harga yang
sesuai dengan kondisi lingkungan.
 Tarif overhead pabrik yang ditentukan dimuka berhubungan dengan
volume produksi, maka mempelajari hubungan biaya dan volume
adalah penting untuk mengetahui jumlah biaya overhead yang akan
dibebankan ke biaya produk pada berbagai tingkat operasi.

8
2.3 Perhitungan analisis CVP

Sekarang kita akan masuk pada implementasi analisis biaya-volume-


penjualan, terlebih kita jelaskan makna marjin kontribusi (margin contribusi).
Margin kontribusi dihitung dari pendapatan dikurangi beban variabel. Beban
variabel bisa meliputi biaya pabrikasi varabel, biaya administrasi variabel,
dan biaya pemasaran variabel. Marjin kontribusi merupakan jumlah
konsepual yang merefleksikan jumlah yang tersedia dari setiap penjualan
setelah dikurangi dengan jumlah biaya variabel yang berhubungan dengan
unit terjual. Margin kontribusi ini dimanfaatkan untuk kepentingan intenal
saja, tidak untuk melaporkan pada pihak diluar perusahaan.

Analisis BREAK-EVEN POINT

Perlu dicatat disini bahwa titik impas terjadi ketika jumlah penjualan
sama dengan jumlah biaya variabel ditambah dengan biaya tetap. Kondisi
titik impas juga dapat terjadi ketika total marjin kontribusi sama dengan total
biaya tetap.

Kondisi titik impas

break-even point)

Penjualan = total biaya variabel + total biaya tetap.

Total marjin kontribusi = total biaya tetap

Ada cara menghitung relatif cepat dengan menggunakan rumusan baku


untuk menghitung penjualan (dalam unit dan rupiah) dalam kondisi titik

9
impas.

Dari tabel datas kita perlu sedikit tambahkan perhitungan mengenai


rasio marjin kontribusi dan rasio biaya variabel. Untuk lebih mempermudah
pemahaman, kita akan buat formula seperti tabel dibawah :

Rasio biaya variabel

Biaya variabel X 100%

Penjualan

Rasio margin kontribusi

Margin kontribusi X 100%

10
Penjualan

2.4 Margin Pengaman (Margin of Savety)

Dalam mengevaluasi risiko pengoperasian suatu usaha, para manajer


dapat memakai beberapa indikator. Salah satu indikator yang paling penting
adalah margin pengaman. Margin pengaman adalah kelebihan penjualan yang
dianggarkan atas volume penjualan impas. Dengan marjin ini perusahaan
dapat menentukan seberapa banyak penjualan boleh diturunkan agar
perusahaan tidak menderita kerugian. Berikut beberapa rumusan yang dapat
digunakan untuk menghitung margin pengaman (margin of safety). 

Kita terapkan kembali dalam soal kasus yang lalu dalam kondisi target
laba bersih sebesar Rp 1.200.000. penjualan pada titik impas nilainya sama
dengan total biaya tetap, pada kasus ini sebesar Rp 1.200.000. Beberapa
nilai diketahui seperti:

11
 Total penjualan Rp 4.000.000
 Penjualan pada titik impas Rp. 1.200.000
 Rasio marjin kontribusi 60%

Marjin pengaman yang tinggi menunjukkan bahwa titik impas berada


jauh dibawah penjualan actual. Sebaliknya marjin pengaman yang rendah
mengindikasikan biaya tetap yang tinggi sehingga dituntut untuk mengurangi
biaya tetap atau meningkatkan volume penjualan. Marjin pengaman dapat
ditingkatkan melalui beberapa langkah, yang meliputi: 

1. Menurunkan biaya tetap. 


2. Menurunkan biaya variabel, juga untuk memperbaiki marjin kontribusi.
3. Meningkatkan volume penjualan, jika terdapat kapasitas yang tidak
digunakan. 
4. Meningkatkan harga jual, jika kondisi pasar mengijinkan.
5. Mengubah bauran produk untuk memperbaiki marjin kontribusi. 

2.5 Perubahan yang Memengaruhi Break Even

Dalam analisa break even, biaya-biaya dan harga jual haruslah konstan,
karena naik  turunnya biaya dan harga jual akan memengaruhi titik break-

12
even. Alwi (1994:274) menyatakan dalam bukunya “Alat-Alat Analisa Dalam
Pembelanjaan” beberapa hal penting yang dapat memengaruhi perubahan
break-even, yaitu: 

1) Perubahan Fixed Cost (Biaya Tetap). Perubahan ini dapat terjadi


sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi. Perubahan fixed cost
dalam grafik dapat ditandai dengan naik atau turunnya garis total cost,
tetapi perubahan ini tidak memengaruhi miringnya garis tersebut. Bila
fixed cost naik, maka BEP akan bergeser ke atas dan sebaliknya bila
fixed cost naik, maka BEP akan bergeser ke atas dan sebaliknya bila
fixed cost turun maka BEP akan bergeser ke bawah. 
Untuk mempermudah pemahaman saudara, berikut diilustrasikan dalam
bentuk grafik. 

13
Dari Gambar 8.1 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan biaya tetap dari
TFC1 ke TFC2 sehingga biaya total juga mengalami kenaikan dari
TC1, ke TC, Titik impas (break even potnt) berubah atau bergeser dari
B ke B1. Perilaku yang sama juga terjadi ketika biaya tetap naik dari
TFC2, ke TFC3,maka total biaya mengalami kenaikan dari TC2, ke
TC3. Titik impas (BEP) mengalami pergeseran dari B1, ke B2,. Dari
sini kita dapat simpulkan bahwa apabila biaya tetap (TFC) mengalami
kenaikan maka kurva total biaya (TC) akan bergeser ke atas sehingga
berdampak pada titik impas (volume dan nilai penjualan) akan bergeser
ke atas. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang searah antara
biaya tetap dan titik impas yaitu apabila terjadi kenaikan biaya tetap
maka titik impas juga mengalami kenaikan. Adapun pendapatan total
(total revenue — TR) tetap tidak mengalami perubahan atau
pergeseran. 

2) Perubahan biaya variabel. Perubahan biaya variabel akan menentukan


bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya total biaya variabel akan
menggeser BEP ke atas. Agar mudah dipahami, berikut diilustrasikan
Gambar 8.2

14
Dari Gambar 8.2, dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan biaya variabel
per unit dari TVC1, ke TVC2, sehingga biaya total (total cost) juga
berubah naik dari TC1, ke TC2,. Kondisi ini menyebabkan titik impas
(BEP) bergeser naik dari B ke B2,. Demikian pula titik impas naik dari
titik B1, ke B2, ketika terjadi kenaikan biaya variabel per unit dari B1,
ke B2, yang menyebabkan kenaikan pada total biaya dari TC2, ke TC3,.
Dari sini kita dapat simpulkan bahwa apabila biaya variabel (total
variable cost - TVC) mengalami kenaikan maka kurva total biaya (TC)
akan bergeser ke atas sehingga berdampak pada titik impas (volume dan
nilai penjualan) akan bergeser ke atas. Sama dengan perubahan dalam
biaya tetap, hal ini juga menunjukkan adanya hubungan yang searah
antara biaya variabel dan titik impas yaitu apabila biaya variabel
mengalami kenaikan maka akan berdampak pada kenaikan titik impas.

15
Adapun pendapatan total (total revenue — TR) tetap tidak mengalami
perubahan atau pergeseran. 

3) Perubahan sales prices.Perubahan dalam harga dapat mempengaruhi


pendapatan total (total revenue TR). Perubahan ini akan
mempengaruhi miringnva garis fotal renenue.Naiknya harga jual per
unit pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah
tetap akan menggeser BEP ke bawah, dan sebaliknya Agar mudah
dipahami, diilustrasikan dalam bentuk grafik di bawah ini 

Dari Gambar 8.3 dapat dilihat bahwa apabila terjadi pergeseran garis
TR ke kiri atau terjadi kenaikan pada total pendapatan (fotal revenue —
TR) dari TR1, ke TR2, sedangkan garis total biaya tetap (total fixed
cost - TFC) dan garis total biaya (total cast - TC) diasumsikan tetap atau
tidak berubah maka mengakibatkan terjadi penurunan pada titik impas
(break even point) dari B ke B-. Perilaku yang sama terjadi ketika Total
Revenue naik dari TR2, ke TR3, dengan asumsi TC dan TFC konstan,
maka terjadi penurunan titik impas dari B ke B-. Dari siri kita dapat
menyimpulkan adanya hubungan yang negatif atau berkebalikan antara
harga jual atau total pendapatan dengan titik impas. Apabila harga jual
atau total pendapatan bergeser ke kiri (mengalami kenaikan) maka titik
impas (dalam unit) akan bergeser ke kiri (mengalami penurunan)
artinya apabila kenaikan pada harga jual atau total pendapatan maka
titik impas (dalam unit) akan berkurang. Demikian pula sebaliknya,

16
apabila harga jual atau total pendapatan menurun maka akan terjadi
kenaikan pada titik impas dalam unit. 

4) Terjadinya perubahan sales mix. Alasan lain untuk perubahan di titik


impas adalah perubahan dalam bauran produk (product mix) atau jasa
yang diberikan. Apabila perusahaan memproduksi lebih dari satu
macam produk, maka komposisi atau perbandingan antara satu produk
dengan produk yang lain (sales mix ) haruslah tetap. Dengan kata lain,
beberapa produk memiliki margin kontribusi yang lebih tinggi, dan
beberapa produk memiliki margin kontribusi yang lebih rendah. Jika
sebuah perusahaan terus menjual jumlah yang sama dari unit produk,
tetapi proporsi yang lebih besar dari unit yang terjual memiliki margin
kontribusi yang lebih rendah, titik impas (break even poit) perusahaan
akan meningkat. 

17
2.6 Kelemahan Analisis Cost Volume Profit (CVP)

Kita telah memahami banyak keuntungan atau keunggulan analisis


CVP Sebaik apapun konsep atau pendekatan pasti terdapat kelemahan atau
keterbatasan. Keterbatasan analisis CVP meliputi: 

a. Biaya tetap ternyata tidak selalu tetap konstan. Konstannya biaya tetap
hanyalah sepanjang rentang relevan tertentu. Apabila melebihi rentang
relevan tersebut, biaya tetap akan mengalami perubahan.
b. Sebaliknya, biaya variabel tidak selalu bervariasi secara proporsional
Alasannya sama dengan biaya tetap di atas. 
c. Penjualan tidak selalu berubah secara proporsional. 
d. Analisis titik impas diragukan tingkat validitasnya ketika bisnis menjual
banyak produk dengan marjin laba yang berbeda. 
e. Analisis titik impas didasarkan atas asumsi bahwa laba dipengaruhi
oleh pengaruh penjualan. Karena itu, perubahan persediaan tidak secara
langsung memengaruhi laba. 
f. Kondisi pertumbuhan atau ekspansi organisasi tidak diasumsikan dalam
analis titik impas atau biaya-volume-penjualan. Kenyataannya
perusahaan dapat saja mengalami pertumbuhan atau ekspansi kegiatan
bisnisnya.
g. Hanya jumlah informasi yang terbatas yang dapat disajikan dalam
grafik titik umpas tunggal. Apabila ingin dikaji perubahan biaya tetap,
biaya variabel, dan harga jual, maka harus disusun jumlah grafik lebih
banyak. 

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis biaya volume


laba (cost volume profit analysis) adalah analisis pola pola prilaku biaya
yang mendsari hubungan-hubungan antara biaya,volume, dan laba. Analisi
biaya volume laba kerap pula disebut analisis impas (break-even
analysis) karena signifikansisme mengacu pada sebuah pemicu biaya
aktivitas, seperti unit penjualan, yang diasumsikan berkorelasi dengan
perubahan-perubahan pendapatan, biaya, dan laba. Analisis biaya
volume laba merupakan persoalan yang kompleks karena hubungan-
hubungan tersebut kerap dipengaruhi oleh faktor-faktor yang seluruhnya
atau sebagian diluar kendali manajemen.

Titik impas merupakan tingkat aktivitas dimana suatu


organisasi tidak mendapatkan laba dan juga tidak mendapatkan rugi. Titik
impasjuga dapat didefinisikan sebagai titik dimana total pendapatan sama
dengan total biaya atau sebagai titik dimana total marjin kontribusi sama
dengan total biaya tetap. Titik impas ini selanjutnya dapat dihitung
dengan menggunakan metode persamaan, metode marjin kontribusi, dan
metode grafik, baik dalam hitungan unit penjualan maupun penjualan
dalam satuan mata uang tertentu yang digunakan dalam transaksi bisnis.
Dalam perencanaan analisis biaya volume laba dapat dimanfaatkan dengan
menggunakan 2 cara yaitu: analisis target laba dan analisis sensitivitas.

Dengan mengetahui titik marjin keamanan tersebut maka


manajemen dapat merumuskan berbagai strategi, taktik, dan langkah-
langkah operasional untuk bertahan agar penjualan tidak mengalami abrasi
sampai melebihi angka marjin keamanan.

19
3.2 Saran

Demikianlah Makalah yang dapat kami sajikan. Kami sadar makalah ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan, memiliki banyak kekeliruan dan
kesalahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dapat dijadikan bahan perbaikan dikemudian hari.

20
DAFTAR PUSTAKA

Kautsar Riza Salman & Mochammad Farid. 2017. Akuntansi


Manajemen sebagai Alat Pengukuran dan Pengambilan Keputusan
Manajerial. Edisi Kedua. Penerbit Indeks. Indeks Group. Jakarta (SF).

21

Anda mungkin juga menyukai