Disusun oleh :
JENI (B11.2018.05056)
CINDY ARIYANI UTAMI (B11.2018.05006)
VELLIYA PUJIANTI (B11.2018.05007)
Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul “ PENENTUAN NILAI TUKAR & TEORI
KESEIMBANGAN INFLASI, SUKU BUNGA DAN NILAI TUKAR “ ini dapat
diselesaikan sebagaimana yang ditugaskan dalam memenuhi salah satu tugas mata kuliah
ekonomi internasional. Tidak lupa kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen
pengampu yang telah memberikan bimbingan serta ilmu pada mata kuliah ekonom
internasional yang bermanfaat dalam penyusunan makalah ini.
Tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu, dengan senang hati
dan tangan terbuka, kami menerima segala kritik maupun saran dari para pembaca yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi para pembaca.
Semarang, 2019
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................1
C. TUJUAN......................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. TEORI KESEIMBANGAN NILAI TUKAR..............................................................2
B. KLASIFIKASI DAN TEORI PENENTUAN NIALAI TUKAR...............................2
1. Covered Interest Rate Parity (CIRP/IRP/CIP).........................................................2
2. Uncovered Interest Rate Parity (UIRP/UIP)............................................................3
3. Uncovered Vs Interest Rate Parity (UIRP vs CIRP)...............................................3
C. JENIS – JENIS PERNENTUAN NILAI TUKAR......................................................4
1. Purchasing Power Parity (PPP)................................................................................4
2. Trade Balance..........................................................................................................6
3. Teori Pendekatan Moneter (Monetery Approach)...................................................6
4. Portfolio Balance Approach.....................................................................................8
D. TEORI KESEIMBANGAN INFLASI, SUKU BUNGA DAN NILAI TUKAR......8
1. Pengertian Suku Bunga............................................................................................9
2. Arbitrase.................................................................................................................10
3. Interest Rate Parity (IRP).......................................................................................11
4. Purchasing Power Parity (PPP)..............................................................................12
5. Internasional Fasher Effect(IFE.............................................................................13
6. Fisher Effect (FE)..................................................................................................14
7. HUBUNGAN NILAI TUKAR DAN SUKU BUNGAN......................................15
BAB III.....................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................16
A. KESIMPULAN.........................................................................................................16
B. SARAN......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nilai tukar suatu mata uang merupakan salah satu alat untuk menganalisis
perekonomian suatu negara. Penentuan nilai tukar suatu mata uang (excahange rate
determination) dilakukan dengan suatu pendekatan. Beberapa teori yang memberikan
landasan mengenai faktor yang menentukan nilai adalah teori pendekatan
perdagangan terhadap pembentuan kurs, toeri paritas daya beli teradap pembentukan
kurs, teori moneter terhadap pembentukan kurs, teori pendekatan aset terhadap
pembentukan kurs, dan teori pendekatan keseimbangan portofolio tehaap
pembentukan kurs.
Inflasi merupakan peroses kenaikan harga umum secara terus menerus.
Kejadian inflasi akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Hal ini
terjadi kerenakan dla inflasi akan terjadi penurunan tingkat pendapatan. Inflasi terjadi
kalau proses kenaikan harga yang terus menerus dan saling mempengaruhi. Oleh
karna itu Inflasi dapat mempengaruhi naik turunnyaharga saham dipasar modal. Naik
turunnya harga saham ini akan tercermin pada indeks Harga saham.
Suku Bunga adalah persentasi tertent yang diperhitungankan dari pokok
pinjaman yang harus dibayarkan oleh debitur dalam periode tertentu, dan diterima
oleh kreditur sebagai imbal jasa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja jenis-jenis penentuan nilai tukar?
2. Apa faktor yang menentukan nilai tukar?
3. Menjelaskan teori keseimbangan insflasi, suku bunga dan nilai tukar?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui jenis-jenis dari penentuan nilai tukar.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan nilai tukar.
3. Untuk mengetahui kejelasan dari teori keseimbangan insflasi, suku bunga dan
nilai tukar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
uang tersebut dan melakukan hedging (melalui kontak forward) atas risiko mata uang dengan
melakukan transaksi nilai tukar saat ini dan nilai tukar masa depan secara bersamaan.
3
Dengan adanya risiko, maka terdapat beberapa yang memiliki imbalan tingkat pengembalian
yang lebih tinggi.mereka akan tertarik pada aset yang memiliki tingkat penghasilan yang
lebih tinggi sebagai kompensasi atas pemilihannya pada aset yang berisiko.
Hedging. Bukti alin adanya riks premium adalah investor akan melindungi investasnya
terhadap risiko mata uang (currency risk) dengan instrumen forward (forward exchange
market) atau dengan demikian investor melakukan perlindungan terhadap paritas suku bunga
(adanya covered interest rate parity). Jika asumsi perlindungan terhadap nilai tukar
diperhatikan, maka berlaku hubungan:
i = i* + (Fo – S)/S
Dimana: i = suku bunga domestik, i* = suku bunga non-domestik, Fo = fordward premium
on foreign exchange dan S = foreign exchange rate.
4
1. Hukum Satu Harga
Paritas daya beli fersi absolut mengatakan bahwa kurs valas dinyatakan dalam nilai harga di
dua Negara.
Rumus : St = Pt / P*t
Dimana Pt dan P*t masing – masing adalah harga rata-rata tertimbang dari kkomoditi pada
periode t Di dua Negara ( Tanda “ * “ menunjukan luar negeri ). Dengan kata lain , paritas
daya beli absolut menerangkan bahwa kurs sport di tentukan oleh harga relative dari sejumlah
barang yang sama ( Ditunjukan oleh indeks harga ).
Contoh :
Harga satu stel jeans ( jaket + celana ) di AS adalah US$50 dan di Indonesia sebesar Rp.
500.000, maka kurs antara US$ dengan rupiah adalah US$ 1= Rp. 10.000. Jadi kurs tersebut
didasarkan pada perbandingan purchasing power parity ( PPP ) Sebagai berikut :
5
Rp 500.000 ,−¿ stel 3
PPP = US $ 100 ×2
Rp 500.000 ,−¿ stel
= US $ 100 = Rp.500.000
Jadi kurs dolar dengan rupiah pada kasus ini adalah US $ 1= RP 5.000. versi relative
purchasing power parity terutama membahas mengenai pergerakan perubahan nilai tukar dan
hubungan dengan inflasi.
Sementara itu, paritas daya beli relatif (relative) mengatakan persantese perbulan kurs
nominal akan sama dengan perbedaan inflasi diantara kedua Negara. Dinyatakan dalam
konteks mendatang (ex ante trems),harapan perubahan kurs valas sama dengan harapan
perbedaan inflasi.
2. Trade Balance
Berdasarkan teori ini, tukar di hitung melalui pertukaran dan barang jasa antar negara
artinnya bahwa nilai tukar atau kurs antar dua mata uang dari dua Negara di tentukan oleh
besar-kecilnya perdagangan barang dan jasa yang berlasung antara di dua Negara tersebut.
Teori ini bisa disebut sebagai pendektan perdagangan (trade approach) atau pendekatan
elastisitas terhadap pembetukan kurs ( elascity aapproach to exchange rate determination),
(Salvatore,1997).
Menerut pendekatan ini, kurs equilibrium adalah kurs yang akan menyimbangkan
nilai impor dan ekspor (NX) dari suatu Negara. Jika nilai impor Negara tersebut lebih besar
ketimbang nilai ekspornya (artinya Negara yang bersangkutan mengalami difisit
perdagangan) maka kurs mata uangnya akan mengalami peningkatan (mengalami depresiasi
atau penurunan nilai tukar). Sebaliknnya,apabila nila ekspor melebihi nilai impornya maka
mata uang Negara tersebut akan mengalami apresiasi nilai tukar.
6
Merupakan pengembangan yang paling sederhana dari teori purchasing power parity.
Berdasarkan teori tersebut variabel-variabel yang memengaruhi nilai tuakar adalah money
supply, pendapatan dan tingkat suku bunga, yang dalam bentuk reduced form dapat ditulis
sebagai berikut:
St = mt – mt* - α1 yt + α2 yt* + α3 rt – α4 rt
Dimana s adalah spot rate, m adalah money supply, y adalah pendapatan dan t adalah tingkat
suku bunga (simbol * mewakili variabel luar negeri).
Dari persamaan tersebut dapat dinyatakan bahwa bila terdapat peningkatan jumlah
uang yang diedarkan maka nilai tukar akan terdepresiasi dalam proporsi yang sama.
Sedangkan perubahan pendapatan akan berpengaruh terhadap nilai tukar karena adanya
kenaikan pendapatan akan menyebabkan permintaan uang untuk transaksi meningkat.
Dengan asumsi jumlah uang beredar tetap maka nilai tukar akan terapresiasi sebesar
elastisitas pendapatannya. Hal yang sama juga akan berlaku apabila terdapat peningkatan
suku bunga domestik.
2) Sticky – Price Monetary Approach (SPMA)
Studi empiris memperlihatkan bahwa pendekatan FLMA dalam jangka pendek masih
memperlihatkan beberapa kelemahan. Sehubungan denagn itu, Dornbusch telah melakukan
modifikasi dengan memasukan asumsi adanya penyesuaian yang lebih lambat dipasar barang
dibandingkan dengan dipasar uang bila terjadi perubahan kebijakan atau shocks di dalam
perekonomian, atau dengan kata lain terdapat kekakuan harga (price rigidity) dalam jangka
pendek.
Dornbusch mengakui bahwa PPP berlaku dalam jangka panjang dan permintaan uang
sama dengan penawaran. Ipplikasinya dalam jangka pendek real exchange rate dan suku
bunga dapat berfluktuasi dan keseimbangan jangka panjangnya, kebijakan moneter dapat
mempengaruhi variabel riil. Bentuk persamaan SPMA dapat dituliskan sebagai berikut :
st = β0 + β1 (mt –mt*) + β2 (yt – yt*) + β3 (rt – rt*) + β4 (μt – μt*) + et
dimana s, m,μ, r dan y masing-masing adalah nilai tukar, money supply, inflasi, tingkat suku
bunga dan pendapatan. Adanya kekakuan harga dalam jangka pendek juga membawa
implikasi nilai tukar akan mengalami overshooting. Artinya, nilai tukar mengalami perubahan
(apresiasi dan depresiasi) yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat perubahan yang
diperlukan untuk mencapai kondisi kseimbangan dengan tingkat perubahan yang diperlukan
untuk mencapai kondisi keseimbangan jangka panjang, sehingga penyesuaian menuju
keseimbangan jangka panjang yang baru berada dalam arah yang berbeda dari arah yang
terjadi pada awalnya.
Dalam praktiknya, model pendekatan moneter kekakuan harga dapat menjelaskan
terjadinya overshooting yang sering kali terjadi dalam praktik sehari-hari. Dengan
memperhatikan dasar teori yang digunakan, maka model ini lebih sesuai untuk diterapkan di
negara kecil yang bertindak selaku price taker, baik dipasar keuangan maupun di pasar
barang, menerima suku bunga dan harga barang-barang sebagai sesuatu yang given.
Selain itu, medel ini juga masih menggunakan asumsi-asumsi yang berlaku bagi model
moneter, kecuali asumsi barang domestik dan barang luar negeri tidak bersifat substitusi
sempurna,sehingg flexibilitas harga tidak berlangsung sempurna. Harga barang hanya dapat
menyesuaikan diri menuju ke keseimbangan beru setelah time-lag tertentu sehingga terdapat
biaya penyesuaian yang timbul akibat kurang sempurnanya informasi yang diterima.
7
Keseimbangan harga baru dalam jangka panjang, dimana PPP (purchasing power parity)
berlaku, mengisyaratkan bahwa efek jangka panjang dari perubahan money supply adalah
identik dengan model moneter.
Model yang dikemukakan oleh Branson (1989) ini didasarkan pada anggapan bahwa
penduduk akan mendiversifikasi uangnya kedalam beberapa bentuk portofolio sebagai
tindakanya yang enggan untuk mengambil risiko (risk aversion). Penduduk akan
menggunkan sebagian uang atau kekeyaan dari penghasilannya ini untuk
dibelanjakan,sebagian sebagai uang kas (cash) dan sisanya untuk ditabung (saving). Baik
dalam bentuk kas maupun tabungan, penduduk dapat memilikinya dalam dua bentuk pilihan
mata uang yaitu dalam mata uang domestik dan mata uang non-domestik. Keempat jenis
portofolio ini secara agregat akan mempengaruhi pergerakan stok uang beredar di dalam
sistemekonomi terbuka. Kebijakan bank sentral terhadap sistem ini akan mengubah struktur
uang beredar, perubahan pada suku bunga dan nilai tukar. Analisis moneter berdasarkan
empat jenis portofolio ini merupakan konsep inti dari model Portfolio Balance Approach.
Teori modern tentang nilai tukar (exchange rate) menyatakan bahwa nilai tukar tidak
lagi ditentukan terutama oleh permintaan akan mata uang asing (foreign currency) melalui
perdagangan barang dan jasa, tetapi lebih kepada bagaimana para pemilik uang menempatkan
kekayaannya pada berbagai bentuk aset. Pada tahap pertama, pemilik uang akan membagi
asetnya kedalam bentuk kas yang sangat likuid untuk memenuhi transaksi kebutuhan primer
dan sisanya disimpan kedalam aset yang kurang likuid tetapi menghasilkan bunga (interest-
bearing assets). Aset yang terakhir ini kerap disebut bond. Tahap kedua, pemilik aset akan
mencoba untuk spekulasi dan berjaga-jaga dengan membagi sebagian asetnya tadi kedalam
berbagai mata uang lain selain domestic currency yaitu membaginya kedalam foreign
currency.
8
daya beli saat meimpor barang dari
negara asing.
Paritas suku bunga Premi ( atau perbedaan suku Kurs forwardsuatu mata uang
(Interest-Rate bunga diskon ) kurs forward terhadap mata uang lain akan
Parity / IRP ) mencangkuppremi ( diskon )
yang di tentukan oleh perbedaan
suku bunga diantara kedua negara.
Akibatnya, arbitrase perlindungan
suku bunga akan menghasilkan
pengembalian yang tidak lebih
tinggi dibandingkan investasi
domesti.
Dampak Fisher Persentase perbedaan tingkat Kurs spot suatu mata uang
internasional suku perubahan bunga pada terhadap mata uang lain akan
( internasioal fisher kurs spot berubah sesuai dengan perbedaan
Effect / IFE ) suku bunga antara kedua negara
terkait. Karenanya, pengembalian
dari sekuritas pasar uang asing
yang tidak dilindungi ( uncovered )
secara rata-rata tidak akan melebihi
pengembalian atas sekuritas pasar
uang domestik dari sudut pandang
investor dari negara asal.
Meskipun teori paritas suku bunga (Interest Rate Parity/IRP), Paritas daya beli (Purchasing
Power Parity/PPP) ,dan dampak fister internasional (International Fisher Effect/IFE) terkait
dengan penentuan kurs , namun mereka memiliki implasi yang berbeda. Teori IRP
mempelajari mengapa kurs forward berbeda dengan kurs spot dan tingkat perbedaan yang
seharusnya terjadi.
9
b) suku bunga mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi dan karena itu mempengaruhi laba
perusahaan.
Menurut Hubbard ( 2005 ), bunga adalah biaya yang harus di bayar borrower atas pinjman
yang diterima dan imbalan bagi lender atas investasinya. Suku bunga mempengaruhii
keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menabung untuk
membeli rumah. Sementara, Kern dan Guttman (1992) menganggap suku bunga merupakan
sebuah harga dan sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan oleh
interaksi antara permintaan dan penawaran.
2. Arbitrase
Secara pragmatis, arbitrase dapat didenifinisikan sebagai tindakan pelaku ekonomi
mengambil untung dari ketidaksesuaian harga-harga yang sedang berlaku pada pasar uang.
Arbitrase adalah suatu tindakan yang dilakukan para pemain Valuta Asing (Arbitrageur) ,
memanfaatkan adanya perbedaan kurs mata uang.Dalam prakteknya dikenal sebagai jenis
diantaranya adalah Covered Interest Arbitrage ( CIA) dan Triangular Arbitrage ( CIA).
Covered Interest Arbitrage adalah suatu investasi jangka pendek diluar negeri yang
diikuti dengan penjualan forward valuta yang mendominasi investasi. Covered Interest
Arbitrage memerlukan investasi (baik meminjam dana atau memilih sendiri) diluar negeri
dan pada saat yang sama membentuk perlindungan dar resiko nilai tukar. Para investor dapat
menggunakan dana mereka sendiri. Covered Interest Arbitrage (CIA) menunjukan adanya
peluang keuntungan akibat tidak seimbangnya tingkat bunga ( baca IRP) dengan rate yang
ditawarkan.
Contoh :
Menggunakan angka-angka untuk mengilustrasikan bagaimana covered interest arbitrage
berlangsung.
1. Anda memiliki $1.000.000 untuk diinvestasikan
2. Kurs spot dari pound adalah $2,00
3. Kurs forward dari pound adalah $2,00
4. Suku bunga depositi berjangka 90 hari di AS adalah 2%
5. Suku bunga deposito berjangka 90 hari di inggris adalah 4%
Berdasarkan informasi ini ,kita bisa mengkonversikan $1.000.000 ke dalam £500.000 ini
pada subuah bank inggris dengan suku bunga 4%,dan pada saat yang sama mendatangani
kontrak forward dengan bank tersebut untuk menjual pound pada $2,00 setelah 90 hari.Pada
saat deposito jatuh tempo, kita akan menerima £520.000 (£500.000 x 4% ) .kurs spot pound
pada saat deposito jatuh tempo tidak lagi penting, karena anda sebelumnya telah mengunci
kurs melalui kontrak forward. Berbasis kurs forward sebesar $2,00, anda bisa
mengonversikan £520.000 menjadi £1.040.000. Dengan demikian anda menerima
pengembalian 4% selama periode 3 bulan, yakni 2% diatas pengambilan deposito di AS.
Selain itu, pengambilan dari deposito luar negeri ini telah dikunci melalui kontrak forward,
karena anda tahu pada saat membuka deposito, berapa bentuk arbitrasi yang lain , kekuatan
pasar yang muncul karena aktivitas covered arbitrage akan mendorong pelurusan nilai tukar
dan suku bunga.
10
Triangular arbitrage adalah tindakan untuk mengambil keuntungan dari ketidaksuaian dalam
pasar valas, yaitu saat kurs silang yang dikuotasikan dipasar tidak sama dengan kurs silang
yang seharusnya muncul dalam kondisi ekuilibrium.Triangular arbitrage merupakan
tindakan untuk memanfaatkan perbedaan dimana kurs valas yang ditetapkan tidak sama
terhadap kurs valas yang seharusnya terjadi saat keseimbangan.
Dengan pengaturan ulang istilah , kita dapat mengetahui premi forward mata uang asing
dalam kondisi IRP :
( 1 + if )(1 + P) - 1 = id
( 1 + if )(1 + P) = (1 + id)
(1+i d) (1+i d)
(1+P)= Maka p = -1
(1+i f ) (1+i f )
Contoh :
Asumsi bahwa tingkat bunga peso meksiko selama enam bulan 5 persen., sedangkan tingkat
bunga dolar AS selama enam bulan sebesar 5 persen. Dari sudut pandang investor AS, dolar
AS adalah mata uang domestik . Menurut IRP, tingkat forward premi peso terhadap dolar AS
diperkirakan sebesar
(1+ 0,04)
P= –1
(1+ 0,05)
11
= 0,952, atau -0,952% ( tidak disetahunkan )
Dengan demikian peso harus menunjukan diskon forward sekitar 0,952 persen . ini bearti
bahwa investor AS akan menerima 0,952 persen lebih saat menjual peso enam bulan dari
sekarang ( berdasarkan penjualan forward ) dari pada harga yang mereka bayar untuk peso
hari ini dikurs spot. Diskon akan mengimbangi keuntungan suku peso.jika kurs spot peso
adalah $0,11 , diskon forward dari 0,952 persen bearti bahwa tingkat forward enam lalu
adalah :
F = S (1 + p ) = $0,11 ( 1 – 0,00952 ) = $0,10895
Paritas suku bunga( interest rate parity-IRP) adalah ketika kekuatan pasar memaksa
perubahan suku bunga dan kurs nilai tukar sedemikian rupa sehingga arbitrase perlindungan
suku bunga (coverest interest arbitrage) tidak dapat dilakukan lagi dan terjadi keseimbangan.
Pada perkembangan tersebut, kurs forward berbeda kurs spot pada jumlah tertentu yang dapat
mengkonpensasi perbedaan suku bunga antara dua mata uang. Jika kurs forward lebih kecil
dibandingkan kura spot, secara impilisit hal ini menjunjukan bahwa terdapat diskon atas
forward.
Untuk menentukan secara khusus apakah hukum paritas suku bunga berlaku, perlu untuk
membandingkan kurs forward(dikon). Dengan kurs suku bunga yang terjadi pada waktu yang
sama. Jika kurs suku bunga dan forward tidak terjadi pada waktu yang sama maka hasilnya
akan terdistorsi.
12
Dimana nilai ef merupakan persentase perubahan nilai mata uang asing. Menurut PPP
perubahan persentase dalam mata uang asing (ef) harus berubah dalam menjaga paritas dalam
indeks harga baru dari kedua negara. Kita harus mencari e f dalam kondisi PPP dengan
menetapkan rumus baru untuk indeks harga dari negara asing. Rumus ini sama dengan rumus
untuk indeks baru dari negara asal, sebagai berikut.
Pf (1 + If)(1 + ef) = Pd (1 +Id )
Pd (1+ I d) Pd (1+ Id )
(1 + ef) = atau ef =
P f (1+ If ) P f ¿¿
Karena Pd sama dengan Pf ( indeks harga diasumsikan sama di kedua negara ), maka Pd dan
Pf dihilangkan
(1+ Id )
ef = −1
(1+ I f )
Contoh penggunaan PPP untuk memprediksi kurs
Asumsikan bahwa nilai tukar berada dalam ekuilibrium awalnya. Kemudian mata uang lokal
(domestik) mengalami inflasi sebesar 6 persen, sedangkan negara asing mengalami tingkat 4
persen inflasi. Menurut PPP, mata uang asing menyesuaikan sebagai berikut:
(1+ Id ) 1+ 0,06
ef = −¿ 1 = −¿ 1= 0,01923 atau 1.92%
(1+ I f ) 1+ 0,04
Jadi, menurut contoh ini, mata uang asing harus terapresiasi sebesar 1,92 persen untuk
mengimbangi inflasi yang lebih tinggi dari negara asal relatif terhadap negara asing. Jika
perubahan kurs terjadi, indeks harga dari negara asing akan setinggi indeks di negara asal dari
perspektif konsumen negara asal. Meskipun inflasi lebih rendah di negara asing, apresiasi
mata uang asing mendorong indeks harga negara asing naik dari perspektif konsumen di
negara asal.
13
dari satu tahun. Tingkat bunga nominal diAustralia adalah 13 persen mengingat bahwa
investor di Australia juga memerlukan pengembalian riil 2 persen . tingkat inflasi yang
diharapkan diAustralia harus 11 persen. Menurut teori PPP, dollar Australia diperkirakan
akan terdepresiasi sekitar 5 persen terhadap dollat AS (karena tingkat inflasi Australia 5
persen lebih tinggi). Oleh karena itu, investor indonesia tidak akan mendapat keuntungan dari
investasi di Australia kaarena 5 persen perbedaan suku bunga akan diimbangi oleh investasi
dari mata uang yang diperkirakan berniali kurang dari 5 pesen pada akhir preode investasi.
Kelemahan dari IFE ,ini adalah adalah bawah fluktuasi nilai tukar tidak di pengaruhi
oleh suku bungga, dan tinggkat inflasi tapi juga oleh faktor-faktor lain,sehingga pengaruh
suku bunga kdang membingungkan. Teori dampak fisher internasional (international fisher
effect.IFE) ini menggunakan tingkat suku bungan sebagai pengganti perbedaan inflasi.untuk
menjelaskin mengapan kurs berubah sepanjang waktu.namun teori ini sangat terkait dengan
teori PPP karena suku bunga sering kali sangat terkait dengan tingkat inflasi.aplikasi
IFE.digunakan dalam contractual hedging. Forward market hedge dan money market
hadge.conrtactual unhedging merupakan tindakan dalam pertukaran mata uang dengan
berdasarkan pada rate setempat.
14
mengganggu keseimbangan antara permintaan dan penawaran, maka suku bunga jangka
panjang dapat lebih rendah dari suku bunga jangka pendek.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nilai tukar suatu mata uang merupakan salah satu alat untuk menganalisis perekonomian
suatu negara. Penentuan nilai tukar suatu mata uang (excahange rate determination)
dilakukan dengan suatu pendekatan. Dalam teori keseimbangan nilai tukar meskipun mudah
untuk mengukur persentase perubahan nilai suatu mata uang, namun sulit untuk menjelaskan
mengapa perubahan terjadi atau memprediksi bagaimana kurs akan berubah dimasa depan.
Dalam makalah ini telah dijelaskan jenis-jenis penentuan nilai tukar dimana kita dapat
mengetahui maksud dari penentuan nilai tukar. Dalam teori keseimbangan inflasi,suku bunga
dan nilai tukar kita dapat mengetahui beberapa teori yang menjelaskan hubungan beberapa
variabel dari teori tersebut.
B. SARAN
Bagi pembaca setelah membaca makalah ini diharapkan dapat mengetahu lebih tentang jenis-
jenis penentuan nilai tukar dan teori keseimbangan dari inflasi, suku bunga dan nilai tukar,
dan mengetahui hubungan antara nilai tukar dan suku bunga.
16
DAFTAR PUSTAKA
17