Anda di halaman 1dari 22

Ringkasan Materi Belajar (RMB)

“Melaporkan Dampak Perubahan Harga”

RMB ini dibuat guna memenuhi Tugas Kelompok Matakuliah Teori Akuntansi

Dosen Pengampu: Dr.Mukhzarudfa, S.E.,M.Si

Kelompok 6:

1. Deli Ruia Wulandari NIM. C1C020031


2. Dwi Rara Al Munawaroh NIM. C1C020032
3. Leonita Darma Putri NIM. C1C020033
4. Ratna Apriani NIM. C1C020043
5. Grecia Febnasdi Rahelia Hulu NIM. C1C020053

Kelas R-009
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jambi
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan karunia-Nya Kami dapat
menyelesaikan Ringkasan Materi Belajar tentang “Melaporkan Dampak Perubahan Harga”
sebagai tugas dari mata kuliah Teori Akuntansi.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si. selaku
Dosen Pengampu mata kuliah Teori Akuntansi Universitas Jambi yang sudah memberikan
tugas Ringkasan Materi Belajar ini kepada Kami, sehingga dengan diberikannya tugas ini Kami
dapat mengkaji lebih dalam tentang Melaporkan Dampak Perubahan Harga.

Kami sangat menyadari bahwa tulisan ini pasti terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Kami mohon maaf apabila terdapat kalimat yang kurang berkenan dalam
penulisan ini. Mudah-mudahan tulisan yang Kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca sekalian.

Jambi, 13 Maret 2023

(Kelompok 6)

i
DAFTAR ISI

HALAMAN
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II ....................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

2.1 Perubahan Harga ............................................................................................................. 3

2.1.1 Pengertian Perubahan Harga ......................................................................................... 3

2.1.2 Istilah Akuntansi Inflasi ................................................................................................ 3

2.1.3 Masa Perubahan Harga Pada Laporan Keuangan Serta Dampaknya ............................ 5

2.1.3.1 Masa perubahan harga pada laporan keuangan ...................................................... 5

2.1.3.2 Dampak Perubahan Harga ...................................................................................... 6

2.1.4 Hal-Hal Terkait Inflasi................................................................................................... 6

2.1.4.1 Laba dan Rugi Inflasi ............................................................................................. 7

2.1.4.2 Laba dan Rugi Modal ............................................................................................. 8

2.1.4.3 Akuntansi Untuk Inflasi Di Luar Negeri ................................................................ 8

2.1.5 Penyesuaian Tingkat Harga Umum ............................................................................... 9

2.1.6 Mengukur Perubahan Harga Umum ........................................................................... 10

2.1.7 Penyesuaian Biaya Kini .............................................................................................. 11

2.1.7.1 Biaya Kini Disesuaikan Dengan Tingkat-Harga Umum ...................................... 11

2.2 Akuntansi untuk Laporan Keungan dan Prubahan Harga .................................................. 13

2.2.1 Pengungkapan Informasi Perubahan Harga ................................................................ 13

ii
2.2.2 Kegunaan dari Informasi Tambahan ........................................................................... 14

2.2.3 Langkah-Langkah Menyatakan Kembali Informasi Keuangan .................................. 14

BAB III.................................................................................................................................... 16

PENUTUP............................................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 16

3.2 Saran .......................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelaporan keuangan sangat terkait dengan perubahan harga, karena selama
periode perubahan harga tersebut laporan keuangan dapat berpotensi untuk prediksi
selama periode perubahan harga tersebut. Perubahan harga disini dapat dipahami
dengan 2, yaitu perubahan harga secara umum dan perubahan harga spesifik atau
khusus. Pada bahasan ini akan lebih dikenal tentang bagaimana penyesuaian terhadap
inflasi. Untuk memahaminya akan diberikan pula sudut pandang dunia internasional
terhadap penghitungan inflasi dimana kita akan mengambil dari Amerika Serikat,
Inggris dan Brasil.
Sebagai informasi dasar, disajikan tiga masalah utama yang berkaitan dengan
penilaian, unit pengukuran dan pelestarian modal dalam kondisi perubahan harga
pembelian awal. Kerangka acuan akuntansi dasar menyiapkan laporan keuangan dasar.
Paton dan Littleton menekankan bahwa data dasar harus merupakan angka yang dapat
diandalkan, objektif, dan dapat diverifikasi. Biaya adalah rupiah yang disepakati untuk
perolehan barang dan jasa dan rupiah yang disepakati sehubungan dengan penyerahan
barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan.
Saat menghitung biaya perolehan, perubahan harga ini tidak diperhitungkan
dan perubahannya secara otomatis disembunyikan di akun laba rugi. Jika efek dari
perubahan harga tertentu dikeluarkan dari laporan laba rugi, efek itu akan menjadi
akumulasi keuntungan atau kerugian. Pada saat yang sama, tujuan akuntansi biaya saat
ini adalah untuk mengukur laba periode sambil mempertahankan modal awal. Modal
diukur berdasarkan kapasitas operasional atau kemampuan memproduksi barang dan
jasa dalam volume yang sama dengan volume atau kapasitas modal sebelumnya.
Sebagai contoh, biaya akuisisi dalam beberapa kasus merupakan proxy untuk nilai aset
saat ini, yang pada gilirannya dapat membantu memprediksi nilai masa depan. 3
Pengukuran akuntansi biasanya diartikan sebagai pemberian nilai numerik pada objek
atau peristiwa perusahaan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk
menggabungkan, misalnya nilai total aset atau memisahkan data sesuai kebutuhan.
Pengukuran juga melibatkan proses klasifikasi dan identifikasi, dan akuntan telah lama
menyadari perlunya informasi non-kuantitatif, seperti informasi yang diberikan dalam
catatan kaki atau catatan atas ringkasan keuangan. Upaya mengkuantifikasi atau

1
mengukur dalam teori akuntansi juga memberikan tekanan pada sistem pasar
perekonomian, karena pasar merupakan sumber informasi kuantitatif yang sangat
penting.
Berdasarkan uraian di atas, RMB ini akan membahas tentang Melaporkan
Dampak Perubahan Harga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Dari Perubahan Harga.
2. Apa Saja Istilah Akuntansi Inflasi.
3. Bagaimana Masa Perubahan Harga Pada Laporan Keuangan Serta Dampaknya.
4. Apa Saja Hal - Hal Terkait Inflasi.
5. Bagaimana Penyesuaian Tingkat Harga Umum.
6. Bagaimana Mengukur Perubahan Hagra Umum.
7. Bagaimana Penyesuaian Biaya Kini.
8. Bagaimana Pengungkapan Informasi Perubahan Harga.
9. Bagaimana Kegunaan Informasi Tambahan.
10. Bagaimana Langkah-Langkah Menyatakan Kembali Informasi Keuangan.

1.3 Tujuan
Adapun Tujuan dari pembuatan Ringkasan Materi Belajar (RMB) ini adalah untuk
memenuhi tugas Kelompok Matakuliah Teori Akuntansi dan sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Perubahan Harga.
2. Untuk Mengetahui Istilah Akuntansi Inflasi.
3. Untuk Mengetahui Masa Perubahan Harga Pada Laporan Keuangan Serta
Dampaknya.
4. Untuk Mengetahui Hal - Hal Terkait Inflasi.
5. Untuk Mengetahui Penyesuaian Tingkat Harga Umum.
6. Untuk Mengetahui Mengukur Perubahan Hagra Umum.
7. Untuk Mengetahui Penyesuaian Biaya Kini.
8. Untuk Mengetahui Pengungkapan Informasi Perubahan Harga.
9. Untuk Mengetahui Kegunaan Informasi Tambahan.
10. Untuk Mengetahui Langkah-Langkah Menyatakan Kembali Informasi
Keuangan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perubahan Harga


2.1.1 Pengertian Perubahan Harga
Perubahan harga yakni ketika harga barang dan jasa dalam suatu Negara mengalami
perubahan. perubahan harga tersebut dapat berupa Kenaikan harga secara keseluruhan disebut
dengan inflasi (inflation), atau penurunan harga disebut deflasi (deflation).

Untuk memahami makna istilah perubahan harga (changing prices), harus dibedakan
antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam
istilah perubahan harga itu.

a. Perubahan harga umum


Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan
jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh
keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan
disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
b. Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa
tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.

2.1.2 Istilah Akuntansi Inflasi


• Atribut. Karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi.
Contoh biaya histori atau biaya penggantian merupakan atribut suatu aktiva.
• Penyesuaian biaya kini. Nilai penyesuaian aktiva untuk perubahan dalam harga
tertentu.
• Perubahan dalam kekayaan. Jumlah aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik
tanpa mengurangi besar awalnya aktiva bersih.
• Mekanisme Penyesuaian. Manfaat berupa keuntungan daya beli pemegang saham yang
berasal dari pendanaan utang dan pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui
tambahan biaya pengganti atas aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut
didanai melalui utang.
• Ekuivalensi Daya Beli Umum. Jumlah uang yang telah disesuaikan terhadap perubahan
dalam tingkat harga umum.
• Laba dan rugi pembelian umum. Lihat laba dan rugi moneter.

3
• Mata uang tetap biaya historis. Lihat setara daya beli umum.
• Keuntungan kepemilikan suatu investasi. Kenaikan biaya kini suatu aktiva non
moneter.
• Hiperinflasi. Laju inflasi yang sangat besar terjadi pada saat tingkat harga umum dalam
suatu perekonomian meningkat sebesar lebih dari 25 % per tahun.
• Inflasi. Kenaikan dalam tingkat harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu
perekonomian.
• Aktiva Moneter. Klaim terhadap jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti kas
atau piutang usaha.
• Keuntungan Moneter. Kenaikan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena
terdapatnya kewajiban moneter selama periode inflasi.
• Kewajiban Moneter. Suatu kewajiban untuk membayar jumlah mata uang tetap dimasa
depan seperti utang usaha atau uang dengan suku bunga tetap.
• Kerugian Moneter. Penurunan dalam daya beli secara umum yang terjasi karena
terdapatnya aktiva moneter selama periode inflasi.
• Penyesuaian Modal Kerja Moneter. Pengaruh perubahan harga khusus terhadap seluruh
jumlah modal kerja yang digunakan oleh suatu usaha dalam menjalankan operasinya.
• Jumlah Nominal. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan dengan perubahan harga.
• Aktiva non Moneter. Aktiva yang tidak menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas
seperti persediaan, aktiva tetap, dan peralatan.
• Penyesuaian Paratis. Suatu penyesuaian yang mencerminkan perbedaan antara inflasi
di Negara induk perusahaan dan perusahaan tuan rumah.
• Kewajiban non moneter. Suatu utang yang tidak mengharuskan pembayaran jumlah kas
tetap dimasa depan seperti uang muka pelanggan.
• Aktiva Permanen. Istilah di Brasil untuk aktiva tetap, gedung, investasi, beban
tangguhan dan depresiasi terkait serta jumlah deplesi atau amortisasi.
• Indeks Harga. Suatu rasio biaya dimana pembilang/numeratornya adalah biaya dari
suatu keranjang barang dan jasa yang representatif dalam tahun berjalan, sedangkan
penyebutnya adalah biaya dari keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.
• Daya Beli. Kemampuan umum dari suatu unti moneter untuk memperoleh barang dan
jasa.
• Laba Riil. Laba bersih yang telah disesuaikan untuk perubahan harga.
• Biaya Penggantian. Biaya kini untuk mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam
keadaan normal usaha.
4
• Mata Uang Pelaporan. Mata uang yang digunakan suatu perusahaan dalam menyusun
laporan keuangan.
• Metode nyatakan kembali-translasikan. Digunakan pada saat suatu induk perusahaan
mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan luar negeri yang beralokasi disebuah
lingkungan berinflasi.
• Fluktuatif. Dengan metode ini, akun anak perusahaan pertama-tama disajikan ulang
dengan inflasi lokal, kemudian ditranslasikan dalam mata uang induk.
• Perubahan Harga Khusus. Perubahan dalam harga untuk komoditas khusus seperti
persediaan atau peralatan.
• Metode translasikan saji-ulang. Suatu metode konsolidasi pertama-tama dengan
mentranslasikan akun-akun laporan keuangan anak perusahaan luar negeri ke dalam
mata uang induk perusahaan kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditranslasikan
terhadap inflasi induk perusahaan.

2.1.3 Masa Perubahan Harga Pada Laporan Keuangan Serta Dampaknya


2.1.3.1 Masa perubahan harga pada laporan keuangan
Laporan Keuangan Di Masa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan karena Selama
masa inflasi, nilai aset yang dicatat sesuai dengan biaya perolehannya jarang mencerminkan
nilai kini (yang lebih tinggi) dari aset tersebut. Nilai aset yang di kecilkan mengakibatkan
dikecilkannya pengeluaran dan di besarkannya laba. Dari sudut pandang manajerial,
pengukuran yang tidak akurat ini menimbulkan penyimpangan pada (1) proyeksi keuangan
berdasarkan data rangkaian waktu historis yang belum disesuaikan, (2) anggaran yang
menjadi dasar pengukuran, dan (3) data kinerja yang gagal menahan pengaruh inflasi yang
tidak terkendali. Sebaliknya, pendapatan yang dibesarkan dapat menimbulkan :

• Kenaikan pajak yang sebanding


• Permintaan dividen yang lebih banyak dari pemegang saham
• Tuntutan kenaikan gaji karyawan
• Kebijakan yang merugikan dari pemerintah tuan rumah ( misalnya pajak yang
dibebankan atas kelebihan laba ) Jika harus mendistribusikan semua laba yang
dibesarkan (dalam bentuk pajak , dividen , gaji dan semacamnya yang lebih besar),
suatu perusahaan mungin tidak akan memiliki cukup sumber daya untuk mengganti
aset tertentu yang mengalami kenaikan harga, seperti persediaan, pabrik dan
peralatan.

5
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan dengan perubahan daya beli unit
moneter juga mempersulit pembaca laporan keuangan untuk menafsirkan dan
membandingkan kinerja operasi perusahaan. Pada masa inflasi, pendapatan biasanya di
sajikan dalam mata uang yang daya beli umumnya lebih rendah (yaitu daya beli tahun
berjalan), ketimbang berlaku untuk pengeluaran terkait. Biaya disajikan dalam mata uang
dengan daya beli umum lebih tinggi karena biasanya mencerminkan pemakaian sumber daya
yang diperoleh di masa lampau (misalnya penyusutan pabrik yang dibeli sepuluh tahun
silam). Ketika daya beli unit moneter lebih tinggi. Mengurangi biaya berdasarkan daya beli
historis dari pendapatan berdasarkan daya beli kini menyebabkan laba tidak diukur secara
akurat.

2.1.3.2 Dampak Perubahan Harga


Dalam penelitian Frans Gideon (2004) disimpulkan terdapat 2 (dua) hal atas dampak
perubahan harga. Pertama peningkatan pada saldo laba ditahan (rugi bersih) atau rugi bersih
yang disajikan dalam laporan keuangan berbasis harga perolehan menjadi overstatement,
Kedua disimpulkan dari berbagai perubahan rasio keuangan perusahaan setelah adanya
penyesuaian perubahan harga dan manfaat yang didapat antara lain: Liquidity ratio dan
activity ratio, maupun profitability ratio, hampir tidak terdapat perubahan dan meskipun
terdapat perubahan dianggap tidak terlalu signifikan sehingga dianggap ada yang bermanfaat
dan ada yang kurang bermanfaat oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap masing-
masing rasio tersebut (seperti: Manajemen, Investor). Sedangkan Debt ratio, terdapat
perubahan, ada yang sedang atau cukup besar. Sehingga dianggap bermanfaat untuk
kepentingan investasi.

2.1.4 Hal-Hal Terkait Inflasi


Para analis harus memperhatikan hal-hal berikut saat membaca laporan yang
disesuaikan dengan inflasi :
1. Apakah pengaruh inflasi dapat diukur secara lebih baik oleh dolar tetap atau biaya kini
2. Perlakuan akuntansi untuk laba dan rugi inflasi
3. Akuntansi inflasi asing
4. Pengaruh gabungan dari tingkat inflasi dan bursa efek

6
2.1.4.1 Laba dan Rugi Inflasi
Perlakuan terhadap laba dan rugi atas pos-pos moneter (seperti kas, utang, dan piutang)
merupakan isu kontroversial. Survei yang dilakukan terhadap praktik-praktik di berbagai
negara menunjukkan keragaman yang penting dalam hal ini.

Laba dan rugi pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan ulang
dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir serta transaksi dalam seluruh aktiva dan kewajiban
moneter (termasuk utang jangka panjang). Angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai pos
terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang
berbeda dari jenis pendapatan yang lain.

Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja
moneter dan mekanisme penyesuaian. Kedua angka tersebut ditentukan melalui perubahan
harga khusus (dan bukan umum). Mekanisme penyesuaian mengindikasikan manfaat ( atau
biaya ) kepada pemegang saham berasal dari pembiayaan utama selama suatu periode
perubahan harga.

Pendekatan Brasil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan
kewajiban kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang dapat
direalisasi. Namun demikian, penyesuaian dan penyajian bersih aktiva permanen atau kerugian
daya beli umum atas pendanaan modal kerja yang berasal dari utang atau kewajiban.
Penyesuaian aktiva permanen yang melebihi penyesuaian ekuitas menunjukkan keuntungan
daya beli. Sebaliknya, penyesuaian ekuitas yang lebih besar dari penyesuaian aktiva permanen
menunjukkan adanya sebagai modal kerja yang didanai oleh ekuitas. Kerugian daya beli diakui
untuk bagian ini selama periode inflasi.

SSAP No 16 memiliki cara yang lebih baik untuk menangani pengaruh inflasi.
Perusahaan juga diuntungkan jika menggunakan utang selama inflasi berlangsung. Fenomena
ini seharusnya tidak diukur dengan daya beli umum karena perusahaan hampir tidak pernah
berinvestasi di keranjang belanja ekonomi. Tujuan akuntansi inflasi ialah untuk mengukur
kinerja perusahaan dan memungkinkan pihak yang terkait untuk menilai jumlah, waktu, dan
potensi arus kas dimasa depan.

7
Suatu perusahaan dapat mengukur daya beli yang dimilikinya untuk memperoleh
barang dan jasa tertentu lewat indeks pengukur laba dan rugi moneter. Karena tidak semua
perusahaan memperoleh indeks daya beli kasnya sendiri, pendekatan yang dilakukan di Inggris
menjadi alternatif yang terbaik.

2.1.4.2 Laba dan Rugi Modal


Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2 bagian :

1. Laba operasi (perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang
dikonsumsi)

2. Keuntungan yang belum direalisasi yang timbul dari kepemilikan aktiva non moneter
dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi

Pengukuran laba modal mudah dilakukan, namun perlakuan akuntansinya sulit. Kami
berpendapat bahwa kenaikan biaya pengganti aset operasional (contohnya proyeksi arus kas
keluar untuk mengganti peralatan) bukan merupakan laba, baik terealisasi maupun tidak.
Perubahan biaya kini persediaan, pabrik, peralatan, dan aset operasional lain merupakan
revaluasi terhadap ekuitas pemilik, yang menjadi bagian dari laba yang harus dimiliki
perusahaan guna mempertahankan modal fisik, sedangkan laba berdasarkan biaya kini
merupakan pengukuran terhadap kekayaan bersih setelah pajak dari perusahaan ini. Aset yang
ditahan untuk tujuan spekulasi, seperti tanah kosong atau surat berharga yang dapat diuangkan,
tidak harus diganti jika ingin mempertahankan daya produksi. Oleh karenanya, jika
penyesuaian biaya-kini mencakup pos-pos ini, kenaikan atau penurunan setara harus
dinyatakan secara langsung dalam akun laba.

2.1.4.3 Akuntansi Untuk Inflasi Di Luar Negeri


Ketika hendak mengonsolidasikan laporan anak perusahaan yang berada dilingkungan
yang mengalami inflasi, apakah manajemen pertama-tama harus menyajikan ulang laporan ini
dengan inflasi asing, kemudian mentranslasikannya ke dalam mata uang induk perusahaan?
Atau apakah manajemen pertama-tama harus mentranslasikan laporan yang belum disesuaikan
tersebut ke dalam mata uang induk perusahaan, kemudian menyajikan ulang dengan inflasi di
negara tempat induk perusahaan.

8
2.1.5 Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya
beli) disebut sebagai mata uang konstan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Jumlah
mata uang yang belum disesuaikan sedemikian rupa disebut sebagai jumlah nominal. Sebagai
contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan di dalam
neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya
historisnya dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk beban depresiasi),
pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang
mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli.
Oleh karena itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan-perubahan dalam daya
beli umum uang agar dapat ditandingkan dengan transaksi ditahun berjalan.

2.1.5.1 Indeks Harga

Perubahan tingkat harga umum diukur dengan indeks tingkat harga dalam bentuk
Jumlah p1q1 / Jumlah p0q0 dimana p = harga suatu barang tertentu dan q = kuantitas yang
dikonsumsi. Suatu indeks harga adalah rasio biaya. Misal, jika sebuah keluarga yang terdiri
dari empat orang menghabiskan uang $20.000 untuk membeli sebuah keranjang barang dan
jasa yang representive pada akhir tahun 1 ( tahun dasar – awal tahun 2) dan $24.000 untuk
membeli keranjang yang sama setahun kemudian ( awal tahun 3), indeks harga akhir tahun
pada tahun 2 adalah $24.000/$20.000 atau 1,2. Angka ini menujukkan adanya laju inflasi
sebesar 20 % selama tahun 2. Demikian pula halnya, apabila keranjang dalam contoh diatas
$25.000 bagi suatu keluarga yang terdiri dari 4 orang pada tahun 2 kemudian (akhir tahun 3),
maka indeks tingkat harga umum akan menjadi $25.000/$20.000 atau 1,25 yang menunjukkan
laju inflasi 25% semenjak tahun dasar. Indeks untuk tahun dasar adalah $20.000/$20.000 atau
1.

Angka indeks harga digunakan untuk mentraslasikan jumlah yang dibayarkan selama
periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode. Metode yang digunakan
adalah sebagai berikut :

GPLc / GPLtd x Jumlah Nominaltd = PPEc

Dimana :

GPL = indeks harga umum

c = periode kini

9
td = tanggal transaksi

PPE = ekuivalen daya beli umum

Angka tingkat harga yang disesuaikan bukan merupakan biaya kini dari pos yang
dipersoalkan, melainkan masih merupakan angka biaya historis. Angka biaya historis hanya
sekedar disajikan ulang dalam unit ukuran baru, yaitu daya beli umum diakhirperiode. Jika
semua transaksi semua dilakukan secara seragam selama periode tertentu (seperti pendapatan
dari penjualan barang atau jasa), maka penyesuaian tingkat harga jalan pintas dapat digunakan.
Ketika menyajikan pendapatan sebagai setara daya beli akhir periode, ketimbang
menyesuaikan tingkat harga pendapatan harian (berarti ada 365 perhitungan) kita dapat
menggunakan rumus berikut :

GPLc / GPLtd x Pendapatan Total = PPEc

2.1.5.2 Objek Penyesuaian Tingkat Harga Umum

Secara tradisional, laba merupakan bagian dari kekayaan perusahaan ( yaitu aktiva
bersih ) yang dapat ditarik oleh perusahaan selama suatu periode akuntansi tanpa mengurangi
kekayaannya hingga dibawah posisi awal. Dengan asumsi tidak ada investasi atau penarikan
tambahan oleh pemilik selama periode tersebut. Oleh karena itu, akuntansi konvensional
menghitung laba sebagai jumlah maksimal yang dapat ditarik oleh perusahaan tanpa
mengurangi modal uang awalnya. Jika kita tidak bisa memperoleh harga yang stabil maka
perhitungan laba konvensional cenderung menghitung kekayaan bersih perusahaan setelah
pajak secara tidak akurat.

Selama inflasi perusahaan akan mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitaan
dengan kegiatan operasinya. Perubahan muncul dari aktiva atau kewajiban moneter, kewajiban
untuk membayarkan mata uang dengan jumlah yang tetap dimasa depan. Aktiva moneter
mencakup kas dan piutang usaha yang umumnya akan menghilangkan daya beli selama periode
inflasi. Kewajiban moneter mencakup kebanyakan utang yang umumnya akan menimbulkan
keuntungan daya beli selama periode inflasi.

2.1.6 Mengukur Perubahan Harga Umum


Untuk metode general price level accounting, perubahan harga diukur dengan beberapa
cara. Untuk metode constant dollar accounting di Amerika, perubahan harga diukur dengan
indeks harga menggunakan Consumer Price Index for All Urban Consumers (Evans, 1998).
Indeks harga digunakan untuk mengubah harga perolehan di masa yang lalu menjadi harga

10
periode sekarang. Misalnya, mobil dibeli pada tahun 1978 dan akan dinyatakan dengan harga
pada tahun 1984, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

Apabila aktiva dibeli pada suatu tanggal tertentu, maka indeks harga yang digunakan
ialah indeks harga untuk bulan terjadinya transaksi. Hal ini dilakukan dengan tidak tersedia
indeks harga harian. Apabila perubahan harga dalam suatu periode itu tidak terlalu tinggi maka
dapat digunakan indeks harga rata-rata untuk tahun yang bersangkutan.

2.1.7 Penyesuaian Biaya Kini


Model biaya kini berbeda dengan akuntansi konvensional dalam dua aspek utama yaitu
(1) Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini bukan biaya historis. Oleh karena aset pada
dasarnya sama dengan nilai diskonto kini dari arus kas dimasa depan, pendukung model biaya
kini berpendapat bahwa nilai kini memperlihatkan secara lebih baik pengukuran pendapatan
dan potensi arus kas perusahaan dimasa depan kepada pembaca laporan keuangan. (2) Kedua,
laba didefinisikan sebagai kekayaan bersih setelah pajak dari perusahaan, yaitu jumlah sumber
daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode ( tanpa pertimbangan
komponen pajak ), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau model fisik
perusahaan. Satu cara untuk mempertahankan modal adalah dengan menyesuaikan posisi
aktiva bersih awal perusahaan (lewat indeks harga khusus atau penentuan harga langsung yang
sesuai, seperti harga tagihan lancer, daftar harga dari penyedia, dan lain-lain) untuk
mencerminkan perubahan dalam ekuivalen biaya kini aktiva selama periode berjalan.

2.1.7.1 Biaya Kini Disesuaikan Dengan Tingkat-Harga Umum


Opsi pelaporan ketiga yang bertujuan untuk menerangkan perubahan harga ini
menggabungkan karakteristik model tingkat umum dan model biaya kini. Pengukuran ini, yang
disebut sebagai model biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga menggunakan indeks
harga umum maupun khusus. Sesuai dengan model tingkat harga umum, salah satu tujuan
model ini adalah untuk mengungkapkan laba dan aset bersih pada ekuivalen pada daya beli
akhir tahun perusahaan. Laporan laba rugi juga memuat informasi mengenai laba atau rugi
daya beli pos-pos moneter induk bersih. Sesuai dengan model biaya kini, tujuan lain model ini
adalah untuk melaporkan aset bersih perusahaan pada biaya kininya dan untuk melaporkan
jumlah laba yang menggambarkan kekayaan bersih setelah pajak.

11
Ciri khas dari model biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga adalah
pengungkapan perubahan biaya kini dari aset moneter perusahaan setelah dikurangi inflasi.
Tujuannya adalah untuk memperlihatkan bagian perubahan nilai aset moneter yang melebihi
atau kurang dari perubahan daya beli umum. Dua pengungkapan yang lazim dimuat dalam
ekuitas pemegang saham biasanya ditafsirkan sebagai berikut : Kenaikan aset non moneter
akibat inflasi umum merupakan jumlah saldo yang harus dimiliki perusahaan agar mampu
menghadapi inflasi umum tersebut. Komponen kedua (misalnya kenaikan harga kini yang
melampaui inflasi umum) dianggap sejumlah pihak sebagai laba modal atas aset non moneter
yang belum direalisasikan. Kita berpendapat bahwa komponen terakhir ini bukan merupakan
laba, melainkan kenaikan biaya usaha yang harus dimiliki perusahaan untuk mempertahankan
kapasitas produksinya.

Group Modelo diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, disajikan ulang
sebagai berikut :

• Persediaan
Pos-pos ini dinilai berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama dan disajikan
ulang dengan menggunakan metode biaya penggantian atau manufaktur.
• Harga Pokok Penjualan
Penyajian ulang akun ini dinilai berdasarkan nilai persediaan yang dinyataan ulang.
• Aktiva Tetap
Pos-pos ini dicatat berdasarkan biaya akuisisi, dan disajikan ulang dengan
menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari Nasional Consumer Indeks/Indeks
Harga Konsumen Umum, sehingga menjadi nilai penggantian bersih yang sesuai
ditentukan oleh penilai ahli independent pada tanggal 31 Des 20XX, dan sesuai denga
tanggal akuisisi apabila pembelian dilakukan setelah tanggal tersebut.
• Depresiasi
Pos ini dihitung berdasrkan nilai penyajian ulang aktiva tetap, yang dipertimbangkan
ebagai dasar, perkiraan masa manfaat ditentukan oleh penilai independent.
• Penyajian ulang ekuitas pemegang saham
Akun ini disajikan ulang dengan menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari NCPI,
menurut umur atau tanggal kontribusinya.
• Ketidakcukupan dalam penyajian ulang ekuitas pemegang saham
Saldo akun ini disajikan dengan penjumlahan aljabar dari hasil kepemilikan aktiva
nonmoneter dan akumulasi hasil moneter ekuitas.
12
• Hasil dari kepemilikan aktiva nonmoneter
Pos ini menunjukka perubahan dalam nilai aktiva nonmoneter yang disebabkan oleh
hal selain inflasi.
• Akumulasi hasil moneter ekuitas
Pos ini merupakan hasil yang berawal dari penyajian awal angka-angka laporan
keuangan.

2.2 Akuntansi untuk Laporan Keungan dan Prubahan Harga


2.2.1 Pengungkapan Informasi Perubahan Harga
Di Indonesia belum ada standar akuntansi yang mengatur tentang pengungkapan
informasi perubahan harga secara khusus seperti dalam Statement of Financial Accounting
Standards (SFAS) 89 di Amerika. Namun secara teoritis, para pakar ekonomi menganjurkan
agar perusahaan sebaiknya dapat melaporkan pengaruh perubahan harga sebagai informasi
tambahan. Informasi yang perlu diungkap pada laporan keuangan ialah sebagai berikut
(Jatmiko, 2002):

1. Perubahan harga umum


a. Pendapatan dari usaha kontinyu yang disesuaikan dengan akibat
b. perubahan harga umum (general inflation)
c. Rugi atau laba daya beli dari elemen moneter.
2. Harga pokok sekarang
a. Pendapatan dari usaha kontinya berdasarkan harga pokok sekarang
b. umlah harga pokok sekarang dari persediaan barang, harta, pabrik dan alat-alat
pada akhir periode.
c. Kenaikan atau penurunan jumlah harga pokok sekarang dari persediaan, harta,
pabrik dan alat-alat, tanpa akibat inflasi.

Laporan-laporan di atas dicantumkan sebagai informasi tambahan, dan laporan


keuangan utamanya tidak diadakan perubahan-perubahan, yaitu tetap disusun atas dasar prinsip
biaya historis, Informasi tambahan yang perlu ditunjukkan (disesuaikan) dengan perubahan
harga hanya untuk persediaan barang, harta, pabrik dan alat-alat, harga pokok penjualan,
depresiasi, dan amortisasi. Tidak perlu dibuat penyesuaian terhadap pos- pos penghasilan,
biaya, rugi dan laba yang lain.

13
2.2.2 Kegunaan dari Informasi Tambahan
Istilah perubahan harga umum (general inflation) berarti suatu kenaikan dalam tingkat
harga-harga atau suatu penurunan dalam daya beli unit moneter. Hal ini umumnya merupakan
keadaan ekonomi pada hampir semua negara di dunia. Pengukuran yang dilakukan dalam
laporan keuangan konvensional dibuat berdasarkan rupiah nominal sehingga tidak mempunyai
cadangan langsung untuk variabilitas daya beli rupiah.Pemakai laporan keuangan memerlukan
adanya informasi tentang pengukuran-pengukuran yang dibuat dalam satuan yang mempunyai
daya beli sama (konstan). Untuk memenuhi kebutuhan ini perusahaan diminta untuk
menyajikan informasi tambahan yang menggunakan ukuran dalam satuan yang mempunyai
daya beli yang sama dengan menggunakan metode constant price level accounting.

Perubahan-perubahan dalam harga-harga barang-barang dan jasa- jasa tertentu juga


merupakan gambaran integral dari ekonomi modern (Jatmiko, 2002). Dalam keadaan seperti
ini laporan keuangan yang menggunakan dasar biaya historis tidak dapat menyajikan informasi
yang cukup bagi pembaca laporan keuangan karena laporan keuangan tersebut tidak
menunjukkan secara terpisah perubahan-perubahan harga aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan.

Untuk memenuhi kebutuhan informasi, perusahaan diminta untuk menyajikan


informasi tambahan yang menggunakan pengukuran berdasarkan pada harga pokok sekarang
untuk persediaan barang, harta, pabrik dan alat-alat. Metode ini disebut metode current cost
accounting. Tanpa adanya informasi tambahan yang menunjukkan akibat perubahan harga
umum dan perubahan harga lainnya terhadap kegiatan perusahaan, pemakai laporan keuangan
hanya memiliki pengetahuan terbatas tentang keberhasilan perusahaan di masa lalu dan
kemampuan untuk menaksir aliran kas di masa mendatang.

2.2.3 Langkah-Langkah Menyatakan Kembali Informasi Keuangan


Untuk menyatakan kembali informasi keuangan yang menggunakan prinsip biaya
historis menjac constant price level atau current cost, ada tujuh langkah yang perlu dilakukan.
Menurut Jatmiko (2002), langkah- langkah itu adalah sebagai berikut:

1. Menganalisa persediaan barang pada awal dan akhir periode, serta harga pokok
penjualan untuk menentukan tanggal timbulnya perolehan.
2. Menyatakan persediaan barang dan harga pokok penjualan dengan unit moneter
konstan dan harga pokok sekarang.

14
3. Menganalisa harta, aktiva tetap, biaya depresiasi, dan amortisasi yang berhubungan
untuk menentukan kapan diperolehnya aktiva tetap.
4. Menyatakan aktiva tetap, biaya depresiasi, dan amortisasi dengan unit moneter konstan
dan harga pokok sekarang.
5. Mengidentifikasi jumlah bersih elemen moneter pada awal dan akhir periode, serta
perubahan-perubahan yang terjadi selama periode itu.
6. Menghitung laba rugi daya beli dari elemen-elemen moneter netto.
7. Menghitung perubahan harga pokok sekarang untuk persediaan, harta, aktiva tetap dan
akibat-akibat dari kenaikan tingkat harga umum.

Standar akuntansi untuk laporan keuangan dengan perubahan harga pada Statement of
Financial Accounting Standards (SFAS) 89 meminta adanya ringkasan data finansial tertentu
selama lima tahun. Penyesuaian ringkasan lima tahun ini diminta karena dapat menyediakan
data yang dapat digunakan untuk mengukur trend dari pos-pos tertentu atau untuk menghitung
rasio-rasie.

Jatmiko (2002) berpendapat bahwa trend penjualan dengan rupiah konstan dapat
digunakan sebagai pedoman dalam mengukur sukses atau tidaknya suatu usaha penjuan
perusahaan di dalam situasi perubahan keadaan ekonomi dan adanya persaingan. Untuk
memperkirakan aliran kas di masa mendatang, suatu informasi dalam rupiah yang konstan
untuk pendapatan dari usaha kontinyu, rugi laba daya beli dari elemen moneter,
kenaikan/penurunan harga pokok sekarang aktiva merupakan dasar yang penting. Selain itu,
perhitungan rasio-rasio ini sangat berguna seperti price-earning ratio dalam rupiah konstan,
market rate of return dalam rupiah konstan dan lain-lainnya.

15
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perubahan harga yakni ketika harga barang dan jasa dalam suatu Negara mengalami
perubahan. Perubahan harga tersebut dapat berupa Kenaikan harga secara keseluruhan disebut
dengan inflasi (inflation), atau penurunan harga disebut deflasi (deflation).

Adapaun istilah akuntansi inflasi yaitu : Atribut, Penyesuaian biaya kini, Mekanisme
Penyesuaian, Ekuivalensi Daya Beli Umum, Laba dan rugi pembelian umum, Mata uang tetap
biaya historis, Keuntungan kepemilikan suatu investasi, Hiperinflasi, Inflasi, Aktiva Moneter,
keuntungan Moneter, Kewajiban Moneter, kerugian Moneter, Penyesuaian Modal Kerja
Moneter, jumlah Nominal, kewajiban non moneter, Aktiva Permanen, indeks Harga, Daya Beli,
biaya Penggantian, Mata Uang Pelaporan, Metode nyatakan kembali-translasikan, Fluktuatif,
perubahan Harga Khusus, Metode translasikan saji-ulang.

Laporan Keuangan Di Masa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan karena Selama


masa inflasi, nilai aset yang dicatat sesuai dengan biaya perolehannya jarang mencerminkan
nilai kini (yang lebih tinggi) dari aset tersebut. Dalam penelitian Frans Gideon (2004)
disimpulkan terdapat 2 (dua) hal atas dampak perubahan harga. Pertama peningkatan pada
saldo laba ditahan (rugi bersih) atau rugi bersih yang disajikan dalam laporan keuangan
berbasis harga perolehan menjadi overstatement, Kedua disimpulkan dari berbagai perubahan
rasio keuangan perusahaan setelah adanya penyesuaian perubahan harga dan manfaat yang
didapat antara lain: Liquidity ratio dan activity ratio, maupun profitability ratio, hampir tidak
terdapat

Hal-hal terkait inflasi yaitu : Laba dan Rugi Inflasi, Laba dan Rugi Modal, Akuntansi
Untuk Inflasi Di Luar Negeri, Menghindari Kejatuhan Ganda.

Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya
beli) disebut sebagai mata uang konstan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Jumlah
mata uang yang belum disesuaikan sedemikian rupa disebut sebagai jumlah nominal.

Untuk metode general price level accounting, perubahan harga diukur dengan beberapa
cara. Untuk metode constant dollar accounting di Amerika, perubahan harga diukur dengan
indeks harga menggunakan Consumer Price Index for All Urban Consumers (Evans, 1998).

16
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi konvensional dalam dua aspek utama yaitu
(1) Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini bukan biaya historis. (2) Kedua, laba
didefinisikan sebagai kekayaan bersih setelah pajak dari perusahaan.

Di Indonesia belum ada standar akuntansi yang mengatur tentang pengungkapan


informasi perubahan harga secara khusus seperti dalam Statement of Financial Accounting
Standards (SFAS) 89 di Amerika.

Istilah perubahan harga umum (general inflation) berarti suatu kenaikan dalam tingkat
harga-harga atau suatu penurunan dalam daya beli unit moneter.

Jatmiko (2002) berpendapat bahwa trend penjualan dengan rupiah konstan dapat
digunakan sebagai pedoman dalam mengukur sukses atau tidaknya suatu usaha penjuan
perusahaan di dalam situasi perubahan keadaan ekonomi dan adanya persaingan.

3.2 Saran

Meskipun Kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan RMB ini, akan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu Kami perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan Kami.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

A priyono 2004. https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/16782/bab%201-


5.pdf?sequence=2&isAllowed=y. Skripsi.

Berman, Barry, and Evans, Joel R. 1998. Retail Management, A Strategic Approach. Prentice
Hall International, Inc. London.
Choi, Frederick. D. S. dan Gary K. Meek.2012.International Accounting Edisi 6 Buku
1.Jakarta: Salemba Empat.
Frederick D.S. Choi dan Gary K. Meek. 2010. International Accounting, 6th ed. Buku 2.
Jakarta: Salemba Empat.
Gideon, Frans. (2004). Dampak perubahan harga terhadap informasi yang terdapatpada
laporan keuangan yang tersaji berbasis harga perolehan.

18

Anda mungkin juga menyukai