Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat

rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ANALYSIS COST VOLUME PROFIT”.
Karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
saw.,kepada keluarganya, sahabatnya, dan juga kepada kita selaku umat yang mengikuti ajarannya
sampai akhir zaman. Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan semua pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan
terwujud seperti sekarang tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………………… i DAFTAR


ISI…………………………………………………………………… ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Makalah………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah………………………………………………… 1 C.
Tujuan Makalah…………………………………………………… 2 D. Kegunaan Makalah…………………………………………...
…… 2 BAB II PEMBAHASAN A. Analysis Cost Volume Profit…………………………………….. 3 B. Break Event
Point………………………………………………... 7 C. Penggunaan Analisis CVP………………………………………. 14 D.
Cost Construct dan Operating Leverage Costing …………… 19 E. Dampak ABC pada CVP
Analysis…………………..………… 25 BAB III SIMPULAN DAN SARAN A.
Simpulan…………………………………………………………… 27 B. Saran………………………………………………………………...
28 DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perusahaan diharapkan mampu bersaing dengan para pelaku bisnis lainnyaagar dapat mempertahankan
kelangsungan usaha. Keberhasilan perusahaan dalammempertahankan kelangsungan usaha diukur
dengan melihat besar kecilnya labayang diperoleh.Laba biasanya dijadikan ukuran kesuksesan atau
keberhasilan perusahaan.Keberhasilan perusahaan dalam memperoleh laba yang optimal dan mampu
bersaing dengan perusahaan lainnya tidak lepas dari peran dan tanggung jawab pihak manajemen. Agar
pihak manajemen dapat mencapai tujuan yang telahditetapkan, manajemen membutuhkan
perencanaan yang berisi acuan dan pedomandalam mencapai tujuan tersebut. Perencanaan yang baik
dapat membantu mencapaitujuan utama perusahaan, yaitu memperoleh laba secara optimal. Pihak
manajemen perusahaan harus membuat perencanaan secara terpadu atas semua aktivitas yangsedang
maupun akan dilakukan untuk mencapai laba yang diharapkan.Salah satu perencanaan yang dibuat oleh
manajemen perusahaan untuk membantumencapai target laba yang diharapkan adalah perencanaan
laba. Perencanaaan labayang dibuat berkaitan dengan biaya, volume penjualan, dan harga jual.
Untukmembuat perencanaan laba yang baik, pihak manajemen dapat menggunakananalisis Cost
Volume Profit (CVP).Konsep analisis Cost Volume Profit (CVP) merupakan salah satu alat yang berguna
untuk perencanaan dan pengambilan keputusan karena analisis CostVolume Profit (CVP) membantu
manajemen suatu perusahaan untuk memahamihubungan timbal balik antara biaya, volume, dan laba
dengan melihat faktor-faktoryang mempengaruhinya seperti: harga jual produk, volume atau tingkat
aktivitas, biaya variabel per unit, total biaya tetap, dan bauran produk yang dijual. Perusahaandapat
dengan mudah mengetahui perubahan laba yang akan dicapai apabila terdapat perubahan pada biaya,
volume penjualan, dan harga jual yang terjadi.

Karena perannya yang sangat besar,

cost volume profit analysis

dapat menjadialat yang sangat bermanfaat bagi manajemen untuk mengidentifikasi ruang lingkup
permasalahan ekonomi perusahaan serta membantu mencari solusi atas permasalahannya.

I.2 Rumusan Masalah

1.

Apa Pengertian dari analisis biaya volume laba?2. Bagaimana hubungan antara Biaya , Volume dan Laba?
3. Bagaimana cara Menghitung Break Event Point (BEP)?4. Berapa volume penjualan dan bauran produk
yang dibutuhkan untukmencapai tingkat laba yang diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki?

I.3 Tujuan

1.

Untuk megetahui apa pengertian dari analisis biaya volume laba?2. Untuk mengetahui bagaimana
hubungan antara Biaya , Volume danLaba?3. Untuk mengetahui bagaimana cara Menghitung Break
Event Point(BEP)?4. Untuk Mengetahui berapa volume penjualan dan bauran produk yangdibutuhkan
untuk mencapai tingkat laba yang diharapkan dengan sumberdaya yang dimiliki

BAB 2PEMBAHASAN

2.1

Analisis

Cost Volume Profit

Pengertian analisis

cost volume profit


adalah analisis yang digunakan untukmenentukan bagaimana perubahan dalam biaya dan volume dapat
mempengaruhi pendapatan operasional (

operating income

) perusahaan dan pendapatan bersih (

netincome

). Seperti kita ketahui, jumlah produk yang dihasilkan perusahaan didalamsuatu periode tertentu akan
memiliki hubungan langsung dengan besarnya biayayang dikeluarkan perusahaan. Ketika biaya itu
dipertemukan dengan nilai penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan, laba perusahaan yang
diperoleh padasuatu periode akan terpengaruh menjadi lebih besar atau lebih kecil. Untuk
melihathubungan antara ketiga variabel itu (biaya, volume, dan laba) diperlukan analisis

cost volume profit

.Manajemen merencanakan keuangan dan mengambil keputusan denganmelihat hubungan besarnya


biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan dengan besarnya volume penjualan serta laba yang diperoleh
pada suatu periode tertentu.Dalam mengambil keputusan, manajemen juga melihat lima elemen
penting terkaitanalisis

cost volume profit

, yaitu:1.

Harga produk yaitu harga yang ditetapkan di dalam suatu periode tertentusecara konstan.2.

Volume atau tingkat aktivitas yaitu besarnya produk yang dihasilkan dandirencanakan akan dijual di
dalam suatu periode tertentu.3.

Biaya variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan secaralangsung pada setiap unit
barang yang diproduksi.4.

Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik di dalam suatu periodetertentu.5.

Bauran volume produk yang dijual yaitu proporsi volume relatif produk- produk perusahaan yang akan
dijual.
Dalam melihat hubungan diantara kelima elemen tersebut terdapat beberapaasumsi yang harus
digunakan didalam hubungan diantara besarnya biaya danvolume serta laba yang akan diperoleh,
yaitu :1.

Harga jual produk yang konstan dalam cakupan yang relevan. Hal ini berartiharga jual setiap unit produk
tidak berubah walaupun terjadi perubahanvolume penjualan.2.

Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagisecara akurat ke dalam
elemen biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biayavariabel per unit konstan dan jumlah biaya tetap
total juga harus konstan.3.

Dalam perusahaan mulitiproduk, bauran penjualannya tidak berubah.4.

Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit yang dijual. Berarti, jumlah persediaan tidak
berubah.Dalam referensi lain, asumsi dasar analisis

cost volume profit

disederhanakanmenjadi (a) semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap, (b)fungsi
jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relevan, (c) fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam
kisaran relevan dan harga jual dianggap konstan,(d) hanya terdapat satu pemicu biaya yaitu volume unit
produk / rupiah penjualan,dan (e) tidak ada persediaan. Dengan pengertian dan asumsi seperti diatas
maka jika salah satu elemen saja berubah maka hasil analisis

cost volume profit

pasti akanmenghasilkan kesimpulan yang berbada dan dapat menghasilkan keputusan yang berbeda
juga. Meskipun tujuan utama dari analisis ini adalah untuk melihathubungan diantara elemen-elemen
tersebut dan pengaruhnya satu dengan yanglainnya.Terkait asumsi dasar biaya diklasifikasikan sebagai
biaya variabel dan tetap,manajemen harus teliti dalam memasukkan semua biaya variable yang relevan
yaitutidak hanya biaya produksi saja tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi.Ketelitian ini
diperlukan untuk mengukur biaya variabel per unit. Selain itu, (padaanalisis jangka pendek) biaya tetap
yang relevan dapat diartikan sebagai biaya tetapyang diperkirakan berubah sehubungan dengan
peluncuran produk baru. Pada saat biaya variabel dan biaya tetap dijumlahkan menjadi biaya total,
dapat diasumsikan dengan analisis

cost volume profit


bahwa pendapatan dan total biaya adalah linear pada rentang aktivitas yang relevan. Meskipun perilaku
biaya sebenarnya tidakrelevan dengan rentang output yang terbatas, total biaya diharapkan
meningkatmendekati tingkat yang linear.

2.2

Konsep

Contribution Margin

Margin kontribusi adalah Pendapatan penjualan dikurang beban variabel.Jadi, ini adalah jumlah yang
tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudianmenjadi laba untuk periode tersebut. Margin
kontribusi digunakan dulu untukmenutup beban tetap dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin
kontribusi tidakcukup untuk menutup beban tetap perusahaan, maka akan terjadi kerugian untuk
periode tersebut. Ketika titik impas dicapai, laba bersih akan bertambah sesuaidengan margin kontribusi
per unit untuk setiap tambahan produk yang terjual.Untuk memperkirakan pengaruh kenaikan
penjaulan yang direncanakan terhadap biaya, manajer cukup mengalikan peningkatan dalam unit yang
terjual denganmargin kontribusi yang per unit. Hasilnya akan menggambarkan peningkatan labayang
diharapkan.Margin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi semua biayavariabel. Ini dapat
dihitung dengan menggunakan satuan mata uang atau basis perunit.

Contoh kasus :

Jika PT XYZ miliki penjualan sebesar $ 750.000 dan biaya variabel sebesar $450.000, marjin kontribusinya
adalah $ 300.000. Dengan asumsi perusahaanmenjual 250.000 unit selama tahun, harga per unit
penjualan adalah $ 3 dan biayavariabel total per unit adalah $ 1,80. Margin kontribusi per unit adalah $
1,20. Rasiomargin kontribusi adalah 40%. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan marginkontribusi
dalam satuan mata uang atau marjin kontribusi per unit. Untukmenghitung rasio margin kontribusi,
margin kontribusi dibagi dengan jumlah penjualan atau pendapatan.

2.2.1

Titik Impas Dalam Unit (

Break Event Point

Ketertarikan untuk mengetahui pendapatan, beban, dan laba berperilakuketika volume berubah adalah
sesuatu yang lazim untuk memulai denganmenentukan titik impas perusahaan dalam jumlah unit yang
terjual. Titikimpas
(

break-even point

) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau titik dimana laba sama dengan nol (

zero profit

). Untuk menentukan titikimpas dalam unit (pendapatan sama dengan total biaya), maka perlu
difokuskan pada laba operasi. Dalam hal ini, yang dilakukan pertama kali adalah menentukantitik impas,
kemudian melihat bagaimana pendekatan yang telah digunakan itudapat dikembangkan untuk
menentukan jumlah unit yang harus dijual gunamenghasilkan laba yang ditargetkan.

Penggunaan Laba Operasi Dalam Analisis

Cost Volume Profit

Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna untukmengorganisasikan biaya-biaya perusahaan
dalam kategori tetap dan variable.Laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai persamaan berikut.

Laba operasi = Pendapatan penjualan

Beban variable

Beban tetap

Dalam persamaan ini, istilah laba operasi digunakan untuk menunjukkan penghasilan atau laba sebelum
pajak penghasilan (

taxes

). Laba operasi

operatingincome

) hanya mencakup pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan. Sedangkan, laba bersih

(
net income

) adalah laba operasi dikurangi pajak penghasilan. Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, maka
dapatdikembangkanlah persamaan laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjulandan beban
variabel dalam jumlah unit dolar dan jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan penjualan
dinyatakan sebagai harga jual per unit dikali jumlah unit yangterjual, dan total biaya variabel adalah
biaya variabel per unit dikali jumlah unityang terjual. Dengan demikian, persamaan laba operasi menjadi
:

Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual)

(Biaya Variabel per unit x jumlah unit terjual )

Total biaya tetap

Contoh berikut ini adalah mencari titik impas dalam unit. Contohnya adalahWhittier Company
memproduksi mesin pemotong rumput. Berikut ini adalah proyeksi laporan laba rugi perusahaan
Whittier Company :Penjualan (1000 unit@$400) $ 400.000Dikurangi: Beban variable 325.000Margin
kontribusi $ 75.000Dikurangi: Beban tetap 45.000Laba operasi $ 30.000Hal ini menunjukan bahwasanya
Whittier Company mempunyai harga adalah$400 per unit, dan biaya variabel per unit adalah $325
($325.000/1000 unit). Biayatetap adalah $45.000. Maka pada titik impas, persamaan laba operasi adalah
sebagai berikut:0 = ($400 x Unit)

($325 x Unit) - $45.0000 = ($75 x Unit) - $45.000$75 x Unit = $45.000Unit = 600Dengan demikian,
Whittier Company harus menjual 600 pemotong rumputuntuk menutupi semua beban tetap dan
variabel. Suatu cara yang baik untukmemeriksa jawaban ini adalah dengan memformulasikan suatu
laporan laba rugi berdasarkan 600 unit yang terjual.Penjualan (600 unit@ $400) $240.000Dikurangi:
beban variable 195.000Margin kontribusi $ 45.000Dikurangi: Beban tetap 45.000Laba operasi $ 0Maka,
penjualan 600 unit menghasilkan laba nol.

Keunggulan dari pendekatan laba operasi adalah bahwa seluruh persamaan

costvolume profit

berikutnya diturunkan dari laporan laba rugi menurut perhitungan biaya variabel. Sehingga setiap
persoalan

cost volume profit

dapat diselesaikandengan menggunakan pendapatan ini.


Jalan Pintas Untuk Menghitung Unit Impas

Salah satu cara cepat yang digunakan untuk menghitung titik impas dalamunit yaitu dengan
menggunakan margin kontribusi. Marginkontribusi

contribution margin

) adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variable. Pada titik impas, margin kontribusi sama
dengan beban tetap. Jikamargin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya variable per unit
telahdiganti pada persamaan laba operasi dan pada akhinya memperoleh jumlah unit,maka akan
didapatkan persamaan dasar

Jumlah unit BEP = Biaya tetap/Margin kontribusi per unit

Dengan menggunakan contoh dari Whittier Company margin kontirbusi perunit dapat dihitung dengan
salah satu dari dua cara berikut. Cara pertama adalahdengan membagi total margin kontribusi dengan
unit yang terjual ($75.000/1000)hasilnya $75. Cara kedua adalah penjualan dikurangi biaya variabel
($400 - $325)hasilnya $75. Untuk menghitung jumlah unit impas Whittier Company, dapatdigunakan
persamaan dasar sebagai berikut:Jumlah unit = $45.000/($400-$325)= $45.000/$75= 600

Penjualan Dalam Unit Yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba

Meskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian besar perusahaan ingin
memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis

costvolume profit

menyediakan suatu cara menentukan jumlah unityang harus dijualuntuk menghasilkan target laba
tertentu. Target laba di sini adalah laba operasi diatas nol (titik impasnya), yang dapat dinyatakan
dengan jumlah dolar atau sebagai persentase dari pendapatan penjualan. Untuk mencari target laba,
pendekatan yangdapat dilakukan adalah dengan pendekatan laba operasi atau pendekatan
marginkontribusi.Dalam

pendekatan target laba sebagai sebuah jumlah dolar

, anggaplah bahwa Whittier Company ingin memperoleh laba operasi sebesar $60.000. dalamhal ini,
berapakah mesin pemotong rumput yang harus dijual untuk mencapai hasilini? Jika menggunakan
laporan laba rugi maka hasilnya adalah sebagai berikut:$60.000 = ($400 x Unit)

($325 x Unit) - $45.000$105.000 = $75 x UnitUnit = 1.400Jika menggunakan persamaan dasar impas,
maka perlu menambahkan targetlaba sebesar $60.000 pada biaya tetap dan langsung :Unit = ($45.000 +
$60.000)/($400 - $325)Unit = $105.000/$75Unit = 1.400Artinya Whittier harus menjual 1400 mesin
pemotong rumput untukmenghasilkan laba operasi sebesar $60.000. Laporan laba rugi
berikutmembuktikan hasil ini:Penjualan (1400 unit@$400) $560.000Dikurangi: Bebabn Variabel
455.000Margin kontribusi $105.000Dikurangi: Beban tetap 45.000Laba operasi $ 60.000Cara lain untuk
memeriksa jumlah unit ini adalah dengan menggunakan titikimpas. Seperti yang baru saja ditunjukkan,
Whittier harus menjual 1.400 mesin pemotong rumput, atau 800 lebih banyak dari volume impas 600
unit, untukmenghasilkan laba sebesar $60.000. Margin kontribusi per mesin pemotong rumputadalah
$75. Perkalian antara $75 dengan 800 unit mesin pemotong rumput diatas impas akan menghasilkan
laba sebesar $60.000 ($75 x 800). Hasil ini menunjukkan bahwa margin kontribusi per unit untuk setiap
unit diatas impas adalah sama persisdengan laba per unit. Karena titik impas telah dihitung, maka
jumlah mesin pemotong rumput yang akan dijual untuk menghasilkan laba operasi $60.000
dapatdihitung dengan membagi margin kontribusi per unit ke dalam target laba danmenambahkan
hasilnya dengan volume impas.Secara umum, dengan mengasumsikan biaya tetap tidak berubah,
dampakterhadap laba perusahaan yang dihasilkan dari perubahan jumlah unit yang terjualdapat dinilai
dengan mengalikan margin kontribusi per unit dengan perubahan unityang terjual. Sebagai contoh, jika
1.500 mesin pemotong rumput, bukan 1.400 yangterjual, maka berapa jumlah laba yang akan
diperoleh? Perubahan dalam unit yangterjual adalah suatu kenaikan sebanyak 100 mesin pemotong
rumput, dan marginkontribusi per unit adalah $75. Dengan demikian, laba akan meningkat
sebesar$7.500 ($75 x 100).Dalam pendekatan target laba sebagai suatu persentase dari pendapatan
penjualan (

after taxes

), anggaplah bahwa Whittier Company ingin mengetahui jumlah mesin pemotong rumput yang harus
dijual untuk menghasilkan laba yangsama dengan 15 persen dari pendapatan penjualan. Pendapatan
penjualan adalahharga dikalikan dengan kuantitas. Dengan menggunakan laporan laba rugi (yanglebih
sederhana dalam kasus ini), maka diperoleh:0,15 ($400) (Unit) = ($400 x Unit)

($325 x Unit) - $45.000$60 x Unit = ($400 x Unit)

($325 x Unit) - $45.000$60 x Unit = ($75 x Unit) - $45.000$15 x Unit = $45.000Unit = 3.000Apakah
volume sebanyak 3.000 mesin pemotong rumput menghasilkan labayang sama dengan 15 persen dari
pendapatan penjualan? Untuk 3000 mesin pemotong rumput, total pendapatan adalah $1,2 juta ($400 x
3.000). Disini labadapat dihitung tanpa harus menyusun laporan laba rugi yang formal. Ingat,
bahwadiatas impas margin kontribusi per unit adalah laba per unit. Volume impas adalah 600 mesin
pemotong rumput. Jika 3.000 mesin pemotong rumput terjual, maka ada2.400 (3.000


600) mesin pemotong rumput diatas titik impas yang telah terjual.Jadi, laba sebelum pajak adalah
$180.000 ($75 x 2400), yang merupakan 15 persendari penjualan ($180.000/$1.200.000).Target Laba
Setelah Pajak Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak berperan. Ini disebabkan karena
pajak yang dibayar atas laba noladalah nol. Namun, ketika perusahaan ingin mengetahui berapa unit
yang harusdijual untuk menghasilkan laba bersih tertentu, maka diperlukan beberapa pertimbangan
tambahan. Ingat kembali, bahwa laba bersih adalah laba operasisetelah pajak penghasilan dan bahwa
angka target laba dinyatakan dalam kerangkasebelum pajak. Dengan demikian, ketika target laba
dinyatakan sebagai laba bersih,harus menambahkan kembali pajak penghasilan untuk memperoleh laba
operasi.Umumnya, pajak dihitung sebagai persentase dari laba. Laba setelah pajakdihitung dengan
mengurangkan pajak dari laba operasi (atau laba sebelum pajak).

Laba bersih = laba operasi

pajak penghasilan= laba operasi

(tarif pajak x laba operasi)= laba operasi (1

tarif pajak)

Atau

Laba operasi = Laba bersih/(1- Tarif Pajak)

Misalkan Whittier Company ingin memperoleh laba bersih sebesar $48.750dan tarif pajaknya adalah 35
persen. Untuk mengonversi target laba setelah pajakmenjadi target laba sebelum pajak, selesaikanlah
langkah-langkah berikut:$48.750 = Laba operasi

(0,35 x Laba operasi)$48.750 = 0,65 (Laba operasi)$75.000 = Laba operasiDengan kata lain, jika tarif
pajak adalah 35 persen, maka Whittier Companyharus menghasilkan $75.000 sebelum pajak penghasilan
untuk memperoleh $48.750 setelah pajak penghasilan. Dengan pengonversian ini, maka dapat dihitung
jumlah unit yang harus dijual:Unit = ($45.000 + $75.000)/$75Unit = $120.000/$75Unit =
1.600Pembuktian dengan laporan laba rugi berdasarkan penjualan sebanyak 1.600mesin pemotong
rumput :Penjualan (1.600 @$400) $640.000Dikurangi: Beban Variabel (520.000)Margin kontribusi
$120.000Dikurangi: Beban tetap ( 45.000)Laba operasi $ 75.000Dikurangi: Pajak penghasilan (tarif pajak
35%) (26.250)Laba bersih $ 48.750

2.2.2
Titik Impas Dalam Dolar Penjualan

Pada beberapa kasus yang menggunakan analisis CVP, manajer mungkinlebih suka menggunakan
pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualandaripada unit yang terjual. Suatu ukuran unit
yang terjual dapat dikonversikanmenjadi suatu ukuran pendapatan penjualan hanya dengan mengalikan
harga jual per unit dengan unit yang terjual. Sebagai contoh, titik impas Whittier Companydihitung pada
600 mesin pemotong rumput. Karena harga jual per unit mesin pemotong rumput adalah $400, maka
volume impas dalam pendapatan penjualanadalah $240.000 ($400 x 600).Setiap jawaban yang
dinyatakan dalam unit yang terjual dapat secara mudahdikonversi menjadi satu jawaban yang
dinyatakan dalam pendapatan penjualan,tetapi jawaban tersebut bisa dihitung secara lebih langsung
denganmengembangkan rumus terpisah untuk kasus pendapatan penjualan. Dalam kasusini, variabel
yang penting adalah dolar penjualan, sehingga pendapatan maupun biaya variabel harus dinyatakan
dalam dolar, bukan unit. Karena pendapatan penjualan selalu dinyatakan dalam dolar, maka pengukuran
variabel tidak menjadimasalah. Selanjutnya akan dibahas secara lebih mendalam mengenai biaya
variabeldan melihat bagaimana biaya tersebut dapat dinyatakan dalam ukuran dolar penjualan.Untuk
menghitung titik impas dalam dolar penjualan, biaya variabeldidefenisikan sebagi suatu persentase dari
penjualan bukan sebagai sebuah jumlah per unit yang terjual. Dapat diilustrasikan mengenai pembagian
pendapatan penjualan menjadi biaya variabel dan margin kontribusi sebagai berikut :Harga adalah $10
dan biaya variabel adalah $6. Tentu saja, sisanya adalahmargin kontribusi sebesar $4 ($10 - $6). Jika
yang dijual adalah 10 unit, maka total biaya variabel adalah $60 ($6 x 10 unit). Atau, karena setiap unit
yang dijualmenghasilkan pendapatan sebesar $10 dan membutuhkan biaya variabel $6, makakita dapat
mengatakan bahwa 60 persen dari setiap dolar pendapatan yangdihasilkan diakibatkan oleh biaya
variabel ($6/$10). Jadi, dengan memfokuskan pada pendapatan penjualan, kita dapat memperkirakan
total biaya variabel sebesar$60 untuk pendapatan $100 (0,60 x $100).

Rasio biaya variable

(variable cost ratio) sebesar 60 % pada contoh inimerupakan bagian dari setiap dolar penjualan yang
harus digunakan untuk menutup biaya variable. Rasio biaya variable dapat dihitung dengan
menggunakan data totalmaupun data per unit. Tentu saja, persentase dari dolar penjualan yang
tersisasetelah biaya variable tertutupi merupakan rasio margin kontribusi.

Rasio marginkontribusi

(contribution margin ratio)

adalah bagian dari setiap dolar penjualanyang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan
laba.Berikut ini merupakan laporan Laba Rugi dari Whittier Dalam Dolar danPersentase Penjualan :

Dolar PersentasePenjualan
Penjualan $400.000 100,00%Dikurangi: Biaya Variabel (325.000) (81,25%)Margin Kontribusi 75.000
18,75%Dikurangi: Biaya tetap (45.000)Laba Operasi 30.000Rasio Biaya Variabel adalah 81,25%
($325.000/$400.000). Rasio marginkontribusi adalah 18,75% ($75.000/$400.000 atau berasal dari 100%
- 81,25%).Biaya tetap adalah $45.000. Berdasarkan informasi tersebut, maka pendapatan penjualan
yang harus dihasilkan Whittier ntuk mencapai titik impas adalah :Laba Operasi = Penjualan

Biaya Variabel

Biaya Tetap0 = (Penjualan

(Rasio Biaya Variabel x Penjualan))

Biaya tetap0 = Penjualan (1

Rasio Biaya Variabel)

Biaya Tetap0 = Penjualan (1

0,8125)

45.000(0,1875)Penjualan = 45.000Penjualan = $240.000Jadi Whittier harus menghasilan penjualan


sejumlah 240.000 untuk mencapaiimpas. Dengan pendekatan rumus unit impas yang dikembangkan,
dapat diperolehnilai penjualan impas dengan rumus:

Unit Impas = Biaya tetap/(Harga-Biaya Variabel per Unit)

Jika sisi kiri dan sisi kanan kita kalikan dengan harga, maka sisi kiri UnitImpas x Harga adalah merupakan
pendapatan penjualan pada saat impas.Unit Impas x Harga = Harga x (Biaya tetap/(Harga-Biaya Variabel
per Unit))Penjualan Impas = Biaya Tetap x (Harga/ Harga-Biaya Variabel per Unit))Penjualan Impas =
Biaya tetap x (Harga/Margin Kontribusi)

Penjualan Impas = Biaya Tetap/Rasio Margin Kontribusi


Dalam Kasus Whittier, besarnya penjualan yang harus dihasilkan pada titikimpas dapat dihitung sebagai
berikut:Penjualan Impas = Biaya Tetap/Rasio Margin KontribusiPenjualan Impas =
$45.000/0,1875Penjualan Impas = $240.000

Target Laba dan Pendapatan Penjualan

Pertimbangkan pertanyaan berikut: Berapakah pendapatan penjualan yangharus dihasilkan Whittier


untuk memperoleh laba sebelum pajak sebesar $60.000?(pertanyaan ini mirip dengan yang ditanyakan
sebelumnya dalam hal unit, tetapi pertanyaannya sekarang adalah langsung dalam hal pendapatan
penjualan). Untukmenjawab pertanyaan tersebut, tambahkanlah target laba operasi sebesar
$60.000kepada biaya tetap $45.000 dan membagi dengan rasio margin kontribusi:Penjualan = $45.000 +
$60.000)/0,1875= $105.000/0,1875= $560.000Whittier harus menghasilkan pendapatan $560.000 untuk
mencapai targetlaba sebesar $60.000. Karena impas adalah $240.000) diatas impas harusdihasilkan.
Perhatikan bahwa perkalian antara rasio margin kontribusi dengan pendapatan di atas impas
menghasilkan laba sebesar $60.000 (0,1875 x $320.000).Diatas impas, rasio margin kontribusi
merupakan rasio laba; karena itu, rasiotersebut menggambarkan bagian dari setiap dolar penjualan yang
dapatdiperuntukkan bagi laba. Dalam contoh ini, setiap dolar penjualan yang diterima diatas impas akan
meningkatkan laba sebesar $0,1875.Secara umum dengan asumsi biaya tetap tidak berubah, rasio
marginkontribusi dapat digunakan untuk mengetahui dampak terhadap laba atas perubahan
pendapatan penjualan. Untuk memperoleh total perubahan dalam laba yangdiakibatkan oleh
perubahan pendapatan, kalikan rasio margin kontribusi dengan perubahan dalam penjualan. Sebagai
contoh, jika pendapatan penjualan adalah $540.000, bukan $560.000, bagaimana pengaruhnya
terhadap laba yangdiharapkan? Penurunan pendapatan penjualan sebesar $20.000 akanmengakibatkan
penurunan laba sebesar $3750 (0,1875 x $20.000).

Membandingkan Kedua Pendekatan

Untuk pengaturan produk tunggal, pengubahan titik impas dalam unit menjadiimpas dalam pendapatan
penjualan hanya merupakan masalah pengalian harga jual per unit dengan unit yang terjual. Namun ada
dua alasan yang membuat manajemenmenggunakan kedua rumus tersebut, yaitu:1.

Rumus pendapatan penjualan memungkinkan kita untuk mencari pendapatansecara angsung jika hal
tersebut dikehendaki2.

Pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah untuk digunakan dalam pengaturan multiproduk
yang memiliki harga yang bervariasi.

2.2.3
Analisis Multiproduk

Analisis biaya volume laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk tunggal. Namun,
kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjualsejumlah produk atau jasa. Meskipun kompleksitas
konseptual dari analisis CVPlebih tinggi dalam situasi multiproduk, pengoperasiannya tidak berbeda
jauh.

Beban tetap langsung

(direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapatditelusuri ke setiap produk dan akan hilang jika
produk tersebut tidak ada.

Beban tetap umum

adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produkdan akan tetap muncul meskipun salah satu
produk ditelusuri.Contoh Whittier Company telah memutuskan untuk menawarkan dua modelmesin
pemotong rumput, yaitu mesin manual dengan harga $400/unit dan mesinotomatis dengan harga
$800/unit. Departemen pemasaran yakin bahwa 1.200 mesin pemotong rumput manual dan 800 mesin
pemotong rumput otomatis dapat terjualtahun depan. Proyeksi Laporan Laba Rugi terlihat sebagai
berikut :

Mesin ManualMesinOtomatis Total

Penjualan 480.000 640.000 1.120.000Dikurangi: beban Variabel (390.000) (480.000) (870.000)Margin


Kontribusi 90.000 160.000 250.000Dikurangi: Beban tetapLangsung (30.000) (40.000) (70.000)Margin
Produk 60.000 120.000 180.000Dikurangi: Beban tetap Umum (26.250 )

Laba Operasi

53.750

2.2.4

Titik Impas Dalam Unit

Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitungtitik impas dapat mengatasi
kesulitan ini. Permasalahan dalam pendekatan iniadalah alokasi biaya tetap umum bersifat acak. Jadi,
tidak ada volume impas yangtampak secara langsung.Dalam contoh Whittier di atas, jika dihiting unit
impas individu dari mesinmanual dan mesin otomatis, diperoleh hasil:Unit impas mesin manual = Biaya
Tetap/(Harga-Biaya Variabel per unit)= $30.000/$75= 400 unitUnit Impas mesin otomatis =
$40.000/$200= 200 unitJadi 400 unit mesin manual dan 200 unit mesin otomatis harus dijual
untukmencapai margin produk impas, namun margin produk impas hanya menutup biayatetap
langsung, biaya tetap umum masih belum tertutup. Padahal biaya tetap umumharus diperhatikan untuk
mencari titik impas bagi penjualan secara keseluruhan.Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini
produk sebelum menghitungtitik impas dapat mengatasi kesulitan ini, namun permasalahan dalam
pendekatan

ini adalah alokasi biaya tetap umum yang bersifat acak, jadi tidak ada volume impasyang tampak secara
langsung.Kemungkinan pemecahan lainnya adalah dengan mengkonversikan masalahmultiproduk
menjadi masalah produk tunggal. Jika hal ini dapat dilakukan, makaseluruh metodologi CVP produk
tunggal dapat diterapkan secara langsung. Kuncidari konversi ini adalah dengan mengidentifikasi bauran
penjualan yang diharapkandalam unit dari produk-produk yang dipasarkan.

Bauran penjualan

(sales mix)adalah kombinasi relative dari berbagai produk yang dijual perusahaan.

Penentuan bauran penjualan,

bauran penjualan dapat diukur dalam unityang terjual atau bagian dari pendapatan.Contohnya, Jika
Whittier berencana menjual 1.200 mesin pemotong rumputmanual dan 800 pemotong rumput
otomatis, maka bauran penjualan dalam unitadalah 1.200 : 800, atau 3 : 2.Bauran penjualan juga dapat
dinyatakan dalam persentase dari total pendapatan yang dikontribusikan oleh setiap produk. Pada kasus
Whittier, pendapatan mesin pemotong rumput manual adalah $480.000 ($400 x 1.200). dan pendapatan
mesin pemotong rumput otomatis adalah $640.000 ($800 x 800).Pendapatan Mesin pemotong rumput
manual = 480.000/(480.000 + 640.000)= 42,86% dari penjualanPendapatan mesin pemotong rumut
otomatis = 640.000/(480.000 + 640.000)= 57,14% dari penjualanJadi bauran penjualan dalam unit
adalah sebesar 3 : 2 atau 60% : 40% yang berarti bahwa Whittier berharap dapat menjual 3 mesin
pemotong rumput manualatas setiap penjualan 2 mesin pemotong rumput otomatis. Sedangkan bauran
penjualan dalam pendapatan adalah sebesar 42,86% : 57,14% untuk mesin manualdan mesin otomatis.
Perbedaan perbandingan iini diakibatkan karena bauran penjualan dalam pendapatan menggunakan
bauran penjualan dalam unit danmemberikan bobot menurut harganya masing-masing. Untuk analisis
CVP, kitaharus menggunakan bauran penjualan yang dinyatakan dalam unit.

Bauran penjualan dan analisis CVP,

penentuan bauran penjualan terutamamemungkinkan kita untuk mengonversi masalah multiprodduk


kedalam formatCVP produk tunggal. Karena Whittier berharap dapat menjual 3 mesin pemotongrumput
manual atas setiap penjualan 2 mesin pemotong rumput otomatis, Whittier bisa mengidentifikasikan
produk tunggal yang dijualnya sebagai suatu paket yang berisi tiga mesin pemotong rumput manual dan
dua mesin pemotong rumputotomatis.Dengan menetapkan produk tersebut dalam suatu paket, maslah
multiprodukdikonversi menjadi masalah produk tunggal. Untuk lebih jelasnya lihat perhitungan berikut:

Produk (a)
HargaVariabelPer Unit(b)

BiayaKontribusi PerUnit (c)

MarginPenjualan (d)

BauranKontribusiper unitpaket (e)

Margin(f) = d x e

Manual 400 325 75 3 225Otomatis 800 600 200 2 400Total Paket 625Berdasar margin kontribusi per
paket di atas, persamaan dasar impas dapatdigunakan untuk menentukan jumlah paket yang harus
dijual Whittier pada titikimpas.Paket Impas = Total Biaya Tetap/Margin Kontribusi Per Paket=
(70.000+26.250)/625= 154 paketJadi Whittier harus menjual:Unit mesin manual = 154 x 3= 462 unitUnit
mesin otomatis = 154 x 2= 308 unit.

Kelemahan metode ini yaitu sulit digunakan untuk perusahaan dengan banyak jenis produk. Cara
mengatasinya antara lain dengan:a.

Melakukan penyederhanaan yaitu dengan menganalisis kelompok produk, bukan individu produk, atau
b.

Menggunakan pendekatan pendapatan penjualan.

2.2.5

Pendekatan Dolar Penjualan

Titik impas dalam dolar penjualan secara implisit menggunakan asumsi bauran penjualan, tetapi
mengabaikan persyaratan penghitungan margin kontribusi per paket. Tidak ada pengetahuan terhadap
data produk individual yang diperlukan.Upaya perhitungannya mirip dengan yang digunakan dalam
pengaturan produktunggal. Selain itu, jawabannya masih dinyatakan dalam pendapatan penjualan.Tidak
seperti titik impas dalam unit, jawaban atas pertanyaan CVP yangmenggunakan dolar penjualan tetap
dinyatakan dalam ukuran ikhtisar tunggal. Namun pendekatan pendapatan penjualan mengorbankan
informasi yang berkaitandengan kinerja tiap

tiap produk. Contoh kasus pada Whittier.

Total

Penjualan 1.120.000Dikurangi: beban Variabel (870.000)Margin Kontribusi 250.000Dikurangi: Total


Beban tetap (96.250)Laba Operasi 153.750Dari data di atas diperoleh rasio margin kontribusi adalah
sebesar250.000/1.120.000 = 0,2232. Maka besar penjualan impas yaitu:Penjualan impas = Biaya
tetap/rasio margin kontribusi= $96.250/0,2232= $431.228

Hasil perhitungan ini akan sama dengan hasil perhitungan titik impas dalamunit. Jumlah paket yang
harus dijual pada saat impas adalah 154 sedangkan harga jual per paket adalah 2.800 (3 x 400 + 2 x 800),
sehingga total penjualannya yaitusebesar 154 x 2800 = 431.200, terdapat sedikit perbedaan karena
pembulatan dalammenghitung rasio margin kontribusi.

2.2.6

Representasi Grafis Dari Hubungan CVP

Perseroan wajib menjelaskan antara lain kebijakan akuntansi untuk:Mahami hubungan CVP lebih
mendalam, dapat dilakukan melalui penggambaran secara visual. Penyajian secara grafis dapat
membantu para manajermelihat perbedaan antara biaya variable dan pendapatan. Hal itu juga
dapatmembantu mereka memahami dampak kenaikan atau penurunan penjualanterhadap titik impas
dengan cepat. Dua grafik dasar yang penting, grafik labavolume dan grafik biaya volume laba

yang akan dijelaskan sebagai berikut :

Grafik Volume Dan Laba

Analisis volume dan laba merupakan grafik yang memberikan informasi bagaimana pengaruh perubahan
volume pada laba perusahaan, analisis ini disusundengan membuat garis laba/rugi dan garis volume
penjualan. Garis laba/rugidigambarkan dengan menarik garis vertikal, sedangkan volume
digambarkandengan garis horisontal, garis horisontal akan memotong garis vertikal pada labasama
dengan nol atau saat

break even point.


Untuk lebih jelasnya mari kita lihatcontoh berikut ini:Sebuah perusahaan mempunyai data biaya dan
harga jual sebagai berikut :Biaya tetap total satu periode Rp 1.000.000,00Biaya variabel per unit
produksi jual Rp 100,00Harga jual per unit Rp 200,00Anggaran produk terjual 20.000

Dari data yang tersedia bisa diketahui bahwa laba maksimal akan dicapai perusahaan ketika perusahaan
bisa menjual produk yang dianggarkan yaitu sebesar20.000 unit atau total penjualan sebesar Rp
4.000.000,00 dan laba yang akandicapai pada saat penjualan sebesar: Penjualan (20.000 x Rp200,00) Rp
4.000.000,00 Biaya variabel (20.000 x Rp100,00) Rp 2.000.000,00 - Kontribusi marjin Rp 2.000.000,00
Biaya tetap total Rp 1.000.000,00 - Laba bersih Rp 1.000.000,00 Dengan perhitungan tersebut maka bisa
dibuat grafik volume dan laba sepertitampak pada Gambar 1.1 Gambar1.1 Dari Gambar 1.1 tersebut kita
bisa menarik beberapa garis yangmenghubungkan antara kedua garis vertikal dan horisontal (lihat
Gambar 1.2) di beberapa tempat, misalnya pada volume yang dijual sebesar 8.000 unit maka rugiyang
akan diderita perusahaan adalah sebesar Rp 200.000,00. Apabila perusahaan menjual 12.000 unit,
perusahaan akan memperoleh laba sebesar Rp 200.000,00 danlaba terbesar akan tercapai pada
penjualan sebesar anggaran yaitu 10.000 unit atauakan diperoleh laba sebesar Rp1.000.000,00. Jadi
setiap volume berubah pada garis horisontal akan mempengaruhi padagaris laba atau rugi tersebut, dan
rugi terbesar adalah ketika perusahaan tidakmenjual produk yaitu akan tirnbul kerugian sebesar biaya
tetap total atau Rp1.000.000,00. Anda mungkin akan mencoba membuat tes ketepatan grafik dengan
melihatgaris pada grafik pada saat volume sebesar 15.000 unit dalam grafik
menunjukkanlabasebesarRp500.000,00 perhitungannya adalah: Penjualan 15.000 x Rp200,00 Rp
3.000.000,00 Biaya variabel15.000xRp100,00 Rp 1.500.000,00 - Kontribusi marjin Rp 1.500.000,00 Biaya
tetap total Rp 1.000.000,00 - Laba bersih Rp 500.000,00 Grafikvolumedan laba akan bermanfaat untuk
memantau perubahanperubahanselama jangka pelaksanaan anggaran. Gambar1.2(Contoh Grafik Laba
Volume)

Asumsi

asumsi pada Analisis Biaya Volume Laba

Grafik laba volume dan biaya volume laba yang baru diilustrasikanmengandalkan beberapa asumsi
penting. Berikut beberapa dari asumsi tersebut :1.

Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuklinear;2.

Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variable per unitdapat diidentifikasikan
secara akurat dan tetap konstan sepanjang tentangyang relevan;3.
Analisis mengasumsikan apa yang diprosuksi dapat dijual;4.

Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan diketahui;5.

Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti.

2.2.7

Perubahan Dalam Variabel CVP

Karena perusahaan beroperasi dalam dunia yang dinamis, mereka harusmemperhatikan perubahan

perubahan yang terjadi dalam harga, biaya variable,dan biaya tetap. Perusahaan juga harus
memperhitungkan pengaruh resiko danketidakpastian. Kita akan membahas pengaruh dari perubahan
harga, marginkontribusi per unit, dan biaya tetap terhadap titik impas. Kita juga akan membahascara

cara yang dapat ditempuh para manajer untuk menangani risiko danketidakpastian dalam kerangka
CVP.

Memperkenalkan Risiko dan Ketidakpastian

Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan pasti. Namun, hal tersebut
jarang terjadi. Risiko dan ketidakpastian adalah bagiandari pengambilan keputusan bisnis dan
bagaimananpun hal itu harus ditangani.Secara formal, risiko berbeda dengan ketidak pastian. Distribusi
probabilitasvariable pada risiko dapat diketahui, sedangkan distribusi probabilitas variable
padaketidakpastian tidak diketahui. Namun, pada tujuan pembahasan kita, kedua istilahtersebut akan
digunakan secara bergantian.

Margin pengaman (Margin of Safety)

adalah unit yang terjual ataudiharapkan terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk
dihasilkan yang melebihi volume impas. Sebagai contoh jika volume impas perusahaan adalah 200 unit
dan perusahaan saat ini menjual 500 unit, maka margin pengamannya adalah 300 unit (500-200).
Margin pengaman juga dapat dinyatakandalam pendapatan penjualan. Jika penjualan impas adalah
$200.000 dan pendapatan saat ini adalah $350.000, maka margin pengamannya adalah $150.000.Rasio
margin pengaman dapat dinyatakan dalam (pendapatan penjualan yangdianggarkan-pendapatan
penjualan impas)/pendapatan penjualan x 100%. Dalamcontoh di atas, rasio margin pengamannya yaitu
sebesar (350.000-200.000)/200.000= 75%.Margin pengamandapat dipandang sebagai ukuran kasar dari
risiko. Padakenyataannya peristiwa yang tidak diketahui selalu muncul ketika rencanadisusun. Hal itu
dapat menurunkan penjualan di bawah jumlah yang diharapkan.Apabila margin pengaman perusahaan
adalah besar atas penjualan tertentu yangdiharapkan tahun depan, maka risikomenderita kerugian jika
penjualan menurunlebih kecil daripada margin pengamannya kecil. Manager yang menghadapi margin
pengaman yang rendah mungkin ingin mempertimbangkan berbagai tindakan untukmeningkatkan
penjualan atau mengurangi biaya.Pengungkit Operasi, dalam ilmu fisika, alat pengungkit adalah
mesinsederhana yang digunakan untuk melipatgandakan kekuatan. Pada dasarnya, pengungkit tersebut
melipatgandakan kekuatan tenaga yang dikeluarkan untukmenghasilkan lebih banyak pekerjaan.
Semakin besar beban yang digerakkan olehsejumlah tertentu tenaga, semakin besar keunggulan
mekanis dari alat tersebut.Dalam bidang keuangan pengungkit operasi berkaitan dengan bauran relative
dari biaya tetap dan biaya variable dalam suatu organisasi. Pertukaran antara biaya tetapdengan biaya
variable adalah suatu hal yang mungkin dilakukan.

Tingkat pengungkit operasi

degree of operating leverage

DOL) untuktingkat penjualan tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio marginkontribusi
terhadap laba.

Tingkat pengungkit operasi = Margin kontribusi/laba

Analisis Sensitivitas dan CVP

Meluasnya penggunaan computer dan spreadsheet telah memudahkan paramanajer melakukan analisis
sensitivitas. Sebagai sebuah alat penting, analisissensitivitas (

sensitivity analysis

) adalah teknik “bagaimana

jika” yang menguji

dampak dari perubahan asumsi


asumsi yang mendasarinya terhadap suatu jawaban.

BAB 3PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis biaya volume laba

(cost-volume-profit analysis)

adalah analisis pola-pola prilaku biaya yangmendasari hubungan-hubungan antara biaya,volume, dan
laba. Analisi biaya-volume-laba kerap pula disebut analisis impas (break-even analysis)
karenasignifikansisme mengacu pada sebuah pemicu biaya aktivitas, seperti unit penjualan, yang
diasumsikan berkorelasi dengan perubahan-perubahan pendapatan, biaya, dan laba. Analisis biaya-
volume-laba merupakan persoalan yang komplekskarena hubungan-hubungan tersebut kerap
dipengaruhi oleh faktor-faktor yangseluruhnya atau sebagian diluar kendali manajemen.Elemen yang
menentukan break even point yaitu: harga jual, biaya tetap, serta perubahan komposisi penjualan.
Apabila salah satu faktor berubah (tanpamempengaruhi faktor lain) maka akan mempengaruhi jumlah
break even point.Apabila komposisi penjualan produk berubah dari semula (secara individu)
makakomposisi contribution margin akan berubah. Hal ini akan menyebabkan breakeven point berubah
total, karena hasil penjualan dari komposisi yang baru berbedadengan komposisi semula.Titik impas ini
selanjutnya dapat dihitung denganmenggunakan metode persamaan, metode marjin kontribusi, dan
metode grafik, baik dalam hitungan unit penjualan maupun penjualan dalam satuan mata uangtertentu
yang digunakan dalam transaksi bisnis. Dalam perencanaan analisis biayavolume laba dapat
dimanfaatkan dengan menggunakan 2 cara yaitu, analisis targetlaba dan analisis sensitivitas.

3.1 SARAN

Setelah membahas dan mempelajari analisis biaya volume laba ini,diharapkan kita dapat menganalisis
biaya volume laba pada suatu perusahaantertentu sebagai skill penunjang bagi seorang manajer.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony A.Atkinson, Robert S.Kaplan, Ella mae matsumura, S.Mark Young : AkuntansiManajemen, Edisi
ke 5 jilid 1.Drs. Abdul halim, M.B.A., Akuntan dan Drs. BambangSupono,Akuntan

”Akuntansi Manajeman “

Edisi Pertama,Yogyakarta, BPFE,1999 http://catatanlengkapfatma.blogspot.co.id/2013/12/ ANALISA


BIAYA - VOLUME

LABA.html http://catatanwawan92.blogspot.co.id/2014/05/ ANALISIS BIAYA - VOLUME


LABA.html http://www.mas-sugeng.com/ ANALISA BIAYA - VOLUME

LABA.

Anda mungkin juga menyukai